Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

b. Gerinda spesimen tersebut. c. Ukuran yang dibuat sesuai dengan bentuk kubus dengan panjang tiap sisi nya sebesar 5 mm. d. Potong spesimen tersebut dengan menggunakan gergaji besi. e. Spesimen untuk pengamatan SEM siap untuk di ambil sampel. 5. Pengujian Komposit Setelah spesimen uji selesai dibuat, dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu: 1. Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui besarnya kekuatan tarik dari bahan komposit. Adapun data-data yang akan didapat dari pengujian ini adalah seperti pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Pengujian Tarik Spesimen Simpul σ ε MPa 1A 1 1B 1C rata-rata 3A 3 3B 3C rata-rata 5A 5 5B 5C rata-rata Keterangan : σ : Tegangan tarik MPa ε : Regangan Pengujian ini dilaku kan dengan mesin uji “Universal Testing Machine UTM”, seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 25. Skema Alat Pengujian Tarik Dengan UTM Langkah-langkah pengujian tarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a Pengukuran spesimen uji meliputi panjang daerah cekam, panjang daerah uji, lebar daerah uji dan tebal daerah uji. b Menghidupkan mesin uji tarik yang digunakan c Memastikan tekanan udara pneumatic untuk beban maksimum yang diperlukan terpenuhi. d Pemasangan pencekam gripp holder e Memastikan data spesimen uji yang telah diukur pada komputer dan menetapkan kecepatan pengujian. f Memastikan jarak pencekam sesuai dengan panjang minimal daerah cekaman gripped length. g Pemasangan spesimen uji, dan memastikan tercekam dengan sempurna kuat. h Jalankan mesin uji tarik i Setalah patah, hentikan proses penarikan secepatnya. j Ambil hasil rekaman mesin plotter dari proses penarikan. k Pengolahan data-data hasil uji kekuatan tarik. 2. Pembuatan Spesimen Scanning Electron Microscope SEM. Pembuatan spesimen ini dilakukan setelah spesimen diteliti dengan menggunakan mikroskop optik, cara pembuatan spesimen sebagai berikut : 1 Proses Coating a Spesimen dipotong berbentuk kubus dekat dengan patahan dengan ukuran 10mm x 10mm. b Spesimen ditempel dengan dudukan sampel holder. c Diberikan lapisan cairan pasta perak dotite untuk menghantarkan arus lisrik. d Pemasangan spesimen pada cawan SEM dengan menggunakan pita karbon carbon tape. e Pelapisan sisi-sisi spesimen uji dengan carbon ink untuk membantu konduktifitas spesimen uji. f Proses pelapisan permukaan spesimen uji dengan platina coathingsputtering dengan mesin auto coather. g Menghidupkan perangkat pengamatan SEM. h Penempatan spesimen pada tabung SEM dan dilanjutkan dengan pengambilan gambar SEM. i Pencetakan hasil atau gambar SEM yang telah diambil. 3. Pengamatan Dengan SEM Patahan Prosedur pengamatan dengan SEM untuk patahan uji kekuatan tarik adalah lanjutan dari proses coating. Spesimen yang telah di coating lalu dimasukkan pada wadah dudukan spesimen. Setelah itu dimasukkan kedalam alat uji SEM dan siap untuk di cari pusat patahannya. Pengamatan uji SEM yang dilakukan adahal hasil perpatahan spesimen uji tarik yang paling tinggi tegangannya dan hasil uji tarik yang paling rendah tegangannya. 4. Jumlah Spesimen Uji Spesimen uji untuk serat ijuk ini sebanyak 9 sampel, tiap jenis kompositnya ada 3 sampel dengan uji tarik untuk tiap perbandingan simpul dengan serat ijuk. Tabel 5. Jumlah Spesimen Yang Akan Diuji Nama Pengujian Perbandingan Simpul 1 simpul 3 simpul 5 simpul Tarik 3 3 3 SEM 1 1 1 Jumlah 4 4 4

3.5. Alur Proses Pengujian

Gambar 26. Alur Proses Pengujian Mulai Pemilahan Serat Ijuk ø 0,3 mm Perlakuan Alkali Pembuatan Spesimen C881 Pengujian Uji Tarik Uji SEM Pengolahan Data Selesai Simpulan

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka didapatkan beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan rata-rata kekuatan tarik antar spesimen, spesimen serat 1 simpul menghasilkan kekuatan tarik sebesar 29,52 MPa, spesimen serat 3 simpul menghasilkan kekuatan tarik sebesar 32,59 MPa, dan spesimen serat 5 simpul menghasilkan kekuatan tarik sebesar 41,17 MPa. 2. Berdasarkan rata-rata regangan antar spesimen, spesimen serat 1 simpul menghasilkan regangan sebesar 2.60 , spesimen serat 3 simpul menghasilkan regangan sebesar 3.02 , dan spesimen serat 5 simpul menghasilkan regangan sebesar 4.18 . 3. Dengan menambahkan jumlah simpul maka nilai kekuatan tarik akan meningkatkan dikarenakan serat yang disimpul mampu menahan tarikan pada saat pengujian.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan, masih terdapat spesimen yang kurang maksimal. Sehingga perlu dilakukan pembuatan dengan teknik yang lebih baik. Sehingga, beberapa saran yang bisa disampaikan yaitu untuk mendapatkan nilai kekuatan tarik yang lebih pasti, disarankan untuk memperbanyak jumlah spesimen uji. DAFTAR PUSTAKA Adhan Reza, 2013. Kekuatan Impact Komposit Epoxy Berpenguat Serat Ijuk Arenga Pinnata Merr. Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Christiani, Evi. 2008. Tesis, Karakteristik Ijuk Pada Papan Komposit Ijuk Serat Pendek Sebagai Perisai Radiasi Neutron. Sumatera Utara. Diharjo, Kuncoro. 2006. Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Sifat Tarik Bahan Komposit Serat Rami-Polyester. Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta. Doan, Thi Thu Loan. 2006. Investigation Of Jute Fibers And Their Composites Based On Polypropylene And Epoxy Matrices. Desertasi. Vietnam : Fakultat Maschinen Wesen Der Technichsen Universitat Dresden. Gibson, 1994. Principle Of Composite Material Mechanics. New York: Mc Graw Hill,Inc. Hadi, B.K. 2001. Mekanika Struktur Komposit. Departemen Pendidikan Nasional. Bandung. Hariyanto, A. 2009. Pengaruh fraksi volume Komposit Serat Kenaf dan Serat Rayon Bermatrik Ploiester terhadap Kekuatan Tarik dan Impak. Fakultas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jones, M.R.,1975. Mechanics Of Composite Material, Mc Graww Hill Kogakusha, Ltd.