PENDAHULUAN Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal terhadap Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol.



 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) mempunyai arti dalam
mewujudkan

manusia

Indonesia

yang

sejahtera

disamping


program

pendidikan dan kesehatan (Irianto, 2014). Pengguna kontrasepsi telah banyak
dibelahan dunia, terutama di bagian Asia dan Amerika Latin dan terendah
dibagian Afrika. Secara global kontrasepsi modern meningkat menjadi 57%
pada tahun 2014 sedangkan Negara bagian Afrika sebesar 27,6%, Negara
bagian Asia terjadi peningkatan menjadi 61,6% dan Negara bagian Amerika
sebesar 67% (WHO, 2014).
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk
terbanyak didunia. Menurut data Sensus Penduduk pada tahun 2010 jumlah
penduduk Indonesia sekitar 237,6 juta jiwa dengan peningkatan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 % dibandingkan pada tahun-tahun
sebelumnya yang cenderung menurun (Christiana dkk, 2015).
Adanya gerakan keluarga berencana (KB) dapat memberikan
kontribusi yang sangat besar dalam menurunkan pertumbuhan penduduk
Selain itu program Keluarga Berencana (KB) juga berperan besar untuk
mencapai pengurangan Angka Kematian Ibu (AKI) dengan melalui
perencanaan keluarga dalam mengatur kehamilan yang aman, sehat dan
diinginkan. Dalam memilih suatu metode kontrasepsi, wanita harus


1

2

menimbang berbagai faktor termasuk status kesehatan mereka, seperti efek
samping yang dialami dalam kurun waktu yang lama (Kemenkes RI, 2013).
Kontrasepsi suntik saat ini menduduki angka tertinggi sebesar 52,62%
yang kemudian diikuti kontrasepsi pil sebesar 26,63% dan kontrasepsi implant
sebesar 6,96% (BKKBN, 2014). Jawa Tengah merupakan salah provinsi
tertinggi pengguna kontrasepsi hormonal yang terbagi menjadi kontrasepsi
suntik sebesar 70,6%, kontrasepsi pil sebesar 26,63%, dan kontrasepsi implant
sebesar 6,96%. Sedangkan Kabupaten Sukoharjo sendiri pengguna kontrasepsi
hormonal tertinggi dengan prevalensi 62,233 juta orang atau 52,2% (BKKBN,
2014).
Hasil studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
pada bulan Agustus 2016, jenis alat kontrasepsi yang paling terbanyak
digunakan adalah kontrasepsi hormonal suntik yaitu sebesar 10454,
kontrasepsi hormonal

pil sebesar 2211 sedangkan kontrasepsi hormonal


implant sebesar 1637.
Efek samping yang dialami bagi pengguna kontrasepsi hormonal baik
dalam jenis suntik, pil dan implant berupa nausea, keputihan, cepat lelah,
depresi, libido berkurang, gangguan haid dengan keluhan amenorrhea,
spotting, menorargia selain itu tekanan darah lebih tinggi 140/80 mmHg
dalam keadaan istirahat (Irianto, 2015). Akseptor kontrasepsi hormonal dalam
kurun waktu sering mengeluhkan masalah kesehatan. Salah satu masalah
kesehatan yang sering dialami oleh akseptor kontrasepsi hormonal adalah

3

peningkatan berat badan, pusing, mual spotting, menorargia dan tekanan
darah tinggi atau hipertensi (Irianto, 2015).
Penggunaan kontrasepsi hormonal tentunya memiliki beberapa
manfaat selain keluhan dan efek samping yang muncul. Manfaat kontrasepsi
hormonal yaitu menekan ovulasi, tidak mempengaruhi ASI selain itu juga
praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan mencapai 99% (Irianto,
2015). Efek samping dari progesteron yang berlebihan pada sistem
kardiovaskuler dapat menyebabkan perubahan tekanan darah (Varney, 2007).

Ada beberapa faktor yang mempergaruhi tekanan darah antara lain: usia,
stress, obesitas, serum lipid, faktor hormon, dan salah satunya wanita
pengguna jenis kontrasepsi hormonal. Namun selain manfaat juga ada dampak
panjang akan yang timbul dari pengguna kontrasepsi hormonal tersebut yaitu
terjadinya hipertensi. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian bahwa 52
responden dari 88 responden yang menggunakan kontrasepsi suntik
mengalami hipertensi (Yeni, 2009).
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Studi
observasi yang melibatkan lebih dari 1 juta subjek kematian disebabkan
karena penyakit jantung dan stroke, secara linear dilihat dari hasil tekanan
darah sistolik 115 mmHg dan tekanan darah diastolik 75 mmHg (Gold dan
Louis, 2013).
Hipertensi dikenal dengan the silent killer karena umumnya tanpa ada
manifestasi bagi penderita, apabila kondisi ini dibiarkan maka dapat
menganggu fungsi organ-organ lain terutama seperti organ-organ vital yaitu

4

jantung dan ginjal. Kerusakan pada organ jantung dapat mengakibatkan
penyakit stroke dan gangguan pada ginjal (Herawati dan Wahyuni, 2016).

