konsisten dengan penelitian Prayogi 2003 dan Indriani 2014. Hubungan umur perusahaan dengan luas pengungkapan dapat diasumsikan
bahwa semakin lama perusahaan menjadi perusahaan publik, maka diharapkan perusahaan semakin memahami kebutuhan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.Uumur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas pengungkapan
sukarela dengan alasan bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam dalam mempublikasikan
laporan keuangan dan akan lebih mengetahui kebutuhan akan informasi tentang perusahaan.
Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Simanjuntak dan Widiastuti 2004 dan Amalia, Dessy 2005 yang menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh
terhadap luas pengungkapan. Dengan demikian, semakin lama perusahaan menjadi
perusahaan publik,
maka kemungkinan
semakin luas
pengungkapan sukarela laporan tahunannya
.
3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela.
Hipotesis ketiga dari penelitian ini membuktikan bahwa tingkat likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan
sukarela. Hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis yang ketiga H
3
diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Subiyantoro 1998, Suripto 1999, dan Simanjuntak dan Widiastuti
2004 yang menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan antara tingkat likuiditas dan luas pengungkapan informasi sukarela. Kekuatan
perusahaan yang ditunjukkan rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan yang tinggi.
Wallace et al. 1994 menyatakan bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat akan mengungkapkan laporan keuangannya dengan lebih
luas daripada perusahaan yang secara keuangan lemah, namun perusahaan dengan rasio likuiditas yang rendah perlu memberikan penjelasan dengan
rinci kinerjanya yang lemah tersebut dibandingkan dengan perusahaan dengan rasio likuiditas yang tinggi. Namun penelitian ini bertentangan
dengan penelitian Benardi et al. 2009 membuktikan bahwa likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan.
4. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik KAP Terhadap Luas
Pengungkapan Sukarela.
Hasil pengujian hipotesis yang pertama menggunakan uji regresi linier berganda tidak mendukung hipotesis yang keempat H
4
yaitu ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan sukarela. Hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis yang keempat H
4
ditolak. Hasil tersebut mendukung penelitian Sutomo 2004 dan
Wicaksono 2010 yang secara umum menemukan bahwa ukuran KAP tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan informasi
dalam laporan tahunan. Alasan yang melandasi tidak diterimanya hipotesis keempat adalah baik perusahaan yang diaudit oleh pihak eksternal yang
memiliki reputasi layaknya KAP Big Four maupun pihak ekternal umum
yang tidak memiliki reputasi tinggi dan bukan bagian yang tergabung dalam KAP Big Four, dipandang tidak mempengaruhi luasnya
kelengkapan pengungkapan sukarela. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya perhatian dari pihak pengguna informasi keuangan mengenai
perbedaan hasil jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik sebagai pihak pemeriksa eksternal, selama Kantor Akuntan Publik tersebut masih
memperoleh ijin oleh Bapepam LK sebagai pemeriksa eksternal yang mengaudit perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia KAP. Namun
penelitian ini bertentangan dengan penelitian Benardi et al. 2009 membuktikan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap
luas pengungkapan.
5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Luas Pengungkapan