Studi Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) di Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan.

i

STUDI MORFOLOGI UDANG GALAH
(MACROBRACHIUM ROSENBERGII) DI ALIRAN SUNGAI
MUSI, SUMATERA SELATAN

AHMAD FAUZI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN ILMU DAN KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Morfologi Udang
Galah (Macrobrachium rosenbergii) di Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Ahmad Fauzi
NIM C24080022

v

ABSTRAK
AHMAD FAUZI Studi Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) di
Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan. Dibimbing oleh YUSLI WARDIATNO
dan NGURAH NYOMAN WIADNYANA.
Macrobrachium rosenbergii dikenal dengan nama udang galah adalah salah
satu crustacea yang memiliki nilai ekonomis penting. Penangkapan di alam secara
terus menerus tentu dalam jangka waktu lama akan berdampak pada menurunya
stok dan populasi. Ketersediaan stok akan terpengaruh dengan adanya

penangkapan pada intensitas yang tinggi. Pada akhirnya kuantitas stok akan
semakin sedikit. Oleh karena itu perlu diketahui keragaman stok dengan beberapa
studi diantaranya adalah dengan studi morfologi. Adanya stok yang berbeda-beda
pada beberapa lokasi berdampak baik pada ketahanan kuantitas stok udang galah
pada saat terjadi overfishing, masing-masing stok yang berbeda dapat mengisi
stok lain. Oleh karena itu untuk mengetahui adanya stok yang berbeda pada
beberapa lokasi, perlu dilakukan penelitian berupa studi morfologi udang
galah.Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat keragaman morfometrik udang
galah (Macrobrachium rosenbergii) yang diambil dari tiga stok (Pualu Borang,
Pulau Burung dan Upang Jaya) di Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan
menggunakan analisis diskriminan multivariat. Parameter morfologi yang
digunakan seluruhnya sepuluh, salah satunya menjadi faktor independen yaitu
panjang karapas (PK). Berdasarkan hasil analisis fungsi diskriminan mampu
memisahkan
secara geografis dan membedakan pengelompokan udang
M.rosenbergii pada tiga stok. Pada analisis diskriminan bivariat juga berhasil
membedakan stok yang ada. Stok Pulau Borang dan Pulau Burung berhubungan
cukup erat dan tidak dapat dipisahkan keduanya. Pentingnya pengumpulan
informasi tentang tingkat keragaman stok terutama karena spesies memiliki nilai
ekonomis penting, serta dapat membantu ketika membangun akuakultur dan

membahas rencana maupun program terkait konservasi.
Kata kunci: Keragaman, Morfologi, Udang galah Macrobrachium rosenbergii.

ABSTRACT
AHMAD FAUZI Morphology Study of Giant River Prawn (Macrobrachium
rosenbergii) in Musi River, South Sumatera. Supervised by YUSLI
WARDIATNO and NYOMAN NGURAH WIADNYANA.
Macrobrachium rosenbergii is also known as the giant river prawn, and
thought to be one of economically important species. A continuing harvest from
the wild would eventually led to the decreasing stock and population overtime.
Stock availability would be smitten cought at high intensity. Stock diversity is one
aspect that could be affected from overfishing, therefore a further study is needed,
such as morphological aspect of this prawn. This study was aimed to find out
morphometric diversity of the prawn that were caught from three different
locations (Borang Island, Burung Island and Upang Jaya) in the Musi River of
South Sumatera. Multivariate discriminant analysis was used to this study using
ten of morphological variable, one of them being an independent factor which is
carapace length (CL). Based on the study, the particular analysis was capable on
geographically separate and differ the three different stock of the giant river
prawn. The stock from Borang Island and Burung Island was closely related and

was could not be separated from another. The importance of gathering the
information about stock diversity is because of the value of the prawn, and also a
key to develop culturing and conservation.
Keywords: Diversity, Giant River Prawn, Morphological.

vi

STUDI MORFOLOGI UDANG GALAH
(MACROBRACHIUM ROSENBERGII) DI ALIRAN SUNGAI
MUSI, SUMATERA SELATAN

AHMAD FAUZI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN ILMU DAN KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

v

Judul Skripsi : Studi Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) di
Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Nama
: Ahmad Fauzi
NIM
: C24080022

