STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SESAAT KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN MATERI GETARAN DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SESAAT
KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN
MATERI GETARAN
DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh
Taufik Yulianto
4201408091

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

 


PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari

: Kamis

Tanggal

: 4 April 2013

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si.
NIP. 19561029 198601 1 001

Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.

NIP. 19620301 198901 2 001


 

 

PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan
Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan
disusun oleh
Taufik Yulianto
4201408091
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada hari Kamis tanggal 4 April 2013.
Panitia:
Ketua


Sekretaris

Prof.Dr. Wiyanto, M.Si.
NIP. 19631012 198803 1 001

Dr. Khumaedi, M.Si.
NIP. 196306101989011002

Ketua Penguji

Dra. Siti Khanafiyah, M.Si.
NIP. 19520521 197603 2 001
Anggota Penguji/
Pembimbing I

Anggota Penguji/
Pembimbing II

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si.
NIP. 19561029 198601 1 001


Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.
NIP. 19620301 198901 2 001

ii 
 

 

PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Semarang, 24 April 2013

Taufik Yulianto
4201408091

iii 

 

 

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1.

Persipakan diri untuk mati.

2.

Sabar, Sukur, Iklas.

3.

Dalan urip iku ono mestine, podo eling lan waspodo. Dalan urip iku ono
watese.

Karya ini aku persembahkan kepada:

1. Ayahku dan ibuku, bagai langit dan bumi yang memberi
kehidupan.
2. Ketiga adikku (Sigit, Feri, Riski), yang menyiratkan
semangat.
3. Guru sejati.
4. Mas-mas, kakak-kakak, sahabat-sahabat, rekan-rekanita,
teman-teman, dan adik-adik yang mengisi halaman buku
hidupku.

iv 
 

 

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
nikmat-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika
Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan Kelas Campuran Materi Getaran Di
SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan”.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa
saran, bimbingan, petunjuk, dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1.

Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.

2.

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

3.

Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

4.


Bambang Subali, M.Pd. sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan
mengarahkan selama studi berlangsung.

5.

Drs. Sukiswo Edi Supeni, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan
skripsi.


 

 

6.

Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan
skripsi.


7.

Seluruh Dosen Jurusan Fisika, atas ilmu yang diberikan.

8.

Drs. H. Haryono, selaku Kepala SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan
yang telah memberikan ijin penelitian.

9.

Dyah Narwati, S.Pd, selaku guru fisika kelas XI SMA N 1 Kradenan
Kabupaten Grobogan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

10. Irham, Mukmin dan seluruh teman yang telah membantu selama studi,
penelitian, dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurahan. Untuk itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap
semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan khususnya
pengembangan pendidikan fisika..


Semarang, April 2013

Penulis,

vi 
 

 

ABSTRAK
Yulianto, Taufik. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas
Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan
Kabupaten Grobogan. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs.
Sukiswo Supeni Edi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping
Dra. Pratiwi
Dwijananti, M.Si.
Kata kunci: studi perbandingan, hasil belajar fisika, kelas putra, kelas putri, kelas
campuran.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya
pengaturan kelas termasuk komposisi teman belajar. Hasil observasi menunjukkan
bahwa kelas sejenis mempunyai hasil belajar fisika yang lebih baik dari pada
kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian-penelitian yang
mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas campuran. Perbedaan
kemampuan antara siswa putra dan siswa putri mengakibatkan interaksi antar
siswa dalam kelas putra, kelas putri, maupun kelas campuran yang berbeda.
Dalam pembelajaran fisika, idealnya menggunakan metode praktikum dan
diskusi. Hal ini sangat memerlukan interaksi antar siswa. Interaksi ini juga
menyebabkan perbedaan hasil belajar ketiga kelas. Rumuasan masalah penelitian
ini adalah adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas
putri, dan kelas campuran serta manakah kelas yang lebih baik? Penelitian ini
akan menunjukkan perbandingan hasil belajar antara ketiga kelas tersebut.
Jenis penelitian ini merupakan true experimental dengan metode
pembelajaran praktikum dan diskusi. Subjek penelitian adalah kelas putra 18
siswa, kelas putri 18 siswa, dan kelas campuran 18 siswa yang dipilih dan
dibentuk dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Data
diambil dengan menggunakan tes, observasi, dokumentasi, dan angket. Data
kognitif dianalisis dengan uji analisis varians, uji t, dan ketuntasan klasikal,
sedangkan data psikomotorik dan data afektif dianalisis dengan deskriptif
persentase.
Secara umum disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika
sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Untuk aspek
psikomotorik dan aspek afektif terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas putra,
kelas putri, dan kelas campuran. Hasil belajar psikomotorik kelas putra lebih baik
dari pada kelas campuran dan hasil belajar kelas campuran lebih baik dari pada
kelas putri. Hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik dari pada kelas putri
dan hasil belajar afektif kelas putri lebih baik daripada kelas putra. Sedangkan
untuk aspek kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga kelas.

