Hubungan antara Sudut-sudut Bajak Piring dengan Gaya Penarikan Alat dan Efisiensi Pembajakan Tanah
HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING
DENGAN GAYA PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI
PEMBAJAKAN TANAH
Oleh
SUDIRMAN
F 31.0613
,
1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Slidirman (TEP F31.06J3). HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BA.JAK
PIRING
DENGAN
GAYA PENARIKAN
ALAT
DAN EFISIENSI
PEMBA.TAKAN TANAH. Di bawah bimbingan Tineke Mandang Llimintang dan
Gatat Pramuhadi.
RINGKASAN
Pengalahan (anah dalam usaha pertanaman bertujllan untuk meneiptakan
keadaan tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah dibagi dua yaitu pengolahan tanah
primer dan pengolahan tanah sekunder. Pada traktar rada empat pengolahan tanah
primer biasanya menggunakan bajak piring, lcarena banyalc memiliki keunggulan
dibandingkan alat bajak yang lain. Jenis tanall yang berbeda sang at mempengaruhi
besamya draft pembajakan.
Tujual1 yang ingin dieapai dari hasil penelitian ini, yaitu menganalisis
hubungan antm·a sudut - sudut pada bajak piring (sudut olah dan sudut piringan)
dengan draft dan efisiensi pembajakan tanah.
Penelitian ini dilakukan pada tanah bertekstur liat di kebun pereobaan
Leuwikopo, Dm111aga.
Penelitian dila.Jeukan pada bulan .Tuli 1998 sampai dengan
Oktober 1998. Pengukuran lahan sebelum pereobaan yaitu bobot isi tanah tanah pada
kedalaman
0 - 10 em sebesar 1.1292 glee dan kedalaman 10 - 20 em sebesar
1.2433 glee, sedangkan kadar air tanah pada lahan penelitian pada kedalaman 0 - 10
em sebesar 41.96 %, pada kedalaman 10 - 20 em sebesar
44.12 % dan pada
kedalaman 20 - 30 em sebesar 46.54 %, dan pengukuran indeks Icerueut tanah
tertinggi pada kedalal11an 0 - 40 em terdapat pada kedalal11an 30 em yaitu sebesar
9.63 kgf/en/.
Draft pel11bajakan dan efisiensi pembajakan dieari dengan melihat perubahan
- perubahan dari efek pengaturml sudut alah dan sudut piringan. Pada penelitian ini
dilakukan empat perlakuan sudut piringan (D), yaitu : Dl = 35°, D2 = 40°, D3 = 45°
dan D4 = 50°, dan dua perlakuan sudut olah (T), yaitu : Tl = 20° dan T2
sehingga diperoleh delapan kombinasi perlakuan.
=
25°,
Bajak piring yang digunakan
mempunyaJ satu pmngan dengan diameter pmngan 65 em dan jari - jari
kelengkungan piringan 69 cm.
Pada penelitian ini dilakukan pembajakan tanah dengan kecepatal1 kOl1stan,
yaitu rata - rata sebesar 0.5675 m/detik.
Lebar pemotongan pembajakan akan
beliambah besar dengan pertambahan sudut olah dan sudut piringan, lebar
pemotongan terpendek diperoleh pada perlakuan sudut TlDl yaitu 39.25
Clll
sedangkan lebar pemotongan teljauh diperoleh pada perlakuan sudut T2D4 yaitll
50.25 cm. Jika dibandingkan dengan lebar pel11otongan pembajakan yang dihitung
berdasarkan rumus perhitungan secara teoritis maka lebar pemotongan pembajakan
dilapang (aktual) lebih besar. Luas pemotongan pembajakan juga akan bertambah
besar dengan bertambah besamya sudut olah dan sudut piringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan semakin besar sudut olah dari
20° hingga 25° dan sudut piringan dari 35° hingga 50° malca akan menambah besar
draft pembajakan. Draft pembajakan terkecil diperoleh pada perlakuan sudut TIDI
yaitu sebesar 194.42 kgf, sedangkan draft pel11bajakan terbesar pada perlakuan sudut
T2D4 yaitu sebesar 479.16 kgf. Hasil draft spesifik penlbajakan tidak jauh berbeda
pada setiap perlakuan kombinasi sudut - sudut pengaturan bajak piring.
