HUBUNGAN WAKING UP TIMEDENGAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI DESA BESUK KIDUL KECAMATAN BESUK KABUPATEN PROBOLINGGO
i
HUBUNGAN WAKING UP TIME DENGAN KADAR GLUKOSA
DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI
DESA BESUK KIDUL KECAMATAN BESUK KABUPATEN
PROBOLINGGO
SKRIPSI
Oleh
PUPUT TRISNAWATI
NIM. 201210420311126
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
(2)
ii
HUBUNGAN WAKING UP TIME DENGAN KADAR GLUKOSA
DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI
DESA BESUK KIDUL KECAMATAN BESUK KABUPATEN
PROBOLINGGO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh
PUPUT TRISNAWATI
NIM. 201210420311126
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
(3)
(4)
(5)
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Puput Trisnawati
NIM : 201210420311126
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Waking Up Time Dengan Kadar Glukosa Darah Puasa pada Pasien Diabetes Mellitus di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya sendiri.
Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplak, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 20 Oktober 2016 Yang membuat pernyataan,
(6)
vi
MOTTO
MAN JADDA WAJASA
Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil
MAN SHABARA ZHAFIRA
Siapa yang bersabar pasti beruntung
MAN SARA ALA BARBIWASHALA
Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai tujuan
“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai dengan dengan do’a, karena
sesungguhnya hasib seseorang manusia tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha ”
(7)
vii
Lembar Persembahan
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha
Esa dan atas dukungan dan do’a dari orang
-orang tercinta,
akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan
bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya
kepada:
Allah SWT karena hanya atas izin dan karunia-Nya lah maka
skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur
yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi
dan mengabulkan segala do’a.
Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril
maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan
saya, karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a
yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua.
Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas
kebaikan bapak dak ibu, karena itu terimalah persembaha bakti
dan cinta ku untuk kalian bapak ibuku.
Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang
selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk
menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan
pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih
baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian
akan selalu terpatri di hati.
Saudara saya (Kakak-kakak), yang senantiasa memberikan
dukungan, semangat, senyum dan do’anya untuk keberhasilan
(8)
viii
ini, cinta kalian adalah memberikan kobaran semangat yang
menggebu, terimakasih dan sayang ku untuk kalian.
Terimakasih untuk suamiku tersayangyang selalu memberikan
semangat dan dukungan yang tiada henti, selalu membantu
dalam kesusahan, dan berperan penting dalam penyelesaian
skripsi saya. Terimakasih suamiku.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Waking Up
Time dengan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Pada Pasien Diabetes Mellitus di Desa
Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Bersamaan dngan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Nurul Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Bapak Faqih Ruhyanuddin, M.Kep, Sp.Kep.KMB selaku dosen pembimbing I
atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar teah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.
(9)
ix
4. Ibu Ririn Harini, S.Kep.,M.Kep selaku dosen pembimbing II atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar teah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini
5. Untuk Puskesmas Desa Besuk, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti agar peneliti dapat melaksanakan penelitiannya dengan baik.
6. Untuk Ayah (H. Sutrisno) dan Ibu (Sriwati) tercinta dan tersayang yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan unuk kebaikan dan kesuksesan putrinya. Terima kasih banyak atas didikan dan usahanya selama ini untuk membuat putrinya mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sukses dan bahagia. Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan limpahan karunia, kesehatan, rezeki, keberuntungan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. 7. Untuk Suamiku tersayang, yang selalu menjadi penyemangat dan penghibur bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini..
8. Untuk Ibu Dian selaku bidan puskesmas besuk yang telah meluangkan banyak waktu untuk membantu menyelesaikan penelitian penulis.
