PROTOTIPE BLOOD WARMER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8

(1)

Oleh Yuliyana Parindra

20133010028

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

Oleh Yuliyana Parindra

20133010028

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

Ditujukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

Program Studi D3Teknik Elektromedik

Oleh Yuliyana Parindra

20133010028

PROGRAM STUDI

D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

iii

Dipersiapkan dan disusun oleh Yuliyana Parindra NIM. 20133010028

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada tanggal : 24 Agustus 2016

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Heri Purwoko, S.T. Hanifah Rahmi Fajrin, S.T., M.Eng

NUPK. NIK. 19890123201604 183 014

Mengetahui, Ketua Program Studi

Teknik Elektromedik

Tatiya Padang Tunggal, S.T. NIK. 19680803201210 183 010


(5)

iv

Susunan Dewan Penguji

Nama Penguji Tanda Tangan 1. Ketua Penguji :

2. Penguji Utama : 3. Sekretaris Penguji:

Heri Purwoko, S.T. Iswanto, S.T., M.Eng

Hanifah Rahmi Fajrin, S.T.,M.Eng

... ... ...

Yogyakarta, 24 Agustus 2016

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DIREKTUR

Dr. Sukamta, S.T., M.T. NIK.19700502199603 123 023


(6)

v

yang pernah diajukan untuk memperoleh derajat Profesi Ahli Madya atau gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Yang menyatakan,


(7)

vi

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayahnya berupa akal pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PROTOTIPE BLOOD WARMER BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8”. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan kelulusan dengan gelar Ahli Madya.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir ini penulis mendapat banyak bantuan dalam bentuk saran, dorongan, dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankan penulis mengucap banyak terimakasih kepada :

1. Keluarga, terutama Orang tua yaitu Ibu dan Bapak atas kasih sayang, do‟a, dukungan, dan bimbingan yang tidak pernah ada kata lelah dan bosan.

“Terimakasih telah menjadi panutan, menjadi guru, merawat tanpa pamrih dari penulis lahir sampai waktu sekarang ini”.

2. Bapak Dr. Sukamta, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Muhammadiyah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menuntut dan mencari ilmu, belajar sebanyak-banyaknya di Vokasi pada program studi Teknik Elektromedik selama 3 tahun ini.

3. Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T., selaku Kepala Program Studi Teknik Elektromedik.


(8)

vii

5. Bapak Heri Purwoko, S.T., selaku dosen pembimbing dari rumah sakit yang telah memberikan bimbingan terbaik untuk penulis baik itu dalam bidang materi maupun moril.

6. Ibu Hanifah Rahmi Fajrin, S.T., M.eng selaku menjadi pembimbing tugas akhir penulis yang senantiasa sabar, ulet dan teliti di dalam proses bimbingannya.

7. Bapak/Ibu dosen penguji, yang telah berkenan menguji hasil penelitian dari penulis, dan memberikan hal-hal terbaik bagi penulis, kritik, saran dan masukan agar penulis menjadi lebih baik untuk kedepanya.

8. Seluruh staff, karyawan dan dosen-dosen pembantu program Vokasi, terutama Prodi Teknik Elektromedik yang selalu memberikan bantuan dikala penulis menemui kesulitan tentang perkuliahan, dan telah memberikan dorongan semangat untuk kuliah.

9. Teman-teman angkatan 2013 Teknik Elektromedik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang banyak memberikan masukan-masukan dan semangat serta dorongan kepada penulis “SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN KITA KESUKSESAN YANG TERBAIK! AMIIIN. SEMANGAT.

10. Adik-adik kelas Teknik Elektromedik yang sedang berjuang untuk menggapai masa depannya, yang juga selalu memberikan saran, dorongan,


(9)

viii

dari sempurna, untuk itu semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016


(10)

ix

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

ABSTRAK………... xiii

ABSTRACT……….…………... xiv

BAB I PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang …..………... 1

1.2. Batasan Masalah ………... 2

1.3. Rumusan Masalah ………... 2

1.4. Tujuan ………... 3

1.5. Manfaat ………... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….………... 5

2.1. Darah manusia……….…………... 5

2.2. Alat Blood Warmer ………...…... 8

2.3. Mikrokontroller ATMega8………... 10

2.3.1. Deskripsi Pin ATMega8…..………... 12

2.3.2. Konfigurasi Pin ………... 12

2.4. LCD (Liquid Crystal Display) …………... 16

2.5. IC LM35………... 22

2.6. Relay ………...………... 23

2.7. Heater …….………... 2.8. Transistor BC548... 24 25 2.9. Buzzer………... 25

BAB III METODOLOGI………... 27

3.1. Diagram Blok Cara Kerja ………...……... 27

3.2. Diagram Mekanis Sistem ………….…………... 29

3.3. Diagram Alir ………..………... 30

3.4. Rangkaian Catu Daya …..………... 30

3.5. Rangkaian Minimum System ATMega8…………... 32

3.6. Rangkaian Sensor Suhu…...……….………... 33

3.7. Rangkaian Driver Heater………... 34

3.8. Rangkaian LCD………... 35

3.9. Pembuatan Lay Out………... 36

3.9.1 Lay out Minimum System ATMega8 dan Power supply... 36

3.9.2 Lay out LM35………... 37

3.9.3 Lay out Driver Heater………... 38


(11)

x

BAB IV PEMBAHASAN ALAT ………...………... 47

4.1. Spesifikasi Alat…..……….…………... 47

4.2 Cara Kerja Alat…..………..………... 48

4.3. Variabel Penelitian ….……….………... 48

4.4. Pengujian Alat dan Hasil Pengujian ...…… …………... 48

4.5. Grafik Kesimpulan Data Hasil Pengukuran Dan Pengujian…... 66

4.6. Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruhan……….. 68

4.7. Kelebihan Dan Kekurangan Modul TA…………... 69

BAB V PENUTUP………... 70

5.1. Kesimpulan ………..………... 70

5.2. Saran ……….…………... 71

DAFTAR PUSTAKA ..…………...………... 72 LAMPIRAN


(12)

xi

……….…...………... 18

Tabel 2.3. Fungction Set………...……….…………... 18

Tabel 2.4. Entri Mode Set…….………...…………..….…….……….... 19

Tabel 2.5. Display ON-OFF /Kursor………..……...……….. 20

Tabel 2.6. Display Clear………...……….. 21

Tabel 2.7. Shift right atau Left………... 21

Tabel 2.8. Pemilihan Lokasi RAM LCD Character…………....……... 21

Tabel 4.1. Tabel pengukuran Suhu di 36ºC………...….…………... 44

Tabel 4.2. Tabel pengukuran Suhu di 37ºC……….………….…... 46

Tabel 4.3. Tabel pengukuran Suhu di 38ºC………... 47

Tabel 4.4. Tabel pengukuran Suhu di 39ºC………...……... 49 Tabel 4.5. Tabel Kondisi Transistor Pada Rangkaian Driver Heater....

59 Tabel 4.6. Tabel Pengujian Tombol………...………..……...

60 Tabel 4.7. Tabel Pengukuran dan Penguijian Suhu.…….....


(13)

xii

Gambar 2.3. Hasil Uji Penulis Lain di Setting 39ºC... 10

Gambar 2.4. Deskripsi Pin ATMega8……….…... 12

Gambar 2.5. LCD karakter 16x2………...……….…... 16

Gambar 2.6. Sensor LM35…………..………..….…….………... 22

Gambar 2.7. Relay 5V………... 23

Gambar 2.8. Gambar Heater………...……….... 24

Gambar 2.9. Gambar Transistor... 25

Gambar 3.11. Buzzer ……….... 25

Gambar 3.1. Blok Diagram Prototipe Blood warmer………. 27

Gambar 3.2. Rangkaian Keseluruhan Prototipe blood warmr... 28

Gambar 3.3. Diagram Mekanis Prototipe Blood Warmer…………... 29

Gambar 3.4. Diagram Alir……….…….………... 30

Gambar 3.5. Power Supply 5V……….... 31

Gambar 3.6. Minimum system ATMega8………. 32

Gambar 3.7. Skematik Rangkaian sensor suhu LM35……….... 33

Gambar 3.8. Rangkaian tambahan sensor suhu LM35……….………... 34

Gambar 3.9. Rangkaian Driver heater ………...………... 34

Gambar 3.10. Rangkaian LCD ………...……... 35

Gambar 3.11. Lay Out Rangkaian Minimum system ATMega8 dan power supply 5v ... 36

Gambar 3.12. Bentuk hasil rakitan………... 37

Gambar 3.13. Rangkaian suhu LM35………....……..…... 37

Gambar 3.14. Bentuk hasil rakitan...……...……….. 38

Gambar 3.15. Skematik rangkaian Driver Relay……..…..…………....... 38

Gambar 3.16. Bentuk hasil rakitan ……….………... 39

Gambar 4.1. Gambar spesifikasi alat…………..……….... 42 Gambar 4.2. Diagram data hasil pengukuran di suhu 36ºC …………... 51 Gambar 4.3. Diagram data hasil pengukuran di suhu 37ºC... 53

Gambar 4.4. Diagram data hasil pengukuran di suhu 38ºC... 55

Gambar 4.5. Diagram data hasil pengukuran di suhu 39ºC …….……... 57

Gambar 4.6. Diagram data hasil pengukuran rata-rata temperature…... 61


(14)

xiii ABSTRAK

YULIYANA PARINDRA 20133010028

Blood Warmer adalah alat yang berfungsi untuk menghangatkan darah sesuai suhu tubuh manusia. Alat ini digunakan untuk transfusi darah, dimana sebelumnya kantong darah ini disimpan dalam Blood Bank dengan suhu 2°C – 6°C. Agar tidak terjadi pembekuan darah yang terlalu lama maka pasien memerlukan Blood Warmer untuk proses transfusi. Pemanasan pada selang darah berfungsi untuk memanaskan darah sesuai dengan suhu pada tubuh pasien. Perancangan alat secara keseluruhan meliputi pokok bahasan utama tugas akhir.

