PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL MANAJEMEN LABA MELALUI MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE (Studi empiris pada perusahaan go publik di Indonesia)

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manajemen laba (earnings mangement) merupakan fenomena yang sukar untuk dihindari
karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan
laporan keuangan. Dalam praktek, diindikasikan bahwa para manajer melakukan tindakan
tersebut tersebut untuk memaksimalkan utilitinya dan nilai pasar perusahaan (Scott, 2006)
Teori agensi memberikan pandangan bahwa masalah manajemen laba dapat
diminimumkan dengan pengawasan / pengendalian melalui Corporate Governance. Praktek
manajemen laba oleh manajemen dapat diminimumkan melalui mekanisme monitoring untuk
menyelaraskan (alignment) perbedaan kepentingan pemilik dan manajemen antara lain
dengan (1) memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (Jensen dan
Meckling, 1976); (2) kepemilikan saham oleh institusional karena mereka dianggap sebagai
sophisticated investor dengan jumlah kepemilikan yang cukup signifikan dapat memonitor
manajemen yang berdampak mengurangi motivasi manajer untuk melakukan manajemen
laba (Pratana dan Machfoedz, 2003); (3) proporsi dewan komisaris independen yang
membatasi pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba (Peasnell, Pope dan Young,
1998), (4) ukuran dewan komisaris, dimana jumlah komisaris yang lebih sedikit lebih mampu
mengurangi indikasi manajemen laba (Midiastuty dan Machfoedz, 2003) dan (5) keberadaan
komite audit yang dapat mengurangi aktivitas manajemen laba yang selanjutnya akan

mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah kualitas laba (Wilopo,
2004).
Mekanisme corporate governance yang baik akan mengurangi tindakan manajemen
laba (Watfield et al. (1995), Gabrielsen et al. (1997), Wedari (2004), Midiastuty dan
Machfoedz (2003). Watts (2003) menyatakan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk
memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah good
corporate governance. Jensen (1993) menjelaskan bahwa melalui penerapan good corporate
governance, diharapkan dapat mengurangi dorongan untuk melakukan tindakan manipulasi
oleh manajer. Sehingga kinerja yang dilaporkan merefleksikan keadaan ekonomi yang
sebenarnya dari perusahaan yang bersangkutan..
Penelitian sebelumnya, Midiastuty dan Machfoedz (2003); Veronica dan Bachtiar
(2004); Wedari (2004); Boediono (2005); Kusumawati (2005); Veronica dan Utama (2005);

Rahmawati, Suparno dan Qomariyah (2006); Nasution dan Setiawan (2007); Ujiyantho, Arief
dan Pramuka (2007); dan Herawaty (2008) memfokuskan pada indeks konvensional (pasar
modal konvensional), belum ditemukan penelitian yang mencoba untuk meneliti praktik
manajemen laba pada indeks syari’ah (pasar modal syari’ah) dan mengkomparasikan dengan
indeks konvensional.
Berkaitan dengan diluncurkannya indeks syari’ah di pasar modal Indonesia, sangat
menarik apabila dilakukan kajian mengenai praktik manajemen laba pada indeks tersebut.

Hal ini didasari alasan karena sampai saat ini manajemen laba merupakan area yang
controversial. Praktek manajemen laba dapat dipandang dari dua perspektif yang berbeda,
yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif) dan tindakan yang seharusnya dilakukan
manajemen (positif). Healy dan Wahlen (1998) menganggap manajemen laba sebagai
tindakan yang menyesatkan dan menipu pemegang saham. Hal ini disebabkan manajemen
memiliki informasi asimetrik mengenai kondisi perusahaan. Widarto (2004) menyatakan
bahwa manajemen laba dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari manipulasi
informasi sehingga menyesatkan. Ketika perusahaan melakukan praktik manajemen laba,
gambaran laba tidak lagi dapat mewakili kinerja perusahaan secara fair, sehingga akan
mengurangi reliabilitas dari laba itu sendiri. Dengan demikian informasi laba menjadi kurang
relevan (Whelan dan McNamara, 2004). Tindakan manajer melakukan manajemen laba dapat
berakibat buruk karena bisa menyesatkan pemakai informasi laporan keuangan dan dapat
dikategorikan sebagai suatu tindakan penipuan yang tidak etis, siapapun yang menggunakan
laporan keuangan yang mengandung unsur ini rawan terhadap misinterpretasi, manipulasi
ataupun penipuan yang disengaja (Burns dan Merchant, 1990).
Penelitian ini mencoba mengexplore lebih dalam tentang berbagai model manajemen
laba dengan kasus yang terjadi di pasar modal Indonesia baik yang tergabung dalam indeks
syariah maupun konvensional sehingga memberikan gambaran yang menyeluruh (integrated)
mengenai tindakan manajemen laba oleh manajer. Umumnya penelitian-penelitian terdahulu
menggunakan pendekatan aggregate accruals untuk mengukur adanya tindakan manajemen

