Isolats Bakteri Indigenous Penghasil Milk-Clotting Protease untuk Fermentasi Keju

Vol. 9, No.2 Desember 2013
Enzyme-Linked lmmunosorbe.nt Assay for Detection of lnfecrious Bronchitis Antibody in

159

. Chickens using Local Isolate of PTS II1
Risa Indriani & NLP. Indi Dharmayanri
Karakterisasi Genetik Ternpuyung (Sonchus arvemis L.) Berdasarkan Penanda Molekuler

167

Sequence-Related Amplified Polymorphism
Dyah Subosiri & Rohiuat Mujabid
Karakteristik Populasi Labi-Iabi Amyda cartilaginea (Boddaerr, 1770) yang Tenangbp di

175

Sumatera Selatan
Agus Arifin Senrosa, Danu Wijaya & Asrri Suryandari
Pengarnh Jalan Terhadap Keragaman Jenis Tumbllhan Bawah dao Habitarnya cli Koridor


QXセ@

Taman Nasiona! Gunung Halimun Salak, Jawa Barat
Jyan Robiansyah & Danang W. Purnomo
lso.lar Bakreri Indigenous Penghasil Milk-CLotting Protease Llntllk Fermenrasi Kejll

199

Nanik Rabmani, Yana Nurita Sari, Nurheni Sri Palupi & Yopi
Preferensi Ekologis Jenis-Jenis Tllmbuhan Dominan di Gunung Endur Barnen

209

EN. Sambas, C. Kllsmana, LB. Prasetyo & T. Partomihardjo
Perrumbuhan dan Procluksi Jagung PlIlur Loka! Sulawesi Selatan yang Ditanam di Polibag

219

Pada Berbagai K.ornbinasi Perlakuan Pupuk Organik
Tid Juhaeti, N Hidayati & M Rahmansyah

Kajian Pemilihan Jenis Twnbuhan Unrllk Restorasi Huran Berclasarkan Beberapa

Parameter FO[Qsinresis
Tinia ley!! Shofia Ahmad, Dede Seriadi, & Diclik Widyannoko

Diterbitkan olcb:

PERHlMPUNAN BIOLOG[ INDONESIA
Bekcrjasama (Iengan

PUSUT BlOLOGI - UPI

23.3

Jurnal Biologi Indonnesia 9(2): 199-208 (2013)

Isolats Bakteri Indigenous Penghasil Milk-Clotting Protease untuk
Fermentasi Keju
(Isolates of Indigenous Bacteria Producing Milk-Clotting Protease for Cheese
Fermentation)

Nanik RahmanP, Yana Nurita Sari2 , Nurheni Sri Palupi2 & YopP
ILaboratorium Biokatalis dan Fermentasi, Bidang Bioproses Puslit Bioteknologi-LIPI, JI. Raya Bogor Km. 46, Cibinong 169011, E-mail: rahmani_btk@yahoo.com
2Departemen Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan , Insriwt Pertanian Bogor

Memasukkan: Februari 2013, Diterima: April 2013

ABSTRACT
The aims of this research is to isolation of bacteria that potential to produce of milk clotting protease enzymes from
fermented food that will be used as a substitute for rennet in cheese making. 1here are five food fermentations such
as tauco, tempeh, red oncom, sticky tape, and pickled mustard greens that are used as a source for isolation of bacteria that could produce milk clotting protease. 1he results obtained four isolates proteolytic bacteria from two fermented food samples, three isolates bacteria from tauco (TeN 1, TeN 2, TeN 3) and one isolate from pickled
mustard greens (DSN I). Based on 16S rONA, these isolates were identified as Bacillus sp. Bacterial isolate TeN 1
has a milk clotting activity of29.17 U/mL, whereas bacteria isolates of TeN 2, TeN 3 and DSN 1 have activities of
70 U/mL achieved at the 24 hours incubation, respectively. 1he proteolytic activities of bacteria isolates TeN 1,
TeN 2, TeN 3 and DSN 1 at the 24 hours fermentation process were 0.0117 U/mL, 0.0021 U/mL, 0.0150 U/mL,
and 0.200 U/mL , respectively. The ratio of milk clotting protease activity and the proteolytic activity for bacteria
isolates TeN 1, TeN 2, TeN 3 and DSN respectively were 5402, 175000, 7292, and 3333. 111is showed that the
enzyme from bacterial isolates TeN 2 can be used as an alternative to rennin in cheese making.

Keywords: milk clotting protease, cheese, calf rennet, fermentation food
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi bakteri penghasil enzim milk clotting protease dari pangan fermentasi
yang akan dimanfaatkan sebagai pengganti rennin dalam pembuatan keju. Ada lima pangan fermentasi yaitu tauco,
tempe, oncom merah, tape ketan, dan asinan sawi yang digunakan sebagai sumber bakteri penghasil enzim milk clotting protease. Dari hasil isolasi diperoleh em pat isolat bakteri proteolitik dari dua sampel pangan fermentasi , yakni
tiga isolat bakteri dari tauco (TeN 1, TeN 2, TeN 3) dan saw isolat bakteri dari asinan sawi (DSN I). Berdasarkan
analisa 16S rONA, keempat isolate tersebut diidentifikasi termasuk dalam kelompok Bacillus sp. Isolat bakteri TeN
1 memiliki aktivitas penggumpalan susu sebesar 29.17 U/mL sedangkan isolat bakteri TeN 2, TeN 3 dan DSN 1
memiliki aktivitas masing-masing 70 U/mL yang seluruhnya dicapai pada jam ke-24 inkubasi. Isolat bakteri TeN 1,
TeN 2, TeN 3 dan DSN 1 memiliki aktivitas protease pada jam ke-24 berturut-turut sebesar 0.0117 U/mL,
0.0021 U/mL, 0.0150 U/mL, dan 0.200 U/mL. Rasio aktivitas penggumpalan susu terhadap protease untuk isolat
bakteri TeN 1, TeN 2, TeN 3 dan DSN 1 secara berturut-turut adalah 5402, 175000, 7292, dan 3333. Dari
keempat isolat yang diperoleh menunjukkan bahwa enzim dari isolat bakteri TeN 2 dapat digunakan sebagai alternatif pengganti renin dalam pembuatan keju.

Kata Kunci : protease penggumpal susu, keju, rennet anak sapi, produk pangan fermentasi

PENDAHULUAN

rna yang banyak digunakan dalam produksi keju
sebagai reagen milk-clotting (Isam et

at.


2009).

Penggumpalan susu merupakan tahap

Renet tidak hanya berfungsi sebagai penggumpal

kunci dalam industri pembuatan keju dan enzim

susu tetapi juga memainkan peran penting selama

milk-clotting protease memainkan peran utama

proses pematangan keju yang merupakan proses

dalam proses tersebut. Calf rennet yang mengan-

utama dan komplek dalam pembentukan cita rasa

dung chymosin (EC 3.4.23.4) termasuk aspartate


dan tekstur dari keju (Vioque et

protease yang merupakan komponen enzim uta-

Makata 2002, Kumar et

at. 2000, Sausa &

at. 2005).

Beberapa studi
199

Rahmani, dkk.

telah dilakukan berkaitan dengan enzim milk clot-

red kojic rice, salah satu makanan tradisional Chi-


ting yang berasal dari mikroorganisme untuk ap-

na (Zhang et aL. 2011).

likasi dalam pembuatan keju (Poza et aL. 2003;
Oini et aL. 2010).

Penelitian isolasi mikroba penghasil protease dan karakternya sudah banyak dilakukan di

Oalam industri pembuatan keju secara

Indonesia, sedang untuk isolasi protease jenis milk

tradisional banyak menggunakan renet dari anak

clotting sebagai pengganti rennet masih sedikit

sapi. Penggumpalan susu oleh renet dari anak sapi

(Nunuk et aL. 2001) . Untuk tujuan produksi keju


terjadi akibat pemecahan ikatan Phe 105-Met 106

diperlukan penggunaan renin yang memiliki ak-

pada ikatan K-casein menghasilkan glikopeptida

tivitas milk clotting tinggi (MCA) dan PA yang

hidrofilik rantai pendek (106-169 residll) yang

rendah untuk meminimalkan larutnya curd (Wu

dilepas ke dalam whey. Para- K -casein menj adi

et al. 2008) . Oleh karena itu, dalam penelitian ini

bermuatan positif pada pH netral dan menyebab-

dipaparkan satu usaha untuk mencari pengganti


kan penurunan ikatan diantara micelle casein yang

renet, dengan melakukan proses isolasi enzim

menyebabkan agregasi (Green 1973).

milk clotting protease yang berasal dari produk

Penggunaan renet yang berasal dari anak
sapi berkaitan dengan masalah etika, sehingga

pangan fermentasi yang ban yak terdapat di Indonesia.

diperlukan usaha mencari alternatif substitusi renet yang berasal dari mikroorganisme yaitu enzim

BAHAN DAN CARA KERJA

milk clotting protease (Tubesha & Al-Oelaimy,


2003; Cavalcanti et aL. 2004) .

Sampel yang digunakan sebagai sumber

Produksi enzim milk clotting protease telah

isolat adalah produk pangan fermentasi antara

dilaporkan dari beberapa mikroorganisme seperti

lain sawi asin, oncom, tauco, tempe, dan tape

Penicillium oxalium (Hashem 2000), Nocardiopsis

ketan. Sampel dihancurkan hingga homogen, lalu

sp (Cavalcanti et aL. 2004) , Mucor circinelloides

diukur pH-nya. Masing-masing sam pel ditimbang


(Sathya et aL. 2009) dan Bacillus amyloliquefaciens

sebanyak 0.25 g dan disimpan pada suhu refriger-

04 (He at aL. 2011) . Beberapa mikroba yang po-

ator. Untuk sawi asin, diambil juga sampel airnya

tensial menghasilkan enzim milk clotting protease

untuk isolasi bakteri sebanyak 0.25 mL. Proses

dan potensial sebagai subtitusi calf rennet, yaitu

persiapan sampel dilakukan secara aseptis.

Penicillium oxalicum (Hashem, 2000) dan Nocar-

Media pertumbuhan bakteri menggunakan

diopsis sp (Cavalcanti et al. 2004). Untuk saat ini

medium Nutrient

produksi keju di dunia menggunakan sepertiga

penghasil enzim penggumpal susu menggunakan

renet dari mikroba yang berasal dari mikroorgan-

skim milk agar. Sample dari 5 produk fermentasi

isme jenis kapang (Preetha & Boopathy, 1994).

sebanyak 0.25 g dan 0.25 mL sample cair produk

Banyak peneliti telah memfokuskan untuk
melakukan isolasi
kllngan

tertentu

mikroorganisme dari linguntuk

mendapatkan

enzim

Broth

dan

isolasi bakteri

fermentasi sawi, masing-masing dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang telah berisi 2.5 mL medium Nutrient Broth untuk pertumbuhan bakteri.

dengan aktivitas milk clotting protease yang tinggi

Inkubasi

dan aktivitas protease yang rendah at au per-

menggunakan shaker incubator dengan kecepatan

bandingan aktivitas milk clotting protease terhadap

150 rpm. Oari media pertumbllhan bakteri selan-

protease yang tinggi (He et aL. 2011) . Salah satu

jutnya dibuat pengenceran bertingkat (l0-QO-5)

diantaranya isolasi enzim milk clotting protease dari

masing-masing sebanyak 1 mL dan di inoku-

200

selama 24

jam

pada suhu

ruang

Isolat Baktcri lruJigenous Pcnghasil Mille-Clotting Protease

lasikan kedalam media padat. Bakteri penghasil

Aktivitas penggumpalan susu ditentukan ber-

enzim milk clotting protease diskrining dengan

dasarkan uji visual dari pembentukan gumpalan

menggunakan media skim milk agar. Isolat yang

susu pertama kali akibat penambahan enzim yang

memberikan zona bening selanjutnya diukur in-

dinotasikan dalam Soxhlet Unit (SU) . Satu SU

dek proteolitiknya dan selanjutnya diuji poten-

didefinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat

sinya sebagai penghasil enzim milk clotting prote-

menggumpalkan 1 mL campuran yang mengan-

ase.

dung 0.1 g susu skim dan 0.001 g CaCl 2 dalam
Identifikasi bakteri dilakukan secara mole-

40 menit pada suhu 35"C (Arima et al. 1970).

kuler dengan menganalisis sebagian gen 16S

Sebanyak 0.5 mL enzim ditambahkan ke dalam 5

rDNAnya. Gen 16S rONA diamplifikasi dengan

mL susu skim (10 g susu skim/100 mL 0.01 M

menggunakan primer 9F (5'-AGRGTTTGAT

CaCl 2) yang telah diinkubasi pada suhu 40°C sela-

CMTGGCTCAG-3') and 1492R (5'-ACGGYTA

rna 5 menit. Campuran tersebut diaduk hingga

CCTTGTTAYGACTT-3').

dil-

terbentuk gumpalan. Pengukuran aktivitas enzim

akukan dengan campuran reaksi yang mengan-

milk-clotting menggunakan persamaan berikut ini:

dung DNA bakteri, primer 9F dan 1492R mas-

(MCA)

ing-masing 10 pmol 2
(promega) 26 セi@

セiL@

Amplifikasi

=

2400 x 5 x 0

T x 0,5

larutan Go T aq

serta ddH20 20 セQN@

Adapun

kondisi reaksi PCR ialah 95 oC, 2 menit (1 siklus); 95 °C, 30 detik, 65 oC, 1 menit, 72 oc, 2

Kctcrangan:
MCA= aktivitas enzim milk-clotting (SU)
T

=

waktu pertama kali terbentuk gumpalan susu (detik)

o = faktor pengenceran

menit (10 siklus); 95 oc, 30 detik, 55 oc, 1 men-

Aktivitas

protease ditentukan

melalui

it, 72 oC, 2 menit (30 siklus) serta 72 oC, 2 menit

metode standar Lowry yang dimodifikasi (Meloan

(1 siklus) . PCR produk disequensing di First Base

& Pomeranz 1973). Sebanyak 0.2 ml substrat

Malaysia. Hasil sekuen selanjutnya dibandingkan

kasein

dengan database di Gen Bank menggunakan

dengan 0.1 mL larutan enzim kasar, kemudian

BLAST algorithm.

dicampur dan diinkubasi di shaker incubator sela-

Produksi enzim dilakukan dengan metode

dengan

konsentrasi

rna 20 menit pada suhu

0.1 % direaksikan

3rc. Setelah diinkubasi

fermentasi cair. Isolat bakteri dikulturkan pada

selama 20 men it, larutan reaksi tersebut ditambah

media Nutrient Broth yang telah ditambahkan

0.24 mL 0.4 M TCA, dicampur dan diinkubasi

substrat kasein lalu diinkubasi menggunakan

pada shaker incubator selama 20 menit pada suhu

shaker incubator pada 150 rpm, suhu ruang sela-

3rc. Setelah disentrifugasi selama 10 menit pada

rna 5 hari dan dilakukan sampling setiap 24 jam.

kecepatan 10.000 rpm, 0.1 mL supernatan diam-

Hasil sampling kemudian diukur pertumbuhan

bil dan disimpan pada tabung reaksi baru.

selnya menggunakan spektrofotometer pada A

Kemudian ditambahkan 0,5 mL 0.4 M Na2C03

660 nm. Hasil sampling tersebut disentrifugasi

dan 0.1 mL fenol folin, dihomogenkan dengan

pada 10.000 rpm selama 10 men it, kemudian

vorteks dan diinkubasi pada suhu

diambil supernatannya sebagai ekstrak enzim

menit. Larutan reaksi diukur absorbansinya pada

kasar untuk dianalisa aktivitas milk clotting prote-

A 660 nm dan diukur aktivitas proteasenya

ase (Milk clotting activity: MCA), aktivitas proteo-

dengan menggunakan rum us dibawah ini. Satu

litiknya (Proteolytic activity: PA) serta rasio aktivi-

unit (U) aktivitas protease didefinisikan sebagai

tas milk clotting protease terhadap protease

jumlah enzim yang dapat mengkatalisis reaksi

3rC selama 20

(MCNPA).
201

Rahmani, dkk.

pelepasan 1 セャュッ@

Analisis sebagian gen 16S rDNA Bakteri

tirosin per menit

Aktivitas protease (PA) = X x FP x _IN x T

Amplifikasi

Keterangan :

sebagian

gen

165

rONA menghasilkan produk sekitar 1500 bp

PA

=

Protease activity (U/mL)

X

=

Konsentrasi enzim (mg/mL)

FP

=

Fakror pengenceran

V

=

Volume enzim yang dianalisis (mL)

=

waktu inkubasi (menit)

T

daerah

(Gambar 3). Analisis homologi untuk masingmasing isolat bisa dilihat pada Tabel 3.

Perhitungan rasio aktivitas penggumpalan
susu terhadap protease

Pengukuran Aktivitas Enzim dan Seleksi Isolat
Bakteri
Kurva Pertwnbuhan Isolat Bakteri

menggunakan rumus

Hasil pengukuran pertumbuhan sel pada

perhitungan pada persamaan berikut ini (Arima et

A 660 nm ditunjukkan pada Gambar 4. Empat

aL. 1%7) :

isolat bakteri memiliki profil pertumbuhan yang

R=MCA

sarna dengan pertumbuhan sel tertinggi pada jam

PA

ke-24.

Keterangan :
R: Rasio aktivitas penggumpulan susu terhadap protease

MeA : Milk Clotting Activity; Aktivitas penggumpalan

Data aktivitas milk clotting protease dari

susu (SU/mL)
PA

Aktivitas Enzim Penggumpal Susu
keempat isolat bakteri bisa dilihat pada Gambar

: Protease Activity ; Aktivitas protease (U/mL)

5. Pembentukan gumpalan susu oleh adanya ak-

HASIL

tivitas enzim milk clotting protease bisa dilihat pada Gambar 6. Tiga isolat bakteri dari produk fer-

Isolasi Bakteri dari Pangan Fermentasi

mentasi tau co memiliki aktivitas penggumpalan

Isolasi dilakukan terhadap lima sampel pangan

susu lebih tinggi dibanding isolat bakteri D5N

fermentasi yaitu tauco, tempe, oncom merah, tape

dari produk fermentasi sawi, meskipun proses

ketan, dan asinan sawi (Gambar 1).

penggumpalan susu optimum diperoleh setelah
24 jam.

Tabe11.

Ciri morfologi 4 bakteri hasil isolasi dari 5 produk fermentasi

No.

holat Bakteri

Sumber

TeN 1

Tauco

2

TeN 2

Tauco

3

TeN 3

Tauco

4

DSN 1

Asinan saw i

A B C

Gambar 1.

Ciri Koloni
benruk bulat. ukuran medium. berwarna putih opaqu e.
tepian entire
bentuk tidak b e raturan. ukuran large. berwarna putih
opaque. tepian undulate
ben tuk tidak ber a turan . ukuran large. berwarna
translusens. tepian undulate
bentuk bulat. ukuran large. berwarna putih opaque.
tepian undulate

0

E

Sampel pangan fermentasi yang digunakan sebagai sumber isolat: oncom merah (a), tempe (b), tape
ketan (c), tau co (d), asinan sawi (e)

202

Isolat Bakteri Indigenous PenghasU Milk-Clotting Protease

Aktivitas protease dan rasio aktivitas penggumpulan susu
Hasil uji aktivitas proteolitik terhadap 4

i isolat
Zona

-...;;.;;=......
MKNセ@

isolat bakteri menunjukkan hasil yang berbeda
dengan profil aktivitas penggumpalan susu. Satu
isolat bakteri produk fermentasi tauco yaitu
TCN2 menunjukkan aktivitas proteolitik paling

Gambar 2. Contoh zona bening dari isolat bakteri

kecil dibanding 3 isolat bakteri lainnya. Aktivitas

TCN 2 pada medium skim milk agar

tertinggi di peroleh oleh isolat bakteri TCN 1
dengan aktivitas sekitar 0.02 U/mL (Gambar 7).

penggumpalan susu tertinggi dibanding 3 isolat

Isolat yang telah diuji aktivitas penggumpalan

bakteri lainnya.

susu dan proteasenya kemudian dihitung rasio
aktivitas penggumpalannya terhadap protease.

PEMBAHASAN

Hasil perhitungan rasio enzim penggumpal susu
terhadap protease dari keempat isolat bakteri
dapat dilihat pada Tabel4. Tabel4 menunjukkan
bahwa

isolat

bakteri

TCN2

memiliki

rasio

Medium isolasi untuk memperoleh koloni
tunggal menggunakan medium selektif susu skim
agar yang umum digunakan untuk memperoleh

Tabel 2. Indeks Protease 4 bakteri hasil isolasi dari 5 produk fermentasi
No.
1

TeN 1

2

TeN 2

3
4

TeN 3

Diameter zona
bening (em)
1.30
1.60
1.20
1.40

D lam eter i.olate
bakteri (em)
0.40
0.40
0.40
0.40

Isolat B abed

DSN 1
2.0

2.0

.:;; 1.5
c

1.5

.
セ@

'-

1.0

"----r

Indeks Protease
3.25
4.00
3.00
3.50

{ セ@

1.0

.Q