PENDAHULUAN Pengelolaan Laboratorium Ipa Di Sma Muhammadiyah 1 Sragen.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Karena
itu, kegiatan pembelajaran harus direncanakan dalam bentuk program
pengajaran. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam program pengajaran yang dibuat sebaiknya
melibatkan semua komponen pengajaran seperti guru, bahan pelajaran, dan
siswa. Guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran
sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang harus lebih banyak
aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang merencanakan kegiatan
belajar dan melaksanakan belajar. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator. Jadi, aktivitas siswa diharapkan seoptimal mungkin ada dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menunjang tujuan pembelajaran (Djamarah,
2010: 35).
Belajar merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu
atau karena proses yang terjadi secara internal di dalam diri seseorang. Proses
pembelajaran akan berlangsung lebih optimal apabila terdapat suatu tempat
yang dapat menunjang, yaitu sekolah. Sekolah merupakan sarana utama dalam
pendidikan untuk dapat mengembangkan segenap potensi, daya kreasi dan
1
2
aktualisasi diri. Sekolah yang dapat berfungsi dengan baik diperlukan sarana
dan prasarana yang menunjang, diantaranya adalah laboratorium sains.
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 42 ayat (2) yaitu setiap satuan pendidikan wajib memiliki
saran dan prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang unit kerja, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
olah raga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat rekreasi dan tempat/ruang
lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan. Dan menurut Pasal 43 ayat (1) yaitu standar keragaman
jenis peralatan laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), laboratorium
bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan
pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang
harus tersedia, dan ayat (2) menyebutkan standar jumlah peralatan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah
peralatan perpeserta didik. Dari PP tersebut untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa
jika tidak ditunjang oleh manajemen yang baik.
Laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah
dihadirkan diruang kelas dan sebagai tempat pembelajaran dalam upaya
meniru ahli IPA mengungkap rahasia alam. Oleh karena itu kepala sekolah,
3
pengelola laboratorium, guru IPA dan semua unsur yang terkait harus mampu
mengelola dan memanfaatkan laboratorium IPA secara efektif dan efisien,
sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA.
Yurnani
(2010:95)
menyatakan
bahwa
kegiatan
laboratorium
merupakan kegiatan yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar IPA. Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua
unsur yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium IPA harus memiliki
kompetensi, yaitu kemampuansikap dan keterampilan, yang harus dimiliki dan
mampu diterapkan oleh pengelola laboratorium IPA sebagai tenaga
kependidikan
dalam
pelaksanaan
tugas
pengelolaan
laboratorium.
Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium IPA sebagai fasilitas sekolah harus
memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas, karena kedua faktor tersebut
dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses pendidikan (Mahiruddin,
2008:3).
Pengelolaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen
sudah
dirancang
dengan
baik.
Berdasarkan
observasi
awal,
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen telah memiliki tiga laboratorium IPA( fisika, kimia
dan biologi). Laboratorium IPA sudah digunakan sebagai kegiatan
pembelajaran maupun praktikum, secara umum alat dan bahan yang dimiliki
laboratorium tersebut sudah lengkap dan memadai. Kurikulum 2013 sudah
diterapkan, dengan bukti tiap-tiap guru telah melakukan pembelajaran dengan
menggunakan program 5M khususnya pada pelajaran IPA yang selalu
mengamati, melakukan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan.
4
Apabila pengelolaan laboratorium IPA kurang optimal menimbulkan
berbagai permasalahan yang menghambat siswa dalam melakukan praktikum,
permasalahan tersebut antara lain: 1) penataan layout ruang laboratorium
yang belum sesuai, 2) alat dan bahan praktikum yang belum lengkap dan
belum diinventarisasi, menimbulkan ketidakdisiplinan dalam menggunakan
alat dan bahan, 3) pengelola laboratorium yang belum bekerja optimal dalam
mewujudkan penggunaan laboratorium, 4) masih kurangnya pemeliharan alat
dan bahan serta prosedur keselamatan kerja di laboratorium.
Hal inilah
menyebabkan kegiatan praktikum di laboratorium menjadi terhambat dan
proses pembelajaran di laboratorium menjadi kurang efektif dan efisien. Dari
uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi pada latar belakang
diatas maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengelolaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen?
Fokus penelitian ini dirinci menjadi 3 sub fokus yaitu:
1. Bagaimana pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen ?
2. Bagaimana penggunaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1
Sragen ?
3. Bagaimana pemeliharaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA
muhammadiyah 1 Sragen ?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen.
2. Mendeskripsikan
penggunaan
laboratorium
IPA
di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen.
3. Mendeskripsikan pemeliharaan alat dan bahan laboratorium IPA di
SMA Muhammadiyah 1 Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian pengelolaan laboratorium IPA di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen dapat diharapkan bermanfaat baik secara teoritis
dan praktis.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
a) Guru
mata
pelajaran
IPA
(fisika,
kimia,
biologi)
di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen khususnya dan guru mata pelajaran IPA pada
umumnya
dapat
meningkatkan
profesionalisme
dalam
bidang
pengelolaan pembelajaran.
b) Laboratorium IPA merupakan sarana dan prasarana yang sangat
dibutuhkan
dalam
pembelajaran
IPA
demonstrasi maupun untuk penelitian ilmiah.
baik
secara
praktikum,
6
c) Perpustakaan
sebagai
buku
referensi
yang
dapat
menambah
pengetahuan cara pengelolaan laboratorium IPA sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
a) SMA Muhammadiyah 1 Sragen sebagai acuan perbaikan pengelolaan
laboratorium IPA yang akan datang.
b) Guru IPA (fisika, kimia, biologi), kepala laboratorium dan laboran
untuk mengelola pengadaan dan pemeliharaan alat dan bahan serta
kegiatan pelaksanaan dan inventarisasi untuk bahan pelaporannya.
c) Dinas pendidikan sebagai masukan dalam upaya penyediaan sarana dan
prasarana
pembelajaran
pembelajaran.
di
laboratorium
dalam
peningkatan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Karena
itu, kegiatan pembelajaran harus direncanakan dalam bentuk program
pengajaran. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam program pengajaran yang dibuat sebaiknya
melibatkan semua komponen pengajaran seperti guru, bahan pelajaran, dan
siswa. Guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran
sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang harus lebih banyak
aktif, sebab siswa sebagai subjek didik adalah yang merencanakan kegiatan
belajar dan melaksanakan belajar. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator. Jadi, aktivitas siswa diharapkan seoptimal mungkin ada dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menunjang tujuan pembelajaran (Djamarah,
2010: 35).
Belajar merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu
atau karena proses yang terjadi secara internal di dalam diri seseorang. Proses
pembelajaran akan berlangsung lebih optimal apabila terdapat suatu tempat
yang dapat menunjang, yaitu sekolah. Sekolah merupakan sarana utama dalam
pendidikan untuk dapat mengembangkan segenap potensi, daya kreasi dan
1
2
aktualisasi diri. Sekolah yang dapat berfungsi dengan baik diperlukan sarana
dan prasarana yang menunjang, diantaranya adalah laboratorium sains.
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 42 ayat (2) yaitu setiap satuan pendidikan wajib memiliki
saran dan prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang unit kerja, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
olah raga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat rekreasi dan tempat/ruang
lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan. Dan menurut Pasal 43 ayat (1) yaitu standar keragaman
jenis peralatan laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), laboratorium
bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan
pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang
harus tersedia, dan ayat (2) menyebutkan standar jumlah peralatan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dinyatakan dalam rasio minimal jumlah
peralatan perpeserta didik. Dari PP tersebut untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa
jika tidak ditunjang oleh manajemen yang baik.
Laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah
dihadirkan diruang kelas dan sebagai tempat pembelajaran dalam upaya
meniru ahli IPA mengungkap rahasia alam. Oleh karena itu kepala sekolah,
3
pengelola laboratorium, guru IPA dan semua unsur yang terkait harus mampu
mengelola dan memanfaatkan laboratorium IPA secara efektif dan efisien,
sehingga dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA.