Puskesmas Grogol merupakan puskesmas yang terletak di Kabupaten
Sukoharjo, yang merupakan akseptor kontrasepsi hormonal sebanyak 308
orang. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti terdapat 15 orang yang
mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti sangat tertarik untuk
mengetahui “Apakah Ada Hubungan Pengguna Alat Kontrasepsi Hormonal
Terhadap Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dapat dirumuskan permasalah penelitian ini adalah
adakah Hubungan Antara Kontrasepsi Hormonal Terhadap Kejadian
Hipertensi?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Hubungan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengambarkan Hubungan Kontrasepsi Hormonal Terhadap
Hipertensi


5

b. Untuk Menganalisis Bagaimana Hubungan Kontrasepsi Hormonal
Terhadap Hipertensi

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Skripsi ini sebagai acuan untuk dapat digunakan sebagai data dasar
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Ibu
Dapat memberikan informasi bagi ibu tentang manfaat serta
dampak yang akan muncul dari kontrasepsi hormonal.
3. Bagi Institusi Pelayanan
Dapat memberikan konstribusi untuk mengevaluasi program
keluarga berencana melalui upaya peningkatan pengetahuan ibu terhadap
dampak yang muncul nantinya.
4. Bagi Peneliti yang Lain
Sebagai tambahan referensi untuk penelitian lebih lanjut dalam
mengembangkan ilmu keperawatan.


6

E. Keaslian Penelitian
Keaslian Penelitian antara lain:
1. Putri (2013) Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Oral Dengan
Kejadian Stroke Iskemik Dipoli Saraf RSUD Dr. Moewardi. Menggunakan
desain Case Control dengan responden Stroke Iskemik. Hasil penelitian
Bahwa 40 sampel stroke iskemik dan 29 menggunakan kontrasepsi oral
atau 65,9 % diperoleh nilai P=0,002. Perbedaan pada penelitian ini judul
Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Terhadap Hipertensi
menggunakan desain Cross Sectional dengan 75 responden penggunaan
kontrasepsi hormonal. Hasil penelitian ini termasuk dalam kategori prehipertensi.
2. Siti Isfandari (2015) Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Dan Distress
Emosional Sebagai Kontributor Hipertensi Perempuan Indonesia: Tinjauan
Perspektif Jender. Menggunakan desain Self Report Questionnaire (SRQ20) untuk mengukur penggolongan distress emosional dan menggunakan
analisis life cycle dengan responden perempuan dan laki-laki yang
menggunakan KB dan mengalami distress emosional. Hasil penelitian
kejadian hipertensi perempuan di Indonesia dapat dipegaruhi oleh
determinan sosial kebijakan program kesehatan dan KB dan keterbatasan

akses sumberdaya yang menimbulkan distress emosional. Perbedaan pada
penelitian ini judul Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal
Terhadap Hipertensi menggunakan desain Cross Sectional dengan 75
responden penggunaan kontrasepsi hormonal. Hasil penelitian ini termasuk
dalam kategori pre-hipertensi.

Dokumen yang terkait

DisusunHUBUNG Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal terhadap Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol.

0 3 13

HU Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal terhadap Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol.

2 5 17

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal terhadap Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Grogol.

0 2 4

PENDAHULUAN Hubungan Antara Dukungan Suami terhadap Istri dalam Keputusan Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 2 7

HUBUNGAN PENGGUNAAN DAN LAMA PENGGUNAAN JENIS KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN Hubungan Penggunaan dan Lama Penggunaan Jenis Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Keputihan Pada Akseptor Keluarga Berencana Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasu

2 4 18

PENDAHULUAN Hubungan Penggunaan dan Lama Penggunaan Jenis Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Keputihan Pada Akseptor Keluarga Berencana Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo.

0 5 8

PERBEDAAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS Perbedaan Peningkatan Tekanan Darah pada Penggunaan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 0 17

PENDAHULUAN Perbedaan Peningkatan Tekanan Darah pada Penggunaan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 1 6

PERBEDAAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS Perbedaan Peningkatan Tekanan Darah pada Penggunaan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

0 0 5