2 Tarif Pajak Restoran dengan nilai penjualan diatas Rp. 1.500.000, sampai dengan Rp. 3.000.000, setiap bulan ditetapkan sebesar 8
delapan persen 3 Tarif Pajak Restoran dengan nilai penjualan di atas Rp. 3.000.000 setiap
bulan ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen
Paragraf 3 Cara Perhitungan Pajak
Pasal 16
Besaran Pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dengan dasar
pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.
Bagian Keempat Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang
Pasal 17
Masa Pajak adalah jangka waktu 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 tiga bulan kalender
yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang.
Pasal 18
Pajak Terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pelayanan yang disediakan oleh Restoran.
BAB V PAJAK HIBURAN
Bagian Kesatu Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak
Pasal 19
Dengan nama Pajak Hiburan dipungut pajak atas penyelenggaraan hiburan.
Pasal 20
1 Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran.
2 Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah : 9
a. Tontonan film; b. Pagelaran kesenian, musik, tari dan atau busana;
c. Kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya; d. Pameran;
e. Diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya; f. Permainan bilyar, golf, dan boling;
g. Sirkus, akrobat dan sulap; h. Pacuan kuda, kendaraan bermotor dan permainan ketangkasan;
i. Panti pijat, refleksi, mandi uapspa dan pusat kebugaran fitness
center; dan j. Pertandingan olahraga.
Pasal 21
1 Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan.
2 Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan.
Bagian Kedua Dasar Pengenaan, Tarif, Cara Perhitungan Pajak
Paragraf 1 Dasar Pengenaan
Pasal 22
1 Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan.
2 Jumlah uang yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada ayat 1 termasuk potongan harga dan tiket cumacuma yang diberikan
kepada penerima jasa hiburan.
Paragraf 2 Tarif
Pasal 23
Besarnya tarif pajak untuk setiap jenis hiburan adalah : a.
Tontonan film ditetapkan sebesar 10; b.
Pagelaran kesenian, musik, tari dan atau busana ditetapkan sebesar 5; c.
Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya ditetapkan sebesar 10; d.
Pameran ditetapkan sebesar 20; e.
Diskotik, karaoke, klab malam dan sejenisnya ditetapkan sebesar 35; f.
Sirkus, acrobat, dan sulap ditetapkan sebesar 20; g.
Permainan bilyar, golf, dan boling ditetapkan sebesar 10; h.
Pacuan kuda, dan permainan ketangkasan ditetapkan sebesar 10; 10
i. Kendaraan bermotor ditetapkan 20;
j. Panti pijat, refleksi, mandi uapspa dan pusat kebugaran
finess center ditetapkan sebesar 20; dan
k. Pertandingan olahraga ditetapkan sebesar 10.
Paragraf 3 Cara Perhitungan Pajak
Pasal 24
Besaran pokok Pajak Hiburan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dengan dasar pengenaan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22.
Bagian Keempat Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang
Pasal 25
Masa Pajak adalah jangka waktu 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 tiga bulan kalender
yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak yang terutang.
Pasal 26
Pajak Terutang dalam Masa Pajak terjadi pada saat penyelenggaraan hiburan.
BAB VI PAJAK REKLAME