Disetujui oleh

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, MSc.
Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Ngurah N. Wiadnyana, DEA.
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr. Ir. Muhammad Mukhlis Kamal, MSc.
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 ini ialah
Studi Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) di Aliran Sungai
Musi, Sumatera Selatan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan dan peyusun skripsi ini terutama kepada:
1. Dr. Ir. Yusli Wardiatno, MSc. selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr.
Ir. Ngurah N. Wiadnyana, DEA. selaku pembimbing II yang telah
memberikan arahan, dan saran dalam menulis.
2. Ir. Zairion, M.Sc dan Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, MSc. selaku Dosen
Penguji, yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penulisan

skripsi.
3. Dr. Ir. Yunizar Ernawati, MS yang telah membantu memberikan arahan
dan masukan pada penyempurnaan penulisan skripsi.
4. Ir. Charles PH. Simanjuntak, MSi selaku pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis dan memberi nasehat selama studi.
5. Orang tua tercinta ayah Suwito, ibu Rosita yang selalu memberikan
kasih sayang do’a dan dukungan baik moril maupun materil serta adikadikku Fitriani dan Trimarlisa Eni.
6. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Balai Riset Penelitian
Perairan Umum (BRPPU) Palembang yang telah memberikan
Pendanaan penelititan dan memberi kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian udang galah di daerah Aliran Sungai Musi,
Sumatera selatan, serta kepada Ibu Ir. Syarifah N., MSi. dan Eko
Priyanto, SPi, MSi. atas bantuanya dalam penyediaan sampel.
7. Terima kasih kepada pimpinan dan seluruh staf Pusat Pengkajian dan
Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) yang telah
ikut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi.
8. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf tata usaha MSP
Mba Widar, Mang Unus dan seluruh staf atas bantuannya.
9. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada sahabat MSP 45, Tafrani,
Doni, Putu, Christian, Angresia, Imanda , dan seluruh sahabat yang tidak

bisa disebutkan satu persatu atas bantuanya. Terima kasih kepada Bang
Aries dan Pak Ruslan di Lab. Biologi Mikro Makro Manajemen
Sumber Daya Perairan Intitut Pertanian Bogor atas bantuan dalam
penelitian.
Penulis menyadari tulisan ini belum sempurna. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.

Bogor, September 2013
Ahmad Fauzi

v

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
Tujuan dan Manfaat ...................................................................................... 1

2 METODE ........................................................................................................... 2
Waktu dan Tempat ........................................................................................ 2
Bahan dan Alat .............................................................................................. 2
Pengukuran dan Pengamatan ........................................................................ 2
Analisis Data ................................................................................................. 4
3 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 5
4 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 24
Kesimpulan ................................................................................................. 24
Saran............................................................................................................ 24
5 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26
LAMPIRAN .......................................................................................................... 31
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 33

vi

DAFTAR TABEL
1 Detail parameter morfometrik dan meristik pada udang galah
Macrobrachium rosenbergii ................................................................... 4
2 Ringkasan statistik udang galah (Macrobrachium rosenbergii) pada
tiga stok di Aliran Sungai Musi,Sumatera Selatan ................................. 6

3 Perbandingan regresi linear pada sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk
membedakan dua poulasi M.rosenbergii pada (stok 1 vs. stok 2) ........ 10
4 Perbandingan regresi linear pada sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk
membedakan dua stok M.rosenbergii pada (stok 1 vs. stok 3) ............. 11
5 Perbandingan regresi linear pada sepuluh parameter morfometrik
panjang karapas (PK) sebagai variabel independen untuk
membedakan dua stok M.rosenbergii pada (stok 2 vs. stok 3) ............. 12
6 Perbandingan Regresi linear pada Sepuluh parameter morfometrik (
PK sebagai variabel independen ) untuk membandingkan stok udang
M. rosenbergii antara jantan dan betina pada seluruh stok yang
diambil .................................................................................................. 13
7 Korelasi antara variabel diskrimantif (parameter) dan standar kanonik
diskrimainan fungsi Macrobrachium rosenbergii ............................... 23

