Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya

TREND TATA HIJAU PADA LANSKAP AREA PERMAINAN
LAPANGAN GOLF KLUB GOLF BOGOR RAYA

FARIZ HARINDRA SYAM

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Trend Tata Hijau pada
Lanskap Area Permainan Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya” adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi baik yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Fariz Harindra Syam
NIM A44080007

ABSTRAK
FARIZ HARINDRA SYAM. Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan
Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya. Dibimbing oleh NIZAR NASRULLAH.
Penataan tanaman merupakan hal yang penting dalam suatu lanskap
lapangan golf, untuk menambah keindahan dan fungsi-fungsi tanaman untuk
menambah kenyamanan pengguna lapangan golf. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui trend tata hijau pada tiap unit lanskap lapangan golf Klub Golf
Bogor Raya (KGBR) yang ditunjukkan oleh jenis tanaman dan penataan tanaman.
Tujuan penelitian ini juga untuk menyusun rekomendasi tata hijau pada lanskap
lapangan golf KGBR. Untuk melihat jenis-jenis tanaman yang banyak digunakan
pada KGBR tanaman-tanaman yang ada pada area permainan dihitung nilai
frekuensi, kelimpahan, dan dominansi spesies, dan indeks keragaman spesies.
Aspek fungsi dan estetika penataan tanaman dianalisis dengan cara
membandingkan kondisi yang ada di lapangan dengan kriteria ideal yang didapat

dari studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan, tanaman dengan nilai
dominansi, frekuensi, dan kelimpahan tertinggi pada sebagian besar area studi
adalah tanaman rumput bermuda (Cynodon dactylon). Hal ini disebabkan oleh
penggunaan rumput tersebut sebagai alas lapangan permainan golf. Trend tata
hijau pada KGBR adalah desain dengan konsep arboretum, yang dapat terlihat
dari pemilihan tanaman yang kebanyakan dengan tipe pohon. Indeks keragaman
jenis pohon dan semak pada sebagian area studi tergolong sedang, sedangkan
indeks keragaman jenis tanaman penutup tanah pada sebagian besar area studi
tergolong rendah. Area studi dengan indeks keragaman jenis pohon tertinggi
terdapat pada area hole 10 dengan nilai 2,98. Aspek fungsional tanaman pada
sebagian besar area studi tergolong baik dan sangat baik. Fungsi tanaman yang
menonjol pada lapangan golf KGBR adalah fungsi tanaman sebagai pembatas
(barrier), pembatas visual (screen), peneduh, dan pencegah erosi. Secara umum,
penataan tanaman di KGBR pada bagian tee box dan fairway yang menggunakan
pohon, semak, dan tanaman penutup tanah dapat dibedakan menjadi tiga tipe,
yaitu tipe menerus, berkelompok, dan kombinasi tipe menerus dan berkelompok.
Penataan tanaman pada bagian green dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu
penataan yang hanya menggunakan formasi pohon dengan tipe menerus dan
penataan kombinasi pohon, semak, dan tanaman penutup tanah dengan kombinasi
tipe penataan menerus dan berkelompok.


ABSTRACT
FARIZ HARINDRA SYAM. The Trend of Planting Design at Golf Course
Landscape in Bogor Raya Golf Club. Supervised by NIZAR NASRULLAH.
Arrangement of plants is important in a golf course landscape which it
add beauty, functions for comfort. The purpose of this research was to know the
trend of green system in each landscape units of KGBR golf course that indicated
by plant diversity and arrangement of plants. The research was also aimed to

draw up recommendation on the green system of golf course. Diversity of plants
on KGBR golf course were observed including value of frequency, value of
abundance, dominance of species, and diversity index of plant. The function and
aesthetic aspects of the plants was also analyzed by comparing the existing
condition with ideal criteria obtained from study of literatures. Results of studies
indicated that the plant with highest value of dominance, frequency, and
abundance in most of golf course was Bermuda grass (Cynodon dactylon var.
’tifway’). The trend of green system in KGBR was designed with the concept of
arboretum or collection of trees species ,which can be seen from the plants
selection was mostly the type of trees. The diversity index of trees and shrubs in
most of study area was classified in medium diversity. Meanwhile, groundcover

plants in most of study area was classified in low diversity. Study area with
highest diversity index of tree species (2,98) was found in area of 10th hole. The
functional aspect in most of area studies is good and very good. The trend of
plants arrangement in tee box and fairway in KGBR can grouped into three types,
such as: line planting type, group planting type, and combination both line and
group planting type. The plant arrangement in green areas was classified into two
types, such as arrangement that only used tree formation with line type and
arrangement that used the combination of trees, shrubs, and groundcover plants
with line and group types.

