MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN MODEL KOOPERATIF THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VII DI MTs. AL-ISHLAHIYAH BINJAI T.A 2016/2017.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN MODEL KOOPERATIF

THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VII MTS AL-ISHLAHIYAH BINJAI T.A. 2016/2017

Oleh: Maulida Hafni NIM. 4121111018

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

i


(3)

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN MODEL KOOPERATIF

THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS VII DI MTs. AL-ISHLAHIYAH BINJAI T.A 2016/2017

Maulida Hafni (NIM: 4121111018)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) pada materi bilangan bulat di kelas MTs Al-Ishlahiyah Binjai. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 MTs Al-Ishlahiyah Binjai T.A 2016/2017 yang berjumlah 45 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share pada materi bilangan bulat.

Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes kemampuan komunikasi matematika I diperoleh 27 siswa (60%) dari 45 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  65). Setelah tindakan II, melalui pemberian tes kemampuan komunikasi matematika II diperoleh 39 siswa (86,67%) dari 45 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya  65). Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 26,67%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi.

Nilai rata-rata pada tes kemampuan komunikasi matematika pada siklus I yaitu 69,17 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,97. Peningkatatan nilai rata-rata yaitu sebesar 11,8 dengan Gain Skor sebesar 0,38 yang berada pada kategori sedang.

Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan komunikasi matematika siswa meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada materi bilangan bulat di kelas VII MTs Al-Ishlahiyah Binjai T.A. 2016/2017.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa pada Materi Bilangan Bulat dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas VII di MTs Al-Ishlahiyah Binjai T.A 2016/2017”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.

5. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.


(5)

v

6. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Pembimbing Skripsi penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd, selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

8. Bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc, Bapak Denny Haris, S.Si, M.Pd, dan Ibu Dra. Hamidah Nasution, M.Si, sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.

10. Bapak Abdul Gani, S.Pd, sebagai Kepala Sekolah yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di MTs Al-Ishlahiyah Binjai.

11. Ibu Nuraini, S.PdI, sebagai guru bidang studi matematika di MTs Al-Ishlahiyah Binjai dan peserta didik kelas VII-1 atas kerjasama dan kesediannya dalam membantu penulisan ini.

12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Drs. H. Ahmad Fauzi, M.Si dan Ibunda Hj. Mahyuni br. Ginting untuk setiap tetes keringat dan air mata, untuk kasih sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar, do’a yang tak henti, yang selalu membanggakan tak peduli berapa kali mengecewakan, dan terima kasih untuk perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk penulis selama ini.

13. Abang-abangku Ahmad Hidayat dan Ahmad Ikhwanul Khair serta adikku tersayang Ibrahim Mahmud, untuk dukungan, semangat, perhatian juga sayang yang begitu besar, dan juga terima kasih untuk pelajaran hidup yang begitu berharga.

14. Kepada keluarga besar saya yang telah memberikan doa, semangat, serta dukungan.

15. Terkhusus kepada sahabat-sahabat tercinta, terkasih, tersayang, Indah, Fatimah, Yoon, Mutia, Rini, Liza, Wicak, Gayo, Khalid, Hafis, Ahmed, Irwan untuk dukungan, semangat, support yang luar biasa.


(6)

vi

16. Teman sekamar selama 4 tahun Findi Septiani dan Windy Erlisa, terimakasih atas dukungan yang luar biasa.

17. Teman seperjuangan terkhusus Tia Mariani, Inggri Adriyati, Ririn, Tya, Reyni, Danki, Toto, Aim, Liza, Irul, dan Roy untuk support dan canda tawa yang telah dilewati bersama.

18. Sahabat, teman, abang, tempat curhat selama 3 tahun ini, kanda Ahmad Rifa’i terimakasih atas waktu, dukungan, semangat yang luarbiasa untuk penulis. 19. Saudara-saudara layaknya keluarga di HMJ Matematika, Dhila, Bitha, Nana,

Fatkhu, Kanda Khairil, Kanda Dian, Kanda Elfan, dan Kak Vivi. Terimakasih atas pengajaran dan pembelajaran yang ditujukan untuk penulis.

20. Kawan-kawan PPLT SMP Negeri 3 Stabat, yang pernah menjadi bagian cerita indah dalam hidup penulis terkhusus Luluk, Adek, Mimin, dan Ulfa untuk semangat yang luarbiasa buat penulis.

21. Seluruh sahabat Matematika DIK-B 2012 yang sangat luar biasa, terima kasih untuk perjuangan bersama yang berat tapi terasa menyenangkan, untuk petualangan bersama yang telah kita lewati, untuk suka dan duka yang tercipta, dan untuk kegilaan yang sulit dilupakan.

22. Seluruh teman-teman Matematika stambuk 2012 yang pernah berbagi cerita dan membekaskan kenangan.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Medan, Juli 2016 Penulis,

Maulida Hafni NIM 4121111018


(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xiii

TAT I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

TAT II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis p

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika p

2.1.2 Komunikasi Matematika 11

2.1.3 Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share 20 2.1.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Think-Pair-Share 20 2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif 22

Tipe Think-Pair-Share

2.2 Materi Pelajaran Bilangan Bulat 23

2.3 Penelitian yang Relevan 30

2.4 Kerangka Konseptual 31


(8)

viii

TAT III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2.1 Lokasi Penelitian 33

3.2.2 Waktu Penelitian 33

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 33

3.3.1 Subjek Penelitian 33

3.3.2 Objek Penelitian 33

3.4 Definisi Operasional 34

3.5 Prosedur Penelitian 34

3.6 Instrumen Penelitian 3p

3.6.1 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 3p

3.6.2 Observasi 39

3.7 Teknik Analisis Data 40

3.7.1 Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 40 3.7.2 Peningkatakan Kemampuan Komunikasi Matematika 42

3.7.3 Analisis Hasil Observasi 42

3.p Penarikan Kesimpulan 43

TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 44

4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 44

4.1.1.1 Permasalahan I 44

4.1.1.2 Alternatif Pemecahan I (Rencana Tindakan I) 47

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 4p

4.1.1.4 Observasi I 52

4.1.1.5 Analisis Data I 52

4.1.1.6 Refleksi I 64

4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 66

4.1.2.1 Permasalahan II 66

4.1.2.2 Alternatif Pemecahan II (Rencana Tindakan II) 66


(9)

ix

4.1.2.4 Observasi II 71

4.1.2.5 Analisis Data II 71

4.1.2.6 Refleksi II 7p

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 79

4.3 Rekap Tindakan p4

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 90

5.2 Saran 90


(10)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Rubrik Penskoran Komunikasi Matematik Siswa 16

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 18

Tabel 3.1 Penilaian komunikasi 39

Tabel 3.2 Kategori Kriteria Ketuntasan Belajar 40

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kemampuan Komunikasi 41

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Nilai Indeks Gain 42

Tabel 3.5 Kriteria Hasil Observasi 43

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 44 Siswa

Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal 45

Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa Pada Tes Komunikasi Matematika I 52

Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Menjelaskan Pada Tes Kemampuan 57 Komunikasi Matematika I

Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Menggambar Pada Tes Kemampuan 58 Komunikasi Matematika I

Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa Merepresentasikan Pada Tes 59

Kemampuan Komunikasi Matematika I

Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 60 Pada Siklus I

Tabel 4.8 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 61

Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika I 72

Pada Siklus II

Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa Menjelaskan Pada Tes Kemampuan 73 Komunikasi Matematika II

Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Siswa Menggambar Pada Tes Kemampuan 74 Komunikasi Matematika II

Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Merepresentasi Pada Tes 75

Kemampuan Komunikasi Matematika II


(11)

xii

Tabel 4.14 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 80 Setiap Siklus


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Jawaban Tes Siswa No. 1 3

Gambar 1.2 Jawaban Tes Siswa No.2 3

Gambar 2.1 Skala Termometer 23

Gambar 2.2 Garis Bilangan 24

Gambar 2.3 Temperatur Termometer 24

Gambar 2.4 Garis Bilangan 25

Gambar 2.5 Garis Bilangan 25

Gambar 2.6 Invers Bilangan Bulat 26

Gambar 2.7 Garis Bilangan 29

Gambar 2.8 Garis Bilangan 29

Gambar 2.9 Garis Bilangan 29

Gambar 3.1 Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas 35 Gambar 4.1 Grafik Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 60 Siklus I

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 72 Siklus II

Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata Tes Kemampuan Komunikasi 80 Matematika Siswa

Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 81 Gambar 4.5 Grafik Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 83


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 94 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 110 Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I 121 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II 124 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa III 128 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa IV 132 Lampiran 7 Tes Awal Komunikasi Matematika 135 Lampiran 8 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 136 Lampiran 9 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 137 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Tes Awal Komunikasi Matematika 138 Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Tes Komunikasi Matematika I 140 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Komunikasi Matematika II 143 Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Awal Komunikasi Matematika 146 Lampiran 14 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 147 Lampiran 15 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 148 Lampiran16 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematika 149 Lampiran 17 Lembar Validasi Tes Awal Komunikasi Matematika 151 Lampiran 18 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi 154

