Kerangka Pemikiran PENDAHULUAN KONSUMEN DAN LABEL Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal Di Kota Yogyakarta.

11

E. Kerangka Pemikiran

Permasalahan halal dan haram sangat penting bagi seorang muslim, dan ini ditunjukkan langsung dengan pengaitan Allah Subhanahu wa Taala antara makanan yang baik dengan amal saleh dan Ibadah. Di dalam hadit shahih yang diriwayatkan Muslim dan yang lainnya, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah Taala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkan Nya kepada para rasul dalam firman Nya: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan QS al-mukminun 51. Kita tidak hanya disuruh untuk memakan makanan yang halal, tapi juga makanan yang baik. Halaalan Thoyyiban, Halal dan baik. Seperti yang terdapat dalam firman Allah, “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada- Nya.” An-Nahl:114 Artinya, selain tidak memakan dengan kriteria haram, kita juga harus makan makanan yang baik thoyib. Artinya tidak berbahaya bagi tubuh kita. Selain itu berusaha makanan tersebut harus bergizi dan baik bagi tubuh kita. Kita sebagai umat Islam, harus cerdas dalam memilih makanan sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Pencantuman label halal pada produk haram harus juga ditindak sebagai tindakan pidana. Kalau ditemukan produsennya, hukum seberat-beratnya karena mereka sudah menipu. Dalam agama Islam jelas disebutkan oleh Alquran: “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di 12 bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu”. QS 2:168 Diantara jenis makanan yang diharamkan oleh Islam karena berbahaya bagi kesehatan atau pada akhlak manusia. Ada jenis makanan yang dianjurkan agar ditinggalkan karena jenis makanan itu melemahkan badan dan jiwa. Demikian pula karakteristik makanan itu ada yang membahayakan sehingga dilarang agama, ada juga yang bermanfaat kemudian dianjurkan untuk diikutinya. Dalam norma makanan Islam berbeda dengan ilmu pengetahuan modern. 5 Islam tidak hanya sekedar menitikberatkan pada aspek materi semata, dan juga tidak sekedar menitikberatkan pada aspek pembinaan tubuh semata akan tetapi islam juga memperhatikan sesuatu yang berpengaruh terhadap akhlak, jiwa kepribadian dan perilakunya. 6 Islam menyuruh kita untuk menjauhi barang yang diharamkan karena makanan yang dimakan akan mendarah daging dalam tubuh. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab doa seseorang tidak di ijabah oleh Allah swt. Disamping halal, umat Islam dianjurkan untuk mencari makanan yang baik untuk tubuh guna menjaga kecerdasan mental dan fisik seseorang. Jika tubuh senantiasa sehat, insya Allah kita bisa lebih khusyu’ dalam beribadah kepada Allah swt. hal ini ditegaskan dalam firman Allah “Dikatakan kepada mereka “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.”” At Tur : 19. 7 5 Ahmad Syauqi Al Fanjari, 1996, “Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam”, hlm.44, Sinar Grafika Offset, Cet. 1, Jakarta. 6 Ibid. 7 percikaniman.org, 27-12-2008 13:14:07 13 Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, yang dimaksud dengan Pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau miniman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan dan minuman. Dalam PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan pangan juga diberikan definisi mengenai Pangan Halal yaitu “pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, bahan bantu dan bahan penolong lainnya termasuk bahan pangan yang diolah melalui proses rekayasa dan yang pengelolaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam”. Bagi konsumen muslim, label halal adalah satu hal yang sangat penting keberadaannya. Karena mengkonsumsi makanan yang halal adalah perintah agama yang sifatnya mutlak. Di Indonesia, label halal telah mendapatkan legitimasi yang sangat kuat dalam hukum, antara lain: a. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan Pasal 30 ayat 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa “setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam dan atau di kemasan pangan”. Pasal 30 ayat 2 huruf e Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan “label, sebagaimana dimaksud pada ayat 1, memuat 14 sekurang-kurangnya keterangan mengenai halal”. Lebih lanjut dalam penjelasan pasal 30 ayat 2 huruf e Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 dinyatakan keterangan halal untuk suatu produk sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Adapun keterangan halal dimaksudkan agar masyarakat terhindar dari mengkonsumsi pangan yang tidak halal atau haram. Dengan pencantuman halal pada label pangan, dianggap telah terjadi pernyataan dimaksud dan setiap orang yang membuat pernyataan tersebut bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan itu. b. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen UUPK Pasal 5 huruf a UUPK menyatakan “pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan barang dan atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan ‘halal’ yang dicantumkan dalam label”. c. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan PP Nomor 69 Tahun 1999 ini merupakan peraturan pelaksanaan Undang- undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, yang secara detil mengatur tentang halal. Buktinya Pasal 10 ayat 1 PP Nomor 69 Tahun 1999 menyatakan “setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label”. Pasal 11 ayat 1 PP Nomor 69 Tahun 1999 menyatakan “setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk 15 diperdagangkan wajib memeriksakan terlebih dahulu pangan tersebut pada lembaga pemeriksa yang telah diakreditasi sesuai dengan ketentuan aturan perundang-undangan yang berlaku”. Dalam penjelasan pasal 11 ayat 1 pp nomor 69 tahun 1999 dinyatakan pencantuman tulisan halal pada dasarnya bersifat sukarela, namun setiap orang yang memproduksi dan atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan menyatakannya sebagai produk yang halal, sesuai ketentuan ia wajib mencantumkan tulisan halal pada label produknya. Label halal pada suatu produk dapat menjadi suatu acuan bagi konsumen Muslim untuk memilih dan membeli produk. Jika hal ini saja tidak dapat dipercaya, dengan cara bagaimana lagi para konsumen muslim dapat dengan 100 yakin makanan dan minuman yang dikonsumsinya sudah memenuhi syariat agama Islam.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Pengaturan Tata Niaga Beras Pada Era Pasar Bebas

3 109 215

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA YANG TIDAK BERLABEL DI KOTA SEMARANG

1 46 175

Tingkat Kepentingan Label Halal bagi Konsumen Muslim dalam Mengkonsumsi Produk Olahan Daging Sapi di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta

0 10 78

Pengaruh Label Halal Terhadap Brand Switching Produk Kosmetik Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Konsumen Mengkonsumsi Produk Kosmetik Berlabel Halal. Studi Kasus : Karyawati Gedung Graha Menara Hijau, Jakarta Selatan

2 12 52

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP LABEL PRODUK JAMU Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Label Produk Jamu (Studi Pasar Jamu Nguter).

0 6 19

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Label Produk Jamu (Studi Pasar Jamu Nguter).

0 7 15

PENDAHULUAN Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Label Produk Jamu (Studi Pasar Jamu Nguter).

0 3 17

KONSUMEN DAN LABEL Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Mengkonsumsi KONSUMEN DAN LABEL Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal Di Kota Yogyakarta.

0 0 13

DAFTAR PUSTAKA KONSUMEN DAN LABEL Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal Di Kota Yogyakarta.

0 0 4

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENCANTUMAN LABEL HALAL PADA KEMASAN PRODUK YANG MENGGUNAKAN BAHAN TIDAK HALAL DITINJAU BERASARKAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UU JAMINAN PRODUK HALAL.

0 0 1