TERMOMETER BADAN DENGAN OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16
TUGAS AKHIR
Oleh
Shohifah Nurul Imani 20133010043
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
(2)
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi Teknik Elektromedik
Oleh
Shohifah Nurul Imani 20133010043
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
(3)
iii
yang pernah diajukan untuk memperoleh derajat Profesi Ahli Madya atau gelar
kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga
tidak terdapat pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar
pustaka.
Yogyakarta, 22 Oktober 2016 Yang menyatakan,
(4)
iv
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “TERMOMETER BADAN DENGAN OUTPUT SUARA BERBASIS ATMEGA16”. Laporan Tugas Akhir
ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan kelulusan dengan gelar Ahli Madya
(A.Md).
Shalawat serta salam semoga senantiasa kita curahkan kepada Junjungan
Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya, sehingga kita dapat merasakan
kenikmatan islam sampai sekarang ini. Maka dari itu kita lah yang sekarang
berjuang untuk menjaga islam sampai akhir hayat hidup kita. Dan kita senantiasa berharap agar mendapat syafa’at di akhirat kelak.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Sukamta, S.T., M.T., selaku Direktur Vokasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta dan Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T., selaku
Ketua Program Studi Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang memberikan izin kepada penulis untuk belajar.
2. Bapak Bambang Giri Atmaja. S.ST., selaku dosen pembimbing utama, dan Bu
(5)
v
Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.
4. Keluarga, seperti Abah, Umi, dan Adik-adik ku Zakiah dan Laely yang selalu
memberikan do’a serta motivasinya yang tidak pernah habis untuk menyemangati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
elektromedik selama 3 tahun ini.
5. Seluruh teman-teman angkatan 2013 Teknik Eleketromedik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang banyak memberikan semangat. Terutama
teman-teman (Rul, Ayu, Fajar, Flamy, Innes, Hasty, Bayu, Dina, Ika, Deni,
Dian, Deliyana, Diah, Angger, Rizky, Dyanova, Wiharja dan Bambang) yang
membantu proses pembuatan alat menjadi lebih cepat. Terima kasih banyak.
Tanpa bantuan teman-teman, sulit bagi penulis untuk cepat dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat
(6)
vi
Yogyakarta, 22 Oktober 2016
Shohifah Nurul Imani
(7)
vii
tanda kegagalan sudah didepan mata. Karena kamu yakin ada Allah Maha Segalanya.
Totalitas berdo’a itu adalah kamu tetap berdo’a dalam kondisi apapun,
kaya atau miskin, sukses atau gagal, dikabulkan sekarang atau nanti.
(8)
viii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 2
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Pembatasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.4.1 Tujuan umum ... 3
1.4.2 Tujuan khusus ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ... 5
2.1 Penelitian Terdahulu ... 5
2.2 Dasar Teori Termometer ... 6
2.2.1. Teori Suhu Tubuh Manusia ... 7
2.2.2. IC Mikrokontroler Atmega 16 ... 9
2.3.3. Sensor LM35 ... 14
2.3.4. Liquid Crystal Display (LCD) ... 16
2.3.5. Perekam Suara ISD 2590 ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 25
3.1 Perancangan Perangkat Keras ... 25
3.1.1. Alat dan Bahan ... 25
3.1.2. Variabel Penelitian... 26
3.1.3 Diagram Blok ... 27
(9)
ix
3.1.9. Proses Perekaman Menggunakan Modul Voice Recorder dan ISD
2590 ... 33
1. Cara Perekaman... 34
2. Alamat Perekaman Pada ISD 2590 ... 32
3.2 Perancangan Perangkat Lunak ... 35
3.2.1. Diagram Alir Proses/Program ... 33
3.2.2. Listing Program ... 37
1. Memanggil Library Yang Digunakan... 37
2. Membuat Inisialisasi Data ... 38
3. Mengaktifkan ADC ... 39
4. Program Fungsi Untuk Mengatur Suara Pada ISD 2590 ... 39
5. Program Data ADC ... 41
6. Program Eksekusi ... 41
3.3 Perancangan Pengujian ... 42
3.3.1. Jenis Pengujian ... 42
3.3.2. Pengolahan Data Dalam Pengujian ... 43
1. Sistematika Pengukuran ... 43
1) Rata- Rata... 43
2) Simpangan (Error) ... 44
3) Standart Deviasi ... 44
4) Ui t-test... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1 Spesifikasi Alat ... 48
4.2 Hasil Pengukuran ... 48
4.2.1. Uji kekuatan Catu Daya ... 48
4.2.2. Pengukuran Suhu Dengan Termometer Pembanding ... 48
4.2.3. Pengujian Suara ISD 2590 ... 55
(10)
x
5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
(11)
xi
Tabel 2.2. Fungsi PORT C
Tabel 2.3 Fungsi PORT D
Tabel 2.4. PIN LCD Karakter 16x2
Tabel 3.1. Langkah Penggunaan ISD 2590
Tabel 3.2. Alamat Rekaman Yang Tersimpan Pada ISD 2590
Tabel 4.1 Perbandingan Pembacaan Suhu
Tabel 4.2. Perolehan Rerata Simpangan Dua Alat
Tabel 4.3. Tabel Pengujian Kesesuaian Suara Dengan Tampilan Pada LCD
Tabel 4.4. Tabel Kesesuaian Suara Dengan Tampilan LCD
13
14
18
33
35
48 50
54
(12)
xii
Gambar 2.1 Arsitektur ATmega16. 12
Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATmega16. 13
Gambar 2.3 Sensor Suhu LM35. 16
Gambar 2.4 Pin Sensor LM35. 17
Gambar 2.5 LCD Karakter 16x2. 18
Gambar 2.6 Blok Diagram LCD. 21
Gambar 2.7Arsitektur ISD 2590. 23
Gambar 2.8 Koneksi Pin ISD 2590. 23
Gambar 3.1 Blok Diagram Termometer Digital. 27
Gambar 3.2 Diagram Mekanis Termometer Digital. 29
Gambar 3.3 Skematik Catu Daya PowerBank. 30
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor LM35. 30
Gambar 3.5 Rangkaian Minimum System dan LCD. 31
Gambar 3.6 Rangkaian Suara ISD 2590. 32
Gambar 3.7 Modul ISD 2590. 33
Gambar 3.8 Flow Chart Termometer Digital Output Suara. 36 Gambar 4.1 Tampilan Alat Termometer Digital Output Suara. 46
(13)
(14)
(15)
Program Vokasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
Termometer badan digital yang sering kita jumpai, seringkali tidak dapat digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat. Contohnya, bagi penderita penyakit mata/ tunanetra. Maka dari itu, termometer digital dengan tampilan hasil pengukuran suhu tubuh berupa angka pada display dan suara sangat membantu bagi semua orang. Perancangan alat termometer digital dengan output suara ini menggunakan sensor suhu IC LM35 yang komponennya mudah didapat dengan harga terjangkau sebagai pendeteksi suhu badan. Mikrokontroler AVR ATmega16 sebagai pengontrol alat dengan kelebihannya sudah terdapat ADC internal. ISD 2590 sebagai IC perekam audio dan output berupa suara. Serta LCD 16x2 untuk displaynya. Range pengukuran dari thermometer sesuai dengan perkiraan suhu tubuh manusia dari 30oC-39,9oCelcius. Seperti kita ketahui, suhu normal manusia antar 36oC-37oC, dibawah dari suhu tersebut manusia memiliki suhu tubuh rendah yang dapat mengakibatkan hipotermia.
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa termometer dengan output suara ini cukup baik, karena dapat mendeteksi suhu hanya dengan rata-rata simpangan 0,45oCelcius. Suara yang dihasilkan juga terdengar lancar tidak patah-patah dan alat bekerja dengan baik.
Kata Kunci : Termometer, Sensor Suhu LM35, ISD 2590, mikrokontroler ATmega 16
(16)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRACT
Digital body thermometer frequently encountered, often can not be used by the entire community. For example, for patients with eye diseases / visually impaired.Therefore, a digital thermometer to see the results of measurement of body temperature is a number on the display and the sound is very helpful for everyone.
The design tool digital thermometer with voice output using the LM35 temperature sensor IC components are easily available at affordable prices as a detector of body temperature. ATmega16 AVR microcontroller as a control tool with advantages there have been internal ADC. ISD in 2590 as an IC recorder and the audio sound output. As well as 16x2 LCD for the display systems. Measurement range of the thermometer according to the estimated human body temperature of 30oC-39,9oCelcius. As we know, human normal temperatures between 36oC-37oC, the temperature below the man has a low body temperature can lead to hypothermia.
From the test results indicate that the thermometer with the sound output is quite good, because it can detect the temperature only with an average deviation of 0.45 oCelsius. The resulting sound is also heard smoothly not broken and tools work well.
Keywords: Thermometers, Temperature Sensor LM35, ISD 2590, microcontroller ATmega 16
(17)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam perkembangan teknologi kesehatan yang semakin modern dan canggih, hampir semua alat kesehatan dibuat agar operator dapat dengan
mudah mengoperasikan alat tersebut dengan merubah alat kesehatan yang
dulunya manual menjadi digital. Hal ini dapat kita ambil contoh misalnya
alat pengukur suhu badan atau disebut termometer. Termometer adalah alat
yang dapat memberitahu keadaan suhu tubuh seseorang dalam keadaan
normal ataupun abnormal (demam maupun suhu rendah). Termometer
dahulu menggunakan air raksa untuk pembacaan pengukuran suhu badan
dan hal tersebut terkadang kurang efisien.
Namun kini telah hadir termometer digital untuk mengetahui suhu
badan secara otomatis dibandingkan dengan termometer air raksa.
