Kesimpulan Analisis SWOT Memperhatikan pencapaian UBB sampai saat ini, sebagaimana telah

32 learning atau on-line learning diproyeksikan akan menjadi alternatif yang sepadan dengan format pendidikan tradisional yang berbasis kampus campus- based universities. Hal ini disebabkan karena on-line learning menawarkan substansi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan personal, menawarkan lingkungan pembelajaran yang didukung oleh simulasi dan multimedia yang semakin mampu mewakili kondisi yang sebenarnya, keleluasan akses terhadap basis data pengetahuan, interaksi yang baik dengan infrastruktur yang mumpuni, serta tidak terikat pada waktu dan ruang. Karakteristik seperti ini membuat pembelajaran on-line menjadi alternatif menarik bagi banyak orang. Hal ini menciptakan tantangan terhadap perguruan tinggi tradisional yang berbasis kampus, khususnya dilihat dari sisi biaya dan juga kualitas pendidikannya. Beroperasi dengan berbasis internet akan memungkinkan sistem ini menjangkau khalayak yang relatif luas sehingga memiliki skala ekonomi yang sulit dicapai oleh perguruan tinggi tradisional berbasis kampus. Kampus tradisional hanya akan mampu bertahan terhadap ancaman ini jika ikut memanfaatkan ICT untuk meningkatkan pengalaman belajar di kampus. Tanpa menjadi lebih inovatif dalam pemanfaatan teknologi ini, perguruan tinggi berbasis kampus tidak akan mampu memanfaatkan keunggulan dari lingkungan pendidikannya dan kemungkinan besar akan kehilangan daya tariknya. Perkembangan teknologi juga telah membawa spirit zaman baru. Kombinasi antara teknologi informasi, robotik dan kemajuan dari ilmu-ilmu hayati life sciences telah membuka kemungkinan bagi berbagai penemuan baru. Kecenderungan ini merupakan tantangan bagi setiap perguruan tinggi untuk diantisipasi sedini mungkin. Kegagalan dalam proses antisipasi akan membuat perguruan tinggi bersangkutan akan terpuruk ke dalam jurang keterasingan dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang justru merupakan lingkungan bisnis utama core bussiness mereka. Selain itu, keberadaan berbagai perusahaan, khususnya yang berskala menengah dan besar, merupakan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan tinggi, khususnya dalam kegiatan penelitian. Otonomi Daerah Pemberlakuan otonomi daerah memacu daerah untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan keunggulan di daerah tersebut serta membutuhkan keberadaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan ilmu dan 33 teknologi untuk mengelola sumber daya alam. Dari berbagai sumber daya alam yang tersedia, sumber daya kelautan termasuk perikanan serta sumber daya pertambangan merupakan sumber daya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang menanti untuk dimanfaatkan. Hal ini menjadi tantangan bagi UBB untuk lebih meningkatkan perannya, dalam bentuk hasil-hasil penelitian dan tenaga-tenaga terampil yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan pembangunan kawasan ini. UBB akan menjadi resources yang strategis untuk mendukung hal ini. Desentralisasi pemerintahan otonomi daerah yang walaupun sampai saat ini masih sementara mencari bentuknya yang ideal, setidaknya memberikan peluang sekaligus tanggung jawab baru kepada perguruan tinggi untuk lebih aktif membantu memajukan daerah tempatnya berdomisili. Perguruan tinggi merupakan satu-satunya sumber yang dapat diandalkan dalam penyediaan sumberdaya manusia dan teknologi yang dibutuhkan bagi pembangunan daerah. Masalah yang dihadapi adalah kesiapan perguruan tinggi itu sendiri, karena pada satu sisi harus mengkonsentrasikan diri untuk mengembangkan dirinya, sedangkan pada sisi lain, diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerahnya. Ketersediaan sumberdaya, khususnya bagi UBB, merupakan kendala utama dalam melakonkan kedua peran itu secara serentak. Walaupun harus digaris- bawahi bahwa pelibatan perguruan tinggi lokal dalam pembangunan daerahnya masing-masing akan membuka peluang bagi perguruan tinggi bersangkutan untuk mendapatkan sumber pembiayaan baru yang dibutuhkannya bagi peningkatan kualitasnya. Kendala lainnya adalah adanya pembatasan sistem penunjukkan langsung Perguruan Tinggi dalam menjalin kerjasama menggunakan dana pemerintah. Kendala ini mendorong UBB segera menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum PTBH, sehingga memiliki unit usaha komersial yang dapat digunakan untuk bersaing dengan badan usaha lain dalam menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah, termasuk PEMDA. Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tingkat kesejahteraan hidup masyarakat suatu negara bisa dicerminkan melalui tingkat pertumbuhan ekonominya. Angka pertumbuhan yang tinggi dan berlangsung selama bertahun-tahun, akan membuat suatu negara memiliki aset dalam jumlah yang besar yang berpotensi untuk membangun masyarakatnya. Negara maju dan kaya seperti ini akan mampu menciptakan kelompok masyarakat yang terdidik, berperadaban tinggi, dan berkualitas hidup yang bagus. Hal sebaliknya terjadi bila angka pertumbuhan ekonomi kecil, kurang signifikan, atau bahkan minus. 34 Dinamika pertumbuhan ekonomi juga dapat memperlihatkan bagaimana kondisi ketersediaan lapangan kerja dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan secara nasional. Bila angka pertumbuhan meningkat dan negara lebih mampu membangun di segala sektor, dapat dipastikan permintaan tenaga kerja meningkat. Untuk mengisi tenaga kerja terdidikterlatih di berbagai sektor tersebut, tentu saja membutuhkan lulusan Perguruan Tinggi dari berbagai bidang ilmu, teknologi, dan seni. Secara khusus, lulusan Perguruan Tinggi dengan berbagai strata pendidikan S1, S2, S3, dan spesialis banyak diminta untuk mengisi keahlian di dunia industribisnis dan layanan jasa kepakaran. Selain perubahan global, Perguruan Tinggi perlu mengamati dinamika pertumbuhan ekonomi nasional untuk dapat mengantisipasi perubahan- perubahan kebutuhan dan penawaran di tingkat nasional. Selain ikut berperan sebagai pemelihara dan pengembang ipteks secara universal, Perguruan Tinggi perlu berperan strategis untuk menghasilkan tenaga kerja berkualitas di berbagai bidang dengan berbagai tingkat kompetensi yang dibutuhkan secara nasional. Perguruan Tinggi nasional, termasuk UBB, perlu merancang keterlibatan perannya di kemudian hari untuk kepentingan pembangunan Indonesia. Perubahan Peraturan Perundangan dan Kebijakan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Peraturan perundangan dan Kebijakan yang paling besar dampaknya bagi penyelenggaraan perguruan tinggi adalah Undang Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan Pemerintah No 66 tahun 2010 tentang Sistem Pengelolaan Pendidikan serta Peraturan Pemerintah No 4 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. Pemberlakuan peraturan perundangan di atas mengisyaratkan perubahan status hukum UBB dari UBB PTN menjadi UBB PTBH, perubahan standar mutu pendidikan UBB dari lokal menjadi internasional, serta perluasan dan pemerataan akses UBB terhadap publik. Seluruh perubahan tersebut menuntut otonomi pengelolaan UBB, sehingga standar mutu dan tata nilai akademis yang dipakai UBB dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, baik secara moral maupun secara hukum.