DAFTAR GAMBAR
1
2
3


4

5

6

7

8

Peta lokasi pengambilan sampel M.rosenbergii di Sungai Musi
Sumatera Selatan..................................................................................... 2
Skema representasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii). .......... 2
Hubungan variabel (PT) panjang total vs. (PK) panjang karapas antar
stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 ( ) dan
ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).. ..................................... 13
Hubungan variabel (Pab) panjang abdominal vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ). ............... 14
Hubungan variabel (Ptel) panjang telson vs. (PK) panjang karapas
antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 (
) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ). ............................. 14
Hubungan variabel (LK) lebar karapas vs. (PK) panjang karapas antar
stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 ( ) dan
ke-3 ( ) (C) stok 2( ) dan stok ke 3 ( ). ........................................ 14
Hubungan variabel (PDK) panjang diagonal karapas vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 ( ).. ............... 18
Hubungan variabel (1PAP) Panjang abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan populasi ke-2 (
). (B) stok ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2( ) dan stok ke 3 (
). ............................................................................................................ 18

vii
9 Hubungan variabel (TAP) tinggi abdominal pertama vs. (PK) panjang
karapas antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok
ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2( ) dan stok ke 3 ( )................... 18
10 Hubungan variabel (PR) panjang rostrum vs. (PK) panjang karapas
antar stok. (A) stok Ke-1 ( ) dan stok ke-2 ( ). (B) stok ke-1 (
) dan ke-3 ( ) (C) stok 2( ) dan stok ke 3 ( ).................................. 16
11 Hubungan variabel (2PAK) panjang abdominal kedua vs. (PK)
panjang karapas antar stok. (A) populasi Ke-1 ( ) dan stok ke-2 (
). (B) stok ke-1 ( ) dan ke-3 ( ) (C) stok 2 ( ) dan stok ke 3 (
).. ........................................................................................................ 16
12 Hubungan variabel (PT) panjang total vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh stok M.
rosenbergii (1,2, dan 3).. ........................................................................ 16
13 Hubungan variabel (Pab) panjang abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk
seluruh stok M. rosenbergii (1,2, dan 3). ............................................... 17
14 Hubungan variabel (Ptel) panjang telson vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh stok M.
rosenbergii (1,2, dan 3). ......................................................................... 17
15 Hubungan variabel (LK) lebar karapas vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh stok M.
rosenbergii (1,2, dan 3). ......................................................................... 18
16 Hubungan variabel (PDK) panjang diagonal kedua vs. (PK) panjang
karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh
stok M. rosenbergii (1,2, dan 3) ............................................................. 18
17 Hubungan variabel (1PAP) panjang abdominal pertama vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk
seluruh stok M. rosenbergii (1,2, dan 3) ................................................ 19
18 Hubungan variabel (TAP) tinggi abdominal pertama vs. (PK) panjang
karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh
stok M. rosenbergii (1,2, dan 3) ............................................................. 19
19 Hubungan variabel (PR) panjang rostrum vs. (PK) panjang karapas
antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk seluruh stok M.
rosenbergii (1,2, dan 3) .......................................................................... 20
20 Hubungan variabel (2PAK) panjang abdominal kedua vs. (PK)
panjang karapas antara jantan ( ) n=58 dan betina ( ) n=62 untuk
seluruh stok M. rosenbergii (1,2, dan 3). ............................................... 20
21 Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 untuk tiga stok
M.rosenbergii. ........................................................................................ 21
22 Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 untuk tiga stok
M.rosenbergii khusus kelamin jantan. ................................................... 22
23 Cluster plot antara fungsi diskriminan 1 dan 2 untuk tiga stok
M.rosenbergii khusus kelamin betina. ................................................... 22

DAFTAR LAMPIRAN
1 Alat dan bahan .......................................................................................... 31
2 Hasil olahan data statistik ......................................................................... 32
3 Hasil olahan data statistic [lanjutan] ....................................................... 33