Sedangkan untuk mengetahui suhu pada badan, maka seseorang tersebut
harus melihat dengan teliti garis terdapat pada tabung yang mengakibatkan
dapat terjadinya kesalahan pada pembacaan skalaselain itu termometer air
raksa dalam pengukurannya membutuhkan waktu yang cukup lama
dibandingkan termometer digital. Termometer digital dengan pengukuran
yang cukup singkat membuat termomter ini waktu yang ekonomis, angka
yang muncul juga jelas dan memiliki ketelitian yang lebih baik.
(18)
Penggunaan termometer digital yang biasanya hanya menggunakan
output display, namun kini telah banyak dilengkapi dengan kelebihan yang lain seperti output suara. Kelebihan ini sangat efektif untuk pengguna
termometer digital yang memiliki kekurangan dalam penglihatan/tunanetra.
Berawal dari fenomena tersebut, maka penulis merancang suatu
alat pengukur suhu tubuh manusia sederhana dengan sistem digital dengan judul “Termometer Digital dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler ATmega 16.” Diharapkan rancangan alat ini, dapat memudahkan pengguna dalam penggunaan termometer digital karena dibantu dengan tampilan LCD
dan output suara sebagai nilai tambah pada rancangan alat ini.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
Kurangnya keakuratan untuk termometer analog/termometer air raksa
sebagai pengukur badan manusia, dan adanya human error yang
menyebabkan salah dalam pembacaan sehingga dibutuhkan display yang
dapat membaca suhu secara otomatis. Alat pengukur suhu badan dengan
tambahan berupa output suara agar memudahkan user dalam penggunaannya
maka diperlukan komponen berupa sensor, mikrokontroler yang baik agar
menciptakan alat yang akurat karena digunakan untuk mendeteksi suhu
(19)
1.3. Pembatasan Masalah
Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam
penyajiannya, penulis membatasi pokok-pokok batasan yang akan dibahas
yaitu :
1. Alat ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia, dengan
keluaran angka pada LCD 16x2 serta berupa suara dari speaker.
2. Pengukuran suhu yang dapat mengeluarkan suara antara 30 – 39,9oCelcius.
3. Alat ini menggunakan sensor suhu LM35 sebagai pendeteksi suhu
badan.
4. Alat ini menggunakan IC ISD 2590 sebagai IC perekaman dan
pemanggilan suaranya.
5. Rangkaian mengggunakan mikrokontroler ATmega 16.
6. Rangkaian ini di supply oleh tegangan dari baterai powerbank 5 volt
dengan daya 3200 mAH.
1.4. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian Tugas Akhir ini, diharapkan tujuan sebagai berikut:
1.4.1. Tujuan Umum
Dibuatnya alat termometer digital/ pengukur suhu badan
dengan output suara dan display LCD berbasis ATmega 16.
1.4.2. Tujuan Khusus
Setelah menganalisa permasalahan yang ada, tujuan khusus
(20)
1. Membuat rangkaian catu daya sebagai sumber tegangan DC.
2. Membuat rangkaian minimum sistem mikrokontroler
ATmega16 yang telah terhubung pada sensor lm35 dan
membuat rangkaian display pada LCD 16x2.
3. Membuat rangkaian perekaman suara ISD 2590 dan melakukan
perekaman suara.
4. Membuat program pada mikrokontroler.
5. Dilakukan uji coba alat dan penelitian serta membuat laporan
tugas akhir. 1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang alat medis,
terutama pengaplikasian sensor suhu, perekam suara, serta
pemahaman program mikrokontroler.
1.5.2. Manfaat Praktis
Mempermudah proses pengukuran suhu tubuh dengan proses
pembacaan pada LCD. Mempermudah orang yang kesulitan dalam
penglihatan/ tunanetra untuk dapat menggunakan termometer
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan Karya Ilmiah ini, penulis meneliti dan menggali
informasi dari peneliti-peneliti sebelumnya sebagai bahan perbandingan,
baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu,
peneliti juga menggali informasi dari beberapa buku –buku maupun skripsi dan paper dalam rangka mendapatkan teori yang berkaitan dengan judul
yang digunakan sebagai landasan teori ilmiah.
Berikut referensi yang penulis gunakan sebagai acuan.
1. Karya Tulis Ilmiah oleh Kuswanti, mahasiswa Politeknik
Muhammadiyah Yogyakarta Jurusan Teknik Elektromedik Tahun 2011. Dengan Judul “Termometer Digital Dengan Output Suara” .
Karya Tulis Ilmiah ini berisi penelitian dan perancangan alat
termometer digital dengan output suara menggunakan mikrokontroler
AT89S51 dan IC suara ISD 2590. Rancangan ini membaca suhu dari
range 0-99oC sehingga bisa digunakan sebagai termometer ruangan. Error dari alat ini sebesar 1-2oC. Rancangan ini tidak dilengkapi dengan LCD sebagai penunjang outputnya.
2. Karya Tulis Ilmiah oleh Akhmad Rajeza, mahasiswa Politeknik
Kemenkes Jakarta Jurusan Teknik Elektromedik Tahun 2009. Dengan
(22)
judul “Termometer dengan Output suara”. Rancangan alat ini menggunakan mikrokontroler ATC89S51 dan IC suara ISD 2590.
Rancangan ini membaca suhu dengan range 33-42oC. Error dari alat ini sebesar 0,19oC. Rancangan ini telah dilengkapi LCD sebagai output tambahannya.
Dari kedua kajian pustaka tersebut, perbedaan keduanya terdapat
pada penelitian dan rancangannya yang berbeda. Menggunakan
mikrokontroler yang sama namun pada pustaka pertama menggunakan
penguat dan perubah ADC sebagai penunjang pembacaan suhu
sedangkan pustaka kedua telah menambahkan LCD sebagai
tampilannya.
2.2. Dasar Teori Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur), ataupun perubahan suhu jadi termometer badan adalah alat
yang digunakan untuk mengukur perubahan suhu yang terjadi pada tubuh
seseorang.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih terdapat
beberapa macam jenis termometer seperti termometer air raksa, termometer
digital, termometer telinga, termometer dahi, termometer infra merah, dan
(23)
2.2.1. Teori Suhu Tubuh Manusia
Suhu tubuh adalah ukuran yang digunakan untuk menyatakan
kemampuan tubuh dalam melakukan pengaturan terhadap hawa panas
tubuhnya. Memahami seluk beluk suhu tubuh merupakan hal yang sangat
penting, karena respon tubuh terhadap penyakit yang paling umum dimulai
dengan terjadinya perubahan pada suhu tubuh, yang sering terjadi adalah
demam. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan berapa suhu tubuh
normal, dan berapa suhu badan abnormal agar seseorang dapat
mengantisipasi penyakit dan dengan segera mengupayakan pengobatan
terhadap tubuh seseorang.
Dalam memahami batas suhu tubuh normal manusia, kebanyakan
orang beranggapan bahwa suhu tubuh normal berada pada 37 derajat
Celcius. Hal ini tidaklah benar sepenuhnya karena suhu normal manusia dapat bervarias berdasarkan kelompok usia. Berikut rata-rata ukuran suhu
tubuh normal berdasarkan kelompok usia:
a. Suhu normal anak : 36,3 – 37,7 derajat Celcius. b. Suhu normal bayi : 36,1 – 27,7 derajat Celcius. c. Suhu normal dewasa : 36,5 – 37,5 derajat Celcius.
Suhu tubuh normal dapat berubah- ubah sepanjang hari. Suhu
tubuh terendah terutama terjadi pada pagi hari, suhu tubuh dapat
meningkat hingga 0,6 derajat Celcius pada sore hari. Suhu tubuh juga
(24)
cuaca yang panas, suhu tubuh dapat meningkat 0,6 hingga 1 derajat
Celcius. Pada wanita yang sedang mengalami ovulasi tubuh juga dapat mengalami peningkatan suhu di atas nilai normal.
A. Suhu Tubuh Rendah
Suhu tubuh yang rendah melampaui nilai normal disebut dengan
istilah hipotermia. Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang terpapar
cuaca dingin yang berlebihan seperti berada di tempat yang terlalu lama,
tidak menggunakan pakaian yang hangat saat berada di tempat dingin, atau
setelah terjatuh ke dalam kolam yang airnya dingin. Beberapa gejala yang
mengindikasikan seseorang mengalami hipotermia antara lain menggigil,
nafas yang pendek, nafas yang pelan, bicara yang tidak jelas, kulit yang
teraba dingin, kulit yang berwarna pucat, seseorang dapat lemas tidak
berenergi bahkan mengalami penurunan kesadaran.
Suhu yang sangat rendah atau hipotermia dengan suhu di bawah 35
derajat Celcius dapat menimbulkan bahaya yang mengancam jiwa, karena
suhu yang rendah ini dapat menyebabkan perlambatan pada kerja sistem
saraf, sistem pernafasan, dan sistem peredaran darah. Segera melakukan
tindakan untuk menjaga suhu tubuh kembali normal lagi.
B. Suhu Tubuh Tinggi
Suhu tubuh tinggi di atas nilai normal disebut dengan istilah hipetermia. Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh mengalami kegagalan
(25)
dengan panas yang dikeluarkan tubuh, sehingga suhu tubuh terus
mengalami peningkatan. Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas
37,5 derajat Celcius. Demam terjadi akibat adanya perubahan pada sensor
tubuh terhadap panas yang disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan
kuman (misalnya saja pada demam tifoid atau penyakit tipes). Demam
sebenarnya merupakan suatu tanda dari adanya reaksi sistem kekebalan
tubuh terhadap penyakit.
Demam pada orang dewasa dengan suhu 39,4 derajat Celcius dan
demam pada anak dengan suhu 38 derajat Celcius sangat dianjurkan untuk
diperiksa oleh dokter. Suhu tubuh yang tinggi dan berlangsung terus
menerus akan menyebabkan dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan pada organ tubuh, pada anak dapat beresiko untuk
menimbulkan kejang demam. Oleh karena itu kondisi tersebut
memerlukan pengobatan medis secepatnya.