Hasil perhitungan diperoleh daya yang tersedia pada batang penarik
(drawbar) sebesar 24.75 hp, sedangkan draft pel11bajakan terbesar setelah dikonversi
adalah 3.65 hp (T2D4). Dengan del11ikian daya yang tersedia pada traktor masih
lebih besar dari pada draft pembajakan terbesar.
Jika dilihat dari efisiensi
pembajakan maka lebar pemotongan terbesar akan lebih efisien dalam pel11bajakan
tanah, yaitu pada perlakuan sudut T2D4. Dengan demikian dapat dipilih perlakllan
sudut pengaturan bajak piring untuk pembajakan tanah di lahan percobaan
Leuwikopo, Darmaga yang terbaik yaitu pada perlakuan T2D4 (sudut olah 25° dan
sudut piringan 50°).
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING DENGAN GAY A
PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI PEMBAJAKAN T ANAH
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sal"jana Teknologi Pertaniall
pada Jurusan Tekllik Pertalliall
FakuItas Tekllologi Pertalliall
Illstitut Pertalliall Bogor
Oleh
SUDIRMAN
F 31.0613
1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING
DENGAN GAYA PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI
PEMBAJAKAN TANAH
Oleh
SUDIRMAN
F 31.0613
,
1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Slidirman (TEP F31.06J3). HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BA.JAK
PIRING
DENGAN
GAYA PENARIKAN
ALAT
DAN EFISIENSI
PEMBA.TAKAN TANAH. Di bawah bimbingan Tineke Mandang Llimintang dan
Gatat Pramuhadi.
RINGKASAN
Pengalahan (anah dalam usaha pertanaman bertujllan untuk meneiptakan
keadaan tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah dibagi dua yaitu pengolahan tanah
primer dan pengolahan tanah sekunder. Pada traktar rada empat pengolahan tanah
primer biasanya menggunakan bajak piring, lcarena banyalc memiliki keunggulan
dibandingkan alat bajak yang lain. Jenis tanall yang berbeda sang at mempengaruhi
besamya draft pembajakan.
Tujual1 yang ingin dieapai dari hasil penelitian ini, yaitu menganalisis
hubungan antm·a sudut - sudut pada bajak piring (sudut olah dan sudut piringan)
dengan draft dan efisiensi pembajakan tanah.
Penelitian ini dilakukan pada tanah bertekstur liat di kebun pereobaan
Leuwikopo, Dm111aga.
Penelitian dila.Jeukan pada bulan .Tuli 1998 sampai dengan
Oktober 1998. Pengukuran lahan sebelum pereobaan yaitu bobot isi tanah tanah pada
kedalaman
0 - 10 em sebesar 1.1292 glee dan kedalaman 10 - 20 em sebesar
1.2433 glee, sedangkan kadar air tanah pada lahan penelitian pada kedalaman 0 - 10
em sebesar 41.96 %, pada kedalaman 10 - 20 em sebesar
44.12 % dan pada
kedalaman 20 - 30 em sebesar 46.54 %, dan pengukuran indeks Icerueut tanah
tertinggi pada kedalal11an 0 - 40 em terdapat pada kedalal11an 30 em yaitu sebesar
9.63 kgf/en/.
Draft pel11bajakan dan efisiensi pembajakan dieari dengan melihat perubahan
- perubahan dari efek pengaturml sudut alah dan sudut piringan. Pada penelitian ini
dilakukan empat perlakuan sudut piringan (D), yaitu : Dl = 35°, D2 = 40°, D3 = 45°
dan D4 = 50°, dan dua perlakuan sudut olah (T), yaitu : Tl = 20° dan T2
sehingga diperoleh delapan kombinasi perlakuan.
=
25°,
Bajak piring yang digunakan
mempunyaJ satu pmngan dengan diameter pmngan 65 em dan jari - jari
kelengkungan piringan 69 cm.
Pada penelitian ini dilakukan pembajakan tanah dengan kecepatal1 kOl1stan,
yaitu rata - rata sebesar 0.5675 m/detik.