vii 
 

 

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….

v

ABSTRAK …………………………………………………………………..

vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...

viii

DAFTAR TABEL ……………………...……………………………………

xii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...

xiv

BAB
1. PENDAHULUAN ………………………………………………………..

1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….

1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………

4

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………….

5

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………...

5

1.5 Penegasan Istilah …………………………………………………….

6

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………………..

7

2. LANDASAN TEORI …………………………………………………….

8

2.1 Hasil Belajar …………………………………………………………

8

2.1.1 Pengertian Belajar …………………………………………….

8

2.1.2 Hasil Belajar …………………………………………………..

9

2.1.2.1 Ranah Kognitif ……………………………………….

10

2.1.2.2 Ranah Afektif ……………………………………….

10

2.1.2.3 Ranah Psikomotorik ………………………………….

11

2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran ………………………

12

2.2.1 Kelompok Sosial ……………………………………………...

12

2.2.2 Interaksi Sosial ………………………………………………..

13

2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri …………………………

14

2.2.4 Interaksi Kelas Campuran …………………………………….

15

viii 
 

 

2.3 Tinjauan Materi ………………………………………………………

15

2.3.1 Pegas …………..………………………………………………

15

2.3.2 Susunan Pegas ………………………………………………..

16

2.3.2.1 Susunan Seri …………………………………………

16

2.3.2.2 Susunan Paralel ………………………………………

17

2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran ……………………………….

17

2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran …………………….

20

2.3.5 Energi Getaran Pegas …………………………………………

22

2.4 Kerangka Berfikir ……………………………………………………

23

3. METODE PENELITIAN ………………………………………………..
3.1 Populasi dan Sampel …………………………………………………

25

3.1.1 Populasi ……………………………………………………….

25

3.1.2 Sampel ………………………………………………………..

25

3.2 Variabel ………………………………………………………………

26

3.2.1 Variabel Bebas ………………………………………………..

26

3.2.2 Variabel Terikat ………………………………………………

26

3.3 Desain Penelitian …………………………………………………….

26

3.4 Pelaksanaan ………………………………………………………….

28

3.5 Instrumen …………………………………………………………….

28

3.5.1 Validitas ………………………………………………………

28

3.5.2 Reliabilitas ……………………………………………………

30

3.5.3 Taraf Kesukaran ………………………………………………

31

3.5.4 Daya Pembeda Soal …………………………………………..

32

3.6 Metode Pengumpulan Data ………………………………………….

34

3.6.1 Metode Tes ……………………………………………………

34

3.6.2 Metode Observasi …………………………………………….

34

3.6.3 Metode Angket ……………………………………………….

34

3.6.4 Metode Dokumentsai …………………………………………

34

3.7 Metode Analisis Data ………………………………………………..

34

3.7.1 Analisis Tahap Awal ………………………………………….

34

3.7.1.1 Uji Normalitas ……………………………………….

35

ix 
 

25

 

3.7.1.2 Uji Homogenitas ……………………………………..

35

3.7.2 Analisis Tahap Akhir …………………………………………

36

3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar …………………………..

36

3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi …………………………..

36

3.7.2.3 Uji Normalitas …………………………………….....

37

3.7.2.4 Uji Homogenitas …………………………………….

37

3.7.2.5 Uji Analisis Varians ………………...……………….

38

3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ……………………….

39

3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal …………………

39

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………….

40

4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………………...

40

4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal ……………………………………

40

4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi …………………………..

40

4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel ……………………………...

41

4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel ………………………...

41

4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir …………………………………...

41

4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif …………………………

42

4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes …………………………

42

4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes ………………………

42

4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes …………………...

43

4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes …………

43

4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ……….

44

4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik ……………….

44

4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada
Kelas Putra ………………………………...

44

4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada
Kelas Putri ……………………………….…

45

4.1.2.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada
Kelas Campuran …………………………....

47

4.1.2.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik …

48

4.1.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif ………………………

49


 

 

4.1.2.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Putra ……………………………………..…

49

4.1.2.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Putri …………………………………...……

50

4.1.2.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Campuran ……………………………...……

51

4.1.2.3.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ……….

53

4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum ………………………...

54

4.2 Pembahasan …………………………………………………………..

54

4.2.1 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik ……………………..

55

4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif ……………………………

57

4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif …………………………..

59

5. PENUTUP ………………………………………………………………..

62

5.1 Simpulan ……………………………………………………………..

62

5.2 Saran ………………………………………………………………….

62

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

63

LAMPIRAN …………………………………………………………………

66

xi 
 

 

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1.1

Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum …….

2

3.1

Jumlah Populasi Penelitian ……………………………………………

25

3.2

Desain penelitian ……………………………………………………...

26

3.3

Validitas Soal ………………………………………………………….

30

3.4

Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ............................................................

31

3.5

Indeks Kesukaran Soal ………………………………………………...

32

3.6

Kriteria Daya Pembeda Soal .................................................................

33

3.7

Daya Pembeda Soal ………………………………………………...….

33

3.8

Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat ……………………………… 33

3.9

Ringkasan Analisis Varians ……………………………………………. 38

4.1

Data Populasi ……………………………………………………..…....

40

4.2

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi ……………………

40

4.3

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel ……………………….

41

4.4

Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel …………………

41

4.5

Hasil Belajar Konitif (Tes) ……………………………………………..

42

4.6

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes …………………………...

42

4.7

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes ………………………...

42

4.8

Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes …………….……....

43

4.9

Hasil Perhitungan Uji t Data Tes ……………………………………..

43

4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ……………...

44

4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra …………...……..

44

4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ………………......

45

4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran ………….....

47

4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik …………………………..

48

4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra ………………………...

49

4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ………………………....

50

4.17 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran …………………....

52

xii 
 

 

4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………………………………......

53

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1

Sistem Pegas………………………………………………….………..

15

2.2

Pegas-Pegas Disusun Seri……………………………………….……..

16

2.3

Pegas-Pegas Disusun Paralel…………………………………….…….

16

2.4

Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Sinusoidal Getaran ….…..

17

2.5

Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Cosinusoidal Getaran …...

18

3.1

Skema Alur Penelitian …………………………………………………

27

4.1

Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Antara Kelas Putra,
Kelas Putri, dan Kelas Campuran …………………….……………….

4.2

Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antara Kelas Putra,
Kelas Putri, dan Kelas Campuran ………………………………….….

xiii 
 

55

57

 

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1.

Silabus .......................................................................................................

67

2.

RPP ...........................................................................................................

69

3.

Kisi-Kisi Soal Uji Coba ............................................................................

78

4.

Soal Uji Coba ............................................................................................

79

5.

Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ............................................................

88

6.

Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat
Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba ............................................... 89

7.

Kisi-Kisi Soal Penelitian ...........................................................................

93

8.

Soal Penelitian ...........................................................................................

94

9.

Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ................................ 100

10. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ..................................

101

11. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik .....................

102

12. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ......................... 103
13. Lembar Kerja Siswa .................................................................................

104

14. Lembar Diskusi Siswa ............................................................................

112

15. Lembar Angket Siswa ............................................................................... 116
16. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas XI IPA ...................................................... 118
17. Uji Homogenitas Populasi ......................................................................... 119
18. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas Sampel ...................................................... 120
19. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putra ............................................. 121
20. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putri .............................................. 122
21. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Campuran ..................................... 123
22. Uji Analisis Varian Data Sampel .............................................................. 124
23. Daftar Nama Siswa Kelas Putra ............................................................... 126
24. Daftar Nama Siswa Kelas Putri ................................................................ 127
25. Daftar Nama Siswa Kelas Campuran ........................................................ 128
26. Daftar Nilai Tes Penelitian ....................................................................... 129

xiv 
 

 

27. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putra ............................................... 130
28. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putri ...............................................

131

29. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Campuran ....................................... 132
30. Uji Homogenitas Data Nilai Tes ............................................................... 133
31. Uji Analisis Varian Data Nilai Tes ............................................................ 134
32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan
Kelas Putri ................................................................................................. 136
33. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan
Kelas Campuran ......................................................................................... 137
34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putri Dan
Kelas Campuran ......................................................................................... 138
35. Perhitungan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Tes ................ 139
36. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra .... 141
37. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ..... 142
38. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas
Campuran .................................................................................................. 143
39. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra .............. 144
40. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ............... 145
41. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran ...... 146
42. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar
Psikomotorik dan Afektif .........................................................................

147

43. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ……………………….. 148
44. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………... 149
45. Surat Keterangan Penelitian …………………………………………….. 150
46. Foto-Foto Penelitian …………………………………………………….. 151

xv 
 

 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk menyalurkan pengetahuan, wawasan,
dan keterampilan tertentu pada seseorang agar dapat mengembangkan dirinya
untuk bertahan menghadapi perubahan. Menurut Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Keberhasilan tujuan pendidikan yang direncanakan tersebut
dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu indikator tersebut adalah hasil
belajar siswa.
Baik atau tidaknya hasil belajar siswa tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa, meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indra) dan aspek
psikologis (intelegensi, sikap, bakat, cara belajar, minat, dan motivasi). Faktor
eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan
sosial (guru, teman, masyarakat, dan keluarga) dan faktor lingkungan non sosial
(gedung sekolah, tempat tinggal, alat belajar, cuaca dan waktu belajar).



2
 

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada dua sekolah berlatar belakang
sama diperoleh data hasil belajar fisika seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1
Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum Tahun 2012
Sekolah
Jenis kelamin
Jumlah siswa
Nilai rata-rata
siswa
Nilai rata-rata
keseluruhan

MA Salafiyah Kajen
Perempuan
Laiki-laki
35
28
80
79

MA Silahul Ulum
Perempuan
Laki-laki
21
17
74
69

80

70

Pada MA Salafiyah Kajen diberlakukan kebijakan pemisahan kelas antara
siswa putra dengan siswa putri. Kebijakan tersebut berkaitan dengan sejarah
berdirinya MA Salafiyah Kajen yang berada dibawah wewenang yayasan
Salafiyah Kajen. Yayasan ini mulanya merupakan pondok pesantren yang
memberlakukan pemisahan santri putra dan santri putri saat pengajian
berlangsung. Sedangakan pada MA Silahul Ulum siswa putra dan siswa putri
dijadikan satu kelas. Awal terbentuknya MA Silahul Ulum tidak terlepas dari MI
dan MTs Silahul Ulum yang telah ada sebelumnya dan merupakan wadah lanjutan
bagi lulusan MI dan MTs tersebut. Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
Perbedaan hasil belajar tersebut diperkuat dengan adanya hasil dari
penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas
campuran.

Penelitian

Rennie

dan

Parker

(1997)

yang

secara

umum

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi belajar matematika pada kelas
putra, kelas putri, dan kelas campuran. Penelitian Gilmore et al (2002) dan Shieh,

 
 

3
 

Chang, dan Liu (2011)

yang bertema sama mendapati hal yang sama yaitu

terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
Penelitian oleh Harianto (2005) menyebutkan adanya perbedaan prestasi belajar
biologi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Sadker

(1994) menyebutkan bahwa ada hubungan antara hasil belajar

dengan jenis kelamin. Penelitian lain oleh sekolah di Inggris didapatkan bahwa
siswa putri yang belajar disekolah putri lebih cerdas dibandingkan dengan siswa
disekolah campuran. Didapati pula dari 71.286 siswa yang mengikuti program
sekolah menengah disekolah khusus putri antara tahun 2005 sampai tahun 2007
diperoleh hasil yang lebih baik. Sementara itu lebih dari 647.942 siswa putri yang
mengikuti ujian disekolah campuran diperoleh 20% tidak sesuai harapan.
Hasil

tersebut berkaitan dengan perkembangan otak laki-laki dan

perempuan pada usia 12-16 tahun yang berbeda, karena

selama puber

perkembangan otak perempuan lebih cepat dua tahun daripada laki-laki. Ini
menjelaskan mengapa siswa putra lebih sulit belajar bahasa, tetapi lebih cepat
menyerap pelajaran matematika daripada siswa putri. Hasil tersebut diperkuat
oleh pendapat Gurian dan Henley (dalam Carol 2006) yang menyatakan:
“Anak perempuan adalah pendengar yang lebih baik daripada anak laki-laki,
mendengar lebih banyak dari apa yang dikatakan, dan lebih reseptif terhadap
kebanyakan rincian dalam pelajaran atau percakapan. Anak laki-laki
cenderung mendengar lebih sedikit dan lebih sering meminta bukti jelas
untuk mendukung guru atau orang lain. Anak perempuan lebih mampu
berfikir secara abstrak dan intruksional”.
Perbedaan kemampuan ini juga mempengaruhi cara berinteraksi antar teman
belajar dalam kelas. Pembagian kelas berdasarkan jenis kelamin sebagai teman
belajar secara umum dapat berupa kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.

 
 

4
 

Siswa dalam kelas putra sering bercanda dengan tujuan membuat diri mereka
sebagai orang yang hebat dan cenderung berbicara terbuka pada teman belajarnya.
Jadi interaksi antar anggota kelas putra juga lebih terbuka. Kelas putri memiliki
interaksi yang baik dikarenakan kemampuan mereka dalam berkomunikasi
terutama dengan sesamanya. Cara berkomunikasi inilah yang menjadikan suasana
keakraban dalam kelas. Sedangkan siswa kelas campuran memiliki kecanggungan
dalam berinteraksi karena kehadiran lawan jenis, kecanggungan ini karena
timbulnya rasa malu dan adanya norma tertentu. Di Indonesia sendiri, perbedaan
posisi antara laki-laki dan perempuan sangat besar dan masih dipandang sebagai
penghambat terhadap proses belajar disekolah yang berlatar belakang agama,
terutama agama Islam. Dan tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga
terjadi di sekolah umum. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan kegiatan
yang idealnya banyak melakukan praktek, sehingga interaksi antar siswa akan
sering terjadi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengadakan penelitian
yang berjudul : Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra,
Kelas Putri, dan Kelas Campuran Pada Materi Getaran di SMA N 1
Kradenan Kabupaten Grobogan.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah:
1)

Adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan?

 
 

5
 

2)

Manakah hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1)

Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra,
kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan
Kabupaten Grobogan.

2)

Mengetahui hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas
putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)

Bagi sekolah, sebagai informasi dalam menyusun kelas dan menempatkan
siswa.

2)

Bagi peneliti, digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali
diri sebagai calon guru fisika yang memperoleh pengalaman penelitian
secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam
mengajar.

 
 

6
 

1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu
dijelaskan beberapa istilah, antara lain:
1)

Studi Perbandingan
Studi perbandingan merupakan penelitian yang berusaha untuk
membandingkan dua hal atau lebih. Perbandingan ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan hasil belajar antar kelas, serta urutan hasil belajar kelas
dari yang tertinggi hingga terendah. Perbedaan hasil belajar kognitif,
psikomotorik, dan afektif dianalisis melalui analisis varians dan uji t dengan
taraf kepercayaan 90%.

2)

Hasil Belajar Fisika Sesaat
Hasil belajar fisika sesaat adalah hasil yang telah dicapai seseorang
setelah mengalami proses belajar fisika yang dilakukan dalam waktu singkat
dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi, hasil belajar meliputi tiga
aspek yaitu: kognitif, psikomotorik, dan afektif.

3)

Kelas Putra
Kelas putra adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putra
saja.

4)

Kelas Putri
Kelas putri adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putri
saja.

5)

Kelas Campuran
Kelas campuran adalah kelas yang terdiri dari siswa putra dan siswa
putri.
 

 

7
 

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok
masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
(1) Bagian awal skripsi berisi judul, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan,
persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
(2) Bagian isi skripsi dibagi atas lima bab.
Bab I

Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan skripsi.

Bab II

Landasan teori yang berisi kajian hasil belajar, kajian kelas
putra, kelas putri, dan kelas campuran, dan kajian pegas dan
getaran serta berisi kerangka berfikir penelitian.

Bab III

Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, subjek
penelitian,

lokasi

penelitian,

variabel

dan

indikator,

pengambilan data penelitian, dan analisis data.
Bab IV

Hasil dan pembahasan berisi tentang perbandingan hasil belajar
kognitif, psikomotorik, afektif antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran. Adapun dalam pembahasan menerangkan
pengaruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya hasil tersebut.

Bab V

Penutup berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.

(3) Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

 
 


 

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Hasil Belajar

2.1.1

Pengertian Belajar
Belajar memiliki pengertian yang berbeda-beda. Gagasan UNESCO yang

dilaporkan oleh Delors (1997) tentang empat pilar pendidikan, yakni: learning to
know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to be
(belajar menjadi), dan learning to live together (belajar hidup bersama)
merupakan salah satunya.
Beberapa pengertian belajar menurut para ahli. Mudzakir (1997:34)
mengartikan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Winkel
(1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan
nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Sedangkan
menurut Wahyuningsih (2004) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta

 

 8


 

membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
dan ilmu pengetahuan yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan.
2.1.2

Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian

tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri
dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan
keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa
bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid
dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi
atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2008:63) sebagai hasil
yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih
dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

 
 

10 
 

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,yaitu:

2.1.2.1 Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup enam aspek meliputi
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2)
pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5)
jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.

2.1.2.2 Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah
afektif dalam penelitian ini yaitu berupa keterampilan sosial (social skill). Secara
teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu:
a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket
anonim,
b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
Penilaian dilakukan melalui cara pengamatan, aspek penilaiannya meliputi
tanggung jawab, kerjasama, dan kreatifitas.

 
 

11 
 

(a) Tanggung jawab diartikan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan YME. Tanggung jawab berkaitan tentang
kehadiran, penggunaan alat, dan pengerjaan tugas.
(b) Kerjasama merupakan perilaku yang dilakukan oleh beberapa orang untuk
mencapai tujuan bersama. Kerjasama bisa dalam bentuk keikutsertaan,
dukungan, maupun keaktifan dalam kegiatan.
(c) Kreatifitas merupakan berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau
logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang
telah dimiliki.

2.1.2.3 Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.
Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur
melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama
proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran,
yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran
selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
 
 

12 
 

Metode pengukuran ranah psikomotorik dalam penelitian ini adalah
observasi

berbantuan

lembar

observasi

dengan

aspek

penilaian

yaitu

berkomunikasi dengan teman, menggunakan alat praktikum, dan ketepatan waktu
selama praktikum.
(a) Berkomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen komunikasi minimal
terdiri dari pengirim informasi, penerima, dan informasi yang disampaikan.
Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima dapat mengerti
informasi yang disampaikan dengan jelas.
(b) Menggunakan alat meliputi persiapan alat dan bahan, pelaksanaan mencari
nilai besaran sesuai prosedure, dan merapikan alat.
(c) Ketepatan waktu disini adalah waktu pelaksanaan praktikum tidak melewati
batas waktu yang telah ditentukan.

2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran
2.2.1

Kelompok Sosial
Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup

bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Dalam kelompok sosial
dikenal adanya InGroup dan OutGroup. InGroup adalah kelompok sosial dimana
individu mengidentifikasikan dirinya. OutGroup adalah kelompok sosial yang
oleh individu diartikan sebagai lawan dari InGroupnya, misal seorang siswa putra
akan menganggap kelompok putra sebagai InGroupnya dan menganggap
kelompok kelompok putri sebagai OutGroupnya.

 
 

13 
 

2.2.2

Interaksi Sosial
Soerjono (2006:62) menyatakan bahwa “Interaksi sosial merupakan

hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara
kelompok maupun antara individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan
oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan
antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial”.
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling
mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004). Terdapat tiga
macam interaksi sosial, yaitu interaksi antara individu dan individu, interaksi
antara individu

dan kelompok, dan interaksi sosial antara kelompok dan

kelompok.
Interaksi sosial dapat terjadi dalam dua bentuk umum, yaitu yang bersifat
asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni
yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti
kerja sama dan asimilasi. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Asimilasi diartikan
sebagai proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka
waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan
wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

 
 

14 
 

Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada
bentuk-bentuk pertentangan, seperti persaingan, kontravensi, dan konflik.
Persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan
atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap
tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi
konflik. Sedangkan yang dimaksud konflik adalah proses sosial antar perorangan
atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan
kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya jurang
pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat, yaitu kontak
sosial dan komunikasi.
2.2.3

Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri
Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor

yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara
anggotanya bertambah erat. Kelas putra dan kelas putri adalah kelas yang terdiri
dari siswa berjenis kelamin sama. Berarti semakin banyak pula persamaan yang
dimiliki oleh kelas putra dan kelas putri dari pada kelas campuran.

 
 

15 
 

Interaksi sosial yang mungkin muncul dalam kelas putra dan kelas putri
adalah interaksi yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentukbentuk asosiasi (hubungan atau gabungan). Namun perbedaan kemampuan antara
siswa putra dan siswa putri berakibat pada beda pula hasil belajar yang diperoleh
keduanya.
2.2.4

Interaksi Kelas Campuran
Masyarakat umum mengangap siswa putri sebagai individu yang lemah,

penyabar, dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra
dianggap sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Pandangan tersebut
menimbulkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yang dapat mengarah
kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik.

2.3 Tinjauan Materi
2.3.1

Pegas
Pegas merupakan benda yang bersifat elastis, artinya pegas dapat kembali

ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang masih berada dalam batas
elastisitasnya. Namun jika gayanya melebihi batas elastisitasnya, maka sifat
keelastisitasan dari pegas bisa hilang atau bahkan patah atau putus.
Gambar 2.1.a merupakan pegas tanpa beban.
Gambar

2.1.b

menunjukkan

bahwa

pada

keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan
gaya pada benda. Apabila benda disimpangkan
sejauh

y

Gambar 2.1 Sistem pegas 

 
 

dari kedudukan setimbang seperti

16 
 

Gambar 2.1.c, pegas akan mengerjakan gaya sebesar

atau dapat dituliskan:

= gaya, dengan satuan N.
= konstanta pegas, dengan satuan N/m.
= pertambahan panjang, dengan satuan m.
Tanda (-) negatif menunjukkan bahwa arah gaya pegas berlawanan dengan
arah simpangannya.
2.3.2

Susunan Pegas
Secara sederhana dua pegas dapat disusun menjadi sistem pegas disusun

seri dan sistem pegas disusun paralel.
2.3.2.1

Susunan Seri
Gambar 2.2 menunjukkan dua pegas yang disusun seri.
Pertambahan panjang pegas tersusun seri

(∆xseri)

adalah jumlah pertambahan panjang pada masingmasing pegas (∆x1 dan ∆x2), sehingga konstanta
penggantinya adalah:
Gambar 2.2 Pegas‐
pegas disusun seri 

 
 

17 
 

2.3.2.2

Susunan Paralel
Pada susunan pegas paralel seperti Gambar 2.3
terlihat adanya dua pegas sejajar yang ujungujungnya dihubungkan kemudian diberi beban, maka
pertambahan panjangnya sama dengan pertambahan

Gambar 2.3  Pegas‐
pegas disusun paralel 

panjang masing masing pegas (∆xparalel = ∆x1 = ∆x2),

dan gaya pada sistem adalah:

Dengan memperhatikan aturan di atas, maka dapat ditentukan besar
konstanta dari pegas yang disusun seri, paralel, atau kombinasi.
2.3.3

Periode dan Frekuensi Getaran
Dengan menggabungkan persamaan (2.1) dan hukum kedua Newton

didapatkan persamaan:

 
 

18 
 

a =

percepatan benda, dengan satuan m/s2.

m=

massa benda, dengan satuan kg.
Getaran pegas dapat digambarkan sebagai proyeksi sebuah titik yang

bergerak melingkar beraturan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4.
y

y
A
ωt

 

x

t
0

T/4

T/2

3T/4

T

Gambar 2.4 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik sinusoidal getaran

Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada
Gambar 2.4 dapat dituliskan dalam persamaan 2.5.

y

= simpangan, dengan satuan m.

A

= amplitudo getaran, dengan satuan m.

