DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PEMANASAN GLOBAL 001

MAKALAH EKONOMI SUMBER DAYA ALAM
DAN LINGKUNGAN

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PEMANASAN GLOBAL
(GLOBAL WARMING) TERHADAP KESEHATAN

Disusun oleh :

Astri Mei Senja, S.KM
Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan
Universitas Tanjungpura
2014

BAB I
PEMBAHASAN
A.

Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati

tertinggi di dunia. Hutan dan laut di negara ini, termasuk ekosistem terkaya di dunia,

memberikan lapangan kerja dan pendapatan kepada jutaan penduduk Indonesia. Akan
tetapi, lingkungan hidup negara ini mengalami tekanan hebat akibat kegiatan-kegiatan
manusia. Eksploitasi sumber daya alam merupakan bagian yang penting dari
perekonomian negara akibatnya berbagai sektor yang berhubungan dengan pengelolaan
sumber daya alam seperti sektor kehutanan berada dalam keadaan yang memprihatinkan
karena sumber dayanya terus menipis. Negara ini juga menghadapi berbagai tantangan
lingkungan hidup lainnya seperti polusi udara atau sulitnya akses terhadap sumber daya
air. Karena berperan penting bagi pembangunan jangka panjang Indonesia, penanganan
masalah lingkungan hidup menjadi semakin mendesak dalam kaitannya dengan isu
perubahan iklim. Indonesia merupakan penghasil emisi gas rumah kaca yang besar
sekaligus negara yang secara khusus, rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti
misalnya, kenaikan muka air laut atau gangguan terhadap sektor pertanian dan ketahanan
pangan.
Adapun dampak perubahan iklim terhadap manusia sendiri bermacam-macam,
antara lain ; terjadinya badai dan banjir, gelombang panas (umumnya terjadi di
perkotaan), biologi vector, polusi udara, terbatasnya persediaan pangan, dan kerentanan
social1. Dampak dari kejadian-kejadian tersebut pada akhirnya semua terhubung dengan
kesehatan manusia.
Perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung, kesehatan manusia dipengaruhi oleh perubahan

pola cuaca seperti temperatur, curah hujan, kenaikan muka air laut, dan peningkatan
frekuensi cuaca ekstrim. Perubahan pola cuaca mempengaruhi pertumbuhan bakteri dan
virus serta kekebalan manusia, hingga berdampak pada gangguan kesehatan manusia. Di
samping itu, perubahan iklim juga mempengaruhi kesehatan manusia secara tidak
1

http://green.kompasiana.com/iklim/2013/09/11/dampak-perubahan-iklim-terhadap-kesehatan-590656.html

langsung. Mekanisme yang terjadi adalah perubahan iklim mempengaruhi faktor
lingkungan seperti perubahan kualitas lingkungan (kualitas air, udara dan tanah),
penipisan lapisan ozon, penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya air, kehilangan
fungsi ekosistem dan degradasi lahan yang pada akhirnya faktor – faktor tersebut akan
mempengaruhi kesehatan manusia.
Eratnya hubungan iklim dan perubahannya terhadap kesehatan, membuat saya
tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai “Dampak Perubahan Iklim Pemanasan
Global (Global Warming) Terhadap Kesehatan”.

B.

Rumusan Masalah

Perubahan iklim yang terjadi di indonesia secara tidak langsung berdampak pada

kesehatan manusia. Berbagai macam penyakit timbul akibat pergantian iklim yang
semakin tidak menentu dikarenakan terjadinya global warming yang kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia
melalui efek rumah kaca. Faktor-faktor yang ikut berubah ketika perubahan iklim terjadi
pun pada akhirnya mengarah pada kesehatan manusia. Terjadinya out break penyakit atau
timbulnya penyakit menular yang sudah lama menghilang, merupakan kejadian nyata
yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dengan mengetahui penyebab dari timbulnya
penyakit-penyakit tersebut maka paling tidak dapat dilakukan tindakan pencegahan
(preventif), agar wabah penyakit dikarenakan iklim ini nantinya dapat diminimalisir.
Tulisan berikut mencoba mengurai fenomena Dampak Perubahan iklim dan implikasinya
pada kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Iklim
Pengertian iklim menurut WHO didefinisikan sebagai sintesis dari kondisi cuaca
pada suatu daerah, yang dicirikan oleh statistik jangka panjang daerah tersebut (rerata,
varians, peluang nilai ektrems, dan sebagainya). Sedangkan pengertian umum