Lebar pemotongan pembajakan akan
beliambah besar dengan pertambahan sudut olah dan sudut piringan, lebar
pemotongan terpendek diperoleh pada perlakuan sudut TlDl yaitu 39.25
Clll
sedangkan lebar pemotongan teljauh diperoleh pada perlakuan sudut T2D4 yaitll
50.25 cm. Jika dibandingkan dengan lebar pel11otongan pembajakan yang dihitung
berdasarkan rumus perhitungan secara teoritis maka lebar pemotongan pembajakan
dilapang (aktual) lebih besar. Luas pemotongan pembajakan juga akan bertambah
besar dengan bertambah besamya sudut olah dan sudut piringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan semakin besar sudut olah dari
20° hingga 25° dan sudut piringan dari 35° hingga 50° malca akan menambah besar
draft pembajakan. Draft pembajakan terkecil diperoleh pada perlakuan sudut TIDI
yaitu sebesar 194.42 kgf, sedangkan draft pel11bajakan terbesar pada perlakuan sudut
T2D4 yaitu sebesar 479.16 kgf. Hasil draft spesifik penlbajakan tidak jauh berbeda
pada setiap perlakuan kombinasi sudut - sudut pengaturan bajak piring.
Hasil perhitungan diperoleh daya yang tersedia pada batang penarik
(drawbar) sebesar 24.75 hp, sedangkan draft pel11bajakan terbesar setelah dikonversi
adalah 3.65 hp (T2D4). Dengan del11ikian daya yang tersedia pada traktor masih
lebih besar dari pada draft pembajakan terbesar.
Jika dilihat dari efisiensi
pembajakan maka lebar pemotongan terbesar akan lebih efisien dalam pel11bajakan
tanah, yaitu pada perlakuan sudut T2D4. Dengan demikian dapat dipilih perlakllan
sudut pengaturan bajak piring untuk pembajakan tanah di lahan percobaan
Leuwikopo, Darmaga yang terbaik yaitu pada perlakuan T2D4 (sudut olah 25° dan
sudut piringan 50°).
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING DENGAN GAY A
PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI PEMBAJAKAN T ANAH
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sal"jana Teknologi Pertaniall
pada Jurusan Tekllik Pertalliall
FakuItas Tekllologi Pertalliall
Illstitut Pertalliall Bogor
Oleh
SUDIRMAN
F 31.0613
1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
DENGAN GAYA PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI
PEMBAJAKAN TANAH
Oleh
SUDIRMAN
F 31.0613
,
1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Slidirman (TEP F31.06J3). HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BA.JAK
PIRING
DENGAN
GAYA PENARIKAN
ALAT
DAN EFISIENSI
PEMBA.TAKAN TANAH. Di bawah bimbingan Tineke Mandang Llimintang dan
Gatat Pramuhadi.
RINGKASAN
Pengalahan (anah dalam usaha pertanaman bertujllan untuk meneiptakan
keadaan tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah dibagi dua yaitu pengolahan tanah
primer dan pengolahan tanah sekunder. Pada traktar rada empat pengolahan tanah
primer biasanya menggunakan bajak piring, lcarena banyalc memiliki keunggulan
dibandingkan alat bajak yang lain. Jenis tanall yang berbeda sang at mempengaruhi
besamya draft pembajakan.
Tujual1 yang ingin dieapai dari hasil penelitian ini, yaitu menganalisis
hubungan antm·a sudut - sudut pada bajak piring (sudut olah dan sudut piringan)
dengan draft dan efisiensi pembajakan tanah.
Penelitian ini dilakukan pada tanah bertekstur liat di kebun pereobaan
Leuwikopo, Dm111aga.
Penelitian dila.Jeukan pada bulan .Tuli 1998 sampai dengan
Oktober 1998. Pengukuran lahan sebelum pereobaan yaitu bobot isi tanah tanah pada
kedalaman
0 - 10 em sebesar 1.1292 glee dan kedalaman 10 - 20 em sebesar
1.2433 glee, sedangkan kadar air tanah pada lahan penelitian pada kedalaman 0 - 10
em sebesar 41.96 %, pada kedalaman 10 - 20 em sebesar
44.12 % dan pada
kedalaman 20 - 30 em sebesar 46.54 %, dan pengukuran indeks Icerueut tanah
tertinggi pada kedalal11an 0 - 40 em terdapat pada kedalal11an 30 em yaitu sebesar
9.63 kgf/en/.