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Luasnya perairan Indonesia merupakan indikasi bahwa Indonesia
mempunyai sumberdaya perikanan yang potensial yang terdiri dari perairan tawar,
payau dan laut (Amil et al. 2006). Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
merupakan udang air tawar terbesar di dunia (Munasinghe dan Thusari 2010).
Berdasarkan kelangsungan hidupnya udang galah akan menempatkan diri pada
salinitas yang sesuai dengan daur hidupnya. Mulai dari larva ukuran (1mm) yang
berkembang baik di hilir (salinitas 14-15ppt) sampai udang galah dewasa ukuran
(10 cm) yang hidup di daerah hulu dengan salinitas kurang dari 5 ppt (Nadhlal dan
Pickering 2005). Masing-masing ukuran morofologi berada pada salinitas yang
berbeda sesuai perkembangan dan daur hidupnya. Hewan dengan ukuran yang
sama diyakini membentuk sebuah stok yang biasa digunakan pada industri
perikanan (Avsar 1994) sehingga adanya ukuran kelompok (grup) dengan ukuran
yang bervariasi pada satu lokasi dengan lokasi yang lain mengindikasikan adanya
stok yang berbeda pula. Sampel yang diambil pada penelitian masih satu aliran
sungai namun lokasinya berbeda-beda yaitu pada Pulau Borang, Pulau Burung
dan Upang Jaya. Stok yang berbeda pada beberapa lokasi yang masih satu aliran
sungai ini penting diketahui karena pada saat terjadi overfishing tangkapan
berlebih maka stok dari lokasi lain akan mengisi ruang kosong pada daerah yang
mengalami overfishing tersebut. Pada saat tertentu jika keseluruhan lokasi terjadi
overfishing maka perlu dilakukan restoking untuk meningkatkan kuantitas stok di
lingkungan tersebut (Harris 2006). Sesuai dengan fakta tersebut maka secara
periodik stok perlu pengkajian sebagai penentuan dan langkah mengambil
tindakan yang tepat untuk perencanaan manajemen konservasi.
Rumusan Masalah
Udang galah merupakan salah satu jenis crustacea yang memiliki nilai
ekonomis penting. Permintaan yang tinggi pada udang galah berdampak pada
intensitas tangkapan yang mampu mengurangi stok udang galah di perairan.
Adanya stok yang berbeda-beda pada beberapa lokasi berdampak baik pada
ketahanan kuantitas stok udang galah pada saat terjadi intervensi manusia.
Masing-masing stok yang berbeda dapat mengisi stok lain saat terjadi overfishing,
oleh karena itu untuk mengetahui adanya stok yang berbeda pada beberapa lokasi
(Pulau Borang, Pulau Burung, dan Upang Jaya) perlu dilakukan penelitian berupa
studi morfologi udang galah. Studi morfologi ini mampu membedakan stok dari
beberapa lokasi berdasarkan karakter dari morfometrik dan meristik menggunakan
analisis covarian dengan menekankan pada ukuran morfometrik udang galah.
Hasil akhirnya dapat membantu upaya mengambil kebijakan perencanaan dan
manajemen konservasi.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji keragaman morfometrik dan
meristik udang galah (Macrobrachium rosenbergii) di aliran Sungai Musi

2101010010
Sumatera Selatan. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang tingkat keanekaragaman stok spesies air tawar yang memiliki nilai
ekonomis penting, serta dapat membantu ketika membangun perencanaan
budidaya dan program konservasi.

2 METODE
Waktu dan Tempat
Pengambilan
sampel
udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
dilakukan di Pulau borang, Pulau Burung dan di Upang Jaya tempat di Aliran
Sungai Musi, Sumatera Selatan (Gambar 1). Sampel koleksi diambil pada bulan
Oktober dan bulan Desember 2011. Sampel yang dikoleksi masing-masing untuk
seluruh lokasi berjumlah 45-120 ekor, namun masing-masing sampel yang benarbenar dapat di input kedalam pengolahan data pada tiap lokasi masing-masing
sebanyak 40 ekor .