2.2.2. IC Mikrokontroler ATmega16
AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel,
berbasis RISC (Reduced Instruction Set Computer). Pada mikrokontroler
ATmega16 memiliki instruksi yang hamper dieksekusi dalam satu situs
clock. Mikrokontroler mempunyai 32 registered-purpose, timer/counter
fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial
UART, Programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC
dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-Sistem Programmable
(26)
dalam system menggunakan hubungan serial SPI mikrokontroler
ATmega16.
Ditinjau dari segi sisi fisik mikrokontroler ATmega16 juga
memiliki I/O dan paket antara lain: Memiliki 32 jalur I/O yng bersifat
Programable (dapat diprogram ulang). Memiliki 40 pin untuk paket PDIP, 44 pin untuk TQFP, 44 pin untuk paket PLCC, dan 44 pin untuk
MLF. Kalau ditinjau dari tegangan operasi mikrokontroller sangat hemat
energy, yaitu dengan tegangan 2,7 – 5,5 Volt untuk ATmega16L dan 4,5 – 5,5 Volt untuk tegangan ATmega16.
A. Arsitektur ATMEGA16
(27)
Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur Harvard yang
memisahkan memori program dari memori data, baik bus alamat
maupun bus data, sehingga pengaksesan program dan data dapat
dilakukan secara bersamaan (concurrent).
Secara garis besar mikrokontroler ATmega16 terdiri dari :
1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada
frekuensi 16Mhz.
2. Memiliki kapasitas Flash memori 16 Kbyte, EEPROM 512 Byte,
dan SRAM 1Kbyte
3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.
5. User interupsi internal dan eksternal
6. Port antarmuka SPI dan Port USART sebagai komunikasi serial.
7. Fitur Peripheral
B. Konfigurasi Pin ATmega16
Konfigurasi pena (pin) mikrokontroler ATmega16 dengan
kemasan 40-pin dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
(28)
Berikut adalah penjelasan dari port ataupun dari pin yang
terdapat pada mikrokontroler ATmega16.
1. VCC (Power Supply) merupakan pin yang berfungsi sebagai
masukan catu daya, dan GND(Ground) merupakan pin
Ground.
2. Port A (PA7..PA0) merupakan pin Input/Output arah dan pin
masukan ADC.
3. Port B (PB7..PB0) merupakan kaki Input/Output yang bersifat
bidirectional atau dua arah. Selain sebagai kaki I/O, port tersebut juga mempunyai fungsi tertentu.
Tabel 2.1 Fungsi Dari Port B
PIN Fungsi Khusus
PIN7 SCK (SerialBusClock SPI)
PIN6 MISO ( MasterInputSlaveOutput SPI)
PIN5 MOSI (MasterOutputSlaveInput SPI)
PIN4 Pemilih masukan slave SPI
PIN3
AIN1 (AnalogComparatorNegative Input) OC0 (Timer/Counter 0 OutputCompareMatch Output)
PIN2
AIN0 ( AnalogComparatorPositiveInput) INT2 (ExternalInterrupt 2 Input)
PIN1 T1 (Timer/ Counter1ExternalCounterInput)
PIN0
T0 T1 (Timer/ Counter0ExternalCounterInput) XCX (USART ExternalClockInput/Output
(29)
4. Port C (PC7..PC0) merupakan kaki input/ output yang
bersifat dua arah dan sekaligus sebagai kaki dengan fungsi
khusus, seperti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Fungsi Dari Port C
PIN Fungsi Khusus
PINC7 TOSC2 (Timer Oscillator PIN2) PINC6 TOSC1 (Timer Oscillator PIN1) PINC5 TDI (JTAG Test Data In) PINC4 TD2 (JTAG Test Data Out) PINC3 TMS (JTAG Test Mode Select) PINC2 TCK (JTAG TestClock)
PINC1 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output line) PINC0 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)
5. Port D (PD7..PD0) merupakan pin Input/Output yang bersifat
dua arah dan sekaligus sebagai kaki yang mempunyai fungsi
khusus. Secara detail dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.3 Fungsi Dari Port D
PIN Fungsi Khusus
PD7 OC2 (Timer/ counter2 output compare Match Output) PD6 ICP (Timer/ Counter1 Input Capture Pin)
(30)
PD5 OC1A (Timer/ Counter1 Output Compare A Match Output) PD4 OC1B (Timer/ Counter1 Output Compare B Match Output) PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INT2 ( External Interrupt 0 Input) PD1 TXD (USART Output Pin) PD0 RXD (USART Input Pin)
6. RESET (Reset input) merupakan pin yang digunakan untuk
me-reset mikrokontroler.
7. XTAL1 (Input Oscillator) dan XTAL2 (Output Oscillator)
merupakan pin masukan clock external.
8. AVCC adalah pena penyedia tegangan untuk Port A dan
konverter A/D.
9. AREF adalah pena referensi analog untuk konverter A/D.
2.2.3. Sensor Suhu LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang
memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran
listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi
dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor
suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
(31)
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan
tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga
dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan
bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini
berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas
(self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .
Gambar 2.3. Sensor Suhu LM35
Gambar 2.4. Pin pada sensor suhu LM35
Gambar di atas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan
dan tampak bawah. 3 pin LM35 menunjukan fungsi
masing-masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan
kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan
keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
(32)
digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan
naik sebesar 10 mV setiap derajat celcius.
Jadi, dapat dibuat persamaan seperti:
VLM35 = 10 mV/oC (2-1)
Vout adalah tegangan keluaran sensor yang terskala linear
terhadap suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajat celcius. Jadi
jika Vout = 530mV, maka suhu terukur adalah 53 derajat celcius.
Dan jika Vout = 320mV, maka suhu yang terukur adalah 32 derajat
celcius. Tegangan keluaran ini bisa langsung diumpankan sebagai masukan ke rangkaian pengkondisi sinyal seperti rangkaian
penguat operasional dan rangkaian filter, atau langsung menjadi
input di rangkaian mikrokontroler yang telah terdapat ADC
(Analog-to-Digital Converter).
2.2.4. Liquid Crystal Dislay (LCD)
Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu
jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai
penampil utama. LCD merupakan display yang serbaguna, karena
dapat digunakan untuk menampilkan berbagai tampilan baik
berupa huruf, angka dan karakter lainnya serta dapat menampilkan
berbagai macam tulisan maupun pesan-pesan pendek lainnya.
Penampil yang dipakai adalah LCD 16x2 bisa dilihat pada gambar
(33)
dikerjakan oleh sistem kendali. Berikut adalah bentuk dari LCD
16x2.
Gambar 2.5 . LCD karakter 16 X 2
Berikut adalah konfigurasi pin dan fungsi yang terdapat
pada LCD karakter 16x2.
Tabel 2.4. Pin LCD karakter 16x2
Pin Simbol Logika Keterangan
1 Vss - Catu Daya 0 Volt (Ground)
2 Vcc - Catu Daya 5 Volt
3 Vee - Catu daya untuk LCD
4 RS H/L H: Masukan Data, L: Masukan Instruksi
5 R/W H/L H: Baca (Read), L: Tulis (Write)
6 E H/L (L) Enable Signal
7 DB0 H/L Data Bit 0
8 DB1 H/L Data Bit 1
9 DB2 H/L Data Bit 2
10 DB3 H/L Data Bit 3
(34)
LCD 16x2 mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. 16 karakter, dua baris tampilan kristal cair (LCD) dari matriks titik.
2. Duty Ratio : 1/16.
3. ROM pembangkit karakter untuk 192 tipe karakter (bentuk
karakter 5 x 7 matriks titik).
4. Mempunyai dua jenis RAM yaitu, RAM pembangkit karakter dan
RAM data tampilan.
5. RAM pembangkit karakter untuk 8 tipe karakter program tulis
dengan bentuk 5 x 7 matrik titik.
6. RAM data tampilan dengan bentuk 80 x 8 matrik titik (maksimum
80 karakter).
7. Mempunyai pembangkit clock internal.
8. Sumber tegangan tunggal +5 Volt.
9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.
10. Jangkauan suhu pengoperasian 0 sampai 50 derajat.
LCD ini terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama
merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam 12 DB5 H/L Data Bit 5
13 DB6 H/L Data Bit 6
14 DB7 H/L Data Bit 7
15 V+ BL - Backlight 4-4,2 Volt ; 50-200 mA
(35)
bentuk huruf / angka dua baris, masing-masing baris bisa
menampung 16 huruf/angka. Bagian kedua merupakan sebuah
sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler yang ditempelkan
dibalik panel LCD, yang berfungsi mengatur tampilan informasi
serta mengatur komunikasi LCD dengan mikrokontroler.
Pada gambar di bawah ini diperlihatkan diagram blok pengendali
LCD.
Gambar 2.6. Blok diagram dari LCD
Dari gambar di atas dijelaskan bahwa data inputan pada
LCD yang berupa 8 bit data (D0-D7) diterima terlebih dahulu di
dalam mikrokontroler dalam LCD yang berguna untuk mengatur
data inputan sebelum ditampilkan dalam LCD. Selain itu juga
dilengkapi dengan inputan E, R/W, dan RS yang digunakan
sebagai pengendali mikrokontroler. Pada proses pengiriman data
R/W=1 dan proses pengambilan data R/W=0.
Pin RS dipakai untuk membedakan jenis data yang
dikirim, jika RS=0 data yang dikirim adalah perintah untuk
DB0 - DB7
CONTROLLER LCD COMON SIGNAL SEGMENT SIGNAL SEGMENT DRIVER SERIAL DATA TIMING SIGNAL RS R/W E VDD VSS VLC
(36)
mengatur kerja modul LCD, sedangkan jika RS=1data yang
dikirim adalah kode ASCII yang ditampilkan. Demikian pula saat
pengambilan data, jika RS=0 data yang diambil dari modul
merupakan data status yang mewakili aktivitas modul LCD,
sedangkan saat RS=1 maka data yang diambil merupakan kode
ASCII dari data yang ditampilkan.
2.2.5. Perekam Suara ISD 2590
ISD 2590 merupakan IC perekam dan pemutar ulang suara
dengan durasi 90 detik. Untuk menghasilkan output suara, pada
perancangan sistem ini digunakan IC ISD2590. ISD2590
merupakan IC yang dapat menghasilkan output suara berdasarkan
masukan yang sudah direkam ke dalam memori IC tersebut.
ISD25xx merupakan jenis IC penyimpan suara, sedangkan xx
merupakan kode lamanya durasi penyimpanan. Durasi
penyimpanan atau lamanya kata yang dapat disimpan oleh ISD
2590 adalah 90 detik. IC 2590 dioperasikan dalam address bit
artinya setiap kata yang direkam mempunyai address sendiri. Alat
ini hanya berupa keping tunggal IC, namun di dalamnya sudah
memuat berbagai perangkat tambahan yang dapat membantu dalam
operasi perekaman dan pemutar ulang suara. Alat tambahan itu
berupa oscillator, penguat microphone, Automatic Gain Control
(AGC), filter suara, dan penguat untuk speaker, sehingga tidak
(37)
Berikut merupakan arsitektur dari ISD 2590, yang diambil dari
datasheet:
Gambar 2.7. Arsitektur dari ISD 2590
Kelebihan lain dari alat ini adalah mampu dikoneksikan dengan
perangkat microprossesor dan microcontroller. ISD 2590
mempunyai memori khusus untuk menyimpan hasil rekaman suara.
Gambar 2.8. Koneksi Pin ISD2590 Fungsi dari masing-masing pin adalah sebagai berikut:
(38)
a. Input microphone (Mic). Pin ini akan menerima sinyal masukan
yang berasal dari microphone. Sinyal yang diterima akan dikuatkan
oleh penguat (preamplifier) yang sudah ada dalam IC tersebut.
Pada bagian Automatic Gain Control (AGC) akan diatur sehingga
penguatan yang keluar setelah preamplifier adalah –15db sampai 24 db.
b. Referensi input microphone (Mic Ref). Dengan menghubungkan
pin ini ke VSSA (analog ground) secara seri dengan kapasitor,
maka noise yang ada pada sinyal input dapat ditolak atau dibuang
oleh preamplifier.
c. Output analog (Ana Out). Keuntungan dari pin ini adalah
memberikan output preamplifier pada pemakai. Penguatan
tegangan pada preamplifier ini ditentukan oleh level tegangan pada
pin AGC.
d. Input analog (Ana In). Pin ini menerima sinyal input masukan
yang akan direkam. Pada pemakaian input microphone, pin output
analog harus dihubungkan dengan pin input analog melalui sebuah
kapasitor tambahan.
e. Automatic Gain Control (AGC). Bagian ini mengatur kestabilan
penguatan yang dilakukan oleh preamplifier.
f. Speaker output. Perbedaan semua alat ISD seri 2500 dengan yang
(39)
yang terdiri dari penguat audio output. keluaran dari pin ini dapat
langsung dihubungkan dengan speaker 16 ohm atau 8 ohm.
g. Power Down Input (PD). Saat tidak digunakan untuk merekam
atau memutar ulang, maka PD akan berlogika high, keadaan ini
digunakan untuk menghasilkan mode daya yang sangat kecil
karena tidak digunakan. Saat pulsa menjadi low untuk
menghasilkan kondisi overflow, maka PD yang berlogika high
akan melakukan proses reset pada alamat memori sehingga
menunjuk pada alamat awal. Pin PD digunakan pada pilihan mode
operasi M6 (push-botton).
h. Chip Enable Input (CEI). Untuk menghasilkan kondisi aktif
(enable) maka pin ini harus di berikan kondisi low sehingga proses
perekaman dan memutar ulang suara dapat dilakukan.
i. Playback/Record Input (P/R). Pin ini digunakan untuk mengunci
(latch) keadaan atau mode yang sedang dipilih. Untuk melakukan
mode putar ulang suara, maka pin ini diberikan logika high.
Sedangkan untuk proses perekaman, maka yang diberikan pada pin
ini adalah logika low.
j. End Of Message (EM). Pin ini memberi tanda saat proses
perekaman selesai dilakukan. Output akan mengeluarkan pulsa
low untuk TEOM pada akhir proses output. Saat pin ini mengeluarkan logika low maka berarti proses perekaman selesai
(40)
dengan kondisi low dan digunakan pada mode Pemutar ulang suara
saja.
k. Oveflow Output (OO). Pulsa low dikeluarkan jika memori sudah
sampai pada akhir ruang terakhir yang ada pada memori, dan itu
menandakan bahwa memori yang tersedia sudah habis.
Output akan mengikuti input Pin sampai pulsa PD mereset alat tersebut. Pin ini dapat digunakan secara bersama dengan beberapa
seri ISD 2500 yang lainnya untuk menambah durasi waktu
perekaman atau pemutar ulang sesuai waktu yang diinginkan.
l. Tegangan Input (VCCA,VCCD). Pin ini untuk memberikan
tegangan masukan pada IC sehingga dapat bekerja. Batas tegangan
masukan yang dapat diberikan pada IC ini adalah 4,5 sampai 6,5
volt.
m. Ground input (VSSA,VSSD). Pin ini digunakan untuk input
(41)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Perancangan Perangkat Keras 3.1.1. Alat dan Bahan
Dalam pembuatan modul termometer digital dengan output suara
berbasis ATmega 16 ini dalam pengerjaanya membutuhkan komponen
bahan dan alat sebagai penunjang agar modul dapat digunakan.
Berikut alat dan bahan yang digunakan.
Bahan yang digunakan pada pembuatan dan penelitian ini adalah:
1. Bor kecil/ PCB
2. Adaptor 1Ampere
3. Solder listrik
4. Timah/tenol
5. Atractor (Penyedot Timah)
6. Toolset 7. Mulltimeter 8. Komputer/ Laptop
Alat atau komponen yang digunakan dalam pembuatan dan penelitian
ini adalah:
1. Sensor Suhu LM35
2. IC atmega 16
(42)
3. LCD
4. IC ISD 2590
5. Komponen tambahan (resistor, dioda, kapasitor, LED)
6. Papan PCB
7. Box untuk meletakan rangkaian sehingga menjadi suatu modul.
8. Pushbutton (Tombol)
9. Saklar
10. Powerbank
11. Kabel
12. Jumper Female – Male 13. Speaker
3.1.2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu nilai atau besaran variasi yang bisa
diubah dan selalu berubah sehingga dapat mempengaruhi hasil dari
penelitian.
1) Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah suhu pada tubuh
manusia yang akan dideteksi karena variabel ini memungkinkan
terjadinya perubahan hasil selama proses penelitian.
2) Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
suatu akibat terjadinya variabel bebas. Sebagai variabel terikat
(43)
3) Variabel Terkendali
Variabel terkendali adalah suatu variabel yang dikendalikan
atau dibuat konstan sehingga variabel lain tidak berubah karena
faktor lain. Variabel terkendali yaitu IC mikrokontroler ATmega16.
3.1.3. Diagram Blok
Diagram blok termometer digital output suara ini menjelaskan
tentang sistem kerja termometer digital berbasis mikrokontroler
ATmega16, dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Blok Diagram Termometer Digital
Cara kerja dari rangkaian ini adalah saat rangkaian secara
keseluruhan telah diberi tegangan dari baterai sebesar 5 volt yang
telah terbungkus sebagai powerbank, alat akan berfungsi dan sensor
LM35 akan langsung mendeteksi suhu disekitarnya dan ditampilkan
langsung pada LCD. Pada modul terdapat tombol start yang berfungsi
untuk memerintahkan ISD 2590 mengeluarkan suara. Ketika LM35
diletakkan pada suhu badan yang menghasilkan suhu stabil, tekan
Sensor Suhu IC
LM35
Mikro kontroler ATMEG
A16
IC ISD 2590
Speaker
Penampil LCD
(44)
tombol start dan waktu akan berjalan. Sensor LM35 dengan
persamaan kenaikan 10mV yang berarti 1 derajat. Informasi yang
ditangkap oleh sensor akan dirubah dari sinyal analog menjadi digital.
Karena menggunakan ATmega16 dan terdapat fitur ADC internal
maka dari ADC akan diolah menjadi suatu perintah. Setelah
waktu/timer berhenti mikrokontroler akan mengirimkan address ke IC
ISD 2590 untuk mengeluarkan suara dan ke LCD untuk menampilkan
suhu yang terukur. Suhu yang terdeteksi adalah antara
30-39,9oCelcius maka output berupa suara dan tampilan LCD akan memberikan informasi sesuai suhu tersebut.
3.1.4. Diagram Mekanis Sistem
Berikut adalah mekanis sistem dari termometer digital dengan
output suara berbasis ATmega 16, dapat dilihat pada gambar 3.2.
(Tampak Depan) (Tampak Samping)
Gambar 3.2. Diagram Mekanis Termometer Digital
1
2 3
4
(45)
Pada gambar 3.2 modul termometer dengan dimensi alat yaitu
panjang x lebar x tinggi adalah 14,5cm x 9,5cm x 6cm. Berikut
keterangan dari bagian modul yang telah ditandai dengan angka:
1. LCD karakter 16x2, sebagai tampilan dari termometer digital.
2. Tombol Start, berfungsi untuk memulai pengukuran suhu.
3. Lubang Speaker, untuk mengeluarkan suara dari suhu yang terbaca.
4. Sensor Suhu LM35
5. Bodi Alat
6. Lubang USB, untuk mengisi daya baterai yang telah habis.
7. Saklar, untuk menyalakan alat dan mematikan alat.
3.1.5. Blok Rangkaian Catu Daya
Pada alat yang telah penulis rancang, rangkaian alat
mendapatkan supply tegangan dari baterai 5 volt. Berikut adalah
bentuk alat dari powerbank:
Gambar 3.3. Bentuk dari powerbank
Pada rangkaian catu daya, penulis memanfaatkan powerbank
yang berada di pasaran. Menggunakan powerbank sebesar 3200mAh
(46)
Gambar 3.4. Rangkaian powerbank dalam keadaan dibongkar Powerbank di modifikasi dengan menambahkan kabel jumper pada sumber positif dan ground yang akan di sambungkan ke rangkaian.
Menambahkan saklar pada sumber positif untuk menghidupkan dan
mematikan alat.
3.1.6. Rangkaian Sensor LM35
Gambar 3.5. Rangkaian Sensor LM35
Berdasarkan gambar 3.4 rangkaian LM35 mendapatkan
tegangan sebesar 5VDC yang masuk ke kaki satu LM35. Kaki nomor
Ke Mikrokontroler VCC
(47)
dua dari LM35 menjadi tegangan output yang dapat berubah
tegangannya sesuai suhu yang ditangkap yaitu setiap kenaikan suhu
1oC sama dengan 10mV. Terdapat rangkaian RC sebagai penyaring sinyal dan memberikan hambatan pada output yang kemudian
tegangan yang tidak lolos dibuang lewat ground.
3.1.7. Rangkaian Minimum Sistem
Berikut adalah rangkaian minimum sistem yang digunakan untuk
alat termometer digital dengan output suara berbasis ATmega16.
Gambar 3.6. Rangkaian Minimum Sistem dan LCD
Pada gambar 3.6 terdapat rangkaian sederhana minimum sistem
dengan IC mikrokontroler ATmega16. Rangkaian ini juga telah
dilengkapi dengan kristal eksternal sebagai tambahan untuk kristal
VCC
VCC
Ke Port A ISD2590
(48)
internal dari IC ATmega16 ini. Pada Rangkaian yang digunakan
nantinya PORTC sebagai output ke LCD dan PORTD sebagai output
ke ISD 2590. PORTA juga digunakan sebagai input dari sensor
LM35. PORTB digunakan sebagai input PIN CE dari ISD 2590 dan
input tombol/push button. Minimum sistem diberikan tegangan sebesar 5VDC.
3.1.8. Rangkaian Suara ISD 2590
Berikut ini adalah skematik rangkaian suara dari ISD 2590.
(49)
Pada gambar 3.7 tersebut rangkaian ISD 2590 dapat digunakan
sebagai perekaman dan dapat dihubungkan ke mikrokontroler. Pada
prinsip kerjanya, IC ISD 2590 menggunakan mode addressing yaitu
dengan memberikan logika low ataupun high yang berbeda pada
setiap kata yang akan direkam. Pin yang digunakan adalah pin
A0-A7, dan pin A8 dan A9 diberi kondisi low/ground. Suara yang masuk
melewati mic yang terhubung dengan pin 17 dan 18. Untuk
menggunakan perekaman pastikan pin CE dan pin PR dalam kondisi
low, maka ditambahkan dengan pushbutton. Rangkaian yang terhubung ke mikrokontroler adalah pin A0-A7 sebagai output dan
pin CE sebagai input ke mikrokontrolerya.
3.1.9. Proses Perekaman menggunakan Modul Voice Recorder dan ISD 2590
Perekaman dilakukan menggunakan modul ISD 25XX yang
dilengkapi speaker, mic, dan IC ISD 2590. Berikut adalah bentuk
modul ISD 25XX.
1. Cara Perekaman
Berikut adalah tabel yang menjelaskan cara perekaman suara.
Perekaman adalah melakukan penyimpanan data dalam hal ini
berupa suara yang nantinya dapat diputar kembali. Langkag
(50)
Tabel 3.1. Langkah Penggunaan Modul ISD 2590
Penjelasan secara singkat perekaman adalah proses untuk melakukan
penyimpanan data dalam hal ini adalah suara yang kemudian nantinya
suara tersebut dapat diputar kembali. Modul ISD diberi tegangan 5
volt kemudian pada modul ISD terdapat dua Push Button, yang telah
terhubung pada pin ISD 2590. Perintah untuk mode perekaman tekan
tahan dan secara bersamaan tombol Push Button P/R dan CE sambil
mengucapkan suara. Setelah selesai merekam lepas tombol tersebut.
Perintah untuk mendengarkan suara yang telah terekam, tekan Push
Button CE dan suara akan terdengar.
2. Alamat Perekaman Pada ISD 2590
Setiap perekaman menggunakan ISD 2590, memiliki
pengalamatan yang dapat diatur sendiri. Fungsi dari alamat tersebut
adalah untuk memanggil ISD 2590 lewat mikrokontroler dan setiap
Langkah Fungsi Aksi
1 Pilih Record/Playback Mode PD = Low
2A Mulai Playback
Set Address A0-A9
2B Pulse LOW
3 Pause record atau playback
P/R = LOW, CE = LOW
4A Berhenti Playback Otomatis 4B Berhenti Record PD or CE = HIGH
(51)
alamat tersebut dalam bentuk biner. Perintah untuk mendengarkannya
dapat dibuat program untuk memanggil biner tersebut.
Tabel 3.2. Alamat Rekaman yang tersimpan pada ISD 2590
Kata A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
Suhu Anda 0 0 0 0 1 0 1 1
Tiga Puluh 0 1 0 1 1 0 0 0
Satu 0 0 1 1 0 1 1 1
Dua 0 1 0 0 0 0 1 0
Tiga 0 1 1 0 0 0 1 1
Empat 0 1 1 1 1 0 1 0
Lima 1 0 0 1 0 0 0 0
Enam 1 0 1 1 0 0 0 1
Tujuh 0 0 0 1 0 1 1 0
Delapan 0 0 0 0 0 0 0 1
Sembilan 0 0 1 0 0 0 0 0
Koma 1 1 1 0 1 0 1 1
(52)
3.2. Perancangan Perangkat Lunak
3.2.1. Diagram Alir Proses/Program
Berikut adalah diagram alir yang menjelaskan proses jalannya alat
termometer digital dari awal dinyalakan hingga alat selesai
digunakan.
Gambar 3.8. Flow Chart dari termometer digital output suara
Ya
Tidak
Start
Waktu Tercapai
Timer Habis Tombol start = ON Sensor Membaca Suhu
Inisialisasi LCD
ISD memberikan output suara
Speaker berbunyi: Suhu anda ….. oC
Finish
Menampilkan pada LCD:Suhu anda…. oC
Mikrokontroler mengolah data Timer Berjalan
(53)
Penjelasan dari flow chart tersebut adalah, diawali dengan
menyalakan alat termometer digital. Kemudian LCD akan
menginisialisasi yang menandakan alat termometer telah dalam
keadaan ON, dan suhu otomatis telah membaca suhu sekitar.
Sedangkan untuk mengukur suhu badan, sensor suhu diletakkan pada
bagian badan yang memiliki suhu stabil, biasanya terdapat pada
antara tangan dan badan (ketiak). Pastikan untuk meletakkan sensor
pada kulit secara langsung agar sensor dapat langsung mendeteksi.
Kemudian tekan tombol start untuk memulai pengukuran. Dengan
waktu kurang lebih 5 menit, sensor akan mengirim informasi dari IC
LM35 untuk dirubah menjadi sinyal tegangan, mikrokontroler akan
merubah tegangan masuk yang awalnya analog menjadi digital
sehingga mudah untuk mengolah data pada mikrokontroler ATmega
16. Mikrokontroler akan memerintahkan IC ISD untuk memberikan
output suara berupa suhu yang telah dibaca dan akan didengarkan oleh speaker, sedangkan LCD akan menampilkan suhu yang terbaca
oleh alat. Setelah alat selesai digunakan, matikan alat dengan
menekan tombol off.
3.2.2. Listing Program
Dalam pembuatan program ini, menggunakan bahasa C dengan
aplikasi CV AVR. Program yang digunakan adalah pemrograman
ADC untuk mengolah suhu, dan pemrograman input dan output untuk
(54)
#define sound PORTD #define sw PINB.1 #define play PORTB.0 unsigned char angka[10]={ 0b00000000, //0 0b00110111, //1 0b01000010, //2 0b01100011, //3 0b01111010, //4 0b10010000, //5 0b10110001, //6 0b00010110, //7 0b00000001, //8 0b00100000, //9 };
unsigned char tigapuluh=0b01011000; unsigned char koma=0b11101011;
unsigned char derajatcelcius=0b11000111; unsigned char suhuanda=0b00001011;
char buff[33]; unsigned int vin; float suhu;
int timer=300; // atur waktu detik int detik=0;
int flag=0;
int depan_koma,depan_koma_satuan,belakang_koma; int delay1=3000,delay2=3000,delay3=3000;
int delay4=3000,delay5=3000,delay6=3000; 1. Memanggil library yang akan digunakan
Listing 3.1 Program memanggil library 2. Melakukan Inisialisasi Data
Listing 3.2 Inisialisasi Data
//Deklarasi Header #include <mega16.h> #include <stdio.h> #include <delay.h> #include <stdlib.h> #include <alcd.h>
(55)
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input) {
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10; return ADCW; }
Berikut adalah inisialisasi data untuk mendeklarasikan
beberapa perintah yang digunakan. Seperti, pengaktifan ISD 2590
dengan PORTD sebagai output suara, kemudian pengalamatan
ISD dengan memberikan angka biner untuk memudahkan
pemanggilan suara yang telah direkam.
3. Mengaktifkan ADC
Listing 3.3 Program mengaktifkan ADC
Berdasarkan Listing 3.3 Proses inisialisasi ADC meliputi
proses penentuan clock, tegangan referensi, format output data,
dan mode pembacaan. Register yang perlu diset nilainya adalah
ADMUX (ADC multiplexer selection register), ADCSRA ( ADC
control and status register A). ADMUX merupakan register 8 bit yang berfungsi untuk menentukan tegangan referensi ADC,
format data output, dan saluran ADC yang digunakan (Iswanto &
(56)
4. Program fungsi untuk mengatur suara pada ISD
Listing 3.4 Fungsi Pemanggilan suara
Dalam pemrograman pemanggilan suara ini, suara yang
akan keluar sesuai dengan suhu yang terbaca. Untuk
mengeluarkan suaran yang sesuai dengan suhu tubuh
diperlukan sekitar lima atau enam pemanggilan alamat
perekaman. Suhu yang dapat mengeluarkan suara dari suhu 30
sampai 39,9 C.
void pemisah_angka(){ if(suhu>=30.0&&suhu<40){ depan_koma=(int)suhu/10; depan_koma_satuan=(int)suhu%10; belakang_koma=(int)(suhu*10)%10; } } void ngomong(){ sound=suhuanda; delay_ms(100); play=0; delay_ms(500); play=1; delay_ms(delay1); sound=0x00; sound=tigapuluh; delay_ms(100); play=0; delay_ms(500); play=1; delay_ms(delay2); sound=0x00; if(depan_koma_satuan>0){ sound=angka[depan_koma_satuan]; delay_ms(100); play=0; delay_ms(500); play=1; delay_ms(delay3); sound=0x00;}
(57)
Listing Program 3.5 Pemanggilan Suara ISD
Listing Program 3.6 Program Pemanggilan ISD if(belakang_koma>0){
sound=koma; delay_ms(100); play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay4); sound=0x00;
sound=angka[belakang_koma]; delay_ms(100);
play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay5); sound=0x00;
}
sound=derajatcelcius; delay_ms(100);
play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay6); sound=0x00;
(58)
5. Program data ADC
Listing Program 3.7 Program data ADC untuk suh
Listing Program 3.7 Pemrograman data ADC
6. Program untuk memanggil setiap fungsi yang dieksekusi
Berikut adalah program yang akan mengeksekusi setiap
fungsi yang telah dibuat.
Listing Program 3.8 Fungsi yang dieksekusi void read_lm35dz(){
vin=read_adc(0); // read analog
suhu=(float)vin*5/1024; // convert analog to celcius
suhu=suhu*100; }
while (1)
// Place your code here while (1) { if(sw==0)flag=1; if(detik>=timer){ flag=0; ngomong(); } read_lm35dz(); pemisah_angka(); lcd_gotoxy(0,0);
sprintf(buff,"SUHU AND: %.1f C",suhu); lcd_puts(buff);
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf(buff,"Timer: %i ",detik); lcd_puts(buff);
delay_ms(100); }
(59)
3.3. Perancangan Pengujian
Pada perancangan pengujian ada beberapa parameter yang akan
digunakan untuk mengetahui kondsi modul telah sesuai yang diinginkan
atau belum. Berikut parameter yang digunakan untuk termometer digital
dengan output suara.
3.3.1. Jenis Pengujian
1. Pengukuran suhu menggunakan termometer badan pembanding
Penggunaan termometer badan sebagai pembanding
bertujuan untuk mengetahui seberapa error data suhu yang
didapat dari modul yang telah dibuat.
Pengukuran suhu dilakukan dengan membandingkan suhu
tampilan LCD dengan termometer pembanding, pengujian
dilakukan kepada 20 orang yang berbeda.
2. Pengujian Suara ISD 2590
Pengujian suara ini dilakukan untuk memperoleh data suara
yang dihasilkan sesuai atau tidak sesuai dengan angka pada LCD.
Sehingga dapat diketahui apakah ISD 2590 dapat berfungsi
dengan baik atau tidak.
3.3.2. Pengolahan Data Dalam Pengujian
1. Sistematika Pengukuran
Berikut adalah teknis analisis data yang digunakan untuk
perhitungan untuk mengetahui perbandingan/kesalahan dari
(60)
kesalahannya dan bisa dijadikan koreksi maupun rujukan
kesesuaian alat.
1) Rata – Rata
Rata – rata adalah bilangan yang didapat dari hasil pembagian jumlah nilai data oleh banyaknya data dalam
kumpulan pengukuran tersebut.
Rata – Rata
(
̅̅̅
=
∑Dengan :
̅̅̅ = rata-rata
∑
= total/jumlah data (x1, x2, ….. xn)n = banyaknya data 2) Simpangan (Error)
Adalah selisih dari rata-rata nilai dari harga yang
dikehendaki dengan nilai yang diukur. Simpangan (error)
dirumuskan sebagai berikut :
̅
dengan :
= Nilai error yang dihasilkan
= Rata – rata data yang diukur
(3-1)
(61)
̅ = Data yang diukur
3) Standart Deviasi
Standart deviasi adalah suatu nilai yang menunjukkan
tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standart
penyimpangan dari meannya. Jika standart deviasi semakin
kecil maka data tersebut semakin presisi.
√ ̅ ̅ ̅
Dengan:
SD = Standart deviasi
̅ = rata-rata
= nilai data = banyaknya data
4) Uji T-test
Uji T-test merupakan suatu prosedur pengujian atas hipotesis
komparatif rata-rata dua sampel (alat yang dibuat dengan
tandingannya) yang kedua sampel/kelompok tersebut
berhubungan. Dua sampel berpasangan artinya sampel dengan
subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan dan
pengukuran dengan alat yang berbeda/ cara berbeda. Rumus ini
digunakan Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji (3-3)
(62)
hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi ditunjukkan
pada rumus berikut.
(3-4)
Dimana:
̅
∑(3-5)
√ {∑ ∑ } (3-6) Keterangan:
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2) N = Jumlah sampel
X Bar = rata-rata
(63)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Spesifikasi Alat
a. Nama : Termometer Digital Dengan Output Suara
b. Jenis : Termometer Badan
c. Temperature : Range 30 – 39,9oC, d. Display : LCD karakter 16x2.
e. Daya : + 5 Volt DC.
f. Dimensi : 14,5cm x 9cm x 6cm
g. Sensor : Sensor Suhu LM35
h. Sistem : Mikrokontroler ATmega16, ISD 2590
Gambar 4.1. Tampilan dari alat termometer digital output suara
(64)
4.2. Hasil Pengukuran
4.2.1. Uji kekuatan Catu Daya (Baterai Powerbank)
Baterai yang digunakan pada powerbank ini memiliki
daya 5 volt yang terdiri dari VCC dan ground. Baterai dengan
kapasitas 3200mAH ini dapat bertahan kurang lebih 1 hari atau
24jam dengan alat dalam keadaan standby. Pengecashan dilakukan
selama 4 jam agar daya tersimpan secara full.
4.2.2. Pengukuran Suhu Dengan Termometer Badan Pembanding
Uji coba pengukuran suhu bertujuan untuk mendapatkan data
yang akurat, yaitu dengan cara mengambil data menggunakan
termometer badan pembanding yang telah terkalibrasi sehingga
dapat menentukan nilai kebenaran dari rancangan alat TA
termometer digital pembanding yang digunakan. Berikut
spesifikasi termometer pembanding yang digunakan:
Spesifikasi :
a. Merk : TermoONE
b. Jenis : Termometer Badan
c. Catu Daya: 1,5 volt DC
Berikut tampilan termometer pembanding:
(65)
Dalam pengukuran suhu badan, untuk pembanding pengujian
dengan menggunakan termometer badan. Pengujian ini dilakukan
kepada 20 orang yang berbeda. Tabel 4.1. menunjukkan hasil
pengukuran dari alat dan termometer badan.
Tabel 4.1. Perbandingan Pembacaan Suhu dari Alat dan Termometer pembanding
Data Orang Ke Suhu Pada Alat
Suhu Pada Termometer Pembanding
1 36,1 C 36 C
2 36,1 C 36,4 C
3 36,0 C 35,9 C
4 35,5 C 34,6 C
5 34,7C 34,1 C
6 35 C 35 C
7 35,6 C 36,2 C
8 37,2 C 36,8 C
9 35,2 C 35,8 C
10 36,2 C 36 C
11 34,6 C 35,2 C
12 35,7 C 36,6 C
13 35,4 C 35,6 C
14 35,6 C 36,5 C
15 35,4 C 35,6 C
16 35,6 C 34,9 C
17 35,7 C 35,8 C
(66)
19 36,2 C 36,9 C
20 35,7 C 36,6 C
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat suhu badan manusia yang
terukur menggunakan dua alat termometer. Dari pengukuran
tersebut dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2. Data Pengukuran Suhu Tubuh
Gambar 4.2 di atas menunjukkan suhu yang terukur pada
pengujian 20 orang dari modul maupun termometer pembanding.
Jika membandingkan data tersebut terdapat perbedaan atau suhu
yang terukur ada yang tidak sama. Banyak faktor penyebabnya
seperti peletakan sensor LM35 tidak pas, tegangan yang tidak
stabil dan faktor lainnya.
Data berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilakukan perhitungan
untuk mencari rerata nilai simpangan kedua alat, total rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Modul (X1) 36 36 36 36 35 35 36 37 35 36 35 36 35 36 35 36 36 36 36 36
Alat (X2) 36 36 36 35 34 35 36 37 36 36 35 37 36 37 36 35 36 36 37 37
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Su hu ( oCelc ius )
Grafik Pengukuran Suhu Tubuh Menggunakan
Modul dan Termometer Pembanding
(67)
simpangan, standar deviasi masing masing alat, dan perhitungan
uji-t untuk menganalisa ada tidaknya perbedaan dari dua alat yang
di ujikan. Berikut tabel perhitungannya:
1. Rata-rata ( ̅) Simpangan dari Pengujian 20 orang
Dalam perhitungan rata-rata simpangan terhadap 20 orang
telah dilakukan perhitungan yang menggunakan rumus.
Dengan penjelasan sebagai berikut:
X1 = Pengukuran yang dilakukan menggunakan modul.
X2 = pengukuran yang dilakukan menggunakan termometer
pembanding.
Tabel 4.2. Perolehan Rerata Simpangan Dua Alat
Modul (X1) Termometer Pembanding (X2)
Simpangan = (Rata-rata - X1)
Simpangan = (Rata- rata - X2)
36.1 36 0.415 0.17
36.1 36.4 0.415 0.57
36 35.9 0.315 0.07
35.5 34.6 -0.185 -1.23
34.7 34.1 -0.985 -1.73
35 35 -0.685 -0.83
35.6 36.2 -0.085 0.37
37.2 36.8 1.515 0.97
35.2 35.8 -0.485 -0.03
36.2 36 0.515 0.17
34.6 35.2 -1.085 -0.63
35.7 36.6 0.015 0.77
35.4 35.6 -0.285 -0.23
(68)
P
a
d
a perhitungan tersebut dijelaskan bahwa simpangan yang
dihasilkan dari dua alat pengukuran yaitu modul dan
termometer pembanding didapatkan range simpangan
dibawah 10Celcius, dan simpangan yang tertinggi adalahh 0,810Celcius. Berdasarkan nilai ambang batas yang diperbolehkan untuk kesalahan dalam pembacaan suhu adalah
10Celcius. Maka, modul dapat dikatakan masih memenuhi kriteria tersebut.
2. Menghitung Uji T-test
Untuk melakukan pengujian signifikansi dalam pengujian
perbedaan rata-rata dari modul termometer output suara dengan
pembandingnya yaitu dengan langkah berikut:
a.Menetapkan Ho dan H1
H0 : µ1 = µ2 yang artinya tidak terdapat perbedaan data
antara modul dengan termometer pembanding yang
signifikan.
35.4 35.6 -0.285 -0.23
35.6 34.9 -0.085 -0.93
35.7 35.8 0.015 -0.03
36.2 36.1 0.515 0.27
36.2 36.9 0.515 1.07
35.7 36.6 0.015 0.77
Rata- rata
= 35.685
Rata- Rata
(69)
H1 : µ1 ≠ µ2 yang artinya terdapat perbedaan data yang signifikan antara modul dengan termometer pembanding.
b.Menentukan daerah kritis, dengan db = n – 1 = 20 – 1 = 19 c.Menghitung menggunakan rumus t
a) Menghitung Standar Deviasi :
√ {∑ ∑ }
√
{∑
}
√ √ = 0,53
b) Menghitung t hitung:
= - 1,2236
Untuk melakukan uji signifikasi, membandingkan hasil dari
t yang didapat menggunakan perhitungan= -1,2236 dan t tabel
(didapat mengunakan rumus excel) = 1,6859. Maka
kesimpulannya adalah:
(70)
Sehingga, Ho diterima dan H1 ditolak, maksudnya yaitu pada pernyataan sebelumnya Ho: µ1=µ2 sedangkan H1: µ1≠µ2. Jika, Ho yang diterima walaupun terdapat perbedaan namun Ho masih
masuk di daerah penerimaan Ho (karena t hitung lebih kecil dari t
tabel). Berikut kurva untuk mempermudah dimana kedudukan t
hitung dan t tabel.
Gambar 4.3. Kurva penerapan uji-t 3. Analisis Data
Data perhitungan statistik suhu yang terukur terdiri dari
perhitungan simpangan setiap pengukuran, perhitungan rata-rata
dan standart deviasi. Pengujian yang dilakukan sebanyak 1 kali
terhadap 20 orang dan diperoleh rata-rata simpangan error sebesar
0,30oCelcius, dengan standart deviasi sebesar 0,53oCelcius. Kemudian dengan melakukan uji korelasi menggunakan uji-t
dengan kesimpulan modul dan alat memiliki pengukuran yang
berbeda namun simpangannya sangat kecil.Berdasarkan nilai
ambang batas nilai penyimpangan yang diijinkan pada keluaran
suhu alat termometer adalah ±1 oC dikarenakan perhitungan
1,2
-1,6 -1,2 1,6
Daerah Penerimaan
(71)
penyimpangan disebabkan oleh tegangan listrik/rugi-rugi, human
error dalam pengukuran, dan lain-lain maka dapat disimpulkan termometer dapat bekerja dengan baik.
4.2.3. Pengujian Suara ISD 2590
Pengujian ini dilakukan untuk menguji ketepatan suara yang
dikeluarkan oleh modul. Pengujian dilakukan dengan memutar kata
yang diperintahkan di dalam IC ISD 2590. Berikut tabel pengujian
suara.
Tabel 4.3. Tabel Pengujian Kesesuaian Suara Dengan Tampilan Pada LCD
No Suhu Pada
LCD Sesuai
Tidak Sesuai
Keterangan
1 30,3 0C v
2 30,8 0C v Yang terdengar 30,7 0C
3 30,8 0C v Yang terdengar 30,7
0
C
4 30,8 0C v
5 31,8 0C v Yang terdengar 31,7
0
C
6 32,7 0C v
7 34,2 0C v
(72)
9 34,7 0C v
10 34,7 0C v
11 35,7 0C v Yang terdengar 35,6
0
C
12 36,4 0C v
13 37,1 0C v
14 35,7 0C v
15 36,2 0C v
16 35 0C v
17 36 0C v
18 35,4 0C v
19 36,7 0C v
20 36,1 0C v
Dari hasil yang dicapai adalah, kata tersebut sesuai dengan
yang diperintahkan. Kemudian untuk pengujian suara juga telah sesuai
dengan suhu pada LCD. Namun, dalam percobaan 20 kali terdapat 4 kali
pembacaan suara yang tidak sesuai dengan suhu yang ditampilkan.
(73)
Tabel 4.4. Tabel Kesesuaian Suara dengan Tampilan LCD
Keterangan Frekuensi Frekuensi Relatif
(dalam desimal) Persen (100%)
Sesuai 16 kali 0,8 80%
Tidak Sesuai 14 kali 0,2 20%
Total 20 kali 1 100 %
Dari tabel 4.4 didapatkan bahwa frekuensi kesesuaian lebih
besar dibandingkan ketidaksesuaian. Berikut grafiknya untuk lebih
jelasnya.
Gambar 4.3. Penerapan Frekuensi Ksesuaian Suara dengan Tampilan LCD
Dari gambar 4.3 diatas, bahwa keseuaian suara yang
terdengar dengan tampilan LCD yaitu sebesar 80% dan suara yang
terdengar berbeda dari tampilan LCD adalah 20%. Ketidaksesuaian
hanya terjadi pada angka setelah koma contohnya suhu 30,8oCelcius
Sesuai Tidak Sesuai
Grafik Kesesuaian Suara
dengan LCD 16 4
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
(74)
terdengar 30,7oCelcius dikarenakan salah satu kelemahan pada ISD 2590. Pemanggilan ISD dilakukan menggunakan timer. Timer yang
telah diatur 300detik, nantinya pada detik ke 299 IC ISD akan dipanggil
dan akan memberikan suara yang sesuai dengan suhu pada detik ke 299,
namun pada LCDnya akan berhenti menampilakan suhu terakhir(yang
sedang terukur) pada detik ke 300.
4.3.Pembahasan 4.3.1. Kinerja Alat
Setelah melakukan proses perancangan, pembuatan dan
pengujian alat maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan data yang diperoleh saat pengujian sensor
terhadap 20 orang. Alat dapat berfungsi cukup baik, sensor
suhu juga dapat menampilkan suhu walaupun pada gambar 4.2
ada beberapa poin yang menyebabkan garis tidak linier.
Namun, rata-rata simpangan sebesar 0,30oCelcius dan memiliki standart deviasi sebesar 0,53oC. menurut nilai penyimpangan yang diijinkan pada termometer suhu badan
sebesar ±1 ˚C. sehingga dapat disimpulkan, bahwa termometer badan dengan output suara dapat mengukur suhu dengan baik.
2. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikatakan modul “Termometer Digital Dengan Output Suara Berbasis ATmega16” dapat berfungsi dengan baik.
(75)
Adapun kelebihan dari termometer digital, diantaranya:
1. Menggunakan IC mikrokontroler ATmega16 sebagai
pengendali, dengan harga terjangkau, komponen sangat mudah
dijumpai, dan memiliki banyak pin.
2. Termometer digital dengan output suara telah portable karena
menggunakan baterai powerbank dengan kapasitas 3200mAh.
Sehingga dapat dibawa kemana-mana dibandingkan alat
termometer digital dengan output suara yang terdahulu.
4.3.3. Kekurangan Modul Termometer Digital dengan Output Suara
Dalam pembuatan modul ini tentulah masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan yang penulis harapkan dapat
dikembangkan dan diperbaiki menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Kekurangan dari modul ini, antara lain:
1. Pembacaan suhu yang masih memilki error, bahkan terkadang
error bisa mencapai 1 derajat. Dikarenakan, sensor LM35
mungkin kurang memiliki kepekaan ataupun saat pengukuran
kurang tepat sehingga menimbulkan nilai error.
2. Tidak adanya system ataupun tombol reset yang menyebabkan
ketika sensor terlepas dari genggaman saat pengukuran sensor
akan membaca suhu sekitar sehingga hasil pengukuran dapat
berubah.
3. Suara yang dikeluarkan oleh ISD 2590 terkadang tidak sesuai
(76)
yang masih kurang lengkap dalam penyimpanan memori
sementaranya (RAM) seperti IC suara yang lebih terbaru.
4. Suara yang dihasilkan juga masih belum stabil, karena
dilakukan perekaman secara manual/belum professional.
5. Box dirasa masih terlalu besar untuk ukuran termometer
(77)
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan laporan Tugas Akhir di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Rangkaian sensor suhu LM35 dapat berfungsi dan memiliki nilai error
untuk simpanganya yaitu 0,30oC.
2. Rangkaian catu daya yang berasal dari powerbank dapat berfungsi
dengan baik dan dapat mensuplai daya cukup lama dengan
pengecashan 4jam dapat digunakan sampai 1minggu.
3. Rangkaian Mikrokontroler dapat berfungsi dengan baik, dan LCD
yang terhubung dengan mikrokontroler dapat menampilkan suhu dan
tulisan dengan jelas.
4. IC ISD 2590 dapat berfungsi dengan baik dan mengeluarkan suara
juga tidak patah-patah.
5. Program yang digunakan untuk mikrokintroler ATmega 16 membuat
rangkaian secara keseluruhan bekerjasama dengan baik dan sesuai
perintah.
5.2. SARAN
Saran dari penulis untuk pengembangan penelitian ini adalah:
1. Membuat rangkaian suhu yang dapat membaca suhu lebih stabil dan lebih
cepat agar alat dapat digunakan lebih efektif lagi.
(78)
2. Menambahkan indikator baterai pada tampilan LCD agar user dapat
mengetahui kapasitas baterai, dikarenakan jika baterai memiliki daya
yang rendah dapat berpengaruh pada pengukuran suhu.
3. Karena keberadaan IC ISD 2590 yang terbilang sudah jarang dipasaran,
IC suara dapat diganti menggunakan IC suara yang terbaru dan memiliki
fitur lebih banyak.
4. Menambahkan rangkaian seperti buzzer misalnya, untuk memberikan
parameter suhu yang normal dan tidak normal.
(79)
Suprapto, M.T., 2012. Aplikasi dan Pemrograman Mikrokontroler AVR. Penerbit UNY Pres. Yogyakarta
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta Bandung. Bandung
Syaefudin, Asep, dkk. 2009. Statistika Dasar.Penerbit P.T Grasindo Gramedia. Jakarta
Yanuar Muhammad. 2010. Electronic’s Art (Panduan Membuat Robot dan Alat Elektronik).Surabaya.
Kus Widyaningsih.”Termometer digital dengan output suara”. 2011. Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta
Akhmad Rajeza. “Termometer Digital dengan Output Suara”.2009. Politeknik Kesehatan Jakarta II.
Raditya Hendarto. “Makalah Pengolahan Data Sensor – Termometer Digital”. 2014. Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Seiko Instrument Inc. “Liquid Crystal Display Module M1632 User Manual:.2014. Jakarta
Sutisna.2012.“Pengukuran.Suhu.Tubuh”.https://sutisnadoank.wordpress.com/201 2/12/26/pengukuran-suhu-tubuh/ . (Diakses pada tanggal 23 januari 2016. Pada jam 9.29. )
Jalu.Rinaldi.2012.”Pengertian.ADC0804”.https://jalurinaldi.wordpress.com/2012/ 05/17/adc-0804/ (diakses pada tanggal 23 januari 2016. Jam 7.41 wib).
Dokter.Tech.2010.”Perekam.Suara.dengan.ISD.2590”.http://doktertech.blogspot .co.id/2010/10/perekam-suara-dengan-isd-2590.html .( diakses pada tanggal 23 januari 2016 jam 7.19 wib. )
Yardi.Ramadan.2014.”Pengertian.Suhu.LM35”.http://dhany1412.blogspot.co.id/ 2014/09/sensor-suhu-lm35.html. (Diakses pada 23 Januari 2016 pukul 6.48 wib. )
(80)
Chip type : ATmega16 Program type : Application AVR Core Clock frequency: 8,000000 MHz
*****************************************************/ #include <mega16.h>
#include <stdio.h> #include <delay.h> #include <stdlib.h>
// Alphanumeric LCD functions #include <alcd.h>
#define sound PORTD #define sw PINB.1 #define play PORTB.0
unsigned char angka[10]={ 0b00000000, //0
0b00110111, //1 0b01000010, //2 0b01100011, //3 0b01111010, //4 0b10010000, //5 0b10110001, //6 0b00010110, //7 0b00000001, //8
(81)
unsigned char derajatcelcius=0b11000111; unsigned char suhuanda=0b00001011;
char buff[33]; unsigned int vin; float suhu;
int timer=300; // atur waktu detik int detik=0;
int flag=0;
int depan_koma,depan_koma_satuan,belakang_koma;
int delay1=3000,delay2=3000,delay3=3000; int delay4=3000,delay5=3000,delay6=3000;
// Timer1 overflow interrupt service routine interrupt [TIM1_OVF] void timer1_ovf_isr(void) {
// Reinitialize Timer1 value TCNT1H=0xE17B >> 8;
TCNT1L=0xE17B & 0xff; // Place your code here if(flag==1)detik++; else detik=0;
(82)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage delay_us(10);
// Start the AD conversion ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10; return ADCW; }
// Declare your global variables here
void read_lm35dz(){
vin=read_adc(0); // read analog
suhu=(float)vin*5/1023; // convert analog to celcius suhu=suhu*100;
}
void pemisah_angka(){ if(suhu>=30.0&&suhu<40){ depan_koma=(int)suhu/10;
depan_koma_satuan=(int)suhu%10; belakang_koma=(int)(suhu*10)%10; }}
(83)
play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay1); sound=0x00;
sound=tigapuluh; delay_ms(100); play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay2); sound=0x00;
if(depan_koma_satuan>0){
sound=angka[depan_koma_satuan]; delay_ms(100);
play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay3); sound=0x00;
}
if(belakang_koma>0){ sound=koma;
delay_ms(100); play=0;
(84)
sound=angka[belakang_koma]; delay_ms(100);
play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay5); sound=0x00;
}
sound=derajatcelcius; delay_ms(100);
play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay6); sound=0x00;
}
void main(void) {
// Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 0 Stopped // Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected TCCR0=0x00;
(85)
// Clock source: System Clock // Clock value: 7,813 kHz // Mode: Normal top=0xFFFF // OC1A output: Discon. // OC1B output: Discon. // Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge // Timer1 Overflow Interrupt: On // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x05; TCNT1H=0xE1; TCNT1L=0x7B; ICR1H=0x00; ICR1L=0x00; OCR1AH=0x00; OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer2 Stopped // Mode: Normal top=0xFF
(86)
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization // INT0: Off
// INT1: Off // INT2: Off MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization TIMSK=0x04;
// USART initialization // USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 1000,000 kHz // ADC Voltage Reference: AVCC pin ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
(87)
// TWI initialization // TWI disabled
TWCR=0x00;
// Alphanumeric LCD initialization // Connections are specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu: // RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 7 // EN - PORTC Bit 1 // D4 - PORTC Bit 2 // D5 - PORTC Bit 3 // D6 - PORTC Bit 4 // D7 - PORTC Bit 5 // Characters/line: 16 lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("TERMOMETER DIGITAL"); delay_ms(2000);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Ready..."); delay_ms(2000);
lcd_clear();
(88)
{
if(sw==0)flag=1; if(detik>=timer){ flag=0;
ngomong(); }
read_lm35dz(); pemisah_angka(); //lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);
sprintf(buff,"SUHU AND: %.1f C",suhu); lcd_puts(buff);
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf(buff,"Timer: %i ",detik); lcd_puts(buff);
delay_ms(100); }
(89)
(1)
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay4); sound=0x00;
sound=angka[belakang_koma]; delay_ms(100);
play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay5); sound=0x00;
}
sound=derajatcelcius; delay_ms(100);
play=0;
delay_ms(500); play=1;
delay_ms(delay6); sound=0x00;
}
void main(void) {
// Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 0 Stopped // Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected TCCR0=0x00;
(2)
TCNT0=0x00; OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: 7,813 kHz // Mode: Normal top=0xFFFF // OC1A output: Discon. // OC1B output: Discon. // Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge // Timer1 Overflow Interrupt: On // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x05; TCNT1H=0xE1; TCNT1L=0x7B; ICR1H=0x00; ICR1L=0x00; OCR1AH=0x00; OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer2 Stopped // Mode: Normal top=0xFF
(3)
// OC2 output: Disconnected ASSR=0x00;
TCCR2=0x00; TCNT2=0x00; OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization // INT0: Off
// INT1: Off // INT2: Off MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization TIMSK=0x04;
// USART initialization // USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 1000,000 kHz // ADC Voltage Reference: AVCC pin ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
(4)
ADCSRA=0x83;
// SPI initialization // SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization // TWI disabled
TWCR=0x00;
// Alphanumeric LCD initialization // Connections are specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu: // RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 7 // EN - PORTC Bit 1 // D4 - PORTC Bit 2 // D5 - PORTC Bit 3 // D6 - PORTC Bit 4 // D7 - PORTC Bit 5 // Characters/line: 16 lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("TERMOMETER DIGITAL"); delay_ms(2000);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Ready..."); delay_ms(2000);
lcd_clear();
(5)
#asm("sei") while (1)
// Place your code here while (1)
{
if(sw==0)flag=1; if(detik>=timer){ flag=0;
ngomong(); }
read_lm35dz(); pemisah_angka(); //lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,0);
sprintf(buff,"SUHU AND: %.1f C",suhu); lcd_puts(buff);
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf(buff,"Timer: %i ",detik); lcd_puts(buff);
delay_ms(100); }
(6)