Yurnani
(2010:95)
menyatakan
bahwa
kegiatan
laboratorium
merupakan kegiatan yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar IPA. Sehubungan dengan hal tersebut, maka semua
unsur yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium IPA harus memiliki
kompetensi, yaitu kemampuansikap dan keterampilan, yang harus dimiliki dan
mampu diterapkan oleh pengelola laboratorium IPA sebagai tenaga
kependidikan
dalam
pelaksanaan
tugas
pengelolaan
laboratorium.
Pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium IPA sebagai fasilitas sekolah harus
memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas, karena kedua faktor tersebut
dapat berpengaruh secara langsung terhadap proses pendidikan (Mahiruddin,
2008:3).
Pengelolaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen
sudah
dirancang
dengan
baik.
Berdasarkan
observasi
awal,
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen telah memiliki tiga laboratorium IPA( fisika, kimia
dan biologi). Laboratorium IPA sudah digunakan sebagai kegiatan
pembelajaran maupun praktikum, secara umum alat dan bahan yang dimiliki
laboratorium tersebut sudah lengkap dan memadai. Kurikulum 2013 sudah
diterapkan, dengan bukti tiap-tiap guru telah melakukan pembelajaran dengan
menggunakan program 5M khususnya pada pelajaran IPA yang selalu
mengamati, melakukan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan.
4
Apabila pengelolaan laboratorium IPA kurang optimal menimbulkan
berbagai permasalahan yang menghambat siswa dalam melakukan praktikum,
permasalahan tersebut antara lain: 1) penataan layout ruang laboratorium
yang belum sesuai, 2) alat dan bahan praktikum yang belum lengkap dan
belum diinventarisasi, menimbulkan ketidakdisiplinan dalam menggunakan
alat dan bahan, 3) pengelola laboratorium yang belum bekerja optimal dalam
mewujudkan penggunaan laboratorium, 4) masih kurangnya pemeliharan alat
dan bahan serta prosedur keselamatan kerja di laboratorium.
Hal inilah
menyebabkan kegiatan praktikum di laboratorium menjadi terhambat dan
proses pembelajaran di laboratorium menjadi kurang efektif dan efisien. Dari
uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi pada latar belakang
diatas maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengelolaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1 Sragen?
Fokus penelitian ini dirinci menjadi 3 sub fokus yaitu:
1. Bagaimana pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen ?
2. Bagaimana penggunaan laboratorium IPA di SMA Muhammadiyah 1
Sragen ?
3. Bagaimana pemeliharaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA
muhammadiyah 1 Sragen ?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen.
2. Mendeskripsikan
penggunaan
laboratorium
IPA
di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen.
3. Mendeskripsikan pemeliharaan alat dan bahan laboratorium IPA di
SMA Muhammadiyah 1 Sragen.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian pengelolaan laboratorium IPA di SMA
Muhammadiyah 1 Sragen dapat diharapkan bermanfaat baik secara teoritis
dan praktis.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
a) Guru
mata
pelajaran
IPA
(fisika,
kimia,
biologi)
di
SMA
Muhammadiyah 1 Sragen khususnya dan guru mata pelajaran IPA pada
umumnya
dapat
meningkatkan
profesionalisme
dalam
bidang
pengelolaan pembelajaran.
b) Laboratorium IPA merupakan sarana dan prasarana yang sangat
dibutuhkan
dalam
pembelajaran
IPA
demonstrasi maupun untuk penelitian ilmiah.
baik
secara
praktikum,
6
c) Perpustakaan
sebagai
buku
referensi
yang
dapat
menambah
pengetahuan cara pengelolaan laboratorium IPA sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
a) SMA Muhammadiyah 1 Sragen sebagai acuan perbaikan pengelolaan
laboratorium IPA yang akan datang.
b) Guru IPA (fisika, kimia, biologi), kepala laboratorium dan laboran
untuk mengelola pengadaan dan pemeliharaan alat dan bahan serta
kegiatan pelaksanaan dan inventarisasi untuk bahan pelaporannya.
c) Dinas pendidikan sebagai masukan dalam upaya penyediaan sarana dan
prasarana
pembelajaran
pembelajaran.
di
laboratorium
dalam
peningkatan