Perangkat keras meliputi perancangan rangkaian catu daya, rangkaian sistem minimum microcontroller ATMega8, rangkaian sensor suhu, rangkaian driver heater, dan rangkaian LCD. Sedangkan perancangan untuk perangkat lunak meliputi pemrograman bahasa codevision avr. Prinsip kerja dari sistem secara keseluruhan yaitu: Rangkaian sensor suhu akan memberikan masukan pada microcontroller untuk diproses dan menghasilkan output berupa panas melalui heater. Sensor suhu bekerja sebagai penghangat darah. Setelah dilakukan pengaturan suhu, microcontroller bekerja sesuai dengan perintah user. Dimana sensor suhu memberikan sinyal input kepada microcontroller dan microcontroller memerintahkan output yakni heater bekerja menghasilkan panas sesuai dengan setting suhu.

Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian alat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Telah dirancang alat prototipe blood warmer berbasis microcontroller ATMega8 yang dapat berfungsi dengan baik. Pada saat pengukuran, suhu heater akan mati apabila panas telah mencapai settingan suhu yang diinginkan. Begitupula sebaliknya pada saat suhu kurang dari yang diatur, maka heater akan aktif untuk memanaskan sesuai dengan suhu yang di setting oleh user. Dari hasil pengujian alat prototipe blood warmer ini memiliki keakurasian sebesar 99%.


(15)

xiv ABSTRACK

YULIYANA PARINDRA 2013 301 0028

Blood Warmer is a tool that serves to warm the blood according to human body temperature. This tool is used for blood transfusions, where previously this blood bags stored in a Blood Bank with a temperature 2-6 ° C, so that it does not happen too long blood clots then the patient requires Blood transfusion process for Warmer. Warming up on a blood hose serves to heat the blood in accordance with temperature on the patient's body.

Overall tool design includes the main subject of the final project. The hardware includes the design of the power supply circuit, a series of minimum system microcontroller ATMega8, series temperature sensor, heater, driver circuits and LCD sets. While the design for the software includes the programming language basic codevision avr. The working principle of the system as a whole, namely: a series of temperature sensors will provide input on a microcontroller to process and generate output in the form of heat through the heater. Temperature sensors work as of blood warmers. After setting the temperature, the microcontroller works according to the user command. Where the temperature sensor signal input to a microcontroller and microcontroller ordered output i.e. the heater produces heat work in accordance with the setting temperature.

Based on the results of the measurements and testing tools conclusion as follows: prototype tool has been designed blood warmer based microcontroller ATMega8 can function properly. At the time of measurement, the temperature of the heater will end when the heat has reached the desired temperature setting. Neither instead on when the temperature is less than is set, then the heater will be activated to heat up the temperature in accordance with the settings by the user. From the results of testing of prototype tools blood warmer has a accuracy of 99%.


(16)

(17)

(18)

YULIYANA PARINDRA 20133010028

Blood Warmer adalah alat yang berfungsi untuk menghangatkan darah sesuai suhu tubuh manusia. Alat ini digunakan untuk transfusi darah, dimana sebelumnya kantong darah ini disimpan dalam Blood Bank dengan suhu 2°C – 6°C. Agar tidak terjadi pembekuan darah yang terlalu lama maka pasien memerlukan Blood Warmer untuk proses transfusi. Pemanasan pada selang darah berfungsi untuk memanaskan darah sesuai dengan suhu pada tubuh pasien. Perancangan alat secara keseluruhan meliputi pokok bahasan utama tugas akhir.

Perangkat keras meliputi perancangan rangkaian catu daya, rangkaian sistem minimum microcontroller ATMega8, rangkaian sensor suhu, rangkaian driver heater, dan rangkaian LCD. Sedangkan perancangan untuk perangkat lunak meliputi pemrograman bahasa codevision avr. Prinsip kerja dari sistem secara keseluruhan yaitu: Rangkaian sensor suhu akan memberikan masukan pada microcontroller untuk diproses dan menghasilkan output berupa panas melalui heater. Sensor suhu bekerja sebagai penghangat darah. Setelah dilakukan pengaturan suhu, microcontroller bekerja sesuai dengan perintah user. Dimana sensor suhu memberikan sinyal input kepada microcontroller dan microcontroller memerintahkan output yakni heater bekerja menghasilkan panas sesuai dengan setting suhu.

Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian alat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Telah dirancang alat prototipe blood warmer berbasis microcontroller ATMega8 yang dapat berfungsi dengan baik. Pada saat pengukuran, suhu heater akan mati apabila panas telah mencapai settingan suhu yang diinginkan. Begitupula sebaliknya pada saat suhu kurang dari yang diatur, maka heater akan aktif untuk memanaskan sesuai dengan suhu yang di setting oleh user. Dari hasil pengujian alat prototipe blood warmer ini memiliki keakurasian sebesar 99%.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi, berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri(Dr. H. Mohamad Sadikin, Dsc. 2002.)

Transfusi darah merupakan proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lain. Sebelum dilakukan transfusi, darah di simpan pada suhu 2ºC-6ºC( P.L. Mollison. 1997). Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, shock dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah(Irmanusil. 2014).

Alat penghangat darah atau Blood Warmer merupakan alat bertenaga listrik yang digunakan untuk menghangatkan atau memanaskan darah atau cairan sebelum dilakukan transfusi kepada pasien. Alat ini biasa digunakan dalam situasi darurat, dalam kamar operasi dan dalam ruangan intensive (intensive care) untuk mencegah terjadinya hipotermia / kedinginan. Alat


(20)

ini menghangatkan darah ke suhu yang aman untuk ditransfusi ke tubuh pasien(Gesunde Medika. 2016).

Sehubungan dengan itu, penulis akan membuat alat dengan judul,

Prototipe Blood Warmer Berbasis Microcontroller AVR ATMega8. Yang mana hasil dari pengukuran suhu akan ditampilkan pada LCD Karakter 16x2.

1.2. Batasan Masalah

Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam penyajiannya, penulis membatasi pokok-pokok batasan yang akan dibahas yaitu :

1. Pemanasan suhu antara 36ºC sampai 39ºC( Rini Minarsih. 2013). 2. Suhu melebihi 42ºC maka alarm berbunyi.

3. Angka suhu ditampikan pada LCD 16x2. 4. Alat ini digunakan untuk orang dewasa.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu :

Dibuat suatu alat Prototipe Blood Warmer Berbasis Microcontroller ATMega8 dengan dilengkapi setting suhu untuk menyesuaikan nilai suhu


(21)

alat dengan suhu pasien dan buzzer sebagai penanda apabila suhu melebihi batas setting.

1.4. Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mendesain alat blood warmer berbasis microcontroller ATMega8.

1.4.2 Tujuan Khusus

Dengan acuan permasalahan di atas, maka secara operasional tujuan khusus pembuatan alat ini antara lain :

1. Membuat rangkaian power supply ±5v. 2. Membuat rangkaian suhu LM35. 3. Membuat rangkaian pemanas heater.

4. Membuar rangkaian minimum system microcontroller ATMega8.

5. Membuat rangkaian LCD karakter 16x2.

1.5. Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan mahasiswa Teknik Elektromedik mengenai aplikasi penggunaan sensor LM35 dan penerapan ilmu yang telah dipelajari serta perancangan dalam bentuk alat.


(22)

1.5.2 Manfaat Praktis

Dengan adanya alat ini diharapkan dapat sebagai sarana belajar mengenal dan mendalami alat kesehatan khususnya alat blood warmer yang dapat mengurangi terjadinya efek hipotermia / kedinginan pasca dilakukannya transfusi darah.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Darah Manusia

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya(Dr. H. Mohamad Sadikin, Dsc. 2002). Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan mempunyai sistem transportasi dengan darah. Cairan ini berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah–ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar oksigen dan karbon dioksida. Bila kadar oksigen tinggi maka warna darah menjadi merah muda, tetapi bila kadar karbon dioksida-nya tinggi maka warnanya menjadi merah tua. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel–sel darah (darah padat). Volume darah pada manusia atau hewan level tinggi (mamalia) adalah 8% berat badannya. Darah pada tubuh manusia sekitar 1/13 beratnya atau sekitar 4 atau 5 liter pada orang dewasa. Darah merupakan cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk


(24)

menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian(Evi Andriani. 2010).

Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, shock dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah(Irmanusil. 2014). Alat blood warmer biasa digunakan dalam situasi darurat, dalam kamar operasi dan dalam ruangan intensive (intensive care) untuk mencegah terjadinya hipotermia / kedinginan. Alat ini menghangatkan darah ke suhu yang aman untuk ditransfusi ke tubuh pasien(Gesunde Medika. 2016).

