Seni Budaya 211
sadar melalui medium seni tertentu di atas pentas. Materi pementasan yang dimaksud adalah wujud karya teater yang dibangun melalui proses kreatif
seniman atau komunal masyarakat melalui tahapan dengan menggunakan medium tertentu bersifat kolektif bekerja bersama dengan tanggungjawab
secara bersama kolaborasi dan memiliki fungsi tertentu pula bagi penontonnya atau masyarakat. Fungsi seni yang dimasud, apakah untuk hiburan semata
atau memiliki fungsi lain terkait kegiatan adat dan upacara. Unsur penting berikutnya di dalam pementasan teater adalah hadirnya penonton.
3. Unsur Penonton
Penonton merupakan syarat ketiga dalam sebuah pementasan teater. Penonton adalah orang-orang atau sekelompok manusia yang sengaja datang
untuk menyaksikan tontonan. Penonton dapat juga dikatakan sebagai apresiator, penikmat, penilai, terhadap materi seni seni teater yang
dipentaskan. Oleh karena itu, kehadiran penonton dalam suatu pementasan adalah bersifat mutlak. Tanpa penonton, pementasan teater adalah kesia-siaan
atau kegiatan mubazir. Karena pementasan teater membutuhkan suatu penilaian, masukan, penghargaan atau kritikan dari orang lain dalam rangka
menciptakan peristiwa seni yang lebih baik dan bermutu.
Menonton adalah sikap menerima, menghargai dan sekaligus mengkritisi pesan estetis dan pesan moral nilai-nilai kehidupan yang disampaikan
melalui pementasan. Penilaian terhadap pementasan seni untuk setiap penonton sangatlah berbeda dan bersifat relative. Oleh karena itu, berpijak
pada keragaman latarbelakang penonton dan pengalaman seni, penonton dalam hubungan pementasan teater dapat dibedakan dalam tiga golongan,
yaitu:
a. Penonton awam adalah penonton sebagai penikmat seni dengan kecenderungan kurang atau tidak dibekali dengan pengetahuan dan
pengalaman seni. Dalam hal ini, penonton yang demikian adalah penonton yang membutuhkan hiburan. Artinya, tontonan berfungsi
sebagai hiburan semata.
b. Penonton tanggap adalah penonton yang memiliki sikap responsif dengan kecenderungan memiliki wawasan dan pengalaman seni, tetapi
tidak ditindaklanjuti untuk mengulas terhadap apa yang ditontonnya cukup untuk dipahami dan dinikmati sendiri. Penggolongan
penonton tanggap, biasanya penonton yang hidup di tengah-tengah masyarakat pendukung seni tradisional dan terlibat didalamnya atau
penonton lain, seperti pelajar atau mahasiswa seni pertunjukan tetapi belum berani melakukan ulasan kritis terhadap pementasan yang
ditontonnya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
212 Kelas X SMA MA SMK MAK
c. Penonton kritis, adalah penonton dengan bekal keilmuan dan pengalaman seni kemudian melakukan ulasan atau menulis kritik
pementasan dan dipublikasikan dalam forum ilmiah, diskusi sampai media cetak dan elektronik. Dalam hal ini, biasanya penonton dibekali
dengan kemampuan jurnalistik seperti mahasiswa dan penonton umum yang sudah terbiasa dengan tulis menulis.
4. Unsur Tempat