Tinjauan Atas Sistem Akuntansi Instansi berbasis Akrual Di Sub Bagian Tata Usaha Pusat Sains Dan Teknologi Atmosfer Lapan Bandung

(1)

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Sistem informasi mungkin sudah tidak asing bagi kita akhir-akhir ini di mana-mana istilah ini sudah sedemikian sering digunakan mulai dari sekolah, pemerintah daerah dan pusat, universitas, lingkungan bisnis, dan lain-lain. Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis data, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Turban, Mc Lean, Wetherbe, 1999). Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mentransformasikan data akuntansi menjadi informasi.

Paket Keuangan Negara, yaitu Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 dan sebagai wujud adanya reformasi di bidang keuangan telah mengamanatkan bahwa sistem akuntansi dan penyusunan pelaporan keuangan pemerintah harus berdasarkan basis akrual. Pelaksanaan sistem akuntansi berbasis akrual ini harus sudah dilaksanakan selambat-lambatnya 5 tahun sejak Undang-Undang tentang keuangan Negara pertama kali disahkan atau lebih tepatnya tahun 2008 sistem aplikasi pemerintah sudah berbasis akrual. Sebagai pedoman dalam pengimplementasian sistem tersebut telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Selama 5 tahun tersebut sistem akuntansi akrual belum dapat diimplementasikan dan sebagai masa transisi sistem yang digunakan adalah sistem kas menuju akrual (Cash Basis toward Accrual). Pada kenyatannya setelah


(2)

2

tahun 2008 masih banyak yang harus dilakukan persiapan-persiapan dan penyempurnaan-penyempurnaan sehingga terjadi penundaan implementasi akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Hal ini telah disepakati antara pemerintah dengan DPR yang dituangkan dalam UU pertanggungjawaban APBN dan diterbitkannya PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual sebagai pengganti PP Nomor 24 tahun 2005.

Persiapan yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengimplementasikan sistem akuntansi akrual tersebut diantaranya memberikan training-training (sebanyak 24.000) sebagai pelatihan awal, penyiapan teknologi informasi, dan persiapan dana yang dibutuhkan. Untuk persiapan penyelenggaraan training, Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyelenggarakan workshop implementasi akuntansi pemerintah berbasis akrual dan aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Untuk pelaksanaan workshop di daerah, Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan juga bekerja sama dengan Balai Diklat Keuangan di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Terkait dengan penyiapan teknologi informasi telah dihasilkan sistem aplikasi SPAN yang telah dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2013, dan sistem aplikasi SAKTI yang rencananya akan dilakukan piloting sistem pada tahun 2014. Sampai dengan tahun 2014 sistem aplikasi SAKTI masih terdapat penyempurnaan-penyempurnaan sehingga tidak dimungkinkan dapat digunakan untuk tahun 2015, sedangkan pada tahun 2015 seluruh satker sudah diwajibkan melaksanakan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan yang berbasis akrual. Sebagai gantinya pemerintah


(3)

yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah mengembangkan aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Sistem ini merupakan modifikasi dari aplikasi SAKPA yang selama ini telah familiar digunakan oleh seluruh satker yang ada sehingga para satker tidak akan mengalami kesulitan untuk mempelajari aplikasi SAIBA. Modifikasi tersebut meliputi saldo awal, pencatatan transaksi, dan penyesuaian-penyesuaian. Dalam menganalisis transaksi-transaksi yang semula dicatat berdasarkan basis kas pada saat terjadinya transaksi tersebut akan disesuaikan pada akhir periode ke dalam sistem basis akrual.

Menurut Tedy Fatkhuri sebagai bagian keuangan pada PSTA LAPAN Bandung. Dalam membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi (BAR) masih sering tertunda. Menurutnya hal ini karena belum stabilnya Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Dalam penginputan data di SAIBA masih terjadi masalah tidak terbacanya di aplikasi SPAN Kemenkeu yang akhirnya terjadi ketidaksesuaian. Selain itu juga masih adanya akun persediaan dan asset yang belum diregister. Hal ini dikarenakan masih tidak terdeteksi atau tidak terbacanya beberapa akun MAK (Mata Anggaran Kumulatif) pada persedian dan asset karena proses peralihan dari kas basis ke akrual basis. Dengan demikian akan memperlambat kerja dalam pembuatan laporan keuangan jika harus melakukan rekon ulang. Semenjak menggunakan aplikasi SAIBA dalam membuat laporan keuangan PSTA LAPAN harus membuat laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan realisasi anggaran, dan catatan atas laporan keuangan. Padahal sebelum menggunakan aplikasi SAIBA PSTA LAPAN hanya


(4)

4

membuat laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan saja.

Berdasarkan hal diatas maka penulis laporan kerja praktek ini mengambil judul “Tinjauan Atas Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual di Sub Bagian Tata Usaha Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung”.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dilaksanakannya kerja praktek ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur sistem akuntansi instansi berbasis akrual pada PSTA LAPAN Bandung

2. Untuk mengetahui kendala apa saja di dalam prosedur sistem akuntansi instansi berbasis akrual pada PSTA LAPAN Bandung

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan atas kendala yang terjadi mengenai prosedur sistem akuntansi instansi berbasis akrual pada PSTA LAPAN Bandung

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan dari dilaksanakannya kerja praktek ini adalah : 1.3.1 Kegunaan Praktis

Diharapkan hasil dari laporan ini dapat memberi informasi dan masukan sebagai kebijakan dalam pengambilan keputusan mengenai prosedur sistem akuntansi instansi berbasis akrual di LAPAN Bandung.


(5)

1.3.2 Kegunaan Akademis

Diharapkan hasil dari laporan ini dapat menambah wawasan dan memberikan ilmu tentang akuntansi keuangan yaitu dengan pemahaman mengenai SAIBA di LAPAN Bandung.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek bertempat di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan bagian Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang berlokasi di Jalan DR.Djundjunan No. 133 Bandung.

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek (KKP) ini dilaksanakan selama 25 hari sesuai dengan aturan yang ada di UNIKOM dan telah disepakati oleh LAPAN tanggal 27 Juli sampai dengan 28 Agustus 2015. Waktu kerja praktek adalah hari senin sampai dengan jum’at dari pukul 08.00 – 16.00 WIB.