TREND TATA HIJAU PADA LANSKAP AREA PERMAINAN
LAPANGAN GOLF KLUB GOLF BOGOR RAYA

FARIZ HARINDRA SYAM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap


DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan Lapangan Golf
Klub Golf Bogor Raya
Nama
: Fariz Harindra Syam
NIM
: A44080007

Disetujui oleh

Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M. Agr.
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini ialah
penataan tanaman, dengan judul Trend Tata Hijau pada Lanskap Area Permainan
Lapangan Golf Klub Golf Bogor Raya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Nizar Nasrullah, M.Agr
sebagai pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Cucu, Bapak Feri, Bapak Ridwan, dan Ibu Enung beserta staf Golf Course
Maintenance,Klub Golf Bogor Raya yang telah membantu selama pengumpulan
data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat.


Bogor, Juli 2013

Fariz Harindra Syam

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
Kerangka Pikir Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Trend
Lanskap Lapangan Golf
Tata Hijau
Kriteria Fungsi Tanaman
Estetika Tanaman Dalam Lanskap
METODOLOGI

Waktu dan Lokasi penelitian
Bahan dan Alat
Metode Penelitian
KONDISI UMUM
Sejarah Perkembangan Klub Golf Bogor Raya
Letak Geografis Kawasan
Aksesibilitas
Geologi dan Tanah
Iklim
Tata Guna Lahan
Elemen Tanaman
ANALISIS
Diversitas Vegetasi
Aspek Fungsi dan Estetika
Trend Desain Penanaman
REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


i
i
ii
1
1
2
2
2
4
4
4
6
7
9
9
9
10
10
15

15
15
16
16
16
17
19
20
20
31
37
40
42
44
45
85

i

DAFTAR TABEL

1. Standar jarak par
2. Fungsi tanaman dalam lanskap
3. Jenis, bentuk, dan sumber data kondisi umum
4. Jenis, bentuk, dan sumber data Tata Hijau
5. Kriteria penilaian fungsi tanaman
6. Kriteria dan penilaian aspek estetika tanaman
7. Matriks area studi dan aspek penilaian
8. Data iklim Kota Bogor tahun 2011
9. Hubungan jarak par dengan tiap hole permainan
10. Jumlah dan jenis tanaman pada tiap hole permainan
11. Spesies tanaman dengan nilai kelimpahan tertinggi pada tiap area studi
12. Spesies dengan nilai dominansi tertinggi di setiap area studi
13. Spesies dengan nilai frekuensi tertinggi di setiap area studi
14. Indeks keragaman spesies pada masing-masing area studi
15. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai screen pada masing-masing
area studi
16. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman peneduh pada masing-masing
area studi
17. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman sebagai pencegah erosi pada
masing-masing area studi
18. Pemenuhan kriteria fungsi tanaman pembatas hole permainan pada
masing-masing area studi
19. Pemenuhan kriteria estetika pemilihan tanaman pada tiap area studi
20. Pemenuhan kriteria pengaturan tanaman pada tiap area studi
21. Tipe penataan tanaman pada bagian tee box di masing-masing area
studi
22. Tipe penataan tanaman pada bagian fairway di masing-masing area
studi
23. Tipe penataan tanaman pada bagian green di masing-masing area
studi

5
6
10
11
12
13
14
17
17
19
21
24
27
30
32

33
34
35
36
37
38
39
40

DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka pikir penelitian
2. Lima susunan prototipe dasar untuk lapangan golf 18 lubang
3. Lokasi penelitian
4. Peta tata guna lahan pada lokasi studi
5. Ilustrasi tipe penataan pada Bagian tee box
6. Ilustrasi tipe penataan pada bagian fairway
7. Ilustrasi tipe penataan pada bagian green

3
5
9
18
37
38
39

ii

DAFTAR LAMPIRAN
1a. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 1
1b. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 2
1c. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 3
1d. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 4
1e. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 5
1f. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 6
1g. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 7
1h. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 8
1i. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 9
1j. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 10
1k. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 11
1l. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 12
1m. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 13
1n. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 14
1o. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 15
1p. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 16
1q. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 17
1r. Peta sebaran plot tanaman pada area permainan hole 18
2. Tabel spesies tanaman yang digunakan pada lokasi studi
3. Tabel diversitas tanaman pada lokasi studi

45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
75

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rekreasi telah menjadi kebutuhan manusia untuk menghilangkan rasa
jenuh dalam menjalani rutinitas kesibukan sehari-harinya. Salah satu pilihan dari
kegiatan rekreasi adalah olahraga. Olahraga bertujuan untuk menjaga stamina dan
kesehatan tubuh manusia agar tetap bugar untuk menjalani aktvitas sehari-hari.
Golf merupakan salah satu olahraga yang tidak hanya dapat menjaga stamina dan
kesehatan, tetapi juga dapat menjadi sarana rekreasi bagi pemainnya.
Golf merupakan salah satu bentuk permainan olahraga yang bersifat
rekreatif karena pemain dapat menikmati pemandangan alam sekitar lapangan golf
saat melakukan permainan. Lapangan golf dengan penataan lanskap sebagai
lingkungan alami dapat menjadikan lapangan golf sebagai tempat yang menarik
bagi para pemain golf. Lapangan golf merupakan ruang terbuka hijau yang
didominasi dengan oleh rumput yang keberadaannya dapat memperbaiki kualitas
udara dan mencegah terjadinya erosi. Namun, tidak hanya rumput yang ditanam
pada lapangan golf, tetapi juga jenis-jenis tanaman lain dari kelompok pohon,
semak, perdu, dan groundcover. Keberadaan tanaman di lapangan golf harus tetap
memperhatikan persyaratan fungsional dan estetik yang terkait dengan olahraga
golf sehingga keberadaannya tidak mengganggu permainan (Merinda, 2002).
Menurut Beard (1982) keberadaan tanaman pada lapangan golf dapat
meningkatkan kualitas lapangan golf. Pemilihan tanaman perlu memperhatikan
klsifikasi hortikultur, yaitu syarat tumbuh, toleransi terhadap suhu, air, cahaya,
tanah, angin, hama dan penyakit, sifat penyebaran, dan sifat adaptasi. Selain itu
pemilihan tanaman juga harus memperhatikan klasifikasi fisik, yaitu fungsi
tanaman, ukuran dewasa tanaman, kecepatan tumbuh, sifat, umur, bentuk, tekstur,
aroma, dan budidaya. Melalui pemilihan jenis tanaman yang tepat serta
penempatan yang baik di lapangan memperlihatkan empat fungsi tanaman, yaitu
fungsi secara Arsitektural, estetika, teknik, dan ekonomi (Beard, 1982).
Trend memiliki padanan kata sebagai gaya, model, atau kecenderungan
(Echols dan Shadily, 2003). Selain itu, trend juga didefinisikan sebagai suatu
fenomena yang populer atau kecenderungan gaya yang digunakan dalam beberapa
waktu. Dalam penelitian ini trend diartikan sebagai kecenderungan gaya dalam
penataan dan penggunaan jenis tanaman pada lanskap lapangan golf.
Klub Golf Bogor Raya (KGBR) merupakan salah satu lapangan golf
yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat. Lapangan golf KGBR terletak pada
kompleks permukiman Bogor Lakeside. Lapangan golf KGBR mengusung
konsep arboretum. Konsep arboretum yang diterapkan merupakan konsep yang
menjadikan lapangan golf KGBR tidak hanya sebagai lapangan permainan golf,
tetapi juga sebagai tempat koleksi tanaman. Ciri khas lanskap lapangan golf
KGBR salah satunya ditentukan oleh pemilihan spesies vegetasi dan penataannya
yang berbeda pada tiap bagian lapangan golf. Perbedaan penggunaan dan
penataan vegetasi tersebut menarik untuk dikaji secara mendalam.
Oleh karena itu, untuk mengetahui secara mendalam trend penggunaan
dan penataan vegetasi yang diterapkan pada lapangan golf, diperlukan suatu
kegiatan mempelajari vegetasi lapangan golf dengan menganalisis keragaman,

2

dominansi, frekuensi, fungsi, dan estetika dari vegetasi yang digunakan pada
lapangan golf sesuai dengan persyaratan olahraga golf. KGBR dipilih untuk lokasi
studi ini karena KGBR telah berstandar internasional dengan 18 hole permainan
dan jumlah total par 71. Selain itu, KGBR memiliki penataan lanskap yang
menarik untuk dibahas.

Tujuan Penelitian
1.

2.

Mengetahui trend tata hijau pada tiap unit lanskap lapangan golf Klub Golf
Bogor Raya (KGBR) yang ditunjukkan oleh jenis tanaman dan penataan
tanaman yang digunakan untuk estetika dan fungsi penanaman pada area
permainan golf dan pelayanan dalam lapangan golf.
Menyusun rekomendasi konsep tata hijau pada lanskap lapangan golf KGBR.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif yang dapat
dipertimbangkan oleh pihak pengelola lapangan golf untuk menentukan langkah
lebih lanjut dalam proses pengembangan berikutnya.

Kerangka Pikir Penelitian
Lapangan golf memiliki area permainan yang terdiri dari bagian tee box,
fairway, green, dan rough. Di keempat bagian tersebut terdapat penanaman yang
berbeda-beda penataan dan pemilihan tanaman yang berbeda-beda pula. Untuk
mempelajari trend pemilihan tanaman yang ada pada lokasi studi dibutuhkan
analisis diversitas vegetasi dengan cara menghitung kelimpahan jenis vegetasi,
keragaman spesies vegetasi, frekuensi vegetasi, dan dominansi vegetasi,
sedangkan untuk mempelajari trend penataan tanaman dibutuhkan analisis fungsi
vegetasi, dan estetika vegetasi. Setelah melakukan analisis tersebut, dilakukan
pembuatan rekomendasi yang mempertimbangkan standar penanaman pada
lanskap lapangan golf. Gambar 1 menjelaskan diagram alir kerangka pikir
penelitian ini.

3

Lapangan Golf

Area Permainan

Vegetasi pada Masing-Masing Bagian

Tee Box

Fairway

Diversitas Vegetasi
Keragaman
Frekuensi
Kelimpahan
Dominansi

Green

Fungsi Vegetasi
Pembatas
Pengarah
Peneduh
Konservasi

Rough

Estetika Vegetasi
Pemilihan tanaman
Penataan tanaman

Standar Persyaratan lapangan golf

Rekomendasi Tata Hijau

Gambar 1 Kerangka pikir penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA
Trend
Trend memiliki padanan kata sebagai gaya, model, atau kecenderungan
(Echols dan Shadily 2003). Selain itu, trend juga didefinisikan sebagai suatu
fenomena yang populer atau kecenderungan gaya yang digunakan dalam beberapa
waktu. Dalam penelitian ini, trend diartikan sebagai kecenderungan gaya dalam
penataan dan penggunaan jenis tanaman pada lanskap lapangan golf.

Lanskap Lapangan Golf
Area permainan lapangan golf terdiri dari tee, faiway, rough, green, dan
hazard (Muirhead dan Rando, 1994). Tee adalah tempat memulai permainan golf
atau suatu area dari hole permainan golf yang khusus disiapkan untuk pemukulan
pertama pada setiap hole. Fairway adalah daerah rumput antara tee dan green,
merupakan area tempat mendaratnya bola sebelum masuk ke green atau sesudah
dari tee. Rough adalah area rumput yang memisahkan hole permainan yang satu
dengan hole permainan di sebelahnya atau merupakan area di luar area permainan.
Hazard merupakan suatu rintangan di lapangan golf, dapat berupa bak pasir
(bunker) maupun rintangan aliran air (stream).
Menurut Beard (1982), desain lapangan golf yang baik adalah yang dapat
memberikan tantangan untuk semua tingkat keahlian permainan golf, tanpa
menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada pemain sehingga dapat dijadikan
pengalaman yang selalu diingat oleh pemain. Terdapat 5 tipe rancangan dasar
untuk lapangan golf yang dapat menampung kebutuhan-kebutuhan khusus melalui
penentuan lokasi dengan cara penelaahan topografi dan sifat khas alamiah tapak
(Muirhead dan Rando, 1994). Tipe yang pertama adalah lapangan golf 18 lubang
berjalur tunggal dengan 9 balikan. Susunan tipe tersebut memiliki karakteristik 2
putaran terbuka 9 balikan hole dengan clubhouse berada di tengah. Susunan jenis
pertama ini ideal untuk lokasi lapangan golf yang berasosiasi dengan
pengembangan perumahan dan juga sangat adaptif dengan kebanyakan tipe
topografi. Tipe susunan yang kedua adalah lapangan 18 lubang dengan jalur
tunggal menerus. Tipe ini memiliki karakteristik jalur tunggal dengan putaran
yang terbuka. Tipe ini memiliki satu hole pemulai dan satu hole pengakhir yang
keduanya berdekatan dengan clubhouse. Tipe susunan yang ketiga adalah
lapangan 18 lubang berjalur ganda dengan 9 balikan. Tipe ini memiliki karakter
dua jalur dengan masing-masing 9 hole yang letaknya berdekatan. Tipe susunan
lapangan 18 lubang berjalur tunggal dengan 9 balikan ini sangat cocok untuk
tapak yang berbentuk memanjang dan lembah yang sempit. Tipe susunan
berikutnya adalah lapangan 18 lubang berjalur ganda menerus. Karakteristik
lapangan dengan susunan ini adalah satu jalur putaran menerus yang berdekatan
dengan satu buah hole pemulai dan satu buah hole penutup yang berdekatan
dengan clubhouse. Tipe susunan yang terakhir adalah lapangan golf inti dengan
18 lubang. Tipe lapangan ini memiliki karakteristik hole yang berkumpul dengan
sebuah hole pemulai dan penutup yang dekat dengan clubhouse. Lima susunan
dasar prototipe dari lapangan golf tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

5

Keterangan gambar:
1. Lapangan 18 lubang berjalur tunggal dengan 9 balikan.
2. Lapangan 18 lubang berjalur tunggal menerus.
3. Lapangan 18 lubang berjalur ganda dengan 9 balikan.
4. Lapangan 18 lubang berjalur ganda menerus.
5. Lapangan golf inti dengan 18 lubang.
Gambar 2 Lima susunan prototipe dasar untuk lapangan golf 18 lubang (Muirhead
dan Rando 1994)
Panjang dari suatu area permainan ditentukan oleh par, yaitu angka yang
dapat diraih oleh seorang pemain golf ahli untuk satu lubang tertentu. Persatuan
Golf Amerika Serikat telah menetapkan standar umum untuk par dalam kaitannya
dengan jarak (yard) dari satu lubang yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Standar jarak par
Par
Pria (yards)
Wanita (yards)
3
Sampai 250
Sampai 210
4
250-470
211-400
5
Di atas 470
402-575
6
Di atas 575
Sumber: Golf Commitee Manual and USGA Golf Handicap System dalam Merinda (2002)

6

Menurut Beard (1982), keberadaan tanaman pada lapangan golf dapat
meningkatkan kualitas lapangan golf. Pemilihan jenis tanaman yang tepat serta
penempatan yang baik di lapangan memperlihatkan empat fungsi tanaman, yaitu
fungsi secara arsitektural, estetika, teknik, dan ekonomi. Fungsi secara arsitektural
meliputi hal-hal berikut: merupakan rintangan alami bagi pemain golf; sebagai
kontrol dari garis permainan dalam penempatan bola; mencipta target saat
menempatkan bola agar tidak keluar area permainan; merupakan tempat istirahat
singkat dalam situasi yang tidak memungkinkan; memperjelas target utama yaitu
green; untuk mengarahkan pandangan pemain golf ke daerah green, serta
menghalangi sinar matahari sore yang dapat mengganggu pandangan pemain golf;
dan merupakan alat penentu jarak alami.
Fungsi secara estetika meliputi sebagai pemecah kemonotonan di
sepanjang area permainan; sebagai penghubung dari bentukan-bentukan yang ada
di lapangan golf; penekanan pada titik untuk menjadi pusat perhatian; kesan
tertentu seperti harmonisasi, kontras, dan sebagainya. Fungsi secara teknik
meliputi: mengontrol aliran sirkulasi udara; sebagai pengaman dari pukulan yang
tidak terarah; modifikasi lingkungan, seperti memecah arah angin; meningkatkan
konservasi alam, seperti kontrol erosi, preservasi habitat flora dan fauna. Fungsi
secara ekonomi adalah penghasil produk yang ekonomis seperti kayu bakar,
meubel, buah, kompos, dan produk-produk lainnya. jenis produk yang dihasilkan
bergantung pada jenis tanaman yang tumbuh sesuai dengan iklim setempat.

Tata Hijau
Tata hijau adalah sesuatu yang terkait dengan kegiatan penataan vegetasi
sesuai dengan fungsinya. Vegetasi merupakan bagian dari lanskap yang paling
terlihat dan merupakan suatu tolok ukur yang paling sensitif terhadap kondisi
suatu lanskap yang tidak terlihat, kecuali oleh pengukuran yang cermat.
Keanekaragaman jenis-jenis vegetasi dan distribusinya pada suatu kawasan
dipengaruhi oleh berbagai variabel seperti iklim, kondisi air, jenis dan keadaan
tanah, serta topografi dan kemiringan lahan.
Tanaman memiliki fungsi dalam lanskap dan secara langsung ataupun
tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Tabel 2 menunjukkan
fungsi tanaman dalam lanskap menurut Grey dan Deneke (1978), Booth (1983),
dan Carpenter et al. (1975).
Tabel 2 Fungsi Tanaman dalam Lanskap
No.
1.

Fungsi Tanaman
Perbaikan Iklim

2.

Bidang Teknik

3.

Bidang Arsitektur

Spesifikasi
[1][2][3]

1. Modifikasi suhu
2. Penghalang angin dan pengontrol pergerakan udara[1][2][3]
3. Pengontrol presipitasi dan kelembaban[1][2][3]
4. Penyaring dan pengkayaan udara[3]
5. Pengontrol radiasi matahari[1][2][3]
1. Pengontrol pembuangan air dan pengendali mutu air [1]
2. Pengontrol bising[1][2][3]
3. Penyerap polusi udara[1][3]
4. Pengontrol sinar langsung atau pantulan[1][2]
5. Pengontrol pergerakan[1][2][3]
6. Pengontrol erosi tanah[1][2][3]
1. Pemersatu area[1][2][3]
2. Penghalang pemandangan buruk[1][2][3]

7

Tabel 2 (Lanjutan)
No.

Fungsi Tanaman

4.

Nilai Estetik

5.

Habitat Satwa Liar

Spesifikasi
3. Memnegaskan ruang pada luar bangunan[1][2][3]
5. Memperlunak garis arsitektur[1][2]
6. Pembatas ruang terbuka[1][2][3]
7. Sebagai alas pada ruang[3
1. Menampilkan keindahan bentuk, warna, dan tekstur [1]
2. Pembingkai pemandangan[1]
3. Pelengkap elemen bangunan[1][2]
4. Pemersatu elemen-elemen lanskap yang berbeda[1][2]
5. Pemberi Aksen[2]
6. Penanda lokasi[2]
1. Sebagai tempat tinggal satwa liar [1]
2. Sebagai tempat mencari man satwa liar [1]

Sumber: 1. Grey dan Deneke (1978); 2. Booth (1983); 3. Carpenter et al. (1975)
Kriteria Fungsi Tanaman
Terdapat beberapa kriteria tanaman yang harus dipenuhi agar dapat
berfungsi dengan baik dalam arsitektur lanskap. Kriteria tersebut adalah sebagai
berikut.
Pengontrol Visual
Tanaman pagar yang mempunyai ketinggian lebih dari 1,8 meter dapat
menciptakan suasana pribadi dan agar dapat mengalangi sinar secara efektif,
tanaman harus diletakkan pada tempat yang strategis antara sumber sinar dengan
area yang dilindungi (Carpenter et al. 1975). Menurut Grey dan Deneke (1978),
efektivitas tanaman dalam mengontrol sinar, baik sinar langsung maupun sinar
pantulan bergantung pada ukuran tanaman, ketinggian tanaman, dan kepadatan
daun.
Pembatas Fisik
Penghalang fisik bagi manusia dan hewan diberikan oleh tanaman yang
memiliki ketinggian 0,9-1,8 meter. Tanaman dengan ketinggian lebih dari 1,8
meter selain dapat menciptakan penghalang fisik yang baik, juga dapat digunakan
sebagai penontrol visual (Carpenter et al., 1975). Tanaman berduri juga dapat
menghalangi pergerakan (Grey dan Deneke, 1978).
Pengontrol Suhu
Radiasi matahari dapat berpengaruh terhadap suhu lingkungan. Efektivitas
pepohonan dalam menangkap radiasi matahari bergantung pada kepadatan daun,
bentuk percabangan dan pola percabangan (Grey dan Deneke, 1978). Susunan
daun yang rapat, lapisan daun yang berganda atau tajuk yang rapat dapat
menghalangi datangnya sinar matahari. Menurut Simonds (1983), pohon yang
memiliki batas kanopi tinggi berguna dalam menangkap radiasi matahari. Kriteria
tanaman yang dapat digunakan untuk menghalangi sinar dan menurunkan
temperatur adalah sebagai berikut: a) bertajuk lebar; b) bentuk daun lebar; dan c)
ketinggian kanopi lebih dari 2 meter.

8

Penahan Angin
Tanaman dapat mengontrol angin dengan cara menghalangi,
mengarahkan, atau memperkuat angin (Carpenter et al, 1975). Efektivitas
penanamannya sebagai pembatas angin ditentukan oleh tinggi tanaman, lebar
penanaman, dan kerapatan daun. Grey dan Deneke (1978) menyat bahwa tingkat
proteksi suatu area oleh angin tergantung pada tinggi pohon.
Pengontrol Presipitasi dan Kelembaban
Menurut Grey dan Deneke (1987) kriteria tanaman yang dapat menangkap
jatuhnya air hujan dan mengontrol perger air ke tanah adalah tanaman berdaun
jarum atau berdaun kasar (berambut), pola percabangan horizontal dan tekstur
batang yang kasar. Tanaman dapat mengontrol kelembaban dengan melepaskan
air ke udara melalui transpirasi. Semakin banyak jumlah daun, jumlah air semakin
banyak, dengan demikian kelembaban udara semakin tinggi (Carpenter et al,
1975).
Pengontrol Bising
Efektivitas tanaman dalam mengontrol bising bergantung pada tinggi
tanaman, kepadatan daun, dan lebar penanaman. Tanaman yang mempunyai
penutupan daun sampai bawah, lebih efektif dalam mengontrol bising. Secara
umum vegetasi paling efektif digunakan untuk mengurangi kebisingan dengan
frekuensi tinggi yang mengganggu atau berbahaya. Beberapa tanaman dengan
lebar 25-5- kaki dapat mengurangi suara bising dengan frekuensi tertinggi antara
10-20 dB, tetapi kurang efektif jika digunakan untuk mereduksi kebisingan
dengan frekuensi yang lebih rendah. Penanaman satu jenis tanaman tidak seefektif
penanaman beberapa jenis tanaman, karena penanaman satu spesies hanya dapat
menangkap suara dengan frekuensi rendah atau tinggi saja, tapi tidak efektif
dalam mereduksi suara dalam frekuensi sedang (antara tinggi dan rendah).
Tanaman berdaun tebal, cabang dan batang yang besar, penanaman yang rapat,
serta cabang-cabang yang ringan mudah bergerak sehingga menimbulkan suara
merupakan tanaman yang efektif dalam mengontrol kebisingan. (Grey dan
Deneke, 1978)
Pengontrol Polusi Udara
Polusi udara dapat berupa partikel debu atau gas (Grey dan Deneke, 1978).
Polutan yang berbentuk partikel dapat ditangkap oleh daun tanaman yang kasar
dan berambut secara efektif. Partikel-partikel polutan yang terbawa angin
ditangkap oleh cabang dan dedaunan pohon. Kriteria tanaman yang dapat
digunakan untuk menyerap polutan berupa gas adalah mempunyai pertumbuhan
yang cepat, tumbuh sepanjang tahun, percabangan dan daun yang padat, dan daun
yang berambut.
Kontrol Erosi
Erosi tanah dipengaruhi oleh daya perlindungan tanah terhadap angin dan
air, karakter fisik tanah, serta topografi lahan. Erosi oleh angin dipengarui oleh
kecepatan, waktu, dan arah angin disamping faktor tanahnya itu sendiri seperti
kelembaban, struktur fisik, dan lapisan tanah. Pohon dan semak sejak lama
digunakan untuk mencegah erosi akibat angin (Grey dan Deneke, 1978).

9

Carpenter et al. (1975) menyatakan bahwa perlindungan terbaik terhadap erosi
tanah adalah penutupan tanah dengan baik oleh vegetasi, karena tanaman dapat
mereduksi pengaruh dari hujan pada tanah dan akarnya membantu menangkap
partikel tanah yang dapat tercuci.
Estetika Tanaman dalam Lanskap
Selain memperhatikan fungsi, penggunaan tanaman juga harus
diperhatikan dari segi estetikanya yaitu bagian tanaman yang mempunyai
keunikan dan keindahan tersendiri pada segi warna, aroma, tekstur, dan bentuk.
(Carpenter et al, 1975). Penggabungan dari unsur-unsur perancangan seperti
warna, bentuk, garis, tekstur, irama, dapat menciptakan daya tarik estetis pada
penanaman di suatu area. Menurut Carpenter et al. (1975), prinsip yang perlu
diperhatikan dalam merancang penanaman adalah kesederhanaan, skala, proporsi,
keseimbangan, irama, kontras, dan kesatuan yang dapat memberikan nilai
keindahan dan menambah kualitas lingkungan.

METODOLOGI
Waktu dan Lokasi Penelitian

Gambar 3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada area permainan lapangan golf Klub Golf Bogor Raya,
Bogor, Jawa Barat. Penelitan dilakukan dalam waktu empat bulan, mulai dari
bulan Juni 2012 sampai dengan September 2012.

10

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Data
primer merupakan data yang didapat secara langsung dari pengukuran pada tapak,
sedangkan data sekunder dapat berupa data yang sudah ada dan dipercaya bahwa
data tersebut valid adanya. Data sekunder diperoleh dari pemerintah daerah dan
pengelola setempat. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
kamera, alat ukur, dan Global Positioning System (GPS). Selain itu, alat yang
digunakan untuk pengolahan data adalah kertas gambar, pensil gambar, komputer,
dan software komputer MS Excel, Adobe Photoshop CS3, serta AutoCAD 2009.
Metode Penelitian
Untuk mengetahui trend tata hijau pada lapangan golf, perlu diamati
ragam tanaman yang digunakan dan penataannya pada lapangan golf tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey lapang
terhadap tanaman pada lanskap lapangan golf Klub Golf Bogor Raya. Parameter
yang diamati pada penelitian ini adalah: diversitas tanaman (Keragaman,
Kelimpahan, Frekuensi, dan Dominansi) dan aspek penataan tanaman yang terdiri
dari komposisi yang menunjukkan nilai fungsi, dan nilai estetika. Penelitian
dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: Pengumpulan data (inventarisasi),
analisis data, dan sintesis yang menghasilkan rekomendasi tata hijau.
Pengumpulan data (Inventarisasi)
Inventarisasi dilakukan untuk mengumpulkan data fisik dan biofisik.
Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengukuran, pemotretan, dan
penghitungan. Selain itu dilakukan pengumpulan data sekunder dari sumbersumber yang berhubungan dengan lokasi dan penelitian ini seperti kantor
pengelola setempat, pemerintah dan studi pustaka. Data yang diambil terbagi
menjadi data kondisi umum dan data tata hijau. Jenis, bentuk, dan sumber data
yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Data tata hijau diambil
dengan metode transek, yang masing-masing plot berbentuk persegi dengan
ukuran 10mx10m. Plot pada bagian tee box dan green berjumlah 3 sampai 5 plot,
Sedangkan untuk bagian fairway, plot berjumlah 5 sampai 20 petak (Lampiran 1).
Tabel 3 Jenis, bentuk, dan sumber data kondisi umum
No.
1

2

3

4

Jenis Data
Letak Geografis

Parameter
Batas wilayah, luas
wilayah,
ketinggian tempat
Geologi, tanah, Struktur Geologi,
dan topografi
Klasifikasi tanah,
topografi
Iklim
Suhu
udara,
kelembaban udara,
curah hujan.
Tata guna lahan
Pola penggunaan
lahan
lapangan
golf.

Bentuk Data
Sekunder

Sumber Data
Pengelola,
pustaka.

Sekunder

Pemerintah
daerah, pustaka

Sekunder

Pemerintah
daerah, pustaka

Sekunder-primer

Pengelola,
lapang.