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi
di bumi atau planet lain. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh
letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap
suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu
dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal
kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola
perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU40°LU

dan

23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU

dan

40°LS-66,5°LS),

dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS).2 Ilmuwan menggunakan pola iklim
berdasarkan beberapa pola iklim (dikenal sebagai mode variabilitas) dalam usaha mereka
mengkarakterisasi dan memahami berbagai mekanisme iklim yang memuncak dalam

cuaca sehari-hari. Pola iklim umumnya dirancang secara sederhana sebagai dua objek
yang saling melengkapi dalam kurun waktu tersebut, yang berosilasi seperti fenomena El
Nino yang lalu diikuti La Nina, lalu kembali ke El Nino3.
Wilayah Indonesia terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan
memiliki suhu udara ynag berbeda-beda sehingga membentuk iklim vertical dari dataran
rendah ke dataran tinggi. Dan pegunungan memiliki suhu udara yang berbeda-beda
sehingga membentuk iklim vertical dari dataran rendah hingga ke pegunungan, yaitu
iklim panas, sedang, sejuk dan dingin. Letak astronomis Indonesia berada antara 6LU-11
LS dan 95 BT-141BT yang merupakan luntang rendah dan menyebabkan Indonesua
beriklim tropis. Sedangkan letak geografi Indonesia yang berada di antara benua Asia dan
Australia menjadi tempat perlintasan arah angin setiap 6 bulan sekali, sehingga Indonesia
2
3

http://id.wikipedia.org/wiki/Iklim
http://id.wikipedia.org/wiki/Klimatologi

mengalami pergantian musim yaitu musim hujan dan kemarau. Karena itu Indonesia
dipengaruhi iklim Musim4.
2. Global Warming (Pemanasan Global)

Pemanasan global atau global warming, adalah suatu proses meningkatnya suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Menurut kajian Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata
global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun
juga terhadap kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di
Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait
dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota,
pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan ekosistem di kawasan
pesisir memicu munculnya patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang
ditimbulkan parasit juga meningkat terutama di wilayah yang sering mengalami
kekeringan dan banjir
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan
yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca
yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan
global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan.
Perdebatan masih berlangsung serius terkait pemanasan global ini. Perdebatan
khususnya terkait dengan usaha mencapai kesepakatan global mengenai tindakan dan

langkah-langkah untuk mengatasi pemanasan global. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus
dilakukan untuk mengurangi atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi
yang ada. Walaupun sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan

4

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195502101980021DADANG_SUNGKAWA/IKLIM_INDONESIA.pdf

emisi gas-gas rumah kaca, namun beberpa negara penting penyumbang emisi terbesar,
seperti Amerika Serikat, belum bersepakat untuk menanda tanganinya.
Secara umum, penyebab pemanasan global terbagi menjadi tiga, yaitu efek rumah
kaca, efek umpan balik, dan variasi matahari. Sebagaimana diketahui, segala sumber
energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut
berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba
permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah

gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan
tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Berdasarkan logika ini,
maka pemanasan Global (Global Warming), terjadi disebabkan meningkatnya suhu ratarata permukaan bumi, yang antara lain disebabkan karena :


Bumi menyerap lebih banyak energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke
atmosfer (ruang angkasa). Keadaan ini menyebabkan terjadinya peningkatan
emisi gas, serta menimbulkan peningkatan panas bumi dan pencairan kutub es



Pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi
fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya)



Penghasil terbesar emisi zat karbon adalah adalah negeri-negeri industri, hal ini

dikarenakan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang
10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan;
Pemanasan global merupakan peningkatan secara gradual dari suhu permukaan

bumi yang sebagian disebabkan oleh emisi dari zat-zat pencemar seperti karbondioksida
(CO2), metan (CH4) dan oksida nitrat (N2O), serta bertanggungjawab terhadap

perubahan dalam pola cuaca global. Karbondioksida dan zat pencemar lanilla berkumpul
di atmosfer membentuk lapisan yang tebal menghalangi panas matahari dan
menyebabkan pemanasan planet dengan efek gas rumah kaca. Jika emisi gas rumah kaca
terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi karbondioksioda di atmosfer dapat
meningkat hingga tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum
era industri. Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun
sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah
Bumi, manusia akan menghadapi masalah ini dengan risiko populasi yang sangat besar5.
3. Dampak Pada Kesehatan
Bahaya perubahan iklim di Indonesia bagi masa depan kesehatan yang ditandai
dengan:
(1) peningkatan curah hujan yang cukup signifikan pada bulan-bulan tertentu dengan
peningkatan variabilitas di daerah tertentu,

(2) penurunan curah hujan di bulan-bulan kering, sementara pada bulan bulan musim
basah curah hujan meningkat,
(3) kenaikan temperatur permukaan rata-rata.
Bahaya perubahan iklim mempengaruhi kesehatan melalui jalur kontaminasi
mikroba dan transmisi dinamis. dampak kesehatan yang dapat terjadi dari proses tersebut
diantaranya efek peningkatan temperatur terhadap kesakitan dan kematian, bencana
akibat cuaca ekstrim, peningkatan pencemaran udara, penyakit bawaan air dan makanan,
dan penyakit bawaan vektor dan hewan pengerat.