(6)

6

Tabel 1.1

Pelaksanaan Kerja Praktek

Ta ha p Prosedur Bulan Juni 2015 Juli 2015 Agst 2015 Sept 2015 Okt 2015 Nov 2015 Des 2015

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I Tahap Persiapan a. Mengambil surat izin KP b. Mencari tempat kerja KP c. Menentuka n tempat KP

II Tahap Pelaksana an a. Mengajuka n surat permohona n KP b. Meminta surat pengantar ke perusahaan c. KP di

perusahaan d. Penyusuna

n laporan KP

III Tahap Pelaporan a. Menyiapka n laporan KP b. Bimbingan KP c. Penyempur naan laporan KP d. Sidang laporan KP


(7)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Kronologi Pembentukan LAPAN

Pada tanggal 31 Mei 1962, dibentuk panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir. Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun (selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI).

Tanggal 22 September 1962, terbentuknya Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya.

Tanggal 27 November 1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 263 Tahun 1963 tentang LAPAN.

Penyempurnaan organisasi LAPAN melalui :

1. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 1974, 2. Keppres Nomor 33 Tahun 1988,

3. Keppres Nomor 33 Tahun 1988 jo Keppres Nomor 24 Tahun 1994; 4. Keppres Nomor 166 Tahun 2000 sebagaimana diubah beberapa kali yang

terakhir dengan Keppres Nomor 4 Tahun 2013 5. Perpres Nomor 49 Tahun 2015.

Kompetensi Utama


(8)

8

2. Pemanfaatan sains atmosfer, iklim, dan antariksa. 3. Pengembangan teknologi dirgantara.

4. Pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

LAPAN merupakan salah satu Lembaga Non Departemen yang bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang riset dan teknologi. Suatu lembaga memerlukan sebuah struktur organisasi agar lembaga tersebut dapat berjalan dengan baik, dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda sehingga dapat mengetahui secara jelas apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya.

Dalam menjalankan kegiatannya lembaga tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Badan dan membawahi berbagai bidang dan dibantu oleh sekretaris yang juga membawahi beberapa bidang, setiap bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi sub bidang masing-masing. Sub bidang terdiri dari staf atau pegawai yang mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Berikut susunan dari struktur organisasi Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan.

1. Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan membawahi:


(9)

a. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer

Dalam Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:

a.1 Di kepalai oleh Subbagian Tata Usaha. Dalam subbagian tata usaha membawahi bidang: a.1.1 Bidang Pemodelan Atmosfer

a.1.2 Bidang Komposisi Atmosfer a.1.3 Bidang Teknologi Atmosfer a.1.4 UPT

a.1.5 Kelompok Jabatan Fungsional b. Pusat Sains Antariksa

Dalam Pusat Sains Antariksa terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya: b.1 Di kepalai oleh Subbagian Tata Usaha.

Dalam subbagian tata usaha membawahi bidang: b.1.1 Bidang Matahari dan Antariksa

b.1.2 Bidang Geomagnet dan Magnet Antariksa b.1.3 Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi b.1.4 Bidang Teknologi Penagamatan b.1.5 UPT

b.1.6 Kelompok Jabatan Fungsional

c. Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan

Dalam Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:


(10)

10

c.1 Di kepalai oleh Subbagian Tata Usaha. Dalam subbagian tata usaha membawahi bidang: c.1.1 Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Nasional c.1.2 Bidang Pengkajian Hukum Kedirgantaraan c.1.3 Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Internasional c.1.4 Bidang Sistem Informasi Kedirgantaraan

c.1.5 Kelompok Jabatan Fungsional

2.3 Uraian Jabatan Perusahaan

Adapun uraian jabatan pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional sebagai berikut:

1. Kepala LAPAN

Tugas dari kepala LAPAN yaitu:

a. Memimpin LAPAN sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku

b. Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijaksanaan sesuai dengan tugas LAPAN

c. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas LAPAN yang menjadi tanggung jawabnya


(11)

2. Inspektorat

Inspektorat mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian administrasi, dan menyiapkan bahan informasi dalam hubungan antara Lembaga tertinggi dan Lembaga tinggi Negara.

3. Deputi Penginderaan Jauh

Deputi Penginderaan Jauh mempunyai tugas melakukan penyusunan program, penyiapan bahan dan sarana, pengembanagn metode dan pelaksanaan promosi mengenai program, kegiatan, dan hasil-hasil LAPAN bidang penginderaan jauh. Dalam melaksanakan tugas melakukan promosi penginderaan jauh sebagai berikut:

a. Pengumpulan bahan penyusunan program promosi b. Pengumpulan bahan dan sarana promosi

c. Pengumpulan pengembangan metode promosi d. Pengumpulan bahan pelaksanaan promosi, dan

e. Pengumpulan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi.

4. Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan

Bertugas untuk melakukan penyusunan program, penyiapan bahan dan sarana, pengembangan metode dan pelaksanaan promosi mengenal program, kegiatan dan hasil-hasil LAPAN bidang sains, pengkajian dan informasi kedirgantaraan. Dalam melaksanakan tugas bidang sains, dalam melaksanakan tugas sebagai promosi sains, pengkajian dan informasi kedirgantaraan tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:


(12)

12

a. Pengumpulan bahan penyusunan program promosi b. Pengumpulan bahan dan sarana promosi

c. Pengumpulan pengembangan metode promosi d. Pengumpulan bahan pelaksanaan promosi, dan

e. Pengumpulan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi. 5. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara

Deputi bidang teknologi dirgantara mempunyai tugas melakukan penyusunan program, penyimpanan bahan dan sarana, pengembangan metode dan pelaksanaan promosi mengenai program, kegiatan, dan hasil-hasil LAPAN bidang teknologi dirgantara.

Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut:

a. Pengumpulan bahan penyusunan program promosi b. Pengumpulan bahan dan sarana promosi

c. Pengumpulan pengembangan metode promosi d. Pengumpulan bahan pelaksanaan promosi, dan

e. Pengumpulan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi. 6. Sekretariat Utama

Sekretariat utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perancangan, pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya lingkungan LAPAN. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai sekretariat utama adalah sebagai berikut: a. Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan LAPAN

b. Koordinasi perencanaan dan perumusan kebijaksanaan teknis serta evaluasi pelaksanaan program kedirgantaraan


(13)

c. Koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas LAPAN

d. Koordinasi penyusunan laporan

e. Pembinaan dan pelaksanaan pengembangan kerjasama teknik dan kemitraan kedirgantaraan dengan instansi terkait di dalam dan luar negeri

f. Pembinaan dan pelaksanaan pemasyarakatan, pemasaran, pelayanan informasi kedirgantaraan, dan perpustakaan

g. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata tangga, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, rumah tangga, hak atas kekayaan intelektual, pemeliharaan, dan inventarisasi.

Dalam sekretariat utama dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Biro Perencanaan dan Organisasi

Biro perancangan dan organisasi mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan, evaluasi, pelaporan, organisasi, tata laksana, dan hukum. Adapun fungsinya sebagai berikut:

a. Koordinasi penyusunan kegiatan perencanaan, evaluasi kegiatan, serta pelaporan

b. Pembinaan dan pelaksanaan organisasi dan ketatalaksanaan serta hukum. 2. Biro kerjasama dan humas Kedirgantaraan

Biro humas dan kerjasama kedirgantaraan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan penyebaran informasi, pembinaan


(14)

14

hubungan antara lembaga dan masyarakat serta kerjasama di bidang kedirgantaraan. Adapun fungsinya sebagai berikut:

a. Pemberian informasi dan hubungan antar lembaga b. Pemberian informasi dan hubungan media massa

c. Pengelolaan publikasi, pameran, dan informasi kepada masyarakat

d. Administrasi kerjasama teknis bilateral dan multilateral dengan instansi dalam dan luar negeri

e. Pelaksanaan pameran program kegiatan dan hasil-hasil LAPAN

f. Pelaksanaan pemberian dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat dan promosi hasil-hasil LAPAN.

3. Biro Umum

Biro umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta tata usaha. Biro umum mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan urusan kepegawaian

b. Pelaksanaan urusan keuangan

c. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan persuratan.

2.4 Kegiatan Perusahaan

Dalam mengemban tugas pokok di atas LAPAN menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yaitu:


(15)

1. Penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya;

2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya;

3. Penyelenggaraan keantariksaan;

4. Pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;

5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAPAN;

6. Pelaksanaan kajian kebijakan strategis penerbangan dan antariksa; 7. Pelaksanaan penjalaran teknologi penerbangan dan antariksa;

8. Pelaksanaan pengelolaan standarisasi dan sistem informasi penerbangan dan antariksa;

9. Pengawasan atas pelaksanaan tugas LAPAN; dan

10. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya.


(16)

16 BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Landasan Teori

Dalam landasan teori, Adapun definisi mengenai sistem, informasi, sistem informasi, akuntansi, akrual basis, cash basis, SAIBA, SPP, SPM, dan SP2D menurut para ahli sebagai berikut:

3.1.1 Sistem

3.1.1.1 Definisi Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Berikut ini adalah beberapa definisi sistem yang telah dikemukakan: Menurut Yakub (2012:1): “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur -prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau tujuan tertentu”.

Menurut McLeod, Jr dalam Prasojo. (2011:152): “Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


(17)

3.1.2 Informasi

3.1.2.1 Definisi Informasi

Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep,

ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Berikut ini adalah beberapa definisi informasi yang telah dikemukakan:

Menurut Laudon & Laudon dalam Kadir (2010:3): “informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang bermakna dan berguna bagi manusia”.

Menurut Sutarman (2010 : 14): “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

3.1.3 Sistem Informasi

3.1.3.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi, dan menampilkan) informasi. Berikut ini adalah beberapa definisi sistem informasi yang telah dikemukakan:


(18)

18

Menurut O’brian dalam Yakub (2012:16): “sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.

Menurut Azhar Susanto (2013:55): “sistem informasi merupakan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan dan bekerja sama yaitu software, hardware, dan brainware yang memproses informasi menjadi sebuah output yang berguna untuk pengambilan keputusan.

3.1.4 Akuntansi

3.1.4.1 Definisi Akuntansi

Akuntansi sering disebut sebagai “Bahasanya Dunia Usaha” karena akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak luar untuk mengambil keputusan. Berikut ini adalah beberapa definisi akuntansi yang telah dikemukakan:

Menurut Rudianto (2010): “Akuntansi adalah sebagai sebuah sistem yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.

Menurut Slamet Sugiri dan Bogat Agus Riyono (2010:1): “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomik yang dimaksud agar


(19)

berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik dalam pengambilan pilihan-pilihan peralasan dari berbagai tindakan akuntansi”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi adalah sebuah sistem yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil tindakan-tindakan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan yang berguna dalam pengambilan keputusan.

3.1.5 Akrual Basis

3.1.5.1 Definisi Akrual Basis

Dalam ilmu akuntansi dikenal adanya 2 metode pencatatan transaksi salah satunya adalah akrual basis. Berikut ini adalah beberapa definisi akrual basis yang telah dikemukakan:

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang Mengatur Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual: “Sesuai dengan kerangka waktu implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual, maka tahun 2014 merupakan tahun terakhir pemerintah pusat dan daerah harus sudah menggunakan basis akrual dalam penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan basis akrual dimaksudkan untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif dan lebih baik bagi para pemangku kepentingan baik para pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan basis kas menuju akrual yang selama ini dianut”. Menurut Direktur Jendral Perbendaharaan Marwanto Harjowiryono (2015): “Bahwa dengan sistem akrual maka penerimaan Negara akan dicatat pada saat negara memiliki hak penerimaan, dan belanja dicatat pada saat pemerintah sudah berkewajiban untuk membayar”.

Menurut Suryo Adiprojo (2015): “Akrual basis adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan”.


(20)

20

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akrual basis adalah suatu metode akuntansi dimana transaksi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada setiap transaksi yang terjadi berdasarkan pengakuan yang sesungguhnya. Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan basis akrual dimaksudkan untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif dan lebih baik bagi para pemangku kepentingan para pengguna laporan keuangan.

