Bahasa Indonesia untuk Martabat Individu dan Bangsa

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Bahasa Indonesia untuk Martabat Individu dan Bangsa
Tanggal: 2011-12-14

Lembaga Kebudayaan (LK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan
seminar nasional dengan tema “Transformasi Budaya Bangsa melalui Revitalisasi
Bahasa Indonesia Yang Bermartabat”, Rabu (30/11). Seminar ini bertujuan melihat dan
mengkoreksi bersama atas penyimpangan penggunaaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa resmi negara.
Tak kurang 90 orang yang terdiri dari guru, mahasiswa dan dosen dari berbagai
wilayah di Indonesia ambil bagian acara ini. Seminar kerjasama LK dengan program studi
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMM itu menampilkan empat pembicara. Mereka
adalah Peneliti dari Pusat Bahasa, Abdul Razak Zaidan, sastrawan NH Dini, guru besar
Universitas Jember yang juga peneliti dari Pusat Bahasa Ayu Sutarto, serta dosen FKIP
UMM Dr. Arif Budi Wurianto.
Kepala LK UMM, Dr. Sugiarti mengatakan akan menempatkan pendidikan dan
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai pusat aktivitas untuk menempatkan bahasa
Indonesia yang bermartabat. “Memposisikan kembali bahasa Indonesia sebagai wujud

kesetiaan dengan menempatkan serta memposisiskan kekayaan budaya bangsa yang
patut dihargai dan dikembangkan sebagai potret jati diri bangsa kita Indonesia melalui
karya sastra,” katanya.
Pembantu Rektor I, Prof. Sujono mengungkapkan bahwa kerjasama antara jurusan
bahasa Indonesia dan LK akan terus memperkuat diri dalam rangka pengembangan
akademik. Menurutnya bahasa Indonesia memiliki peran-peran yang sangat strategis
karena telah 60 tahun bahasa Indonesia telah menyatukan NKRI. Namun yang sangat
disesali sampai saat ini masih banyak bahasa Indonesia yang tidak semestinya atau
kurang bermartabat.
Abdul Razak Zaidan mengungkapkan bahwa kedudukan bahasa Indonesia lebih
diperkuat dengan kebijakan bahasa dalam Politik Bahasa Nasional yang diantaranya
dinyatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai lambang dan identitas atau jati diri bangsa.
Namun yang sangat disesali penggunaan bahasa Indonesia bagi masyaratnya sendiri
mulai luntur. Hal ini terbukti dengan maraknya bahasa asing yang digunakan untuk
nama-nama gedung dan juga nama pusat perniagaan. “Kita perlu mengantisipasi hal ini
dengan dibuatnya perlindungan bahasa, melalui pendidikan dan revitalisasi serta
melindungi bentuk fisik naskah dan nilai yang terkandung di dalamnya,” ujarnya.
Senada dengan hal itu NH Dini mengungkapkan bahwa bahasa Indonesia adalah
potret jati diri bangsa. Menurutnya orang yang tidak bangga dalam menggunakan bahasa
ibu menunjukkan bahwa seseorang tersebut tidak mempunyai harga diri, dan hal itu

merupakan suatu kerugian bangsa ini.
“Kemalasan berusaha berpikir atau belajar, sifat mengabaikan bahasa sebagai
milik bangsa yang mencerminkan jati dirinya,” ujar peneliti di bidang penggunaan bahasa
ini. Para pejuang pun tidak sembarang memilih menentukan satu bahasa yang digunakan
di kepulauan Nusantara ini.
Smentara itu, dari kalangan akademisi, Ayu Sutarto dan juga Arif Budi W juga
sepakat jika bahasa Indonesia tetap dicita-citakan menjadi bahasa pengetahuan, maka
bangsa ini harus bersabar dan senantiasa mencerdaskan diri. Selain itu melalui
pendidikan karakter lewat pengajaran bahasa Indonesia adalah bentuk perjuangan

page 1 / 2

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

mempertahankan, meninggikan kemartabatan baik individu maupun bangsa. (bib/nas)

page 2 / 2