11

Tabel 4 Jenis, bentuk, dan sumber data tata hijau
No.
1

2

Parameter
Diversitas tanaman
Keragaman
Dominansi
Frekuensi
Kelimpahan
Penataan
Fungsi
Estetika

Bentuk Data
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer

Sumber Data
Lapang
Lapang
Lapang
Lapang
Lapang
Lapang

Pengamatan dan Penilaian
Pengamatan dan penilaian merupakan tahapan evaluasi kondisi tapak
dengan cara pengukuran, pemotretan, dan studi literatur. Dilakukan pengamatan
dan penilaian terhadap dominansi dan keragaman tiap spesies, aspek fungsi, dan
aspek estetika pada lanskap lapangan golf Klub Golf Bogor Raya.
a. Keragaman
Pelaksanaan metode studi meliputi pengamatan lapang dengan cara
menginventarisasi jenis-jenis vegetasi yang ada di tapak untuk mengetahui
sebaran vegetasi/tanaman.
Nilai keragaman dapat dihitung dengan metode Shanon-Wiener dalam Vitasari
(2010) berikut:
H = -∑ Pi ln Pi

Pi = Ni/N total

dengan

Keterangan:
H
= Indeks keragaman Shanon-Wiener
Pi
= Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies
Ni
= Jumlah individu spesies i
N total = Jumlah total individu
Nilai perhitungan indeks keragaman (H) tersebut dapat menunjukkan bahwa
jika
H8 m
Tajuk bersinggungan
Ditanam berbaris atau membentuk massa
Massa daun rapat
Jumlah total
Total

Sumber: Desyana 2011 yang telah disesuaikan

Penilaian
di lapang

Nilai
ideal

1-4
1-4
1-4
1-4
4-16
1-4
1-4
1-4
1-4
1-4
1-4
1-4
7-28
1-4
1-4
1-4
1-4
1-4
1-4
6-24
1-4
1-4
1-4
1-4
4-16

4
4
4
4
16
4
4
4
4
4
4
4
28
4
4
4
4
4
4
24
4
4
4
4
16

27-116

108

Bobot

30%
30%
30%
10%
100%
20%
20%
20%
10%
10%
10%
10%
100%
30%
20%
10%
10%
20%
10%
100%
25%
25%
25%
25%
100%

13

Komponen aspek estetika yang dinilai adalah pemilihan tanaman dan
pengaturan tanaman yang mengikuti standar kriteria. Komponen aspek estetika
pengaturan tanaman terdiri dari beberapa kelompok penilaian yaitu
gradasi/repetisi, kesatuan/tema, aksen (kontras/focal point), dan keseimbangan.
Kriteria penilaian untuk setiap komponen aspek estetika tanaman tersebut dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Kriteria dan penilaian aspek estetika tanaman
No.

1

2.

Komponen
Aspek
Estetika
Pemilihan
tanaman

Pengaturan
tanaman

Kriteria Penilaian

Penilaian
di lapang

Nilai
ideal

Bobot

Bentuk tajuk dan percabangan menarik
Terdapat variasi warna (batang, daun, bunga,
buah)
c) Tekstur tanaman menarik
Jumlah
a. Gradasi/repetisi
a) Terdapat perubahan warna untuk tiap
kelompok tanaman pada jarak tertentu
b) Terdapat perubahan bentuk untuk tiap
kelompok tanaman pada jarak tertentu
c) Terdapat perubahan tekstur untuk tiap
kelompok tanaman pada jarak tertentu
Jumlah total
b.Kesatuan/Tema
a) Memiliki kesatuan tema garis dengan
lingkungan sekitar
b) Memiliki kesatuan bentuk dengan
lingkungan sekitar
c) Memiliki
kesatuan
warna
dengan
lingkungan sekitar
d) Dominansi terlihat (terdapat pola/tanaman
tertentu yang dapat terekam dengan apik)
Jumlah total
c. Aksen (Kontras/Focal point)
a) Memiliki aksen dari segi pengelompokan
tanaman secara massal atau individu
dengan struktur unik/khas
b) Memiliki aksen dari pengelompokan
warna/bentuk/tekstur tertentu dari tanaman
Jumlah total

1-4
1-4

4
4

35%
35%

1-4
3-12

4
12

30%
100%

1-4

4

33,3%

1-4

4

33,3%

1-4

4

33,3%

3-12

12

100%

1-4

4

25%

1-4

4

25%

1-4

4

25%

1-4

4

25%

4-16

16

100%

1-4

4

50%

1-4

4

50%

2-8

12

100%

1-4

4

1-4
29-116

4
116

a)
b)

d. Keseimbangan
a) Terciptanya keseimbangan dari komposisi
tanaman secara visual baik yang besifat
formal (geometrik/simetris) maupun yang
informal (organik/asimetrik)
Jumlah total
Total

100%

Sumber: Desyana 2011

Penilaian dilakukan dengan metode skoring, dengan cara membandingkan
kondisi lapang dengan standar penilaian ideal, yaitu sebagai berikut:
1. 4 (empat), jika volume pemenuhan kriteria dari luas area yang diamati
adalah >81%;
2. 3 (tiga), jika volume pemenuhan kriteria dari luas area yang diamati
adalah 61-80%;

14

3. 2 (dua), jika volume pemenuhan kriteria dari luas area yang diamati
adalah 41-60%;
4. 1 (satu), jika volume pemenuhan kriteria dari luas area yang diamati
adalah 81%
b) Baik, pemenuhan kriteria 61-80%
c) Buruk, jika pemenuhan kriteria 41-60%
d) Sangat buruk, jika pemenuhan kriteria