3.1.6 Cash Basis

3.1.6.1 Definisi Cash Basis

Dalam ilmu akuntansi dikenal adanya 2 metode pencatatan transaksi salah satunya adalah cash basis. Berikut ini adalah beberapa definisi cash basis yang telah dikemukakan:

Menurut Direktur Jendral Perbendaharaan Marwanto Harjowiryono (2015): “Pada cash basis pencatatan penerimaan uang pada saat kita menerima , sedangkan pencatatan belanja dicatat pada saat uang keluar”.

Menurut Suryo Adiprojo (2015): “Cash basis adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui pada saat terjadinya kas masuk dan kas keluar serta diukur berdasarkan kas masuk dan kas keluar”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cash basis adalah suatu metode pencatatan dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui pada saat terjadinya kas masuk dan kas keluar sesuai dengan jumlah nominal yang diterima.


(21)

3.1.7 SAIBA

3.1.7.1 Definisi SAIBA

Mulai tahun 2015 pemerintah harus sudah menerapkan akuntansi dan penyajian laporan keuangan berbasis akrual. Dalam rangka penerapan basis akrual pemerintah pusat mengembangkan aplikasi SAIBA ini. Berikut ini adalah beberapa definisi SAIBA yang telah dikemukakan:

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang Mengatur Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual: “SAIBA merupakan aplikasi akuntansi pemerintah pusat dalam rangka menghasilkan laporan keuangan berbasis akrual”.

Menurut Mukhtaromin (2014): “SAIBA merupakan modifikasi dari aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Modifikasi dilakukan untuk menyesuaikan dengan standar akuntansi pemerintah dan SAPP”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa SAIBA adalah suatu aplikasi akuntansi pemerintah pusat untuk menghasilkan laporan keuangan berbasis akrual yang merupakan modifikasi dari SAI untuk menyesuaikan dengan standar akuntansi pemerintah.

3.1.8 SPP, SPM, dan SP2D

3.1.8.1 Definisi SPP, SPM, dan SP2D

Dalam pembuatan laporan keuangan pada SAIBA, harus adanya dokumen sumber transaksi dalam hal ini adalah SPP, SPM, dan SP2D. Berikut ini adalah definisi SPP, SPM, dan SP2D yang telah dikemukakan:


(22)

22

Menurut Permendagri 13 Tahun 2006, Permendagri 59/2007, dan Prmendagri 21/2011 mendefinisikan bahwa: “Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan atau bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran”. Menurut Permendagri 13 Tahun 2006, Permendagri 59/2007, dan Prmendagri 21/2011 mendefinisikan bahwa: “Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang digunakan atau diterbitkan oleh pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DIPA-SKPD”.

Menurut Permendagri 13 Tahun 2006, Permendagri 59/2007, dan Prmendagri 21/2011 mendefinisikan bahwa: “Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah berdasarkan SPM”.

Berdasarkan definisi diatas SPP, SPM, dan SP2D merupakan dokumen sumber transaksi dalam pembuatan Laporan Keuangan pada SAIBA. SPP adalah dokumen untuk mengajukan permintaan pembayaran. SPM adalah dokumen untuk mencairkan dana. Dan SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk pencairan dana berdasarkan SPM.


(23)

3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1.1 Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung

Dalam pelaksanaan kerja praktek adapun prosedur penyelesaian SPP-LS sampai dengan SPM-LS, prosedur penyelesaian SP2D, dan prosedur pembuatan laporan keuangan.

A.Prosedur penyelesaian SPP-LS sampai dengan SPM-LS adalah sebagai berikut:

1. Penerima hak dari PSTA LAPAN (orang-orang yang mempunyai hak didalam pembuatan RKA-KL) mengajukan tagihan ke KPPN untuk mencairkan dana yang sudah terlampir didalam RKA-KL dengan disertai dokumen pendukung seperti SPP, SPM, dan RKA-KL.

2. Tagihan penerima hak diserahkan kepada Bapak Muzirwan selaku PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) berupa SPP-LS dengan disertai dokumen pendukung seperti SPP, SPM, dan RKA-KL. Apabila dana yang tercantum dalam RKA-KL melebihi dana yang dikeluarkan maka harus dikembalikan lagi.

3. Setelah SPP-LS diproses lalu diserahkan kepada Bapak Nurkhamdani selaku PP-SPM (Pejabat Penandatanganan SPM) yang berupa SPM-LS untuk ditandatangani dengan disertai dokumen pendukung seperti SPP, SPM, dan RKA-KL. Tidak hanya dokumen pendukung berupa kertas-kertas dokumen tetapi harus dibuat ADK (Arsip Data Komputer) yang hanya bisa dibaca pada


(24)

24

software tertentu saja salah satunya adalah SAIBA dan yang bisa membuka ADK tersebut hanya DJPB dan KPPN saja.

4. Ketika sudah ditandatangani oleh PP-SPM maka SPM-LS diserahkan kepada KPPN dengan disertai dokumen pendukung berupa (SPP, SPM, dan RKA-KL) dan juga ADK. Apabila KPPN menyetujui maka dana yang ditagih oleh penerima hak dapat segera dicairkan melalui Bank.

B.Prosedur Penyelesaian SP2D

1. Bagian Perbendaharaan dari satuan kerja PSTA LAPAN menyiapkan dokumen SPM-LS dan ADK

2. ADK tersebut menjadi dokumen penting dalam pembuatan SP2D

3. Ketika SP2D sudah selesai dibuat lalu oleh pihak bendahara SP2D tersebut diserahkan kepada Bank untuk mencairkan uang

4. Oleh pihak Bank SP2D tersebut diperiksa apakah sudah sesuai dengan yang ada dalam RKA-KL beserta dokumen pendukungnya. Apabila salah satu dokumen pendukung tidak lengkap maka uang tidak dapat dicairkan oleh pihak Bank

5. Setelah SP2D diperiksa oleh pihak Bank dan semua dokumen pendukung sudah lengkap dan sudah sesuai dengan yang ada di RKA-KL maka uang dapat dicairkan oleh pihak Bank


(25)

C.Prosedur Pembuatan Laporan Keuangan

Dalam pembuatan laporan keuangan, harus adanya dokumen sumber transaksi, dalam hal ini adalah:

1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) 2. Surat Perintah Membayar (SPM) 3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Berikut ini adalah cara pembuatan laporan keuangan dengan menggunakan SAIBA:

1. Klik menu Transaksi  daftar SPM dan SP2D.

Daftar SPM digunakan untuk menampilkan daftar SPM yang ada untuk Satker yang bersangkutan.Tampilan daftar SPM adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Tampilan Daftar SPM Tampilan Daftar SPM terbagi 3 (tiga) tampilan yaitu :  Tampilan SPM Header

 Tampilan SPM Detail  Tampilan SPM Potongan

Untuk melihat tampilan SPM Detail dan SPM Potongan untuk masing-masing SPM Header dilakukan dengan cara

1. Klik


(26)

26

2. Letakkan kursor pada baris No. SPM yang dimaksud 3. Klik atau

4. Klik tombol untuk memulai perekaman. Tampilan layar untuk SPM Detail adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Tampilan SPM Detail

Sedangkan untuk tampilan SPM Potongan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3 Tampilan SPM Potongan

Tampilan layar untuk tambah SPM adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4 Tampilan SPM Sebelum Diinput pada SAIBA Tampilan Tambah Daftar SPM terdiri dari isian sebagai berikut:  Satker : Otomatis, sesuai setup lokasi.

 Tgl. SPM : Diisi dengan tanggal SPM.  No. SPM : Diisi dengan nomor SPM.


(27)

 Tgl. SP2D : Diisi dengan tanggal SP2D.  No. SP2D : Diisi dengan nomor SP2D.

 Jumlah Bayar : Diisi dengan jumlah bersih rupiah SPM/SP2D.  KPPN : Diisi dengan kode KPPN

 Cara Bayar : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode cara bayar.  Dokumen : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode dokumen.  No. Dokumen : Otomatis, sesuai jenis dokumen atau diisi dengan nomor

dokumen.

 Tanggal Dokumen : Otomatis, sesuai jenis dokumen atau diisi dengan tanggal dokumen.

 Fungsi/SubFungsi/BA-Unit Es I/Program: Otomatis terisi, apabila mengisikan kode Kegiatan

 Kegiatan : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode kegiatan.  Output : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode output.  Lokasi : Otomatis, sesuai setup wilayah lokasi.

 Jenis Belanja : Diisi dengan kode Jenis Belanja.

 Jenis Pembayaran : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode jenis pembayaran.

 Sifat Pembayaran : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode sifat pembayaran.

 S.D. : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode sumber dana.  C.P. : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode cara penarikan.  Akun : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode Akun.


(28)

28

 Rupiah Pengeluaran : Diisi dengan rupiah Pengeluaran.

 Dept : Otomatis, sesuai dengan kode akun Potongan yang diisi.  Unit : Otomatis, sesuai dengan kode akun Potongan yang diisi.  Akun : Diisi dengan kode akun Potongan.

 Rupiah Potongan : Diisi dengan jumlah rupiah Potongan. 2. Pencetakan Daftar Transaksi

Klik untuk mencetak kertas kerja yang berisi elemen-elemen data SPM yang telah direkam. Selanjutnya akan ditayangkan Daftar Transaksi yang dimaksud sehingga siap dicetak. Daftar Transaksi tersebut akan diverifikasi kembali dibandingkan dengan dokumen sumbernya. Apabila ditemukan ketidakcocokkan dengan dokumen sumber maka Operator Komputer akan membuatkan pembetulan dengan cara:

• Klik tombol

• Letakan kursor pada baris data yang salah. • Setelah dibetulkan, klik .

Apabila setelah diverifikasi terdapat kesalahan nomor SPM atau nomor SP2D, maka nomor

SPM/SP2D tersebut dapat diubah melalui tombol . Apabila aplikasi SPM sudah berjalan untuk satker yang bersangkutan, maka perekaman data SPM/SP2D dapat dilakukan dengan proses peng-copy-an data SPM tersebut


(29)

kedalam aplikasi SAIBA. Sebelumnya, pada aplikasi SPM, nomor SP2D untuk SPM tersebut telah dilakukan proses Catat Nomor SP2D dan dilakukan proses Load Master.

Database aplikasi SPM harus dalam satu komputer yang sama dengan aplikasi SAIBA 2014. Atau tidak dalam satu komputer yang sama tetapi aplikasi SAIBA 2014 sudah terkoneksi dengan database aplikasi SPM.

Untuk copy SPM/SP2D dari aplikasi SPM, SPM yang sudah mendapatkan nomor SP2D harus dilakukan proses Catat SP2D dan Load Master pada aplikasi SPM.

Gambar 3.5 Tampilan Aplikasi SPM

Klik Transaksi  Copy SPM/SP2D dari Aplikasi SPM sehingga muncul tampilan sbb:

Gambar 3.6 Tampilan Copy DIPA dari Aplikasi SPM Tampilan Proses Copy DIPA dari Aplikasi SPM terdiri dari isian sbb: User SPM : Diisi User SPM yang tidak digunakan.


(30)

30

Password SPM : Diisi password SPM yang tidak digunakan. Server SPM : Diisi dengan lokasi server SPM.

Tombol digunakan untuk melakukan koneksi kedalam database aplikasi SPM 2014.

Tombol digunakan untuk keluar dari menu.

Gambar 3.7 Tampilan Copy SPM & SP2D dari aplikasi SPM

Tampilan Proses Copy Data SPM dan SP2D terdiri dari isian sbb:

Tgl SP2D : Diisi dengan tanggal SP2D (dari tanggal dan sampai tanggal SP2D yang hendak dicopykan ke aplikasi SAK). Hasil Copy data SPM: Otomatis.

Tombol digunakan untuk melakukan proses copy.