Sedangkan untuk penyakit yang timbul akibat perubahan iklim akibat pemanasan
global kepada kesehatan adalah :
a. Diare & Malnutrisi
Perubahan iklim menyebabkan peningkatan permukaan air laut karena
melelehnya es di kutub, merusak ekosistem hutan bakau, menyebabkan intrusi
air laut ke daratan sehingga air tawar semakin sulit didapat, serta mempersempit
daratan yang digunakan untuk sektor pertanian. Peningkatan permukaan air laut
5

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/dampak-pemanasan-global-terhadap-kesehatan.html


juga menyebabkan terjadinya banjir yang merusak tanaman pangan. Adanya
kemarau yang berkepanjangan menyebabkan kekeringan, dan faktor-faktor
tersebut sangat mendukung terjadinya gagal panen, sehingga ketersediaan
pangan menurun dan dalam tataran rumah tangga asupan gizi juga menurun.
Asupan gizi yang rendah dan kesulitan mendapatkan sarana air bersih dan
sanitasi memicu penyakit infeksi yang memperburuk terjadinya gizi buruk. Dari
sektor kelautan, peningkatan suhu air laut dan adanya badai laut menurunkan
produksi ikan yang mempengaruhi ketersediaan ikan sebagai bahan pangan,
mempengaruhi asupan gizi dalam rumah tangga dan memperburuk terjadinya
gizi buruk .
Terjadinya Malnutrisi mengakibatkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun dan
diare mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, Kekeringan mengakibatkan
penurunan status gizi masyarakat karena panen yang terganggu, Banjir
menyebabkan meluasnya penyakit diare serta Leptospirosis (penyakit yang
dibawa oleh Hewan pengerat).
b. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistem bumi, menghasilkan gas-gas
rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global. Sedangkan asap hitamnya
menganggu secara langsung kehidupan manusia, Asap yang mengandung debu
halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan pernapasan dan
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit
paru obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin
yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulan
pada wanita.
c.Demam Berdarah (DBD) & Malaria
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit
melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor
(vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah
karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak.

Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit
(eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap
obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Penyakit DBD sendiri
terkait dengan musim hujan yang tidak menentu. Dampak lain yang terasa
adalah nyamuk-nyamuk semakin berkembang biak erutama di Afrika dan Asia.
Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk, yaitu malaria dan demam berdarah
dengue, sangat sensitif terhadap perubahan iklim. Di Indonesia kita sudah
merasakannya langsung, yakni tingginya angka korban yang menderita demam
berdarah.
Pemanasan global mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan
nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa akan dipersingkat,
sehingga jumlah populasi akan cepat sekali naik. Tentang keterkaitan
pemanasan global dengan peningkatan vektor demam berdarah ini dapat
dijelaskan sebagai berikut : Udara panas dan lembab itu paling cocok buat
nyamuk malaria (Anopheles), dan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti).
Dulu, jenis kedua nyamuk penebar maut ini lebih sering muncul di musim
pancaroba, transisi antara musim hujan dan kemarau. Kini rentang waktu
serangan kedua serangga itu hampir di sepanjang tahun. Udara panas dan
lembab berlangsung sepanjang tahun, ditambah dengan sanitasi buruk yang
selalu menyediakan genangan air bening untuk mereka bertelur. Maka, kini
virus malaria yang dibawa Anopheles dan virus dengue yang dibawa nyamuk
Aedes aegypti dapat menyerang sewaktu-waktu secara ganas. Akibat pemanasan
global, siklus inkubasi ekstrinsik virus penyebab Demam Berdarah Dengue
(DBD) di tubuh nyamuk Aedes aegyti dan siklus inkubasi ekstrinsik virus
penyebab Malaria di tubuh nyamuk Anopheles menjadi lebih pendek dan Masa
inkubasi kuman lebih singkat. Populasi mereka lebih mudah meledak.
Akibatnya, kasus demam berdarah lebih mudah meningkat dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Angka kematian terbanyak saat ini terjadi pada kelompok
anak-anak. Data dari World Health Organization (WHO) pada 2010 mencatat,
insiden demam dengue meningkat selama 50 tahun terakhir. Insiden ini terjadi
baik di daerah tropik maupun sub tropik wilayah urban, menyerang lebih dari

