PERAN MEDIATOR DALAM PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TANAH MELALUI MEDIASI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan).

PERAN MEDIATOR DALAM PROSES PENYELESAIAN
SENGKETA TANAH MELALUI MEDIASI
(Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh :
Pinta Rukianti Sihole
NIM. 3123111060

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Pinta Rukianti Sihole. NIM. 3123111060. “Peran Mediator Dalam Proses
Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Mediasi (Studi Kasus Di Pengadilan

Negeri Medan).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran mediator dalam proses
penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan.
Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Pengadilan No. 8 Medan. Jenis penelitian
menggunakan penelitian hukum yuridis empiris yang ditinjau dari sudut sifat
penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data dalam penelitian menggunakan data
primer dan data sekunder. Dengan prosedur teknik pengumpulan data observasi,
wawancara dan studi dokumentasi, yakni mencari data-data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku atau agenda yang berhubungan
dengan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses penyelesaian sengketa tanah melalui
mediasi yang dilakukan di Pengadilan Negeri Medan melalui dua tahap, yakni
tahap pra mediasi dan tahap mediasi. Mediator berperan untuk menyelesaikan
masalah antar pihak yang bersengketa dengan tuntas, mempertemukan
kepentingan kepentingan kedua belah pihak yang saling berbeda untuk
memperoleh titik temu yang dapat dijadikan untuk memecahkan masalah yang
dipersengketakan. Mediator membantu para pihak penggugat dan tergugat
memahami pandangan masing-masing dan membuka wawasan yang baru agar
memperoleh kesepakatan bersama. Hambatan-hambatan dalam proses
penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan, yakni

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yakni, pihak yang bersengketa.
Hal ini disebabkan karena adanya rasa egois (ego tinggi) antar pihak tergugat dan
penggugat, gengsi, merasa mengulur waktu, merasa dia yang berhak,
membenarkan diri sendiri dan menyalahkan pihak lawan. Faktor eksternal, yakni,
keluarga dan mediator dapat juga menjadi penghambat dalam proses penyelesaian
sengketa tanah melalui mediasi.
Kata kunci: Penyelesaian sengketa, mediasi, mediator

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karuniaNya yang telah dianugerahkan kepada penulis, sehingga mampu
menyelesaikan proposal penelitian ini, dengan judul “Peran Mediator Dalam
Proses Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Mediasi (Studi Kasus Di Pengadilan
Negeri Medan)”. Proposal ini merupakan salah satu syarat yang harus penulis
laksanakan untuk memenuhi persyaratan penelitian skripsi.
Pada kesempatan kali ini, teristimewa penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada kedua orang tua yang terkasih, Ayahanda
Lamsar Sihole dan Ibunda Ruslinda Sagala yang penuh dengan kasih dan cinta
membimbing penulis untuk tetap berkarya, untuk tetap menjadi kebanggaan
mereka demi kebahagiaan dan keberhasilan anaknya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Reh Bungana
Beru PA, SH, M.Hum, selaku dosen pengajar dan dosen pembimbing penulis,
yang selama ini telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
masukan, dan ilmunya, serta kritik-kritik yang membangun kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor UNIMED beserta
seluruh stafnya.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial.

i

4. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum, selaku ketua Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan.
5. Bapak Arief Wahyudi, SH, M.H., selaku sekretaris jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan.

6. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH, M.Hum, selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing penulis selama 8 semester ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial yang telah
memberikan begitu banyak pengajaran dan pengalaman selama berada di
Universitas Negeri Medan.
8. Terkhusus buat Pak Joni yang telah banyak membantu penulis dalam
penyelesaian urusan berkas.
9. Bapak Sugeng Wahyudi, SH, M.M, selaku Ketua Pengadilan Negeri Medan
telah mengijinkan penulis untuk meneliti dan meminta data dari Pengadilan
Negeri Medan.
10. Bapak Mahyuti, SH, M.H., selaku hakim mediator di Pengadilan Negeri
Medan yang telah meluangkan waktu dan bersedia untuk diwawancarai.
11. Terkhusus buat abang tersayang, F. Sando Limbong yang telah meringankan
beban saya dalam menjalani perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini baik
dari segi materil dan memberikan doa, dukungan dan perhatian yang luar
biasa yang melatih saya menjadi pribadi yang berharga. Terima kasih telah
menjadi abang terbaik buat saya.