Tombol digunakan untuk keluar dari menu. 3. Proses Posting

Klik menu Proses  Posting

Proses Posting dilakukan untuk memindahkan transaksi yang telah tercatat dan benar ke Buku Besar. Proses posting ini dilakukan setiap bulan. Jika terdapat


(31)

perubahan transaksi pada bulan yang telah dilakukan proses posting, maka transaksi pada bulan tersebut harus dilakukan posting ulang

Tampilan layar untuk Proses Posting adalah sbb:

Gambar 3.8 Tampilan Proses Posting pada SAIBA

Tabel Periode dapat dipilih sesuai dengan periode posting data tersebut. Tabel Informasi memberikan informasi jumlah record dari masing-masing transaksi pada periode tersebut.

Tombol digunakan untuk menampilkan jurnal hasil dari proses posting.

Tombol digunakan untuk keluar dari proses Posting.

Setelah jurnal-jurnal tersebut di posting ke dalam buku besar dan dilakukan proses akuntansi selanjutnya menginput transaksi realisasi, transaksi penyesuaian, dan jurnal neraca dan diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan maka jurnal-jurnal tersebut akan menjadi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), dan Neraca.


(32)

32

4. Pencetakan Laporan

Klik menu Laporan  Pilih laporan yang akan dicetak

Gambar 3.9 Tampilan Laporan yang akan Dicetak

Pada masing-masing menu laporan akan diminta mengisikan format dari jenis laporan yang akan dicetak. Misalnya akan mencetak Laporan Realisasi Anggaran Belanja, maka akan muncul tampilan sbb:

Gambar 3.10 Tampilan Realisasi Anggaran Belanja

Tampilan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat Satker terdiri dari isian sbb:

• Pengeluaran Melalui : Dipilih Pengeluaran melalui KPPN, BUN atau Gabungan (KPPN dan BUN).

• Jenis Laporan : Dipilih laporan Bulanan atau Triwulanan. 5. Pengiriman ADK


(33)

Klik Proses  Pengiriman Data ke KPPN

Sub menu Pengiriman ke KPPN digunakan untuk melakukan proses pengiriman data ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk proses rekonsiliasi. Tampilan layar Pengiriman Data ke KPPN adalah sbb:

Gambar 3.11 Tampilan Pengiriman Data ke KPPN (ADK)

Tampilan Proses Pengiriman ke KPPN terdiri dari isian sbb:

 Bulan : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan periode pengiriman.  KPPN : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode KPPN.

 Copy Ke : Diisi/pilih menggunakan tombol sesuai dengan lokasi media yang akan dicopy (bisa ke disket atau ke flash disk).

Tombol Proses digunakan untuk melakukan proses pengiriman data. Tombol Keluar digunakan apabila proses telah selesai.

3.2.1.2 Kendala yang Terjadi di Dalam Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung

Tidak ada aplikasi yang beredar di dunia ini yang tidak memiliki kendala, begitu pula pada aplikasi SAIBA. Beberapa kendala yang dimiliki oleh SAIBA adalah sebagai berikut:


(34)

34

 Ketika kita bingung memilih kode akun, kita akan menggunakan kolom pencarian seperti halnya yang ada pada SAKPA, Sayangnya kolom pencarian pada SAIBA tidak dapat mengakomodasi kebutuhan ini.

 Masih adanya akun persediaan yang belum diregister dan akun asset yang belum diregister

 Dalam menggunakan aplikasi SAIBA masih belum stabil. Masih ada beberapa akun dan tools yang belum bisa digunakan secara maksimal.

Dengan demikian akan memperlambat kerja dan menghambat beberapa aktivitas dalam pembuatan laporan keuangan.

3.2.1.3 Upaya yang Dilakukan Atas Kendala yang Terjadi Mengenai Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung

Dalam setiap permasalahan pasti akan ada jalan keluarnya. Dalam hal ini kendala yang ada pada SAIBA pasti ada upayanya yang dapat menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan:

 Melakukan update terbaru SAIBA versi 2.4 dan 2.5

 Untuk menghilangkan persediaan dan asset yang belum diregister maka dibutuhkan jurnal penyesuaian.

 Mengkonsultasikan kendala apa yang sedang dihadapi ke KPPN. Biasanya KPPN akan memberitahukan untuk tindak lanjut berikutnya agar kendala yang dihadapi bisa terselesaikan.


(35)

 Melakukan rekon ulang. Rekon ulang ini dilakukan tidak hanya dari PSTA LAPAN saja tetapi KPPN juga melakukan rekon ulang untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi.

Dengan demikian kendala yang terjadi pada saat mengaplikasikan SAIBA dapat terselesaikan dengan baik apabila kita melakukannya sudah sesuai dengan petunjuknya.

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1 Analisis Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung

Prosedur yang digunakan sudah baik dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh Kemenkeu. PSTA LAPAN pun sudah mengikuti peraturan pemerintah yang mengharuskan bahwa sistem akuntansi dan penyusunan pelaporan keuangan pemerintah harus berdasarkan basis akrual. PSTA LAPAN sudah mengaplikasikannya dengan menggunakan SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual) dalam pembuatan laporan keuangan. Namun dalam prosedur SAIBA masih terdapat masalah karena sistem yang belum stabil. Maka dari itu perlu ada perbaikan dari pihak operator agar sistem pada aplikasi SAIBA dapat berjalan dengan baik dan lancar.


(36)

36

3.2.2.2 Analisis Kendala yang Terjadi di Dalam Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung

Walaupun prosedur yang dilakukan oleh PSTA LAPAN sudah baik dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan tetapi masih terjadi kendala pada aplikasi SAIBA tersebut yaitu dalam membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi (BAR) masih sering tertunda karena belum stabilnya Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Dalam penginputan data di SAIBA masih terjadi masalah tidak terbacanya di aplikasi SPAN Kemenkeu yang akhirnya terjadi ketidaksesuaian. Selain itu juga mengenai persediaan dan asset yang belum diregister. Hal ini dikarenakan masih tidak terdeteksi atau terbacanya beberapa akun MAK (Mata Anggaran Kumulatif) pada persediaan dan asset karena proses peralihan dari kas basis ke akrual basis. Kendala yang terjadi pada SAIBA tersebut dapat menghambat dalam pembuatan laporan keuangan sehingga akan membuang waktu pekerjaan yang harusnya bisa selesai dalam waktu yang sudah ditentukan malah menjadi lama tidak sesuai dengan perkiraan yang sudah ditentukan.