100 juta penduduk tiap tahun. Kemudian, sekitar 30 ribu kematian terjadi
pada anak-anak 6.
d. Penyakit Degeneratif
Pemanasan global membuat suhu udara bertambah panas, sehingga dapat
menyebabkan penambahan polusi. Kenaikan tingkat polusi ini yang berefek
buruk pada jantung. Selain itu, penelitian juga membuktikan suhu yang lebih
tinggi dan kerusakan ozon dapat membuat kesehatan jantung memburuk. Hal ini
dikaitkan suhu udara yang tinggi dengan penurunan denyut jantung. Denyut
jantung yang rendah dapat meningkatkan resiko serangan jantung. Para peneliti
juga mengatakan suhu yang lebih tinggi dapat membuat tubuh lebih sensitif
terhadap racun.
e.Penyakit Akibat Penipisan Lapisan Ozone
Dampak pemanasan global juga mempengaruhi penipisan ozone antara lain
meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak,
penurunan

daya

tahan

tubuh,

dan

pertumbuhan

mutasi

genetik

Para ahli memeperkirakan ada sekitar 35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul
akibat perubahan iklim, diantaranya ebola, flu burung, dll penyakit hewan yang dapat
menular kepada manusia. Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, menurut
adalah penyakit degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat
berkembang pada masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi kesehatan
lingkungan yang kurang memadai7

KESIMPULAN

6
7

http://analisadaily.com/news/read/kematian-akibat-dbd-karena-abaikan-tanda-bahaya/38647/2014/06/15
https://www.academia.edu/7144255/Pemanasan_global

Iklim merupakan hal/ kondisi yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
manusia. Adanya variasi baik cuaca dan iklim maupun paparannya terhadap manusia
akan secara langsung maupun idak langsung akan mempengaruhi kesehatan manusia.
Lebih lanjutnya, adalah sangat penting untuk melakukan hal-hal yang dapat
meningkatkan kesehatan manusia.
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan
bumi. Penyebab terbesar pemanasan global adalah efek gas-gas rumah kaca akibat
aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global sangat berdampak negatif
bagi alam semesta ini, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi, berpengaruhnya
hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan dan munculnya
berbagai penyakit.
Berbagai upaya yang dilakukan maupun dibicarakan saat ini tak ada satupun yang
mampu mencegah Global Warming di masa mendatang. Yang bisa dilakukan adalah
mengatasi berbagai efek yang muncul dan melakukan berbagai langkah untuk
menghindari semakin berubahnya iklim di masa yang akan datang. Setiap orang memiliki
peran dalam mengurangi pemanasan global. Dengan merubah kebiasaan kita membuat
jejak karbon di bumi ini, kita dapat berperan serta mengurangi pemanasan global dan
menyayangi bumi ini sehingga dapat memberikan tempat yang layak bagi anak cucu kita
di kemudian hari, dan yang utama adalah meminimalisir bahkan mencegah terjadinya
penyakit-penyakit akibat dampak dari perubahan iklim atau global warming di masa
depan.
Hal-hal penting dalam kesehatan yang memicu berbagai factor timbulnya penyakit
akibat adanya perubahan iklim antara lain adanya peningkatan cuaca menjadi keadaan
ekstrim

(panas/dingin)

akan

memberikan

respon

tertentu

terhadap

individu,

bertambahnya polusi baik polusi udara, air dan tanah akan menimbulkan banyak masalah
penyakit yang dapat muncul yang dipicu oleh polusi. Misalnya timbulnya penyakit pada
saluran pernafasan, sesak, alergi. Dan penggunaan air minum dari sumber yang sudah
tercemar maupun hujan asam akan dapat menimbulkan permasalahn seperti penyakit
infeksi maupundapat terkontaminasi logam berat dan sebagainya.

Solusi untuk kesehatan sendiri yang dapat ditawarkan untuk meminimalisir
terjadinya penyakit akibat dampak global warming adalah :
1.

solusi murah dan mudah yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah
dengan memasang jarring nyamuk, memfilter air, agar dapat
mengurangi berkembangnya nyamuk penyebab DBD dan Malaria.

2.

menjaga kebersihan diri, kebersihan lingkungan, makan makanan
bergizi, dan apabila perlu menambahkan suplemen agar dapat
memperkuat daya tahan tubuh. Makan dan masaklah dari bahan yang
masih segar. Menghindari makanan yang sudah diolah atau dikemas
akan menurunkan energi yang terbuang akibat proses dan transportasi
yang berulang-ulang. Makanan segar juga lebih sehat bagi tubuh kita

3.

melakukan reboisasi atau penanaman kembali tumbuhan pada daerah
yang kering Tanam pohon setiap ada kesempatan. Baik di lingkungan
ataupun dengan berpartisipasi dalam program penanaman pohon. Bisa
dengan

menyumbang

bibit,

dana,

dan

lain-lain.

Tergantung

kesempatan dan kemampuan Anda masing-masing.
4.

melakukan recycling/ daur ulang terhadap barang-barang yang dapat
dignakan lagi. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. Akan lebih
baik lagi jika Anda bisa menggunakannya berulang-ulang. Energi
untuk membuat satu kaleng alumunium setara dengan energi untuk
menyalakan TV selama 3 jam.

5.

Reuse, gunakan kembali barang bekas yang bisa dipakai berulangulang

6.

reduce, kurangi pemakaian barang-barang yang tidak terlalu penting

7.

Kurangi konsumsi daging, bervegetarian adalah yang terbaik!
Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya
yang dihabiskan setara dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana
kita bisa menyelamatkan bumi dari kekurangan pangan jika kita
bervegetarian. Peternakan juga penyumbang 18% “jejak karbon”
dunia, yang mana lebih besar dari sektor transportasi (mobil, motor,
pesawat, dll). Belum ditambah lagi dengan bahaya gas-gas rumah kaca

tambahan yang dihasilkan oleh aktiitas peternakan lainnya seperti
metana yang notabene 3 kali lebih berbahaya dari CO2 dan gas NO
yang 300 kali lebih berbahaya dari CO2. Dan yang pasti banyak
manfaat kesehatan dan spiritual dari bervegetarian. Anda akan menjadi
lebih sehat dan pengasih.
8.

Turunkan suhu AC Anda. Hindari penggunaan suhu maksimal.
Gunakan AC pada tingkatan sampai kita merasa cukup nyaman saja.
Dan cegah kebocoran dari ruangan ber-AC Anda. Jangan biarkan ada
celah yang terbuka jika Anda sedang menggunakan AC Anda karena
hal tersebut akan membuat AC bekerja lebih keras untuk
mendinginkan ruangan Anda. Pada akhirnya hal ini akan menghemat
tagihan

listrik Anda.Gunakan

timer

untuk

menghindari

lupa

mematikan AC. Gunakanlah timer sesuai dengan kebiasaan Anda.
Misalnya jam kantor Anda adalah pukul 8.00 sampai 17.00. Set timer
AC Anda sesuai dengan jam kantor tersebut. Dengan begitu tidak ada
lagi insiden lupa mematikan AC hingga keesokan harinya.
9.

Matikan

lampu

tidak

terpakai

dan

jangan

tinggalkan

air

menetes. Selain menghemat energi dan air bersih, ini akan menghemat
banyak tagihan Anda. Gunakan lampu hemat energi. Meskipun lebih
mahal, rata-rata mereka lebih kuat 8 kali dan lebih hemat hingga 80 %
dari lampu pijar biasa. Maksimalkan pencahayaan dari alam. Gunakan
warna terang di tembok, gunakan genteng kaca di plafon,
maksimalkan pencahayaan melalui jendela.
10.

Hindari posisi stand by pada elektronik Anda! Jika semua peralatan
rumah tangga kita matikan (bukan dalam posisi stan by) maka kita
akan mengurangi emisi CO2 yang luar biasa dari penghematan energi
listrik. Gunakan colokan lampu yang ada tombol on-off-nya. Atau
cabut kabel dari sumber listriknya.

11.

Jika pengisian ulang baterai Anda sudah penuh, segera cabut! Telepon
genggam, pencukur elektrik, sikat gigi elektrik, kamera, dan lain-lain.
Jika sudah penuh segera cabut.

12.

Potong makanan dalam ukuran yang lebih kecil. Ukuran potongan
yang lebih kecil akan menggunakan energi lebih sedikit untuk
memasaknya.

13.

Jika menggunakan deodorant atau produk-produk semprot lainnya,
jangan menggunakan aerosol.Pilihan spray dengan kemasan botol kaca
akan lebih baik. Aerosol juga penyumbang besar dalam pencemaran
udara kita.

14.

gunakan kendaraan umum untuk mengurangi polusi. Dan apabila
mempunyai kendaraan, terutama mobil. Maka panaskan secukupnya

15.

kurangi pemakaian Tissue dan kapas