PROSEDUR PENETAPAN PENYEDIA BARANG DAN JASA SESUAI PEPRES NO.54 TAHUN 2010 BESERTA PERUBAHANNYA MELALUI LPSE PADA UPT PSDABAH BOLON PEMATANG SIANTAR.
PROSEDUR PENETAPAN PENYEDIA BARANG DAN JASA
SESUAI PEPRES NO.54 TAHUN 2010 BESERTA
PERUBAHANNYA MELALUI LPSE
PADA UPT PSDABAH BOLON
PEMATANG SIANTAR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Prodi D-3 Teknik Sipil
OLEH :
FIRMAN FIRDAUS PANDIANGAN 5123210012
PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK SIPIL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
Firman Firdaus Pandiangan, NIM. 5123210012. Prosedur Penetapan Penyedia Barang dan Jasa Sesuai Pepres No. 54 Tahun 2010 Beserta Perubahannya Melalui LPSE Pada UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar. Tugas Akhir. Medan : Fakultas Teknik, Prodi Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan, 2016.
Pengadaan barang/jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan salah satu proses atau prosedur dari pemerintah untuk memberikan pekerjaan kepada pengusaha (kontraktor). Pengadaan barang/jasa yang dilakukan dari pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas kantor pada suatu instansi hingga pengadaan jasa seperti tenaga kerja pada suatu pekerjaan konstruksi.
Pengadaan barang dan jasa pemerintah dilakukan dengan proses pelelangan secara e-procurement sesuai dengan peraturan presiden No. 04 Tahun 2015 yang bertujuan untuk mempermudah para penyedia atau pengusaha (kontraktor) dalam proses pelelangan di UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar. Pada proses pelaksanaannya, dilaksanakan dengan meminimalkan pertemuan antara panitia dengan pihak penyedia jasa dengan tujuan agar terjadi persaingan sehat. Hal ini dapat dilihat pada keseluruhan proses pelelangan yang dilakukan secara elektronik yang dimulai dari pengumuman pelelangan, download dokumen pemilihan dan kualifikasi, penjelasan dokumen lelang (aanwijzing), upload dokumen penawaran (dokumen penawaran harga, administrasi dan teknis) serta dokumen kualifikasi, evaluasi penawaran, evaluasi dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi, upload berita acara hasil pelelangan, penetapan pemenang, pengumuman pemenang, masa sanggah hasil lelang, surat penunjukan penyedia barang/jasa dan penandatanganan kontrak.
Di sisi lain, dalam hal pengadaan barang/jasa pemerintah, pemerintah membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain baik itu dari BUMN ataupun dari perusahaan swasta. Hal ini dimaksudkan agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat terlaksana dengan efektif dan efesien. Dalam melakukan pengadaan barang/jasa pemerintah, pemerintah memiliki prinsip persaingan sehat, transparan (terbuka), dan perlakuan yang adil bagi semua pihak.
Penulisan ini menyimpulkan bahwa terjadinya prosedur penetapan penyedia barang dan jasa atau pelelangan yang terjadi di UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar menggunakan lelang secara e-procurement dan proses pelelangannya sesuai dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015.
Kata kunci : Prosedur penetapan penyedia barang/jasa, e-procurement. Peraturan presiden.
(6)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihnya, yang memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini berjudul “PROSEDUR PENETAPAN PENYEDIA BARANG DAN JASA SESUAI PEPRES NO. 54 TAHUN 2010 BESERTA PERUBAHANNYA MELALUI LPSE PADA UPT PSDA BAH BOLON PEMATANG SIANTAR”. Tugas Akhir ini adalah syarat untuk menyelesaikan perkuliahan dan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya di bidang Teknik Sipil di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Sesuai dengan judul di atas, Tugas Akhir ini membahas tentang prosedur penetapan penyedia barang dan jasa atau pemenang lelang pada lelang e-procurement di UPT PASDA Bah Bolon Pematang Siantar yang sesuai dengan PEPRES yang berlaku di tahun 2015.
Dalam proses penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan moril dan informasi. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Syahreza Alvan, ST., M.Si sebagai dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas
Teknik.
3. Bapak Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan.
4. Ibu Irma Novriyanti Nasution, ST., M.Ds selaku Ketua Prodi Teknik Sipil D3 .
5. Bapak Remon Arios, A.Md selaku abang yang memberikan ilmu dan pengarahan.
6. Bapak dan Ibu Pegawai Administrasi Fakultas Teknik UNIMED. 7. Kak Arna yang telah membantu dalam hal urusan surat – surat
(7)
8. Teristimewa kepada orang tua tercinta, Bapak L. Pandiangan dan Ibu E br.Silalahi, dan kepada saudara/ saudari saya Ricky Hermanto Pandiangan, Yosua Pandiangan, Cinta br.Pandiangan. Atas doa dan dukungan dari mereka.
9. Bang Helman Hutagaol, S.Pd selaku abang yang selalu cerewet biar adiknya wisuda.
10. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Prodi Teknik Sipil D3 stambuk 2012, khususnya Partahi Halomoan Siagian 11. Senior dan junior yang telah memberikan bantuan dan motivasi. Akhir kata penulis mengharapkan agar Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa isi Tugas Akhir ini mempunya ibanyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan Tugas Akhir ini. Sekian dan terima kasih.
Medan, September 2016
Firman Firdaus Pandiangan NIM. 5123210012
(8)
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah... 3
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Tujuan Penulis... 4
1.6 Manfaat Penulis... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Pelelangan ... 5
2.2 Undang-Undang Jasa Kontruksi... 8
2.3 Jenis Pelelangan ... 11
BAB III PELAKSANAAN TENDER... 22
3.1 Lokasi Penelitian ... 22
3.2 Prosedur Penetapan Penyedia Barang dan Jasa... 22
3.2.1 Pengumuman Pascakualifikasi ... 22
3.2.2 Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen ... 22
3.2.3 Penjelasan Dokumen dan Perubahan Dokumen... 23
3.2.4 Upload Dokumen Penawaran dan Pembukaan Dokumen Penawaran ... 23
3.2.5 Evaluasi Penawaran... 24
3.2.6 Evaluasi dan Pembuktian Dokumen Kualifikasi (Lelang) ... 24
3.2.7 Upload Berita Acara Hasil Pelelangan ... 24
3.2.8 Penetapan dan Pengumuman Pemenang ... 25
3.2.9 Sanggah Hasil Lelang... 26
3.2.10 Surat Penunjukan Penyedia Barang/ Jasa (SPPBJ) ... 27
3.2.11 Penandatanganan Kontrak ... 28
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 32
4.1 Kesimpulan... 32
4.2 Saran... 33
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 ... 35
Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2011 ... 98
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 ... 98
Peraturan Presiden No. 172 Tahun 2014 ... 128
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 ... 128
Lampiran 2. Surat Penetapan Pemenang... 135
Berita Acara Hasil Pelelangan... 136
(10)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya mendapatkan pekerjaan penyedia barang (pengadaan) dan
penyedia jasa konstruksi (proyek) hampir selalu melalui proses yang dinamakan
pelelangan/tender. Proses ini menjadi sangat penting bagi pengusaha jasa
konstruksi (kontraktor), karena kebutuhan hidupnya tergantung dari berhasilnya
proses ini. Penetapan harga pelelangan/tender ditentukan oleh berbagai
pertimbangan. Hal ini sangat menentukan besar/kecilnya keuntungan yang masih
mungkin diperoleh kontraktor (pengusaha).
Pengadaan barang/jasa atau lebih dikenal dengan pelelangan merupakan
salah satu proses atau prosedur dari pemerintah untuk memberikan pekerjaan
kepada pengusaha (kontraktor). Pengadaan barang/jasa yang dilakukan dari
pengadaan barang seperti pengadaan fasilitas kantor pada suatu instansi hingga
pengadaan jasa seperti tenaga kerja pada suatu pekerjaan konstruksi.
Sistem pelelangan sesuai peraturan pemerintah yang dikelola oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) saat ini
menggunakan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). LPSE adalah suatu
bentuk atau sistem baru dalam pengadaan barang/jasa yang mampu membantu
pemerintah dalam hal transparansi informasi serta layanan masyarakat berbasis
online web yang diterapkan oleh berbagai macam Peraturan Presiden (PEPRES)
(11)
2
Pada proses pelaksanaannya, dilaksanakan dengan meminimalkan
pertemuan antara panitia dengan pihak penyedia jasa dengan tujuan agar terjadi
persaingan sehat. Hal ini dapat dilihat pada keseluruhan proses pelelangan yang
dilakukan secara elektronik yang dimulai dari pengumuman pelelangan, download
dokumen pemilihan dan kualifikasi, penjelasan dokumen lelang (aanwijzing),
upload dokumen penawaran (dokumen penawaran harga, administrasi dan teknis)
serta dokumen kualifikasi, evaluasi penawaran, evaluasi dokumen kualifikasi dan
pembuktian kualifikasi, upload berita acara hasil pelelangan, penetapan
pemenang, pengumuman pemenang, masa sanggah hasil lelang, surat penunjukan
penyedia barang/jasa dan penandatanganan kontrak.
Di sisi lain, dalam hal pengadaan barang/jasa pemerintah, pemerintah
membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain baik itu dari BUMN ataupun
dari perusahaan swasta. Hal ini dimaksudkan agar pengadaan barang/jasa
pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat
terlaksana dengan efektif dan efesien. Dalam melakukan pengadaan barang/jasa
pemerintah, pemerintah memiliki prinsip persaingan sehat, transparan (terbuka),
dan perlakuan yang adil bagi semua pihak.
Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan perlu memberikan alokasi
waktu yang cukup pada semua tahap proses pengadaan,terutama pada tahapan
(12)
3
informasi pengadaan dapat tersebar serta terjadinya persaingan secara adil antar
penyedia barang/jasa.
Dari beberapa uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penulisan Tugas Akhir yang menyangkut penetapan penyedia barang dan jasa di
UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar dengan judul “PROSEDUR
PENETAPAN PENYEDIA BARANG DAN JASA SESUAI PEPRES NO.54 TAHUN 2010 BESERTA PERUBAHANNYA MELALUI LPSE PADA UPT PSDA BAH BOLON PEMATANG SIANTAR”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang disebutkan di atas dapat diambil identifikasi
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana prosedur penetapan penyedia barang dan jasa pada UPT
PSDA Bah Bolon Pematang Siantar.
b. Bagaimana terjadinya perubahan peraturan tahun 2010 hingga tahun
2015 pada sistem LPSE.
c. Metode lelang apa yang digunakan pada UPT PSDA Bah Bolon.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membuat batasan
masalah Tugas Akhir ini sebagai berikut :
a. Pembahasan tentang prosedur penetapan barang dan jasa pada UPT
(13)
4
b. Perubahan Peraturan di tahun 2010 hingga tahun terakhir pada 2015 di
LPSE.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
sebagai berikut :
a. Apa saja prosedur penetapan barang dan jasa pada UPT PSDA Bah
Bolon Pematang Siantar?
b. Bagaimana pelaksanaan perubahan peraturan di LPSE?
1.5 Tujuan Penulis
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Untuk mengetahui prosedur penetapan penyedia barang dan jasa pada
UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar
b. Untuk mengetahui terjadinya perubahan peraturan di LPSE
1.6 Manfaat Penulis
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Dapat dijadikan sebagai bahan pedoman atau sebagai bahan metodologi
pengajaran bagi tim dosen sehingga dengan mudah teraplikasikan
kepada setiap mahasiswa.
b. Menambah keilmuan bagi mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa
(14)
32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan Tugas
Akhir ini adalah :
1. Saat ini dalam lelang peranan internet terasa sangat penting. Hal
tersebut terlihat dari merebaknya jumlah dan jenis pelelang yang ada di
internet. Dengan internet, para pelaku lelang dapat melakukan proses
lelangnya secara cepat di mana pun ia berada. Proses lelang secara
manual dinilai tidak efisien karena proses ini memerlukan tatap muka
secara langsung. Para pelaku lelang yang menggunakan proses lelang
secara langsung akan mengalami kesulitan baik dari segi waktu ataupun
jarak. Prosedur pelelangan atau penetapan penyedia barang/jasa pada
UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar melakukan pelelangan secara
e-procurement dari pascakualifikasi hingga pengumuman pemenang
dilakukan secara online sesuai dengan peraturan presiden.
Pengumuman pada lelang secara e-procurement selain dilaksanakan
secara online pada portal LPSE, juga diumumkan pada papan
pengumuman di kantor UPT PSDA.
2. Proses terjadinya perubahan peraturan melalui LPSE terjadi 4 kali
perubahan sejak tahun 2010 hingga 2015. Perubahan pertama pada
(15)
33
tahun 2012 merubah sebanyak 60 pasal. Pada perubahan ketiga tahun
2014 Peraturan Presiden hanya merubah 1 pasal saja, dan perubahan
terakhir di tahun 2015 merubah sebanyak 18 pasal.
4.2 Saran
Beberapa hal yang dapat penulis sampaikan sebagai saran pada saat
penyusunan laporan Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut :
1. Sebaiknya pada saat lelang secara e-procurement dilakukan juga
pemeriksaan data asli secara online. Karena terjadi kesulitan pada saat
pembuktian kualifikasi data pelelangan, dimana para penyedia harus
menunjukan dokumen-dokumen asli kepada Pokja ULP secara offline
yang dapat mengeluarkan biaya operasional tambahan dari segi waktu
dan materi.
2. Bila terjadi perubahan peraturan presiden, sebaiknya ada sosialisasi atau
pemberitahuan kepada penyedia melalui e-mail dari masing-masing
penyedia agar tidak terjadi hambatan diantara jalannya proses
(16)
34
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto. Wulfram I. 2009. Manajemen Proyek Konstruksi. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Kasanah, Nur. 2010. Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan (Bagian I:
Pengertian Umum)., Nurkasanah.blogspot.com. Akses: 18 April 2016
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003. Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Presiden Republik Indonesia. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010. Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 35 Tahun 2011. Perubahan Pertama
Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012. Perubahan Kedua
Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 172 Tahun 2014. Perubahan Ketiga
Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 04 Tahun 2015. Perubahan Keempat
Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
(1)
2
Pada proses pelaksanaannya, dilaksanakan dengan meminimalkan pertemuan antara panitia dengan pihak penyedia jasa dengan tujuan agar terjadi persaingan sehat. Hal ini dapat dilihat pada keseluruhan proses pelelangan yang dilakukan secara elektronik yang dimulai dari pengumuman pelelangan, download dokumen pemilihan dan kualifikasi, penjelasan dokumen lelang (aanwijzing), upload dokumen penawaran (dokumen penawaran harga, administrasi dan teknis) serta dokumen kualifikasi, evaluasi penawaran, evaluasi dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi, upload berita acara hasil pelelangan, penetapan pemenang, pengumuman pemenang, masa sanggah hasil lelang, surat penunjukan penyedia barang/jasa dan penandatanganan kontrak.
Di sisi lain, dalam hal pengadaan barang/jasa pemerintah, pemerintah membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain baik itu dari BUMN ataupun dari perusahaan swasta. Hal ini dimaksudkan agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) dapat terlaksana dengan efektif dan efesien. Dalam melakukan pengadaan barang/jasa pemerintah, pemerintah memiliki prinsip persaingan sehat, transparan (terbuka), dan perlakuan yang adil bagi semua pihak.
Penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan perlu memberikan alokasi waktu yang cukup pada semua tahap proses pengadaan,terutama pada tahapan yang merupakan titik kritis seperti batas akhir pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, pembuktian kualifikasi dan lain-lainnya, sehingga memungkinkan
(2)
informasi pengadaan dapat tersebar serta terjadinya persaingan secara adil antar penyedia barang/jasa.
Dari beberapa uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan Tugas Akhir yang menyangkut penetapan penyedia barang dan jasa di UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar dengan judul “PROSEDUR PENETAPAN PENYEDIA BARANG DAN JASA SESUAI PEPRES NO.54 TAHUN 2010 BESERTA PERUBAHANNYA MELALUI LPSE PADA UPT PSDA BAH BOLON PEMATANG SIANTAR”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang disebutkan di atas dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana prosedur penetapan penyedia barang dan jasa pada UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar.
b. Bagaimana terjadinya perubahan peraturan tahun 2010 hingga tahun 2015 pada sistem LPSE.
c. Metode lelang apa yang digunakan pada UPT PSDA Bah Bolon.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membuat batasan masalah Tugas Akhir ini sebagai berikut :
a. Pembahasan tentang prosedur penetapan barang dan jasa pada UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar.
(3)
4
b. Perubahan Peraturan di tahun 2010 hingga tahun terakhir pada 2015 di LPSE.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan sebagai berikut :
a. Apa saja prosedur penetapan barang dan jasa pada UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar?
b. Bagaimana pelaksanaan perubahan peraturan di LPSE?
1.5 Tujuan Penulis
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Untuk mengetahui prosedur penetapan penyedia barang dan jasa pada UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar
b. Untuk mengetahui terjadinya perubahan peraturan di LPSE
1.6 Manfaat Penulis
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah : a. Dapat dijadikan sebagai bahan pedoman atau sebagai bahan metodologi
pengajaran bagi tim dosen sehingga dengan mudah teraplikasikan kepada setiap mahasiswa.
b. Menambah keilmuan bagi mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa Teknik Sipil dan dapat dijadikan sebagai bahan Refrensi bagi para pembaca khususnya dibidang manajemen konstruksi.
(4)
32 4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Saat ini dalam lelang peranan internet terasa sangat penting. Hal tersebut terlihat dari merebaknya jumlah dan jenis pelelang yang ada di internet. Dengan internet, para pelaku lelang dapat melakukan proses lelangnya secara cepat di mana pun ia berada. Proses lelang secara manual dinilai tidak efisien karena proses ini memerlukan tatap muka secara langsung. Para pelaku lelang yang menggunakan proses lelang secara langsung akan mengalami kesulitan baik dari segi waktu ataupun jarak. Prosedur pelelangan atau penetapan penyedia barang/jasa pada UPT PSDA Bah Bolon Pematang Siantar melakukan pelelangan secara e-procurement dari pascakualifikasi hingga pengumuman pemenang dilakukan secara online sesuai dengan peraturan presiden. Pengumuman pada lelang secara e-procurement selain dilaksanakan secara online pada portal LPSE, juga diumumkan pada papan pengumuman di kantor UPT PSDA.
2. Proses terjadinya perubahan peraturan melalui LPSE terjadi 4 kali perubahan sejak tahun 2010 hingga 2015. Perubahan pertama pada tahun 2011 merubah sebanyak 1 pasal saja. Perubahan kedua pada
(5)
33
tahun 2012 merubah sebanyak 60 pasal. Pada perubahan ketiga tahun 2014 Peraturan Presiden hanya merubah 1 pasal saja, dan perubahan terakhir di tahun 2015 merubah sebanyak 18 pasal.
4.2 Saran
Beberapa hal yang dapat penulis sampaikan sebagai saran pada saat penyusunan laporan Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut :
1. Sebaiknya pada saat lelang secara e-procurement dilakukan juga pemeriksaan data asli secara online. Karena terjadi kesulitan pada saat pembuktian kualifikasi data pelelangan, dimana para penyedia harus menunjukan dokumen-dokumen asli kepada Pokja ULP secara offline yang dapat mengeluarkan biaya operasional tambahan dari segi waktu dan materi.
2. Bila terjadi perubahan peraturan presiden, sebaiknya ada sosialisasi atau pemberitahuan kepada penyedia melalui e-mail dari masing-masing penyedia agar tidak terjadi hambatan diantara jalannya proses pelelangan dengan peraturan yang berlaku.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto. Wulfram I. 2009. Manajemen Proyek Konstruksi. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Kasanah, Nur. 2010. Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan (Bagian I: Pengertian Umum)., Nurkasanah.blogspot.com. Akses: 18 April 2016 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003. Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Presiden Republik Indonesia. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 35 Tahun 2011. Perubahan Pertama Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012. Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 172 Tahun 2014. Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 04 Tahun 2015. Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bandung: Penerbit Citra Umbara.