Uji Normalitas Uji Homogenitas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Pada pengujian normalitas ini, data akan dikatakan berdistribusi normal apabila nilai probabilitasnya atau signifikansinya lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan normalitas tersebut, pada variabel motivasi berprestasi pada pria diperoleh nilai koefisien Kolmogorov- Smirnov Test sebesar 0,462 dan signifikansi sebesar 0,983 sedangkan motivasi berprestasi pada wanita diperoleh nilai koefisien Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 0,791 dan signifikasi sebesar 0,559 sehingga memiliki keduanya tergolong berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi p 0,05.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians populasi sama atau tidak. Signifikansi dilihat melalui nilai levene test sebesar 1,834 ; p = 0,186 p 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama atau homogen Priyanto, 2008. Analisis Data Uji t - independent menghasilkan nilai t hitung sebesar 3,678; p = 0,005 p0,05 artinya ada perbedaan yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi terhadap jenis kelamin. Adapun motivasi berprestasi pada karyawan pria lebih tinggi dengan nilai mean sebesar 76,375 daripada motivasi berprestasi yang dimiliki pada karyawan wanita dengan nilai mean sebesar 62,428 PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji t independent dihasilkan nilai t hitung sebesar 3,678; p = 0,005 p0,05 berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi terhadap jenis kelamin. Motivasi laki-laki lebih tinggi dari pada wanita, hal ini mungkin disebabkan oleh prestasi yang ditunjukkan pada laki-laki di PT Telkom Semarang lebih baik daripada prestasi kerja pada wanita seperti pemegang jabatan Manager HRD di pegang oleh laki - laki. Motivasi yang dimiliki karyawan, dalam hal ini motivasi berprestasi akan menentukan kinerja karyawan dalam perusahaan. Mc. Clelland Mangkunegara, 2000, mengatakan bahwa karyawan akan mampu mencapai kinerja maksimal jika memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Motivasi berprestasi yang dimiliki karyawan harus ditumbuhkan dari dalam diri individu yang bersangkutan dan didukung oleh lingkungan kerja. Hal tersebut dikarenakan pertama motivasi berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri individu akan membentuk kekuatan diri bagi individu. Selain itu, apabila situasi lingkungan kerja turut mendukung, maka pencapaian kinerja akan lebih mudah tercapai. Menurut penulis adanya perbedaan motivasi berprestasi antara pria dan wanita di penelitian ini dipengaruhi beberapa hal dimana karyawan pria cenderung lebih kreatif, enerjik, lebih gigih, lebih suka bertindak ketimbang berdiam diri, penuh inisiatif dan produktif dibandingkan wanita. Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mampu mengelola atau mengukur kemampuan secara masuk akal, cermat dan bertujuan untuk jangka panjang. Dirinya benar-benar terlibat dalam usahanya untuk belajar atau bekerja selalu tuntas. Adanya kesadaran bahwa prestasi yang tinggi tidak bisa diraih dalam waktu yang mudah dan singkat sehingga dibutuhkan ketekunan untuk meraihnya. http:tesatriwigunati-070.blogspot.com . Menurut McClelland dalam Suciati, 1994 kebutuhan untuk berprestasi n-Ach bersifat intrinsik dan relatif stabil. Motivasi di sini merupakan fungsi dari tiga hal yaitu 1 harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil 2 persepsi tentang nilai tugas yang dimaksud 3 kebutuhan untuk keberhasilan atau sukses. Orang yang memiliki n-Ach yang tinggi ingin menyelesaikan tugas dan meningkatkan penampilan mereka, dan berorientasi kepada tugas dan masalah – masalah yang memberikan tantangan dimana penampilan mereka dapat dinilai dan dibandingkan dengan suatu standarpatokan dengan orang lain. Orang dengan n-Ach tinggi selalu memilih bekerja untuk tugas – tugas yang penuh tantangan, mereka tidak menyenangi tugas – tugas yang mudah dan tidak memberikan tantangan. Dengan demikian terlihat bahwa di dalam melaksanakan tugas mereka tidak bersifat untung-untungan dan tujuan mereka realistis. Selain itu karyawan pria lebih menyukai tantangan dan memilih pekerjaan atau tugas yang risikonya realistis, dan didukung dengan kemampuan yang nyata sedangkan pada karyawan wanitanya yang lebih cenderung memiliki motivasi berprestasi yang rendah karena mereka lebih memilih pekerjaan yang lunak, risikonya kecil sehingga tak perlu banyak usaha http:tesatriwigunati-070.blogspot.com . Beberapa penelitian yang mendukung mengenai motivasi berprestasi diantaranya penelitian Mc. Clelland Gibson, Ivancevich, Donnely, 