Penyelidikan Terdahulu Stratigrafi dan Struktur Geologi

potensi kuantitas dan kualitas dari smberdaya batubara, guna mendukung program pemerintah, baik pengadaan dan pemanfatannya nanti sebagai Sumber Energi.

1.3 Lokasi Penyelidikan

Daerah yang akan diselidiki secara administratif adalah Daerah Kotanegara, Kabupaten OKU, Propinsi Sumatera Selatan, atau pada lembar 1011-54 Kurungannyawa menurut Standar Peta Bakosurtanal dengan skala 1 : 50.000 dengan batas koordinat secara geografis menempati : 4 o 00 o – 4 o 15 o LS dan 104 o 15 o – 104 o 30 o BT Gambar 1.

1.4 Waktu dan Pelaksanaan Penyelidikan

Dilaksanakan selama 35 hari kerja dari tanggal 16 Oktober – 19 Nopember 2001

1.5 Demografi, Iklim dan Tataguna Lahan

Daerah Penyelidikan sebagian termasuk daerah transmigrasi BatuMarta, yang menempati hampir 70 daerah Penyelidikan, umumnya berasal dari Suku Jawa dan Sunda, dan lainnya berupa pemukiman penduduk asli suku Ogan dan Melayu. Perkebunan Karet, Jeruk dan Ladang Padi Tadah Hujan jadi sumber mata pencaharian penduduk setempat. Penduduk berdomisili di sekitar Jalan Pedesaan dan Kecamatan serta di pemukiman Transmigrasi, yang umumnya sarana dan pra- sarana transportasi sudah cukup menunjang, memadai dan lancar. Iklim yang mempengaruhi daerah Penyelidikan adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara 22 o C - 34 o C, musim hujan berkisar antara bulan Oktober - April dengan curah hujan rata-rata 2457 mmtahun, sedangkan musim kemarau berlangsung pada bulan Mei sampai September. BAB 2. KEADAAN GEOLOGI

2.1 Geologi Regional

2.1.1 Penyelidikan Terdahulu

Penyelidik terdahulu belum ada yang secara khusus meneliti batubara, para penyelidik terdahulu umumnya melakukan pemetaan geologi. Para pemeta tersebut adalah 1. Shell Mijnbouw 1978 telah melakukan penelitian batubara dengan skala 1 : 250.000. 2. Gafoer, T.C. Amin dan R. Pardede telah memetakan Geologi daerah Baturaja dan sekitarnya dengan skala 1 : 250.000. 3. Truman Wijaya 1996 melalukan penyelidikan batubara di daerah Pengandonan, Sosoh Buay Rayap dan Baturaja Barat. Penyelidik terdahulu umumnya menyebutkan bahwa Formasi Muara Enim merupakan lapisan pembawa batubara Coal Bearing Formation.

2.1.2 Stratigrafi dan Struktur Geologi

Secara regional daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Selatan,. yang disusun oleh sedimen Tersier yang terendapkan diatas batuan Pra-Tersier Gambar 2. Hal ini sudah dibahas oleh Shell Mijnbouw 1978 dan Gafoer dkk. Pada Peta Geologi Lembar Baturaja. Sedimentasi Tersier diawali oleh siklus pengendapan transgresi dan berakhir dengan siklus regresi. Pada fasa transgresi secara berurutan diendapkan Formasi Lahat, Talangakar, Baturaja, dan Gumai. Fasa siklus regresi diendapkan Formasi Air Benakat, Muara Enim dan Kasai yang berlanjut hingga Kuarter Awal. Satuan Aluvium Kuarter nampak tidak selaras diatas batuan sedirnen tersebut. Pada beberapa tempat, batuan sedirnen diterobos oleh Intrusi Andesit Kuarter. Gangguan tektonik terhadap batuan pengisi Cekungan Sumatera Selatan ini membentuk pola struktur perlipatan dan pensesaran. Formasi pembawa batubara pada Cekungan Surnatera Selatan adalah Formasi Talang Akar, Air Benakat, Muara Enim dan Kasai, tetapi yang berpotensi adalah Formasi Muara Enim, sehingga penyelidikan dititik beratkan pada Formasi Muara Enim ini, sebagai lapisan formasi pembawa batubara. Secara umum Shell 1978 telah melakukan pemisahan terhadap Formasi Muara Enim menjadi 4 empat anggota yang didasarkan pada lapisan batubara tertentu yaitu Anggota M1 , M2, M3 dan M4 dari bawah ke atas. Formasi Talangakar Tomt, berumur Oligosen pada bagian bawah disusun oleh perlapisan batupasir karbonan, kayu terkersikkan dengan konglomerat dan batulanau mengandung moluska, ke arah atas berkembang menjadi perselingan antara serpih tufaan dan batugamping. Bagian atas formasi umumnya disusun oleh batulanau tufaan, batulempung gampingan, lensa-lensa konglomerat dan sisipan batupasir glaukonitan. Formasi Baturaja Tmb, berumur Miosen Awal dibentuk oleh batu gamping terumbu, kalkarenit dengan sisipan serpih gampingan dan napal. Formasi Baturaja diendapksn selaras di atas Formasi Talangakar. Formasi Gumai Tmg, Berumur Miosen Awal-Tengah terdiri dari serpih- gampingan, napal, batulempung dengan sisipan serpih gampingan. Formasi Benakat Tma, berumur Miosen Bawah terdiri dari batulempung berwarna coklat sampai abu-abu, serpih pasiran berwarna abu-abu, kadang- kadang napal berwarna hijau dan sedikit batugamping. Formasi Muara Enim Tmpm, yang terdiri dari : ƒ Anggota M1 berumur Miosen batulempung berwarna coklat sampai abu-abu. Dalam Anggota M1 terdapat 2 lapisan batubara yang dikenal dengan nama Seam Kladi dan Seam Merapi. Kedua seam tersebut berkembang dengan baik dibagian selatan cekungan. Lingkungan pengendapan anggota ini adalah paralis. ƒ Anggota M2 berumur Miosen Tengah, terdiri dari batulempung cokatl abu-abu, batupasir halus-kasar berwarna coklat dan abu-abu. Dalam Anggota M2 terdapat 3 Iapisan batubara, yaitu Seam Petai, Seam Suban dan Manggus. Ketiga lapisan ini berkembang baik disekitar Bukit Asam, Tanjung Enim yang pada saat sekarang sedang ditambang PTBA. Lingkungan pengendapan anggota ini adalah dataran banjir flood plain. ƒ Anggota M3, anggota ini terdiri dari campuran batulanau dan pasir, bagian bawah terutama lempung biru sampai hijau, lapisan tipis gampingan dan dolomitan ditemukan dalam lapisan ini. Dalam anggota ini ditemukan 2 lapisan utama yaitu Seam Benuang dan Seam BurungPinang atau Seam Gambir. ƒ Anggota M4 paling atas terdiri dari lempung Batupasir halus sampai kasar berwarna putih sampai abu-abu dan sedikit glaukonitan, di bagian tengah anggota ini terdapat suatu lapisan tipis batuapung. Dalam anggota M4 ini terdapat 5 lapisan batubara yang dikenal dengan nama seam Kebon, Seam Enim, Seam BabatBenakat, Seam LematangJelawatan dan Seam Niru. Lapisan batubara terdapat di bagian Utara cekungan, antara lain di Blok Kluang. Formasi yang paling atas disebut Formasi Kasai Qtk, batuannya terutama kerikil dan batupasir warna cerah dan kadang glaukonitan, tufa warna hijau sampai cerah dan sedikit kaolin. Kadang-kadang batuapung, bongkah-bongkah batuan vulkanis dan batupasir tufaan. Dalam formasi ini masih ditemukan lensa-lensa batubara. Endapan aluvium terdiri dari rombakan batuan lebih tua berukuran bongkah, kerikil, pasir, Ianau, lumpur yang diendapkan di sekitar aliran Sungai Ogan dan meluas di muaranya. Batuan Vulkanik berumur Holosen tersebar luas disebelah barat areal penyelidikan yang merupakan lajur barisan yang terdiri dari lava tuff bersusun andesit-basal.

2.1.3 Indikasi Endapan Batubara