9. Sahabat seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu membantu dan menyemangati penulis selama ini.
10. Untuk rekan-rekan PSIK C 2012, terima kasih atas kebersamaannya selama 4 tahun terakhir ini, kalian memberikan semangat baru dalam kehidupan ini. 11. Untuk rekan-rekan PSIK 2012 UMM, Semoga semua angkatan kita dimudahkan
(10)
x
12. Semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan dan
do’a yang telah kalian semua berikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan instansi kesehatan. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, Oktober 2016
(11)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... v
MOTTO ... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRACK ... xi
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Keaslian Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Konsep Waking Up Time ... 10
2.1.1 Definisi Waking Up Time ... 10
2.1.2 Manfaat Waking Up Time ... 10
2.1.3 Dampak Waking Up Time Tidak Tepat ... 11
2.1.4 Mekanisme Tubuh pada Malam Hari ... 14
2.1.5 Komponen Waking Up Time ... 15
2.1.6 Fisiologi Tidur ... 15
2.1.7 Pola Tidur ... 16
2.2 Konsep Glukosa Darah ... 18
(12)
xii
2.2.2 Kadar Glukosa Darah ... 18
2.2.3 Kadar Glukosa Darah Puasa ... 20
2.2.4 Metabolisme Glukosa Darah ... 20
2.2.4.1 Metabolisme Karbohidrat ... 20
2.2.4.2 Metabolisme Gula Darah ... 21
2.2.4.3 Metabolisme Insulin ... 21
2.2.4.4 Metabolisme Glukagon ... 21
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah ... 22
2.2.6 SOP Pemeriksaan Glukosa Darah ... 23
2.2.9.1 Pengertian ... 23
2.2.9.2 Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah ... 24
2.2.9.3 Tujuan pPemeriksaan Glukosa Darah ... 24
2.2.9.4 Persiapan alat ... 25
2.2.9.5 Persiapan Klien ... 25
2.2.9.6 ProsedurTindakan ... 25
2.2.9.7 Evaluasi ... 27
2.3 Konsep Diabetes Mellitus ... 27
2.3.1 Definisi Diabetes Mellitus ... 26
2.3.2 Klasifikasi ... 28
2.3.3 Etiologi ... 28
2.3.4 Faktor Resiko... 30
2.3.5 Patofisiologi ... 31
2.3.6 Manifestasi klinis ... 33
2.3.7 Pemeriksaan Penunjang ... 34
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 35
3.1 Kerangka Konseptual ... 35
3.2 Hipotesis Penelitian ... 36
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 37
4.1 Desain Penelitian ... 37
4.2 Kerangka Penelitian ... 38
4.3 Populasi, Sampel Penelitian, Tehnik Sampling ... 39
4.3.1 Populasi Penelitian ... 39
4.3.2 Sampel Penelitian ... 39
4.3.3 Tehnik Sampling ... 40
4.4 Variabel Penelitian ... 41
4.5 Definisi Operasional ... 41
4.6 Waktu Dan Tempat Penelitian ... 42
4.7 Instrumen Penelitian ... 42
4.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 43
4.8.1 Uji Validitas ... 44
4.8.2 Uji Reliabilitas ... 44
4.9 Analisa Data ... 45
4.9.1 Analisa Univariat ... 45
4.9.2 Analisa Bivariat ... 46
(13)
xiii
4.10.1 Tahap Persiapan ... 46
4.10.2 Tahap Pelaksanaan ... 47
4.10.2 Tahap Evaluasi ... 48
4.11 Pengolahan Data ... 48
4.12 Etika Penelitian ... 49
4.12.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian) ... 49
4.12.2 Annonimity (Tanpa Nama) ... 49
4.12.3 Confodentiality (Kerahasiaan) ... 50
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 51
5.1 Analisa Data Univariat ... 51
5.5.1 Karakteristik Usia Responden ... 52
5.5.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden ... 52
5.5.3 Karakteristik Pendidikan Responden ... 53
5.5.4 Karakteristik Pekerjaan Responden ... 53
5.2 Analisa Data Bivariat ... 54
5.2.1 Identifikasi Waking Up Time Responden ... 54
5.2.2 Identifikasi Kadar Glukosa Darah Responden ... 54
5.2.3 Analisa Data Waking Up Time dengan Kadar glukosa Darah ... 55
5.3 Pengujian Hubungan Waking Up Time dengan Kadar Glukosa Darah ... 55
BAB VI PEMBAHASAN ... 57
6.1 Intepretasi Hasil dan Diskusi ... 57
6.1.1 Gambaran Karakteristik Responden ... 57
6.2 Waking Up Time dengan Kadar Glukosa Darah ... 58
6.3 Hubungam Waking Up Time dengan Kadar Glukosa Darah ... 60
6.4 Keterbatasan Penelitian ... 62
6.4 Implikasi Penelitian ... 62
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
7.1 Kesimpulan ... 64
7.2 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(14)
xiv
DAFTAR TABEL
Table 2.2 Kriteria Diagnostik Gula Darah ... 19
Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 42
Tabel 5.1 Karakteristik Usia responden ... 52
Tabel 5.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden ... 52
Tabel 5.3 Karakteristik Pendidikan Responden ... 53
Tabel 5.4 Karakteristik Pekerjaan Responden ... 53
Tabel 5.5 Identifikasi Waking Up Time ... 54
Tabel 5.6 Identifikasi Kadar Glukosa Darah ... 54
Tabel 5.7 Perhitungan Statistik Crosstabs Waking Up Time dengan Kadar Glukosa Darah ... 55
(15)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 35 Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 38 Gambar 11.1 Dokumentasi Hasil Penelitian ... 79
(16)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 66
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Melalukan Penelitian ... 67
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 68
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden... 69
Lampiran 5 Lembar Kuesioner ... 70
Lampiran 6 Lembar Uji Validitas dan Realibilitas ... 72
Lampiran 7 Data Karakteristik Responden ... 74
Lampiran 8 Tabulasi Hasil Data Kuesioner ... 76
Lampiran 9 Hasil Uji Statistik ... 78
Lampiran 10 Foto Dokumentasi Penelitian ... 79
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing 1 ... 82
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing 2 ... 84
Lampiran 13 Daftar Singkatan ... 86
Lampiran 14 SOP Pemeriksaan Glukosa Darah ... 87
(17)
xvii
DAFTAR PUSTAKA
_______ (2014). Kamus Ingris-Indonesia. Jakarta: EGC.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arora. (2007). A Study on Lipid Profile And Body Fat in Patients with Diabetes Melitus.