Jika sejumlah besar darah akan ditransfusikan dalam waktu yang singkat, maka dibutuhkan darah hangat, karena darah yang dingin akan mengakibatkan aritmia ventrikel bahkan kematian. Menghangatkan darah dengan air hangat hendaknya pada suhu 37ºC-39ºC. Karena bila lebih 40ºC, eritrosit akan rusak( Nn. 2009).

Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut(Evi Andriani. 2010):

1. Sebagai alat pengangkut, yaitu mengangkut :

a. Zat–zat makanan dari sel–sel otot usus ke seluruh jaringan tubuh.


(25)

b. Oksigen dari alat pernapasan ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan oksigen, tugas ini dilaksanakan oleh hemoglobin.

c. Karbon dioksida (CO2) dari seluruh jaringan tubuh ke alat

pernapasan, yakni paru–paru.

d. Zat–zat metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke alat– alat ekskresi.

e. Hormon dari kelenjar buntu atau endokrin ke bagian tubuh tertentu.

f. Air untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.

2. Sebagai benteng pertahanan tubuh dari infeksi berbagai kuman penyakit. Fungsi ini dilaksanakan oleh zat antibodi, sel–sel darah putih dan sel–sel darah pembeku.

3. Menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan alat–alat tubuh yang aktif ke alat–alat tubuh yang tidak aktif.

4. Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan tubuh.


(26)

2.2. Alat Blood Warmer

Spesifikasi alat blood warmer dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Alat Blood Warmer Spesifikasi alat

Nama : Blood Warmer Animec Merk/tipe : Animec AM-301 Seting suhu : 36ºC atau 39 ºC Aliran transfusi : 1/20 ml /min

Offer Temperature : >42 ºC (buzzer ON)

Penghangat Darah/Blood Warmer adalah alat bertenaga listrik yang d igunakan untuk menghangatkan atau memanaskan darah atau cairan sebelu m dilakukan transfusi kepada pasien. Blood Warmer biasa digunakan dala m situasi darurat, dalam kamar operasi dan dalam ruangan intensive (intens


(27)

ive care) untuk mencegah hipotermia/ kedinginan. Alat ini menghangatkan darah ke suhu yang aman untuk ditransfusi ke tubuh pasien(Gesunde Medika. 2016).

Sebelumnya telah ada penulis lain yang membuat alat dengan judul pr ototype blood warmer berbasis microcontroller ATMega 8535 oleh feri and riani dengan dilengkapi pemilihan suhu 35ºC-40ºC. Akan tetapi belum ada alarm yang berfungsi sebagai pengaman jika suhu jauh melebihi setting (Feri Andriani. 2013)


(28)

Gambar 2.3. Hasil uji penulis lain di setting 39ºC

Dari gambar 2.3 diketahui bahwa pemanasan suhu melebihi batas yang diinginkan ketika dilakukan setting suhu di 39ºC, pada keadaan ini perlu adanya suatu alarm pengaman apabila suhu yang terukur jauh melebi hi setting. Oleh karena itu penulis akan membuat alat Pototipe blood war mer berbasis microcontroller ATMega8 dimana terdapat setting suhu 36ºC -39ºC dan pengaman alarm bila melebihi suhu setting.

2.3. Microcontroller ATMega8

AVR merupakan salah satu jenis microcontroller yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena cukup hanya


(29)

dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan reset.

Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM 128 byte sampai dengan 512 byte. AVR ATMega8 adalah microcontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8K byte in-Sistem Programmable Flash. Microcontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATMega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk ATMega8 tipe L, microcontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V sedangkan untuk ATMega8 hanya dapat tegangan antara 4,5 – 5,5 V.


(30)

2.3.1 Deskripsi Pin ATMega8

Deskripsi yang disampaikan hanyalah tentang fungsi-fungsi dasar pin-pin ATMega8. Fungsi-fungsi alternatif/khusus akan dibahas pada tulisan lain.

Gambar 2.4. Deskripsi Pin ATMega8

2.3.2 Konfigurasi Pin a. VCC

Suplai tegangan digital. Besarnya tegangan berkisar antara 4,5 – 5,5V untuk ATMega8 dan 2,7 – 5,5V untuk ATMega8L.

b. GND


(31)

c. PORTB (PB7..PB0)

PORTB adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 8-bit dengan resistor pull-up internal yang dapat dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai source ataupun sink. Ketika digunakan sebagai input, pin yang di pull-low secara eksternal akan memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan. Pin-pin PORTB akan berada pada kondisi tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock tidak running.

d. PORTC (PC5..PC0)

PORTC adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 7-bit dengan resistor pull-up internal yang dapat dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai source ataupun sink.

Ketika digunakan sebagai input, pin yang di pull-low secara eksternal akan memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan. Pin-pin PORTC akan berada pada kondisi tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock tidak running.


(32)

e. PC6/RESET

Jika Fuse RSTDISBL diprogram, maka PC6 berfungsi sebagai pin I/O akan tetapi dengan karakteristik yang berbeda dengan PC5..PC0. Jika Fuse RSTDISBL tidak diprogram, maka PC6 berfungsi sebagai masukan reset. Sinyal LOW pada pin ini dengan lebar minimum 1,5 mikrodetik akan membawa microcontroler ke kondisi Reset, meskipun clock tidak running.

f. PORTD (PD7..PD0)

PORTD adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 8-bit dengan resistor pull-up internal yang dapat dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai source ataupun sink. Ketika digunakan sebagai input, pin yang di pull-low secara eksternal akan memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan. Pin-pin PORTD akan berada pada kondisi tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock tidak running.

g. RESET

Pin masukan Reset. Sinyal LOW pada pin ini dengan lebar minimum 1,5 mikrodetik akan membawa microcontroler ke kondisi Reset, meskipun clock tidak running. Sinyal dengan


(33)

lebar kurang dari 1,5 mikrodetik tidak menjamin terjadinya kondisi Reset.

h. AVCC

AVCC adalah pin suplai tegangan untuk ADC, PC3..PC0, dan ADC7..ADC6. Pin ini harus dihubungkan dengan VCC, meskipun ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, VCC harus dihubungkan ke AVCC melalui low-pass filter untuk mengurangi noise.

i. AREF

Pin Analog Reference untuk ADC. j. ADC7, ADC6

Analog input ADC. Hanya ada pada ATMega8 dengan package TQFP dan QFP/MLF.

2.4. LCD (Liquid Crystal Display)

Gambar LCD 16x2 dapat dilihat pada gambar 2.5.


(34)

Beberapa pin yang penting pada LCD Character 16x2 adalah sebagai berikut :

RS : Register Select

RS = 0; untuk menulis ke register instruksi RS = 1; untuk menulis ke register data R/W: Read/ write

R/S = 0; proses write ( penulisan data/ instruksi ) R/S = 1; proses read ( pembacaan )

EN: Enable data

Difungsikan untuk penguncian data ( lacht ), pada saat ada transisi high to low maka data atau instruksi pada data bus akan terkunci.

D0-D7: Data bus 8 bit

Difungsikan untuk pengiriman data atau instruksi

Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah tabel konfigurasi PIN LCD 2x16 Character:


(35)

Tabel 2.1. Konfigurasi PIN LCD 2 x 16 Character

Untuk lebih jelas dalam memahaminya, keterangan pin LCD 2 x 16 Karakter dapat dilihat pada tabel 2.2 :


(36)

Tabel 2.2. Fungsi Pin Pada LCD Karakter

Nama Signal Fungsi

DB0 – DB7 Untuk mengirimkan data karakter atau dan instruksi

E Enable- Signal start untuk mulai pengiriman data atau instruksi

R/W Signal yang digunakan untuk memilih mode baca atau tulis

„0‟ : write

„1‟ : tulis

RS Register Select

“0”: Instruction register (Write)

“1”: Data register (Write, Read)

Vee Tegangan Pengaturan kontras pada LCD Vcc Tegangan Vcc

Vss Tegangan 0V atau Ground

Berikut ini adalah tabel keterangan fungsi set: Tabel 2.3. Function Set

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 1 DL N F X X

DL : Set data lenght. Bit ini digunakan untuk mengatur apakah interface jalur data antara microcontroler dengan LCD Karakter adalah 4 bit atau 8 bit

DL = 0; Data lenght 4 bit DL = 1; Data lenght 8 bit


(37)

N : Set jumlah baris. Bit ini dugunakan untuk setting jumlah baris yang akan digunakan pada LCD Karakter, satu baris atau dua baris.

N = 0; Satu baris display N = 1; Dua baris display

F : Set character font. Bit ini dugunakan untuk membangun ukuran besar atau kecilnya dari font karakter yang akan didisplaykan ke LCD Karakter.

F = 0; Ukuran font karakter 5 x 7 dot F = 1; Ukuran font karakter 5 x 10 dot

Untuk lebih jelasnya perhatikan juga tabel 2.4: Tabel 2.4. Entry Mode Set

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S

I/D : Set increment atau decrement I/D = 0; Decrement RAM I/D = 1; Increment RAM

S : Menggeser display ke kanan atau ke kiri S = 0; display tidak bergeser


(38)

Dalam memahami display ON-OFF / kursor lihat tabel di bawah 2.5: Tabel 2.5. Display ON-OFF/ Kursor

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0 0 1 D C B

D : Set display ON/ OFF. Bit ini untuk mengatur apakah display LCD di hidukan atau dipadamkan.

D = 0: Display OFF D = 1; Display ON

C : Set display cursor ON/ OFF. Bit ini untuk menampilkan atau tidak, cursor pada LCD karakter. untuk menandai karakter yang tercetak pada layar seperti halnya pada monitor komputer.

C = 0; Cursor OFF C = 1; Cursor ON

B : Set cursor berkedik ( BLINK ). Bit ini dapat digunakan untuk mengatur cursor pada LCD karakter apakah berkedip atau tidak.

B = 0; Cursor tidak berkedip B = 1; Cursor berkedip

Untuk mengetahui lebih jelas masalah display clear perhatikan tabel di bawah ini:


(39)

Tabel 2.6. Display Clear

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

Instruksi ini difungsikan untuk membersihkan layar LCD character Perhatikan juga tabel di bawah ini:

Tabel 2.7. Sift Right atau Left

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0 1 S/C R/L X X

S/C : Untuk menggeser cursor atau display S/C = 0; menggeser cursor

S/C = 1; menggeser display

R/L : Untuk menggeser ke kiri atau kekanan R/L = 0; menggeser ke Left

R/L = 1; menggeser ke Right

Untuk memahami lebih jelas dalam pemilihan lokasi RAM LCD Character maka terlebih dahulu perhatikan tabel di bawah ini:

Tabel 2.8. Pemilihan Lokasi RAM LCD Character

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 1 Y 0 0 X X X X

Y : Pemilihan lokasi RAM baris 1 atau 2


(40)

Y = 1; pemilihan lokasi RAM LCD pada baris 2

XXXX: Pemilihan alamat dari address 0000 s/d 1111 atau 0 s/d 15 desimal, karena jumlah karakter yang dapat dimunculkan pada layar LCD karakter adalah 16 Karakter.

2.5. IC LM35

Gambar IC LM35 dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Sensor LM35

Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga


(41)

mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 μA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5ºC pada suhu 25ºC(Ambar Tri Utomo, Ramadani Syahputra, I., 2011).

2.6. Relay

Gambar relay dapat dilihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. Relay

komponen ini berfungsi untuk mengakatifkan dan menonaktifkan berdasarkan sinyal dari transistor. Untuk jenis relay yang digunkan adalah relay dual contactor 5 VDC untuk mengatur kinerja dari Heater.


(42)

2.7. Heater

Gambar heater dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8. Heater

Electrical Heating Element (elemen pemanas listrik) banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam rumah tangga ataupun peralatan dan mesin industri. Bentuk dan type dari Electrical Heating Element ini bermacam macam disesuaikan dengan fungsi, tempat pemasangan dan media yang akan di panaskan.


(43)

2.8. Transistor BC548

Gambar Transistor dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9. Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Pada penelitin kali ini transistor digunakan mengunakan jenis npn berfungasi sebagai saklar pada rangkaian driver heater.

2.9. Buzzer

Gambar buzzer dapat dilihat pada gambar 2.10.


(44)

adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada penelitian kali ini buzzer digunakan sebagai penanda atau alarm apabila suhu yang terbaca melebihi range setting.


(45)

BAB III METODOLOGI

3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja

Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer

Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan oleh rangkaian power supply yang nantinya akan menyuplai tegangan pada rangkaian. Pertama kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting suhu untuk mengatur nilai suhu sesuai dengan suhu pasien dan suhu heater untuk memonitoring suhu pada heater.


(46)

Driver relay berfungsi untuk mematikan heater ketika suhu telah tercapai dan menyalakan heater jika suhu di bawah dari suhu yang diinginkan. Suhu pasien, dan suhu heater dapat ditampilkan secara langsung pada LCD.

Gambar 3.2. Rangkaian Keseluruhan Prototipe Blood warmer

Gambar 3.2. merupakan rangkaian keseluruhan alat prototype blood warmer. Rangkaian minimum system berfungsi sebagai pengendali dari rangkaian keseluruhan yang penulis buat, dan juga sebagai tempat dimana ditanamkannya program. Rangkaian suhu menggunakan LM35 berfungsi sebagai monitoring suhu pada elemen heater. Driver heater sebagai kendali ON/OFF heater. LCD 16x2 sebagai penampil dari nilai yang terbaca oleh LM35 dan kinerja Heater.


(47)

3.2 Diagram Mekanis Sistem

Untuk memudahkan dalam pembuatan alat prototype blood warmer maka penulis membuat diagram dan mekanis sistem sebagai gambaran ketika melakukan pembuatan box dan penempatan komponen. Berikut merupakan gambaran alat yang akan dibuat.

Gambar 3.3. Diagram Mekanis Prototipe Blood Warmer

Keterangan :

a. : Indikator Heater ON / OFF b. : Tampilan LCD 16x2 c. : Indikator Alat ON/OFF d. : Tombol Reset

e. : Tombol UP

f. : Tombol Power ON/OFF g. : Tombol Enter


(48)

i. : Blok Heater ( Pemanas selang) j. : Sensor LM35

3.3 Diagram Alir

Diagram alir alat ptototipe blood warmer bisa dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4. Diagram Alir seles Buzer=OFF Ya Reset Ya Buzer=ON Suhu heater < 41 ? Tidak Ya Suhu heater > 42

? Tidak Heater OFF Tidak Ya Setpoint suhu>suh u heater ? Setpoint Suhu

Heater ON mulai


(49)

Setelah menyalakan alat, maka LCD melakukan inisialisasi. Setpiont untuk mengatur nilai suhu sesuai dengan nilai suhu yang terukur, lalu tekan enter untuk memulai proses pemanasan. Heater ON ketika suhu kurang dari suhu setting dan OFF ketika lebih dari suhu setting. Jika suhu heater lebih dari 42ºC maka buzzer ON, ketika suhu heater kurang dari 41ºC buzzer OFF. Program selesai (ketika tombol reset ditekan (menghentikan) maka program akan berakhir).

3.4 Rangkaian Catu Daya

Rangkaian catu daya power supply 5v dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Power Supply 5 v

Tegangan ini akan diumpankan ke transformator penurun tegangan T1. Transformator T1 ini akan menurunkan tegangan 220 VAC menjadi 12 VAC. Tegangan ini kemudian disearahkan oleh dioda penyearah D1 dan D2 menjadi tegangan DC 12 Volt, dimana tegangan ini akan diratakan oleh


(50)

kapasitor perata tegangan ripple. Tegangan 12 VDC ini diumpankan ke IC regulator 7805, dimana IC regulator ini akan mengeluarkan tegangan DC sebesar 5 VDC yang stabil. Tegangan DC 5 Volt yang stabil ini digunakan sebagai tegangan driver relay, catu daya bagi IC-IC digital dan microcontroler yang ada pada rancangan alat ini.

3.5 Rangkaian Minimum System ATMega8

Rangkaian Minimum system ATMega8 dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6. Minimum system ATMega8

Rangkaian minimum system adalah sebuah hardware berfungsi sebagai rangkaian target untuk mendownload atau menghapus sebuah


(51)

program dan sebagai pengeksekusi jalannya alat, dimana terdapat komponen aktif IC ATMega8 sebagai tempat program ditanam.

3.6 Rangkaian Sensor Suhu

Sensor suhu yang dipakai menggunakan komponen LM 35 tipe DZ. Fungsi dari komponen LM 35 ini adalah mengubah data yang diterima dalam bentuk besaran suhu menjadi besaran elektrik yaitu tegangan. Sensor suhu ini mengeluarkan perubahan tegangan sebesar 10 mV setiap kenaikan suhu 1ºC. LM 35 dapat dicatu dengan tegangan DC sebesar 4 Volt sampai 30 Volt. Rangkaian dari sensor suhu dengan menggunakan LM 35 dapat dilihat melalui gambar 3.7.


(52)

Dengan hanya menggunakan LM 35 saja maka tegangan keluaran dari sensor belum stabil, Oleh karena itu untuk menstabilkan tegangan keluaran dari sensor digunakan rangkaian tambahan dengan menambahkan nilai resistor dan capasitor. Rangkaian tambahan dari sensor suhu dapat dilihat melalui gambar 3.8.

Gambar 3.8. Rangkaian tambahan sensor suhu LM35

3.7 Rangkaian Driver Heater

Rangkaian driver heater dapat dilihat pada gambar 3.9.


(53)

Jika masukan pada kaki basis transistor Q2 bertegangan satu (high), maka transistor Q2 akan membuka (saturasi) sehingga arus mengalir melalui relay. Dengan demikian saklar relay akan membuka dan heater nyala. Begitu juga sebaliknya. Pada rangkaian Driver relay diberi diode yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian apabila arus dari relay terlalu berlebihan, arus yang membalik dari relay akan di umpankan ke VCC sehingga tidak mengalir ke rangkaian transistor.

3.8 Rangkaian LCD

Rangkaian LCD dapat dilihat pada gambar 3.10.

Gambar 3.10. Rangkaian LCD

Rangkaian LCD 16x2 digunakan sebagai tampilan nilai suhu yang terukur dan menampilkan kondisi kerja driver relay. Penempatan rangkaian LCD 16x2 diletakan dibagian PORTB dan PORTD di rangkaian minimum system ATMega8.


(54)

3.9 Pembuatan Lay out

Desain lay out yang peneliti buat menggunakan program Diptrace. Berikut ini adalah hasil dari desainannya:

3.9.1 Lay out Minimum System ATMega8 dan power supply 5v

Lay out Minimum System ATMega8 dan power supply 5v dalap dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11. Rangkaian Minimum system ATMega8 dan power supply 5v

Daftar komponen:

1. IC ATMega8...1 buah 2. Crystal 12MHz...1 buah 3. Capasitor 22pF…...2 buah 4. Socket pin 40…..………...2 buah 5. Diode 1N4002…………...4 buah 6. Capasitor 470uF………...2 buah


(55)

7. IC 7805………...1 buah 8. Trimister 100k…...1 buah 9. Resistor 1k………...1 buah 10. Led hijau…………...1 buah

Gambar 3.12. Bentuk hasil rakitan

3.9.2 Lay out LM35

Rangkaian lay out LM35 dapat dilihat pada gambar 3.13.


(56)

Daftar komponen:

1. LM35……….……..1 buah 2. Capasitor 0,1uF…………..2 buah 3. Resistor 100 ohm...1 buah

Gambar 3.14. Bentuk hasil rakitan

3.9.3 Driver Heater

Rangkaian driver heater dapat dilihat pada gambar 3.15.


(57)

Daftar komponen:

1. BC 548…………....….1 buah 2. Resistor 10k…………..1 buah 3. Resistor 450 ohm……..1 buah 4. Led merah …..………..1 buah 5. Diode 1N4002…...…...1 buah 6. Relay 5v………....1 buah

Gambar 3.16. Bentuk hasil rakitan

3.10 Pembuatan Chasing

Pembuatan chasing bertujuan untuk memperkuat rangkaian agar tidak mudah rusak. Selain itu tujuan pembuatan chasing agar supaya memiliki daya keindahan dan layak untuk digunakan. Berikut adalah bahan dan alat yang harus disiapkan.


(58)

3.10.1 Bahan:

- Axrilix (menyesuaikan ukuran rangkaian) - Lem G

-Lem tembak 3.10.2 Alat:

- Gergaji besi - Cutter

- Nikelin / heater kaca - Amplas halus dan kasar

3.10.3 Proses pembuatan:

- Potong axrilix menggunakan gergaji besi sesuai desain - Bentuk sesuai desain dengan menggunakan heater kaca - Rekatkan dengan lem G, tunggu sampai lem kering, kemudian

amplas sampai halus

- Posisikan LCD pada desain box dengan sempurna - Rakit LCD dan rangkaian yang lainnya

3.11 Pembuatan Program

Dalam pembuatan program penulis menggunakan pemrograman bahasa C dimana isi programnya pada halaman terlampir.


(59)

3.12 Rumus Statistik

Pengukuran untuk kalibrasi dilakukan sebanyak 20 kali dalam percobaan dengan membandingkan dengan alat yang berstandar dan dicari nilai standar deviasi (STDV), angka ketidakpastian dan juga error dengan rumus sebagai berikut:

3.12.1 Rata – rata

Rata – rata adalah nilai atau hasil pembagian dari jumlah data yang diambil atau diukur dengan banyaknya pengambilan data atau banyaknya pengukuran.

Rata – Rata ( X ) = n

Xi

Dimana :

X = rata rata

∑Xi = Jumlah nilai data

n = Banyak data ( 1,2,3,…,n )

3.12.2 Simpangan

Simpangan adalah selisih dari rata–rata nilai harga yang dikehendaki dengan nilai yang diukur. Berikut rumus dari simpangan :

Simpangan = Y – X

(3.1)


(60)

Dimana :

Y = suhu setting = rerata 3.12.3 Error (%)

Error (kesalahan) adalah selisih antara mean terhadap masing-masing data. Rumus error adalah:

Error% =

x 100%

3.12.4 Standar Deviasi

Standar deviasi adalah suatu nilai yang menunujukan tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari meannya.

Rumus standar deviasi (SD) adalah:

1

1 2   

n X X SD n i i Dimana :

SD = standar deviasi

= nilai yang dikehendaki n = banyak data

X

X

(3.3)


(61)

3.12.5 Ketidakpastian (UA)

Ketidakpastian adalah kesangsian yang muncul pada tiap hasil. Atau pengukuran biasa disebut sebagai kepresisian data satu dengan data yang lain.

Rumus dari ketidakpastian adalah sebagai berikut:

Ketidakpastian = √

Dimana :

STDV = Standar Deviasi n = banyaknya data

3.13 Pengukuran Alat

Setelah perangkat keras selesai dibuat dan dirancang, langkah selanjutnya adalah menguji alat apakah alat berjalan sesuai dengan perancangan yang diinginkan.

Sebelum melakukan pendataan, peneliti melakukan beberapa persiapan agar dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan semestinya, kegiatan tersebut meliputi :

1. Mencari dan mempelajari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas untuk digunakan sebagai bahan referensi.


(62)

2. Menganalisa serta memahami cara kerja dari rangkaian yang penulis rancang.

3.14 Persiapan Alat

Adapun persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Modul Alat Blood Warmer

2. Avometer Digital

Merk : MASDA Model : DT830

Tegangan AC/DC : 220 Volt/80-15KHz 3. Thermometer Digital

Merk : NETECH Satuan : °C

3.15 Persiapan Bahan

Daftar komponen yang dipersiapkan pada alat blood warmer a. Tombol start,reset dan pemilihan nilai suhu

1. Push button Switch (1 buah) 2. Push ON (3 buah)

b. Rangkaian catu daya 1. Trafo model CT ( 2A) 2. Dioda 1N4002 (4 buah) 3. Kapasitor 470uF (4 buah)


(63)

4. Kapasitor 100nF (4 buah) 5. IC 7805 (2 buah)

6. Socket pin kaki 3 (1 buah) c. Microcontroller

1. IC ATMega8 (1 buah) 2. XTAL 12 MHz (1 buah) 3. Kapasitor 22pF (2buah) 4. Reset Button (1 buah) 5. Resistor 10kΩ (1 buah) 6. Resistor 330KΩ (1 buah) 7. Led hijau (1 buah) 8. Socket mikro 28 pin

d. Rangkaian control suhu dan heater 1. LM35 (1 buah)

2. Kapasitor 1uF (1 buah) 3. Resistor 100 Ω (1 buah) 4. Dioda 1N4002 (1 buah) 5. Relay 5v (1 buah) 6. Heater (1 buah)

7. Resistor 10 kΩ (1 buah) 8. Resistor 1 kΩ (1 buah) 9. Resistor 450 Ω (1 buah)


(64)

10. Transistor BC 548 (1 buah) e. Rangkaian display suhu

1. LCD 16 karakter x 2 baris


(65)

BAB IV

PEMBAHASAN ALAT

4.1 Spesifikasi alat

Gambar alat prototype blood warmer dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1.Spesifikasi alat Keterangan :

1. Indikator heater ON/OFF. 2. Tampilan LCD.

3. Indikator nyala ON/OFF. 4. Tombol reset.

1

2

3

4

5

6

7 8


(66)

5. Tombol Down 6. Tombol up 7. Tombol Enter

8. Tempat pemanas selang tranfusi

4.2 Cara Kerja Alat

Pasang selang di bagian pemanas, kemudian tekan tombol power ON/OFF pada posisi ON. Setting suhu sesuai suhu pasien dengan menekan tombol up untuk menambah nilai dan tombol down untuk mengurangi nilai suhu, lalu tekan enter untuk melakukan pemanasan.

4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Variabel Bebas

Sebagai variabel bebas yaitu suhu udara yang ada pada heater.

4.3.2 Variabel Terikat

Sebagai variable terikat adalah pada sensor LM35. 4.3.3 Variabel Terkendali

Sebagai variabel terkendali yaitu LCD karakter 2x16.

4.4 Pengujian Alat dan Hasil Pengujian

Untuk melakukan pendataan terlebih dahulu peneliti melakukan pengecekan pada rangkaian yang akan diuji apakah berjalan dengan


(67)

baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Setelah rangkaian dapat berfungsi dengan baik, maka selanjutnya peneliti melakukan pengukuran pada titik tertentu pada rangkaian. Uji fungsi bertujuan untuk mengetahui apakah alat sudah berfungsi sesuai yang diinginkan. Dengan adanya uji fungsi pada prototipe blood warmer akan melakukan pengujian dan mengambil data hasil pengujian pada masing-masing pengujian, dengan harapan hasil pada prototipe blood warmer sesuai dengan blood warmer yang sebenarnya.

4.4.1. Tabel Hasil Pengukuran

4.4.1.1. Titik Pengukuran 1 (TP1)

Pada pengukuran 1, peneliti mengukur keluaran sensor suhu menggunakan LM35 (T) sebagai sensor suhu darah dan dengan pembanding alat. Berikut peneliti menguraikan dalam bentuk tabel.

a. SUHU 36ºC

Tabel 4.1.Tabel pengukuran suhu di 36ºC

Pengukuran/ 1 menit

Thermometer (ºC)

Modul (ºC) LM35 (Volt)

1 36.4 36.3 0.38

2 36.0 36.3 0.38

3 36.6 36.3 0.38

4 36.1 35.8 0.37

5 36.7 36.3 0.38

6 36.7 35.8 0.37

7 36.5 35.8 0.37

8 35.9 35.8 0.37

9 36.0 35.8 0.37

10 36.7 36.3 0.38

11 36.5 36.3 0.38


(68)

Pengukuran/ 1 menit Thermometer (ºC) Modul (ºC) LM35 (Volt)

13 36.5 35.8 0.37

14 36.0 35.8 0.37

15 36.5 36.3 0.38

16 36.5 35.8 0.37

17 36.7 36.3 0.38

18 36.7 35.8 0.37

19 36.7 35.8 0.37

20 36.5 36.3 0.38

Rata-rata 36.445 36.05 0.375

Error 1.083825%

Tabel 4.1 merupakan hasil dari pengukuran sensor suhu pada settingan 36ºC. Pada display LCD rata-rata menunjukan nilai suhu 36.05ºC. Untuk output sensor LM35 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan dengan rata-rata output sebesar 0.375 volt DC yang memiliki ketentuan setiap 10mV =1ºC. Pada pengukuran digunakan thermometer sebagai pembanding yang menunjukan nilai suhu rata-rata sebesar 36.445ºC. Dengan mengacu pada hasil rata-rata acuan standar thermometer, maka didapakan hasil rata-rata suhu error yang ditampilkan modul sebesar 1.083825%.


(69)

b. SUHU 37ºC

Tabel 4.2. Tabel pengukuran suhu di 37ºC

Pengukuran/ 1 menit

Thermometer (ᵒC)

Modul (ᵒC) LM35 (Volt)

1 37.1 36.8 0.38

2 37.5 37.3 0.39

3 37.5 37.3 0.39

4 37.4 36.8 0.38

5 37.6 36.8 0.38

6 37.6 37.3 0.39

7 37.6 36.8 0.38

8 37.5 37.3 0.39

9 37.5 36.8 0.38

10 37.5 37.3 0.39

11 37.6 37.3 0,39

12 37.6 37.3 0.39

13 37.4 36.8 0,38

14 37.4 36.8 0.38

15 37.5 37.3 0.39

16 37.5 36.8 0.38

17 37.6 37.3 0.39

18 37.5 36.8 0.38

19 37.6 36.8 0.38

20 37.6 37.3 0,39

Rata-rata 37.505 37.05 0.384706

Error 1.213172%

Tabel 4.2 merupakan hasil dari pengukuran sensor suhu pada settingan 37ºC. Pada display LCD rata-rata menunjukan nilai suhu 37.05ºC. Untuk output sensor


(70)

LM35 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan dengan rata-rata output sebesar 0.384706 volt DC yang memiliki ketentuan setiap 10mV =1 ºC. Pada pengukuran digunakan thermometer sebagai pembanding yang menunjukan nilai suhu rata-rata sebesar 37.505ºC. Dengan mengacu pada hasil rata-rata acuan standar thermometer, maka didapakan hasil rata-rata suhu error yang ditampilkan modul sebesar 1.213172%.

c. SUHU 38ºC

Tabel 4.3. Tabel pengukuran suhu di 38ºC

Pengukuran/ 1 menit

Thermometer (ᵒC) Modul (ᵒC) LM35 (Volt)

1 37.7 37.7 0.39

2 38.5 38.3 0.40

3 38.4 37.8 0.39

4 38.6 37.8 0.39

5 38.0 38.3 0.40

6 38.3 38.3 0.40

7 38.3 38.3 0.40

8 38.2 37.8 0.39

9 38.1 37.8 0.39

10 38.3 37.8 0.39

11 38.6 38.3 0.40

12 38.4 37.8 0.39

13 38.3 38.3 0.40


(71)

Pengukuran/ 1 menit

Thermometer (ᵒC)

Modul (ᵒC) LM35 (Volt)

15 38.0 37.8 0.39

16 38.5 38.3 0.40

17 38.2 37.8 0.39

18 38.6 37.3 0.39

19 38.1 37,8 0.39

20 38.3 38.3 0.40

Rata-rata 38.28 37.97895 0.394

Error 0.786449%

Tabel 4.3 merupakan hasil dari pengukuran sensor suhu pada settingan 38ºC. Pada display LCD rata-rata menunjukan nilai suhu 79.97895ºC. Untuk output sensor LM35 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan dengan rata-rata output sebesar 0.394 volt DC yang memiliki ketentuan setiap 10mV =1 ºC. Pada pengukuran digunakan thermometer sebagai pembanding yang menunjukan nilai suhu rata-rata sebesar 38.28ºC. Dengan mengacu pada hasil rata-rata acuan standar thermometer, maka didapakan hasil rata-rata suhu error yang ditampilkan modul sebesar 0.786449%.


(72)

d. SUHU 39ºC

Tabel 4.4. Tabel pengukuran suhu di 39ºC

Pengukuran/ 1 menit

Thermometer (ᵒC)

Modul (ᵒC) LM35 (Volt)

1 39.2 38.8 0.40

2 39.2 39.7 0.41

3 39.4 38.8 0.40

4 39.3 39.2 0.41

5 ,38.4 38.8 0.40

6 39.5 38.3 0.40

7 39.3 39.2 0.41

8 39.0 38.8 0.40

9 39.3 39.2 0.41

10 38.8 38.8 0.40

11 39.1 39.2 0.41

12 39.2 38.8 0.40

13 39.3 39.2 0.41

14 39.3 39.2 0.41

15 39.2 38.8 0.40

16 39.2 39.2 0.41

17 39.1 38.8 0.40

18 39.3 39.2 0.41

19 39.1 39.2 0.41

20 39.3 39.2 0.41

Rata-rata 39.2 39.02 0.4055


(73)

Tabel 4.4 merupakan hasil dari pengukuran sensor suhu pada settingan 39ºC. Pada display LCD rata-rata menunjukan nilai suhu 39.02ºC. Untuk output sensor LM35 tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan dengan rata-rata output sebesar 0.4055 volt DC yang memiliki ketentuan setiap 10mV =1 ºC. Pada pengukuran digunakan thermometer sebagai pembanding yang menunjukan nilai suhu rata-rata sebesar 39.2ºC. Dengan mengacu pada hasil rata-rata acuan standar thermometer, maka didapakan hasil rata-rata suhu error yang ditampilkan modul sebesar 0.459184%.


(74)

4.4.1.2. Diagram Data Hasil Pengukuran a. Ruang IPSRS RS Wirosaban

1. Dimulai pada pukul : 10.08 WIB. Suhu ruangan 27 ºC, setting suhu 36ºC

Gambar 4.2.Diagram data hasil pengkuran di suhu 36ºC

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Temperature NETECH 36,4 36 36,636,136,736,736,535,9 36 36,736,536,736,5 36 36,536,536,736,736,736,5 Temperature Modul 36,336,336,3 35,836,335,835,835,835,8 36,336,336,335,835,8 36,335,836,335,835,836,3

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

T(


(75)

Grafik yang penulis buat merupakan grafik data hasil pengukuran di RS Wirosaban ruang IPSRS pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada pukul 10.08 WIB, dan pencatatan setiap 1 menit sekali sebanyak 20 kali. Dari grafik 4.2 menggambarkan bahwa temperature alat mengalami perubahan suhu yang tidak begitu signifikan di setting suhu 36ºC sebesar 36,4ºC, sedangkan temperatur pada modul mengalami perubahan suhu sebesar 36,05 ºC.


(76)

Gambar 4.3.Diagram data hasil pengkuran di suhu 37ºC

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Temperature NETECH 37,137,537,537,437,637,637,637,537,537,537,637,637,437,437,537,537,637,537,637,6 Temperature Modul 36,837,337,336,836,837,336,837,336,837,337,337,336,836,837,336,837,336,836,837,3

34 35 36 37 38 39 40 41 42

T(

º


(77)

Grafik yang penulis buat merupakan grafik data hasil pengukuran di RS Wirosaban ruang IPSRS pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada pukul 10.28 WIB, dan pencatatan setiap 1 menit sekali sebanyak 20 kali. Dari grafik 4.3 menggambarkan bahwa temperature alat mengalami perubahan suhu yang tidak begitu signifikan di setting suhu 37ºC sebesar 37,5ºC, sedangkan temperatur pada modul mengalami perubahan suhu sebesar 37,05ºC.


(78)

Gambar 4.4. Diagram data hasil pengkuran di suhu 38ºC

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Temperature NETECH 37,7 38,5 38,4 38,6 38 38,3 38,3 38,2 38,1 38,3 38,6 38,4 38,3 38,2 38 38,5 38,2 38,6 38,1 38,3 Temperature Modul 37,7 38,3 37,8 37,8 38,3 38,3 38,3 37,8 37,8 37,8 38,3 37,8 38,3 37,8 37,8 38,3 37,8 37,3 37,8 38,3

34 35 36 37 38 39 40 41 42

T(


(79)

Grafik yang penulis buat merupakan grafik data hasil pengukuran di RS Wirosaban ruang IPSRS pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada pukul 10.48 WIB, dan pencatatan setiap 1 menit sekali sebanyak 20 kali. Dari grafik 4.4 menggambarkan bahwa temperature alat mengalami perubahan suhu yang tidak begitu signifikan di setting suhu 38ºC sebesar 38,28ºC, sedangkan temperatur pada modul mengalami perubahan suhu sebesar 37,9ºC.