Draft pel11bajakan dan efisiensi pembajakan dieari dengan melihat perubahan
- perubahan dari efek pengaturml sudut alah dan sudut piringan. Pada penelitian ini
dilakukan empat perlakuan sudut piringan (D), yaitu : Dl = 35°, D2 = 40°, D3 = 45°
dan D4 = 50°, dan dua perlakuan sudut olah (T), yaitu : Tl = 20° dan T2
sehingga diperoleh delapan kombinasi perlakuan.
=
25°,
Bajak piring yang digunakan
mempunyaJ satu pmngan dengan diameter pmngan 65 em dan jari - jari
kelengkungan piringan 69 cm.
Pada penelitian ini dilakukan pembajakan tanah dengan kecepatal1 kOl1stan,
yaitu rata - rata sebesar 0.5675 m/detik.
Lebar pemotongan pembajakan akan
beliambah besar dengan pertambahan sudut olah dan sudut piringan, lebar
pemotongan terpendek diperoleh pada perlakuan sudut TlDl yaitu 39.25
Clll
sedangkan lebar pemotongan teljauh diperoleh pada perlakuan sudut T2D4 yaitll
50.25 cm. Jika dibandingkan dengan lebar pel11otongan pembajakan yang dihitung
berdasarkan rumus perhitungan secara teoritis maka lebar pemotongan pembajakan
dilapang (aktual) lebih besar. Luas pemotongan pembajakan juga akan bertambah
besar dengan bertambah besamya sudut olah dan sudut piringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan semakin besar sudut olah dari
20° hingga 25° dan sudut piringan dari 35° hingga 50° malca akan menambah besar
draft pembajakan. Draft pembajakan terkecil diperoleh pada perlakuan sudut TIDI
yaitu sebesar 194.42 kgf, sedangkan draft pel11bajakan terbesar pada perlakuan sudut
T2D4 yaitu sebesar 479.16 kgf. Hasil draft spesifik penlbajakan tidak jauh berbeda
pada setiap perlakuan kombinasi sudut - sudut pengaturan bajak piring.
Hasil perhitungan diperoleh daya yang tersedia pada batang penarik
(drawbar) sebesar 24.75 hp, sedangkan draft pel11bajakan terbesar setelah dikonversi
adalah 3.65 hp (T2D4). Dengan del11ikian daya yang tersedia pada traktor masih
lebih besar dari pada draft pembajakan terbesar.
Jika dilihat dari efisiensi
pembajakan maka lebar pemotongan terbesar akan lebih efisien dalam pel11bajakan
tanah, yaitu pada perlakuan sudut T2D4. Dengan demikian dapat dipilih perlakllan
sudut pengaturan bajak piring untuk pembajakan tanah di lahan percobaan
Leuwikopo, Darmaga yang terbaik yaitu pada perlakuan T2D4 (sudut olah 25° dan
sudut piringan 50°).
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING DENGAN GAY A
PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI PEMBAJAKAN T ANAH
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sal"jana Teknologi Pertaniall
pada Jurusan Tekllik Pertalliall
FakuItas Tekllologi Pertalliall
Illstitut Pertalliall Bogor
Oleh
SUDIRMAN
F 31.0613
1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING
DENGAN GAYA PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI
PEMBAJAKAN TANAH
Oleh
SUDIRMAN
F 31.0613
,
1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Slidirman (TEP F31.06J3). HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BA.JAK
PIRING
DENGAN
GAYA PENARIKAN
ALAT
DAN EFISIENSI
PEMBA.TAKAN TANAH. Di bawah bimbingan Tineke Mandang Llimintang dan
Gatat Pramuhadi.
RINGKASAN
Pengalahan (anah dalam usaha pertanaman bertujllan untuk meneiptakan
keadaan tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah dibagi dua yaitu pengolahan tanah
primer dan pengolahan tanah sekunder. Pada traktar rada empat pengolahan tanah
primer biasanya menggunakan bajak piring, lcarena banyalc memiliki keunggulan
dibandingkan alat bajak yang lain. Jenis tanall yang berbeda sang at mempengaruhi
besamya draft pembajakan.
Tujual1 yang ingin dieapai dari hasil penelitian ini, yaitu menganalisis
hubungan antm·a sudut - sudut pada bajak piring (sudut olah dan sudut piringan)
dengan draft dan efisiensi pembajakan tanah.
Penelitian ini dilakukan pada tanah bertekstur liat di kebun pereobaan
Leuwikopo, Dm111aga.
Penelitian dila.Jeukan pada bulan .Tuli 1998 sampai dengan
Oktober 1998. Pengukuran lahan sebelum pereobaan yaitu bobot isi tanah tanah pada
kedalaman
0 - 10 em sebesar 1.1292 glee dan kedalaman 10 - 20 em sebesar
1.2433 glee, sedangkan kadar air tanah pada lahan penelitian pada kedalaman 0 - 10
em sebesar 41.96 %, pada kedalaman 10 - 20 em sebesar
44.12 % dan pada
kedalaman 20 - 30 em sebesar 46.54 %, dan pengukuran indeks Icerueut tanah
tertinggi pada kedalal11an 0 - 40 em terdapat pada kedalal11an 30 em yaitu sebesar
9.63 kgf/en/.
Draft pel11bajakan dan efisiensi pembajakan dieari dengan melihat perubahan
- perubahan dari efek pengaturml sudut alah dan sudut piringan. Pada penelitian ini
dilakukan empat perlakuan sudut piringan (D), yaitu : Dl = 35°, D2 = 40°, D3 = 45°
dan D4 = 50°, dan dua perlakuan sudut olah (T), yaitu : Tl = 20° dan T2
sehingga diperoleh delapan kombinasi perlakuan.
=
25°,
Bajak piring yang digunakan
mempunyaJ satu pmngan dengan diameter pmngan 65 em dan jari - jari
kelengkungan piringan 69 cm.
Pada penelitian ini dilakukan pembajakan tanah dengan kecepatal1 kOl1stan,
yaitu rata - rata sebesar 0.5675 m/detik.
Lebar pemotongan pembajakan akan
beliambah besar dengan pertambahan sudut olah dan sudut piringan, lebar
pemotongan terpendek diperoleh pada perlakuan sudut TlDl yaitu 39.25
Clll
sedangkan lebar pemotongan teljauh diperoleh pada perlakuan sudut T2D4 yaitll
50.25 cm. Jika dibandingkan dengan lebar pel11otongan pembajakan yang dihitung
berdasarkan rumus perhitungan secara teoritis maka lebar pemotongan pembajakan
dilapang (aktual) lebih besar. Luas pemotongan pembajakan juga akan bertambah
besar dengan bertambah besamya sudut olah dan sudut piringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan semakin besar sudut olah dari
20° hingga 25° dan sudut piringan dari 35° hingga 50° malca akan menambah besar
draft pembajakan. Draft pembajakan terkecil diperoleh pada perlakuan sudut TIDI
yaitu sebesar 194.42 kgf, sedangkan draft pel11bajakan terbesar pada perlakuan sudut
T2D4 yaitu sebesar 479.16 kgf. Hasil draft spesifik penlbajakan tidak jauh berbeda
pada setiap perlakuan kombinasi sudut - sudut pengaturan bajak piring.
Hasil perhitungan diperoleh daya yang tersedia pada batang penarik
(drawbar) sebesar 24.75 hp, sedangkan draft pel11bajakan terbesar setelah dikonversi
adalah 3.65 hp (T2D4). Dengan del11ikian daya yang tersedia pada traktor masih
lebih besar dari pada draft pembajakan terbesar.
Jika dilihat dari efisiensi
pembajakan maka lebar pemotongan terbesar akan lebih efisien dalam pel11bajakan
tanah, yaitu pada perlakuan sudut T2D4. Dengan demikian dapat dipilih perlakllan
sudut pengaturan bajak piring untuk pembajakan tanah di lahan percobaan
Leuwikopo, Darmaga yang terbaik yaitu pada perlakuan T2D4 (sudut olah 25° dan
sudut piringan 50°).
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING DENGAN GAY A
PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI PEMBAJAKAN T ANAH
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sal"jana Teknologi Pertaniall
pada Jurusan Tekllik Pertalliall
FakuItas Tekllologi Pertalliall
Illstitut Pertalliall Bogor
Oleh
SUDIRMAN
F 31.0613
1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR