Lutfi Dwi Rizki, 2015 MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali temuan yang didapat di apangan melalui tahapan diskusi serta analisis penelitian dari
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kekurangan dan pengaruh yang terjadi selama proses tindakan berlangsung,
sehingga memberikan gambaran untuk memperbaiki hal tersebut untuk tindakan selanjutnya. Dalam kegiatan ini, peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra
dan siswa setelah proses tindakan dilakukan. Dari hasil diskusi tersebut kemudian direfleksikan untuk kepentingan persiapan dalam melakukan siklus selanjutnya.
Dalam hal ini refleksi mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menetapkan keputusan keberlanjutan setelah tindakan dilaksanakan Usman, 2009, hlm. 154
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hopkins dalam Komalasari, 2010, hlm. 271 merumuskan
penelitian tindakan kelas sebagai penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosedur perbailan dan perubahan.
Wardhani 2007, hlm. 15-17 mengemukakan bahwa karakteristik PTK adalah munculnya kesadaran pada diri guru bahwa pembelajaran yang
dilakukannya selama ini di kelas mempunya masalah yang perlu diselesaikan,
Self reflective inquiri
atau penelitian melalui refleksi diri. PTK dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku
guru dan siswa dalam berinteraksi dan PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
PTK dapat dijadikan sebagai metode yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Metode PTK di
dalam penelitian ini dilakukan untuk menangani masalah melalui proses
Lutfi Dwi Rizki, 2015 MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pembelajaran IPS di kelas VII-E SMP Negeri 3 Subang dengan meerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
two stay two stray
untuk mengembangkan sikap toleransi siswa.
D. Fokus Penelitian
1. Karakter Toleransi
Toleransi dam Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Kemendiknas, 2010, hlm. 9-10 diartikan sebagai sikap dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya. Kemudian Naim dan Syauqi 2010, hlm. 77 memaknai toleransi sebagai
suatu kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan da perilaku yang dimiliki seseorang. Untuk melihat indikator toleransi yang dapat terlihat pada
siswa, Gede Raka
et al
2011, hlm.232 mengungkapkan indikator toleransi siswa adalah bisa menghargai pendapat yang berbeda, bisa berinteraksi dengan orang-
orang dari berbagai latar belakang budaya, kepercayaan dan suku, tidak “menghakimi” orang yang berbeda pendapat, keyakinan atau latar belakang
budaya, tidak mendominasi atau main hakim sendiri. Berdasarkan indokator tersebut, untuk mempermudah penelitian ini, peneliti
menjabarkan indikator dari karakter toleransi siswa menjadi empat, yaitu kemampuan dalam menerima kemajeukan yang ada, kemampuan dalam
berinteraksi dengan siswa yang berbeda latar belakang budaya, kepercayaan dan suku, kemampuan dalam memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
mengemukakan pendapat, kemampuan dalam menghargai pendapat temannya. 2.
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray
TSTS
Lutfi Dwi Rizki, 2015 MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Lie 2008, hlm. 62 mengungkapkan langkah-langkah penerapan
two stay two stray
sebagai berikut. Pertama, siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa. Setelah selesai, dua orang masing-masing kelompok akan
meninggalkankelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain. Kemudian dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugass membagikan
hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
Selanjutnya kelompok mencocokan dan membahas hasil kerja mereka. Adapun langkah-langkah TSTS menurut Suprijono 2012, hlm. 93 sebagai
berikut. Pertama, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kemudian masing-masing kelompok diberi tugas untuk berdiskusi tentang suatu
permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya, guru membantu menjelaskan pada masing-masing kelompok jika ada yang kurang dimengerti.
Setelah berdiskusiintrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota
kelompok yang tidak mendapatkan tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas tuan rumah adalah menyajikan hasil
diskusinya kepada setiap tamu yang dating, sedangkan tugas dua tamu diwajibkan bertamu ke kelompok lain dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang
materi yang didiskusikan oleh kelompok tersebut. Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi, anggota kelompok yang bertamu bertugas menyebarkan
informasi yang diterimanya dari kelompok lain ke anggota kelompoknya sendiri dan yang bertugas sebagai tamu maupun yang bertugas sebagai penerima tamu
mencocokan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan. Selanjutnya Huda 2011, hlm. 207 mengungkapkan langkah-langkah TSTS
sebagai berikut. Pertama, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat siswa. Kemudia guru memberi sub pokok bahasan
pada masing-masing kelompok dan siswa berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah seesai, dua siswa yang tetap berada dalam kelompok bertugas memberi
Lutfi Dwi Rizki, 2015 MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
informasi hasil diskusinya kepada tamu yang dating. Setelah selesai tamu kembali ke kelompok semua untuk mendiskusikan hasil kerja mereka. Kemudian beberapa
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Berdasarkan beberapa langkah yang diungkapkan oleh para ahli, untuk
kepentingan penelitian peneliti mengadaptasi langkah-langkah tersebut sebagai berikut. Pertama, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara
heterogen, setiap kelompok terdiri dari empat siswa. Kemudian guru memberikan tugas berupa pokok bahasan berbeda kepada setiap kelompok. Setiap kelompok
mendiskusikan pokok bahasan yang telah diberikan. Setelah selesai, masing- masing kelompok memilih dua orang yang akan bertamu ke kelompok lain yang
bertugas mengumpulkan informassi sebanyak-banyaknya, dan dua orang yang tinggal untuk menerima tamu dari kelompok lain bertugas menjelaskan hasil
diskusinya. Kemudian, dua orang dari masing-masing kelompok yang menjadi tamu kembali ke kelompoknya semula untuk mendiskusikan temuan yang didapat.
Setelah selesai mendiskusikan, beberapa kelompok memaparkan hasilnya di depan kelas.
E. Instrumen Penelitian