(80)

4. Dimulai pada pukul : 11.08 WIB, setting suhu 39ºC

Gambar 4.5.Diagram data hasil pengkuran di suhu 39ºC

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Temperature NETECH 39,239,239,439,338,439,539,3 39 39,338,839,139,239,339,339,239,239,139,339,139,3 Temperature Modul 38,839,738,839,238,838,339,238,839,238,839,238,839,239,238,839,238,839,239,239,2

36 37 38 39 40 41 42

T(


(81)

Grafik yang penulis buat merupakan grafik data hasil pengukuran di RS Wirosaban ruang IPSRS pada siang hari. Pengambilan data dilakukan pada pukul 11.08 WIB, dan pencatatan setiap 1 menit sekali sebanyak 20 kali. Dari grafik 4.5 menggambarkan bahwa temperature alat mengalami perubahan suhu yang tidak begitu signifikan di setting suhu 39ºC sebesar 39,2ºC, sedangkan temperatur pada modul mengalami perubahan suhu sebesar 39,02 ºC.


(82)

Pada titik pengukuran 2, peneliti menggunakan transistor yang berfungsi sebagai saklar, yang akan aktif high jika tegangan masukan pada basis transistor bernilai 0,7 volt dan sebaliknya akan aktif low bila masukan pada basis di bawah 0,7 volt. Dalam hal ini transistor akan mempengaruhi aktif tidaknya pemanas pada rangkaian diver heater.

Tabel 4.5. Tabel Kondisi transistor ketika heater ON/OFF

Basis Transistor (volt) Kondisi pemanas

0,8 Nyala

0,6 Mati

4.4.1.4 Pengujian Switch dan Tombol

Pengujian dari masing-masing switch dan tombol yang terdapat pada prototipe blood warmer, dimana tombol sangat berpengaruh pada saat akan mengoperasikan prototipe blood warmer. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil Pengujian switch /tombol

No. Switch/

Tombol

Fungsi Keterangan

1 Start Untuk

menghidupkan Alat

Berfungsi

2 Pengaturan nilai suhu

Mengatur nilai suhu yang diinginkan dengan menambah dan mengurangi settingan nilai suhu


(83)

Tombol

3 Reset Untuk

mengembalikan

tampilan display ke kondisi awal

Berfungsi

4.4.1.5 Kesimpulan data hasil pengukuran dan pengujian Tabel 4.7. Hasil Pengukuran dan Pengujian Suhu

Berdasarkan pengukuran dan pengujian alat diperoleh hasil rata-rata error sebesar 0.8859% yang menunjukan tingkat kepercayaan pada penelitian tersebut lebih dari 99% dan tingkat probabilitas (peluang kesalahan) kurang dari 1%.

S a tu a n Uku r S e t S u h u Rata -r a ta A la t Rata -r a ta Mo d u l Er ro r (% ) S impa n g a n S ta n d a r Dev ia si K e ti d a kp a sti a n T( ºC )

36 36.4 45

36.05 1.083825 -0.445 0.28186 4

0.06302671

37 37.5 05

37.05 1.213172 -0.505 0.11909 7

0.0266309

38 38.2 8

37.979 0.786449 -0.28 0.23078 8

0.05160577

39 39.2 39.02 0.46 -0.2 0.16475

1


(84)

4.5 Grafik Kesimpulan Data Hasil Pengukuran dan Pengujian 4.5.1. Diagram kesimpulan rata-rata dari temperature

Gambar 4.6. data hasil pengukuran rata-rata temperature

Dari grafik kesimpulan rata-rata temperature 4.6 diperoleh kesimpulan bahwa kenaikan suhu yang signifikan terjadi pada saat dilakukan pengukuran di setting suhu 37ºC sebesar 37.50 ºC pada alat NETECH, dan diperoleh penurunan suhu yang segnifikan pada pengukuran di setting suhu 38 ºC sebesar 37.979 ºC pada modul. Hal ini dikarenakan kinerja dari driver heater yang masih kurang baik.

36 37 38 39

Rata-rata NETECH 36,445 37,505 38,28 39,2

Rata-rata Modul 36,05 37,05 37,979 39,02

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 T ( ºC)

Pengukuran Rata-rata

Temperature


(85)

4.5.2. Diagram Error, Simpangan, SD dan UA

Gambar 4.7 data error, simpangan, SD, dan UA

Analisa grafik kesimpulan data temperature untuk error, simpangan, SD, dan UA di atas menggambarkan yang pertama grafik error diperoleh dari selisih mean terhadap masing-masing data, kesalahan tertinggi terjadi pada saat pengukuran suhu di setting 37ºC sebesar 1.213172 dan pada pengukuran di setting 36ºC sebesar 1.083825. Pada keadaan settingan suhu di 36ºC dan 37ºC selalu kurang stabil dalam pengukuran dikarenakan alat masih melakukan penyesuaian terhadap suhu lingkunan dan kinerja dari heater. Yang kedua adalah simpangan diperoleh dari selisih antara rata-rata nilai alat NETECH dan modul TA, kenaikan tertinggi terjadi pada pengukuran 37 ºC

36 37 38 39

Error 1,083825 1,213172 0,786449 0,46

simpangan -0,445 -0,505 -0,28 -0,2

SD 0,281864 0,119097 0,230788 0,164751

UA 0,06302671 0,0266309 0,05160577 0,03683944

-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3


(86)

tingkat (derajat) variasi kelompok data standar penyimpangan meannya, nilai tertinggi terjadi pada pengukuran 36 ºC sebesar 0.281864. Yang keempat grafik UA diperoleh dari kesangsian yang muncul pada tiap hasil, nilai tertinggi terjadi pada pengukuran 36 ºC sebesar 0.06303671.

4.6 Pembahasan Kinerja Sistem Secara Keseluruhan

Cara kerja modul TA prototipe blood warmer ini, yaitu ketika power ON/OFF dalam posisi ON maka seluruh rangkaian akan mendapatkan tegangan dari power supply sebesar +5V DC. Kemudian, Inisialisasi LCD dan masuk ke menu setpoint. Setting setpoint dengan menekan tombol up untuk menambah nilai dan tombol down untuk mengurangi nilai. Tekan enter jika telah mengatur nilai setpoint sesuai dengan kebutuhan. Sensor (T) akan mendeteksi suhu pada selang yang dipanasi oleh heater, lalu diolah datanya oleh IC Microcontroller ATMega8. Heater akan menyala manakala suhu kurang dari setpoint, sebaliknya heater akan mati jika melebihi nilai setpoint. Suhu yang terbaca akan ditampilkan pada LCD 16x2, dengan ketentuan terdapat tiga digit angka (puluhan, satuan, dan satu angka dibelakang koma), kemudian pada saat data suhu yang terbaca melebihi diatas range setting buzzer akan menyala sebagai alarm.

Rangkaian buzzer difungsikan sebagai penanda atau isyarat pengamanan pada saat suhu yang terbaca tidak standar atau tidak sesuai dengan range yang ditentukan, dengan cara kerja pada saat suhu kita setting data terbaca >42ºC maka alarm akan


(87)

ditandai buzzer menyala dikarenakan suhu yang terbaca melebihi range setting yaitu >42ºC. Kemudian disaat data yang terbaca normal yaitu sesuai range setting, buzzer akan mendapat perintah tegangan LOW, artinya buzzer tidak mendapatkan tegangan sehingga buzzer tidak menyala.

4.7 Kelebihan dan Kekurangan Modul TA 4.7.1 Kelebihan modul TA Blood Warmer

1. Sensor suhu mampu mendeteksai suhu yang tidak jauh berbeda dengan pembanding.

2. Adanya settingan nilai suhu guna menyesuaika dengan suhu pasien.

3. Adanya alarm yang berfungsi sebagai pengaman ketika suhu melebihi 42ºC ditandi dengan buzzer berbunyi

4.7.2 Kekurangan modul TA Blood Warmer

1. Pembacaan naik turunnya nilai suhu masih kurang stabil.

2. Belum menggunakan baterai sebagai back up alat.


(88)

70 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan pengukuran pada modul TA prototipe blood warmer memiliki persentase rata-rata pengukuran ketelitian sebesar 99% dengan tingkat kesalahan kurang dari 0.8859%. Dari hasil pengujian yang penulis lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Modul TA prototype blood warmer dapat melakukan pemanasan pada slang untuk proses transfusi.

2. Modul TA prototipe blood warmer dapat menampilkan suhu yang sedang bekerja setelah mendapatkan input melalui sensor LM35 kemudian diproses oleh microcontroler dan mengeluarkan output panas yang nilai suhunya akan ditampilkan pada LCD.

3. Modul TA prototipe blood warmer dapat mengatur nilai suhu dengan menaikkan atau mengurangi settingan suhu, caranya adalah dengan menekan tombol pada push button up dan down (warna Biru).

4. Sensor suhu LM35 bisa menjadi referensi yang bagus untuk pendeteksi suhu. Hal ini terbukti dari persentase nilai rata-rata pengukuran yang mencapai 99% dengan tingkat kesalahan sebesar dari 0.8859% .


(89)

71 5.2. Saran

Pengembangan penelitian ini dapat dilakukan pada :

1. Rangkaian Driver Relay bisa diganti menggunakan rangkaian triac atau ssr (solid state relay), supaya pembacaan suhu lebih presisi. 2. Penambahan rangkaian baterai pada alat untuk menunjang kinerja. 3. Desain lempeng pemanas heater bisa dibuat lebih menyerupai alat

yang sebenarnya supaya lebih memaksimalkan pemanasan pada slang dan melancarkan aliran transfusi.

4. Penambahan rangkaian penghangat dibagian slang transfusi ke pasien untuk mengurangi tingkat penurunan suhu darah.


(90)

DAFTAR PUSTAKA

Iswanto dan Nia Maharani Raharja. 2015. Mikrokontroller Teori dan Praktek Atmega16 Dengan Bahasa C. Yogyakarta : C.V Budi Utama.

Iswanto, 2008. Design dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroler ATMEGA8535 dengan Bahasa Basic, Yogyakarta: Gava Media.

Iswanto & Raharja, N.M., 2015. Mikrokontroller: Teori dan Praktik Atmega 16 dengan Bahasa C, Penerbit Deepublish.

P.L. Mollison. 1997. Blood Transfusion In Clinical Medicine. Blackwell Scientivic Publication.

Sadikin Mohamad, Dr, H. Dsc. 2002. Biokomia Darah. Jakarta : C.V Widya Medika.

Ambar Tri Utomo, Ramadani Syahputra, I., 2011. Implementasi

Mikrokontroller Sebagai Pengukur Suhu Delapan Ruangan. Pengukur Suhu, 4(Pengukur Suhu Delapan Ruangan), pp.153–159. Andrew Clever. i.e.. 2010. Is There Risk of Emboli during Infusion

with Line Type Blood-Liquid Warmers. P.p 1-60. Clinical Engineering Device.

Chamim, A.N.N., Ahmadi, D. & Iswanto, 2016. Atmega16 Implementation As Indicators Of Maximum Speed. International Journal of Applied Engineering Research ISSN, 11(15), pp.8432–8435.

Chamim, A.N.N. & Iswanto, 2011. Implementasi Mikrokontroler Untuk Pengendalian Lampu Dengan Sms. In Prosending Retii 6.

Feri Andriani. 2013. Prototipe Alat Blood Warmer. Universitas Mercubuana. P.p 1-17. Jakarta.


(91)

Hidayat, L., Iswanto & Muhammad, H., 2015. Perancangan Robot Pemadam Api Divisi Senior Berkaki. Jurnal Semesta Teknika, 14(2), pp.112–116.

Iswanto, I. & Setiawan, R.D., 2013. Power Saver with PIR Sensor. Journal of Control & Instrumentation, 4(3), pp.26–34.

Iswanto, Jamal, A. & Setiadi, F., 2011. Implementasi Telepon Seluler sebagai Kendali Lampu Jarak Jauh. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 14(1), pp.81–85.

Iswanto & Muhammad, H., 2012. Weather Monitoring Station WIith Remote Radio Frequency Wireless Cominications. International Journal of Embedded Systems and Applications (IJESA), 2(3), pp.99–106.

James milligan. i.e. 2016. Performance comparison of improvised prehospital blood warming techniques and a commercial blood warmer. Injuri. P.p. 1-4. Elsevier.

Muhammad, H. & Iswanto, 2013. EGT 10 Design and Application For Position. International Journal of Mobile Network Communications & Telematics ( IJMNCT), 3(3), pp.1–8.

Rini Minarsih. 2013. Efektifitas Pemberian Elemen Penghangat Dalam Menurunkan Gejala Hipotermia. P.p 1-7. Jurnal Keperawatan. Sadad, R.T.A., Iswanto & Sadad, J.A., 2011. Implementasi

Mikrokontroler Sebagai Pengendali Lift Empat Lantai. Jurnal Ilmiah Semesta Teknia, 14(2), pp.160–165.

Sadad, R.T.A. & Iswanto, 2010. Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Kapasitor Untuk Perbaikan Faktor Daya Otomatis pada Jaringan Listrik. Semesta Teknika, 13(2), pp.181–192.

Suripto, S. & Iswanto, 2012. Desig n And Implementation Of FM Radio Wave As Distance easuring AC Votage. International Journal of Mobile Network Communications & Telematics (IJMNCT), 2(5), pp.13–24.


(92)

Tunggal, T.P., Latif, A. & Iswanto, 2016. Low-cost portable heart rate monitoring based on photoplethysmography and decision tree. In Adannces Of Sciences And Teknology For Society : Proceedings of the 1st International Conference on Science and Technology 2015 (ICST-2015). p. 090004. Available at: http://scitation.aip.org/content/aip/proceeding/aipcp/10.1063/1.495 852 2.

Wahyudianto, A., Iswanto & Chamim, A.N.N., 2013. Alat Pengontrol Lampu Menggunakan Remote TV Universal. In SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013. pp. 112– 116.

Yuksel erkin. i.e. 2013. Is There Risk of Emboli during Infusion with Line Type Blood-Liquid Warmers. Revista Brasileria De Anestesi Olagia. P.p. 1-4. Elsevier.

Bagas Kawarasan. 2012. Mengetahui Pin Relay

https://bagaskawarasan.wordpress.com/tag/cara-mengetahui pin- relay-12v/. (diakses 5 januari 2016 pukul 21.00 WIB).

Evi Andriani. 2010. Teori Dasar Tentang Darah.

http://eviandrianimosy.blogspot.co.id/2010/07/pengenalan-penyakit-darah-menggunakan.html. (diakses 2 Januari 2016 Pukul 20.50 WIB).

Fendi Goo. 2014. Makalah Tentang Darah.

http://fendygoo.blogspot.co.id/2014/07/makalah-tentang-darah.html.(diakses 2 Januari 2016 Pukul 20.35 WIB). Gesunde Medika. 2016. Alat Bood Warmer Animec.

http://distributor-kursi-roda.blogspot.com/p/cara-pemesanan-kursi-roda-dan-cara.html. (diakses 6 Januari 2016 Pukul 20.45 WIB). Geyosoft. 2014. Rangkaian Power Supply 12V dan 5V

http://www.geyosoft.com/2014/power-supply-12v-5v-2a. (diakses 5 Januari 2016 Pukul 22.20 WIB).

Hidayat. 2014. Rangkaian LCD 16x2 dan Cara Pemrogramanya Menggunakan Bascom avr .

http://yujum.com/rangkaian-lcd-16x2-dan-cara-pemrogramanya-menggunakan-bascom-avr/. (diakses 5 Januari 2016 Pukul 21.59 WIB).


(93)

Inkibator Teknologi. Rangkaian Relay

http://inkubator-teknologi.com/interfacing-arduino-dengan relay/. (diakses 5 Januari 2016 Pukul 22.00 WIB).

Inkubator Teknologi. Rangkaian Thermostat

http://inkubator-teknologi.com/thermostat-dengan-avr atmega8535/. (diakses 5 Januari 2016 Pukul 22.23 WIB). Irmanusil. 2014. Makalah Transfusi Darah.

https://irmaasusil.wordpress.com/tag/makalah-transfusi-darah/. (diakses 2 Januari 2016 Pukul 20.45 WIB).

Kusnanto mukti. 2013. IC LM35

http://kusnantomukti.blog.uns.ac.id/tag/ic-lm35/. (diakses 5 Januari 2016 Pukul 21.50 WIB).

Nn. 2009. Transfusi Darah

https://4uliedz.wordpress.com/2009/11/25/tranfusi-darah/(diakses hari selasa pukul 3.30 pada tannggal 16/8/2016 WIB).


(94)

dipasang komponen

2. Rangkaian Driver relay dan sensor suhu yang telah dilarutkan dan di bor


(95)

B. Pembuatan Heater

1. Pembuatan Heater menggunakan bahan Stainless dan heater penghangat nasi


(96)

(97)

(98)

(99)

(100)

(1)

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("->BLOOD WARMER<-");

while(PIND.1==1) //enter {

//--- if(PIND.2==0&&setpoint<39) //up { setpoint++; sprintf(str,"%i",setpoint); lcd_gotoxy(12,1); lcd_puts(str); delay_ms(200); }

else if(PIND.3==0&&setpoint>36) //down { setpoint--; sprintf(str,"%i",setpoint); lcd_gotoxy(12,1); lcd_puts(str); delay_ms(200); } PORTD.0=0; lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf("->Set Point=36<-"); sprintf(str,"%i",setpoint); lcd_gotoxy(12,1); lcd_puts(str);


(2)

delay_ms(200);

} lcd_clear();

lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("T= ");

lcd_gotoxy(9,0); lcd_putsf(",ST= "); lcd_gotoxy(14,0); lcd_puts(str);

lcd_gotoxy(4,1); lcd_putsf(" R= ");

while (1) {

adc=read_adc(0);

suhu_celcius = ((float)adc*500/1023-2.3);//rumus untuk mengubah desimal kedalam derajat celcius

ftoa(suhu_celcius,1,temp);//float to array, mengubah tipe data float ke tipe data array yg akan ditampilkan di LCD

lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("T= ");

lcd_gotoxy(2,0); lcd_puts(temp);

lcd_gotoxy(6,0);

lcd_putchar(0xdf);//menampilkan karakter derajat


(3)

lcd_putsf("C"); delay_ms(500); //================================== if(suhu_celcius>setpoint ) { PORTD.0=0; lcd_gotoxy(4,1); lcd_putsf(" R= ");

lcd_gotoxy(8,1); lcd_putsf("OFF"); delay_ms(1000); } else if(suhu_celcius<setpoint) { PORTD.0=1; lcd_gotoxy(4,1); lcd_putsf(" R= ");

lcd_gotoxy(8,1); lcd_putsf(" ON"); }

//======================================== if(suhu_celcius>42) //buzer on

{

PORTB.3=1;

delay_ms(1000); PORTB.3=0;


(4)

delay_ms(1000); }else

if(suhu_celcius<40) {

PORTB.3=0; } }


(5)

(6)