Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus

i

PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH Pandanus conoideus
DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN
LOBSTER AIR TAWAR Cherax quadricarinatus

HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemberian Ekstrak

Buah Merah Pandanus conoideus dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan
Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus” adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain dan telah disebutkan dalam
teks serta dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014

Hidayat Z. Ridwan
NIM C14090079

iv

Abstrak
HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN. Pemberian Ekstrak Buah Merah Pandanus
conoideus dalam Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax
quadricarinatus. Dibimbing oleh MIA SETIAWATI dan HARTON ARFAH.
Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) merupakan jenis

krustasea komoditas perikanan yang mulai dikembangkan untuk dibudidayakan sejak
tahun 2002. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan
lobster air tawar, salah satu diantaranya adalah keberhasilan molting yang sangat
bergantung pada cadangan kalsium dalam tubuh lobster. Hingga saat ini banyak
dijumpai kematian lobster yang diakibatkan oleh ketidakmampuannya dalam
melakukan molting secara sempurna. Salah satu bahan alami yang mengadung
kalsium tinggi adalah buah merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh pemberian dosis berbeda ekstrak buah merah (Pandanus conoideus)
terhadap kinerja pertumbuhan lobster air tawar. Lobster yang digunakan memiliki
panjang dan bobot awal 4,26+0,33 cm dan 2,18+0,50 gram. Hasil penelitian
menunjukkan jumlah molting sama, mengalami peningkatan pada awal pemeliharaan
dan pada pemberian hari berikutnya mengalami penurunan. Laju pertumbuhan bobot
harian dan panjang mutlak 1,15–1,47% dan 0,22–0,83 cm, kelangsungan hidup
lobster air tawar 93,33–100%, dan koefisien keragaman 3,60– 6,16%. (p>0,05)
Penambahan ekstrak buah merah pada pakan buatan tidak memberikan efek terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar.
Kata kunci: lobster air tawar, molting, ekstrak buah merah, pertumbuhan

Abstract
HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN . The granting of red fruit (Pandanus

conoideus) extracts in feed on the performance of red claws (Cherax quadricarinatus)
growth. Guided by MIA SETIAWATI and HARTON ARFAH.
Freshwater red claws (Cherax quadricarinatus) is a type of crustaceans food
commodities which began to be developed for being cultivated since 2002. There
were some factors that affected the growth and survival rate of red claws, one of them
was the success of molting which depended on reserved calcium that contained in the
red claw body. There were many cases about lobster death caused by its inability in
doing an ideal molting. One of the natural subtances which contained high calcium
was red fruit. The goal oh this research was evaluate the effect for granting different
red fruit doses. Red claw that has used had a long and weight about 4.26 cm and 2.18
grams in the beginning. The research result showed the similar sum of molting,
increasing in the beginning of maintenance and at the next granting are
decreasing. Daily growth rate and the absolute length were 1.15% - 1.47% and 0.22 0.83 cm. The survival rate of red claw lobster was 93.33% - 100% and the coefficient
of variability was 3.60% - 6.16%. (p>,05) The research result has shown the sum of
molting was equal.
Keywords : red claw, molting, red fruit extract, growth

v

PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH Pandanus conoideus

DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN
LOBSTER AIR TAWAR Cherax quadricarinatus

HIDAYAT ZULKARNAIN RIDWAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

vi

vii

Judul

Nama
Nomor Pokok
Program Studi

Departemen

: Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam
Pakan terhadap Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar
Cherax quadricarinatus
: Hidayat Z. Ridwan
: C14090079
: Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
: Budidaya Perairan

Disetujui,

Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si
Pembimbing I

Ir. Harton Arfah, M.Si
Pembimbing II

Diketahui,
Ketua Departemen Budidaya Perairan


Dr. Ir. Sukenda, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Pengesahan :

viii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pemberian Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) dalam Pakan Terhadap
Kinerja Pertumbuhan Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus. Penelitian
dilakukan pada bulan Februari – Maret 2014 di Laboratorium Kolam Percobaan
Perikanan Babakan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga proses
penyusunan skripsi ini. Karenaya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu (Fatimah) tercinta yang telah melahirkan dan merawat serta
membesarkan penulis dengan sangat baik, Bapak (Ridwan Lego Bolan)
tercinta yang telah memberikan kasih dan sayangnya pada keluarga
2. Ibu Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama masa penelitian
dan penyusunan skripsi
3. Bapak Ir. Harton Arfah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya dalam menentukan tema penelitian
ini hingga proses penyusunan skripsi
4. Dr. Ir. Kukuh Nirmala, M.Sc selaku dosen penguji yang telah bersedia
hadir dan menguji skripsi penulis dan juga terima kasih atas saran dan
masukannya
5. Dr. Dinamella Wahjuningrum S.Si., M.Si selaku komisi program studi
(KPS) yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk turut serta dalam
proses ujian skripsi
6. Adik-adik (Yanti dan Harun) yang selalu memberikan perhatian dan
dukungan serta semangat
7. Teman-teman yang membantu dalam penelitian ini (Penghuni Babakan)
8. Hayu Lesya Putri, wanita yang mampu menjadi cahaya dan terang dalam
perjalanan hidup penulis

9. Teman-teman Fisheries Diving Club dan teman-teman diklat 29. Terima
kasih untuk kebersamaan kalian selama di FDC tercinta. Teruntuk FDC
tercinta: “Banyak sudah yang telah kau beri kepada kami”

Penulis,

Hidayat Zulkarnain Ridwan

ix

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................ 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
METODE ................................................................................................................ 2
Udang uji ......................................................................................................... 2

Wadah pemeliharaan ....................................................................................... 2
Pakan yang digunakan..................................................................................... 2
Rancangan percobaan...................................................................................... 2
ANALISIS DATA .................................................................................................. 3
Bobot Rata-rata Lobster Air Tawar................................................................. 3
Laju Pertumbuhan Bobot Harian .................................................................... 3
Panjang Rata-rata Lobster Air Tawar ............................................................. 4
Panjang Mutlak Lobster Air Tawar ................................................................ 4
Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar ........................................................ 4
Koefisien Keragaman Panjang Rata-rata ........................................................ 4
Jumlah Molting ............................................................................................... 5
Analisis Data ................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 5
Hasil ................................................................................................................ 5
Pembahasan ..................................................................................................... 7
KESIMPULAN ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 16


x

DAFTAR TABEL
1
2
3

Kualitas air media pemeliharaan lobster air tawar selama
penelitian ........................................................................................................ 3
Jumlah molting lobster air tawar yang terjadi selama masa
penelitian ........................................................................................................ 5
Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar yang
diberi pakan dengan perlakuan berbeda selama penelitian ............................ 7

DAFTAR GAMBAR
1

2

Panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan yang

mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari
pemeliharaan .................................................................................................. 6
Pertumbuhan bobot lobster air tawar yang diberi pakan yang
mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari
pemeliharaan .................................................................................................. 6

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Proses Peracikan Pakan ................................................................................ 13
Analisis Anova ............................................................................................. 14

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) mulai
dikembangkan untuk dibudidayakan di Indonesia sejak tahun 2002 (Darmansah
2011). Karplus et.al (2003) menyatakan bahwa red claw merupakan jenis yang
mudah dikembangbiakkan dan memiliki peluang usaha yang besar karena sejauh
ini masih belum dapat memenuhi permintaan pasar yang begitu tinggi (Anonim1).
Hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa usaha pembenihan lobster
dihadapkan pada pertumbuhan benih yang beragam sehingga menjadi kendala
dalam pemenuhan target produksi. Benih yang lambat pertumbuhannya akan
membutuhkan waktu pemeliharaan yang lebih lama. (Tampubolon 2011).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan lobster air tawar
diantaranya adalah kualitas benih, jenis pakan, kualitas air, penyakit dan
keberhasilan molting, yaitu pergantian kulit yang baru. Peran molting sangat
penting dalam pertumbuhan lobster karena semakin sering lobster melakukan
molting, maka pertumbuhannya juga semakin baik (Ahvenharju 2007).
Keberhasilan molting sangat bergantung pada cadangan kalsium yang ada dalam
tubuh lobster dan hingga saat ini banyak dijumpai kematian lobster yang
diakibatkan oleh ketidakmampuannya dalam melakukan molting secara sempurna
(Hakim 2009). Salah satu penyebab kegagalan molting adalah tidak berhasilnya
lobster dalam proses gastrolisasi, yaitu penyerapan kalsium yang ada di dalam
tubuhnya. Selanjutnya, dinyatakan bahwa peran kalsium sangat signifikan dalam
proses pengerasan cangkang yang baru setelah lobster berhasil melepaskan
cangkang yang lama. Lambatnya pertumbuhan lobster air tawar diduga karena
kurangnya asupan kalsium (Ca) baik dari lingkungan tempat hidupnya ataupun
dari asupan pakan yang diperoleh lobster tersebut. Kalsium yang diserap oleh
lobster dapat berasal dari makanan, air, dan hasil kanibalisme atau pemangsaan
cangkang yang lepas (Hakim, 2009). Terdapat banyak bahan sumber kalsium
yang dapat digunakan dan salah satu bahan herbal sumber kalsium alami, yaitu
buah merah (Anonim2)
Berdasarkan hasil analisis pada buah merah, diketahui bahwa dalam 100
gram ekstrak buah merah mengandung 21,57 mg kalsium (Ca) (Anonim2). Selain
kandungan mineral yang penting bagi kehidupan, buah merah juga mengandung
senyawa-senyawa aktif seperti betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat
(omega-9), asam linolenat (omega-3), dan dekanoat (Apsari 2007). Pada upaya
mengoptimalkan kegiatan produksi lobster, maka informasi mengenai kadar
nutrisi dalam pakan yang tepat harus diketahui. Salah satu nutrisi yang harus
tersedia adalah mineral kalsium karena sangat berperan dalam pertumbuhan,
sebagai bahan utama dalam proses pengerasan eksoskeleton setelah moulting
(Rostika et al. 2007). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
mengevaluasi pemberian ekstrak buah merah sebagai sumber kalsium pada kinerja
pertumbuhan lobster air tawar.

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian dosis
berbeda ekstrak buah merah (Pandanus conoideus) yang mengandung kalsium
terhadap kinerja pertumbuhan lobster air tawar, melalui pengamatan jumlah
molting, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.

METODE
Udang uji yang digunakan pada penelitian ini adalah lobster air tawar
(cherax quadricarinatus) berumur kurang lebih satu bulan dengan panjang ratarata adalah 4,26+0,33 cm dan bobot rata-rata adalah 2,18+0,50 gram. Jumlah
lobster air tawar yang digunakan sebanyak 60 ekor dan berasal dari satu
pemijahan yang sama dan seumur. Benih dipelihara pada 12 akuarium berukuran
(60x45x30) cm dengan volume air 40,5 liter dan kepadatan 5 individu per
akuarium. Pada setiap akuarium dimasukkan pipa paralon berukuran ½ inchi dan
¾ inchi dengan panjang 15 cm yang berfungsi sebagai shelter. Masing-masing
akuarium diisi dengan 5 shelter.
Wadah pemeliharaan disusun secara berjajar dengan dilengkapi instalasi
aerasi berupa selang dan batu aerasi yang dihubungkan dengan pipa 1 inchi pada
blower utama di laboratorium. Sebelum lobster tersebut disebar ke masing-masing
akuarium, lobster tersebut terlebih dahulu dipelihara selama 3 hari pada akuarium
yang telah disediakan untuk proses adaptasi lingkungan. Lobster air tawar ini
kemudian disebar dan dipelihara selama 30 hari dengan memberikan perlakuan
pakan yang diberi ekstrak buah merah sebagai sumber kalsium dengan dosis
berbeda.
Pakan yang digunakan pada penelitian ini berupa pakan udang komersil
yang dibagi menjadi empat perlakuan dengan konsentrasi ekstrak buah merah
yang berbeda tiap perlakuannya. Peracikan pakan bertujuan untuk menambahkan
ekstrak buah merah ke dalam masing-masing kelompok pakan yang berbeda
konsentrasi menggunakan putih telur bebek sebagai bahan perekat (Lampiran 1).
Rancangan percobaan pemberian ekstrak buah merah terhadap kinerja
pertumbuhan lobster air tawar, yaitu sebanyak 4 perlakuan dengan masing-masing
3 ulangan. Rancangan percobaan tersebut, yaitu pemberian ekstrak buah merah
dengan dosis atau kandungan Ca dalam buah merah sebanyak:
a. K = 0 ml/kg (pakan kontrol)
b. A = 50 ml/kg pakan (1% Ca)
c. B = 100 ml/kg pakan (3% Ca)
d. C = 250 ml/kg pakan (5% Ca)
Pakan udang komersil tersebut memiliki kadar protein minimal 40%,
lemak minimal 6%, serat kasar maksimal 3%, kadar abu maksimal 15%, dan
kadar air maksimal 10%. Lobster air tawar yang dipelihara diberi pakan dengan
feeding rate (FR) sebesar 5% dari biomassa per akuarium dengan frekuensi
pemberian pakan 2 kali, yaitu pada pagi (pukul 09:00 WIB) 25% dan malam hari
(pukul 20.00 WIB) 75% (Lengka et al 2013). Pengamatan pertumbuhan lobster air
tawar dilakukan dengan melakukan sampling bobot dan panjang setiap 10 hari,
selama 30 hari pemeliharaan.

3

Jumlah molting diamati dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap
individu lobster air tawar yang melakukan proses pergantian kulit secara
sempurna. Survival rate/sintasan merupakan perbandingan lobster yang hidup
pada akhir penelitian dengan lobster pada awal penelitian.
Selama pemeliharaan dilakukan monitoring kualitas air (DO dan pH)
sebanyak 4 kali selama penelitian dan pengamatan suhu dilakukan setiap hari.
Berikut merupakan data hasil analisis kualitas air selama proses pemeliharaan
lobster air tawar (Tabel 1).
Tabel 1 Kualitas air media pemeliharaan lobster air tawar selama penelitian
Perlakuan
K (0 ml buah merah)
A (50 ml/kg pakan / 1 % Ca)
B (150 ml/kg pakan / 3 % Ca)
C (250 ml/kg pakan / 5 % Ca)

PP No. 82 Tahun 2001

Suhu (oC)
pagi
siang
Malam
27.5
28
28
27.5
28
28
27.5
28
28
27.5
28
28
o
*Deviasi 3 (26 – 32 C)

pH

DO (mg/l)

7.97-8.29
7.99-8.33
8.17-8.34
8.19-8.42
6-9

5.8-7.6
5.3-7.3
6.7-7.2
6.5-7.7
4

Berdasarkan Tabel 1, kualitas air pada pemeliharaan lobster air tawar
pada setiap perlakuan selama 30 hari memiliki nilai suhu 27,5oC – 28oC, nilai pH
7,97 – 8,42, dan nilai DO 5,3 mg/l – 7,7 mg/l, berada pada kondisi yang layak (PP
No. 82, 2001).

ANALISIS DATA
Bobot Rata-rata Lobster Air Tawar
Bobot lobster air tawar ditimbang dengan menggunakan timbangan
digital dengan ketelitian 0,001. Rumus yang digunakan untuk menghitung bobot
rata-rata sebagai berikut
̅

Keterangan
̅
= Bobot rata-rata lobster (g)
bi
= Biomasa lobster (g)
n
= Jumlah lobster yang ditimbang (ekor)
Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Laju pertumbuhan bobot harian menggunakkan rumus menurut Huisman
(1987) :


4

Keterangan :
α
= Laju pertumbuhan bobot harian (%)
̅t = Bobot rata-rata individu pada hari ke-t (g)
̅ 0 = Bobot rata-rata individu pada hari ke-0 (g)
t
= Lama waktu pemeliharaan (hari)
Panjang Rata-rata Lobster Air Tawar
Panjang rata-rata merupakan jumlah panjang total lobster air tawar
(pengukuran dari ujung rostrum sampai dengan ujung telson) dibagi dengan
banyaknya lobster yang diukur. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan:
Pr = Panjang rata-rata (cm)
Pa = Jumlah panjang total (cm)
J
= Jumlah lobster yang diukur (ekor)
Panjang Mutlak Lobster Air Tawar
Panjang mutlak lobster air tawar diukur dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

Keterangan :
Pt = Pertumbuhan panjang mutlak
Lt = Rata-rata panjang individu pada hari ke-t (cm)
Lo = Rata-rata panjang individu pada hari ke-0 (cm)
Kelangsungan Hidup Lobster Air Tawar
Tingkat kelangsungan hidup adalah perbandingan antara jumlah lobster
air tawar yang hidup pada akhir dan awal penelitian. Rumus yang digunakan
adalah:
SR =

Nt
× 100%
No

Keterangan :
SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan yang dihasilkan pada waktu t (ekor)
No = Jumlah ikan awal tebar (ekor)
Koefisien Keragaman Panjang Rata-rata
Koefisien keragaman (KK) digunakan untuk melihat perbandingan
keragaman dua populasi atau lebih. Koefisien keragaman panjang rata-rata
diperoleh dengan cara membagi nilai simpangan baku dengan rataan panjang ratarata pada populasi. Rumus digunakan menurut Steel dan Torrie (1980) sebagai
berikut :

5

Keterangan :
KK = Koefisien keragaman (%)
SD = Standar deviasi
X
= Rerata Populasi
Jumlah Molting
Jumlah molting lobster air tawar diketahui dari hasil pengamatan secara
langsung terhadap jumlah individu lobster air tawar yang melakukan molting.
Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis secara
statistik anova menggunakan program MS. Excel 2010 dan SPSS 17.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Aktifitas molting memiliki peranan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup dan juga pertumbuhan lobster air tawar. Keberhasilan
molting yang dicapai oleh lobster air tawar akan membuat lobster tersebut
mengalami pertambahan volume dan juga ukuran tubuh. Berikut pada Tabel 2
disajikan total Jumlah molting yang terjadi pada lobster air tawar selama
penelitian:
Tabel 2 Jumlah molting lobster air tawar yang terjadi selama masa pemeliharaan
30 hari dengan perlakuan pemberian ekstrak buah merah dosis berbeda
Perlakuan
K
A
B
C

10
4
4
5
5

Waktu (hari)
20
6
7
7
6

30
3
2
1
2

Jumlah
molting
13
13
13
13

Berdasarkan Tabel 2, jumlah molting lobster air tawar pada setiap perlakuan yang
terjadi setiap selang 10 hari memiliki jumlah yang berbeda, namun, pada akhir
penelitian total jumlah molting yang terjadi pada semua perlakuan pemberian
ekstrak buah merah dengan dosis berbeda pada pakan memiliki jumlah yang
sama.
Pengamatan pertumbuhan terhadap lobster air tawar dengan melakukan
pengukuran panjang dan bobot dilakukan pada setiap selang 10 hari masa
penelitian. Berikut Gambar 1 dan Gambar 2 adalah hasil pengukuran bobot dan
panjang yang ditampilkan dalam bentuk grafik:

6

Panjang rata-rata (cm)

6.000
5.000
4.000
K (Kontrol)
3.000

A (1 % Ca)

2.000

B (3 % Ca)
C (5% Ca)

1.000
.000
H0

H10

H20

H30

waktu (hari ke-)

Gambar 1 Panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan yang
mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari
pemeliharaan
Berdasarkan Gambar 1, panjang lobster air tawar pada setiap perlakuan
meningkat. Perlakuan A (pemberian ekstrak buah merah 50 ml/kg pakan)
memiliki pertumbuhan panjang yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kontrol maupun perlakuan lainnya.

4.500

bobot rata-rata (g)

4.000
3.500
3.000
2.500

K (Kontrol)

2.000

A (1 % Ca)

1.500

B (3% Ca)

1.000

C (5% Ca)

.500
.000
H0

H10

H20

H30

waktu (hari ke-)

Gambar 2 Pertumbuhan bobot lobster air tawar yang diberi pakan yang
mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari
pemeliharaan
Demikian pula dengan bobot lobster berdasarkan Gambar 2, bobot pada masingmasing perlakuan meningkat setiap sempling 10 hari. Perlakuan A (pemberian
ekstrak buah merah 50 ml/kg pakan) memiliki pertumbuhan bobot rata-rata yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol maupun perlakuan lainnya.

7

Lobster air tawar yang dipelihara selama 30 hari dan diberi pakan
dengan perlakuan yang berbeda memiliki pertumbuhan panjang dan bobot serta
kelangsungan hidup seperti pada Tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3 Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar yang diberi pakan
yang mengandung dosis berbeda ekstrak buah merah selama 30 hari
pemeliharaan
parameter uji
Panjang mutlak (cm)
Koefisien keragaman panjang (%)
Laju Pertumbuhan Bobot Harian (%)
Kelangsungan hidup (%)

perlakuan/pertambahan ekstrak buah merah (ml/kg)
K (0)

A (50)

B (150)

C (250)

0,75+0,06a
6,16+2,32a
1,47+0,62a
100+0,00a

1,06+0,62a
4,24+1,51a
1,24+0,05a
93,33+11.5a

0,60+0,03a
4,49+0,61a
1,42+0,30a
100+0,00a

0,65+0,60a
3.60+2,47a
1,15+0,21a
93,33+11,5a

K = pakan kontrol (tanpa tambahan kalsium buah merah)
A (50) = (1 % Ca)
B (150) = (3 % Ca)
C (250) = (5 % Ca)
Huruf yang sama pada baris yang sama menyatakan tidak berbeda nyata
(p>0,05) (Lampiran 2).
Nilai panjang mutlak lobster air tawar yang diberi pakan dengan
penambahan kalsium buah merah dosis berbeda selama 30 hari, yaitu 0,60-1,06
cm dan laju pertumbuhan rata2 bobot harian 1,15-1,47 % (p>0,05). Nilai koefisien
keragaman panjang rata-rata lobster air tawar yang diberi pakan mengandung
ekstrak buah merah dosis berbeda, yaitu 3,6-6,16 % (p>0,05). Kelangsungan
hidup lobster air tawar selama pemeliharaan sangat tinggi, yaitu 93,33 – 100 %.
Pembahasan
Setelah dilakukan pemberian pakan yang mengandung dosis buah merah
selama 30 hari pada lobster air tawar, didapatkan bahwa jumlah molting yang
terjadi sebanyak 13 kali, sama untuk setiap perlakuan. Namun, ketika dilakukan
pengamatan per 10 hari, jumlah molting lobster air tawar tertinggi terjadi pada 10
hari kedua dan mengalami penurunan pada 10 hari ketiga. Molting merupakan
proses pergantian cangkang pada lobster air tawar. Proses ini merupakan proses
yang dapat menjadi penentu pertumbuhan dan keberlangsungan hidup dari lobster
air tawar tersebut. Proses pergantian cangkang yang tidak sempurna akan
berakibat pada matinya lobster air tawar tersebut (Hakim 2009). Salah satu yang
menjadi faktor penentu dalam keberhasilan proses pergantian cangkang adalah
adanya kandungan kalsium yang cukup untuk menunjang proses molting.
Kandungan kalsium dapat ditemui pada lapisan gastrolith pada lobster air tawar,
yang bersumber dari air yang menjadi media hidup lobster air tawar maupun
pakan yang diperoleh (Hakim 2009). Pemberian kalsium ini dilakukan dengan
menambahkan ekstrak buah merah yang mengandung kalsium dengan konsentrasi
yang berbeda-beda ke dalam pakan. Penambahan kalsium yang berbeda dari
ekstrak buah merah ke dalam pakan tidak memberikan hasil yang berbeda pada
setiap perlakuan (p>0,05). Pada 10 hari ketiga masa penelitian ini ditemukan

8

bahwa jumlah molting yang terjadi pada lobster air tawar tersebut mengalami
penurunan. Rendahnya jumlah molting yang terjadi pada 10 hari ketiga masa
penelitian ini diduga karena jumlah kalsium yang disuplai selama 20 hari pertama
telah melebihi kebutuhan kalsium yang dibutuhkan oleh lobster air tawar sehingga
tidak lagi mampu memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan lobster
tersebut. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadie et al.
(2010) yang menyatakan bahwa penambahan kalsium untuk meningkatkan
pertumbuhan lobster sebaiknya tidak melebihi kebutuhan yang optimal bagi
lobster tersebut karena memberikan efek negatif pada pertumbuhan lobster
tersebut.
Pada proses pertumbuhan lobster dibutuhkan mineral kalsium yang dapat
dicukupi dari makanan dan lingkungan (Hadie et al 2010). Pertumbuhan lobster
dapat berlangsung secara optimal jika kalsium yang masuk ke dalam tubuhnya
memenuhi konsentrasi yang dibutuhkan. Pada fase pengerasan kulit diperlukan
kalsium yang cukup tinggi sehingga kandungan kalsium yang terdapat di dalam
hemolimf saja dinilai tidak mampu untuk menunjang proses molting. Hal ini
dikarenakan hemolimf hanya dapat memenuhi kebutuhan kalsium sebesar 10%
dari kebutuhan dan sisanya diperoleh dari dalam air (Hadie et al. 2010). Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa selama proses pemeliharaan tidak ditemukan
individu yang mengalami kematian akibat kegagalan saat proses molting
berlangsung. Total jumlah molting yang tejadi selama penelitian memberikan
hasil yang sama.
Pertumbuhan bobot dan panjang lobster air tawar pada penelitian ini
menunjukkan pertumbuhan yang positif. Laju pertumbuhan bobot lobster air
tawar yang diperoleh, yaitu berkisar dari 1,15–1,47 %, meningkat maksimal hanya
27,83 %. Sedangkan panjang mutlak lobster yang diperoleh selama masa
penelitian berkisar 0,60 –1,06 cm, meningkat maksimal 76,67 %. Berdasarkan
hasil tersebut terlihat bahwa peningkatan pertumbuhan panjang lobster yang tinggi
tidak disertai dengan pertumbuhan bobotnya. Hal ini menggambarkan bahwa
pertumbuhan lobster tersebut bersifat allometric (Hadie et al. 2010) yang
mengartikan bahwa pertumbuhan bobot tidak selalu disertai dengan pertumbuhan
panjang. Selain itu, perbedaan nilai koefisien keragaman yang dijumpai pada tiap
perlakuan mengindikasikan tingkat pertumbuhan antar individu yang berbeda.
Walaupun koefisien keragaman sama antar perlakuan, namun sangat penting
untuk kegiatan budidaya udang untuk melihat perbedaan nilai anatar perlakuan.
Hasil koefisien keragaman tampak tertinggi ditunjukkan pada kontrol. Ini berarti
bahwa tingkat keberagaman lobster air tawar yang ada pada kontrol cukup tinggi
jika dibandingkan dengan perlakuan penambahan ekstrak buah merah. Tingkat
keberagaman lobster yang tinggi akan mempengaruhi perilaku hidup lobster air
tawar terkait dengan pemangsaan ataupun persaingan dalam mencari makan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang dan bobot lobster air tawar
mengalami peningkatan yang berbeda-beda ukuran rata-rata pada setiap perlakuan
(Gambar 1 dan 2). Perlakuan dengan pemberian ekstrak buah merah 50 ml/kg
pakan menghasilkan panjang akhir lebih tinggi dibanding kontrol atau perlakuan
lainnya. Hal ini berlaku sama untuk bobot lobster air tawar, bobot akhir tertinggi
masih dimiliki oleh pemberian 50 ml ekstrak buah merah pada pakan. Hal tersebut
diduga karena pakan buatan dengan penambahan ekstrak buah merah 50 ml/kg
pakan diduga memiliki komposisi nutrien yang lebih seimbang dibandingkan

9

komposisi dari perlakuan lainnya, sehingga memberikan efek pertumbuhan yang
lebih baik. Kandungan nutrisi dan mineral pada ekstrak buah merah juga diduga
ikut berpengaruh pada proses pertumbuhan lobster tersebut. Buah merah
mengandung senyawa-senyawa aktif seperti betakaroten, tokoferol, asam oleat,
asam linoleat (omega-9), asam linolenat (omega-3), dan dekanoat (Apsari 2007).
Sehingga apabila dilakukan waktu pemeliharaan lebih lama lagi, maka diduga
akan tampak perbedaan antar perlakuan terhadap pertumbuhan.
Kelangsungan hidup lobster air tawar pada penelitian ini menunjukkan
hasil yang baik. Kelangsungan hidup lobster air tawar yang diperoleh selama
proses penelitian, yakni sebesar 93,33 – 100 %. Hasil ini menunjukkan bahwa
pakan yang diberikan sudah cukup untuk mendukung kebutuhan pokok lobster air
tawar untuk hidup dan tumbuh, sesuai dengan pernyataan Serang (2006) yang
melakukan penelitian terhadap rajungan. Faktor-faktor yang mendukung
kelangsungan hidup lobster air tawar selain pakan dan lingkungan adalah
kanibalisme. Menurut Rouse (1997) pada fase jouvenil sering menunjukkan sifat
agresif yang tinggi dan berperilaku kanibal. Pada penelitian ini, tingkat
kanibalisme pada lobster dapat ditekan dengan cara menyediakan shelter sesuai
dengan kebutuhan lobster tersebut sehingga tingkat kelangsungan hidup yang
dihasilkanpun tinggi.
Pada penelitian ini juga didapat bahwa penggunaan ekstrak buah merah
pada pakan memberikan efek kecerahan terhadap warna karapas lobster air tawar
yang lebih baik bila dibandingkan dengan kontrol. Kecerahan karapas ini diduga
karena efek betakaroten yang terkandung di dalam ekstrak buah merah tersebut.
Aslianti dan Nasukha (2012) melaporkan bahwa
buah merah banyak
mengandung beta-karoten (700 ppm), karoten (12.000 ppm) dan tokoferol (11.000
ppm) yang berfungsi sebagai antioksidan dan diungkapkan bahwa beta-karoten di
dalam tubuh oleh glukosa akan diubah menjadi vitamin A yang berfungsi
meningkatkan pigmentasi. Diketahui bahwa vitamin A tidak dapat diproduksi
dalam tubuh. Oleh karena itu, vitamin A yang berasal dari beta-karoten harus
ditambahkan dalam pakan buatan. Beta-karoten termasuk golongan senyawa
karotenoid yang memiliki pigmen merah, orange, dan kuning, dapat dimanfaatkan
sebagai suplemen yang ditambahkan dalam pakan guna meningkatkan kualitas
warna.
Halver dan Hardy (2002) menyatakan bahwa terdapat suatu hubungan
yang saling mempengaruhi antara suatu mineral dengan mineral lain yang
terkandung di dalam pakan. Kalsium dan fosfor merupakan mineral yang
dibutuhkan untuk pembentukan struktur kerangka tubuh. Tacon (1986)
menyebutkan kebutuhan kalsium pada yuwana udang maksimum 2,5% dan fosfor
minimum 1,2%. Pada spesies udang yang sama diketahui kadar kalsium dalam
pakan sebesar 2% tidak meningkatkan laju pertumbuhan. Pada udang vanamei
agar pertumbuhan tidak terganggu kadar kalsium dalam pakan tidak dianjurkan
melebihi 3%. Sedangkan pada udang laut Panaeus monodon kadar kalsium dan
fosfor dalam pakan sebesar 1% menyebabkan penurunan bobot badan. Pada udang
laut Panaeus californiensis kadar kalsium sebesar
3% dalam pakan
mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan dan kadar kalsium sebesar 2,06% 2,42% pada pakan mengakibatkan laju pertumbuhan normal, semua pakan
tersebut mengandung 1% fosfor. Selanjutnya disebutkan bahwa pemberian pakan
dengan kadar kalsium dan fosfor masing-masing sebesar 0,26%; 1,18%; 2,12%;

10

1,22%; dan 3,98%; 2,14% pada post larva udang galah (udang air tawar)
menghasilkan laju pertumbuhan yang relatif sama (Rostika et al 2007). Pada
penelitian ini diduga kebutuhan nutrisi dan juga mineral, termasuk kalsium telah
mencukupi kebutuhan optimal untuk pertumbuhan lobster air tawar sehingaa
pemberian estrak buah merah yang mengandung kalsium tidak memberikan
perubahan pada pertumbuhan dan juga kelangsungan hidup lobster air tawar yang
diteliti. Selain itu, sifat kalsium yang sinergis dengan mineral fosfor dinilai
memberikan pengaruh terhadap kinerja pertumbuhan lobster tersebut, sehingga
penambahan kalsium dalam upaya peningkatan kinerja pertumbuhan lobster
tersebut perlu diimbangi dengan penambahan fosfor.

KESIMPULAN
Penambahan ekstrak buah merah pada pakan buatan tidak memberikan
efek terhadap jumlah molting, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan
harian dan kelangsungan hidup lobster air tawar.

11

DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]1. 2010. Lobster Air Tawar: Punya Peluang tapi Enggan Berkembang.
http://trobos.com/show_article.php?rid=12&aid=2185. Diakses tanggal
13 Juni 2014.
[Anonim]2.
2004.
Minyak
Sari
Buah
Merah
Asli
Papua.
http://www.buahmerah.org/minyak-buah-merah/. Diakses tanggal 19 Mei
2014.
Ahvenharju, T., 2007. Food Intake, Growth and Social Interactions of Signal
Crayfish, Pacifastacus leniusculus (Dana). Academic dissertation in
Fishery Science, Finnish Game and Fisheries Research Institute, Evo
Game and Fisheries Research, Helsinki.
Apsari. 2007. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus)
sebagai Anti-Inflamasi pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar.
Fakultas Kedokteran. Malang (ID): Universitas Brawijaya.
Aslamsyah, S dan Fujaya, Y. 2010. Stimulasi Molting danPertumbuhan Kepiting
Bakau (Scylla sp.) Melalui Aplikasi Pakan Buatan Berbahan Dasar
Limbah Pangan yang Diperkaya dengan Ekstrak Bayam. IlmuKelautan,
15 (3): 170-178.
Aslianti T dan Nasukha A. 2012. Peningkatan Kualitas Warna Benih Ikan Kakap
merah Lutjanus sebae melalui pakan yang diperkaya dengan Minyak
Buah Merah pandanus conoideus sebagai Sumber Beta-Karoten. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kelautan Tropis. Hal.: 171-181.
Darmansah M. A. 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Lobster Air
Tawar (Cherax quadricarinatus) pada Pendederan di Dalam Bak dengan
Padat Penebaran 100 hingga 175 Ekor/m2 [Skripsi]. Departemen
Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Hadie, Hadie, dan Kusmini. 2010. Kajian Efektivitas Kalsium untuk
Pengembangan Teknologi Intensif pada Budidaya Lobster Air Tawar
(Cherax quadricarinatus). Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jurnal
Akuakultur Indonesia hal.: 221 – 228.
Hakim R. R. 2009. Penambahan Kalsium pada Pakan untuk Meningkatkan
Frekuensi Molting Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) [Tesis].
Fakultas
PeternakanPerikanan. Malang (ID):
Universitas
Muhammadiyah Malang.
Halver J. E and Hardy W. R. 2002. Fish Nutrition (III). Academic Press, USA, pp
260-266

12

Huisman EA. 1987. The Principles of fish culture production. Departemen of
Aquaculture. Netherland (ID) : Wageningen University
Jouaville, L. S., Paolo P., Carlo B., Guy A. R., & RosarioR. 1999. Regulation of
mitochondrial ATP synthesis bycalcium: Evidence for a long-term
metabolic priming .PNAS, 96 ( 24): 13807–13812.
Karplus, Gideon, and Barki. 2003. Shifting the natural spring–summer breeding
season of the Australian freshwater crayfish Cherax quadricarinatus into
the winter by environmental manipulations. Jurnal of aquacultur, 220:
277–286.
Lengka,

Kolopita, dan Asma. 2013. Teknik Budidaya Lobster (Cherax
quadricarinatus) Air Tawar di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT)
Tatelu. BBAT Tatelu. Jurnal Akuakultur Indonesia hal.: 15 – 21.

PP Nomor 82. 2001. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Diterbitkan: Presiden Republik Indonesia.
Rostika, Insan, dan Subakti. 2007. Peran Kalsium Pakan terhadap Pertumbuhan
Lobster Air Tawar Red Claw (Cherax quadricarinatus). Program Studi
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bandung (ID): Universitas Padjajaran
Bandung.
Rouse, D. B.,1997. Production of Australian Red Claw Crayfish. Auburn University.
Alabama. USA

Serang A. M. 2006. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan
Berbeda terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Rajungan (Portunus
pelagicus) [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Spaziani, E., Thomas C.J., Wenan L.W., Jeffrey A.B.,Shannon M.C., Corey C. C.,
Matt J.D., ChristopherM.S., Danice K.S., & Rex M. 1999. Further
Studieson Signaling Pathways for Ecdysteroidogenesis inCrustacean YOrgans. American Zoologist, 41:418-429.
Steel, GD, and Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics. McGrawHill Inc.
Tacon, A.G.J. 1986. The Nutritional of Feeding of Farmed Fish and Shrimp. FAO
of The United Nation. Brazil, 117 pp.
Tampubolon R. R. 2011. Produksi Benih dari Induk Lobster Air Tawar Cherax
quadricarinatus dengan Bobot yang Berbeda [Skripsi]. Departemen
Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.

13

LAMPIRAN
Lampiran 1: Proses Peracikan Pakan

Pengambilan ekstrak buah
merah menggunakan
shiring

Pengadukan dan
pencampuran ekstrak buah
merah + putih telur

Ekstrak bua merah
dimasukan ke dalam
wadah pencampuran

Campuran dimasukkan ke
dalam wadah berisi pakan
udang buatan

Pengeringan pakan
*penggunaan lampu
bohlam karena cuaca
hujan dan kondisi ruangan
lembab

Putih telur bebek diambil
dan dicampurkan bersama
ekstrak buah merah

Pengadukan ekstrak buah
merah + putih telur +
pakan udang

Tampilan campuran pakan
dengan ekstrak buah
merah

14

Lampiran 2 Analisis Anova

Descriptives
95% Selang Kepercayaan untuk
N

Rataan

Std. Deviasi

Std. Error

Rataan
Batas Bawah

PR

5.0067

.33724

.19471

4.1689

5.8444

4.62

5.24

A

3

4.8667

.85049

.49103

2.7539

6.9794

4.00

5.70

B

3

4.8533

.08083

.04667

4.6525

5.0541

4.78

4.94

C

3

4.5867

.72590

.41910

2.7834

6.3899

3.76

5.12

12

4.8283

.52379

.15121

4.4955

5.1611

3.76

5.70

K

3

3.3600

.63663

.36756

1.7785

4.9415

2.63

3.80

A

3

3.6800

.88357

.51013

1.4851

5.8749

3.15

4.70

B

3

2.9500

.23896

.13796

2.3564

3.5436

2.69

3.16

C

3

2.7867

.53780

.31050

1.4507

4.1226

2.22

3.29

12

3.1942

.64189

.18530

2.7863

3.6020

2.22

4.70

K

3

25.1367

2.72298

1.57211

18.3724

31.9009

23.50

28.28

A

3

36.4267

4.84871

2.79941

24.3818

48.4715

33.10

41.99

B

3

25.3300

5.22616

3.01732

12.3475

38.3125

19.30

28.55

C

3

21.7833

3.07867

1.77747

14.1355

29.4312

18.58

24.72

12

27.1692

6.75613

1.95033

22.8765

31.4618

18.58

41.99

K

3

.3033

.09074

.05239

.0779

.5287

.22

.40

A

3

.9367

1.27845

.73811

-2.2392

4.1125

.12

2.41

B

3

.2167

.03055

.01764

.1408

.2926

.19

.25

C

3

.7600

1.17779

.68000

-2.1658

3.6858

.08

2.12

12

.5542

.80668

.23287

.0416

1.0667

.08

2.41

K

3

.5067

.15535

.08969

.1208

.8926

.38

.68

A

3

.9300

.75664

.43684

-.9496

2.8096

.33

1.78

B

3

.3067

.17616

.10171

-.1309

.7443

.11

.45

C

3

.5267

.68734

.39683

-1.1808

2.2341

.11

1.32

12

.5675

.50584

.14602

.2461

.8889

.11

1.78

K

3

6.1567

2.31940

1.33911

.3949

11.9184

4.18

8.71

A

3

22.5733

32.66078

18.85671

-58.5605

103.7072

2.50

60.26

Total
SDP

Total
SDB

Total
KKP

Batas Atas

3

Total
EP

Maksimum

K

Total
BR

Minimum

15

B

3

4.4900

.60918

.35171

2.9767

6.0033

4.08

5.19

C

3

19.8733

31.52912

18.20335

-58.4494

98.1960

1.63

56.28

12

13.2733

21.12013

6.09686

-.1458

26.6924

1.63

60.26

K

3

16.1533

8.52531

4.92209

-5.0247

37.3314

9.88

25.86

A

3

27.1400

25.48112

14.71153

-36.1586

90.4386

10.45

56.47

B

3

10.0733

5.42098

3.12980

-3.3931

23.5398

3.95

14.26

C

3

22.5800

31.82820

18.37602

-56.4856

101.6456

3.87

59.33

12

18.9867

19.13913

5.52499

6.8262

31.1471

3.87

59.33

K

3

100.0000

.00000

.00000

100.0000

100.0000

100.00

100.00

A

3

93.3333

11.54701

6.66667

64.6490

122.0177

80.00

100.00

B

3

100.0000

.00000

.00000

100.0000

100.0000

100.00

100.00

C

3

93.3333

11.54701

6.66667

64.6490

122.0177

80.00

100.00

12

96.6667

7.78499

2.24733

91.7203

101.6130

80.00

100.00

Total
KKB

Total
SR

Total

Keterangan: PR

= Panjang Rata-rata

BR

= Bobot Rata-rata

EP

= Efisiensi Pakan

SDP

= Standar Deviasi Panjang

SDB

= Standar Deviasi Bobot

KKP = Koefisien Keragaman Panjang
KKB = Koefisien Keragaman Bobot
SR

= Survival Rate

K

= Pakan Kontrol

A

= 50 ml/kg pakan

B

= 150 ml/kg pakan

C

= 250 ml/kg pakan

16

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Solor, Tanah Werang, Flores Timur, Nusa
Tenggara Timur pada tanggal 26 Agustus 1990 sebagai putra sulung dari
pasangan Ridwan Lego Bolan dan Fatimah. Penulis menjalani Pendidikan
Menengah Atas di SMA N 1 Muting tahun 2005 – 2008, diterima di Institut
Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) pada Agustus 2008
pada Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi beladiri Tae Kwon
Do IPB tahun 2008 – 2009. Selanjutnya penulis aktif menjadi anggota, mentor
dan pengurus di Fisheries Diving Club (FDC) IPB sejak Oktober 2010 hingga
lulus. Penulis pernah menjadi tim pengambil data terumbu karang dan
dokumentasi pada kegiatan Ekspedisi Zooxanthellae XII FDC IPB di Desa
Temajuk, Kecamatan Paloh, Sambas, Kalimantan Barat tahun 2012. Penulis
menjadi ketua FDC IPB pada periode kepungurusan tahun 2013/2014.
Penulis juga aktif pada kegiatan-kegiatan olahraga pada tingkat persiapan
bersama (TPB) dan juga mewakili departemen dan juga fakultas serta tingkat IPB.
Kegiatan-kegiatan tersebut diataranya: a) juara III lari estafet 4 x 400 meter putra
TPB tahun 2010 b) juara II lari estafet putra 4 x 400 meter tingkat fakultas tahun
2011 c) juara II lari estafet 4 x 400 meter tingkat fakultas tahun 2012 d) juara II
renang estafet 4 x 40 meter tahun 2013 e) perwakilan jambore penyelam
mahasiswa Indonesia (jambore FoPMI III) di Makassar dari IPB tahun 2012.
Selain kegiatan olahraga, penulis juga tergabung dalam kegiatan-kegiatan
lain, diantaranya: a) tim rescue dive pencarian mahasiswa D3 IPB yang hilang di
sungai Ciliwung tahun 2012 b) pembicara pada acara OMBAK 2013 di
auditorium Sumardi sastrakusuma tahun 2013 c) volunteer pada kegiatan Kalbe
Sains Junior di Ancol – Jakarta bersama yayasan TERANGI tahun 2013 d)
volunteer pada kegiatan Penyu untuk Indonesia di Pulau Panggang dan Pramuka
bersama yayasan TERANGI tahun 2014 e) survey lokasi transplantasi karang dan
daerah perlindungan laut (DPL) di Kep. Seribu Jakarta tahun 2014.
Pada bidang ilmiah, penulis bersama tim menyusun karya ilmiah berupa
gagasan tertulis dengan judul “Pemanfaatan Ekstrak Minyak Buah Merah
Pandanus conoideus sebagai Salah Satu Alternatif dalam Proses Pematangan
Kembali Gonad (Rematurasi) Ikan Patin Pangasius sp.