Membaca modul Membaca 1. Perihal membaca

25 Pengetahuan, pengalaman, dan konsep-konsep tentang segala sesuatu merupakan modal utama untuk membaca. Semakin kaya seseorang akan informasi, pengetahuan, pengalaman, dan konsep-konsep, semakin besar pula kesiapannya untuk mengolah ide-ide dan gagasan-gagasan yang tertuang dalam bacaan. Dengan demikian, semakin kritis pula ia untuk menyeleksi setiap gagasan yang dikemukakan penulis sehingga diperoleh informasi baru yang lebih selektif. Kemampuan membaca adalah kemampuan seseorang setelah ia dapat berkomunikasi lisan. Atau dengan kata lain, dalam urutan perolehan kemampuan berbahasa urutan normal, komunikasi lisan mendahului komunikasi tulis. Akibatnya, sebelum seseorang dapat membaca dan menulis, tentu harus dapat berbicara dan mendengar dahulu. Pengetahuan tentang teknik membaca lebih cenderung dianggap sebagai alat. Alat yang dapat digunakan dalam menerima bahan tulis. Realisasinya berupa seperangkat keterampilan untuk mengolah setiap aspek bacaan menjadi sesuatu yang bermakna bagi pembaca. Keterampilan ini berkaitan dengan keseluruhan aktivitas membaca sehingga dapat mencakup makna proses membaca sebagai kegiatan mempersepsi simbol-simbol tulis, membaca sebagai aktivitas mengolah makna yang terkandung dalam bahan bacaan, kreativitas membaca, sampai pada aktivitas membaca cepat.

6. Membaca modul

Membaca modul bagi mahasiswa UT adalah syarat untuk dapat mengikuti tutorial dengan baik. Karena itu keberadaan modul bukan hanya sekedar dibaca 26 tetapi dikaji dan dianalisis, sehingga pada waktu mahasiswa datang ke tempat tutorial sudah berbekal pengetahuan dan permasalahan sebagai hasil membacanya. Wardani 2007: 1.2 menulis, bahwa setiap modul UT pada bagian pendahuluan biasanya terdapat informasi yang berisi antara lain: Baca dengan cermat setiap uraian, catat kata-kata kunci dari setiap bagian, kerjakan latihan secara disiplin, dan cocokkan kata-kata kunci yang telah Anda catat dengan rangkuman, sebelum mengerjakan tes formatif. Memang untuk dapat memahami isi modul dengan baik diperlukan cara membaca tersendiri, yaitu dengan mengenali terlebih dahulu jenis buku yang akan dibacanya. Tampubolon 1987: 166 menganjurkan agar sebelum membaca, jenis buku perlu diketahui, karena pengetahuan tentang jenis itu akan membantu dalam membuat dugaan tentang isi buku dan dalam menentukan sikap dan cara membacanya. Struktur buku juga perlu diketahui, karena pengetahuan ini juga akan membantu dalam pemahaman pikiran-pikiran yang dikemukakan oleh pengarang, dan bermanfaat dalam menemukan informasi-informasi tertentu tentang buku itu. Keharusan membaca bagi mahasiswa UT adalah bentuk konkrit dari belajar mandiri. Mahasiswa UT dituntut harus bisa belajar mandiri, belajar atas kemauan dan kesadaran sendiri. Oleh karena itu diperlukan strategi membaca yang tepat agar modul yang menjadi acuan belajar di UT dapat dipahami. Kemampuan belajar tergantung pada kemampuan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar mandiri secara efisien, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat Katalog UT, 2008: 2. 27 Secara umum tampilan modul UT terdiri dari 1 pendahuluan yang memuat lingkup materi dan tujuan instruksional khusus, 2 pembahasan materi berupa konsep-konsep disertai contoh, 3 latihan berikut petunjuk jawaban latihan, 4 rangkuman, dan 5 tes formatif beserta rumus hasilnya berupa angka untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi penguasaan di bawah 80 disarankan mengulang lagi.

B. Model Membaca Lacak Isi 1. Pengertian model membaca lacak isi

Model membaca lacak isi pertama kali dikenalkan oleh Syamsuddin AR, dosen ahli kebahasaan linguistik pada program pasca sarjana UPI Bandung menanggapi permasalahan membaca di kalangan mahasiswa S1 PGSD UT Bandung yang disampaikan oleh penulis. Intinya, model ini diharapkan dapat menuntun dan mengarahkan mahasiswa agar mau membaca. Sebelum menjelaskan apa itu pengertian membaca lacak isi, ada baiknya dirunut ke belakang mengenai beberapa pendekatan yang menghasilkan model- model membaca. Subyantoro 2003:1.5 mengemukakan, pendekatan yang selama ini diterapkan dalam studi membaca untuk menghasilkan teori membaca pada dasarnya berkisar pada tiga macam pendekatan, yaitu pendekatan konseptual, pendekatan empirikal, dan pendekatan eksperimental. 1 Pendekatan konseptual berangkat dari suatu konsepsi tentang membaca dan berkesudahan dengan suatu model tertentu tentang proses membaca.