Agricultural Commodities Zoning Based on Superior Commodities and Lan
PEWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN BERDASARKAN
KOMODITAS UNGGULAN DAN KESESUAIAN LAHAN
DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
HERLINA NANNY SALAMBA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pewilayahan Komoditas
Pertanian Berdasarkan Komoditas Unggulan dan Kesesuaian Lahan di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Herlina Nanny Salamba
NIM A151100051
RINGKASAN
HERLINA NANNY SALAMBA. Pewilayahan Komoditas Pertanian
Berdasarkan Komoditas Unggulan dan Kesesuaian Lahan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Dibimbing oleh SANTUN
R.P.SITORUS, DARMAWAN dan ASDAR ISWATI.
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan kabupaten baru yang
mempunyai potensi sumberdaya lahan pertanian yang cukup besar, tetapi
informasi mengenai sumberdaya lahannya masih terbatas, sehingga perlu
dilakukan penelitian mengenai analisis kesesuaian lahan untuk menyusun
pewilayahan komoditas pertanian di kabupaten ini.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis komoditas unggulan,
(2) Menganalisis kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan, (3) Menyusun peta
pewilayahan komoditas unggulan pertanian yang mempunyai prospek
pengembangan dan peluang pasar.
Analisis komoditas unggulan dilakukan dengan metode Location Quotient
(LQ) dan Shift Share Analysis (SSA), evaluasi kesesuaian lahan melalui
pendekatan “matching” antara kualitas/karakteristik lahan dengan kriteria
persyaratan tumbuh (land use requirements) dengan menggunakan program
Automated Land Evaluation System (ALES). Peta pewilayahan komoditas
pertanian didasarkan pada komoditas unggulan, hasil kesesuaian lahan fisik dan
parameter ekonominya.
Hasil analisis komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan terdapat 13 komoditas unggulan yaitu padi sawah, padi
ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, cengkeh,
kelapa, kakao, kopi dan lada. Namun di masing-masing kecamatan komoditas
unggulannya berbeda-beda. Kecamatan Bolaang Uki adalah : padi sawah, padi
ladang, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kelapa dan kopi,
Kecamatan Pinolosian adalah cengkeh, Kecamatan Pinolosian Tengah adalah
jagung, kedelai, kelapa, kakao dan lada dan Kecamatan Pinolosian Timur adalah
padi sawah, jagung, kedelai, kelapa dan lada.
Lahan yang sesuai untuk komoditas unggulan tananam pangan (S1, S2 dan
S3) seluas 8.512,6 ha (15,3%) dan terbesar di Kecamatan Bolaang UKi. Lahan
yang sesuai untuk komoditas unggulan tanaman tahunan/perkebunan (S1, S2 dan
S3) seluas 47.058,6 ha (84,7%) dan terbesar di Kecamatan Bolaang Uki,
Pinolosian Timur, Pinolosian dan Pinolosian Tengah.
Pewilayahan komoditas unggulan pertanian disusun berdasarkan
pengelompokan komoditas unggulan yang ada di masing-masing kecamatan
terbagi atas 3 pewilayahan yaitu a). sistem pertanian lahan basah seluas 2.943,1 ha
(5,3%) dengan komoditas unggulan padi sawah; b) sistem pertanian lahan kering
tanaman pangan seluas 5.569,6 ha (10%) dengan komoditas padi ladang, jagung,
ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah , kacang hijau dan c). sistem pertanian
lahan kering tanaman tahunan seluas 47.058,6 ha (84,7%) dengan komoditas
kelapa, cengkeh, kopi, kakao dan lada.
Kata kunci : Evaluasi lahan, komoditas unggulan, pewilayahan komoditas
pertanian
SUMMARY
HERLINA NANNY SALAMBA. Agricultural Commodities Zoning Based
on Superior Commodities and Land Suitability in South Bolaang Mongondow
District, North Sulawesi Province. Supervised by SANTUN R.P. SITORUS,
DARMAWAN and ASDAR ISWATI.
South Bolaang Mongondow is a new district having a potency of
agricultural land resources for agriculture development. However, information of
land resources is limited, therefore research on land suitability analysis to arrange
zoning of agricultural commodities in this district is needed. The objectives of this
study were: (1) To analyze the superior commodities, (2) To analyze suitability of
land for the superior commodities, (3) To develop superior commodities zoning
map. The procedure includes an analysis of superior commodities using LQ and
SSA, land suitability evaluation by matching of land quality/characteristics and
land use requirements. While the zoning of agricultural commodities was prepared
based on superior commodities areas results of phisic land suitability result and
its economic parameter.
The results show that there are 13 superior commodities agricultural,
namely paddy, upland rice, maize, cassava, sweet potatoes, soybean, peanuts,
green beans, cloves, coconut, cocoa, coffee and pepper.
The results of the analysis leading agricultural commodities in South
Bolaang Mongondow there are 13 leading commodities namely paddy, upland
rice, maize, cassava, sweet potatoes, soybeans, peanuts, green beans, cloves,
coconut, cocoa, coffee and pepper. But in each district varies superior
commodities . Bolaang Uki district commodities namely : paddy rice , upland rice,
cassava, sweet potatoes, peanuts, green beans, coconut and coffee ; Pinolosian
district commodities namely : clove, Central Pinolosian district commodities
namely : maize, soybean, coconut, cocoa and pepper, East Pinolosian district
commodities namely : paddy rice , maize , soybean , coconut and pepper.
The largest land suitable superior commodities for food crops ( S1 , S2 and
S3 ) area of 8512.6 ha (15,3 %) found in the Bolaang Uki district. The largest land
suitable for perennial crops/plantation ( suitability class S1 , S2 and S3 ) area of
47058.6 ha ( 84.7 % ) in the Bolaang Uki district, East Pinolosian district,
Pinolosian district and Central Pinolosian, respectively.
Zoning of agricultural commodities compiled by leading commodities
groupings that exist in each district , namely a) . Wetlands farming system (PS)
covering an area of 2943.1 ha ( 5.3 % ) with paddy rice superior commodities ,
b ) dry land farming system for food crop covering area of 5569.6 ha ( 10 % ) with
paddy fields , maize , cassava , sweet potato , soybeans , peanuts , green beans
superior commodities and c ) . dryland farming systems for perennial crops
covering an area of 47058.6 ha ( 84.7 % ) with coconut , cloves , coffee , cocoa
and pepper superior commodities .
Keywords:
Agricultural commodities zoning, land evaluation, superior
commodities
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
i
PEWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN BERDASARKAN
KOMODITAS UNGGULAN DAN KESESUAIAN LAHAN
DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
HERLINA NANNY SALAMBA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Tanah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Widiatmaka, DAA
iii
Judul Tesis : Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Komoditas
Unggulan dan Kesesuaian Lahan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara
Nama
: Herlina Nanny Salamba
NIM
: A151100051
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Prof. Dr Ir Santun R.P. Sitorus
Ketua
Dr Ir Darmawan, M.Sc.
Anggota
Dr Ir Asdar Iswati, M.S.
Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Ilmu Tanah
Dekan Sekolah PascaSarjana
Ir Atang Sutandi, M.Si., Ph.D.
Dr Ir Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
Tanggal Ujian : 11 November 2013
Tanggal Lulus :
iv
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
KaruniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 sampai Januari
2013 adalah Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Komoditas Unggulan
dan Kesesuaian Lahan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Provinsi
Sulawesi Utara.
Pengembangan komoditi diperlukan untuk menghindari penggunaan lahan
yang salah tempat dalam mewujudkan suatu penggunaan lahan yang memiliki
keuntungan optimum. Penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan dan
daya dukungnya akan meminimalisir terjadinya salah penggunaan dan
pengelolaan. Kesalahan dalam pengelolaan pengembangan komoditas akan
menyebabkan lahan mengalami penurunan daya dukung.
Identifikasi dan evaluasi potensi sumberdaya lahan di suatu wilayah
merupakan kegiatan awal untuk menghasilkan data/informasi sumberdaya lahan
sebagai dasar dalam menentukan arah kebijakan pembangunan pertanian. Dengan
diketahuinya karakteristik lahan melalui pewilayahan komoditas pertanian maka
dapat diketahui komoditas unggulan pertanian yang dapat dikembangkan di
masing-masing wilayah sesuai dengan daya dukungnya. Sebagai kabupaten yang
baru terbentuk, banyak aspek yang harus diperhatikan agar pemanfaatan atau
penggunaan lahan untuk pengembangan komoditas wilayah lebih efektif dan
berdaya guna.
Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya
penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr Ir Santun R.P. Sitorus, selaku ketua
komisi pembimbing, Bapak Dr Ir Darmawan, M.Sc. serta Ibu Dr Ir Asdar
Isawati, M.S. selaku anggota komisi pembimbing. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr Ir Hikmatullah, Ir Lilik Muslihat, Marwan
Hendrisman, SP.I. dan Ibu Hodijah dari Balai Besar Sumber Daya Lahan
Pertanian Bogor serta Bapak Dr Ir Jailani Husain, M.Sc. dari Universitas Sam
Ratulangi yang telah membantu dan memberi saran selama penulisan tesis ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih DIPA Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian yang telah
memberikan beasiswa dan DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Utara tahun 2012 atas dana penelitian. Saya dedikasikan gelar Magister Sains saya
kepada kedua orang tua saya Drs ML. Salamba dan Damaris Kendek serta suami
Marthen Punuh dan Anakku Caecilia Michelle Golden Punuh atas pengertian dan
pengorbanan selama penulis menyelesaikan studi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2014
Herlina Nanny Salamba
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vii
vii
viii
1
PENDAHULUAN
LatarBelakang
..................................................................................
PerumusanMasalah
...........................................................................
Tujuan dan Luaran Penelitian ...............................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Kerangka Pemikiran
...........................................................................
1
1
1
2
2
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Komoditas Unggulan
........................................................................
Metode Location Quotient (LQ) .....................................................
Shift Share Analysis (SSA) ...............................................................
Evaluasi Kesesuaian Lahan Secara Fisik Lahan
..............................
Pewilayahan KomoditiPertanian ...........................................................
4
4
5
5
6
9
3
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu ...............................................................................
Bahan dan Alat
....................................................................................
Jenis dan Sumber Data ..........................................................................
Pelaksanaan Penelitian
Analisis Komoditas Unggulan
......................................................
Penilaian Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan .........................
Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Unggulan ......................
10
10
10
10
11
13
14
16
4
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
SELATAN
Kondisi Geografis ................................................................................
Kependudukan .....................................................................................
Iklim dan Hidrologi ..............................................................................
Topografi ..............................................................................................
Geologi dan JenisTanah .......................................................................
Penggunaan Lahan ...............................................................................
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
5
Komoditas Unggulan ............................................................................
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan .............................................
Pewilayahan Komoditas Unggulan .......................................................
17
19
20
21
21
24
26
28
33
ix
6 SIMPULAN DAN SARAN
41
Simpulan ...............................................................................................
Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
41
41
42
LAMPIRAN
45
...................................................................................................
RIWAYAT HIDUP
.......................................................................................
96
x
DAFTAR TABEL
1.
Matriks Hubungan antara Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber
Data, Teknik Analisis dan Keluaran ...........................................
11
Kriteria yang Digunakan dalam Evaluasi Lahan di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan .......................................................
15
Matriks Penyusunan Pewilayahan Komoditas di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan ....................................................
17
Jumlah Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2010 ..............................
19
5.
Distribusi Petani Responden Menurut Usia dan Pendidikan ......
20
6.
Data Iklim di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ............
20
7.
Jenis Tanah di Daerah Penelitian ......................................
8.
Nilai LQ dan SSA Komoditas Unggulan di Empat (4) Kecamatan
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ................................
26
Komoditas Unggulan Masing-Masing Kecamatan di Kabupeten
Bolaang Mongondow Selatan ...................................................
28
10.
Satuan Lahan di Daerah Penelitian
............................................
30
11.
Luas Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung di Empat (4)
Kecamatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan .................
32
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan di Empat Kecamatan di
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ................................
32
Subkelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi Sawah di
Kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian Timur .......................
33
2.
3.
4.
9.
12.
13.
14.
Analisis Kelayakan Usahatani Komoditas Unggulan di
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ..................................
15.
Pewilayahan Komoditas Pertanian Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan ..................................................................
`22
36
37
xi
DAFTAR GAMBAR
1.
Diagram Alir Kerangka Pemikiran Penelitian
.............................
3
2.
Diagram Alir Penelitian
.............................................................
12
3.
Peta Administrasi Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan .......
18
4.
Peta Satuan Lahan dan Tanah di Empat Kecamatan Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan .....................................................
5.
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi Sawah di
Kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian Timur ..........................
6.
Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
..................................................................
34
40
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Kuesioner Data Usahatani Tanaman Tahunan
..........................
45
2.
Kuesioner Data Usahatani Tanaman semusim
...........................
46
3.
Rata-rata Luas Areal Tanam Tahun 2007 sampai 2011
..............
47
4.
Rekapitulasi Data Produksi Tanaman Pangan Tahun 2008 dan
2010
...........................................................................................
48
5.
Hasil Diffrensial Shift dan Shift Share Analysis Tanaman Pangan
48
6.
Rekapitulasi Data Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2008
dan 2010 .....................................................................................
49
7.
Hasil Diffrensial Shift dan Shift Share Analysis Tanaman Pangan
49
8.
Data Curah hujan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
( Stasiun Pinolosian ) ..................................................................
50
9.
Hasil Analisis Tanah..................................................................
51
10.
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan pada Setiap Satuan
Lahan Kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian ..........................
52
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan pada Setiap Satuan
Lahan ..........................................................................................
52
11.
12.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah Tadah
Hujan .......................................................................................
53
xii
13.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Ladang ............
54
14.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung
55
15.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu
...............
56
16.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk TanamanUbi Jalar
.................
57
17.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kedelai ....................
58
18.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kacang Tanah .........
59
19.
Kriteria Kesesuaian Lahan untukTanamanKacangHijau
60
20.
Kriteria Kesesuaian Lahan untukTanamanKelapa....................
61
21.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cengkeh
62
22.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk TanamanKakao.....................
63
23.
KriteriaKesesuaianLahan untukTanaman Kopi Robusta ..........
64
24.
KriteriaKesesuaianLahan untukTanamanLada.......................
65
25.
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi Ladang dan
Kacang Hijau di Kecamatan Bolaang Uki .................................
66
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi Ladang dan
Kacang Hijau di Kecamatan Bolaang Uki .................................
67
Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kacang Tanah, Ubi
Jalar dan Ubi Kayu di Kecamatan Bolaang Uki ........................
68
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kacang Tanah,
Ubi Jalar dan Ubi Kayu di Kecamatan Bolaang Uki .................
69
Sub Kelas Kesesuaian
Kecamatan Bolaang Uki
Lahan untuk Komoditas Kopi di
.........................................................
70
Peta Kelas Kesesuaian
Kecamatan Bolaang Uki
Lahan untuk Komoditas Kopi di
..........................................................
71
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kelapa di
Kecamatan Bolaang Uki, Pinolosian Tengah dan Pinolosian
Timur
........................................................................................
72
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kelapa di
Kecamatan Bolaang Uki, Pinolosian Tengah dan Pinolosian
Timur
........................................................................................
73
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Cengkeh di
Kecamatan Pinolosian ................................................................
74
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Cengkeh di
Kecamatan Pinolosian ................................................................
75
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Jagung, Kedelai
dan Lada di Kecamatan Pinolosian Tengah dan Pinolosian Timur
76
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
....................
...........
................
xiii
36.
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Jagung, Kedelai
dan Lada di Kecamatan Pinolosian Tengah dan Pinolosian
Timur ............................................................................................
77
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kakao di
Kecamatan Pinolosian Tengah
................................................
78
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kakao di
Kecamatan Pinolosian Tengah
................................................
79
Interpretasi Penutupan Lahan di Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan ...........................................................................................
80
40.
Analisis Usahatani Padi Sawah
................................................
81
41.
Analisis Usahatani Padi Ladang
.. .............................................
82
42.
Analisis Usahatani Ubi Kayu
...................................................
83
43.
Analisis Usahatani Ubi Jalar
.....................................................
84
44.
Analisis Usahatani Kedelai
.....................................................
85
45.
Analisis Usahatani Jagung
.......................................................
86
46.
Analisis Usahatani Kacang Hijau
..............................................
87
47.
Analisis Usahatani Kacang Tanah
.............................................
88
48.
Analisis Usahatani Kelapa ..........................................................
89
49.
Analisis Usahatani Kakao
......................................................
90
50.
Analisis Usahatani Cengkeh
.....................................................
91
51.
Analisis Usahatani Kopi
............................................................
92
52.
Analisis Usahatani Lada
.............................................................
93
53
Pengelompokan Satuan Landform, Relief/Lereng, Bahan Induk,
dan Sifat-Sifat Tanah Berdasarkan LREPP II ............................
94
37.
38.
39.
1
1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pembangunan pertanian memerlukan data potensi sumberdaya lahan
secara detail, untuk itu evaluasi potensi sumberdaya lahan di suatu wilayah
merupakan kegiatan penting untuk menghasilkan informasi sumberdaya lahan
sebagai dasar dalam menentukan arah kebijakan pembangunan pertanian, agar
pengembangan sentra - sentra komoditas pertanian maupun infrastrukturnya dapat
dilakukan. Selain itu, data tersebut juga dapat digunakan sebagai dasar dalam
meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan dan mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat (Soekardi, 1992).
Sumberdaya lahan merupakan titik sentral perencanaan dan pelaksanaan
dalam pengembangan komoditas pertanian di suatu wilayah. Berdasarkan data ini
selanjutnya dapat dilakukan pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan
komoditas unggulan dan kelas kesesuaian lahannya, agar produk pertanian yang
berdaya saing tinggi, baik secara kualitas maupun kuantitasnya dapat dihasilkan.
Hal ini juga dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pertanian tradisional
menjadi pertanian tangguh, dimana sifat saling ketergantungan dan saling
mendukung serta meningkatkan keberpihakan kepada petani dengan
meminimalkan resiko baik pengaruh alam (kekeringan, banjir, hama dan
penyakit) maupun fluktuasi harga (Irianto dan Mulyani, 2002).
Penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan dan daya dukungnya
akan meminimalisir terjadinya salah penggunaan dan pengelolaan. Kesalahan
dalam pengelolaan pengembangan komoditas akan menyebabkan lahan
mengalami penurunan daya dukung. Arahan pengembangan komoditi pada suatu
lahan khususnya pertanian meliputi perencanaan mengenai suatu lahan untuk
pengembangan suatu tanaman atau komoditas tertentu. Komoditas yang dipilih
biasanya komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta dapat
menjadi pemanfaatan sumberdaya lahan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Sebagai kabupaten yang baru terbentuk, banyak aspek dari Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan yang harus diperhatikan agar pemanfaatan atau
penggunaan lahan untuk pengembangan komoditas wilayah lebih efektif dan
berdaya guna. Berhubung belum tersedianya pewilayahan komoditas pertanian di
kabupaten ini, maka perlu dilakukan penyusunan pewilayahan komoditas
pertanian berdasarkan komoditas unggulan dan kesesuaian lahannya. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah
daerah dalam menyusun arahan pengembangan komoditas unggulan pertanian ke
depan.
Perumusan Masalah
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan salah satu kabupaten
baru hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow yang mempunyai
potensi sumberdaya lahan pertanian yang cukup besar. Namun potensi
sumberdaya lahan pertanian di kabupaten ini belum banyak diketahui secara
2
detail. Karena keterbatasan data, maka wilayah ini belum dikelola dengan baik
sehingga kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi belum optimal. Oleh karena
itu diperlukan data dan informasi yang lengkap serta akurat.
Sektor pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan
sektor penyumbang terbesar dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
kabupatensekitar 44,27%,namun sektor pertanian ini masih kurang diperhatikan.
Pengembangan komoditas dibutuhkan berbagai informasi yang dapat
menjadi arahan bagi pembuat kebijakan dalam perencanaan dan pengembangan
wilayah ke depan. Berbagai permasalahan seperti belum diketahuinya komoditas
unggulan wilayah, belum diketahui kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan
wilayah dan belum tersedianya peta pewilayahan komoditas unggulan wilayah
yang mempunyai prospek dan peluang pasarperlu segera diatasi. Untuk itulah
penelitian ini dilakukan.
Tujuan dan Luaran Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis komoditas unggulan pertanian
2. Menganalisis kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan pertanian
3. Menyusun peta pewilayahan komoditas unggulanpertanianyang mempunyai
prospek dan peluang pasar
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Terpilihnya komoditas unggulan pertanian
2. Kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan pertanian
3. Peta pewilayahan komoditas skala 1:50.000 untuk berbagai komoditas
unggulan pertanian
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai dasar optimalisasi penggunaan lahan untuk berbagai komoditas
unggulan pertanian sesuai dengan kesesuaian lahannya.
2. Sebagai dasar pengembangan usahatani sesuai dengan daya dukung lahannya,
agar dapat mencapai produktivitas lahan yang optimal dan berkelanjutan
Kerangka Pemikiran
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan daerah yang sebagian
besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Sektor pertanianmenjadi
tulang punggung dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat, meskipun
terdapat sektor-sektor lain tetapi jumlahnya sangat sedikit. Potensi yang ada
terutama sumberdaya lahan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal bagi
pengembangan komoditas pertanian. Di sisi lain pertambahan penduduk yang
cepat mendorong usahatani bergeser ke kawasan lindung. Hal ini menciptakan
suatu pergeseran dalam pemanfaatan sumberdaya lahan atau alih fungsi lahan
3
yang selama ini memanfaatkan kawasan budidaya akan beralih ke kawasan non
budidaya.
Berangkat dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan studi mengenai
pengembangan pewilayahan komoditas unggulan yang sesuai dengan
potensilahannya. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan analisis potensi
komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan. Analisis komoditas unggulan digunakan pendekatan
analisisLocation Quotient (LQ), dan Shift Share Analysis (SSA). Dari hasil analisis
inidapat diketahui penyebaran dan potensi komoditas unggulan di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatandi setiap kecamatan.
Pewilayahan bagi komoditas pertanian merupakan suatu upaya pendekatan
untuk mencapai produktivitas hasil pertanian yang lebih baik dengan memperhatikan
karakteristik wilayah yang ada. Setiap jenis komoditas pertanian memerlukan
persyaratan sifat lahanyang spesifik untuk dapat tumbuh dan berproduksi optimal.
Perbedaan karakteristik lahan yang mencakup iklim terutama suhu udara dan
curah hujan, tanah, topografi dan sifat fisik lingkungan lainnya dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan untuk seleksi awal dalam menyusun zonasi
pengembangan komoditas pertanian. Komoditas harus dikembangkan pada lahan
yang sesuai agar produkstivitas lahan yang diusahakan mencapai optimal, sehingga
mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif di dalam pemasaran. Oleh karena
itu pengembangan wilayah bagi komoditas unggulan dapat dilakukan dengan
didasarkan pada analisis kesesuaian lahan bagi suatu komoditas. Kerangka
pemikiran penelitian seperti terlihat pada Gambar 1.
Potensi Sumberdaya lahan belum dimanfaatkan secara
optimal bagi usaha yang produktif di sektor pertanian
Perlunya pengembangan pewilayahan komoditas unggulan
Data potensi
sumberdaya lahan
Data potensi
komoditas pertanian
Analisis komoditas unggulan :
Location Quotient (LQ)
Shift Share Analysis (SSA)
Sebaran potensi komoditas
unggulan tiap kecamatan
Analisis kesesuaian lahan
komoditas unggulan
Kesesuaian Lahan
Komoditas unggulan
Pewilayahan Komoditas unggulan
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Penelitian
4
2
TINJAUAN PUSTAKA
Otonomi daerahdi Indonesia memberikan kewenangan yang lebih luas
kepada daerah untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Dengan kewenangan yang lebih besar ini diharapkan pengembangan
wilayah dapat sesuai dengan karakteristik wilayah itu sendiri. Implikasi yang
dapat timbul dari hal tersebut adalah adanya persaingan antar wilayah untuk dapat
memasarkan produk unggulan yang dimilikinya (Andi, 2006).
Pembangunan pertanian melalui pendekatan sistem usaha agribisnis di
Indonesia yang mempunyai potensi sumberdaya yang beragam, mendorong
pengembangan sektor pertanian melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu : optimalisasi
sumberdaya lokal, penetapan komoditas unggulan berdasarkan keunggulan
komparatif dan kompetitif di setiap wilayah dan sentra pengembangan komoditas
unggulan atau kawasan sentra produksi. Pendekatan tersebut menekankan pada
konsentrasi wilayah produksi dan pengembangan komoditas unggulan. Komoditas
unggulan adalah komoditas andalan yang memiliki posisi strategis, baik
berdasarkan pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim) maupun sosial
ekonomi dan kelembagaan untuk dikembangkan di suatu wilayah.
Komoditas Unggulan
Menurut Hendayana (2003), komoditas unggulan adalah komoditas yang
layak diusahakan karena memberikan keuntungan kepada petani, baik secara
biofisik, sosial maupun ekonomi. Suatu komoditas dikatakan layak secara
biofisik jika komoditas tersebut diusahakan sesuai dengan zona agroekologinya.
Layak secara sosial jika komoditas tersebut memberi peluang berusaha, serta bisa
dilakukan dan diterima oleh masyarakat setempat sehingga berdampak pada
penyerapan tenaga kerja, layak secara ekonomi jika komoditas tersebut
menguntungkan.
Dari sisi penawaran komoditas unggulan dicirikan oleh superioritas dalam
pertumbuhan pada kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomi
yangdapat dijadikan andalan untuk meningkatkan pendapatan. Dari sisi
permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik
pasar domestik maupun internasional.
Keberlanjutan pembangunan pertanian dipengaruhi oleh jenis komoditas
yang diusahakan. Komoditas unggulan merupakan jenis pilihan komoditas yang
diusahakan pada daerah setempat yang memiliki sifat-sifat unggul bagi daerah
tersebut bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Identifikasi potensi komoditas
unggulan di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menggunakan
analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA).
5
Metode LQ (Location Quotient)
Salah satu metode untuk menentukan komoditas unggulan menurut
Hendayana (2003) adalah metode Location Quotient (LQ). Metode ini merupakan
pendekatan tidak langsung untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan
sektor basis atau nonbasis pada suatu wilayah perencanaan dan dapat
mengidentifikasikan sektor unggulan atau keunggulan komparatif suatu wilayah.
Metode LQ merupakan perbandingan relatif antara kemampuan komoditas
yang sama pada daerah yang lebih luas dalam suatu wilayah. Metode LQ juga
menunjukkan efisiensi wilayah dan terfokus pada substitusi impor yang potensial
atau produk dengan potensi ekspansi ekspor (Rustiadi et al., 2009).
Metode LQ digunakan untuk mengindikasikan kemampuan suatu daerah
dalam memproduksi suatu komoditas dibandingkan dengan produksi komoditas
tersebut dalam lingkup wilayah yang lebih luas (Hendayana, 2003). Kriteria
LQ> 1 menunjukkan peranan aktivitas ekonomi komoditas tersebut di suatu
wilayah menonjol dan surplus serta kemungkinan dapat dijual ke daerah lain
karena komoditas tersebut lebih efisien/murah sehingga mempunyai keunggulan
komparatif.
Pendekatan LQ mempunyai kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Memperhitungkan ekspor, baik secara langsung maupun tidak langsung
(barang antara).
b. Metode ini tidak mahal dan dapat diterapkan pada data distrik untuk
mengetahui sebarannya.
c. Analisis ini bisa dibuat menarik apabila dilakukan dalam bentuk time –
series/trend, artinya dianalisis selama kurun waktu tertentu. Dalam hal ini
perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu komoditi tertentu dalam kurun
waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan.
Keterbatasan metode LQ ini adalah sebagai berikut :
a. Berhubung demikian sederhananya, pendekatan LQ ini yang dituntut adalah
akurasi data. Sebaik apapun hasil olahan LQ tidak banyak manfaatnya jika
data yang digunakan tidak valid.
b. Diperlukan nilai rata-rata dari data series yang cukup panjanguntuk
menghindari bias musiman dan tahunan, sebaiknya tidak kurang dari 5 tahun,
Sementara itu di lapangan, mengumpulkan data yang panjang ini sering
mengalami hambatan.
c. Dalam deliniasi wilayah kajian, untuk menetapkan batasan wilayah yang
dikaji dan ruang lingkup aktivitas, acuannya sering tidak jelas. Akibatnya hasil
hitungan LQ terkadang aneh, tidak sama dengan apa yang diduga, misalnya
suatu wilayah yang diduga memiliki keunggulan di sektor non pangan, yang
muncul pangan dan sebaliknya (Wulandari, 2010).
Shift Share Analysis (SSA)
Shift Share Analysis merupakan salah satu dari sekian banyak teknik
analisis untuk memahami pergeseran struktur aktivitas di suatu lokasi tertentu
dibandingkan dengan suatu referensi (dengan cakupan wilayah lebih luas) dalam
dua titik waktu. Hasil analisis SSA juga menjelaskan kemampuan kompetisi
(competitiveness) aktivitas tertentu di suatu wilayah secara dinamis atau
6
perubahan aktivitas dalam cakupan wilayah lebih luas. Shift share analysis (SSA)
digunakan untuk memahami pergeseran struktur aktivitas di suatu lokasi tertentu
dibandingkan dengan daerah agregat yang lebih luas dalam dua titik tertentu
(Panuju dan Rustiadi, 2010).
Hasil analisis SSA diperoleh gambaran kinerja aktivitas di suatu wilayah.
Gambaran kinerja ini dapat dijelaskan dari 3 komponen analisis yaitu :
1. Komponen laju pertumbuhan total (komponen share). Komponen ini
menyatakan pertumbuhan total wilayah pada dua titik waktu yang
menunjukkan dinamika total wilayah.
2. Komponen pergeseran proporsional (komponen proportional shift).
Komponen ini menyatakan pertumbuhan total aktivitas tertentu secara relatif,
dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum dalam total wilayah yang
menunjukkan dinamika sektor/aktivtas total dalam wilayah.
3. Komponen pergeseran differensial (komponen differential shift). Ukuran ini
menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi (competitiveness) suatu aktivitas
tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total sektor/aktivitas tersebut
dalam wilayah. Komponen ini menggambarkan dinamikasuatu sektor/aktivitas
tertentu di sub wilayah tertentu terhadap aktivitas tersebut di sub wilayah lain
(Panuju dan Rustiadi, 2010).
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Pertumbuhan suatu wilayah akan berdampak pada peningkatan kebutuhan
dan persaingan dalam penggunaan lahan. Kondisi tersebut mengharuskan
perlunya pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan
lahan yang terbatas dengan tetap memperhatikan tindakan konservasinya (Sitorus,
2004).
Analisis potensi lahan tidak terlepas dari evaluasi lahan baik secara fisik
maupun daya dukung sosial ekonomi terhadap pengembangan suatu kegiatan pada
lahan atau lokasi tertentu. Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007)
evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan dan
merupakan proses penilaian suatu lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu.
Wilayah fisiografi (physiographic region) adalah pembagian permukaan
bumi atas satuan morfologi yang memiliki kesatuan karakteristik bentuk lahan
pada skala tertentu. Satu satuan fisiografi terjadi karena proses pembentukan dan
tahapan perkembangan sepanjang waktu, sehingga satu satuan fisiografi terdiri
dari tiga unsur yaitu bentuk lahan, proses geologi dan tahapan
perkembangannya(Nur, 2012).
Pendekatan fisiografik (physiographic approach) adalah pendekatan yang
mempertimbangkan lahan secara keseluruhan di dalam penilaiannya yang
umumnya menggunakan kerangka bentuk lahan (land form) untuk
mengidentifikasikan satuan daerah secara alami.Pendekatan fisiografik
mengelompokkan lahan secara keseluruhan dan tidak berdasarkan sifat tertentu.
Ini dilakukan dengan anggapan bahwa suatu daerah yang mempunyai fisiografik
yang relatif seragam seperti iklim mikro, ciri tanah, kondisi habitat tanaman dan
sebagainya. Masing-masing satuan lahan yang diidentifikasikan dengan cara
7
demikian kemudian dapat dianggap mempunyai sifat-sifat yang secara
keseluruhan relatif seragam. Satuan lahan merupakan kelompok lokasi yang
berhubungan, dengan bentuk lahan tertentu dalam sistem lahan dan seluruh satuan
lahan yang sama dan mempunyai asosiasi lokasi yang sama. Sistem lahan
merupakan area yang mempunyai pola yang berulang dari topografi, tanah dan
vegetasi(Nur, 2012).
Menurut Brahmanto dan Bandono (2006) bahwa dalam pendekatan
fisiografis rencana penggunaan lahan dan program pembangunan disusun
konsisten sesuai dengan satuan fisiografi. Beberapa hal yang ditekankan dalam
pendekatan fisiografis yaitu :
a) Pendekatan fisiografis lebih menekankan analisis karakteristik fisik lahan
secara kualitatif berdasarkan atributnya yang membedakan dengan jelas
karakteristik lahan serta potensi dan permasalahan spesifiknya
b) Analisis dan perumusan rencana penggunaan lahan disusun konsisten
berdasarkan satuan fisiografi.
c) Penggunaan lahan dapat dibedakan atas dimensi : jenis kegiatan, jenis fungsi,
tipe struktur terbangun, karakteristik site atau status kepemilikan lahan.
Pendekatan fisiografis lebih menekankan pada karakteristik site yaitu
karakteristik dari setiap satuan fisiografi.
d) Penamaan satuan fisiografi yang mudah dipahami dan mudah dibayangkan
secara nyata 3 dimensional menjadi dasar untuk memudahkan pemahaman
terhadap rencana yang disusun.
Satuan peta lahan adalah kelompok lahan yang mempunyai sifat-sifat
sama atau hampir sama dengan penyebarannya digambarkan dalam peta sebagai
hasil survei sumberdaya lahan (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).Satuan peta
lahan digunakan sebagai satuan analisis dimana setiap satuan lahan yang ada
dilakukan pengamatan di lapangan. Setiap satuan lahan dilakukan pengamatan
sifat morfologi tanah dan karakteristik lingkungan fisik dengan menggunakan data
primer dan data sekunder.
Untuk penilaian kesesuaian lahan suatu wilayah, terlebih dahulu dilakukan
penentuan batas-batas satuan peta lahan yang jelas. Penentuan batas satuan peta
lahan sebagian didasarkan pada sifat-sifat lahan yang mudah dipetakan seperti
relief/lereng, bentuk lahan (landform), jenis tanah dan bahan induk.
Landformadalah bentukan permukaan bumi sebagai hasil dari proses-proses
geomorfik dan evolusi, yang sangat erat kaitannya dengan keadaan
geologi/litologi, iklim, dan relief/lereng, serta dapat menentukan keadaan tanah
diatasnya (Marsoedi et al., 1997).
Satuan lahan bisa terdiri dari dua atau lebih satuan tanah yaitu berupa
asosiasi atau kompleks (Van Wambeke dan Forbes, 1986). Asosiasi adalah satuan
peta lahan yang mempunyai penyebaran satuan cukup jelas, sehingga masih dapat
dipisahkan apabila dipetakan pada skala lebih besar, sedangkan kompleks adalah
satuan peta lahan yang heterogen, penyebaran satuan tanahnya tidak teratur dan
sulit dipisahkan apabila dipetakan pada skala yang lebih besar (Soil Survey
Division Staff, 1993). Satuan tanah yang paling dominanlah yang digunakan
untuk penilaian kesesuaian lahan.
8
Analisis kesesuaian lahan dalam penelitian dilakukan hanya berdasarkan
penilaian kesesuaian lahan secara fisik. Penilaian kesesuaian lahan secara fisik
dilakukan berdasarkan faktor fisik, yang tujuannya untuk menentukan apakah
suatu komoditas unggulan sesuai untuk dikembangkan di suatu daerah, dengan
mempertimbangkan jenis dan besarnya faktor pembatas fisik yang ditemukan.
Klasifikasi kesesuaian lahan adalah pengelompokan lahan berdasarkan
kesesuaiannya untuk tujuan penggunaan tertentu. Kriteria kesesuaian lahan
disusun berdasarkan tujuan evaluasi dan persyaratan penggunaan lahan dari suatu
tipe penggunaan lahan tertentu yang dihubungkan dengan kualitas lahan. Kriteria
kesesuaian lahan digunakan untuk menilai atau memprediksi potensi atau kelas
kesesuaian lahan dari wilayah yang bersangkutan. Setiap tipe penggunaan lahan
lahan memerlukan persyaratan penggunaan lahan yang berbeda untuk dapat
tumbuh dan berproduksi secara optimal.
Berbagai pendekatan dalam evaluasi lahan telah banyak digunakan, dan
pengolahan datanya dilakukan secara manual. Namun pada tahun-tahun terakhir
di Puslitbangtanak dilakukan secara komputerisasi. Keunggulan penilaian
kesesuaian lahan yang dilakukan secara komputerisasi akan mampu mengolah
data banyak dalam waktu singkat, dan akan dapat mengatasi terjadinya perbedaan
interpretasi pelaksana (human error). Program evaluasi lahan secara
komputerisasi yang saat ini dikembangkan adalah ALES atau Automated Land
Evaluation System (Rossiter and Wambeke, 1997).
ALES adalah program kosong yang harus diisi mengenai model evaluasi
lahan dan pohon keputusan atau Decision Tree (DT) yang akan digunakan dengan
asumsi secara logis untuk masing-masing tipe penggunaan lahan yang dievaluasi
dengan memperhatikan data sumberdaya lahan menurut spesifik lokasi.Program
ALES relatif lebih mudah digunakan di berbagai kondisi lahan, termasuk di dalam
penggunaan parameter dan asumsi-asumsi yang akan dipertimbangkan.
Penilaian kesesuaian lahan dilakukan dengan cara membandingkan
karakteristik dan kualitas lahan dengan bantuan program ALES (Automatic Land
Evaluation System) dan penyajiannya dalam bentuk digital dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam evaluasi lahan, pengisian program
ALES termasuk dalam membangun model evaluasi tidak dapat ditentukan secara
umum, karena setiap wilayah di Indonesia mempunyai data fisik lingkungan,
mengenai data iklim, terrain (topografi), data tanah dan sosial ekonomi yang
spesifik. Oleh karena itu dalam perencanaan pengembangan komoditas pertanian
untuk mencapai keberhasilannya, perlu memperhatikan kondisi lahan spesifik
lokasidalam menentukan model evaluasi dan penggunaannya (Hendrisman dan
Djaenudin, 2005).
Kelayakan finansial usahatani merupakan suatu hal penting yang harus
diidentifikasi karena faktor paling penting yang akan membuat petani terus bertani
adalah seberapa besar nilai tambah yang bisa diperoleh. Semakin kecil
keuntungan yang diperoleh, maka keberlangsungan aktivitas usahatani akan sulit
untuk dipertahankan. Petani akan terdorong untuk menjual lahannya dan berganti
profesi atau pindah ke kota untuk mencari penghasilan yang lebih baik.
Sebaliknya, apabila keuntungan usahatani semakin besar maka petani akan
semakin terdorong untuk terus melakukan investasi dan inovasi teknologi.
Analisiskelayakan finansial diperlukan untuk mengukur tingkat kelayakan
usahatani komoditas unggulan menggunakan indikator ekonomi yang terdiri:
9
a) Revenue Cost Ratio(R/C) untuk tanaman semusim; b).Benefit cost ratio (B/C);
c) Net present value (NPV), dan d) Internal Rate of Return (IRR) untuk tanaman
tahunan/perkebunan.
Pewilayahan Komoditas Pertanian
Akhir-akhir ini telah diperkenalkan konsepsi pewilayahan komoditas
untuk mendukung kebijakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan
secara lebih luas lagi untuk lebih memantapkan pendekatan pewilayahan
pembangungan pada umumnya. Pada hakekatnya konsepsi pewilayahan
komoditas ingin membatasi upaya pengembangan suatu komoditas pertanian pada
lokasi yang memenuhi persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan
agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan
diseconomic-externality yang ditimbulkannya dapat dikendalikan (Susanto dan
Sirappa, 2007).
Zonasi atau pewilayahan komoditas adalah suatu kesatuan fungsional
kawasan yang mempunyai karakter kegiatan budidaya komoditas pertanian
tertentu yang potensial dan prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi
kawasan-kawasan sentra produksi dan aktivitas lain yang berkaitan dengan
kegiatan pertanian dan budidaya komoditas unggulan (Sofyan dan Sunaryo,
2006). Pengembangan komoditas pertanian pada wilayah yang sesuai dengan
persyaratan pedo-agroklimat tanaman yang mencakup iklim, tanah dan topografi
akan memberikan hasil yang optimal dengan kualitas yang baik. Selain itu yang
tidak kalah pentingnya adalah aspek manajemen dalam mengelola lahan yang
didasarkan pada sifat-sifat lahan untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan
(Syarifuddin, et al., 2004)
Selain menyangkut aspek fisik lingkungan, pelaksanaan program
pewilayahan komoditas memerlukan kelembagaan yang sifatnya menunjang
pengelolaan sumberdaya daerah disesuaikan dengan ketersediaan sumberdaya
lahannya (Kausar, 2000 dalam Djaenuddin et al., 2002). Kegiatan pewilayahan
komoditi pada hakekatnya terdiri atas melakukan pemetaan, evaluasi potensi
lahan dan pewilayahan komoditi pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan, dan lainnya.Untuk penyusunan perwilayahan komoditas, aspek-aspek
yang perlu diperhatikan antara lain (Djaenudin et al, 2002) :
1. Keragaman sifat lahan, karena akan menentukan jenis komoditas yang dapat
diusahakan dan produktifitasnya serta memberikan hasil yang optimal dengan
kualitas prima.
2. Kebijakan lain yang terkait, seperti rencana tata ruang.Hal ini untuk
menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam hal penggunaan lahan.
Areal yang dipilih harus tercakup dalam wilayah dengan peruntukan sebagai
kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kriteria sektoral dan kesesuaian
lahan.
3. Adanya kelembagaan yang sifatnya menunjang pengelolaan sumberdaya
daerah yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya lahannya.
10
Pendekatan kewilayahan dalam pembangunan daerah yang utuh dan
terpadu akan mampu mewujudkan efisiensi dan efektivitas fungsi perencanaan
pembangunan daerah. Memanfaatkan seoptimal mungkin potensi wilayah,
sumberdaya lahan dan aspirasi masyarakat setempat merupakan modal utama
dalam melaksanakan pembangunan daerah. Apabila pemilihan lahan atau
komoditas unggulan yang akan dikembangkan dapat dilakukan secara benar dan
sesuai dengan tujuan program maka pusat pertumbuhan yang akan menjadi
andalan daerah dapat diwujudkan (Haeruman, 2000).
3 BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitiandilaksanakandi sebagian besar wilayah Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utarayaitu di empat kecamatan dari 5
kecamatan yang ada, meliputi Kecamatan Bolaang Uki, Kecamatan Pinolosian,
Kecamatan Pinolosian Tengah dan Kecamatan Pinolosian Timur. Kabupaten ini
terdiri dari empat kecamatan yaitu Penelitian dilaksanakan mulai bulan
Februari2012 sampai dengan Januari 2013.Analisis tanah
dilakukan di
laboratorium Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Peta Satuan Lahan dari
BBSDLP tahun 2012 skala 1 : 50.000, data luas areal tanam tahun 2007 – 2011,
data produksi tahun 2008 dan 2011 (Lampiran 3, 4 dan 6)danbahan kimia untuk
analisis contoh tanah.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk
pengumpulan data pertanian dan sosial ekonomi (Lampiran 1 dan 2), form isian
basisdata, Buku Taksonomi Tanah, buku petunjuk isian basisdata, buku Munsell
Soil Colour Charts,abney level, altimeter, kompas, GPS (Geographic Positional
System), peralatan pengambilan contoh tanah di lapang,alat tulis kantor,
komputer, sofware ALES(1997) serta Arcview 3.3
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder.
Matrik hubungan antara tujuan penelitian, jenis data, sumber data, teknik analisis
data dan keluaran tertera pada Tabel 1.
11
Tabel 1. Matrik Hubungan antaraJenis Data, Sumber Data, Teknik Analisis dan
Keluaran.
Tujuan
1 Menganalisis
komoditas
unggulan
Jenis data
- Data luas
areal tanam
- Data
produksi
Sumber data
Teknik Analisa data
Data sekunder - Analisis LQ
- Dinas
- Shift Share Analysis
Pertanian & (SSA)
Peternakan
kabupaten
KOMODITAS UNGGULAN DAN KESESUAIAN LAHAN
DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
HERLINA NANNY SALAMBA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pewilayahan Komoditas
Pertanian Berdasarkan Komoditas Unggulan dan Kesesuaian Lahan di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014
Herlina Nanny Salamba
NIM A151100051
RINGKASAN
HERLINA NANNY SALAMBA. Pewilayahan Komoditas Pertanian
Berdasarkan Komoditas Unggulan dan Kesesuaian Lahan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Dibimbing oleh SANTUN
R.P.SITORUS, DARMAWAN dan ASDAR ISWATI.
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan kabupaten baru yang
mempunyai potensi sumberdaya lahan pertanian yang cukup besar, tetapi
informasi mengenai sumberdaya lahannya masih terbatas, sehingga perlu
dilakukan penelitian mengenai analisis kesesuaian lahan untuk menyusun
pewilayahan komoditas pertanian di kabupaten ini.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis komoditas unggulan,
(2) Menganalisis kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan, (3) Menyusun peta
pewilayahan komoditas unggulan pertanian yang mempunyai prospek
pengembangan dan peluang pasar.
Analisis komoditas unggulan dilakukan dengan metode Location Quotient
(LQ) dan Shift Share Analysis (SSA), evaluasi kesesuaian lahan melalui
pendekatan “matching” antara kualitas/karakteristik lahan dengan kriteria
persyaratan tumbuh (land use requirements) dengan menggunakan program
Automated Land Evaluation System (ALES). Peta pewilayahan komoditas
pertanian didasarkan pada komoditas unggulan, hasil kesesuaian lahan fisik dan
parameter ekonominya.
Hasil analisis komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan terdapat 13 komoditas unggulan yaitu padi sawah, padi
ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, cengkeh,
kelapa, kakao, kopi dan lada. Namun di masing-masing kecamatan komoditas
unggulannya berbeda-beda. Kecamatan Bolaang Uki adalah : padi sawah, padi
ladang, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kelapa dan kopi,
Kecamatan Pinolosian adalah cengkeh, Kecamatan Pinolosian Tengah adalah
jagung, kedelai, kelapa, kakao dan lada dan Kecamatan Pinolosian Timur adalah
padi sawah, jagung, kedelai, kelapa dan lada.
Lahan yang sesuai untuk komoditas unggulan tananam pangan (S1, S2 dan
S3) seluas 8.512,6 ha (15,3%) dan terbesar di Kecamatan Bolaang UKi. Lahan
yang sesuai untuk komoditas unggulan tanaman tahunan/perkebunan (S1, S2 dan
S3) seluas 47.058,6 ha (84,7%) dan terbesar di Kecamatan Bolaang Uki,
Pinolosian Timur, Pinolosian dan Pinolosian Tengah.
Pewilayahan komoditas unggulan pertanian disusun berdasarkan
pengelompokan komoditas unggulan yang ada di masing-masing kecamatan
terbagi atas 3 pewilayahan yaitu a). sistem pertanian lahan basah seluas 2.943,1 ha
(5,3%) dengan komoditas unggulan padi sawah; b) sistem pertanian lahan kering
tanaman pangan seluas 5.569,6 ha (10%) dengan komoditas padi ladang, jagung,
ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah , kacang hijau dan c). sistem pertanian
lahan kering tanaman tahunan seluas 47.058,6 ha (84,7%) dengan komoditas
kelapa, cengkeh, kopi, kakao dan lada.
Kata kunci : Evaluasi lahan, komoditas unggulan, pewilayahan komoditas
pertanian
SUMMARY
HERLINA NANNY SALAMBA. Agricultural Commodities Zoning Based
on Superior Commodities and Land Suitability in South Bolaang Mongondow
District, North Sulawesi Province. Supervised by SANTUN R.P. SITORUS,
DARMAWAN and ASDAR ISWATI.
South Bolaang Mongondow is a new district having a potency of
agricultural land resources for agriculture development. However, information of
land resources is limited, therefore research on land suitability analysis to arrange
zoning of agricultural commodities in this district is needed. The objectives of this
study were: (1) To analyze the superior commodities, (2) To analyze suitability of
land for the superior commodities, (3) To develop superior commodities zoning
map. The procedure includes an analysis of superior commodities using LQ and
SSA, land suitability evaluation by matching of land quality/characteristics and
land use requirements. While the zoning of agricultural commodities was prepared
based on superior commodities areas results of phisic land suitability result and
its economic parameter.
The results show that there are 13 superior commodities agricultural,
namely paddy, upland rice, maize, cassava, sweet potatoes, soybean, peanuts,
green beans, cloves, coconut, cocoa, coffee and pepper.
The results of the analysis leading agricultural commodities in South
Bolaang Mongondow there are 13 leading commodities namely paddy, upland
rice, maize, cassava, sweet potatoes, soybeans, peanuts, green beans, cloves,
coconut, cocoa, coffee and pepper. But in each district varies superior
commodities . Bolaang Uki district commodities namely : paddy rice , upland rice,
cassava, sweet potatoes, peanuts, green beans, coconut and coffee ; Pinolosian
district commodities namely : clove, Central Pinolosian district commodities
namely : maize, soybean, coconut, cocoa and pepper, East Pinolosian district
commodities namely : paddy rice , maize , soybean , coconut and pepper.
The largest land suitable superior commodities for food crops ( S1 , S2 and
S3 ) area of 8512.6 ha (15,3 %) found in the Bolaang Uki district. The largest land
suitable for perennial crops/plantation ( suitability class S1 , S2 and S3 ) area of
47058.6 ha ( 84.7 % ) in the Bolaang Uki district, East Pinolosian district,
Pinolosian district and Central Pinolosian, respectively.
Zoning of agricultural commodities compiled by leading commodities
groupings that exist in each district , namely a) . Wetlands farming system (PS)
covering an area of 2943.1 ha ( 5.3 % ) with paddy rice superior commodities ,
b ) dry land farming system for food crop covering area of 5569.6 ha ( 10 % ) with
paddy fields , maize , cassava , sweet potato , soybeans , peanuts , green beans
superior commodities and c ) . dryland farming systems for perennial crops
covering an area of 47058.6 ha ( 84.7 % ) with coconut , cloves , coffee , cocoa
and pepper superior commodities .
Keywords:
Agricultural commodities zoning, land evaluation, superior
commodities
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
i
PEWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN BERDASARKAN
KOMODITAS UNGGULAN DAN KESESUAIAN LAHAN
DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
HERLINA NANNY SALAMBA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Tanah
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Widiatmaka, DAA
iii
Judul Tesis : Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Komoditas
Unggulan dan Kesesuaian Lahan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara
Nama
: Herlina Nanny Salamba
NIM
: A151100051
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Prof. Dr Ir Santun R.P. Sitorus
Ketua
Dr Ir Darmawan, M.Sc.
Anggota
Dr Ir Asdar Iswati, M.S.
Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi
Ilmu Tanah
Dekan Sekolah PascaSarjana
Ir Atang Sutandi, M.Si., Ph.D.
Dr Ir Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
Tanggal Ujian : 11 November 2013
Tanggal Lulus :
iv
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
KaruniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 sampai Januari
2013 adalah Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Komoditas Unggulan
dan Kesesuaian Lahan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Provinsi
Sulawesi Utara.
Pengembangan komoditi diperlukan untuk menghindari penggunaan lahan
yang salah tempat dalam mewujudkan suatu penggunaan lahan yang memiliki
keuntungan optimum. Penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan dan
daya dukungnya akan meminimalisir terjadinya salah penggunaan dan
pengelolaan. Kesalahan dalam pengelolaan pengembangan komoditas akan
menyebabkan lahan mengalami penurunan daya dukung.
Identifikasi dan evaluasi potensi sumberdaya lahan di suatu wilayah
merupakan kegiatan awal untuk menghasilkan data/informasi sumberdaya lahan
sebagai dasar dalam menentukan arah kebijakan pembangunan pertanian. Dengan
diketahuinya karakteristik lahan melalui pewilayahan komoditas pertanian maka
dapat diketahui komoditas unggulan pertanian yang dapat dikembangkan di
masing-masing wilayah sesuai dengan daya dukungnya. Sebagai kabupaten yang
baru terbentuk, banyak aspek yang harus diperhatikan agar pemanfaatan atau
penggunaan lahan untuk pengembangan komoditas wilayah lebih efektif dan
berdaya guna.
Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya
penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr Ir Santun R.P. Sitorus, selaku ketua
komisi pembimbing, Bapak Dr Ir Darmawan, M.Sc. serta Ibu Dr Ir Asdar
Isawati, M.S. selaku anggota komisi pembimbing. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr Ir Hikmatullah, Ir Lilik Muslihat, Marwan
Hendrisman, SP.I. dan Ibu Hodijah dari Balai Besar Sumber Daya Lahan
Pertanian Bogor serta Bapak Dr Ir Jailani Husain, M.Sc. dari Universitas Sam
Ratulangi yang telah membantu dan memberi saran selama penulisan tesis ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih DIPA Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian yang telah
memberikan beasiswa dan DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Utara tahun 2012 atas dana penelitian. Saya dedikasikan gelar Magister Sains saya
kepada kedua orang tua saya Drs ML. Salamba dan Damaris Kendek serta suami
Marthen Punuh dan Anakku Caecilia Michelle Golden Punuh atas pengertian dan
pengorbanan selama penulis menyelesaikan studi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2014
Herlina Nanny Salamba
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vii
vii
viii
1
PENDAHULUAN
LatarBelakang
..................................................................................
PerumusanMasalah
...........................................................................
Tujuan dan Luaran Penelitian ...............................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Kerangka Pemikiran
...........................................................................
1
1
1
2
2
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Komoditas Unggulan
........................................................................
Metode Location Quotient (LQ) .....................................................
Shift Share Analysis (SSA) ...............................................................
Evaluasi Kesesuaian Lahan Secara Fisik Lahan
..............................
Pewilayahan KomoditiPertanian ...........................................................
4
4
5
5
6
9
3
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu ...............................................................................
Bahan dan Alat
....................................................................................
Jenis dan Sumber Data ..........................................................................
Pelaksanaan Penelitian
Analisis Komoditas Unggulan
......................................................
Penilaian Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan .........................
Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Unggulan ......................
10
10
10
10
11
13
14
16
4
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
SELATAN
Kondisi Geografis ................................................................................
Kependudukan .....................................................................................
Iklim dan Hidrologi ..............................................................................
Topografi ..............................................................................................
Geologi dan JenisTanah .......................................................................
Penggunaan Lahan ...............................................................................
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
5
Komoditas Unggulan ............................................................................
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan .............................................
Pewilayahan Komoditas Unggulan .......................................................
17
19
20
21
21
24
26
28
33
ix
6 SIMPULAN DAN SARAN
41
Simpulan ...............................................................................................
Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
41
41
42
LAMPIRAN
45
...................................................................................................
RIWAYAT HIDUP
.......................................................................................
96
x
DAFTAR TABEL
1.
Matriks Hubungan antara Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber
Data, Teknik Analisis dan Keluaran ...........................................
11
Kriteria yang Digunakan dalam Evaluasi Lahan di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan .......................................................
15
Matriks Penyusunan Pewilayahan Komoditas di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan ....................................................
17
Jumlah Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2010 ..............................
19
5.
Distribusi Petani Responden Menurut Usia dan Pendidikan ......
20
6.
Data Iklim di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ............
20
7.
Jenis Tanah di Daerah Penelitian ......................................
8.
Nilai LQ dan SSA Komoditas Unggulan di Empat (4) Kecamatan
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ................................
26
Komoditas Unggulan Masing-Masing Kecamatan di Kabupeten
Bolaang Mongondow Selatan ...................................................
28
10.
Satuan Lahan di Daerah Penelitian
............................................
30
11.
Luas Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung di Empat (4)
Kecamatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan .................
32
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan di Empat Kecamatan di
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ................................
32
Subkelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi Sawah di
Kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian Timur .......................
33
2.
3.
4.
9.
12.
13.
14.
Analisis Kelayakan Usahatani Komoditas Unggulan di
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan ..................................
15.
Pewilayahan Komoditas Pertanian Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan ..................................................................
`22
36
37
xi
DAFTAR GAMBAR
1.
Diagram Alir Kerangka Pemikiran Penelitian
.............................
3
2.
Diagram Alir Penelitian
.............................................................
12
3.
Peta Administrasi Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan .......
18
4.
Peta Satuan Lahan dan Tanah di Empat Kecamatan Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan .....................................................
5.
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi Sawah di
Kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian Timur ..........................
6.
Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
..................................................................
34
40
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Kuesioner Data Usahatani Tanaman Tahunan
..........................
45
2.
Kuesioner Data Usahatani Tanaman semusim
...........................
46
3.
Rata-rata Luas Areal Tanam Tahun 2007 sampai 2011
..............
47
4.
Rekapitulasi Data Produksi Tanaman Pangan Tahun 2008 dan
2010
...........................................................................................
48
5.
Hasil Diffrensial Shift dan Shift Share Analysis Tanaman Pangan
48
6.
Rekapitulasi Data Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2008
dan 2010 .....................................................................................
49
7.
Hasil Diffrensial Shift dan Shift Share Analysis Tanaman Pangan
49
8.
Data Curah hujan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
( Stasiun Pinolosian ) ..................................................................
50
9.
Hasil Analisis Tanah..................................................................
51
10.
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan pada Setiap Satuan
Lahan Kecamatan Bolaang Uki dan Pinolosian ..........................
52
Kesesuaian Lahan Komoditas Unggulan pada Setiap Satuan
Lahan ..........................................................................................
52
11.
12.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah Tadah
Hujan .......................................................................................
53
xii
13.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Ladang ............
54
14.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung
55
15.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu
...............
56
16.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk TanamanUbi Jalar
.................
57
17.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kedelai ....................
58
18.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kacang Tanah .........
59
19.
Kriteria Kesesuaian Lahan untukTanamanKacangHijau
60
20.
Kriteria Kesesuaian Lahan untukTanamanKelapa....................
61
21.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cengkeh
62
22.
Kriteria Kesesuaian Lahan untuk TanamanKakao.....................
63
23.
KriteriaKesesuaianLahan untukTanaman Kopi Robusta ..........
64
24.
KriteriaKesesuaianLahan untukTanamanLada.......................
65
25.
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi Ladang dan
Kacang Hijau di Kecamatan Bolaang Uki .................................
66
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Padi Ladang dan
Kacang Hijau di Kecamatan Bolaang Uki .................................
67
Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kacang Tanah, Ubi
Jalar dan Ubi Kayu di Kecamatan Bolaang Uki ........................
68
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kacang Tanah,
Ubi Jalar dan Ubi Kayu di Kecamatan Bolaang Uki .................
69
Sub Kelas Kesesuaian
Kecamatan Bolaang Uki
Lahan untuk Komoditas Kopi di
.........................................................
70
Peta Kelas Kesesuaian
Kecamatan Bolaang Uki
Lahan untuk Komoditas Kopi di
..........................................................
71
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kelapa di
Kecamatan Bolaang Uki, Pinolosian Tengah dan Pinolosian
Timur
........................................................................................
72
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kelapa di
Kecamatan Bolaang Uki, Pinolosian Tengah dan Pinolosian
Timur
........................................................................................
73
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Cengkeh di
Kecamatan Pinolosian ................................................................
74
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Cengkeh di
Kecamatan Pinolosian ................................................................
75
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Jagung, Kedelai
dan Lada di Kecamatan Pinolosian Tengah dan Pinolosian Timur
76
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
....................
...........
................
xiii
36.
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Jagung, Kedelai
dan Lada di Kecamatan Pinolosian Tengah dan Pinolosian
Timur ............................................................................................
77
Sub Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kakao di
Kecamatan Pinolosian Tengah
................................................
78
Peta Kelas Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Kakao di
Kecamatan Pinolosian Tengah
................................................
79
Interpretasi Penutupan Lahan di Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan ...........................................................................................
80
40.
Analisis Usahatani Padi Sawah
................................................
81
41.
Analisis Usahatani Padi Ladang
.. .............................................
82
42.
Analisis Usahatani Ubi Kayu
...................................................
83
43.
Analisis Usahatani Ubi Jalar
.....................................................
84
44.
Analisis Usahatani Kedelai
.....................................................
85
45.
Analisis Usahatani Jagung
.......................................................
86
46.
Analisis Usahatani Kacang Hijau
..............................................
87
47.
Analisis Usahatani Kacang Tanah
.............................................
88
48.
Analisis Usahatani Kelapa ..........................................................
89
49.
Analisis Usahatani Kakao
......................................................
90
50.
Analisis Usahatani Cengkeh
.....................................................
91
51.
Analisis Usahatani Kopi
............................................................
92
52.
Analisis Usahatani Lada
.............................................................
93
53
Pengelompokan Satuan Landform, Relief/Lereng, Bahan Induk,
dan Sifat-Sifat Tanah Berdasarkan LREPP II ............................
94
37.
38.
39.
1
1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pembangunan pertanian memerlukan data potensi sumberdaya lahan
secara detail, untuk itu evaluasi potensi sumberdaya lahan di suatu wilayah
merupakan kegiatan penting untuk menghasilkan informasi sumberdaya lahan
sebagai dasar dalam menentukan arah kebijakan pembangunan pertanian, agar
pengembangan sentra - sentra komoditas pertanian maupun infrastrukturnya dapat
dilakukan. Selain itu, data tersebut juga dapat digunakan sebagai dasar dalam
meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan dan mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat (Soekardi, 1992).
Sumberdaya lahan merupakan titik sentral perencanaan dan pelaksanaan
dalam pengembangan komoditas pertanian di suatu wilayah. Berdasarkan data ini
selanjutnya dapat dilakukan pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan
komoditas unggulan dan kelas kesesuaian lahannya, agar produk pertanian yang
berdaya saing tinggi, baik secara kualitas maupun kuantitasnya dapat dihasilkan.
Hal ini juga dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pertanian tradisional
menjadi pertanian tangguh, dimana sifat saling ketergantungan dan saling
mendukung serta meningkatkan keberpihakan kepada petani dengan
meminimalkan resiko baik pengaruh alam (kekeringan, banjir, hama dan
penyakit) maupun fluktuasi harga (Irianto dan Mulyani, 2002).
Penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan dan daya dukungnya
akan meminimalisir terjadinya salah penggunaan dan pengelolaan. Kesalahan
dalam pengelolaan pengembangan komoditas akan menyebabkan lahan
mengalami penurunan daya dukung. Arahan pengembangan komoditi pada suatu
lahan khususnya pertanian meliputi perencanaan mengenai suatu lahan untuk
pengembangan suatu tanaman atau komoditas tertentu. Komoditas yang dipilih
biasanya komoditas yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta dapat
menjadi pemanfaatan sumberdaya lahan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Sebagai kabupaten yang baru terbentuk, banyak aspek dari Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan yang harus diperhatikan agar pemanfaatan atau
penggunaan lahan untuk pengembangan komoditas wilayah lebih efektif dan
berdaya guna. Berhubung belum tersedianya pewilayahan komoditas pertanian di
kabupaten ini, maka perlu dilakukan penyusunan pewilayahan komoditas
pertanian berdasarkan komoditas unggulan dan kesesuaian lahannya. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah
daerah dalam menyusun arahan pengembangan komoditas unggulan pertanian ke
depan.
Perumusan Masalah
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan salah satu kabupaten
baru hasil pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow yang mempunyai
potensi sumberdaya lahan pertanian yang cukup besar. Namun potensi
sumberdaya lahan pertanian di kabupaten ini belum banyak diketahui secara
2
detail. Karena keterbatasan data, maka wilayah ini belum dikelola dengan baik
sehingga kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi belum optimal. Oleh karena
itu diperlukan data dan informasi yang lengkap serta akurat.
Sektor pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan
sektor penyumbang terbesar dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
kabupatensekitar 44,27%,namun sektor pertanian ini masih kurang diperhatikan.
Pengembangan komoditas dibutuhkan berbagai informasi yang dapat
menjadi arahan bagi pembuat kebijakan dalam perencanaan dan pengembangan
wilayah ke depan. Berbagai permasalahan seperti belum diketahuinya komoditas
unggulan wilayah, belum diketahui kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan
wilayah dan belum tersedianya peta pewilayahan komoditas unggulan wilayah
yang mempunyai prospek dan peluang pasarperlu segera diatasi. Untuk itulah
penelitian ini dilakukan.
Tujuan dan Luaran Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis komoditas unggulan pertanian
2. Menganalisis kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan pertanian
3. Menyusun peta pewilayahan komoditas unggulanpertanianyang mempunyai
prospek dan peluang pasar
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Terpilihnya komoditas unggulan pertanian
2. Kesesuaian lahan untuk komoditas unggulan pertanian
3. Peta pewilayahan komoditas skala 1:50.000 untuk berbagai komoditas
unggulan pertanian
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai dasar optimalisasi penggunaan lahan untuk berbagai komoditas
unggulan pertanian sesuai dengan kesesuaian lahannya.
2. Sebagai dasar pengembangan usahatani sesuai dengan daya dukung lahannya,
agar dapat mencapai produktivitas lahan yang optimal dan berkelanjutan
Kerangka Pemikiran
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan daerah yang sebagian
besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Sektor pertanianmenjadi
tulang punggung dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat, meskipun
terdapat sektor-sektor lain tetapi jumlahnya sangat sedikit. Potensi yang ada
terutama sumberdaya lahan yang ada belum dimanfaatkan secara optimal bagi
pengembangan komoditas pertanian. Di sisi lain pertambahan penduduk yang
cepat mendorong usahatani bergeser ke kawasan lindung. Hal ini menciptakan
suatu pergeseran dalam pemanfaatan sumberdaya lahan atau alih fungsi lahan
3
yang selama ini memanfaatkan kawasan budidaya akan beralih ke kawasan non
budidaya.
Berangkat dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan studi mengenai
pengembangan pewilayahan komoditas unggulan yang sesuai dengan
potensilahannya. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan analisis potensi
komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan. Analisis komoditas unggulan digunakan pendekatan
analisisLocation Quotient (LQ), dan Shift Share Analysis (SSA). Dari hasil analisis
inidapat diketahui penyebaran dan potensi komoditas unggulan di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatandi setiap kecamatan.
Pewilayahan bagi komoditas pertanian merupakan suatu upaya pendekatan
untuk mencapai produktivitas hasil pertanian yang lebih baik dengan memperhatikan
karakteristik wilayah yang ada. Setiap jenis komoditas pertanian memerlukan
persyaratan sifat lahanyang spesifik untuk dapat tumbuh dan berproduksi optimal.
Perbedaan karakteristik lahan yang mencakup iklim terutama suhu udara dan
curah hujan, tanah, topografi dan sifat fisik lingkungan lainnya dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan untuk seleksi awal dalam menyusun zonasi
pengembangan komoditas pertanian. Komoditas harus dikembangkan pada lahan
yang sesuai agar produkstivitas lahan yang diusahakan mencapai optimal, sehingga
mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif di dalam pemasaran. Oleh karena
itu pengembangan wilayah bagi komoditas unggulan dapat dilakukan dengan
didasarkan pada analisis kesesuaian lahan bagi suatu komoditas. Kerangka
pemikiran penelitian seperti terlihat pada Gambar 1.
Potensi Sumberdaya lahan belum dimanfaatkan secara
optimal bagi usaha yang produktif di sektor pertanian
Perlunya pengembangan pewilayahan komoditas unggulan
Data potensi
sumberdaya lahan
Data potensi
komoditas pertanian
Analisis komoditas unggulan :
Location Quotient (LQ)
Shift Share Analysis (SSA)
Sebaran potensi komoditas
unggulan tiap kecamatan
Analisis kesesuaian lahan
komoditas unggulan
Kesesuaian Lahan
Komoditas unggulan
Pewilayahan Komoditas unggulan
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Penelitian
4
2
TINJAUAN PUSTAKA
Otonomi daerahdi Indonesia memberikan kewenangan yang lebih luas
kepada daerah untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Dengan kewenangan yang lebih besar ini diharapkan pengembangan
wilayah dapat sesuai dengan karakteristik wilayah itu sendiri. Implikasi yang
dapat timbul dari hal tersebut adalah adanya persaingan antar wilayah untuk dapat
memasarkan produk unggulan yang dimilikinya (Andi, 2006).
Pembangunan pertanian melalui pendekatan sistem usaha agribisnis di
Indonesia yang mempunyai potensi sumberdaya yang beragam, mendorong
pengembangan sektor pertanian melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu : optimalisasi
sumberdaya lokal, penetapan komoditas unggulan berdasarkan keunggulan
komparatif dan kompetitif di setiap wilayah dan sentra pengembangan komoditas
unggulan atau kawasan sentra produksi. Pendekatan tersebut menekankan pada
konsentrasi wilayah produksi dan pengembangan komoditas unggulan. Komoditas
unggulan adalah komoditas andalan yang memiliki posisi strategis, baik
berdasarkan pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim) maupun sosial
ekonomi dan kelembagaan untuk dikembangkan di suatu wilayah.
Komoditas Unggulan
Menurut Hendayana (2003), komoditas unggulan adalah komoditas yang
layak diusahakan karena memberikan keuntungan kepada petani, baik secara
biofisik, sosial maupun ekonomi. Suatu komoditas dikatakan layak secara
biofisik jika komoditas tersebut diusahakan sesuai dengan zona agroekologinya.
Layak secara sosial jika komoditas tersebut memberi peluang berusaha, serta bisa
dilakukan dan diterima oleh masyarakat setempat sehingga berdampak pada
penyerapan tenaga kerja, layak secara ekonomi jika komoditas tersebut
menguntungkan.
Dari sisi penawaran komoditas unggulan dicirikan oleh superioritas dalam
pertumbuhan pada kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomi
yangdapat dijadikan andalan untuk meningkatkan pendapatan. Dari sisi
permintaan, komoditas unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik
pasar domestik maupun internasional.
Keberlanjutan pembangunan pertanian dipengaruhi oleh jenis komoditas
yang diusahakan. Komoditas unggulan merupakan jenis pilihan komoditas yang
diusahakan pada daerah setempat yang memiliki sifat-sifat unggul bagi daerah
tersebut bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Identifikasi potensi komoditas
unggulan di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menggunakan
analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA).
5
Metode LQ (Location Quotient)
Salah satu metode untuk menentukan komoditas unggulan menurut
Hendayana (2003) adalah metode Location Quotient (LQ). Metode ini merupakan
pendekatan tidak langsung untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan
sektor basis atau nonbasis pada suatu wilayah perencanaan dan dapat
mengidentifikasikan sektor unggulan atau keunggulan komparatif suatu wilayah.
Metode LQ merupakan perbandingan relatif antara kemampuan komoditas
yang sama pada daerah yang lebih luas dalam suatu wilayah. Metode LQ juga
menunjukkan efisiensi wilayah dan terfokus pada substitusi impor yang potensial
atau produk dengan potensi ekspansi ekspor (Rustiadi et al., 2009).
Metode LQ digunakan untuk mengindikasikan kemampuan suatu daerah
dalam memproduksi suatu komoditas dibandingkan dengan produksi komoditas
tersebut dalam lingkup wilayah yang lebih luas (Hendayana, 2003). Kriteria
LQ> 1 menunjukkan peranan aktivitas ekonomi komoditas tersebut di suatu
wilayah menonjol dan surplus serta kemungkinan dapat dijual ke daerah lain
karena komoditas tersebut lebih efisien/murah sehingga mempunyai keunggulan
komparatif.
Pendekatan LQ mempunyai kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Memperhitungkan ekspor, baik secara langsung maupun tidak langsung
(barang antara).
b. Metode ini tidak mahal dan dapat diterapkan pada data distrik untuk
mengetahui sebarannya.
c. Analisis ini bisa dibuat menarik apabila dilakukan dalam bentuk time –
series/trend, artinya dianalisis selama kurun waktu tertentu. Dalam hal ini
perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu komoditi tertentu dalam kurun
waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan.
Keterbatasan metode LQ ini adalah sebagai berikut :
a. Berhubung demikian sederhananya, pendekatan LQ ini yang dituntut adalah
akurasi data. Sebaik apapun hasil olahan LQ tidak banyak manfaatnya jika
data yang digunakan tidak valid.
b. Diperlukan nilai rata-rata dari data series yang cukup panjanguntuk
menghindari bias musiman dan tahunan, sebaiknya tidak kurang dari 5 tahun,
Sementara itu di lapangan, mengumpulkan data yang panjang ini sering
mengalami hambatan.
c. Dalam deliniasi wilayah kajian, untuk menetapkan batasan wilayah yang
dikaji dan ruang lingkup aktivitas, acuannya sering tidak jelas. Akibatnya hasil
hitungan LQ terkadang aneh, tidak sama dengan apa yang diduga, misalnya
suatu wilayah yang diduga memiliki keunggulan di sektor non pangan, yang
muncul pangan dan sebaliknya (Wulandari, 2010).
Shift Share Analysis (SSA)
Shift Share Analysis merupakan salah satu dari sekian banyak teknik
analisis untuk memahami pergeseran struktur aktivitas di suatu lokasi tertentu
dibandingkan dengan suatu referensi (dengan cakupan wilayah lebih luas) dalam
dua titik waktu. Hasil analisis SSA juga menjelaskan kemampuan kompetisi
(competitiveness) aktivitas tertentu di suatu wilayah secara dinamis atau
6
perubahan aktivitas dalam cakupan wilayah lebih luas. Shift share analysis (SSA)
digunakan untuk memahami pergeseran struktur aktivitas di suatu lokasi tertentu
dibandingkan dengan daerah agregat yang lebih luas dalam dua titik tertentu
(Panuju dan Rustiadi, 2010).
Hasil analisis SSA diperoleh gambaran kinerja aktivitas di suatu wilayah.
Gambaran kinerja ini dapat dijelaskan dari 3 komponen analisis yaitu :
1. Komponen laju pertumbuhan total (komponen share). Komponen ini
menyatakan pertumbuhan total wilayah pada dua titik waktu yang
menunjukkan dinamika total wilayah.
2. Komponen pergeseran proporsional (komponen proportional shift).
Komponen ini menyatakan pertumbuhan total aktivitas tertentu secara relatif,
dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum dalam total wilayah yang
menunjukkan dinamika sektor/aktivtas total dalam wilayah.
3. Komponen pergeseran differensial (komponen differential shift). Ukuran ini
menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi (competitiveness) suatu aktivitas
tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan total sektor/aktivitas tersebut
dalam wilayah. Komponen ini menggambarkan dinamikasuatu sektor/aktivitas
tertentu di sub wilayah tertentu terhadap aktivitas tersebut di sub wilayah lain
(Panuju dan Rustiadi, 2010).
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Pertumbuhan suatu wilayah akan berdampak pada peningkatan kebutuhan
dan persaingan dalam penggunaan lahan. Kondisi tersebut mengharuskan
perlunya pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan
lahan yang terbatas dengan tetap memperhatikan tindakan konservasinya (Sitorus,
2004).
Analisis potensi lahan tidak terlepas dari evaluasi lahan baik secara fisik
maupun daya dukung sosial ekonomi terhadap pengembangan suatu kegiatan pada
lahan atau lokasi tertentu. Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007)
evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan dan
merupakan proses penilaian suatu lahan untuk penggunaan-penggunaan tertentu.
Wilayah fisiografi (physiographic region) adalah pembagian permukaan
bumi atas satuan morfologi yang memiliki kesatuan karakteristik bentuk lahan
pada skala tertentu. Satu satuan fisiografi terjadi karena proses pembentukan dan
tahapan perkembangan sepanjang waktu, sehingga satu satuan fisiografi terdiri
dari tiga unsur yaitu bentuk lahan, proses geologi dan tahapan
perkembangannya(Nur, 2012).
Pendekatan fisiografik (physiographic approach) adalah pendekatan yang
mempertimbangkan lahan secara keseluruhan di dalam penilaiannya yang
umumnya menggunakan kerangka bentuk lahan (land form) untuk
mengidentifikasikan satuan daerah secara alami.Pendekatan fisiografik
mengelompokkan lahan secara keseluruhan dan tidak berdasarkan sifat tertentu.
Ini dilakukan dengan anggapan bahwa suatu daerah yang mempunyai fisiografik
yang relatif seragam seperti iklim mikro, ciri tanah, kondisi habitat tanaman dan
sebagainya. Masing-masing satuan lahan yang diidentifikasikan dengan cara
7
demikian kemudian dapat dianggap mempunyai sifat-sifat yang secara
keseluruhan relatif seragam. Satuan lahan merupakan kelompok lokasi yang
berhubungan, dengan bentuk lahan tertentu dalam sistem lahan dan seluruh satuan
lahan yang sama dan mempunyai asosiasi lokasi yang sama. Sistem lahan
merupakan area yang mempunyai pola yang berulang dari topografi, tanah dan
vegetasi(Nur, 2012).
Menurut Brahmanto dan Bandono (2006) bahwa dalam pendekatan
fisiografis rencana penggunaan lahan dan program pembangunan disusun
konsisten sesuai dengan satuan fisiografi. Beberapa hal yang ditekankan dalam
pendekatan fisiografis yaitu :
a) Pendekatan fisiografis lebih menekankan analisis karakteristik fisik lahan
secara kualitatif berdasarkan atributnya yang membedakan dengan jelas
karakteristik lahan serta potensi dan permasalahan spesifiknya
b) Analisis dan perumusan rencana penggunaan lahan disusun konsisten
berdasarkan satuan fisiografi.
c) Penggunaan lahan dapat dibedakan atas dimensi : jenis kegiatan, jenis fungsi,
tipe struktur terbangun, karakteristik site atau status kepemilikan lahan.
Pendekatan fisiografis lebih menekankan pada karakteristik site yaitu
karakteristik dari setiap satuan fisiografi.
d) Penamaan satuan fisiografi yang mudah dipahami dan mudah dibayangkan
secara nyata 3 dimensional menjadi dasar untuk memudahkan pemahaman
terhadap rencana yang disusun.
Satuan peta lahan adalah kelompok lahan yang mempunyai sifat-sifat
sama atau hampir sama dengan penyebarannya digambarkan dalam peta sebagai
hasil survei sumberdaya lahan (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).Satuan peta
lahan digunakan sebagai satuan analisis dimana setiap satuan lahan yang ada
dilakukan pengamatan di lapangan. Setiap satuan lahan dilakukan pengamatan
sifat morfologi tanah dan karakteristik lingkungan fisik dengan menggunakan data
primer dan data sekunder.
Untuk penilaian kesesuaian lahan suatu wilayah, terlebih dahulu dilakukan
penentuan batas-batas satuan peta lahan yang jelas. Penentuan batas satuan peta
lahan sebagian didasarkan pada sifat-sifat lahan yang mudah dipetakan seperti
relief/lereng, bentuk lahan (landform), jenis tanah dan bahan induk.
Landformadalah bentukan permukaan bumi sebagai hasil dari proses-proses
geomorfik dan evolusi, yang sangat erat kaitannya dengan keadaan
geologi/litologi, iklim, dan relief/lereng, serta dapat menentukan keadaan tanah
diatasnya (Marsoedi et al., 1997).
Satuan lahan bisa terdiri dari dua atau lebih satuan tanah yaitu berupa
asosiasi atau kompleks (Van Wambeke dan Forbes, 1986). Asosiasi adalah satuan
peta lahan yang mempunyai penyebaran satuan cukup jelas, sehingga masih dapat
dipisahkan apabila dipetakan pada skala lebih besar, sedangkan kompleks adalah
satuan peta lahan yang heterogen, penyebaran satuan tanahnya tidak teratur dan
sulit dipisahkan apabila dipetakan pada skala yang lebih besar (Soil Survey
Division Staff, 1993). Satuan tanah yang paling dominanlah yang digunakan
untuk penilaian kesesuaian lahan.
8
Analisis kesesuaian lahan dalam penelitian dilakukan hanya berdasarkan
penilaian kesesuaian lahan secara fisik. Penilaian kesesuaian lahan secara fisik
dilakukan berdasarkan faktor fisik, yang tujuannya untuk menentukan apakah
suatu komoditas unggulan sesuai untuk dikembangkan di suatu daerah, dengan
mempertimbangkan jenis dan besarnya faktor pembatas fisik yang ditemukan.
Klasifikasi kesesuaian lahan adalah pengelompokan lahan berdasarkan
kesesuaiannya untuk tujuan penggunaan tertentu. Kriteria kesesuaian lahan
disusun berdasarkan tujuan evaluasi dan persyaratan penggunaan lahan dari suatu
tipe penggunaan lahan tertentu yang dihubungkan dengan kualitas lahan. Kriteria
kesesuaian lahan digunakan untuk menilai atau memprediksi potensi atau kelas
kesesuaian lahan dari wilayah yang bersangkutan. Setiap tipe penggunaan lahan
lahan memerlukan persyaratan penggunaan lahan yang berbeda untuk dapat
tumbuh dan berproduksi secara optimal.
Berbagai pendekatan dalam evaluasi lahan telah banyak digunakan, dan
pengolahan datanya dilakukan secara manual. Namun pada tahun-tahun terakhir
di Puslitbangtanak dilakukan secara komputerisasi. Keunggulan penilaian
kesesuaian lahan yang dilakukan secara komputerisasi akan mampu mengolah
data banyak dalam waktu singkat, dan akan dapat mengatasi terjadinya perbedaan
interpretasi pelaksana (human error). Program evaluasi lahan secara
komputerisasi yang saat ini dikembangkan adalah ALES atau Automated Land
Evaluation System (Rossiter and Wambeke, 1997).
ALES adalah program kosong yang harus diisi mengenai model evaluasi
lahan dan pohon keputusan atau Decision Tree (DT) yang akan digunakan dengan
asumsi secara logis untuk masing-masing tipe penggunaan lahan yang dievaluasi
dengan memperhatikan data sumberdaya lahan menurut spesifik lokasi.Program
ALES relatif lebih mudah digunakan di berbagai kondisi lahan, termasuk di dalam
penggunaan parameter dan asumsi-asumsi yang akan dipertimbangkan.
Penilaian kesesuaian lahan dilakukan dengan cara membandingkan
karakteristik dan kualitas lahan dengan bantuan program ALES (Automatic Land
Evaluation System) dan penyajiannya dalam bentuk digital dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam evaluasi lahan, pengisian program
ALES termasuk dalam membangun model evaluasi tidak dapat ditentukan secara
umum, karena setiap wilayah di Indonesia mempunyai data fisik lingkungan,
mengenai data iklim, terrain (topografi), data tanah dan sosial ekonomi yang
spesifik. Oleh karena itu dalam perencanaan pengembangan komoditas pertanian
untuk mencapai keberhasilannya, perlu memperhatikan kondisi lahan spesifik
lokasidalam menentukan model evaluasi dan penggunaannya (Hendrisman dan
Djaenudin, 2005).
Kelayakan finansial usahatani merupakan suatu hal penting yang harus
diidentifikasi karena faktor paling penting yang akan membuat petani terus bertani
adalah seberapa besar nilai tambah yang bisa diperoleh. Semakin kecil
keuntungan yang diperoleh, maka keberlangsungan aktivitas usahatani akan sulit
untuk dipertahankan. Petani akan terdorong untuk menjual lahannya dan berganti
profesi atau pindah ke kota untuk mencari penghasilan yang lebih baik.
Sebaliknya, apabila keuntungan usahatani semakin besar maka petani akan
semakin terdorong untuk terus melakukan investasi dan inovasi teknologi.
Analisiskelayakan finansial diperlukan untuk mengukur tingkat kelayakan
usahatani komoditas unggulan menggunakan indikator ekonomi yang terdiri:
9
a) Revenue Cost Ratio(R/C) untuk tanaman semusim; b).Benefit cost ratio (B/C);
c) Net present value (NPV), dan d) Internal Rate of Return (IRR) untuk tanaman
tahunan/perkebunan.
Pewilayahan Komoditas Pertanian
Akhir-akhir ini telah diperkenalkan konsepsi pewilayahan komoditas
untuk mendukung kebijakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan
secara lebih luas lagi untuk lebih memantapkan pendekatan pewilayahan
pembangungan pada umumnya. Pada hakekatnya konsepsi pewilayahan
komoditas ingin membatasi upaya pengembangan suatu komoditas pertanian pada
lokasi yang memenuhi persyaratan agroekologis, memenuhi kelayakan
agroekonomi dan agro-sosio-teknologi, aksesibilitas lokasi memadai, dan
diseconomic-externality yang ditimbulkannya dapat dikendalikan (Susanto dan
Sirappa, 2007).
Zonasi atau pewilayahan komoditas adalah suatu kesatuan fungsional
kawasan yang mempunyai karakter kegiatan budidaya komoditas pertanian
tertentu yang potensial dan prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi
kawasan-kawasan sentra produksi dan aktivitas lain yang berkaitan dengan
kegiatan pertanian dan budidaya komoditas unggulan (Sofyan dan Sunaryo,
2006). Pengembangan komoditas pertanian pada wilayah yang sesuai dengan
persyaratan pedo-agroklimat tanaman yang mencakup iklim, tanah dan topografi
akan memberikan hasil yang optimal dengan kualitas yang baik. Selain itu yang
tidak kalah pentingnya adalah aspek manajemen dalam mengelola lahan yang
didasarkan pada sifat-sifat lahan untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan
(Syarifuddin, et al., 2004)
Selain menyangkut aspek fisik lingkungan, pelaksanaan program
pewilayahan komoditas memerlukan kelembagaan yang sifatnya menunjang
pengelolaan sumberdaya daerah disesuaikan dengan ketersediaan sumberdaya
lahannya (Kausar, 2000 dalam Djaenuddin et al., 2002). Kegiatan pewilayahan
komoditi pada hakekatnya terdiri atas melakukan pemetaan, evaluasi potensi
lahan dan pewilayahan komoditi pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan, dan lainnya.Untuk penyusunan perwilayahan komoditas, aspek-aspek
yang perlu diperhatikan antara lain (Djaenudin et al, 2002) :
1. Keragaman sifat lahan, karena akan menentukan jenis komoditas yang dapat
diusahakan dan produktifitasnya serta memberikan hasil yang optimal dengan
kualitas prima.
2. Kebijakan lain yang terkait, seperti rencana tata ruang.Hal ini untuk
menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam hal penggunaan lahan.
Areal yang dipilih harus tercakup dalam wilayah dengan peruntukan sebagai
kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kriteria sektoral dan kesesuaian
lahan.
3. Adanya kelembagaan yang sifatnya menunjang pengelolaan sumberdaya
daerah yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya lahannya.
10
Pendekatan kewilayahan dalam pembangunan daerah yang utuh dan
terpadu akan mampu mewujudkan efisiensi dan efektivitas fungsi perencanaan
pembangunan daerah. Memanfaatkan seoptimal mungkin potensi wilayah,
sumberdaya lahan dan aspirasi masyarakat setempat merupakan modal utama
dalam melaksanakan pembangunan daerah. Apabila pemilihan lahan atau
komoditas unggulan yang akan dikembangkan dapat dilakukan secara benar dan
sesuai dengan tujuan program maka pusat pertumbuhan yang akan menjadi
andalan daerah dapat diwujudkan (Haeruman, 2000).
3 BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitiandilaksanakandi sebagian besar wilayah Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utarayaitu di empat kecamatan dari 5
kecamatan yang ada, meliputi Kecamatan Bolaang Uki, Kecamatan Pinolosian,
Kecamatan Pinolosian Tengah dan Kecamatan Pinolosian Timur. Kabupaten ini
terdiri dari empat kecamatan yaitu Penelitian dilaksanakan mulai bulan
Februari2012 sampai dengan Januari 2013.Analisis tanah
dilakukan di
laboratorium Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Peta Satuan Lahan dari
BBSDLP tahun 2012 skala 1 : 50.000, data luas areal tanam tahun 2007 – 2011,
data produksi tahun 2008 dan 2011 (Lampiran 3, 4 dan 6)danbahan kimia untuk
analisis contoh tanah.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk
pengumpulan data pertanian dan sosial ekonomi (Lampiran 1 dan 2), form isian
basisdata, Buku Taksonomi Tanah, buku petunjuk isian basisdata, buku Munsell
Soil Colour Charts,abney level, altimeter, kompas, GPS (Geographic Positional
System), peralatan pengambilan contoh tanah di lapang,alat tulis kantor,
komputer, sofware ALES(1997) serta Arcview 3.3
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder.
Matrik hubungan antara tujuan penelitian, jenis data, sumber data, teknik analisis
data dan keluaran tertera pada Tabel 1.
11
Tabel 1. Matrik Hubungan antaraJenis Data, Sumber Data, Teknik Analisis dan
Keluaran.
Tujuan
1 Menganalisis
komoditas
unggulan
Jenis data
- Data luas
areal tanam
- Data
produksi
Sumber data
Teknik Analisa data
Data sekunder - Analisis LQ
- Dinas
- Shift Share Analysis
Pertanian & (SSA)
Peternakan
kabupaten