1993, didapatkan hubungan antara motivasi berprestasi dengan keinginan mencapai suatu tujuan. Apabila individu memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, maka akan mendorong individu untuk menetapkan tujuan, serta menggunakan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan dalam pencapaian tujuan. Adapun motivasi berprestasi pada penelitian ini ditunjukkan bahwa karyawan pria memiliki motivasi yang lebih tinggi dengan nilai mean sebesar 76,375 daripada motivasi berprestasi yang dimiliki pada karyawan wanita dengan nilai mean sebesar 62.4286. Dari hasil penelitian di atas, dapat terlihat bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Fajriati 2011 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan motivasi kerja dan disiplin kerja yang signifikan antara karyawan pria dan karyawan wanita dimana motivasi kerja karyawan pria lebih tinggi dibandingkan wanita sedangkan tingkat disiplin karyawan pria lebih rendah dibandingkan dengan karyawan wanita. Dengan demikian penelitian tidak mendukung dari Unram 2000 yang menemukan tidak adanya perbedaan motivasi berprestasi antara PNS laki-laki dengan perempuan yang ditunjukkan oleh uji F = 2,447 dan p 0,05 tidak terbukti. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh McClelland dkk dalam McClelland, 1987 wanita memiliki skor motivasi berprestasi yang lebih rendah daripada pria. Rendahnya motivasi berprestasi pada wanita ini disebabkan karena wanita terutama wanita karier memiliki penilaian dan dampak yang negatif dari pekerjaan yang mereka lakukan terutama pekerjaan yang mencerminkan maskulinitas. Selain itu menurut Santrock 1995, wanita menikah yang bekerja seringkali mengalami berbagai masalah seperti tuntutan adanya waktu dan tenaga tambahan, konflik peran pekerjaan dan peran keluarga, persaingan kompetitif antara suami dan istri dan jika keluarga itu sudah mempunyai anak, maka apakah perhatian terhadap kebutuhan anak sudah terpenuhi. Hal ini membuat wanita menikah yang bekerja takut akan kesuksesan karena akibat-akibat yang dihasilkan dari kesuksesan mereka yang akhirnya bisa berakibat buruk bagi pertumbuhan anak dan pernikahan mereka. Hal inilah yang mungkin menyebabkan motivasi berprestasi wanita tidak setinggi laki-laki. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan motivasi berprestasi ditinjau dari jenis kelamin bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan jenis kelamin. Adapun motivasi berprestasi pada karyawan pria lebih tinggi dengan nilai mean sebesar 76,375 daripada motivasi berprestasi yang dimiliki pada karyawan wanita dengan nilai mean sebesar 61,750 Adapun secara umum tingkat motivasi berprestasi karyawan khususnya bagian SDM di PT TELKOM Semarang ini tergolong sedang dengan Mean Empiris Me = 69,063; Mean Hipotetik Mh = 60 dan Standar Deviasi Hipotetik SDh = 14,4 Saran 1. Bagi Perusahaan a Karyawan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi diantaranya : menyenangi situasi yang menuntut tanggung jawab pribadi untuk pemecahan masalah, cenderung mengambil resiko yang moderat dibanding dengan resiko rendah atau tinggi, selalu mengharapkan umpan balik yang nyata berupa saran dan kritikan terhadap kinerja yang telah dilakukan. Untuk menumbuhkan motivasi berprestasi yang lebih tinggi maka perlu diciptakan suatu lingkungan yang kondusif sehingga seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan secara baik b Dalam memilih tugas-tugas pekerjaannya sebaiknya para karyawan wanita dapat mencari tugas dengan tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi dan realistik untuk dapat terselesaikan dengan baik. Apabila tugas yang diberikan atasan dapat terselesaikan dengan baik maka secara tidak langsung perusahaan juga akan memberikan kepercayaan lebih. c Perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap karyawan baik pria maupun wanita untuk dapat mengembangkan diri, sehingga tidak terdapat kesenjangan antar karyawan dan terbentuk rasa saling percaya seperti kesempatan promosi untuk kenaikan jabatan pada wanita di semua strata seperti : seleksi jabatan sebagai manager pada wanita d Pihak perusahaan hendaknya lebih meningkatkan keterlibatan karyawan, khususnya karyawan wanita dalam organisasi, dengan menciptakan sistem yang memungkinkan karyawan memberikan umpan balik seperti seringnya diadakannya Focus Group Discussion FGD . Dengan saran – saran di atas diharapkan karyawan PT Telkom khususnya pada karyawan wanita dapat lebih meningkatkan motivasi berprestasinya. Motivasi kerja yang meningkat diharapkan dapat meningkatkan pula prestasi kerja mereka.

2. Bagi Peneliti Lain