PROSES KOMUNIKASI PEWARISAN TRADISIKESENIAN REYOG PONOROGO Studi Pada Paguyuban Seni Reyog Simo Daruseto Ponorogo Pasca Adanya Perubahan Nilai-nilai Dalam Kesenian Reyog Ponorogo

PROSES KOMUNIKASI PEWARISAN TRADISIKESENIAN REYOG
PONOROGOStudi Pada Paguyuban Seni Reyog Simo Daruseto
Ponorogo Pasca Adanya Perubahan Nilai-nilai Dalam Kesenian Reyog
Ponorogo
Oleh: ARIS HERISUBAGIO ( 03220070 )
Management
Dibuat: 2010-06-24 , dengan 6 file(s).

Keywords: Kata Kunci: Proses komunikasi, Pewarisan Tradisi, Kesenian Reyog Ponorogo
ABSTRAKSI

Penelitian ini dibuat berdasarkan kesenian reyog Ponorogo yang merupakan salah satu
kesenian langka dan tidak ada duanya dan memiliki ciri khas tersendiri yang pernah
mengakibatkan kontroversi di dalamnya. Adapun rumusan masalah serta tujuan dari
penelitian ini adalah bagaimanakah proses komunikasi yang terjadi di masyarakat perihal
pewarisan tradisi kesenian reyog Ponorogo dan berusaha untuk mendeskriptifkan fenomenafenomena sosial yang sedang terjadi dan menjadi fokus dari penelitian.
Proses komunikasi adalah bagaimana cara seorang komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikan, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang
efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Penyajian data-data dan analisis
dari hasil penelitian dalam Bab ini adalah sebagai berikut: pertama, data yang diambil dari

mengamati fenomena aktual perkembangan serta perubahan-perubahan nilai dalam kesenian
Reyog Ponorogo di masyarakat dan data yang didapatkan melalui wawancara langsung
dengan mantan penari Gemblak dan dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
kabupaten Ponorogo. Kedua, menganalisa proses komunikasi yang dipergunakan dalam
penyampaian perubahan-perubahan nilai tersebut kepada masyarakat.
Hasil dari penelitian ini adalah: pertama, bentuk proses komunikasi yang dianggap efektif
dalam penyampaian atau sosialisasi kesenian Reyog Ponorogo dilakukan dengan sarasehan
yang diikuti pemerintah, perwakilan paguyuban, tokoh agama, tokoh seniman reyog, dan dari
kalangan akademis. Sarasehan ini bertujuan mengumpulkan dan mencari solusi-solusi tentang
masalah-masalah disekitar group reyog. Sasaran yang disepakati dari hasil sarasehan ini
cenderung lebih heterogen seperti anak-anak TK sebagai bibit muda penerus kesenian Reyog,
pengrajin alat-alat Reyog sebagai pelestari peralatan-peralatan reyog juga sebagai penyedia
lahan pekerjaan, bagi sekolah-sekolah dengan memasukkan muatan lokal yang berupa
pelajaran tentang kesenian reyog, serta bagi mahasiswa/pelajar sebagai pemelihara
kelestarian kesenian Reyog ini, kedua, Munculnya paguyuban-paguyuban kesenian Reyog
Ponorogo sebagai bentuk kepedulian masyarakat dalam usaha melestarikan kesenian Reyog
Ponorogo. Kesenian reyog ini berperan sebagai suatu identitas yang diciptakan dan telah
berlangsung berabad-abad. Demi berjalannya usaha tersebut, maka diperlukan suatu
kerjasama yang baik antar pemerintah, masyarakat umum, dan penjaga tradisi, dalam hal ini
pelaku kesenian reyog Ponorogo. Peran pemerintah disini merupakan fasilitator dan

katalisator yang menunjang kepentingan forum tersebut. Upaya yang ditempuh oleh
Pemerintah Daerah Tingkat II Ponorogo yang mendapat respon positif dari masyarakat
adalah terwujudnya monumen Reyog Ponorogo secara lengkap di setiap perbatasan kota
sebagai gapura akbar bahkan sampai di tingkat desa dan kelurahan.

ABSTRACT

This research was made based artistic Ponorogo Reyog who is one of the rare and arts is
second to none, and has its own characteristics which have resulted in controversy in it. The
formulation of the problem and the objectives of this research is how the communication
process that occurs in the community regarding the inheritance of Ponorogo Reyog arts
tradition and trying to mendeskriptifkan social phenomena that are going on and become the
focus of research.
Communication process is how to convey a message to the communicants communicator,
who can create an equation of meaning between the communicants with komunikatornya.
This communication process aims to create effective communication (in accordance with the
purpose of communication in general). Presentation of data and analysis of the results of
research in this chapter are as follows: first, the data derived from observing the actual
phenomena of development and changes in the value of art in society and Ponorogo Reyog
data obtained through direct interviews with former dancers and from Gemblak Department

of Tourism Culture Youth and Sports Ponorogo district. Second, analyze the communication
processes used in delivering the changes that value to the community.
Results from this study are: first, forms of communication processes that are considered
effective in the transmission or dissemination of art Reyog Ponorogo gatherings attended by
government, community representatives, religious leaders, artists Reyog, and from academia.
This Workshop aims to gather and seek solutions on issues surrounding the group Reyog.
Agreed targets of the results of these gatherings tend to be more heterogeneous as
kindergarten children as young seedlings Reyog art router, craftsman tools Reyog as
conservationist tools Reyog also as a provider of jobs, for schools to include local content in
the form of lessons about art Reyog, as well as for students / learners as a maintainer of this
Reyog art preservation, second-emergence of community associations Reyog Ponorogo art as
a form of community care in an effort to preserve the art Reyog Ponorogo. Art Reyog has
acted as an identity that is created and has been going on for centuries. By running the
business, then needed a good cooperation between government, public, and the keeper of
tradition, in this case the perpetrator Reyog Ponorogo art. The role of government here is a
facilitator and catalyst to support the interests of the forum. Efforts made by the Regional
Government of Ponorogo which received positive response from the community is to realize
the full Ponorogo Reyog monuments in every border town as a gateway grand even in village
and town levels.