laba. Pendekatan tersebut berusaha memisahkan total akrual menjadi komponen nondiscretionary accruals (merupakan komponen akrual diluar kebijakan manajemen) dan
discretionary accruals (Komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajemen atau
manajer melakukan intervensi dalam proses pelaporan keuangan). Model yang sering
digunakan adalah model modified Jones
Salah satu kelebihan pendekatan aggregate accruals adalah pendekatan tersebut
berpotensi untuk dapat mengungkap cara-cara untuk menaikkan atau menurunkan laba,
2

karena cara-cara tersebut kurang mendapat perhatian untuk diketahui oleh pihak luar
(Gumanti 2000). Akan tetapi penggunaan model discretionary accruals (aggregate accruals)
menuai banyak kritikan dari para peneliti diantaranya Gomez, et al. (1999). Mereka beralasan
bahwa pada model-model tersebut (aggregate accruals/discretionary accruals) tidak
mengindahkan hubungan antara arus kas dan akrual, sehingga beberapa nondiscretionary
accruals telah salah klasifikasi dan diklasifikasikan sebagai discretionary. Kesalahan tersebut
berakibat pada kesalahan spesifikasi dalam model-model tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hansen (1999), yang membuktikan bahwa
terdapat perubahan variabel-variabel struktural perusahaan yang bukan semata-mata
diakibatkan oleh tindakan manajer dalam memanipulasi laporan keuangan, melainkan
berhubungan dengan tujuan dan sifat estimasi diskresi akrual. Oleh karena itu, variabel
tersebut mengakibatkan adanya error dalam pengukuran manajemen laba yang berdasarkan

pada model Jones dan model Jones yang dimodifikasi. Kothari et al. (2002), juga
menambahkan bahwa model Jones tersebut gagal dalam mengestimasi porsi discretionary
total akrual dan mungkin akan menyebabkan masalah yang serius dalam menarik kesimpulan.
Oleh sebab itu pengembangan model perlu dilakukan dengan model lain yang ditawarkan
oleh Whelan dan McNamara (2004) yang merupakan pengembangan model model Jones
(1991) dan modified Jones (1994). Perbedaannya, dengan model yang dikembangkan adalah
discretionary accruals dipecah lagi menjadi komponen short-term discretionary accruals dan
long-term discretionary accruals. Oleh karena itu pemisahan tersebut diharapkan dapat lebih
menjelaskan peran dari masing-masing komponen discretionary accruals dalam mengukur
manajemen laba.
Pendekatan berbagai model dalam mendeteksi adanya tindakan manajemen laba pada
perusahaan yang tergabung dalam indeks syariah maupun konvensional akan memberikan
gambaran secara tepat sesuai dengan kondisi di Indonesia. Selanjutnya efektifitas
implementasi model manajemen laba dapat diukur dengan melihat bagaimana mekanisme
corporate governance mampu berperan dalam mengurangi tindakan manajemen laba.
Pada tahun pertama, focus peneliti adalah melakukan survey terhadap 340
perusahaan go public di Indonesia yang tergabung dalam indeks konvensional (LQ45) dan
indeks syariah (JII) dan dilakukan identifikasi praktik manajemen laba pada kedua indeks
tersebut. Selanjutnya, peneliti membandingkan praktik manajemen laba pada perusahaanperusahaan yang tergabung dalam kedua indeks tersebut menggunakan alat analisis uji
independent sample t-test..