ω

= kecepatan sudut, dengan satuan rad/s.

t

= waktu getaran, dengan satuan s.

 
 

19 
 

y

y

A
ωt

x

t
0

T/4

T/2

3T/4

T

5T/4

Gambar 2.5 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik cosinusoidal getaran
Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada
Gambar 2.5 dapat dituliskan dalam persamaan 2.6.

Turunan pertama dari y = A sin (ωt) terhadap waktu memberikan kecepatan v.

Dengan menurunkan kembali kecepatan terhadap waktu diperoleh percepatan
benda.

Dari persamaan (2.4) dan persamaan diatas diperoleh:

 
 

20 
 

Jadi diperoleh periode dan frekuensi pegas yang melakukan getaran
harmonik sederhana sebagai berikut.

T = periode, dengan satuan s.
f = frekuensi, dengan satuan Hz.
2.3.4

Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran
Jika pada posisi awal, titik yang melakukan getaran harmonik sederhana

pada sudut awal δ, maka simpangan persamaan (2.5) dapat dinyatakan menjadi:

 
 

21 
 

keterangan :
ϕ = fase getaran , tidak bersatuan.
Jadi fase getaran dirumuskan :

Dengan demikian, jika suatu titik telah bergetar dari t1 ke t2 di mana t2 > t1
maka beda fase yang dialami titik yang bergetar tersebut adalah:

Δ ϕ = beda fase
Dua kedudukan suatu titik dapat dikatakan sefase atau berlawan fase jika
beda fase yang dimilikinya adalah :
Sefase

Berlawanan fase

dengan n = bilangan cacah = 0,1,2,3, . . .
Selain fase dan beda fase dikenal juga sudut fase dengan persamaan:

 
 

22 
 

Sudut fase getaran harmonik sederhana dititik keseimbangan θ = 0o
sehingga y = 0, v = vmax , a = 0 sedangkan sudut fase dititik simpangan terbesar θ
= 90o sehingga y = ymax = A, v = 0, a = amax.
2.3.5

Energi Getaran Pegas
Energi potensial sebuah pegas dengan konstanta pegas k yang teregang

sejauh y dari kesetimbangannya diberikan oleh persamaan:

Energi kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v
adalah:

Energi total/energi mekanik adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik.

 
 

23 
 

Ep = energi potensial, dengan satuan Nm atau J.
Ek = energi kinetik, dengan satuan Nm atau J.
Em = energi mekanik, dengan satuan Nm atau J.

2.4 Kerangka Berfikir
Siswa putri sebagian besar lebih mudah belajar bahasa dibandingkan siswa
putra, sehingga siswa putri memiliki kemampuan lebih baik dalam berkomunikasi
dengan sesamanya. Selain itu, siswa putri mampu menjadi pendengar yang baik.
Namun dibandingkan siswa putri, siswa putra memiliki kelebihan dalam belajar
matematika dan lebih meminta pembuktian dalam sebuah kasus.
Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor
yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara
anggotanya bertambah erat. Salah satu persamaan yang sering menjadi latar
belakang adalah persamaan jenis kelamin.
Kelas yang dihuni oleh siswa putra atau siswa putri saja kemungkinan
besar antar anggota kelas akan terjalin hubungan timbal balik yang lebih positif
dibandingkan kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan adanya pandangan
masyarakat yang menganggap siswa putri sebagai individu yang lemah, penyabar,
dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra dianggap
sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Akibatnya apabila siswa putra dan
siswa putri ditempatkan dalam satu kelas (sadar atau tidak sadar) akan terjadi
 
 

24 
 

pertentangan diantara kedua jenis kelamin. Pembentukan kelas merupakan
strategi agar tujuan pembelajaran tercapai.
Pembelajaran fisika bertujuan merangsang proses belajar pada diri siswa
untuk mengungkap fenomena alam yang dikemas dalam konsep-konsep fisika.
Konsep-konsep tersebut merupakan pesan yang harus dikomunikasikan melalui
pembelajaran dengan pendekatan dan metode yang sesuai. Beberapa metode yang
digunakan dalam pembelajaran fisika adalah praktikum dan diskusi. Metode
praktikum dan diskusi memaksa siswa untuk saling berinteraksi. Apabila kedua
meto