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel Macrobrachium rosenbergii di Aliran
Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan
formalin, dan sampel udang galah
(Macrobrachium rosenbergii). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini

3
antara lain, penggaris, plastik, baki, kertas label, alat tulis, kamera digital, dan
laptop yang dapat dilihat pada lampiran 1.
Pengukuran dan Pengamatan
Semua karakter yang terukur meliputi parameter morfometrik dan meristik
namun lebih mengutamakan karakter morfomterik. Karakter morfometrik yang
diukur adalah panjang total (Pab), panjang abdominal (Pab), panjang telson
(PTel), panjang karapas (PK), lebar karapas (LK), panjang diagonal karapas
(PDK), panjang abdominal pertama (1PAp), tinggi abdominal pertama (TAP),
panjang rostral (PR), panjang abdominal kedua(2PAK). Karakter meristik yang
dihitung adalah (NaR) jumlah gigi atas rostrum atas dan (NbR) jumlah gigi bawah
rostrum. Sedangkan karakter lain seperti periopod tidak digunakan karena anggota
tubuh ini sering malakukan regenerasi, terutama pada saat reproduksi (Chace dan
Bruce 1993; Suzuki dan Kusamura, 1997). Lebih dari itu Munasinghe dan
Thusari (2010) berpendapat bahwa periopod juga sering rusak saat pengumpulan
sampel. Masing-masing karakter yang diamati dapat dilihat pada Gambar 2 dan
definisi karakter dapat dilihat pada Tabel 1.

Gambar 2. Skema representasi udang galah Macrobrachium rosenbergii beserta
parameter morfometrik dan meristik yang digunakan dalam studi.
Sumber : Munasinghe dan Thusari (2010).

4101010010
Tabel 1.
No
A

Detail parameter morfometrik dan meristik pada Macrobrachium
rosenbergii yang digunakan pada studi.
Variabel

Singkatan

Keterangan

Parameter Morfometrik

1

Panjang Total

PT

Panjang dari antennula sampai ke ujung Telson*

2

Panjang Abdominal

Pab

panjang dari karaps depan sampai ke ujung Telson*

3

Panjang Telson

PTeL

Panjang karapas

PK

5

Lebar karapas

LK

panjang maksimum dari telson*
Panjang dari pangkal mata sampai batas karapas
depan*
Lebar maksimum karapas***

6

Panjang Diagonal Karapas

PDK

Panjang pangkal mata sampai batas karapas bawah**

7

Panjang abdominal pertama

1Pap

Tinggi Abdominal pertama

TAP

9

Panjang Rostral

PR

Panjang maksimum pada segmen abdominal pertama*
Tinggi maksimum pada segment abdominal
pertama***
panjang dari ujung hingga pangkal Rostrum*

10

Panjang Abdominal kedua

2Pak

Panjang maksimum pada segmen keddua abdominal*

B

Parameter Meristik

4

8

1

Nomor gigi atas Rostrum

NaR

Total jumlah duri atas pada Rostrum

2

Nomor gigi bawah Rostrum

NbR

Total jumlah duri bawah pada Rostrum

*panjang Horisontal **Panjang Diagonal ***Panjang Vertikal
Analisis data
Analsisis data yang dilakukan adalah menggunakan Analisis Covarian.
Data yang dianalisis yaitu sepuluh karakter morfometrik yang diambil dari tiga
lokasi. Parameter morfometrik pada penelitian ini menggunakan desain penelitian
dari Munasinghe dan Thusari (2010). Parameter yang dipakai nilai (PK) panjang
karapas sebagai variabel independen dan Sembilan parameter morfometrik lainya
sebagai variabel dependen (dipengaruhi). Pada crustacea struktur seperti panjang
galah, Pleopod, dan lebar abdominal pada udang betina dapat digunakan dengan
mudah untuk penentuan kematangan seksual (Mariappan dan Balasundaram,
2004). Perlu diketahui secara keseluruhan genus Macrobrachium terdiri lebih dari
100 spesies, untuk identifikasi sendiri cukup sulit namun cara yang popular
digunakan adalah dengan menggunakan variasi morfologi (Koshy 1971). Variasi
morfologi makin lama banyak berkembang seperti yang dilakukan Wardiatno dan
Tamaki (2001) juga berhasil membedakan Nihonotryapea harmandi dan N.
japonica berdasarkan ukuran kornea mata. Selanjutnya Suzuki dan Kusamura
(1997) berhasil memisahkan Macrobrachium nipponese dengan Macrobrachium
formosense berdasarkan panjang dan lebar dactyl pada periopod ke dua. Cohen et
al. (1987) menyatakan variasi panjang dan berat berhubungan erat dengan jenis
kelamin jantan dan betina yang bisa diperolah dari banyak hal, mulai dari
makanan, kepadatan populasi, kondisi lingkungan yang telah terdokumentasi
dengan baik pada studi terdahulu. Lebih dari itu (Chache dan Bruce 1993)
menambahkan begitu pentingnya bagian cheliped yang digunakan pada taxonomy
berbagai jenis udang termasuk kelompok Macrobrachium. Pada lain kesempatan
(Jayachandran 1998) menggunakan rasio antara panjang cheliped dan panjang

5
karapas untuk menggambarkan spesies secara detail menggunakan bantuan
analisis statistik pada studi taxonomy.
Salah satu cara yang digunakan untuk menguji variabilitas karakter
morfometrik dapat menggunakan analisis covarian sehingga mampu memisahkan
karakter morfometrik antar lokasi pada tiga stok. Analisis covariate bekerja
dengan cara mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah, peubah X panjang
karapas (PK) independen dan peubah Y sebagai peubah dependen berupa sepuluh
parameter morfometrik yang diukur dan dibandingkan.
Analisis fungsi diskriminan (DFA) dilakukan untuk menentukan karakter
morfologi yang dapat diandalkan serta penting untuk membedakan stok. Lamda
wilk digunakan untuk untuk menguji signifikasi dari fungsi diskriminan secara
menyeluruh. Berikutnya didapatkan skor kanonikal yang diperoleh dari analisis
DFA yang diplot dalam dua dimensi ruang untuk mendeteksi secara visual pada
pemisahan stok. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan software yang
relevan.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis diperoleh ringkasan hasil statistik berupa nilai
rata-rata sampai nilai ukuran maksimal untuk seluruh parameter, dapat dilihat
pada Tabel 2. Pada ringkasan statistik pada Tabel 2 diketahui ukuran udang
terbesar adalah 21,07 cm terlihat pada daerah Upang dikarenakan letaknya lebih
kearah muara dan diambil pada bulan Desember, sedangkan pada Upang jaya
udang galah memiliki ukuran yang paling besar dari tiga tempat sampel diambil.
Perbedaan ukuran ini karena udang yang ditangkap pada daerah upang diambil
pada bulan desember bertepatan pada musim puncak pemijahan yaitu pada bulan
Desember sampai bulan februari mulai beruaya ke estuari. Sedangkan pada bulan
februari sampai maret udang galah sudah benar-benar memijah dengan jumlah
telur berkisar 40.000 sampai 108.000 butir pada udang ukuran 12-16 cm (Utomo,
2001). Udang galah indukan yang sudah membawa telur yang telah dibuahi akan
beruaya kearah hilir sungai mencari air bersalinitas tinggi untuk melakukan
penetasan telur.
Udang galah di Pulau Borang dan Pulau Burung diambil pada waktu yang
bersamaan cenderung lebih kecil ukuranya karena pengkoleksian sampel pada
bulan oktober dan belum masuk pada bulan pemijahan. Terkait pemijahan
salinitas berdampak pada fase pemijahan. Pada salinitas 6 ppt udang berada pada
salinitas ideal untuk menetaskan telur, dan larva berkembang baik pada salinitas
14-15 ppt. Pada saat udang ke fase post larva (ukuran 1 mm) udang akan mulai
mencari ke daerah yang lebih rendah salinitasnya (Nadlal dan Pickering 2005).
Ketika telah mencapai ukuran dewasa (10 cm) udang galah akan kembali kesungai
sampai matang gonad menurut (Nadlal dan Pickering 2005). Udang galah di masa
larva sampai ke pasca larva belum dapat dibedakan antara jantan dan betina, baru
terlihat samar samar sampai saat juvenile (Malecha et al. 1992), baru Pada saat
panjang karapas 15-17 mm, udang galah jantan mulai dapat terlihat adanya
petunjuk
kelamin
sekunder
(Mantel
dan
Dugeon
2005).

6
6661

Tabel 2. Ringkasan statistik udang galah (Macrobrachium rosenbergii) pada tiga stok di Aliran Sungai Musi, Sumatera Selatan.

25
Kematangan gonad betina bisa mencapai bobot 20 g dan fekunditas terbaik
untuk pembenihan adalah pada panjang tubuh 18,1-22,9. Berdasarkan penelitian
udang galah dengan panjang tubuh 15,5 cm telah dapat melakukan pemijahan
(Murni 2004) dan Indukan udang galah yang sehat penting untuk menghasilkan
benih yang baik (Sukadi et al., 2006). Lebih dari itu (Hadie 1993) berpendapat
bahwa pada perairan bersalinitas rendah udang galah mengalami pertumbuhan
yang optimum. Fitriyanti (2004) melaporkan bahwa masyarakat juga telah banyak
memanfaatkan perairan tawar pada lokasi persawahan untuk digunakan sebagai
media pemeliharaan Udang galah.
Ukuran udang dapat dipengaruhi juga dengan makanan. Sebagian besar
crustacea termasuk udang dapat mengubah kebiasaan makan dan tingkah laku
menurut waktu tempat dan ketersediaan makanan (Nadia 2002; Tjahjo dan
Purnamaningtyas 2006). Udang galah mampu mengisi relung makanan alami
yang kosong seperti makrofita (Tjahjo et al. 2001). Perkembangan awal dan
pertumbuhan udang sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan dengan jenis dan
kualitas serta jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuhnya (Mukti dan Satyantini
2005). Pakan yang tersedia cukup nutrisi mampu meningkatkan pertumbuhan
larva (Jayaprakas dan Sambhu 1996). Berdasarkan penelitian makanan yang
dimakan berpengaruh pada laju pertumbuhan udang (Rambe 1982) serta
perbedaan tingkat salinitas mampu mempengaruhi pertambahan bobot tubuh
(adanya proses moulting) dan mortalitas. Lebih dari itu (Tjahjo 2000; Tjahjo et
al. 2005) menambahkan kebiasaan makan udang galah bergantung pada makanan
yang tersedia dilingkungan baik berupa vegetasi maupun organisme kecil
diperairan. Makanan berperan besar terhadap pertumbuhan udang galah (Boer
1987). Pada lokasi yang berbeda dan dengan adanya pasang surut air
mempengaruhi kebiasaan makan udang galah berupa vegetasi (tumbuhan) dan
hewan (siput dan serangga) menurut (Satria 2001). Makanan merupakan faktor
penentu bagi populasi, stok, Pertumbuhan, dan kondisi ikan sedangkan macam
makanan satu spesies ikan biasanya bergantung pada umur, tempat dan waktu
(Tafrani 2012). Laju pertumbuhan udang galah banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan menurut (Tjahjho dan Purnamaningtyas 2006). Pertumbuhan pada
udang dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam dan luar diantaranya jenis
kelamin, umur, parasite dan penyakit (faktor dalam), makanan dan kualitas air
(faktor luar) menurut (Effendie 1997; Kadarusman 2012). Berdasarkan jenis
kelamin Udang galah jantan memiliki pertumbuhan relative lebih cepat dari udang
betina dengan ukuran mampu 3 kali lebih besar hanya dalam waktu 3 bulan
pemeliharaan (Triajie 2010). Faktor lingkungan yang terpenting adalah makanan,
baik kualitas maupun kuantitas, sehingga ada hubungan yang erat antara makanan
dan bobot terhadap laju pertumbuhan menurut D’Abramo et al. (1989)
melaporkan bahwa makanan udang galah adalah potongan hewan dan tumbuhan,
larva dan serangga dewasa, algae moluska, cacing, ikan serta udang galah
cenderung bersifat kanibal pada tempat dengan kepadatan yang tinggi. Hasil
peneltian Tjahjo dan Purnamaningtyas (2004) menunjukan bahwa udang galah
mampu memanfaatkan potensi makanan (tumbuhan) dan peluang terjadinya
kompetisi yang rendah, baik makanan maupun ruang saat di tebar pada perairan
waduk. Utomo et al. (1991) menyatakan bahwa makanan udang galah di Sungai
Lempuing, Sumatera Selatan mempunyai makanan alami utama adalah detritus.
Udang galah juga bersifat bentik yaitu hidup didasar kolam sehingga udang akan

8101010010
mengkonsumsi pakan yang jatuh ke dasar. Cara udang mengambil makan juga
unik dengan menggunakan kaki jalan kedua sehingga memerlukan waktu lebih
lama dibandingkan pada ikan (New 2002). Pertumbuhan udang didorong dengan
proses molting (pergantian cangkang baru) menurut (Satyani 1996). Pertumbuhan
juvenile udang galah dapat didorong dengan mempercepat molting dengan
penambahan kalsium 50 mg/L Ca(OH)2 (Abidin 2011). Lebih dari itu (Zaidy
2007) menjelaskan dengan pemberian kalsium mampu membantu mempercepat
pertumbuhan, Saat kondisi lingkungan optimal yang ditandai dengan tingkat kerja
osmotik dan konsumsi oksigen yg rendah maka nafsu makan meningkat dan
selanjutnya pertumbuhan meningkat.Udang galah selalu molting karena kulit
cangkang tidak elastis untuk tumbuh dengan ukuran yang lebih besar,
memerlukan kalsium (Ca) dan Pospor (P) agar proses molting baik (Mandyasa
2007).
Lingkungan dan kualitas air berpengaruh terhadap kehidupan organisme
(Effendi 2000). Berdasarkan penelitian konsentrasi oksigen terbaik bagi udang
galah adalah 4 mg/L sampai 9 mg/L (Setyohadi et al. 2001). Akumulasi bahan
organik baik dari limbah metabolisme, sisa pakan dan bahan organik lainya dapat
menyebabkan kualitas air menurun dan berdampak pada kehidupan udang
(Chahayati 2012). Lingkungan yang buruk dapat menjadi stessor (penyebab
munculnya penyakit), karena pada saat lingkungan yang buruk udang rentang
terkena penyakit (Tidwell et al. 1998) dan penyakit sering menjadi faktor
pembatas pada proses budidaya (Sahrshar dan Azab 2008). Udang dapat menjadi
stres disaat makanan meningkat yang disisi lain mengundang kehadiran
organisme lain sebagai kompetitor dan terjadi persaingan dalam mendapatkan
makanan (Celia et al. 1996). Terkait lingkungan Munasinghe dan Thusari (2010)
melaporkan bahwa lingkungan yang berbeda-beda didaerah tersebut cenderung
berkorelasi dengan tingkat keanekaragaman hayati. Perbedaan lingkungan
mempengaruhi variasi ukuran karena adanya perbedaan makanan yang dimakan
dan kisaran salinitas.
Berikutnya pada penelitian ini juga menggunakan analisis covarian dan
didapatkan hasil yang mampu menggambarkan masing-masing stok pada lokasi
berbeda, dapat dilihat pada Tabel 3, 4 dan 5. perbandingan garis regresi linear
pada sepuluh parameter pada dua stok udang M. rosenbergii yang dibandingkan
(Stok 1 vs. Stok 2). Terlihat pada Gambar 3 sampai Gambar 11 kolom (A) dari
dua regresi yang ada untuk seluruh parameter yang di uji menunjukan garis
regresi berpotongan (non-parallel) pada stok 1 (Pulau Borang) dan 2 (Upang
Jaya). Artinya sampel pada stok yang diukur untuk tiap parameternya juga
ditemukan dengan nilai seukuran (memiliki nilai yang sama) dan menandakan
stok 1 (Pulau Borang) dan 2 (Upang Jaya) saling berhubungan erat tidak dapat
dipisahkan. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 3, tampak slopnya non
parallel (saling berpotongan).
Pada perbandingan antara Stok 1 (Pulau Borang) vs. stok 3 (Upang Jaya)
yang ditunjukan pada Gambar 3 sampai Gambar 11 kolom (B). Menunjukan
kecendrungan slope non-parallel (saling berpotongan) namun ditemukan juga
slope parallel ( sejajar ) pada perbandingan (PT vs. PK) dan (Pab vs. PK) serta
mampu digunakan untuk memisahkan stok yang berbeda nyata pada taraf nyata
(p