3

B. PERUMUSAN MASALAH
Penelitian mengenai manajemen laba telah banyak dilakukan sebelumnya dengan
beragam alternatif metode pendekatan, diantaranya :Midiastuty dan Machfoedz (2003);
Veronica dan Bachtiar (2004); Wedari (2004); Boediono (2005); Kusumawati (2005);
Veronica dan Utama (2005); Rahmawati, Suparno dan Qomariyah (2006); Nasution dan
Setiawan (2007); Ujiyantho, Arief dan Pramuka (2007); dan Herawaty (2008). Salah satu
pendekatan yang sering digunakan dalam mendeteksi manajernen laba adalah metode akrual.
Jones (1991) mengasumsikan metode akrual non-diskresioner adalah tetap disetiap periode.
Kesalahan metode akrual terjadi karena kesalahan pengkategorian total akrual kedalam
bentuk akrual diskresioner dan akrual non-diskresioner. Penelitian Dechow menyimpulkan,
empat dari lima model akrual yang diteliti yaitu, model Healy, model DeAngelo, model
Jones, dan model industri, memiliki kekuatan uji yang rendah terhadap manajemen laba.
Sedangkan model modified Jones (1991) memiliki kekuatan uji yang kuat terhadap
manajemen laba.
Healy dan Wahlen (1998) menganggap manajemen laba sebagai tindakan yang
menyesatkan dan menipu pemegang saham. Hal ini disebabkan manajemen memiliki
informasi asimetrik mengenai kondisi perusahaan. Widarto (2004) menyatakan bahwa

manajemen laba dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari manipulasi informasi
sehingga menyesatkan. Ketika perusahaan melakukan praktik manajemen laba, gambaran
laba tidak lagi dapat mewakili kinerja perusahaan secara fair, sehingga akan mengurangi
reliabilitas dari laba itu sendiri. Dengan demikian informasi laba menjadi kurang relevan
(Whelan dan McNamara, 2004).
Berdasarkan isu penelitian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pada tahun
pertama sebagai berikut:
Bagaimanakah praktik manajemen laba di perusahaan go publik di Indonesia? Permasalahan
ini diperinci dengan membandingkan praktik manajemen laba pada perusahaan yang
tergabung dalam indeks syariah dan indeks konvensional, yaitu :
a. Bagaimanakah praktik manajemen laba yang terjadi di perusahaan go publik yang
tergabung dalam LQ-45 (indeks konvensional)? Apakah cenderung melakukan
tindakan menaikkan atau menurunkan angka laba?
b. Bagaimanakah praktik manajemen laba yang terjadi di perusahaan go publik yang
tergabung dalam Jakarta Islamic Index (indeks syariah)? Apakah cenderung
melakukan tindakan menaikkan atau menurunkan angka laba?

4

c. Apakah


praktik manajemen laba yang terjadi di perusahaan go publik yang

tergabung dalam LQ-45 (indeks konvensional) lebih tinggi dibandingkan dengan
indeks syariah?
Hasil yang diharapkan dari penelitian tahun pertama ini adalah dapat diidentifikasi
praktik manajemen laba yang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam
indeks syariah (JII) dan indeks konvensional (LQ 45). dengan menggunakan model Jones
yang dimodifikasi. Hasil penelitian ini diharapkan

memberikan kontribusi kepada para

investor dalam memberikan bukti empiris mengenai praktek manajemen laba di Indonesia
sehingga dapat memberikan preferensi dalam pembuatan keputusan untuk memilih
perusahaan dalam berinvestasi.

C. SISTEMATIKA PENELITIAN
Penulisan laporan penelitian ini terdiri dari 7 bab. Bab 1 berisi tentang latar belakang
masalah yang mencakup pentingnya penelitian ini dilakukan, posisi penelitian dalam
kerangka penelitian lanjutan, perumusan masalah dan hasil yang diharapkan dari penelitian

tahun pertama ini. Selanjutnya pada bab 2 akan dijelaskan mengenai tujuan penelitian dan
manfaat penelitian
Pada bab 3 berisi mengenai teori yang digunakan sebagai dasar kerangka penelitian
meliputi teori agency dan teori stewardship. Selain itu juga dikupas mengenai hasil penelitian
empiris dari penelitian-penelitian terdahulu berkait dengan penelitian manajemen laba. Pada
bab ini juga dijelaskan mengenai rangka konseptual penelitian untuk memudahkan dalam
memahami rencana penelitian yang akan dilakukan.
Bab 4 menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan. Pada bab ini akan
dijelaskan mengenai populasi penelitian, pemilihan sampel, jenis data dan teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, pengukuran dan definisi dan operasional variabel
dan teknik-teknik analisis statistik untuk penelitian ini.
Bab 5 menjelaskan hasil analisis dan pembahasan penelitian tentang identifikasi
praktek manajemen laba pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks
konvensional dan indeks syariah selama periode pengamatan tahun 2004-2010. Hal-hal yang
dijelaskan meliputi hasil pengujian perbedaan manajemen laba pada kedua indeks tersebut
menggunakan independent sample t -test. Pada bab ini akan dijelaskan pula mengenai hasil
kerja lapangan, pembahasan mengenai hasil analisis data yang meliputi analisis deskripsi dan
independent sample t test. Bab 6 menjelaskan mengenai kesimpulan penelitian dan saran-

5


saran yang dibuat berdasarkan kesimpulan atas hasil penelitian yang sudah dilakukan. Selain
itu juga dikemukakan keterbatasan penelitian ini dan saran untuk penelitian-penelitian yang
akan datang.
Bab 7 akan menjelaskan rencana penelitian untuk tahun kedua dan ketiga berdasarkan
temuan-temuan penelitian di tahun pertama ini. Dalam bab ini juga dijelaskan rencana
analisis yang dilakukan dan jadwal kerja yang digunakan sebagai acuan proyeksi penelitian di
tahun kedua dan ketiga.

6

LAPORAN PENELITIAN
HIBAH PENELITIAN TIM PASCA SARJANA–HPTP
(HIBAH PASCA) TAHUN I

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL
MANAJEMEN LABA MELALUI MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE
(Studi empiris pada perusahaan go publik di Indonesia)


Ketua Tim Peneliti
Drs. Wiyadi, MM, Ph.D

DIBIAYAI DIKTI dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian
Nomor 193-a/A.3.III/LPPM/V/2011
DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OKTOBER 2011

RINGKASAN DAN SUMMARY

Manajemen laba adalah suatu fenomena yang sukar dihindari sebagai akibat
penggunaan dasar akrual dalam pembauatan laporan keuangan. Praktik
manajemen laba dapat dilihat dan dianalisis dari dua sudut pandang yang berbeda.
Perspektif pertama, manajemen laba adalah perilaku oportunistik sedangkan
perspektif yang lain adalah tindakan yang seharusnya dilakukan (positive). Healy
dan wahlen (1998) menyatakan bahwa manajemen laba adalah tindakan
mengelabui dan menipu shareholder. Hal ini terjadi karena manajemen memiliki

informasi asimetri mengenai perusahaan yang dikendalikannya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan besarnya
manajemen laba pada indeks syariah (JII) dan indeks konvensional (LQ45) di
Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini adalah 153 and 187 perusahaan yang
terdaftar di BEI periode 2004-2010. Analisis yang digunakan adalah statistic
deskriptif dan independent sample t-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
manajemen laba (DACC) di Jakarta Islamic Index adalah 0.0962 (2004), 0.11104
(2005), 0.03673 (2006), 0.20509 (2007), 0.087056 (2008), 0.045405 (2009) dan
0.100421 di tahun 2010. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata
manajemen laba (DACC1) pada perusahaan yang tergabung di indek konvensional
(LQ45) adalah 0.8042210 dan rata-rata nilai manajemen laba (DACC2)
perusahaan pada indeks syariah (JII) adalah 0.098318. hasil analisis statistic
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai manajemen laba antara
perusahaan yang tergabung dalam indeks syariah maupun indeks konvensional
(prob.value = 0.335). Namun demikian, nilai rata-rata manajemen laba (DACC)
pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 lebih tinggi dibandingkan
dengan indeks JII. Penelitian ini menggunakan perspektif oportunistik, maka
untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan perspektif positip.

Kata kunci : manajemen laba, indeks konvensional, indeks syariah

iii

SUMMARY

Earnings management is a phenomenon that is difficult to avoid because the
impact of using the accrual basis for preparation of financial statements. The
practice of earnings management can be viewed from two different perspectives,
They are opportunistic behavior (negative) and management actions that should
be done (positive). Healy and Wahlen (1998) consider earnings management as an
act of misleading and deceiving shareholders. This is due to management has an
asymmetric information about the condition of the companies. The purpose of this
study is to analyze the difference of earnings management between the shariah
index (JII) and conventional index (LQ-45). These samples are 153 and 187
companies listed in Indonesian stocks exchange from 2004-2010 periods. The
analysis used independent sample t-test. The results indicate the earnings
management (DACC) in Jakarta Islamic index are 0.0962 (2004), 0.11104 (2005),
0.03673 (2006), 0.20509 (2007), 0.087056 (2008), 0.045405 (2009) and 0.100421
in 2010.
The result also shows that the average value of accruals (DACC1) on the
companies listed in the conventional index is 0.8042210 and the average value of
accruals (DACC2) on the companies in the shariah index is 0.098318. Statistical
test shows that there is not significant differences in earnings management
practices (DACC) between companies in the shariah index and conventional index
(prob.value = 0.335). It means that earnings management practices which tend to
increase the profit made by the companies in the conventional index more than the
companies in the shariah index. Earnings management perspective used in this
study is opportunistic perspective. For further research, earnings management
needs to be reviewed from the other perspective, such as efficiency perspective
and a positive perspective.

Keywords: Earnings management, Conventional index, Shariah index,

iv

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah

SWT atas ridho dan

rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini.

Penelitian ini

berjudul Pengembangan dan implementasi model manajemen laba melalui
mekanisme corporate governance.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr.
Harun Joko Prayitno, M.Hum selaku ketua LPPM-UMS atas dorongan dan
motivasinya, sehingga kami dapat berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan
penelitian fundamental yang diselenggarakan DIKTI. Selain itu, kami juga
mengucapkan terimakasih kepada Direktur pasca sarjana, ketua program magister
manajemen dan staf administrasi pasca sarjana UMS yang memperlancar jalannya
penelitian ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh fihak yang
terlibat terutama kepada mahasiswa yang kami bimbing maupun tenaga asisten
peneliti yang membantu kami dalam mengumpulkan data dan penyelesaian
penelitian ini.
Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penelitian ini meskipun kami berusaha melakukan
secara cermat, hati-hati dan sesuai dengan kaidah penelitian. Penelitian lanjutan
sangat perlu dilakukan sehingga praktek manajemen laba pada perusahaanperusahaan go publik di Indonesia dapat terungkapkan. Semoga penelitian ini
bermanfaat.

Surakarta, Oktober 2011

Tim Peneliti

v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL

……………………………………………….

i

HALAMAN PENGESAHAN

………………………………………………. ii

RINGKASAN DAN SUMMARY …………………………………………… iii
PRAKATA …………….……………………………………………………… iv
DAFTAR ISI …………………………….……………………………………. vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. viii
BAB 1

PENDAHULUAN ………………………………………............ 1

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN..................................

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA ….................................................…… ..9

BAB IV

METODE PENELITIAN ……………………………………..... 34

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….... 37

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 42

BAB VII

RENCANA PENELITIAN TAHUN KE 2 DAN KE 3.................. 44

8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 50
LAMPIRAN

…………………………………………………………………. 54

vi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 5.1. Data sampel periode 2004 - 2010 ........................................................37
Tabel 5.2 Praktek manajemen laba pada JII selama 2004 - 2010.........................38
Tabel 5.3 Praktek manajemen laba pada LQ45 selama 2004 - 2010....................39
Tabel 5.4 Hasil uji normalitas...............................................................................40
Tabel 5.5 Independent sample t-test....................................................................40

vii

Dokumen yang terkait

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN GO PUBLIK TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Perusahaan Go Publik Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.

0 2 12

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN GO PUBLIK TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Perusahaan Go Publik Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.

0 3 25

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index.

0 0 14

PENDAHULUAN Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index.

0 0 6

DAFTAR PUSTAKA Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index.

0 0 5

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic Index.

0 0 22

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Pada Index LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

ANALISIS MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK YANG Analisis Mekanisme Corporate Governance Dan Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Yang Terdaftar Pada Index LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 22

MEKANISME INTERNAL CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA, DAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANGKAN GO PUBLIK DI INDONESIA.

0 0 5

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Go-Publik Sektor Manufaktur)

0 0 13