Anthropologist, 9(4): 295-298.
Badawi. (2009). Melawan Dan Mencegah Diabetes. Yogyakarta: Araskah
Betteng Richardo. (2014). Analisis Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Dipuskesmas Wawonasa. Jurnal e-Biomedik (eBM)
Cunha, da B.C.M.,Zanetti L., Hass J.V. (2008). Sleep Quality In Type 2 Diabetecs. Ortigo. Rev Latino-am Enfermagem.
Darni, J. (2006). Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap Di RSUP Dr. Sardjito. Politeknik Kesehatan Yogyakarta, Jawa Tengah.
Depkes, R.I.(2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Fahmi. (2010). Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah).
http://forum.um.ac.id/index.php?topic=8479.0radenfahmi.2010. Diakses 24 Maret 2016
Fible. (2012). Lima Alasan Anda Harus Cukup Tidur & Tidak Kurang Tidur. http://artikelkesehatan99.com diakses tanggal 10 Desember 2015
Ganong, W. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. EGC: Jakarta
Ghorbani Azam. (2014). Association of Sleep Quality and Waking Time with Prediabetes: The Qazvin Metabolic Diseases Study, Iran. Research Article
Grift. W.R. (2005). Long or short sleep time May be Assosiated Whit Diabetes Mellitus.
http. Medscape. Journal.com
Grose & Engelke. (2011). Sleep and Hospitalization. Evidence-Based Care Sheet. Chinahl Information System. ICD-9. V69.4. ICD-10. G47.8.
(18)
xviii
Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan danTeknik Analisis Data. Jakarta: SalembaMedika
High-Desert Indonesia. (2013). Kurang Tidur Mendongkrak Gula Darah. http://www.hd.co.id diakses tanggal 10 Desember 2015)
http://matanews.com/2009/07/016/waspadai-gula-darah/. Diakses pada tanggal 23 Januar 2016
Ignatavicius, D.D., Workman, M.L. (2010). Medical Surgical Nursing. Critical Thingking for Collaborative Care. Figth Edition. St. Louis. Missouri: Elsevier Saunders. St.
Khasanah, Nur. (2012). Waspadai Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Yogyakarta: Laksana
KSR. Polines Semarang. (2009). 10 Tips Pengendalian Glukosa darah Penderita DM.
http//www. Ksrppolines.diabetic.care.com/news. diakses tanggal 30 Desember 2015
Loriz, L.M. (2004). Excessive Daytime Sleepness: How to Help Your Patient Manage.
Clinical Excelelence for Nurse Practitioners. Volume 8. Number 4
Matanews. (2009). Waspadai Gula Darah Tinggi.
Miller, MA. (2007). Inflamation, Sleep, Obesity and Cardiovascular Disease.
CurrVascPharmacol, vol.29, no 657
Munaf, S.( 2009), Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi II, Buku Kedokteran.EGC, Jakarta Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika.
Patlak, M. (2005). Your Guide To Healthy Sleep. U.S. Department Of Health And Human Services. NIH Publication No. 06-5271
Perkeni, (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe-2 di Indonesia. Jakarta: Penerbit PERKENI, 4-32.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses, dan
Praktik (Volume 1) (Edisi 7). Jakarta: EGC.
Prasadja Andreas. (2009). Ayo Bangun! Dengan Bugar karena Tidur yang Benar. Jakarta: Hikmah
Prisna Adisti. (2010). Personality Plus For Teens. Yogyakarta: Pustaka Grhatama
Puspitaningtias, D. (2012). Hubungan Lama Istirahat Tidur dengan Kadar Gula Darah pada
Pasien Dabetes Mellitus Tipe II di Ruang Cardicc Center , RSUP Dr. Kariadi Semarang.
(19)
xix
Rafalson, R. (2010). Short Sleep Duration is Associated with the Development of Impaired Fasting Glukose: the Western New York Health Study. Annals of
Epidemiology, vol. 20, no. 12
Setyowati, Sri. (2015). The Efffect of Ergonomic Gymnastics Toward Elderly Sleep Quality in bantul Yogyakarta. STIKes Surya Global Yogyakarta
Sherwood, L. (2006). Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta;EGC
Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu.
Panduan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus bagi Dokter dan Edukator. Jakarta: Balai
penelitian FKUI.
Suarez EC. (2008). Gender-Specific Associations Between Disturbed Sleep And Biomarkers Of Inflammation, Coagulation And Insulin Resistence. Brain Behav Immunity. 22(1):29-30
Subari, N.D. (2008). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Penderita Diabetes
Mellitus Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru
.http://etd.eprints.ums.ac.id/2713/1/j220060049.pdf. Diakses pada tanggal 19 Februari 2016
Tarihoran, Agustina. (2015). Hubungan Kualitas tidur Dengan Kadar Gula Darah Pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Caring, vol.1, no.2
Taub , ML., Redaker, S.N. (2008). Sleep Disorder, Glucose Regulation ND Type 2 Diabetes. Biology Research Nursing, vol. 9, no 3, 231-243
Teixeira, C.R. de S., Zanetti, M.L., and Pereira, M.C.A. (2009). Nursing Diagnosis in
people with diabrtes mellitus according to Orem’s theory Of Self-care. Original Article. Acta paul Enferm
Tilong, D. Adi. (2012). Pantangan & Anjuran Beragam Penyakit Kakap. Yogyakarta: Laksana
Tjipto Atmoko (2008). Standar Operasional Prosedur (SOP) Kadar Glukosa Darah. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia: Jakarta.
Wilson, S. (2008). A good Night’s Sleep, Part One: Normal Sleep. Nursing & Residential
Care. Volume 10. Number 11.
Yulianto. (2012). Tahukah Anda? Makanan Berbahaya Untuk Diabetes. Jakarta: Dunia Sehat Zaenal. (2011). Analisa Hubungan kualitas Tidur Dengan Kadar Glukosa Darah Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Propensi Nusa Tenggara Barat.
(20)
(21)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Waking up time merupakan sesuatu yang sangat sulit dilakukan oleh
beberapa orang, kualitas tidur yang baik akan membuat tubuh segar ketika
bagun pada pagi hari, waking up time juga memberikan banyak manfaat salah
satunya mempunyai banyak waktu untuk belajar terlebih dahulu sebelum memulai aktifitas sekolah bagi pelajar ataupun berolah raga. Saat pagi hari, udara juga cenderung bersih belum banyak asap knalpot dari kendaraan bermotor, asap rokok, ataupun polusi udara lainnya, selain itu matahari pagi juga bagus untuk kesehatan tulang (Prisna, 2010).
Menurut Prasadja (2009), waking up time juga penting bagi tubuh jika
seseorang tidak bisa mengatur pola tidur dan waking up time maka bermacam
penyakit akan menyerang tubuh. Mendapatkan setidaknya enam jam tidur di malam hari sangat penting untuk mencegah dari penyakit diabetes. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh, yang dapat meningkatkan tingkat insulin dan menyebabkan ketidakseimbangan gula darah. Selain itu, tidur yang tidak nyenyak juga bisa membuat nafsu makan meningkat. Kualitas tidur yang baik akan akan memberikan kualitas hidup yang baik. Banyak orang dewasa dan para remaja yang mengalami gangguan tidur terutama pasien dengan diabetes.
Kualitas tidur yang buruk akan berpengaruh pada kadar glukosa dalam tubuh, pada orang normal glukosa darah akan meningkat 65-120 mg/dl setelah bangun tidur. Kadar glukosa dalam darah pada orang normal yaitu 80-100 mg/dL. Seseorang yang dikatakan terkena diabetes jika kadar
(22)
glukosa ketika puasa lebih dari 126 mg/dl atau 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa lebih dari 200 mg/dl. Beberapa jaringan didalam tubuh, misalnya otak dan sel darah merah, bergantung pada glukosa untuk memperoleh energi, agar dapat bertahan hidup, manusia harus memiliki mekanisme untuk memelihara kadar glukosa darah (Herliana, 2013).
Tidur adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia untuk menjaga keadaan fisik dan emosional seseorang. Mempertahankan siklus tidur yang teratur sangat diperlukandalam menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh. Banyak masyarakat modern yang melakukan kegiatan larut malam, seperti menonton televisi, menggunakan komputer atau internet, dan tuntutan kerja shift malam. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidur memiliki peran utama dalam pengaturan fungsi endokrin dan metabolisme glukosa. Kurang tidur mengarah pada peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik yang menghambat sekresi insulin dan meningkatkan resistensi insulin. Durasi tidur yang pendek menyebabkan perubahan hormon yang mengatur nafsu makan meningkatkan. Toleransi glukosa dan sekresi insulin juga dipengaruhi oleh siklus bangun tidur (Rafalson, 2010)
Menurut Prasadja (2009) Glukosa darah adalah gula yang ada dalam darah. Gula darah berasal dari makanan yang kita makan, dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Glukosa dialirkan oleh pembuluh darah agar sampai ke seluruh sel-sel pada tubuh. Di dalam tubuh terdapat mekanisme yang mengatur gula darah agar kadarnya selalu dalam kondisi normal, pada saat tertentu gula darah akan lebih tinggi dibanding waktu yang lain, dan ini terkait dengan waktu makan. Insulin dan glukagon adalah
(23)
hormon yang mengatur kadar gula darah. Insulin dan glukagon adalah hormon yang disekresikan oleh sel-sel islet dalam pancreas dan disekresikan sebagai respon terhadap kadar gula darah, tetapi dengan cara yang berlawanan. Insulin disekresikan oleh sel-sel beta pankreas sebagai hasil dari stimulus atau rangsangan dari glukosa darah yang tinggi, misalnya setelah seseorang makan, beberapa menit setelah makan kadar gula darah kita akan naik, lalu pankreas akan mengeluarkan hormon insulin untuk menurunkannya. Jadi, insulin akan keluar saat glukosa darah tinggi, dan ketika glukosa darah turun, jumlah insulin yang disekresikan oleh pankreas juga akan dikurangi. Insulin akan menurunkan kadar gula darah dengan cara memasukkannya ke dalam sel-sel tubuh, termasuk otot, sel darah merah, dan sel-sel lemak. Sebagian glukosa darah akan langsung digunakan sebagai sumber energi dan sisanya disimpan.
Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang paling umum di temukan pada pasien dibandingkan dengan diabetes melitus tipe 1,diabetes gestasional dan, diabetes tipe lain. Mayoritas pasien diabetes melitus tipe 2 tidak bergantung pada insulin. Kelompok diabetes melitus ini merupakan akibat dari kurang beresponnya jaringan sasaran (otot, jaringan adiposa dan hepar) terhadap insulin. Sekitar 16 juta orang di Amerika terdiagnosis diabetes. Prevalensinya adalah 6% sampai 7% pada orang usia 45 sampai 65 tahun dan sekitar 10% sampai 12% pada orang yang berusia lebih dari 65
tahun. Sekitar 90% diantaranya menderita diabetes tipe 2. Sekitar 9.7 juta
wanita di Amerika terkena diabetes. Diabetes tipe 2 berkembang pada semua umur bahkan pada masa anak maupun remaja (Batteng, 2014).
(24)
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya penyakit tersebut. Pengaruh faktor genetik terhadap penyakit ini dapat terlihat jelas dengan tingginya penderita diabetes mellitus yang berasal dari orang tua yang memiliki riwayat diabetes melitus sebelumnya. Diabetes melitus tipe 2
sering juga di sebut diabetes life style karena penyebabnya selain faktor
keturunan, faktor lingkungan meliputi usia, obesitas, resistensi insulin, makanan, aktifitas fisik, dan gaya hidup penderita yang tidak sehat juga bereperan dalam terjadinya diabetes ini. Perkembangan diabetes melitus tipe 2 yang lambat, sering kali membuat gejala dan tanda-tandanya tidak jelas (Batteng, 2014).
Prevalensi diabetes melitus meningkat secara global teristimewa menjadi perhatian di negara Asia. Perkiraan secara global 366 juta individu yang diabetes mellitus. Penyakit tidak menular (PTM) terus berlangsung dan menjadi masalah besar kesehatan masyarakat di dunia yang bertanggung jawab terhadap kematian dan kesakitan. PTM menjadi kematian dan kecatatan di seluruh penjuru dunia. Perkiraan di tahun 2020 penyakit ini merujuk kepada kematian dari 7 orang dari setiap 10 orang di negara berkembang (Batteng, 2014).
Indonesia, masuk ke dalam peringkat 6 angka kejadian diabetes
melitus terbanyak di dunia. Dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes
Federation) tercantum perkiraan penduduk Indonesia diatas 20 tahun sebesar
125 juta dan dengan asumsi prevalensi diabetes mellitus 4,6%, diperkirakan pada tahun 2000 berjumlah 5,6 juta. Berdasarkan pola perambahan penduduk seperti ini, diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta
(25)
penduduk berusia diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi diabetes mellitus sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2% juta pasien diabetes mellitus. Temuan kasus diabetes melitus lebih banyak di daerah perkotaan dari pada didesa. Hasil penelitian Waspdji menyebutkan kejadian diabetes di Jakarta dari tahun 1982 sampai 1992 mengingkat dari 1,7% menjadi 5,7%. Demikian pula di Depok, di temukan 6,2% penderi ta diabetes melitus. Selain di Depok, Manado juga masuk sebagai kota dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di Indonesia (Batteng, 2014).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat 3.400 penduduk Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Pada tahun 2014 terdapat 171 (5,30%) pasien diabetes mellitus dengan angka kematian sebesar 5 (8%) pasien diabetes. Kemudian di tahun 2015 terdapat 204 (6,20%) pasien yang mengalami diabetes mellitus dan terdapat angka kematian pasien diabetes mellitus sebesar 2 (4%) pasien diabetes. Presentase diabetes mellitus di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo mengalami kenaikan. Peneliti juga melakukan wawancara kepada 5 orang pasien diabetes mellitus yang sedang melakukan
pemeriksaan GDS di Puskesmas Desa Besuk Kidul. Didapatkan waking up
time dan GDS pasien >300 mg/dl. Dari hasil wawancara pasien diabetes
mellitus, menyebutkan bahwa 4 dari 5 orang pasien diabetes mellitus
mengalami gangguan tidur saat malam hari sehingga waking up time pada
pasien tidak teratur. Pasien juga menyebutkan bahwa untuk memulai tidur
sangat sulit sehingga waking up time pada pasien sekitar pukul 07.00 - 09.00.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin melakukan penelitian
(26)
pada pasien diabetes mellitus di desa besuk kidul kecamatan besuk kabupaten
probolinggo”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah peneliti
yaitu apakah ada hubungan waking up time dengan kadar glukosa darah
sewaktu pada pasien diabetes di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waking up
time dengan kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes di Desa Besuk
Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. 1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi waking up time pada pasien diabetes mellitus.
b. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus.
c. Menganalisis hubungan waking up time pasien dengan kadar glukosa darah
(27)
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Perawat
Meningkatkan pengetahuan perawat tentang waking up time dengan
kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes melitus di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi yang dapat digunakan untuk keperluan selanjutnya dan memperkaya bahan pustaka.
1.4.3 Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan serta pemahaman tentang
hubungan waking up time dengan kadar glukosa darah sewaktu pasien diabetes
di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo 1.4.4 Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan tentang kualitas tidur dan waking up time
dengan kadar glukosa darah sehingga masyarakat dapat mengatur pola tidur dan bangun di pagi hari dengan benar agar kualitas hidup masyarakat lebih baik lagi
1.5 Keaslian Peneliti
Dari hasil kajian pustaka, ada beberpa penelitian terkait dengan penelitian ini antara lain seperti tercantum sebagai berikut:
1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Evy Ratnasari Ekawati di
(28)
kadar glukosa darah terhadap hypertriglyceridemia pada penderita Diabetes Mellitus”
pada tahun 2012. Terdapat 20 pasien diabetes mellitus usia 30-55 tahun. Data yang didapat dianalisis secara statistic menggunakan Uji r dengan teknik korelasi product moment dari pearson (korelasi pearson). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara nilai kadar glukosa darah dengan peningkatan kadar trigliserida (hypertriglyceridemia) pada penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Evy dengan penelitian yang saya lakukan adalah variable, tempat, dan waktu penelitian. Variable yang saya gunakan
dalam penelitian ini adalah waking up time sebagai variable independent,
sedangkan persamaan dengan penelitian saya adalah sama-sama meneliti tentang kadar glukosa dalam darah pada pasien diabetes mellitus.
2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elmas Sy, Esy Afrianti, Nelwati
Bahri, Yuniarti dilakukan pada tahun 2012 yang berjudul “efek hidroterapi pada
penurunan kadar gula darah sesaat (KGDS) terhadap penderita diabetes mellitus tipe II”. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan control
group design with pretest and posttest. Dengan teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Total responden adalah 27 orang, 15 responden untuk kelompok
control dan 12 orang kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa kurang dari setengah (40%) responden yang mengalami penurunan kadar gula darah sesaat (KGDS) setelah pemberian terapi oral, dan didapatkan semua responden (100%) mengalami penurunan KGDS setelah
diberikan terapi oral dan hidroterapi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
(29)
oral, ini terlihat terdapatnya perbedaan yang signifikan dengan p = 0,00 (p<0,05) dari rata-rata kadar gula darah sesaat (KGDS) antara kelompok intervensi (pemberian terapi oral dan hidfroterapi) dan kelompok kontrol (hanya pemberian terapi oral). Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elmas Sy, Esy Afrianti, Nelwati Bahri, Yuniarti dengan penelitian yang saya lakukan adalah variable, tempat, dan waktu penelitian. Variable yang saya
gunakan dalam penelitian ini adalah waking up time sebagai variable
independent, sedangkan persamaan dengan penelitian saya adalah sama-sama meneliti tentang kadar glukosa dalam darah pada pasien diabetes mellitus.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Michelle M. Perfect,PhD (2012) yang berjudul “sleep, glucose, and daytime functioning in youth with type 1 diabetes” . peserta diabetes direkrut diklinik endokrinologi pediatric. Sampel penelitian ini adalah pemuda 10 sampai 16 tahun dengan diabetes tipe 1 (T1DM). Desain penelitian ini menggunakan polisomnografi, actigraphy, dan kuesioner untuk menilai kualitas tidur, glukosa darah, dan hemoglobin. Kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok control. Sample dengan AHI>1.5 mempunyai kadar glukosa yang lebih tinggi. Rasa mengantuk dan kebiasaan tidur yang buruk berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Michelle M. Perfect,PhD dengan penelitian yang saya lakukan adalah variable, tempat, dan waktu penelitian.
Variable yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah waking up time sebagai
variable independent, sedangkan persamaan dengan penelitian saya adalah sama-sama meneliti tentang kadar glukosa dalam darah pada pasien diabetes mellitus.
(1)
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam proses timbulnya penyakit tersebut. Pengaruh faktor genetik terhadap penyakit ini dapat terlihat jelas dengan tingginya penderita diabetes mellitus yang berasal dari orang tua yang memiliki riwayat diabetes melitus sebelumnya. Diabetes melitus tipe 2
sering juga di sebut diabetes life style karena penyebabnya selain faktor
keturunan, faktor lingkungan meliputi usia, obesitas, resistensi insulin, makanan, aktifitas fisik, dan gaya hidup penderita yang tidak sehat juga bereperan dalam terjadinya diabetes ini. Perkembangan diabetes melitus tipe 2 yang lambat, sering kali membuat gejala dan tanda-tandanya tidak jelas (Batteng, 2014).
Prevalensi diabetes melitus meningkat secara global teristimewa menjadi perhatian di negara Asia. Perkiraan secara global 366 juta individu yang diabetes mellitus. Penyakit tidak menular (PTM) terus berlangsung dan menjadi masalah besar kesehatan masyarakat di dunia yang bertanggung jawab terhadap kematian dan kesakitan. PTM menjadi kematian dan kecatatan di seluruh penjuru dunia. Perkiraan di tahun 2020 penyakit ini merujuk kepada kematian dari 7 orang dari setiap 10 orang di negara berkembang (Batteng, 2014).
Indonesia, masuk ke dalam peringkat 6 angka kejadian diabetes
melitus terbanyak di dunia. Dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes
Federation) tercantum perkiraan penduduk Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi prevalensi diabetes mellitus 4,6%, diperkirakan pada tahun 2000 berjumlah 5,6 juta. Berdasarkan pola perambahan penduduk seperti ini, diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta
(2)
penduduk berusia diatas 20 tahun dengan asumsi prevalensi diabetes mellitus sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2% juta pasien diabetes mellitus. Temuan kasus diabetes melitus lebih banyak di daerah perkotaan dari pada didesa. Hasil penelitian Waspdji menyebutkan kejadian diabetes di Jakarta dari tahun 1982 sampai 1992 mengingkat dari 1,7% menjadi 5,7%. Demikian pula di Depok, di temukan 6,2% penderi ta diabetes melitus. Selain di Depok, Manado juga masuk sebagai kota dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di Indonesia (Batteng, 2014).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat 3.400 penduduk Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Pada tahun 2014 terdapat 171 (5,30%) pasien diabetes mellitus dengan angka kematian sebesar 5 (8%) pasien diabetes. Kemudian di tahun 2015 terdapat 204 (6,20%) pasien yang mengalami diabetes mellitus dan terdapat angka kematian pasien diabetes mellitus sebesar 2 (4%) pasien diabetes. Presentase diabetes mellitus di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo mengalami kenaikan. Peneliti juga melakukan wawancara kepada 5 orang pasien diabetes mellitus yang sedang melakukan
pemeriksaan GDS di Puskesmas Desa Besuk Kidul. Didapatkan waking up
time dan GDS pasien >300 mg/dl. Dari hasil wawancara pasien diabetes
mellitus, menyebutkan bahwa 4 dari 5 orang pasien diabetes mellitus
mengalami gangguan tidur saat malam hari sehingga waking up time pada
pasien tidak teratur. Pasien juga menyebutkan bahwa untuk memulai tidur
sangat sulit sehingga waking up time pada pasien sekitar pukul 07.00 - 09.00.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin melakukan penelitian
(3)
pada pasien diabetes mellitus di desa besuk kidul kecamatan besuk kabupaten
probolinggo”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah peneliti
yaitu apakah ada hubungan waking up time dengan kadar glukosa darah
sewaktu pada pasien diabetes di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waking up
time dengan kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes di Desa Besuk
Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi waking up time pada pasien diabetes mellitus.
b. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus.
c. Menganalisis hubungan waking up time pasien dengan kadar glukosa darah
(4)
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Perawat
Meningkatkan pengetahuan perawat tentang waking up time dengan
kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes melitus di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi yang dapat digunakan untuk keperluan selanjutnya dan memperkaya bahan pustaka.
1.4.3 Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan serta pemahaman tentang
hubungan waking up time dengan kadar glukosa darah sewaktu pasien diabetes
di Desa Besuk Kidul Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo
1.4.4 Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan tentang kualitas tidur dan waking up time
dengan kadar glukosa darah sehingga masyarakat dapat mengatur pola tidur dan bangun di pagi hari dengan benar agar kualitas hidup masyarakat lebih baik lagi
1.5 Keaslian Peneliti
Dari hasil kajian pustaka, ada beberpa penelitian terkait dengan penelitian ini antara lain seperti tercantum sebagai berikut:
1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Evy Ratnasari Ekawati di
(5)
kadar glukosa darah terhadap hypertriglyceridemia pada penderita Diabetes Mellitus” pada tahun 2012. Terdapat 20 pasien diabetes mellitus usia 30-55 tahun. Data yang didapat dianalisis secara statistic menggunakan Uji r dengan teknik korelasi product moment dari pearson (korelasi pearson). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara nilai kadar
glukosa darah dengan peningkatan kadar trigliserida (hypertriglyceridemia) pada
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Evy dengan penelitian yang saya lakukan adalah variable, tempat, dan waktu penelitian. Variable yang saya gunakan
dalam penelitian ini adalah waking up time sebagai variable independent,
sedangkan persamaan dengan penelitian saya adalah sama-sama meneliti tentang kadar glukosa dalam darah pada pasien diabetes mellitus.
2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elmas Sy, Esy Afrianti, Nelwati
Bahri, Yuniarti dilakukan pada tahun 2012 yang berjudul “efek hidroterapi pada
penurunan kadar gula darah sesaat (KGDS) terhadap penderita diabetes mellitus tipe II”. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan control group design with pretest and posttest. Dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Total responden adalah 27 orang, 15 responden untuk kelompok
control dan 12 orang kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa kurang dari setengah (40%) responden yang mengalami penurunan kadar gula darah sesaat (KGDS) setelah pemberian terapi oral, dan didapatkan semua responden (100%) mengalami penurunan KGDS setelah
diberikan terapi oral dan hidroterapi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
(6)
oral, ini terlihat terdapatnya perbedaan yang signifikan dengan p = 0,00 (p<0,05) dari rata-rata kadar gula darah sesaat (KGDS) antara kelompok intervensi (pemberian terapi oral dan hidfroterapi) dan kelompok kontrol (hanya pemberian terapi oral). Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elmas Sy, Esy Afrianti, Nelwati Bahri, Yuniarti dengan penelitian yang saya lakukan adalah variable, tempat, dan waktu penelitian. Variable yang saya
gunakan dalam penelitian ini adalah waking up time sebagai variable
independent, sedangkan persamaan dengan penelitian saya adalah sama-sama meneliti tentang kadar glukosa dalam darah pada pasien diabetes mellitus.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Michelle M. Perfect,PhD (2012)
yang berjudul “sleep, glucose, and daytime functioning in youth with type 1 diabetes” .
peserta diabetes direkrut diklinik endokrinologi pediatric. Sampel penelitian ini adalah pemuda 10 sampai 16 tahun dengan diabetes tipe 1 (T1DM). Desain penelitian ini menggunakan polisomnografi, actigraphy, dan kuesioner untuk menilai kualitas tidur, glukosa darah, dan hemoglobin. Kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok control. Sample dengan AHI>1.5 mempunyai kadar glukosa yang lebih tinggi. Rasa mengantuk dan kebiasaan tidur yang buruk berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Michelle M. Perfect,PhD dengan penelitian yang saya lakukan adalah variable, tempat, dan waktu penelitian.
Variable yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah waking up time sebagai
variable independent, sedangkan persamaan dengan penelitian saya adalah sama-sama meneliti tentang kadar glukosa dalam darah pada pasien diabetes mellitus.