3.2.2.3 Analisis Upaya yang Dilakukan Atas Kendala yang Terjadi Mengenai Ptosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung

Untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada aplikasi SAIBA di PSTA LAPAN sudah baik tetapi masih saja ada hambatan yang terjadi ketika sudah melakukan upaya tersebut. Biasanya untuk mengatasi masalah tersebut dengan


(37)

melakukan update SAIBA versi terbaru. Namun biasanya setelah melakukan update SAIBA versi terbaru masih saja ada kendala yang terjadi yang memang sampai saat ini sulit untuk diperbaiki. Dalam SAIBA masih ada akun yang merupakan akun dalam kas basis seperti persediaan dan asset yang belum diregister. Untuk menghilangkan akun tersebut biasanya dibutuhkan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian tersebut merupakan cara terakhir untuk memperbaiki neraca. Karena akun asset dan persediaan yang belum diregister apabila tidak dihilangkan akan mengganggu atau tidak enak dilihat ketika akan melihat neraca. Maka dari itu perlu diperbaiki atau dihilangkan agar menjadi lebih baik.


(38)

38 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam Prosedur SAIBA yang digunakan sudah baik dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh Kemenkeu. SAIBA sendiri merupakan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual dimana dalam pembuatan laporan keuangan harus berdasarkan basis akrual. PSTA LAPAN sudah menerapkan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah tersebut dengan baik dan sesuai standar. Namun dalam mengaplikasikan prosedur tersebut masih saja ada masalah yang terjadi pada sistem yang belum stabil.

2. Dalam suatu kendala pada dasarnya setiap sistem aplikasi memiliki kendala yang akan dihadapi, begitu juga dengan aplikasi SAIBA. Dalam aplikasi SAIBA kendala yang terjadi seperti dalam membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi (BAR) masih sering tertunda karena belum stabilnya Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Dalam penginputan data di SAIBA masih terjadi masalah tidak terbacanya di aplikasi SPAN Kemenkeu yang akhirnya terjadi ketidaksesuaian. Selain itu juga mengenai persediaan dan asset yang belum diregister. Hal ini dikarenakan masih tidak terdeteksi atau terbacanya beberapa akun MAK (Mata Anggaran Kumulatif) pada persediaan dan asset karena proses peralihan dari kas basis ke akrual basis. Dengan


(39)

demikian akan memperlambat kerja dan menghambat beberapa aktivitas dalam pembuatan laporan keuangan.

3. Dalam upaya yang telah dilakukan bahwa setiap permasalahan pasti akan ada jalan keluarnya. Dalam hal ini kendala yang ada pada SAIBA pasti ada upayanya yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Biasanya untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan update SAIBA versi terbaru. Namun biasanya setelah melakukan update SAIBA versi terbaru masih saja ada kendala yang terjadi yang memang sampai saat ini sulit untuk diperbaiki. Dalam SAIBA masih ada akun yang merupakan akun dalam kas basis seperti persediaan dan asset yang belum diregister. Untuk menghilangkan akun tersebut biasanya dibutuhkan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian tersebut merupakan cara terakhir untuk memperbaiki neraca agar dapat terlihat dengan baik.

4.2 Saran

1. Dalam prosedur aplikasi SAIBA perlu ada perbaikan dari pihak operator agar sistem dari aplikasi SAIBA dapat berjalan dengan baik dan stabil dan juga agar prosedur dalam pembuatan laporan keuangan bisa terselesaikan dengan baik yaitu dengan membuat aplikasi SAIBA menjadi versi terbaru agar masalah-masalah yang sudah terjadi pada aplikasi SAIBA sebelumnya dapat diperbaiki dengan adanya update SAIBA versi terbaru agar lebih sempurna.

2. Solusi dalam mengatasi kendala yang terjadi agar tidak menyulitkan dalam mengaplikasikan SAIBA apabila terjadi masalah atau kendala yang dihadapi


(40)

40

yaitu dengan melakukan update SAIBA versi terbaru, dan juga apabila kendala tersebut masih terjadi upaya selanjutnya dengan membuat jurnal penyesuaian. Hal tersebut dapat membantu apabila kesulitan dalam menghilangkan akun yang seharusnya tidak perlu ada. Solusi lainnya yaitu pemahaman terhadap akuntansi dasar yang harus dimiliki oleh operator dalam mengimplementasikan aplikasi SAIBA.


(41)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek dalam Menempuh Jenjang S1 Progam Studi Akuntansi

Oleh: Fina Lusiyana NIM.21112810

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2015


(42)

(43)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

KATA PENGANTAR……….... i

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR GAMBAR……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek………. 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek………... 4

1.3 Kegunaan Kerja Praktek……….. 4

1.3.1 Kegunaan Praktis………. 4

1.3.2 Kegunaan Akademis……… 5

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek……... 5

1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek………. 5

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek……….. 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan………. 7


(44)

v

2.1 Stuktur Organisasi Perusahaan……… 8

2.3 Uraian Jabatan Perusahaan……….. 10

2.4 Kegiatan Perusahaan………... 14

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori……… 16

3.1.1 Sistem……….. 16

3.1.1.1 Definisi Sistem……… 16

3.1.2 Informasi……….. 17

3.1.2.1 Definisi Informasi……… 17

3.1.3 Sistem Informasi……….. 17

3.1.3.1 Definisi Sistem Informasi……… 17

3.1.4 Akuntansi………. 18

3.1.4.1 Definisi Akuntansi………... 18

3.1.5 Akrual Basis……….... 19

3.1.5.1 Definisi Akrual Basis……….. 19

3.1.6 Cash Basis………... 20

3.1.6.1 Definisi Cash Basis………. 20

3.1.7 SAIBA………. 21

3.1.7.1 Definisi SAIBA………... 21

3.1.8 SPP, SPM, dan SP2D……….. 21

3.1.8.1 Definisi SPP, SPM, dan SP2D……… 21

3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek… 23 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek………. 23


(45)

3.2.1.1 Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung…… 23

3.2.1.2 Kendala yang Terjadi Didalam Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung……… 33

3.2.1.3 Upaya yang Dilakukan Atas Hambatan yang Terjadi Mengenai Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung………... 34

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek……….. 35

3.2.2.1 Analisis Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung……….. 35

3.2.2.2 Analisis Kendala yang Terjadi Didalam Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung………... 36

3.2.2.3 Analisis Upaya yang Dilakukan Atas Kendala yang Terjadi Mengenai Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung………... 36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan……….. 38

4.2 Saran……… 39

DAFTAR PUSTAKA………. 41

LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 42


(46)

41

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi, Struktur-Pengendalian Resiko-Pengembangan. Bandung: Lingga Jaya.

http://www.adminaceh.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-sistem-informasi-menurut.html

http://www.lapan.go.id

http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-informasi-menurut-para-ahli.html

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/06/26-pengertian-sistem-menurut-para-ahli.html

Kementrian Keuangan, (2014), Aplikasi SAIBA: Menelusuri Akuntansi Realisasi pada Satuan Kerja (Satker) Pemerintah Pusat pada Aplikasi SAIBA,

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran- dan-perbendaharaan/19732-aplikasi-saiba-menelusuri-akuntansi-realisasi-pada-satuan-kerja-satker-pemerintah-pusat-pada-aplikasi-saiba.

Modul Proses Bisnis Sistem Aplikasi Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA).

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219/PMK.05/2013 Tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pmerintah Simanjuntak, Biasar H. 2005. Menyongsong Era Baru Akuntansi Pemerintahan di

Indonesia. Jurnal Pemerintahan Vol.1 No.1.

Suhayati, Ely; Anggadini, Sri Dewi. 2009. Akuntansi Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(47)

I. Identitas Pribadi

Nama : Fina Lusiyana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 11 Februari 1994

Agama : Islam

Nama Ayah : Pawit Usgianto

Nama Ibu : Rasiah

Alamat : Jl. Jatihandap No.189 Rt.02 Rw.15

II. Pendidikan

1. TK Tunas Mandala : 1999 – 2000 2. SDN Jatihandap III : 2000 – 2006 3. SMP PGII 2 : 2006 – 2009 4. SMA PGII 1 : 2009 – 2012

5. Tercatat sebagai Mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIKOM Bandung 2015


(48)

61 III. Pengalaman Organisasi

1. ORISMA SMA PGII 1 BANDUNG (2010 – 2011) 2. SADAYA UNIKOM (2013 – 2014)

IV. Prestasi yang telah diperoleh

1. Mengikuti Ujian Ganesha Mental Aritmetika (GAMA) (2003)


(49)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini, penulis melaksanakan survei pada Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung.

Laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah kerja praktek dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Dimana judul yang diambil yaitu “TINJAUAN ATAS SISTEM AKUNTANSI INSTANSI BERBASIS AKRUAL DI SUB BAGIAN TATA USAHA PUSAT

SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER LAPAN BANDUNG”.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun laporan kerja praktek ini, penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan Ibu Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan laporan kerja praktek ini. Dengan do’a, semangat, dan ikhtiar penulis mampu melewatinya.


(50)

ii

Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

2. Bapak Dr. Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Prof, Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E.,Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu Wati Aris Astuti, SE.,M.Si selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

6. Seluruh Dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

7. Bapak Drs. Waluyo Eko Cahyono, M.I.L selaku Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung.

8. Bapak Nurkhamdani, S.IP selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung.

9. Bapak Hasan Sadikin selaku pembimbing di tempat kerja praktek Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung.

10. Seluruh Staf Pegawai di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung yang telah memberikan informasi dan masukan kepada penulis.


(51)

12. Kakak saya tercinta Fani Andriyani, Spd yang selalu memberikan bimbingan, do’a, dan motivasi kepada penulis.

13. Yang Tercinta Rijal Ma’sum Sunarto yang selalu memberikan bantuan, do’a, semangat, dan motivasi kepada penulis.

14. Sahabat-sahabatku Yulia Astuti, Rani Ratna Wulan. Mariyah Ulfah Agniya, Dililla Fadhilah yang selalu mendorong dan memberikan bantuan secara moril maupun materiil.

15. Teman-teman seperjuangan 4 Akuntansi 7 yang memberikan bantuan dan kontribusinya sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat terselesaikan.

16. Semua pihak yang telah membantu memberikan semangat serta do’anya kepada penulis yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu.

Penulis berharap semoga laporan hasil kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.


(52)

iv


(53)

TEKNOLOGI ATMOSFER LAPAN BANDUNG LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek dalam Menempuh Jenjang S-1 Program Studi Akuntansi

Fina Lusiyana 21112810

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Bandung, Desember 2015

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP. 4127.34.03.007

Pembimbing Instansi

Hasan Sadikin

NIP. 19691008 199102 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak.,CA NIP. 4127.34.03.015


(54)

(55)

1. Karya tulis (laporan kerja praktek) saya ini adalah asli dan murni baik gagasan, rumusan, serta penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

2. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Desember 2015

Fina Lusiyana 21112810


(56)

(57)

tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Desember 2015

Kepala Urusan Keuangan

Hasan Sadikin

NIP. 19691008 199102 1 001

Pembimbing,

Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP. 4127.34.03.007 Penulis,

Fina Lusiyana 21112810


(58)

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN ATAS SISTEM AKUNTANSI INSTANSI BERBASIS AKRUAL DI SUB BAGIAN TATA USAHA PUSAT SAINS DAN

TEKNOLOGI ATMOSFER LAPAN BANDUNG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek dalam Menempuh Jenjang S-1 Program Studi Akuntansi

Fina Lusiyana 21112810

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Bandung, Desember 2015

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP. 4127.34.03.007

Pembimbing Instansi

Hasan Sadikin

NIP. 19691008 199102 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak.,CA NIP. 4127.34.03.015


(2)

(3)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis (laporan kerja praktek) saya ini adalah asli dan murni baik gagasan, rumusan, serta penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

2. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Desember 2015

Fina Lusiyana 21112810


(4)

(5)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini, penulis dan pihak instansi pemerintah tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Desember 2015

Kepala Urusan Keuangan

Hasan Sadikin

NIP. 19691008 199102 1 001

Pembimbing,

Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP. 4127.34.03.007 Penulis,

Fina Lusiyana 21112810


(6)