Pengaruh Kepemimpinan Setempat dan Keterampilan PPL terhadap Sikap Petani Dalam Membentuk Perilaku yang Mencerminkan Hubungan yang Melembaga Dengan KUD Survei di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

PENGARUH KEPEMIMPIWAN SETEMPAT DAN KETRAMPILAM
PPL TERHADAP SlKAP PETANI DALAM MEMBENTUK
PERILAKU YANG MENCERMIHMN HUBUNGAN
YAWG MELEMBAGA
DENGAN KUD
.-/E
15'

t i

. & p * $ 6

'

1

DISERTASI

oleh

S O E K I J A T


F A K U L T A S PASCASARJANA

INSTITUT P L R T A N I A N BOQOR

1987

PENGARUH KEPEMIMPINAN SETEMPAT DAN KETRAMPILAN
PPL TERHADAP SIKAP PETANI DALAM MEMBENTUK
PERILAKU YANG MENCERMINKAN HUBUNGAN
YANG MELEMBAGA DENGAN KUD

SURVAI DI KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

oleh
SOEKIJAT

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor

Bidang Keahlian Penyuluhan Pembangunan

FAKULTAS PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1987

Judul disertasi : PENGARUH KEPEMIMPINAN SETEMPAT DAN KETRAMPITAN
PPL TERHADAP SIKAP PETANI DALAM MEMBENTUK
PERILAKU YANG MENCERMINKAN HUBUNGAN
YANG MELEMBAGA DENGAN KUD :
SURVAI DI KABUPATEN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Nama mahasiswa
Nomor pokok

:
:

Soekijat
80558

Menyetujui
1. K isi Pembimbing

P"

Ketua

Anggota

Prof. Dr Achmad Sanusi
Anggota

r,
--

--

Prof. S. Pramoetadi
Anggota


Dr lujun Suriasumantri
Anggota

2, Ketua Program Studi
Penyuluhan Pembangunan

1

Anggota
3. Dekan
Fakultas Pascasarjana

/

Prof. Dr R.,,. rgono Slamet

U: 7 MARET 1987
Tanggal Lulus

Prof. Dr Edi Guhardja


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei
1927. Orang tuanya adalah Sadjinah dan Soemadi Joedosoetjipto,
.
Lulus pendidikan : Sekolah Dasar tahun 1939, Sekolah
Dagang tahun 1941, Sekolah Teknik bagian Kimia sampai kelas
IV (th,1948), Sekolah Menengah Atas bagian B tahun 1952.
Ijazah Pendidikan Tinggi : Baccalaureat diperoleh dari Fakultas Paedagogik Universitas Gadjah Mada tahun 1958, Sarjana
Administrasi Negara dari STIA-LAN tahun 1965, Master of Education dari Department of Higher and Adult Education University of Missouri Arnerika Serikat tahun 1971,
Pernah mengajar di SMA Kolese de Britto tahun 19541958, Pada tahun 1958 penulis dipanggil oleh Kementerian Pendidikan dan Pengajaran dan ditempatkan bekerja pada Jawatan
Pendidikan Masyarakat. Pada tahun 1962 ia dipindahkan ke Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, kemudian diangkat sebagai Pembantu Pribadi Menteri Prof.Dr Tojib Hadiwidjaja, Selanjutnya pada tahun 1964 diangkat sebagai Sekretaris Pribadi Menteri Brigjen Dr Sjarif Thajeb,
Pernah mengikuti Seminar Koperasi yang diselenggarakan
oleh University of Wisconsin tahun 1969, Seminar Pembangunan
Masyarakat yang diselenggarakan oleh University of Missouri
tahun 1969, Seminar Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh
International Student Center di Los Angeles tahun 1969, Seminar Kepemimpinan di University of Wisconsin tahun 1970,
Seminar Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Negara Bagian Georgia di Atlanta tahun 1970. Workshop Komunikasi yang diselenggarakan di Ohio oleh Michigan State University pada tahun 1972, Seminar Manajemen yang diselenggarakan oleh USAID bekerjasama dengan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan pada tahun 1982 di Jakarta,

Penulis mempunyai seorang istri dan dua anak laki-lqki,
Dengan Keputusan Menteri Veteran Noa80/Kpts/MUV/1961 tanggal
27 Oktober 1961 ia diakui sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan
Repub 1ik Indonesia,

PERNYATAAN PENGHARGAAN DAN UNGKAPAN RASA

TERIMA KASIH

Dengan ucapan p u j i syukur ke H a d l i r a t Tuhan Y , M , E , ,
s e l e s a i l a h d i s e r t a s i i n i karena limpahan k a r u n i a dan n i O m a t
daripada-Nya,
D i s e r t a s i yang pada hakekatnya merupakan sebagian
d a r i tugas a k h i r p e n u l i s dalam rangka penyelesaian pendidikan program d o k t o r , betapapun k e c i l a r t i dan maknanya, keberadaannya

t a k akan t e r u j u d tanpa adanya bantuan yang berupa

pemikiran dan tenaga d a r i berbagai pihak, Karena i t u sudah
sepantasnya dan l a y a k l a h rasanya, j i k a p e n u l i s mempergunakan kesempatan i n i untuk menyampaikan penghargaan dan ungkapan r a s a terima k a s i h kepada semua pihak yang t e l a h memberikan bantuan, baik yang sempat d i s e b u t maupun yang t i d a k ,
karena t e r l a l u banyak untuk disebutkan s a t u - p e r s a t u ,

Pertama-tama, r a s a terima k a s i h dan penghargaan pen u l i s disampaikan kepada Bapak-bapak Direktur J e n d e r a l Pendidikan Tinggi, Direktur Pembinaan Sarana Akademis D i t j e n
Pendidikan Tinggi, Ketua T i m Manajemen Program Doktor, Rekt o r I n s t i t u t P e r t a n i a n Bogor, Dekan Fakultas Pascasarjana
I P B , Ketua Jurusan Penyuluhan Pembangunan, yang t e l a h b e r -

kenan memberikan kesempatan dan kemudahan b a g i p e n u l i s untuk mengikuti pendidikan d i Fakultas Pascasarjana I n s t i t u t
P e r t a n i a n Bogor, Rasa terima k a s i h juga disampaikan kepada
Rektor I K I P J a k a r t a , Rektor I K I P Bandung, Dekan Fakultas

Pascasarjana IKIP Jakarta, Dekan Fakultas Pascasarjana IKIP
Bandung, yang telah memperkenankan penulis mengikuti beberapa program perkuliahan di FPS yang bersangkutan,
Selanjutnya penghargaan dan rasa terima kasih disampaikan kepada Komisi Pembimbing yang diketuai oleh Dr H , Darwis So Gani dan anggota-anggotanya Prof, S o Pramoetadi, Prof,
Dr Sediono M O P , Tjondronegoro, Prof, Dr Achmad Sanusi, Dr

Jujun Suriasumantri, Dr Sudjana yang dengan penuh keikhlasan
dan kesungguhan, beliau-beliau itu secara tekun dan cermat
telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis sejak
mengawali sampai dengan mengakhiri pendidikan program doktor
ini,
Dalam hubungannya dengan pengumpulan data di lapangan,
penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada pejabat-pejabat di lingkungan


-

:

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam
ha1 ini kepada Kepala Direktorat Sosial Politik Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Kantor Sosial Politik Kabupaten Sleman, para Camat dan Lurah serta Kepala Dukuh se-Kabupaten Sleman, Kepala Kantor Sosial
Politik Kabupaten Bantul, Camat-Camat Jetis, Bambang
Lipuro, Kretek di Kabupaten Bantul dan para Lurah serta
Kepala Dukuhnya.

-

Direktur Bina Penyuluhan Koperasi Departemen Koperasi
di Jakarta, Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Kantor Departemen Koperasi Kabupaten Sleman, Kepala Kantor Departemen Koperasi Kabupaten Bantul, Pengurus PUSKUD
Mataram, Pimpinan KUD se-Kabupaten Sleman; KUD Tani
Mulyo, KUD Tani Makmur dan KUD Jetis di Kabupaten Bantulo


-

Pimpinan Proyek Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan
Departemen Pertanian di Jakarta, Kepala Kantor Wilayah
Departemen Pertanian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, Kepala-kepala Balai Penyuluhan Pertanian Sleman, Seyegan, Pakem, Berbah, para PPM dan PPL
se-Kabupaten Sleman; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Bantul ,
Rasa terima kasih ini disampaikan atas bantuan yang
diberikan selama survai pendahuluan, ujicoba instrumen,
dan pengumpulan data,

-

Penghargaan dan terima kasih disampaikan juga kepada
Direktur beserta Staf Pimpinan Akademi Pembangunan Masyarakat Desa di Yogyakarta, yang telah berkenan memperbantukan 12 orang mahasiswanya

(

tahun ke 11, 111,


dan yang telah lulus ujian akhir lokal

)

dalam rangka

pengumpulan dan pengolahan data. Dalam hubungan ini
penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan

vii

kepada para mahasiswa tersebut yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian,

-

Kepada semua responden di Kabupaten Sleman
nelitian utama

)


(

waktu pe-

dan responden di Kecamatan-kecamatan

Jetis, Bambang Lipuro, dan Kretek

(

waktu ujicoba

)

di-

sampaikan terima kasih atas kesediaan menerima dengan
penuh keramahan dalam membantu pelaksanaan penelitian.
Kepada para Dosen dan semua pegawai FPS IPB, FPS IKIP
Jakarta, FPS IKIP Bandung, penulis menyampaikan penghargaan
dan terima kasih atas bimbingan serta bantuan yang telah diberikan kepadanya selama mengikuti pendidikan di ketiga FPS
tersebut di atas.
Kepada Rektor Universitas Kristen Satya Wacana, Direktur Pusat Pelayanan Komputer beserta segenap staf, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas bantuan
yang telah diberikan dalam pemrosesan data,
Secara khusus penghargaan dan terima kasih disampaikan kepada istri tercinta dan anak-anak tersayang, Sri Hartati, Suryo Haryono dan Sri Wahyudi, yang dengan penuh
pengertian selalu memberi dorongan dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pendidikan dengan lancar
dan selamat,
Akhirnya kepada Tuhan jualah dikembalikan segala sesuatunya, agar beliau-beliau yang telah berkenan memberikan
perhatian dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan

viii

program studinya mendapatkan imbalan yang sepantasnya dari
Tuhan Y,M,E. Amin,

Bogor,

Februari 1987

Penulis,

(

Soekijat

)

DAFTAR IS1

Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

.

.

.

.

.

o

,

o

.

.

.

.

.

o

.

.

I, PENDAHULUAN

,

.

,

o

.

.

O

.

.

O

.

O

.

O

.

O

O

O

O

D

O

O

. . . o O

O

O

o O

O

O

L I

O

O

O

U

O

O

O

O

o

O

O

O

D

O

O

O

O

O

O

O

O

O

O

O

D

O

O

O

xiii

O

xv

O

1

...................DOODOOOOOOOOOOo

1. Latar Belakang, Identifikasi dan Rumusan
Masalah Penelitian

1

. . o . . . . . . . . . . . . . . . . O O O D O

............
11, PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ...
2, Tujuan dan Kegunaan Penelitian

6

7

.....,,o

7

1,1, Pengertian Koperasi dan Koperasi
Indonesia

7

1,2, Pengertian KUD, Peranan dan
Perkembangannya

14

1, Pengertian-pengertian yang relevan

. . . . . . . . . . . . . . . o o o o O o O D O ~ O o o

O , , , O , , O O O , O O , , , O O , , . .

1,3, Penyuluhan Pertanian dan
Kelompok Tani
O

.

O

,

,

O

,

,

O

,

O

O

O

O

,

O

,

O

,

O

O

O

O

1 , 4 , Hubungan antara KUD dan Penyuluhan

Pertanian beserta Kelompok Taninya

25

O

...

2, Pengkajian Teori-teori dan Telaahan
Penelitian yang relevan

...................
2.1, Kajian Teori-teori yang relevan .....,
2,1,1, Kepemimpinan
2,1,2, Pemimpin

. . . . . . . . o ~ o o o o o o o o o , . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . o O O O o O U D

2,1,3, Gaya Kepemimpinan

o , , , o . , o , o o , o o o . . .

...........,
.................
.................

38
41
41
41

42
44

2,1,4, Sikap dan Pengukurannya

47

2,1,4,1, Apakah sikap itu

47

2,1,4,2, Pengukuran sikap

49

2 , 2 , Telaahan Penelitian-penelitian yang

relevan

.................................... 5 2

Penelitian Respons Masyarakat Desa
terhadap Modernisasi Produksi Pangan,
terutama Padi

2,2,1,

............................ 5 2

Penelitian tentang Kategorisasi dan
Karakteristik Petani serta Pemanfaatannya
dalam Kegiatan Penyuluhan

2,2,2,

................ 5 4

Penelitian tentang Hubungan Pelaksanaan
Penyuluhan Sistem LAKU dan Keberhasilan
PPL Melaksanakan Tugasnya

2,2,3,

................ 5 5

2,2,4,

Penelitian tentang Keefektifan Kelompok
Tani dalam Kegiatan-Penyuluhan Pertanian,, 57

2,2,5,

Penelitian tentang Identifikasi Faktorfaktor Kepemimpinan Adopsi Inovasi untuk
Pembangunan

...................

2,2,6,

O

~

o

o

O

O

o

O

O

O

O

58

Penelitian tentang Pengaruh Motif Bera£iliasi, Keterbukaan Berkomunikasi,
Persepsi dan Status Sosial Ekonomi terhadap Perilaku Modern Petani

............. 5 9

Penelitian tentang The Organizational
Phenomenon and Planned Development in
Rural Communities of Java

2,2,7,

................ 6 1

Penelitian tentang Perilaku Kepemimpinan
Masyarakat Pedesaan dalam Era Pembangunan, 6 4

2,2,8,
2,3,

.... 6 6
Peranan Kepemimpinan KUD dalam Pemantapan
Kelembagaannya ........................... 6 6
Peranan Kemantapan KUD dalam Peningkatan
Hubungan dengan Kelompok Tani ............ 6 7
Peranan Sikap ~ e t a n idalam Pemantapan
68
Hubungan dengan KUD ......................

Kerangka Berpikir dan Rumusan Hipotesis

2,3,1,
2,3,2,
2 3.3,
2,3,4,

Peranan Kepemimpinan Formal dalam Pembentukan Sikap Petani terhadap KUD

2,3,5,

Peranan Kepemimpinan Informal dalam Pembentukan Sikap Petani terhadap KUD

....... 6 9

....... 70

2.3.6.
2.3.7.
2.3.8.

Peranan Kepemimpinan Kontak Tani dalam
Pembentukan Sikap Petani terhadap KUD

.... 70
Peranan Ketrampilan PPL dalam Pembentukan
Sikap Petani terhadap KUD ................ 7 1
Peranan Kepemimpinan KUD. Sikap Petani
terhadap KUD. Kepemimpinan Formal. Kepemimpinan Informal. Kepemimpinan Kontak
Tani. dan Ketrampilan PPL sebagai Peubahpeubah Prediktor terhadap Hubungan Melem72
baga antara Kelompok Tani dan KUD

3. Rumusan Hipotesis

........
............................ 73

PROSEDUR PENELITIAN

............................. 75
Tujuan Penelitian ............................ 76

1. Jenis Penelitian

2.

......................... 78
Peubah Bebas ............................... 78
Peubah Terikat ............................O80

3. Peubah yang diteliti
3.1.
3.2.

.............. 8 1
5. Populasi dan Prosedur Pengambilan Contoh ..... 83
6. Instrumentasi dan Pengumpulan Data ........... 87
6.1. Instrumentasi .............................. 87
6.l.l.
Pembijian ( scoring ) .................... 92
6.1.2.
Uji Keterandalan ......................... 94

4.

Gambaran Umum Daerah Penelitian

............................ 95

6.1.3.

Uji Kesahihan

6.1.4.

Hasil ujicoba keterandalan dan kesahihan.. 96

6.1.5.

Hasil uji keterandalan dan kesahihan
instrumen dalam penelitian utama

.......... 1 0 0
6.2. Pengumpulan Data ........................... 1 0 2
6.2.1.
Peubah-peubah yang diteliti .............. 1 0 2

xii

............. 103

6.2.2.

Data yang perlu dikumpulkan

6.2.3.

Sumber data. teknik dan alat untuk
mendapatkan data .....O..................
104

6.2.4.

Prosedur dan pelaksanaan pengumpulan
data
O.........O....OO....O.........OO.O.

6.2.4.1.
6.2.4.2.

106

.......... 106
Tenaga pembantu penelitian ............ 109

Prosedur dan ijin penelitian

6.2. 4.3. Pelaksanaan pengumpulan data

7. Pengolahan dan Analisis Data
7.1. Pengolahan data
7.2. Analisis data

l o Analisis Data

110

114

OO.O..O......O..

........................... 114
115

.O...O........O.....O........

7.3. Pengujian Hipotesis

IV, HASIL PENELITIAN

..OO......

117

..O.O........O.....OO.O

...O........................OOO

118

....~...............O...........
118

2. Pengujian Hipotesis

......O..................122

3. Pembahasan Hasil Penelitian

.....O...........132

4. Profil Koperasi Unit Desa .....................
42
V,

RANGKUMAN.'KESIMPULAN DAN SARAN.SARAN
l o Rangkurnan

............171

......O............0 0 0 D 0 0 0 0 0 0 0 0 D 0 0 0 0 ~

...................O D O 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 D O ~
Saran-saran ...................0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7 6

2 0 Kesimpulan

3.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN

.
.
.
.
O
.
.
.
.
.
.
.
O
.
.
.
.
.
.

000DDD0000DOO00D00000

.o 0 0 0 0 0 E 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 O O O 0 0 0 O 0 P 0 0 O 0 0 O D O 0 0

DAFTAR TABEL
Halaman

Nomor
Lamp iran

1

. Nama-nama
18 KUD di 17 Kecamatan dalam
Kabupaten Sleman

O O O O O O . O O , O , , O c , O O O ~ O O O O D O O O O O O D O O O O O

la, Klasifikasi 18 Kabupaten di 17 Kecamatan dalam
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

.,..,,.,,,

2

189
190

. Kabupaten
Pembagian Wilayah Kerja dan Penyuluh Pertanian di
Sleman ..................................... 191

3, Hasil Pengacakan untuk Pemilihan Contoh dan
Responden ............................................ 192

4, Hasil Uji Keterandalan Instrumen Penelitian
Pendahuluan

(

Ujicoba

)

dan Penelitian Utama

.........

5, Hasil Ujicoba Kesahihan Butir-butir Instrumen
Pengukur Kemantapan Hubungan Melembaga antara
Kelompok Tani dan KUD

6,

................................
Hasil Ujicoba Kesahihan Butir-butir Instrumen
Penilai Kepemimpinan KUD .............................

193

194
195

7, Hasil Ujicoba Kesahihan Butir-butir Instrumen
Pengukur Sikap Petani terhadap KUD

196

8, Hasil Ujicoba Kesahihan Butir-butir Instrumen
Penilai Kepemimpinan Formal ...................O..O...

197

.....OO..O........O

9.

Hasil Ujicoba Kesahihan Butir-butir Instrumen
Penilai Kepemimpinan Informal ........................ 198

10, Hasil Ujicoba Kesahihan Butir-butir Instrumen
Penilai Kepemimpinan Kontak Tani

199

11. Hasil Ujicoba Kesahihan Butir-butir Instrumen
Penilai Ketrampilan PPL

200

O....O.O.......OO....

..............................

12, Hasil Ujicoba Kesahihan Butir-butir Tujuh Instrumen
yang dipergunakan dalam Penelitian Utama

............. ,4201

xiv

Lampiran

13, Matriks Korelasi antara Peubah-peubah
Y dan Y1 , Y2 , Y3 , Y4 , Y5

...................D 0 0 0 0 0 2 0 2

14, Hasil Analisis dan Uji Keberartian tiap koefisien
Regresi Ganda dari Peubah-peubah Prediktor dalam
Hubungan Melembaga antara Kelompok Tani dan KUD

......203

DAFTAR GAMBAR
Nomor
Lampiran
1. Peta Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

2, Peta Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta

............ 187

. . . . . . . . . . . . . . . . o . . O O O o D O O O O o O O O O O o O O O D O o

188

I, PENDAHULUAN
1, Latar Belakang, Identifikasi dan Rumusan Masalah
Penelitian
Di dalam Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dalam PELITA IV dinyatakan, bahwa sampai dengan akhir
PELITA I11 pertumbuhan dan perkembangan KUD ternyata masih
dihadapkan kepada permasalahan pokok yaitu kurangnya minat
masyarakat pedesaan menjadi anggota KUD yang aktif dan belum
mampunya KUD memberikan pelayanan yang memenuhi kebutuhan
anggota dan masyarakat.
Jika mengenai kedua ha1 itu dikaji, baik keanggotaan
yang aktif maupun pelayanan KUD, dapat dikatakan bahwa
masing-masing mengandung potensi yang mampu menjalin hubungan timbal-balik, Melalui perilaku pelayanan, KUD mampu membangkitkan minat anggota dan masyarakat pedesaan berpartisipasi dengan memanfaatkan pelayanan tersebut, Hubungan timbalbalik semacam itu oebenarnya sudah dirintis dan berlangsung
sejak KUD masih dalam pertumbuhan sebagai Badan Usaha Unit
Desa

(

BUUD

),

yang pada ketika itu telah diberi peranan

sebagai pendukung program Bimas dalam rangka peningkatan
produksi pangan,
Sementara pelaksanaan program peningkatan produksi
pertanian itu berlangsung, BUUD / KUD terus-menerus diperkokoh serta dikembangkan dengan memperluas kegiatan usaha-

nya untuk dijadikan wadah kegiatan perekonomian pedesaan, sedangkan petani produsen terus dibimbing secara berkelompok
melaksanakan usaha tani untuk meningkatkan produksi dan berpartisipasi dalam kegiatan KUD,
Dari segi pembinaan kelompok tani, Tim Survai Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran

1979

(

menyatakan, bahwa

)

kemantapan hubungan petani dengan KUD adalah satu indikator
tingkat kemampuan kelompok tani yang bersangkutan, Hubungan
yang bersifat melembaga itu mencerminkan perilaku pelayanan
KUD oleh kelompok tani, Dalam pada itu Satuan Pengendali Bimas

(

1980

)

dan Menteri Pertanian

(

1983

)

menyatakan, bahwa

hubungan kerja antara kelompok tani dan KUD sangat penting
dan perlu dibina terus, Salah satu usaha untuk mewujudkan
pembinaan itu Menteri Pertanian menegaskan, bahwa kegiatan
penyuluhan pertanian diarahkan sedemikian rupa sehingga petani mampu dan mau menerapkan teknologi baru secara koperatif dalam usaha taninya dengan wadah kelompok tani dalam
rangka pengembangan KUD, menjadi anggota KUD dan berpartisipasi aktif dalam kepengurusan, organisasi dan kegiatan usaha
KUD

(

1984

),

Sementara itu sasaran pembinaan dan pengembangan KUD
diarahkan menjadi koperasi yang berswadaya, dimiliki dan dikelola oleh warga desa sendiri, dan di samping itu diarahkan
agar menjadi wadah kegiatan perekonomian pedesaan sebagai

wahana untuk melaksanakan program pembangunan d a r i Pemerintah,
Untuk i t u KUD mendapat berbagai bantuan dan f a s i l i t a s , Dengan
perkataan l a i n dikatakan, bahwa KUD mempunyai peranan ganda
y a i t u sebagai wahana untuk meningkatkan k e s e j a h t e r a a n anggota
dan pada waktu yang bersamaan melaksanakan peranan sebagai
a l a t kebijaksanaan Pemerintah ( Ibnoe Soedjono, 1986 : 4-5 ) ,
Bahwasanya KUD berperan ganda y a i t u sebagai wahana untuk memperjuangkan kepentingan anggota dan wahana untuk t u r u t mensukseskan program Pemerintah, ha1 i t u dapat dipandang sebagai
suatu kewajaran, karena hakekat k o p e r a s i merupakan usaha ekonomi yang berwatak s o s i a l y a i t u mempunyai tanggung jawab sos i a l terhadap lingkungan dan pembangunan, d i samping tanggung
jawab ke dalam sebagai badan usaha ( B u s t a n i l A r i f i n , 1986 :

49

),

T e t a p i d i dalam pelaksanaan k e g i a t a n KUD, t e r n y a t a
peranan yang kedua l e b i h dominan dan pembinaannya l e b i h d i utamakan kepada peran KUD sebagai a l a t kebijaksanaan Pemerint a h , Karena i t u timbul k r i t i k dan u l a s a n yang menyatakan,
bahwa c i t r a KUD yang n e g a t i f d i mata masyarakat pedesaan t i dak terpisahkan d a r i peranan KUD sebagai a l a t Pemerintah,
sebagai juru layan pembangunan, yang demi tercapainya tujuan
yang t e l a h d i t e n t u k a n , KUD " d i k a r b i t " d a r i a t a s ( Herman
Suwardi, 1984 : 11, 1 4 ) , Menurut Soedarsono Hadisapoetro,
pembinaan KUD yang mendapat p r i o r i t a s t i n g g i d a r i Pemerintah

selama ini memang diarahkan untuk bekerja bagi kepentingan
umum saja, sehingga kurang diberi kesempatan untuk bekerja
bagi kepentingan anggotanya, KUD dimanfaatkan oleh Pemerintah
sebagai wahana untuk melaksanakan pembangunan yang direncanakan Pemerintah, sehingga KUD dalam kegiatan dan pelayanannya
tidak membedakan antara anggota dan bukan anggota, yang akhirnya mengakibatkan kurangnya minat masyarakat untuk menjadi
anggota, Selain itu mereka beranggapan, bahwa KUD adalah aparat Pemerintah yang bertanggungjawab kepada pemerintah, karenanya para anggota KUD tidak merasa turut bertanggungjawab
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh KUDO Sikap itu antara
lain tercermin pada pemupukan modal melalui simpanan waj'ib
dan simpanan sukarela yang sangat minim serta rendahnya kontrol sosial

(

Kompas, 9 Desember 1985

),

Lebih dari itu dika-

takan bahwa KUD belum merupakan koperasi yang sesungguhnya,
tetapi lebih mencerminkan prakarsa dari atas daripada kesadaran yang benar-bena? dari bawah

(

Mohammad Hatta, 1978

:

43

),

Dalam usaha Pemerintah memberikan peranan kepada KUD
secara makro sebagai bagian dari strategi pembangunan pedesaan, memang dihadapi adanya persoalan yaitu bagaimana mengembangkan dan memperkokoh KUD agar mampu melaksanakan fungsi
secara ekonomis dan sosial, sehingga tanggapan masyarakat
tidak menjadi persoalan lagi, Namun kesemuanya itu memerlukan
waktu dan kesabaran, karena pembangunan KUD secara makro ti-

dak mungkin dipaksakan; ha1 itu mengingat kemantapan dan kesiapan secara mikro dari masing-masing KUD yang jumlahnya
banyak, ukurannya relatif kecil dan tersebar di seluruh tanah
air, Meskipun demikian, pembentukan KUD sebagai kelembagaan
tetap diharapkan dari bawah, karena sudah menjadi pendirian,
bahwa pemerintah ingin membangun koperasi yang benar-benar
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
1986

:

45; 1978

:

48

-

49

(

Bustanil Arifin,

),

Dalam hubungan itu Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden

(

Inpres

)

secara berturut-turut yaitu Inpres No-

mor 4 tahun 1973, Inpres Nomor 2 tahun 1978 dan Inpres Nomor
4 tahun 1984 sebagai petunjuk pelaksanaan Undang-undang Nomor
12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, khususnya pasal 37,
Berdasarkan ulasan serta kritik masyarakat dan kebijaksanaan yang digariskan oleh Pemerintah seperti telah disebutkan, maka masalah-masalah tersebut dapat dibatasi dan dirumuskan menjadi masalah penelitian sebagai berikut

:

(1) Bagaimanakah sikap petani terhadap KUD dan bagaimana pula
partisipasinya dalam memanfaatkan pelayanan KUD ?

(2) Mengapa KUD tidak mampu melaksanakan peranan untuk lebih
mengutamakan kepentingan anggota ?

(3) Apa yang diharapkan oleh Pemerintah dari pembinaan KUD
dengan berbagai fasilitas selama ini dan apa dampaknya ?

(4) Bagaimana gambaran mengenai hubungan yang bersifat me-

lembaga antara KUD dan kelompok tani, dan bagaimana
dukungan kepemimpinan setempat dan peranan PPL ?

(5) Bagaimanakah gambaran mengenai profil KUD yang diharapkan dan keadaan senyatanya ? Upaya apakah yang perlu
diusahakan untuk menjembatani, sekiranya terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan ?

.

2, Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai
hubungan yang bersifat melembaga antara KUD dan kelompok tani
serta dukungan kepemimpinan setempat dan ketrampilan PPL terhadap kemantapan hubungan tersebut, Selain itu penelitian
juga bertujuan menemukan gambaran mengenai profil KUD sebagaimana diharapkan dan keadaan senyatanya, Hasil penelitian diharapkan mempunyai implikasi teoritis dan praktis, Khususnya
bagi penyuluhan pembangunan, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk meningkatkan kerjasama
antara KUD dan kelompok tani dalam hubungan yang lebih mantap,
Sebagai pendekatan untuk mencapai tujuan tersebut studi
ini meletakkan anggapan dasar, bahwa hubungan melembaga antara
kelompok tani dan KUD merupakan jalinan yang terjadi melalui
perilaku pelayanan KUD sesuai tingkat perkembangannya dan perilaku pernanfaatan oleh petani selaku anggota kelompok tani sebagai perwujudan sikapnya terhadap KUD yang diduga dibentuk
oleh kepemimpinan setempat dan ketrampilan PPL,

11, PENYUSUNAN KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

1, Pengertian-pengertian yang relevan
Mengacu pada masalah penelitian yang telah disebutkan
terdahulu, berikut ini adalah telaahan terhadap pengertianpengertian yang relevan, antara lain mengenai koperasi, KUD,
penyuluhan pertanian dan kelompok tani,
1,1, Pengertian Koperasi dan Koperasi Indonesia
Koperasi sebagai usaha bersama merupakan alat perjuangan ekonomi untuk kepentingan dan kesejahteraan anggotanya,
Koperasi yang mula-mula tumbuh di Eropa dalam abad ke-19 sebagai akibat revolusi industri dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang terdiri dari kelompokkelompok buruh setempat, Di negara Inggris misalnya telah dipelopori berdirinya koperasi konsumsi dan di Jerman koperasi
simpan-pinjam, yang masing-masing dilandasi oleh latar belakang, segi pandangan dan situasi serta kondisi yang berbeda,
tetapi yang dijadikan sasaran tujuan adalah sama, yaitu peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup anggota-anggotanya,
Namun demikian dalam perkembangannya untuk mencapai tujuan,
koperasi akan selalu mengalami perubahan-perubahan tergantung
pada sasaran yang ingin dicapai dan pengaruh lingkungan sebagai pendorong atau penghambat kemajuan-kemajuan
1985

:

43; Soedarsono, 1984

:

(

Sumitro,

185; Ibnoe Soedjono, 1978

:

3

),

Koperasi sebagai pengertian dijumpai dalam rumusan
batasan yang beragam dengan penekanan pada hal-ha1 tertentu.
Salah satu rumusan yang sering dijumpai dan diterima secara
international adalah yang dikemukakan oleh International Labor Office

(

ILO, 1965

)

yang mencakup unsur-unsur (1) per-

kumpulan orang-orang yang secara sukarela bekerjasama, (2)
untuk mencapai tujuan ekonomi bersama, ( 3 ) melalui organisasi yang dikendalikan secara demokratis, (4) disertai kontribusi yang adil untuk pemupukan modal, (5) dengan risiko dan
manfaat yang ditanggung bersama, Jika unsur-unsur tersebut
dikelompokkan akan terdapat tiga unsur utama yang-sifatnya
lebih mendasar yaitu (1) unsur yang bersifat sosial, (2) unsur yang bersifat ekonomis, dan ( 3 ) unsur yang bersifat demokratis,
Unsur yang bersifat sosial dalam koperasi adalah suatu pencerminan sifat kodrat manusia yaitu sebagai makhluk
individual dan sekaligus makhluk sosial, Sebagai individu
manusia mempunyai kepentingan yang bersifat individual, namun selalu mengadakan hubungan dengan orang lain, Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri dan berkembang tanpa kehadiran dan bantuan orang lain, Karena itu individuindividu itu kemudian secara sukarela membentuk kumpulan
orang-orang yang merasakan adanya kebutuhan yang sama dan
kemungkinan untuk memenuhinya melalui usaha bersama,

Unsur yang bersifat ekonomis tampak pada pandangan
yang bersifat ekonomis, dalam ha1 ini ingin mencapai tujuan ekonomi bersama dan memandang koperasi sebagai alat
untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraannya
dengan menanggung kontribusi, risiko, dan manfaat bersama.
Unsur yang bersifat demokratis tampak sebagai perwujudan dalam bentuk pengelolaan bersama dalam arti bahwa
koperasi itu berdiri diawali dengan pembentukan, pemilikan, pemodalan, dan dikendalikan untuk kepentingan serta
kemanfaatan bersama berdasarkan kebijaksanaan dasar yang
ditetapkan oleh Rapat Anggota,
Jika ketiga unsur utama tersebut dipelajari dan kemudian dikaitkan dengan prinsip-prinsip koperasi, tampak
adanya kaitan yang memadai yang dapat diartikan bahwa prinsip koperasi sebagai patokan kegiatan operasional merupakan penjabaran dari ketiga unsur utama yang bersifat mendasar sebagaimana telah dikemukakan, Di antara prinsipprinsip koperasi yang ada dan dikenal secara luas adalah
yang digunakan oleh koperasi Rochdale di Inggris yaitu
"

The Rochdale Principles

121

;

Sagimun, 1985

:

23

"

)

(

Harsayana dkk, 1980

:

119-

dan prinsip-prinsip koperasi

dari International Cooperative Alliance.,Prinsip koperasi
Rochdale masih juga diakui sebagai prinsip yang baik, ter-

utama berlaku bagi koperasi-koperasi konsumsi, Sedangkan
prinsip koperasi dari International Cooperative Alliance
(

1 9 6 6 ) yang diakui oleh gerakan koperasi internasional,

berisi enam prinsip :

(1) Keanggotaan sesuatu perkumpulan koperasi harus bersifat sukarela dan dapat diperoleh tanpa pembedaan apapun bagi semua orang, yang dapat dan mampu memperoleh
manfaat dari koperasi serta bersedia menerima dan memikul tanggungjawabnya selaku anggota; (2) Perkumpulan
koperasi adalah organisasi yang demokratis, dalam arti
kegiatannya dikendalikan orang-orang yang dipilih oleh
dan bertanggungjawab kepada anggota; (3) Atas modal saham hanya dibenarkan diberi bunga yang terbatas sekali,
itupun kalau ada; ( 4 ) Sisa hasil usaha kalau ada, yang
berasal dari kegiatan koperasi, menjadi hak para anggota dan harus dibagi-bagikan sedemikian rupa sehingga
akan dihindarkan diperolehnya keuntungan oleh seorang
anggota dengan merugikan orang lain; (5) Seluruh organisasi koperasi harus melaksanakan usaha pendidikan bagi para anggotanya, pengurus, pekerja koperasi serta
masyarakat tentang prinsip-prinsip dan teknik koperasi;
( 6 ) Koperasi agar melayani dengan baik para anggota
serta masyarakat di lingkungannya dan aktif bekerjasama
dengan setiap organisasi koperasi yang lain pada tingkat lokal, nasional, dan international,
Meskipun perumusan prinsip-prinsip koperasi tersebut diakui oleh gerakan koperasi internasional, namun dalam penerapannya tentunya tidak membatasi secara kaku perkembangan koperasi di berbagai negara, termasuk Indonesia,
karena perkembangan koperasi tidak dapat lepas dari keadaan lingkungannya di mana koperasi itu berada, Yang penting
bagi koperasi di berbagai negara yaitu dapat berkembang
dengan bebas dan dinamis, mampu menerapkan prinsip-prinsip

t e r s e b u t dengan mempertimbangkan keadaan lingkungannya, t a n pa menyimpang d a r i p r i n s i p - p r i n s i p yang t e l a h dirumuskan i t u ,
Dengan demikian j e l a s l a h , bahwa p r i n s i p - p r i n s i p yang s e c a r a
u n i v e r s a l t e l a h d i t e r i m a dan d i a k u i t i d a k mungkin penerapannya dilakukan s e k a l i g u s s e c a r a penuh dan s e r e n t a k untuk s e mua gerakan k o p e r a s i , khususnya d i Indonesia, d i mana keadaan t i n g k a t kemajuan rakyatnya t i d a k sama dengan negara-negara
lain.

(

Ibnoe Soedjana, 1971 : 5 ) ,
Bagaimanakah halnya dengan perkoperasian d i Indone-

sia ?
Sudah s e j a k d a r i penjajahan Belanda, c i t a - c i t a koper a s i sudah dipandang s e b a g a i j a l a n yang t e r b a i k untuk membangun s e c a r a berangsur-angsur ekonomi r a k y a t yang lemah,
Pengalaman kaum buruh dan kaum p e t a n i d i beberapa negara dalam benua Eropa memperlihatkan, bahwa orang k e c i l yang lemah
ekonominya dapat b e r t a h a n dan meningkatkan t a r a f hidupnya
dengan usaha bersama, setiakawan dan bantu membantu dalam
menolong d i r i s e n d i r i ( Mohammad H a t t a , 1977 ) ,
Kalau d i negara asalnya i d e i t u dan konsep k o p e r a s i
l a h i r d i tengah-tengah masyarakat, dikembangkan o l e h masyar a k a t dan untuk kepentingan masyarakat, maka perkoperasian
d i Indonesia t i d a k demikian, Perkoperasian Indonesia yang
t e l a h tumbuh dan berkembang m e l a l u i p r o s e s panjang s e r t a

mengalami berbagai perubahan karena terbawa oleh tuntutan jamannya, keberadaannya pada awal mula melalui cara diperkenalkan dan digerakkan secara berturut-turut oleh penjabat, kaum
pergerakan kebangsaan Indonesia, golongan cendekiawan, dan
oleh Pemerintah
1978 : 3 1

-

(

Ibnoe Soedjana, 1978

32; Sagimun, 1985

:

41

-

49

:
),

3 ; Wahyu Sukotjo,

Perkoperasian In-

donesia pada waktu itu boleh dikatakan sebagai hasil perpaduan antara ide dan konsep-konsep perkoperasian, penderitaan
dan cita-cita bangsa Indonesia, dan peraturan perundang

-

undangan tentang perkoperasian yang berlaku di Indonesia pada
waktu yang lalu,
Sejak Indonesia merdeka, Pemerintah Republik Indonesia
secara berturut-turut telah mengundangkan tiga undang-undang
perkoperasian dan satu peraturan pemerintah, yaitu Undangundang Nomor 79 tahun 1958 tentang Perkumpulan Koperasi yang
kemudian disusuli dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi, dan Undang-undang

Nomor 14 tahun 1965 tentang Perkoperasian, Kesemuanya itu
telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi, Undang

-

undang Perkoperasian di Indonesia yang berlaku sampai sekarang adalah Undang-undang Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokokpokok Perkoperasian

(

Sularso dan Damanik, 1979

),

Menurut Undang-undang Nomor 1 2 tahun 1967 itu yang
dimaksud dengan Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi

rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, atau
badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas kekeluargaan
(

pasal 3

),

Dengan meletakkan titik berat pada pengertian

usaha bersama berdasarkan kekeluargaan di dalam koperasi,
dikandung maksud adanya orang mengenal diri sendiri, percaya
pada diri sendiri, rasa setiakawan dan tolong menolong, Dalam kehidupan ekonomi berkoperasi di manapun juga selalu ditekankan perlunya pengembangan kepercayaan pada diri sendiri,
berusaha untuk membantu diri sendiri atau kelompoknya untuk
kepentingan bersama yang dikenal dengan sebutan self-help
(

Mohamad Hatta, 1978

:

41

-

42; 1979

),

Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatannya agar koperasi dapat menolong dirinya sendiri
help

),

(

self

-

maka koperasi mendasarkan kegiatannya pada prinsip

swadaya, swakerta, swasembada sebagai pencerminan dari prinsip dasar percaya pada diri sendiri, Untuk membantu koperasi
membangkitkan tenaga dan kemampuan agar dapat menolong dirinya sendiri, Pemerintah memberikan bimbingan, pengawasan,
perlindungan dan fasilitas serta memampukannya untuk melaksanakan pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya

(

UU No, 12/1967, pasal 6, 37

),

Disebutkan di dalam pen-

jelasannya bahwa bantuan Pemerintah tersebut bersifat sementara yang secara berangsur-angsur dikurangi sesuai dengan

perkembangan kemampuan koperasi yang bersangkutan. Jumlah
bantuan diatur sedemikian rupa sehingga hanya terbatas pada
yang benar-benar diperlukan saja, sedangkan penggunaannya
diawasi dan diarahkan untuk mencapai sasarannya yaitu kemampuan menolong diri sendiri,
1,2, Pengertian KUD, Peranan dan Perkembangannya
Di dalam upaya mengembangkan koperasi, Pemerintah menganut dua pola yang dilaksanakan secara bersamaan yaitu Pola
Umum dan Pola KUDO Pola yang pertama adalah pola yang berdasar pada ajaran umum yang dianut oleh banyak negara, di mana
perkembangan koperasi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat,
meskipun gagasan dan dorongan dapat saja datang dari Pemerintah. Titik berat peranan Pemerintah diletakkan pada bimbingan
dan pengawasan dalam arti organisasi dan manajemen, Pola yang
kedua adalah Pola KUD yang mulai diperkenalkan pada tahun
1971 dan dikaitkan dengan program Bimas pada waktu itu
noe Soedjono, 1983

48

:

-

51

(

Ib-

).

Dalam perkembangannya, KUD mengalami proses pemantapan
melalui pengaturan yang berlandaskan Inpres Nomor 4 tahun
1973, Inpres Nomor 2 tahun 1978, dan Inpres Nomor 4 t d ~ u n19840
Perkembangan KUD diawali dengan dibentuknya Badan Usaha Unit Desa

(

BUUD

)

sebagai lembaga ekonomi berbentuk kope-

rasi di setiap Wilayah Unit Desa

(

Wilud

),

Pada awal pertum-

buhannya BUUD merupakan gabungan usaha bersama dari koperasi
pertanian dan koperasi desa, tetapi pada suatu waktu sesuai
perkembangannya disatukan menjadi KUDO Hal-ha1 yang mengenai
pembentukan, pengesahan dan kepengurusan BUUD / KUD diatur
oleh Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, Sebagai pelaksana pendukung program Bimas, BUUD / KUD melakukan
fungsi pengolahan dan pemasaran hasil produksi pertanian.
Secara bertahap dan berencana BUUD / KUD melaksanakan juga
fungsi penyuluhan yang dilaksanakan Wilud dengan PPL-nya,
fungsi perkreditan yang dilaksanakan oleh Bank Rakyat Indonesia Unit Desa, dan fungsi penyaluran sarana produksi yang
dilaksanakan oleh pengecer / kios / warung Unit Desa
pres Nomor 4 tahun 1973

(

In-

),

Selanjutnya BUUD / KUD dikembangkan dengan landasan
Inpres Nomor 2 tahun 1978, di mana BUUD dilepaskan
BUUD / KUD

)

(

dari

dan tidak melakukan kegiatan usaha ekonomi, te-

tapi diberi fungsi sebagai pembimbing, pembina, dan pengembang KUDO Mengenai KUD diartikan sebagai organisasi ekonomi
yang berwatak sosial dan merupakan wadah bagi pengembangan
berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang disele~ggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri,
Pembentukan KUD dilakukan oleh warga desa sendiri
yang diatur berdasarkan prosedur pembentukan dan pengesahan
koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan perkope-

rasian yang berlaku, Keanggotaan didasarkan pada tempat
tinggal penduduk/anggota dan tidak didasarkan pada jenis
usaha atau komoditi yang diusahakan. KUD mempunyai kelengkapan organisasi dan manajemen yaitu Rapat Anggota yang memegang kekuasaan tertinggi, Badan Pemeriksa yang mengawasi
organisasi, Pengurus yang menjalankan keputusan-keputusan
Rapat Anggota yang sehari-hari dilaksanakan oleh manajer,
Dalam rangka memberikan pelayanan berbagai kegiatan
perekonomian pedesaan, KUD memiliki dan melaksanakan fungsifungsi perkreditan, penyediaan dan penyaluran sarana produksi dan barang-barang keperluan sehari-hari serta jasa-jasa
lainnya, pengolahan dan pemasaran hasil produksi dan kegiatan perekonomian lainnya, Penyuluhan-penyuluhan teknis tidak
dilaksanakan oleh KUD sendiri, tetapi dilakukan oleh penyuluh-penyuluh lapangan dari dinas-dinas teknis setempat, Dalam ha1 ini KUD ikut membantu pelaksanaannya

(

S,E, Ditjen

Koperasi, Petunjuk Pelaksanaan Inpres Nomor 2 tahun 1 9 7 8

).

Pembinaan dan pengembangan KUD pada dewasa ini dilandasi Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1 9 8 4 , Berdasarkan Inpres ini BUUD dihapuskan dan dibentuk Badan Pembimbing dan
Pelindung KUD

(

BPPKUD

)

yang bertugas memberikan bimbingan

dan perlindungan kepada KUDO Pembentukan KUD dilakukan oleh
warga desa sendiri, baik yang menjadi anggota kelompok tani
atau tidak menjadi anggota kelompok tani yang ada di pedesaan, Pembinaan dan pengembangannya diarahkan agar KUD dapat

memegang peranan utama dalam kegiatan ekonomi di pedesaan
dan merupakan koperasi serba usaha,
Pelayanan yang dilakukan meliputi perkreditan, simpanpinjam, penyaluran sarana produksi serta kebutuhan hidup
sehari-hari, pengolahan dan pemasaran hasil produksi, dan
pelayanan lain yang dibutuhkan masyarakat setempat, Pengurus
KUD dipilih oleh anggota dengan mengikuti prosedur pemilihan
dan persyaratan menjadi pengurus sesuai Anggaran Dasar /
Anggaran Rumah Tangga dengan memperhatikan peraturan perkoperasian yang berlaku, KUD mempunyai alat kelengkapan organisasi yang terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus, dan Badan Pemeriksa, Pelaksanaan sehari-hari kegiatan pelayanan yang kebijaksanaannya ditetapkan oleh Pengurus, dilakukan oleh manajer yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus.
Sesuai dengan pengarahan sebagaimana digariskan dalam
ketiga Instruksi Presiden tersebut, maka peranan dan perkembangan KUD dapat dilukiskan sebagai berikut

:

Mula-mula BUUD / KUD ditumbuhkan dengan peranan sebagai pendukung program Bimas dalam rangka peningkatan produksi pertanian, khususnya pangan
1973

),

(

Inpres Nomor 4 tahun

Kemudian pengembangannya tidak lagi hanya tertuju

kepada bidang pembangunan pertanian untuk produksi pangan,
melainkan diperluas sehingga KUD mampu memberikan pelayanan
dalam berbagai kegiatan ekonomi serta kebutuhan para anggo-

tanya, maupun masyarakat di wilayahnya
hun 1978

).

(

Inpres Nomor 2 ta-

Selanjutnya sasaran pembinaan dan pengembangan

lebih diarahkan agar KUD dapat memegang peranan utama dalam
kegiatan perekonomian pedesaan dan merupakan koperasi serba
usaha yang melakukan pelayanan perkreditan, simpan-pinjam,
penyediaan serta penyaluran sarana produksi, kebutuhan sehari-hari, di samping pelayanan barang dan jasa mulai dari
produksi sampai pemasarannya

(

Inpres Nomor 4 tahun 1984

),

Sejalan dengan perubahan peranan KUD seperti telah
disebutkan, terjadi pula perubahan berupa pergeseran wilayah
kerjalusaha KUD yang bersangkutan, Pada mulanya BUUD / KUD
yang merupakan salah satu unsur Unit Desa bertugas melaksanakan fungsi pengolahan dan pemasaran hasil produksi pertanian
mempunyai wilayah yang terdiri dari satu atau beberapa desa
dalam satu Kecamatan atau lebih dalam wilayah satu Kabupaten,
Satu Wilayah Unit Desa
antara 600-1000 hq
pasal 1 dan 3

(

(

Wilud

)

meliputi areal persawahan

Inpres Nomor 4 tahun 1973, Lampiran

:

),

Setelah itu suatu BUUD / KUD diterapkan berdasarkan
potensi ekonomi wilayah yang bersangkutan yang terdiri dari
beberapa desa dalam satu Kecamatan, Apabila potensi ekonomi
suatu Kecamatan memungkinkan, dalam Kecamatan tersebut dapat
dibentuk lebih dari satu BUUD / KUD
1978, Lampiran

:

pasal 3

),

(

Inpres Nomor 2 tahun

Sebagai petunjuk pelaksanaan

pengembangan dan pembinaan KUD menurut Inpres ini, maka di-

tetapkan bahwa Wilayah Usaha suatu KUD harus cukup luas sehingga memungkinkan KUD tersebut tumbuh menjadi Koperasi Primer yang kuat kedudukannya dan meliputi beberapa desa dalam
suatu Kecamatan, Luas wilayah keanggotaan KUD harus sedemikian rupa sehingga KUD mampu memberikan pelayanan dalam berbagai
bidang kegiatan ekonomi serta kebutuhan para anggota
masyarakat di wilayahnya
tanggal 16-10-1979

(

maupun

SE Dirjenkop, No. 1241/DK/A/X/1979

),

Pada dewasa ini wilayah kerja KUD meliputi satu atau
beberapa desa sesuai dengan potensi ekonomi yang layak untuk
dikelola dan dikembangkan secara berdayaguna dan berhasilguna,
yang penetapannya dilakukan oleh Menteri Koperasi dengan mempertimbangkan kemampuan KUD dan potensi ekonomi wilayah yang
bersangkutan
4

).

