8
2.3. Landasan Teori
Mengenai referensi-referensi lainnya, khususnya yang berhubungan dengan pertanyaan maupun soal dan
penilaian mengenai tes kepribadian, tes jiwa belajar, tes jiwa sosial, tes jiwa budi pekerti, tes jiwa karir
didapat dari beberapa buku dan sumber, seperti tes
kepribadian Hariwijaya, 2007, Tes EQ Plus Awangga, 2008. Sedangkan untuk profil tokoh dunia yang memiliki
ciri dasar emosi didapat dari buku Tes EQ Plus Awangga, 2008, lalu untuk bagian ramalan shio
referensi didapat dari buku Zodiak, Shio dan Primbon Djaliteng, 2000.
Salah satu instrumen yang dapat digunakan pada kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengukur tingat
perkembangan peserta didik tingkat SMP adalah Inventori Tugas
Perkembangan ITP.
ITP mengukur
tingkat perkembangan dari 10 aspek perkembangan, yaitu landasan
hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung
jawab, peran
sosial sebagai
pria atau
wanita, penerimaan
diri dan
pengembangannya, kemandirian
perilaku ekonomi, wawasan dan persiapan karir, serta kematangan hubungan dengan teman sebaya Kartadinata,
2001.
2.3.1. Pengertian kecerdasan emosional
Sebelum mengartikan
kecerdasan emosional,
sebaiknya kita perlu mengetahui dulu apa itu arti
kecerdasan. Kecerdasan dalam arti umum merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami dan
menyadari terhadap apa yang dialaminya baik melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan. Dalam berpikir
9 biasanya seorang individu mengalami berbagai hal
terhadap apa yang dialaminya sehingga ia mampu untuk merangkai,
merumuskan, membandingkan,
dan menganalogikan Tridhonanto, 2009.
Sedangkan emosi adalah perasaan yang dialami individu sebagai reaksi terhadap rangsang yang berasal
dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. Emosi tersebut beragam, namun dapat dikelompokkan kedalam
kategori emosi seperti; marah, takut, sedih, gembira, kasih sayang dan takjub Littauer, 1996.
Jadi kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri, emosi orang
lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi pada diri sendiri dalam berhubungan dengan
orang lain Goleman, 1999.
2.3.2. Komponen pendukung kecerdasan emosional
Goleman dalam
risetnya mengenai
kecerdasan emosional menemukan lima kemampuan utama pendukung
kecerdasan emosi Goleman, 1999, yakni : 1.
Kemampuan mengenal emosi diri adalah kemampuan menyadari perasaan sendiri pada saat perasaan itu
muncul dari saat-kesaat sehingga mampu memahami dirinya, dan mengendalikan dirinya, dan mampu
membuat keputusan yang bijaksana sehingga tidak ‘diperbudak’ oleh emosinya.
2. Kemampuan
mengelola emosi
adalah kemampuan
menyelaraskan perasaan
emosi dengan
lingkungannnya sehingga dapat memelihara harmoni kehidupan individunya dengan lingkungannyaorang
lain.
10 3.
Kemampuan memotivasi
diri merupakan
kemampuan mendorong dan mengarahkan segala daya upaya dirinya
bagi pencapaian tujuan, keinginan dan cita-citanya. Peran memotivasi diri yang terdiri atas antusiasme
dan keyakinan pada diri seseorang akan sangat produktif dan efektif dalam segala aktifitasnya.
Individu yang demikian akan mampu menahan diri terhadap
kepuasan dan
mengendalikan berbagai
dorongan hati sehingga ia berhasil dalam berbagai bidang kehidupan.
4. Kemampuan mengenal emosi orang lain yaitu kemampuan
memahami emosi orang lain empaty serta mampu mengkomunikasikan pemahaman tersebut kepada orang
lain yang dimaksud. Orang yang empatik akan lebih mampu memahami sinyal-sinyal sosial yang tidak
kentara yang menunjukkan kebutuhan dan kemauan orang
lain sehingga
individu tersebut
mampu melayani dengan lebih memuaskan orang lain.
5. Kemampuan mengembangkan hubungan adalah kemampuan
mengelola emosi orang lain atau emosi diri yang timbul akibat rangsang dari luar dirinya. Kemampuan
ini akan membantu individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara memuaskan dan mampu
berfikir secara rasional IQ serta mampu keluar dari tekanan stress.
2.3.3. Faktor penentu kecerdasan emosional dalam diri seseorang