ii


12. Kakak Nervina Sihole, AmKeb., serta adik-adik saya Ranti Hot Roganda
Sihole, Rahyuni Sihole, dan Pudantku Jomer Sihole yang telah memberikan
dukungan dan doa, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Koni Sitindaon, S.Pd., sahabat kesayanganku sekaligus saudaraku yang sudah
seperti kakak sendiri, yang merelakan hatinya untuk menemani penulis
melakukan

penelitian

dan

memberi

semangat

dan

dukungan,

mendengar/berbagi cerita suka dan duka, tangis dan tawa, sehingga penulis

tetap semangat dan maju terus, terima kasih untuk bantuanmu kakak.
14. Saut Jumadi Situmorang, yang selalu memberi semangat, dukungan dan
perhatian dalam kondisi apapun kepada penulis. Terima kasih untuk
pertemanannya dan semoga kita dapat wisuda bersama tahun ini.
15. Kawan-kawanku tersayang, Masna Erita Simanjuntak, Irawati Sofiana
Sianturi, Mince Wastina Sihombing, Kak Fatimah Manurung, Helen Karolina
Hutauruk, dan Leny Astria Sinaga, selama ini bertukar pikiran dalam proses
penyusunan skripsi, terimakasih buat kalian untuk diskusi, motivasi dan
terima kasih untuk persaudaraaan dan pertemanannya.
16. Teman-teman seperjuangan stambuk 2012 kelas Reguler A di Jurusan PPKn
(Grace, Eva Ruth, Toivah, Nana, M. Syukri Alhadi, Rosalika, Nova Zuwita,
Yansen, Rifky, Radot, Fiqih, Primadani, Mentari, Nurul Auni, Desi Yanti,
Riza, Andre, Sukriadi, Zakaria) dan teman-teman lain yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas semangat, hiburan dan segala
bantuannya.

iii

17. Teman-teman PPLT SMK YASPOR Balige (Jumadi, Wardijhon, Marganda,
Yocky, Jhonatan, Mustika, Cici Amih, Mia Audina, Abang Jonggi, Damson,

Pangihutan, Petrus, dll), yang telah bersama melewati masa PPL dan
memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini. Semoga kita dapat wisuda
bersama-sama tahun ini.
18. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kelemahan dari segi bobot ilmiah dan tata bahasa. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi perbaikan skripsi ini.
19. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dan
dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini dan
kiranya skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan kita.

Medan,

Juli 2016

Pinta Rukianti Sihole

iv


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................5
C. Pembatasan Masalah .........................................................................................5
D. Rumusan Masalah ............................................................................................6
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................................6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................8
A. Kajian Teoritis ..................................................................................................8
1. Pengertian Peran ...........................................................................................8
2. Jenis-Jenis Penyelesaian Sengketa ...............................................................9
a. Penyelesaian Sengketa Di Pengadilan .....................................................9
b. Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan (ADRI) ................................11
3. Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi ......................................................13

a. Pengertian Mediasi ...................................................................................13
b. Mediator ...................................................................................................14
c. Peran Mediator .........................................................................................17

v

d. Proses Penyelesaian Sengketa Tanah melalui Mediasi ............................19
B. Kerangka Berpikir ............................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................27
A. Jenis Penelitian .................................................................................................27
B. Lokasi Penelitian ..............................................................................................27
C. Populasi dan Sampel .........................................................................................28
1. Populasi ........................................................................................................28
2. Sampel ..........................................................................................................28
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ..................................................28
1. Variabel Penelitian........................................................................................28
2. Defenisi Operasional ....................................................................................29
E. Jenis Data dan Sumber Data .............................................................................29
1. Jenis Data ......................................................................................................29
a. Data Primer ..............................................................................................29

b. Data Sekunder ..........................................................................................31
2. Sumber data ..................................................................................................32
F. Teknik Analisis Data .........................................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................33
A. Profil pengadilan Negeri Medan ......................................................................33
B. Data Hasil Penelitian ........................................................................................35
1. Kasus Sengketa Tanah Yang Ditangani Di Pengadilan Negeri Medan ........35
2. Hasil Penelitian Wawancara .........................................................................44
C. Analisis Hasil Penelitian ...................................................................................49

vi

1. Peran Mediator Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui
Mediasi Di Pengadilan Negeri Medan .........................................................49
2. Hambatan-Hambatan Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui
Mediasi Di Pengadilan Negeri Medan .........................................................56
a. Faktor Internal ..........................................................................................57
b. Faktor Eksternal .......................................................................................58
BAB V PENUTUP .....................................................................................................59
A. Kesimpulan .......................................................................................................59

B. Saran .................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................61

vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 26
Gambar 2 Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Medan ........................................ 35

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-Kisi Panduan Wawancara .....................................................................30
Tabel 2 Kisi-Kisi Dokumentasi ..................................................................................31
Tabel 3 Statistik Kepegawaian Di Pengadilan Negeri Medan ...................................34
Tabel 4 Kasus Sengketa Tanah Tahun 2013 ..............................................................36
Tabel 5 Kasus Sengketa Tanah Tahun 2014 ..............................................................42
Tabel 6 Kasus Sengketa Tanah Tahun 2015 ..............................................................43
Tabel 7 Hasil Penenlitian Wawancara .......................................................................44

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara hukum” (Pasal 1 ayat (3).
Ketentuan tersebut merupakan landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah
Negara yang berdasarkan atas hukum. Hukum diletakkan sebagai supremasi
kekuasaan tertinggi yang mencerminkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara, agar tercipta kehidupan yang aman, tertib, dan adil.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ada kalanya terjadi
perselisihan atau persengketaan antar warga negara. Adapun penyebab terjadinya
perselisihan atau persengketaan adalah akibat seseorang tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya yang kompleks dan adanya perbedaan pandangan dan
kebiasaan-kebiasaan

pada

lingkungan.

Bervariasinya

perselisihan

atau

persengketaan yang terjadi tidak selalu dapat diselesaikan dalam waktu yang
singkat, dengan hasil pemecahan masalah yang dapat diterima bagi para pihak
yang berselisih bahkan tidak jarang berujung pada munculnya sengketa.
Ada berbagai macam sengketa yang sering terjadi dan sudah pernah
ditangani di Pengadilan Negeri Medan, seperti perceraian, wanprestasi,
pembagian harta, sengketa tanah, perjanjian, waris, dan perbuatan melawan
hukum. Salah satu sengketa yang sering terjadi di Medan Provinsi Sumatera Utara
adalah sengketa tanah. Sengketa tanah ini meliputi antara lain, mengenai masalah

1

2

status tanah, masalah kepemilikan, masalah bukti-bukti perolehan yang menjadi
dasar pemberian hak dan sebagainya.
Perselisihan atau persengketaan tersebut dapat diselesaikan melalui
pengadilan dan di luar pengadilan. Proses penyelesaian sengketa melalui
pengadilan menghasilkan suatu keputusan yang bersifat umum, yang belum
mampu merangkul kepentingan bersama, karena menghasilkan suatu putusan
“win-lose solution” (strategi menang kalah). Dengan adanya pihak yang menang
dan kalah tersebut, di satu pihak akan merasa puas tetapi di pihak lain merasa
tidak puas, sehingga dapat menimbulkan suatu persoalan baru di antara para pihak
yang bersengketa. Proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan sangat
lambat, membutuhkan waktu yang lama, dan biaya yang relatif lebih mahal.
Selain proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan, ada juga proses
penyelesaian sengketa di luar pengadilan, menghasilkan kesepakatan yang “winwin solution”, karena penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui
kesepakatan dan musyawarah diantara para pihak sehingga dapat menghasilkan
suatu keputusan bersama yang dapat diterima baik oleh kedua belah pihak.
Keputusan yang dihasilkan melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan
dapat dijamin kerahasiaannya oleh para pihak karena tidak ada kewajiban untuk
proses persidangan yang terbuka untuk umum dan dipublikasikan. Penyelesaian
sengketa di luar pengadilan pada umumnya dinamakan dengan Alternative
Dispute Resolution (ADR). Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat
ditempuh melalui negoisasi, mediasi, konsiliasi, dan arbitrase.

3

Salah satu penyelesaian sengketa yang sering dilakukan melalui ADR
adalah mediasi. Mediasi merupakan salah satu alternatif dalam meyelesaikan
sengketa. Menurut Fuady (2000:47), Mediasi adalah suatu proses negosiasi untuk
memecahkan masalah melalui pihak luar yang tidak memihak dan netral yang
akan bekerja dengan dengan pihak yang bersengketa untuk membantu
menemukan solusi dalam menyelesaikan sengketa tersebut secara memuaskan
bagi kedua belah pihak.
Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi Di Pengadilan, mediasi wajib dilakukan oleh para pihak yang
berperkara secara perdata di pengadilan yang dilakukan pada hari sidang pertama.
Sedangkan menurut Sugeng (2012:26), Mediasi dilakukan agar para pihak dapat
menyelesaikan sengketanya dengan perdamaian. Menurut Asikin (2015:182),
Upaya perdamaian yang dilakukan di luar pengadilan dapat dilakukan dengan
membuat perjanjian perdamaian di bawah tangan atau membuat akta perdamaian
melalui notaris untuk memperoleh kekuatan pembuktian yang sempurna. Akta
perdamaian melalui notaris (akta autentik) sengaja dibuat sebagai alat bukti atas
persetujuan pihak yang berwenang serta ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang, sehingga dapat dikatakan sempurna dan bersifat mengikat. Lebih
lanjut Asikin (2015:74) menyatakan bahwa, perjanjian perdamaian antara kedua
belah pihak yang dilakukan melalui mediasi di pengadilan, maka hakim
menjatuhkan putusannya (acte van vergelijk) yang isinya menghukum kedua
belah pihak mematuhi isi perdamaian yang telah dibuat.

4

Setiap pengadilan mewajibkan mediasi bagi para pihak yang bersengketa,
namun, tidak semua pihak yang bersengketa bersedia untuk melakukan mediasi,
begitu juga dengan pihak yang bersengketa di Pengadilan Negeri Medan.
Pengadilan Negeri Medan merupakan salah satu wadah yang melaksanakan
proses mediasi sebelum melangkah ke tahap sidang, yang berlaku untuk semua
kasus perdata, termasuk di dalamnya sengketa tanah.
Masyarakat Medan dan sekitarnya yang pernah mengalami sengketa dan
ditangani di Pengadilan Negeri Medan kurang mengetahui fungsi keberadaan
PERMA No. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi, sehingga tidak bersedia
melakukan mediasi. Dan beranggapan bahwa penyelesaian sengketa melalui
mediasi membutuhkan waktu dan biaya yang cukup mahal. Hal ini disebabkan
karena kurang bersosialisasinya masyarakat dengan Pengadilan Negeri Medan,
dan bahkan sebagian masyarakat tidak mau tahu tentang keberadaan PERMA No.
1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi.
Pengadilan Negeri Medan telah menangani kasus sengketa tanah
sebanyak 68 kasus dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Pada awalnya
kasus tersebut ditangani melalui proses mediasi. Namun, proses mediasi dalam
penyelesaian sengketa tanah ini belum pernah berhasil dilakukan di Pengadilan
Negeri Medan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian dengan
judul “Peran Mediator Dalam Proses Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui
Mediasi (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan).

5

B. Identifikasi Masalah
Dalam setiap penelitian, penentuan permasalahan merupakan hal yang
paling utama dan diiringi dengan cara bagaimana pemecahannya. Sebelum hal ini
dilakukan, maka identifikasi masalah perlu dilaksanakan.
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di
Pengadilan Negeri Medan.
2. Kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap proses penyelesaian
sengketa tanah melalui mediasi.
3. Belum tercapainya pelaksanaan PERMA N0. 1 Tahun 2016 tentang Prosedur
Mediasi Di Pengadilan.
4. Hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di
Pengadilan Negeri Medan.
5. Kurang maksimalnya kinerja Pengadilan Negeri terhadap penyelesaian
sengketa melalui mediasi.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, pembatasan masalah sangat diperlukan untuk
memberikan arah pada pembahasan penelitian dan menghindari ruang lingkup
permasalahan yang terlalu luas. Dengan demikian penelitian ini dibatasi pada
masalah-masalah sebagai berikut:

6

1. Peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di
Pengadilan Negeri Medan.
2. Hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di
Pengadilan Negeri Medan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah melalui
mediasi di Pengadilan Negeri Medan?
b. Bagaimana hambatan-hambatan dalam penyelesaian sengketa tanah melalui
mediasi di Pengadilan Negeri Medan?
A. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian harus mempunyai tujuan, yang tidak terlepas dari
pokok permasalahan yang dibahas. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui peran mediator dalam proses penyelesaian sengketa tanah
melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam penyelesaian segketa tanah
melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan.
F. Manfaat Penelitian
Pada hakekatnya penelitian pasti memiliki manfaat yang baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mengembangkan ilmu pengetauan.

7

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah
1. Bagi penulis, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
diri penulis khususnya pengetahuan dibidang peran mediator dalam proses
penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di pengadilan negeri.
2. Bagi masyarakat, dengan mengetahui dan berlakunya PERMA No. 1 Tahun
2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, diharapkan dapat memberi
pengetahuan tentang penyelesaian sengketa melalui mediasi sehingga
masyarakat tidak lagi merasa dibingungkan dalam menyelesaikan sengketa
tanah yang dihadapi.
3. Bagi mediator, dengan ditetapkannya PERMA No. 1 Tahun 2016, diharapkan
dapat lebih memahami dan melaksanakan tugasnya dan perannya dengan baik.
4. Bagi Jurusan/Fakultas, Untuk dijadikan bahan bacaan dan menambah literatur
di Jurusan PPKn perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan perpustakaan
UNIMED.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pokok permasalahan yang telah dibahas,
maka dapat diambil kesimpulan sebagagi berikut:
1. Peran mediator dalam melaksanakan proses mediasi sangat mempengaruhi
hasil perdamaian antara pihak yang bersengketa. Mediator berperan untuk
menyelesaikan masalah antar pihak yang bersengketa dengan tuntas,
mempertemukan kepentingan kepentingan kedua belah pihak yang saling
berbeda untuk memperoleh titik temu yang dapat dijadikan untuk memecahkan
masalah yang dipersengketakan. Mediator membantu para pihak penggugat
dan tergugat memahami pandangan masing-masing dan membuka wawasan
yang baru agar memperoleh kesepakatan bersama. Namun peran mediator di
pengadilan Negeri Medan belum seutuhnya dilakukan dengan baik, karena
proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi belum pernah dinyatakan
berhasil/mediasi gagal.
2. Hambatan-hambatan yang dialami dalam proses penyelesaian sengketa tanah
melalui mediasi di Pengadilan Negeri Medan, melalui 2 faktor, yakni :
a. Faktor internal
Pihak yang bersengketa dapat menjadi penghambat dalam proses
penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi. Hal ini disebabkan karena
adanya rasa egois (ego tinggi) antar pihak tergugat dan penggugat, gengsi,

59

60

merasa mengulur waktu, merasa dia yang berhak, membenarkan diri sendiri
dan menyalahkan pihak lawan.
b. Faktor eksternal
Keluarga dan mediator dapat juga menjadi penghambat dalam proses
penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi. Kadangkala keluarga ikut
campur dan mempengaruhi salah satu pihak yang bersengketa. Mediator
merupakan salah satu faktor penghambat proses mediasi di pengadilan,
karena seorang mediator harus mempunyai keahlian khusus dan mengetahui
seluk beluk mediasi. Berhasil tidaknya mediasi berada ditangan mediator,
sehingga pengadilan Negeri membutuhkan mediator yang profesional.
B. Saran
1. Diharapkan kepada Pengadilan Negeri Medan untuk memperbanyak jumlah
mediator bersertifikat seperti yang dinyatakan dalam Perma No. 1 Tahun 2016,
karena hakim mediator di Pengadilan Negeri Medan hanya memiliki satu orang
yang menangani kasus sengketa tanah. Hal ini mengingat banyaknya kasus
sengketa tanah yang terjadi.
2. Mengingat proses penyelesaian sengketa tanah melalui mediasi di Pengadilan
Negeri Medan belum pernah berhasil atau dinyatakan mediasi gagal, maka
dibutuhkan mediator yang memiliki keahlian khusus dan mengerti seluk beluk
mediasi (mediator yang profesional).
3. Dalam menyelesaikan sengketa tanah melalui mediasi, pihak penggugat dan
tergugat diharapkan tidak bersikap emosional dan merasa gengsi sehingga
sengketa dapat terselesaikan dan tidak menimbulkan masalah yang baru.

61

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Abdurrachman. 2003. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Universitas Trisakti.
Asikin, Z. 2015. Hukum Acara Perdata Di Indonesia. Jakarta : Prenadamedia
Group.
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta:
Prenada Media Group.
Fuady, M. 2000. Arbitrase Nasional. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Harahap, Yahya. 2007. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Sinar Grafika.
Harsono, Boedi. 2003. Menuju Penyempurnaan Hukum tanah Nasional. Jakarta:
Universitas Trisakti.
Lumumba, Patrice. 2013. Negosiasi Dalam Hubungan Internasional. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Makarao, Taufik. 2004. Pokok-Pokok Hukum Acara Perdata. Jakarta: Rineka
Cipta.
Santoso, Urip. 2008. Hukum Agraria Dan Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Setiawan, D. 2014. Metodologi Penelitian. Medan: FIS Unimed.
Soerjono, Seokanto. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.
Sugeng, B. 2013. Pengantar Hukum Acara Perdata Dan Contoh Dokumen
Litigasi. Jakarta : Prenadamedia Group.
Tutik, T.T. 2010. Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta:
Prenadamedia group.

62

Usman, Rachmadi. 2012. Mediasi di Pengadilan. Jakarta: Sinar Grafika.
Widjaja, Gunawan. 2001. Alternatif Penyelesaian Sengketa. Jakarta: RaGrafindo
Persada.
Widjaja dan Yani. 2001. Hukum Arbitrase. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Winarta, Frans Hendra. 2012. Hukum Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Sinar
Grafika.
Sumber Jurnal:
Azwary. 2013. “Peran Kantor Pertanahan Dalam Rangka Penyelesaian Sengketa
Tanah Secara Mediasi Di Kantor Pertanahan Jakarta Utara”. Jurnal
Ilmu Hukum. Volume 2, Nomor 1.
Fitriani, Riska. 2008.“Penyelesaian Sengketa Lahan Hutan Melalui Proses
Mediasi Di Kabupaten Siak”. Jurnal Ilmu Hukum.Volume 3,Nomor 1.
Lestari, Rika. 2009. “Perbandingan Hukum Penyelesaian Sengketa Secara
Mediasi Di Pengadilan Dan Di Luar Pengadilan Di Indonesia”.Jurnal
Ilmu Hukum. Volume 3, Nomor 2.
Mahyuni. 2009. “Lembaga Damai Dalam Proses Penyelesaian Perkara Perdata Di
Pengadilan”. Jurnal Hukum. Volume 16, Nomor 4.
Sufriadi, Yanto. 2011. “Penyebab Sengketa Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan
Umum (Studi Kasus Sengketa Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan
Umum di Bengkulu)”. Jurnal Hukum. Volume 18, Nomor 1.

63

Sumber Peraturan Perundang Undangan:
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1 Tahun 2016 Tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria.