Antisipasi Usaha BUMN Kehutanan dalam Otonomi Daerah
Dudung Damsman
(Gum Besar dan K w l a Lab. PdiLfk-Ekonoml dan SoslaI Kehutanan
Fakurtas Kehutanan IPB, Bogotj
PUNCA NTA R
Politik kenegaraan pada era dormasi telah berg= dari sentdisasi kepada
deseatralisasi, di maaa daerah (prophi dan kabupatea) maniWri atonomi yang
lebih luas untuk menaatur Demerintahaannya. Termasuk Warn h&up
--------
J - w
--
,-- -----
- - -- -
------ --
..-- I - - -
-
--
--V
-
22 tahm 1999 telah mengukuhkan kesepakatan dan keputusan poW kenegaraan
tersebut.
Kqutusan politik tersebut perlu segera diikuti langlcab-langkah
irnplanentasinya, terutama dalam bidang pendayagunaan sumber-sumber ekonomi,
di mana dalam kondisi krisis ekonorni dan mwaeter sekarang ini, pemulihan
ekwomi tidak dapat ditunda-tun&. Penundaan di satu sisi akan membuat suasaua
ketidakpa&an, yang mana keduanya itu akan munbuat perilaku ekonomi dari
masyarakat dan pgusahaa menjadi tidak m t u , liar dan semaunya; yang pada
akhirnya tidak hanya meoyulitkaa pemulihan krisis itu sendiri tapi juga merusak
sumber-sumber ekonomi yang ada, termasuk sumberdaya butan (SDH).
Apabila ingin rnenunjuk siapa dan apa yaug mmbuaf sumberdaya butan
semakin rusak dan parah, maka k e s a l h y a bukan pada keputusau m
i
atau atommi daerah, tapi karema kelambanau atau ~ 4 m q u a n atau
, bahkan
k e m g p m Panerind Pusat d mmhhk-lanjuti &n mngbplemeatasikan
keputusm politik W u t .
BUMN Kehutanan d a g a entitas b i d s d d g u s p d h a kelestarian
sumberdaya hutan, tidak bleh pasif mewnggu a r b PemainEah h m m ha1 itu
a h berarti membiarkan sumkdaya huhmmya ten*s sumkin d.
S h p p*
rktif @ah
d i p e r l b y a h i meacari solusi optimum &dam memenuhi h a w
dari pihak*
yang berkepm-.
Ada 3 pihak, selaiu BUMN Kehutanan sendiri, yang
yaitu :
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah {Kabupaten dm Propinsi) dm Masyarakat
Lokal.
ini analisis kekuatan sosid-politik dan ek&
dari
pihak
tersebut, stma langkah pro-aktif yang kiranya perlu dilakukan, serta &admgan
antara w
f solusi kompromistisnya.
ANALISIS KEKUA TAN SOSIAL- POLJTIK-EKONOMI
Pemerintah Pusat
Dari segi sosia1-pol& Pernerintah Pusat dalarn ha1 pendayagunaan sumbersumber ekonomi daerah, tampaknya rnemiliki posisi :
1. Otoritas dm posisi tawar ymg rendah, sesuai dengan isi UU No. 22/ 1999.
2. Keinginan para pejabat untuk m e m p e ~ a natau tidak ingin kehllangan
kekuasan pengaturan sumber ekonomi daerah.
3 . Kendali pertahanan dan keamanan, serta keuangan untuk seluruh wilayah negara
kesatuan RI.
Sementara dari segi ekonomi, Pemerintah Pusat mernilllcl posisi :
I . Kuat (relatif) dalarn faktor produksi non-sumbcrdaya alam, baik dalam
sumberdaya manusia~profesionalisme,maupun permdalan.
2. Akan berkurang (relatif) kcbutuhm pendapatan.
Pemerintah Daerab
Serncntara itu Pemcrintah Dacrah, dari segi sosial-politik dalanl hal
pendayagunaan sumber ckonomi daerah, tampaknya memiliki posisi :
1 . Otoritas dan posisi tawar yang lebih tinggi, sesuai dengan isi UU No. 22/ 1999.
2 Kekkesalan yang cukup besar terhadap ketidak-dlan dm ketidak-jelasan otonomi
herah selama ini.
3 . Selltimen k&rahan.
Semcntara dari segi ckonomi. Penlcrintah Daerah memilikr posisi :
non-SDA, baik dalam SDMl
Profesionalisme maupun permodalan.
2 Sangat membutuhkan pendapatan untuk mengemban tugas desentralisasi dan
otonomi, yang tarnpaknya 1ebih penting dari pada ken~enangan mengatur
pendayagunaan sumbcr ekonomi itu sendri.
1. Lernah dalam penyediaaa faktor produksi
Masyarakat Lokal
Ssdangkan Masyarakat Lokal dalam pendayagunaan sumber ekononli daerah
secara sosial-politrk merniliki posisi :
1. Otoritas rendah tetapi posisi tawar cukup tinggi, mclalui wakil-walul mereka
d~
lembaga legislatif dam&.
2. Dendamkemarahan politik atas ketidak adilan rnasa ialu.
3 . Sentimen kedaerahan.
4 . Kekuatan destmktif dan konstruktif yang besar.
Sementara dari segi ekonomi, nlasyarakat lokal mcrniliki posisi :
1 . Kuat dalarn pcnyediaan SDM/Profesionalisme pada level menengah ke bawah
! Lcmah &lam pcmodalan, tapi butlth m d a l besar.
Semua uralan m a l ~ s ~d:s atas hcndaknya dapat disadan dan difahami secara
balk olch pihak BUMN Kehutanan. dalm rangka mcnentukan apa saja langkahlangkah pro-&if yang mungkin diperlukan
Pcrlu d ~ p c r h a i ~ kbad~ ~ ~periodr:
rs
5 tahun ke depan adalah mam transls: unruk
n x n t i j u bcntuk p ~ r u s a h u>;uig
~ betul-betul rnetnznuh~kzseprbka~nndar? kt:p~~ti~san
politik scpui t~ cl~mahsudkmL:l! N u . 22/1939. Olch h r c n a itu. pnda penode tersebue
I~arusd i l a k u k a ~upaya
a Pe:13id1ha11J ~ I Iatihm
S
u~itrlkt n c ~ i i p c r s i ~ p kSDM
u ~ Daerd~
b Akumuiasi Lzkuatan eknllonll daerah ulituk "shnrcs lukc over''. dru~
c Periindurigui dan pcnlbirnblngan oleh otoriras departenien tcknis d m
pcrrahmm- kcarnr-lllm, schingga pad3 p e r i d e szlmjutnya tcniujud kesepakaxan
dan kcputl~sanbaru yang scsuai.
1
rh
PenimbmgnnI~ar
. -.. .,-- - -
Aspek
CI-------! Solusi Politik
,, ,,
DimiiiXri
bemama
,dikg~oj+
pusat,
DiWiEdrur
Dimiliki
b e w m a dikeIda
Rersama,
, , , ,,,,,
,
,
dkW
,@daerrth
Kunng da11
akan ditolak
Scdarig
Baik
Terbaik
Pemuiihan
Ebnomi
Terbaik
Balir
sedang
Manajemen,
Rmgan
Scdang
Berat
Kurang dan
berhaya
Sangat berat
Adminkasi
Keledarian
SDH
Kurang dan
berbahaya
Baik
Scdang
i
l
.-.
---Distd~kidan
dikebin penuh
1
Kurang dan
be rbahaya
Sekali lagi, pengisian matrlks tersebut harus hlakukan bersama semua phak
dalam proses negosiasi, sehmgga mencapai kesepakatan, atau sekahpun dyakmi
pertimbangannya sangat objektif tdap tidak dapat dtetapkan sepihak. Untuk
rnemperoleh kesamam pemahaman visi dm misi sebelum proses negosiasi dapat
saja dr adakan semacarn forum seminadlokakarya/&skusi yang d fasiiitasi misalnya
oleh Perguruan Tinggi .
(Gum Besar dan K w l a Lab. PdiLfk-Ekonoml dan SoslaI Kehutanan
Fakurtas Kehutanan IPB, Bogotj
PUNCA NTA R
Politik kenegaraan pada era dormasi telah berg= dari sentdisasi kepada
deseatralisasi, di maaa daerah (prophi dan kabupatea) maniWri atonomi yang
lebih luas untuk menaatur Demerintahaannya. Termasuk Warn h&up
--------
J - w
--
,-- -----
- - -- -
------ --
..-- I - - -
-
--
--V
-
22 tahm 1999 telah mengukuhkan kesepakatan dan keputusan poW kenegaraan
tersebut.
Kqutusan politik tersebut perlu segera diikuti langlcab-langkah
irnplanentasinya, terutama dalam bidang pendayagunaan sumber-sumber ekonomi,
di mana dalam kondisi krisis ekonorni dan mwaeter sekarang ini, pemulihan
ekwomi tidak dapat ditunda-tun&. Penundaan di satu sisi akan membuat suasaua
ketidakpa&an, yang mana keduanya itu akan munbuat perilaku ekonomi dari
masyarakat dan pgusahaa menjadi tidak m t u , liar dan semaunya; yang pada
akhirnya tidak hanya meoyulitkaa pemulihan krisis itu sendiri tapi juga merusak
sumber-sumber ekonomi yang ada, termasuk sumberdaya butan (SDH).
Apabila ingin rnenunjuk siapa dan apa yaug mmbuaf sumberdaya butan
semakin rusak dan parah, maka k e s a l h y a bukan pada keputusau m
i
atau atommi daerah, tapi karema kelambanau atau ~ 4 m q u a n atau
, bahkan
k e m g p m Panerind Pusat d mmhhk-lanjuti &n mngbplemeatasikan
keputusm politik W u t .
BUMN Kehutanan d a g a entitas b i d s d d g u s p d h a kelestarian
sumberdaya hutan, tidak bleh pasif mewnggu a r b PemainEah h m m ha1 itu
a h berarti membiarkan sumkdaya huhmmya ten*s sumkin d.
S h p p*
rktif @ah
d i p e r l b y a h i meacari solusi optimum &dam memenuhi h a w
dari pihak*
yang berkepm-.
Ada 3 pihak, selaiu BUMN Kehutanan sendiri, yang
yaitu :
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah {Kabupaten dm Propinsi) dm Masyarakat
Lokal.
ini analisis kekuatan sosid-politik dan ek&
dari
pihak
tersebut, stma langkah pro-aktif yang kiranya perlu dilakukan, serta &admgan
antara w
f solusi kompromistisnya.
ANALISIS KEKUA TAN SOSIAL- POLJTIK-EKONOMI
Pemerintah Pusat
Dari segi sosia1-pol& Pernerintah Pusat dalarn ha1 pendayagunaan sumbersumber ekonomi daerah, tampaknya rnemiliki posisi :
1. Otoritas dm posisi tawar ymg rendah, sesuai dengan isi UU No. 22/ 1999.
2. Keinginan para pejabat untuk m e m p e ~ a natau tidak ingin kehllangan
kekuasan pengaturan sumber ekonomi daerah.
3 . Kendali pertahanan dan keamanan, serta keuangan untuk seluruh wilayah negara
kesatuan RI.
Sementara dari segi ekonomi, Pemerintah Pusat mernilllcl posisi :
I . Kuat (relatif) dalarn faktor produksi non-sumbcrdaya alam, baik dalam
sumberdaya manusia~profesionalisme,maupun permdalan.
2. Akan berkurang (relatif) kcbutuhm pendapatan.
Pemerintah Daerab
Serncntara itu Pemcrintah Dacrah, dari segi sosial-politik dalanl hal
pendayagunaan sumber ckonomi daerah, tampaknya memiliki posisi :
1 . Otoritas dan posisi tawar yang lebih tinggi, sesuai dengan isi UU No. 22/ 1999.
2 Kekkesalan yang cukup besar terhadap ketidak-dlan dm ketidak-jelasan otonomi
herah selama ini.
3 . Selltimen k&rahan.
Semcntara dari segi ckonomi. Penlcrintah Daerah memilikr posisi :
non-SDA, baik dalam SDMl
Profesionalisme maupun permodalan.
2 Sangat membutuhkan pendapatan untuk mengemban tugas desentralisasi dan
otonomi, yang tarnpaknya 1ebih penting dari pada ken~enangan mengatur
pendayagunaan sumbcr ekonomi itu sendri.
1. Lernah dalam penyediaaa faktor produksi
Masyarakat Lokal
Ssdangkan Masyarakat Lokal dalam pendayagunaan sumber ekononli daerah
secara sosial-politrk merniliki posisi :
1. Otoritas rendah tetapi posisi tawar cukup tinggi, mclalui wakil-walul mereka
d~
lembaga legislatif dam&.
2. Dendamkemarahan politik atas ketidak adilan rnasa ialu.
3 . Sentimen kedaerahan.
4 . Kekuatan destmktif dan konstruktif yang besar.
Sementara dari segi ekonomi, nlasyarakat lokal mcrniliki posisi :
1 . Kuat dalarn pcnyediaan SDM/Profesionalisme pada level menengah ke bawah
! Lcmah &lam pcmodalan, tapi butlth m d a l besar.
Semua uralan m a l ~ s ~d:s atas hcndaknya dapat disadan dan difahami secara
balk olch pihak BUMN Kehutanan. dalm rangka mcnentukan apa saja langkahlangkah pro-&if yang mungkin diperlukan
Pcrlu d ~ p c r h a i ~ kbad~ ~ ~periodr:
rs
5 tahun ke depan adalah mam transls: unruk
n x n t i j u bcntuk p ~ r u s a h u>;uig
~ betul-betul rnetnznuh~kzseprbka~nndar? kt:p~~ti~san
politik scpui t~ cl~mahsudkmL:l! N u . 22/1939. Olch h r c n a itu. pnda penode tersebue
I~arusd i l a k u k a ~upaya
a Pe:13id1ha11J ~ I Iatihm
S
u~itrlkt n c ~ i i p c r s i ~ p kSDM
u ~ Daerd~
b Akumuiasi Lzkuatan eknllonll daerah ulituk "shnrcs lukc over''. dru~
c Periindurigui dan pcnlbirnblngan oleh otoriras departenien tcknis d m
pcrrahmm- kcarnr-lllm, schingga pad3 p e r i d e szlmjutnya tcniujud kesepakaxan
dan kcputl~sanbaru yang scsuai.
1
rh
PenimbmgnnI~ar
. -.. .,-- - -
Aspek
CI-------! Solusi Politik
,, ,,
DimiiiXri
bemama
,dikg~oj+
pusat,
DiWiEdrur
Dimiliki
b e w m a dikeIda
Rersama,
, , , ,,,,,
,
,
dkW
,@daerrth
Kunng da11
akan ditolak
Scdarig
Baik
Terbaik
Pemuiihan
Ebnomi
Terbaik
Balir
sedang
Manajemen,
Rmgan
Scdang
Berat
Kurang dan
berhaya
Sangat berat
Adminkasi
Keledarian
SDH
Kurang dan
berbahaya
Baik
Scdang
i
l
.-.
---Distd~kidan
dikebin penuh
1
Kurang dan
be rbahaya
Sekali lagi, pengisian matrlks tersebut harus hlakukan bersama semua phak
dalam proses negosiasi, sehmgga mencapai kesepakatan, atau sekahpun dyakmi
pertimbangannya sangat objektif tdap tidak dapat dtetapkan sepihak. Untuk
rnemperoleh kesamam pemahaman visi dm misi sebelum proses negosiasi dapat
saja dr adakan semacarn forum seminadlokakarya/&skusi yang d fasiiitasi misalnya
oleh Perguruan Tinggi .