Matematika I

Lampiran 19 Lembar Validasi Tes Kemampuan Komunikasi 160 Matematika II

Lampiran 20 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I (Pertemuan I) 166 Lampiran 21 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I (Pertemuan II) 169 Lampiran 22 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus I 172 Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II (Pertemuan I) 174 Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II (Pertemuan II) 177 Lampiran 25 Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Siklus II 180 Lampiran 26 Analisis Tes Hasil Kemampuan Awal 182 Lampiran 27 Analisis Tes Hasil Kemampuan Komunikasi Matematika I 185


(14)

xiv

Lampiran 28 Analisis Tes Hasil Kemampuan Komunikasi 188 Matematika II

Lampiran 29 Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa 191 tiap Indikator pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II


(15)

BABBIB PENDAHULUANB B

1.1. LatarBBelakangBMasalahB

Proses pembelajaran matematika merupakan proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika dengan berbagai metode agar kegiatan belajar terlaksana secara efektif dan efisien. Akan tetapi, selama proses pembelajaran matematika berlangsung terdapat beberapa masalah yang menghambat terlaksananya kegiatan belajar tersebut. Masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran yang diidentifikasi oleh peneliti di MTs Al-Ishlahiyah Binjai adalah metode yang digunakan guru dalam pembelajaran masih bersifat ceramah, siswa berperan pasif dalam proses pembelajaran, siswa kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang diterapkan kurang membangun kemampuan komunikasi matematika siswa. Konsekuensinya, kemampuan komunikasi matematika di sekolah tersebut tergolong rendah.

Masalah pertama yang diidentifikasi di MTs Al-Ishlahiyah Binjai adalah guru masih menggunakan metode ceramah selama pembelajaran. Guru mendominasi proses belajar dan sangat jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menemukan konsep matematika. Selain itu, guru menjelaskan siswa materi dan kemudian meminta siswa untuk menghafal rumus-rumus. Selanjutnya, guru menjelaskan contoh soal dan memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa. Hal ini menyebabkan pembelajaran pembelajaran kurang menarik, tidak menarik, dan sulit untuk menggali kemampuan komunikasi matematika siswa.

Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

“Metode ceramah dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara lisan, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu


(16)

2

yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang dan tidak mampu menyatakan ide dengan menggunakan bahasanya sendiri”. Sehingga dapat disimpulkan, metode ini kurang mampu untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa.

Selain itu, siswa berperan pasif selama mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas VII-1 menunjukkan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung diam dan tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Ketika guru selesai menjelaskan materi, hampir tidak ada satu orang pun siswa yang bertanya tentang materi tersebut. Banyak siswa yang diam seolah-olah sudah mengerti dengan pelajaran tersebut. Sehingga tidak menunjukkan bahwa siswa dapat mengemukakan jawaban, pendapat atau gagasannya menanggapi pertanyaan guru tersebut.

Masalah berikutnya adalah model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Saat memulai proses pembelajaran, guru bertindak sebagai pemberi informasi sedangkan siswa sebagai penerima. Akibatnya siswa kurang memahami informasi dan tidak mampu menggunakan informasi yang ada pada saat diberikan pertanyaan (soal-soal). Model yang diterapkan guru tersebut memperlihatkan bahwa siswa tidak terlihat menguasai kemampuan komunikasi matematikanya.

Selain itu, kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII-1 MTs Al-Ishlahiyah Binjai masih rendah. Hal ini di lihat dari hasil tes diagnostik yang dilakukan. Tes diagnostik ini dilakukan peneliti dengan memberikan 2 soal kepada 45 siswa. Kedua soal ini dirancang agar penyelesaiannya dapat menunjukkan indikator komunikasi yaitu (representasi, menggambar, menulis/menjelaskan). Berdasarkan tes diagnostik yang diberikan, diperoleh hasil bahwa 12 orang siswa memiliki kemampuan komunikasi dalam kategori cukup (26,67%), 14 orang pada kategori rendah (31,11%), dan 19 orang dalam kategori sangat rendah(42,22%).


(17)

3

Berikut ini beberapa jawaban tes diagnostik yang dikerjakan siswa.

Gambar1.1 Jawaban Tes Awal Siswa 1

Dari jawaban siswa pada soal no. 1 terlihat bahwa siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanya pada soal, siswa hanya mampu menggambar bilangan pada garis bilangan dan tidak dapat menjelaskan jawaban dengan jelas.

Gambar 1.2 Jawaban Tes Awal Siswa 2

Dari jawaban siswa pada soal no. 2, siswa sama sekali tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya, selain itu siswa juga tidak dapat menggambarkan soal kedalam garis bilangan dan siswa tidak dapat menjelaskan jawaban dengan jelas.

Dari tes diagnostik yang diberikan oleh peneliti diatas, diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematika kelas VII-1 MTs Al-Ishlahiyah Binjai masih tergolong rendah.

Disisi lain, kemampuan komunikasi matematika sangat perlu dikembangkang pada peserta didik. Berikut akan dijelaskan alasan pentingnya


(18)

4

mengembangkan kemampuan komunikasi matematika yang dikutip dari Baroody (Ansari, 2009: 4)

Pertama mathematics as language artinya matematika tidak hanya sekedar

alat bantu berpikir ( a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai

ide secara jelas tepat dan cermat. Kedua mathematics learning as social

activity: artinya sebagai aktivitas social dalam pembelajaran matematika,

matematika juga sebagai wahana interaksi antarsiswa dan juga komunikasi antar guru dan siswa. Hal ini merupakan bagian terpenting untuk mempercepat pemahaman matematis siswa.

Guru telah menerapkan beberapa metode untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa di kelas VII-1 MTs Al-Ishlahiyah Binjai tersebut. Salah satu metode yang guru lakukan adalah metode ceramah dengan model

pembelajaran “Teacher Center”. Akan tetapi, metode dan model tersebut belum

mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Sehingga diperlukan sebuah model pembelajaran lain yang menurut beberapa penelitian, mampu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa dalam mengembangkan komunikasi mereka adalah model pembelajaran kooperatif.

Menurut Ansari (2009:57) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran

Think-Pair-Share (TPS). Lyman, F (dalam Trianto, 2011: 81) menyatakan

bahwa:

Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat

variasi suasana diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara


(19)

5

dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Think-Pair-Share adalah salah satu model diskusi kelas yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam bepikir dan merespon serta saling membantu. Sedangkan menurut Arends (dalam Ansari, 2009: 62):

Model pembelajaran Think-Pair-Share (saling bertukar pikiran secara berpasangan) merupakan struktur pembelajaran kooperatif yang efektif untuk menigkatkan partisipasi siswa dan daya pikir siswa. Hal ini memungkinkan dapat terjadi karena prosedurnya telah disusun sedemikian sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, serta merespon sebagai salah satu cara yang dapat membangkitkan bentuk partisipasi siswa.

Dari uraian diatas terlihat bahwa model pembelajaran Think-Pair-Share dianggap mampu mengoptimalkan partisipasi siswa dan juga keaktifan siswa dalam bekerja sama atau pun bekerja secara individu yang semuanya membutuhkan kemampuan komunikasi matematika. Siswa akan mampu berinteraksi aktif dan mampu berpartisipasi dalam pembelajaran apabila memiliki kemampuan komunikasi matematika yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “MeningkatkanBKemampuanBKomunikasiB

MatematikaB PadaBMateriBBilanganBBulatBDenganBModelBKooperatifB

Think-Pair-ShareB PadaB SiswaB KelasB VIIB DiB MTsB Al-IshlahiyahB BinjaiB T.AB

2016/2017”.

1.2. IdentifikasiBMasalahB

1. Metode yang digunakan guru matematika kelas VII-1 MTs Al-Ishlahiyah

Binjai dalam pembelajaran masih bersifat ceramah, sehingga siswa tidak dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematikanya

2. Siswa kelas VII-1 MTs Al-Ishlahiyah berperan pasif dalam pembelajaran

matematika

3. Siswa kelas VII-1 MTs Al-Ishlahiyah Binjai kurang tertarik dalam


(20)

6

4. Kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa kelas VII-1 MTs

Al-Ishlahiyah Binjai masih rendah

5. Proses pembelajaran yang diterapkan kurang mendukung siswa untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematikanya

1.3. BatasanBMasalahB

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah yang akan dikaji agar penelitian ini dapat lebih terarah dan jelas. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada: B

1. Rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII-1 MTs

Al-Ishlahiyah Binjai pada materi bilangan bulat

2. Model pembelajaran Think-Pair-Share di MTs Al-Ishlahiyah Binjai

sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bilangan bulat

1.4. RumusanBMasalahB

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bilangan

bulat dapat meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif

Think-Pair-Share pada siswa kelas VII-1 di MTs Al-Ishlahiyah Binjai T.A.

2016/2017?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas

VII-1 di MTs Al-Ishlahiyah setelah diterapkan model pembelajaran

Think-Pair-Share?

B

1.5. TujuanBPenelitianB

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematika siswa dapat


(21)

Think-Pair-7

Share pada materi bilangan bulat pada siswa kelas VII-1 di MTs

Al-Ishlahiyah Binjai.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi

matematika siswa kelas VII-1 di MTs Al-Ishlahiyah Binjai setelah diterapkan

model pembelajaran Think-Pair-Share.

B

1.6. ManfaatBPenelitianB

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu:B

1. Bagi siswa, sebagai bahan informasi untuk menentukan cara belajar yang

sesuai dalam mempelajari matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang studi matematika dalam menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien pada kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk


(22)

90

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB B

5.1KesimpulanBB

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bilangan bulat kelas VII-1 di MTs Al-Ishlahiyah Binjai

2. Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematika yang diberikan

pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,17 dan meningkat pada siklus II menjadi 80,97. Peningkatan nilai rata-rata tes komunikasi matematika ini dipicu oleh semakin baiknya penerapan model kooperatif Think-Pair-Share (TPS) yang diterapkan oleh peneliti. Untuk nilai setiap aspek komunikasi yang di teliti yaitu pada aspek menjelaskan nilai rata-rata pada siklus I 70,28, pada siklus II meningkat menjadi 80,56, aspek menggambar pada siklus I 67,5, meningkat menjadi 80 pada siklus II, dan aspek representasi pada siklus I 68,06, pada siklus II meningkat menjadi 81,39. Peningkatan tiap indikator

dikarenakan adanya beberapa tahap pada model kooperatif Think-Pair-Share

yang membuat siswa berdiskusi dan berargumen dengan pasangannya sehingga dapat meningkatan kemampuan rata-rata tiap indikator komunikasi Peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 27 siswa (60%) meningkat menjadi 39 siswa (86,67%) pada siklus II yang telah mencapai ketuntasan klasikal yaitu ≥85% siswa yang mencapai tes kemampuan komunikasi matematika dengan nilai ≥ 65.

5.2BSaranB

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran


(23)

Think-91

Pair-Share (TPS) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.

2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.

3. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru mengkondisikan siswa

dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.

4. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar,

lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal dan lebih berani untuk mengungkapkan ide dan pendapat saat berdiskusi.

5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek-aspek komunikasi yang lain dalam pembelajaran dan menerapkannya pada pokok bahasan yang berbeda.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim, (2011), Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kompetensi Pada Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Di Madrasah Aliyah Kota Bima, FMIPA UPI, Bandung. Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikas, Pena,

Banda Aceh.

Arikunto, Suharsimi., (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Husna, Ikhsan M, dan Fatimah S., (2013), Peningkatan Kemampuan Pemecahan

Masalah Dan Komunikasi Matematik Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS), dalam Jurnal Peluang Volume 1 Nomor 2, ISSN 2302-5158

Isjoni, (2011), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Johannes, Lubin (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013, UNIMED, Medan

Kunandar, (2011), Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta

Kurniawan, (2007), Mandiri Matematika SMP kelas VII, Erlangga, Jakarta

Pakpahan, Meilina, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Medan T.A. 2012/2013, FMIPA UNIMED, Medan

Riyanto, Yatim., (2012), Paradigma Baru Pembelajaran, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sagala, Saiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problemtika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung. Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sipangkar, Teodora, (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dalm Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII SMP Swasta St. Thomas 3 Medan, FMIPA UNIMED, Medan.


(25)

93

Sudradjat, (2009), Peranan Matematika Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. UNPAD, Bandung

Sumarno, (2010). Berpikir Kreatif dan Disposisi Mateamtika: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. FMIPA UPI. Bandung. (http://math.sps.upi.edu) (diakses 20 Februari 2016)

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Yanti, Silvia, (2015), Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Materi Segiempat Dengan Model Kooperatif Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A. 2014/2015, FMIPA UNIMED, Medan


(26)

ii

RIWAYAT HIDUP

Maulida Hafni dilahirkan di Medan, pada tanggal 13 Agustus 1994. Ayah bernama Ahmad Fauzi dan ibu bernama Mahyuni, dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk TK KAMKA Binjai dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 020272 Binjai dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2009. Setelah itu penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.


(1)

7

Share pada materi bilangan bulat pada siswa kelas VII-1 di MTs Al-Ishlahiyah Binjai.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII-1 di MTs Al-Ishlahiyah Binjai setelah diterapkan model pembelajaran Think-Pair-Share.

B

1.6. ManfaatBPenelitianB

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu:B

1. Bagi siswa, sebagai bahan informasi untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam mempelajari matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang studi matematika dalam menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien pada kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.


(2)

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB B

5.1 KesimpulanBB

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi bilangan bulat kelas VII-1 di MTs Al-Ishlahiyah Binjai

2. Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematika yang diberikan pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,17 dan meningkat pada siklus II menjadi 80,97. Peningkatan nilai rata-rata tes komunikasi matematika ini dipicu oleh semakin baiknya penerapan model kooperatif Think-Pair-Share (TPS) yang diterapkan oleh peneliti. Untuk nilai setiap aspek komunikasi yang di teliti yaitu pada aspek menjelaskan nilai rata-rata pada siklus I 70,28, pada siklus II meningkat menjadi 80,56, aspek menggambar pada siklus I 67,5, meningkat menjadi 80 pada siklus II, dan aspek representasi pada siklus I 68,06, pada siklus II meningkat menjadi 81,39. Peningkatan tiap indikator dikarenakan adanya beberapa tahap pada model kooperatif Think-Pair-Share yang membuat siswa berdiskusi dan berargumen dengan pasangannya sehingga dapat meningkatan kemampuan rata-rata tiap indikator komunikasi Peningkatan ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 27 siswa (60%) meningkat menjadi 39 siswa (86,67%) pada siklus II yang telah mencapai ketuntasan klasikal yaitu ≥85% siswa yang mencapai tes kemampuan komunikasi matematika dengan nilai ≥ 65.

5.2BSaranB

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika disarankan untuk menggunakan model pembelajaran


(3)

Think-91

Pair-Share (TPS) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi matematika siswa.

2. Kepada guru hendaknya berupaya untuk selalu melibatkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar.

3. Sebelum memulai pembelajaran hendaknya guru mengkondisikan siswa dalam keadaan nyaman dan siap untuk belajar, karena kondisi yang nyaman dapat menciptakan suasana yang efektif untuk belajar.

4. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar, lebih banyak berlatih menyelesaikan soal-soal dan lebih berani untuk mengungkapkan ide dan pendapat saat berdiskusi.

5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek-aspek komunikasi yang lain dalam pembelajaran dan menerapkannya pada pokok bahasan yang berbeda.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim, (2011), Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk

Meningkatkan Kompetensi Pada Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Di Madrasah Aliyah Kota Bima, FMIPA UPI, Bandung.

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikas, Pena,

Banda Aceh.

Arikunto, Suharsimi., (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Husna, Ikhsan M, dan Fatimah S., (2013), Peningkatan Kemampuan Pemecahan

Masalah Dan Komunikasi Matematik Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS), dalam Jurnal Peluang Volume 1 Nomor 2, ISSN 2302-5158

Isjoni, (2011), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok,

Alfabeta, Bandung

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Johannes, Lubin (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Di Kelas VII

SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013, UNIMED, Medan

Kunandar, (2011), Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta

Kurniawan, (2007), Mandiri Matematika SMP kelas VII, Erlangga, Jakarta

Pakpahan, Meilina, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

(Think-Pair-Share) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Medan T.A. 2012/2013, FMIPA UNIMED, Medan

Riyanto, Yatim., (2012), Paradigma Baru Pembelajaran, Kencana Prenada

Media, Jakarta.

Sagala, Saiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problemtika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sipangkar, Teodora, (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TPS dalm Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa


(5)

93

Sudradjat, (2009), Peranan Matematika Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. UNPAD, Bandung

Sumarno, (2010). Berpikir Kreatif dan Disposisi Mateamtika: Apa, Mengapa, dan

Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. FMIPA UPI. Bandung. (http://math.sps.upi.edu) (diakses 20 Februari 2016)

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Yanti, Silvia, (2015), Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Pada

Materi Segiempat Dengan Model Kooperatif Think-Pair-Share Pada

Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A. 2014/2015, FMIPA


(6)

RIWAYAT HIDUP

Maulida Hafni dilahirkan di Medan, pada tanggal 13 Agustus 1994. Ayah bernama Ahmad Fauzi dan ibu bernama Mahyuni, dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk TK KAMKA Binjai dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 020272 Binjai dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2009. Setelah itu penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Binjai dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.