(

Inpres Nomor 4 tahun 1984, Lampiran

:

pasal

Sebagai peraturan pelaksanaannya Menteri Koperasi mene-

tapkan bahwa dalam satu Kecamatan dapat dibentuk lebih dari
satu KUD

(

Kepmenkop, NO, 84/M/KPTS/VI/1984, pasal 3

),

Dengan melelaah tiga petunjuk pelaksanaan Undang-undang
Nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian bagi
koperasi yang bergerak di pedesaan, yaitu Inpres Nomor 4 tahun 1973, Inpres Nomor 2 tahun 1978; dan Inpres Nomor 4 tahun
1984, diperoleh kesan, ternyata peranan Pemerintah sangat menentukan perkembangan KUDO Sejak awal pertumbuhan BUUD / KUD,
peranan Pemerintah dalam melaksanakan pasal 37 Undang-undang
Nomor 12 tahun 1967 nyata sekali, bahkan ide pendirian BUUD /

KUD berasal dari Pemerintah. Selain itu Pemerintah juga terlibat secara langsung dalam pengaturan dan penyeragaman pola
pengembangan Unit Desa dengan fungsi-fungsinya, termasuk
BUUD, pemberian biaya dan bantuan berbagai fasilitas untuk
pelaksanaannya, Pembinaan ini merupakan awal dari sistem
pentahapan yang ditempuh Pemerintah agar KUD menjadi organisasi koperasi yang berswadaya dan otonom. Tahap pembinaan
ini disebut tahap ofisialisasi,
Dalam tahap pembinaan selanjutnya, yang disebut tahap
deofisialisasi, peranan Pemerintah semakin dikurangi dan sebaliknya peranan serta tanggungjawab KUD semakin ditingkatkan,
Tahapan ini harus digunakan oleh KUD sebagai persiapan menghadapi tahap terakhir yaitu tahap otonomi. Karena itu dalam
tahap ini perlengkapan organisasi KUD harus sudah berfungsi
secara efektif, di samping itu KUD harus sudah mulai menyusun
permodalan sendiri sebagai langkah awal mengurangi ketergantungan pada modal dari Pemerintah. Dalam tahap otonomi peranan Pemerintah semakin kurang nyata, karena KUD sudah diharapkan benar-benar berswadaya dan mandiri dengan dukungan
sepenuhnya dari anggota dan partisipasi dalam kegiatan

-

kegiatan KUDO
Mengingat pelaksanaan sistem pentahapan tersebut tidak
efektif lagi, tetapi karena kerangka pemikirannya tetap dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu membina KUD secara bertahap agar
menjadi organisasi ekonomi masyarakat pedesaan yang berswa-

daya dan mandiri, maka Inpres Nomor 4 tahun 1984 menegaskan
sistem pembinaan bertahap sebagai Kebijaksanaan Dasar pembinaan dan pengembangan KUDO Tahap pertama, Pemerintah memberikan bimbingan dan penyuluhan, bantuan usaha, manajemen,
dan permodalan, Tahap kedua, pembinaan dan pengembangan KUD
diarahkan kepada usaha untuk menumbuhkan kemampuan dan kekuatan KUD, melalui pengembangan usaha yang berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan pokok, peningkatan swadaya dan perluasan
peranserta seluruh anggota, Tahap terakhir, KUD diharapkan
tumbuh menjadi organisasi ekonomi masyarakat pedesaan yang
kokoh dan mampu berswadaya

(

pasal 5

),

Inilah gambaran me-

ngenai perkembangan KUD yang dibina dan dikembangkan oleh
Pemerintah, sebagai faktor luar organisasi KUD, yang sangat
menentukan,
Perkembangan KUD selain dipengaruhi oleh iklim koperasi
yang merupakan faktor luar, dalam ha1 ini adalah peran Pemerintah, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam organisasi
koperasi itu sendiri, Beberapa di antaranya yaitu organisasi
dan manajemen koperasi termasuk permodalan, Permodalan berasal dari partisipasi anggota sebagai ungkapan sikap mandiri
dan menolong diri sendiri dalam bentuk simpanan wajib dan
simpanan sukarela, Memang ada kesulitan dalam upaya menghimpun dana dari anggota, karena keanggotaan koperasi pada umumnya adalah golongan ekonomi lemah, Sedangkan keefektifan Qrganisasi dan manajemen sebagai penunjang perkembangan KUD dicerminkan oleh berfungsinya alat perlengkapan organisasi yaitu

Rapat Anggota, Pengurus, dan Badan Pemeriksa. Rapat Anggota
adalah kekuasaan tertinggi yang merupakan sumber kebijaksanaan pengurus sebagai pencerminan sifat demokratis koperasi
yang berakar pada anggota, Karena itulah keanggotaan pada hakekatnya merupakan sumber kehidupan yang pokok dari koperasi,
Peranserta anggota sangat menentukan perkembangan koperasi
(

Ibnoe Soedjono, 1978

:

6

-

9 ),

Betapa hakikinya peranserta anggota dalam pengembangan
koperasi dapat diibaratkan sebagai fondasi yang mendasari bagi tegak berdirinya bangunan koperasi
254

),

(

Arnin Azis, 1983

:

Karena itu usaha membangkitkan peranserta anggota ada-

lah salah satu titik tolak terpenting agar koperasi dapat menjelma seutuhnya dalam memenuhi harapan anggota melalui pengelolaan organisasi yang efektif

(

Herman Soewardi, 1984:

lo),

Tegasnya anggota itu adalah jiwa dari koperasi, Karena
itu tujuan koperasi bukanlah mengejar keuntungan, tetapi lebih mengutamakan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan semua
anggota dengan sebaik-baiknyao Pada koperasi tidak ada majikan dan buruh yang kepentingannya bertentangan, karena yang
melayani dan yang dilayani semuanya anggota yang bekerjasama
sesuai dengan tanggungjawab masing-masing, baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota, Namun demikian, koperasi hanya
dapat berkembang secara baik dengan pemimpin-pemimpin yang
bersih, ahli, dan berpengalaman
1978

:

42-43

(

Moharnmad Hatta, 1951

:

,2-5;

),

Demikian pula pengembangan koperasi tidak cukup di-

t a n g a n i o l e h kepemimpinan k o p e r a s i yang b e r a s a l d a r i tokoh
s o s i a l dalam masyarakat, yang hanya mampu b e r f u n g s i s e b a g a i
pengikat o r g a n i s a s i k o p e r a s i menjadi s u a t u k e s a t u a n yang
hidup dan mendapat tempat d i dalam masyarakat, T e t a p i kepemimpinan k o p e r a s i semacam i t u h a r u s d i s e r t a i dengan kepemim. p i n a n orang-orang yang paham masalah ekonomi
mangil, 1978 : 5 2

(

Wagiono Is-

dan b e r j i w a pengusaha yang mampu mengem-

)

bangkan k o p e r a s i d i bidang usaha dengan s k a l a b e s a r , sehingga
mampu memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan anggota,
d i samping adanya kemungkinan membagi s i s a h a s i l usahanya
(

Ace P a r t a d i r e d j a , 1978 : 46

),

Demikianlah gambaran mengenai p e n g e r t i a n k o p e r a s i
pada umumnya dan k o p e r a s i Indonesia pada khususnya, termasuk
Koperasi Unit Desa

(

KUD ) s e r t a peranan dan perkembangan-

nya, Beberapa kesimpulan d a r i h a s i l t e l a a h a n i n i d i a n t a r a nya yang p e n t i n g y a i t u

-

:

P e n g e r t i a n Koperasi pada umumnya dapat d i a r t i k a n seba-

g a i o r g a n i s a s i ekonomi yang dengan landasan p r i n s i p - p r i n s i p
k o p e r a s i , s e b a g a i pedoman o p e r a s i o n a l , b e r t u j u a n meningkatkan k e s e j a h t e r a a n s e r t a t a r a f hidup p a r a anggota dan masyar a k a t d i wilayah k e r j a n y a m e l a l u i pelayanan yang memenuhi
kebutuhan mereka,

-

P e n g e r t i a n Koperasi Indonesia mengandung a r t i s e b a g a i

o r g a n i s a s i ekonomi yang berazaskan kekeluargaan dan kegotongroy