Membangun aplikasi virtual Lab Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Katapang

(1)

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

MOHAMAD FAQIH FAHMI

10110620

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iii

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Membangun Aplikasi Virtual Lab Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Katapang”.

Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa mendapat dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga terutama kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Tati Harihayati M., S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ednawati Rainarli, S.Si., M.Si. dan Erick Wijaya, S.Kom., selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan revisi terhadap laporan skripsi penulis.

4. Teman - teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

5. Pihak - pihak lainnya yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 24 Februari 2015 Penulis


(3)

iv

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR SIMBOL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Maksud dan Tujuan ...2

1.4 Batasan Masalah ...2

1.5 Metodologi Penelitian ...3

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ...3

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ...4

1.6 Sistematika Penulisan ...5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...7

2.1 Profil SMA Negeri 1 Katapang ... 7

2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Katapang ... 7


(4)

v

2.1.3 Struktur Organisasi ... 8

2.1.3.1 Struktur Organisasi Tata Usaha SMA Negeri 1 Katapang... 8

2.1.3.2 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 1 Katapang ... 9

2.1.4 Deskripsi Tugas Jabatan ... 10

2.2 Landasan Teori ... 17

2.2.1 Laboratorium ... 18

2.2.2 Laboratorium Virtual ... 18

2.2.3 Materi Praktikum Kimia ... 19

2.2.4 Metode Perancangan Sistem ... 22

2.2.4.1 DFD (Data Flow Diagram) ... 23

2.2.4.2 Komponen Terminator/Entitas Luar ... 24

2.2.4.3 Komponen Proses ... 24

2.2.4.4 Komponen Data Store ... 24

2.2.4.5 Komponen Data Flow/Alur Data ... 25

2.2.5 Kuesioner ... 25

2.2.6 Skala Pengukuran ... 26

2.2.7 Statistik untuk Pengujian Validitas dan Realiabilitas ... 27

2.2.8 Analisis Deskriptif Kuesioner ... 28

2.2.9 Metode Pengujian Sistem ... 28

2.2.10 Perangkat Lunak yang digunakan ... 29

2.2.10.1 Adobe Dreamweaver ... 29

2.2.10.2 Adobe Flash ... 29

2.2.11 ActionScript ... 30

2.2.12 HTML ... 30


(5)

vi

2.2.14 CSS ...32

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN ... 33

3.1 Analisis Sistem ... 33

3.1.1 Analisis Masalah ... 33

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 33

3.1.3 Analisis Virtual Lab Sejenis... 36

3.1.4 Analisis Virtual Lab yang Akan Dibangun ... 37

3.1.5 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 39

3.1.6 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 39

3.1.6.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 40

3.1.6.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 40

3.1.6.3 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 41

3.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 41

3.1.7.1 Diagram Konteks ... 41

3.1.7.2 Data Flow Diagram ... 42

3.1.7.3 Spesifikasi Proses ... 45

3.1.7.4 Kamus Data ... 50

3.2 Perancangan Sistem ... 51

3.2.1 Perancangan Struktur Menu ... 52

3.2.2 Perancangan Antarmuka ... 53

3.2.3 Perancangan Pesan ... 63

3.2.4 Jaringan Semantik ... 64

3.2.5 Perancangan Prosedural ... 64

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 75


(6)

vii

4.2 Implementasi Perangkat Pendukung yang digunakan ... 75

4.2.1 Implementasi Perangkat Keras ... 75

4.2.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 75

4.3 Implementasi Antarmuka ... 76

4.4 Pengujian Sistem ... 77

4.4.1 Rencana Pengujian Black box ... 77

4.4.2 Kasus dan Hasil Pengujian Black box ... 78

4.4.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Black box ... 85

4.4.4 Kasus dan Hasil Pengujian Beta ... 85

4.4.5 Wawancara Guru ... 86

4.4.6 Kuesioner Pengguna... 87

4.4.7 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas ... 88

4.4.7.1 Uji Validitas ... 88

4.4.7.2 Uji Realibilitas ... 89

4.4.8 Analisis Deskriptif Kuesioner ... 90

4.4.9 Variabel Aplikasi Virtual Lab (X) ... 90

4.4.9.1 Sub Variabel Aspek Perangkat Lunak ... 92

4.4.9.2 Sub Variabel Aspek Pembelajaran ... 95

4.4.9.3 Sub Variabel Aspek Komunikasi Virtual ... 100

4.4.10 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 102

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

5.1 Kesimpulan ... 103

5.2 Saran ... 103


(7)

103 Belajar,” 2012.

[2] Arnas, Erwina Amalia Juita, “Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual dan Laboratorium Real terhadap Sikap Ilmiah Siswa dan Hasil Belajar Kimia SMA Pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga,” pp. 1-3, 2012.

[3] “Ayo Manfaatkan Laboratorium Virtual,” 4 Juni 2012. [Online]. Available: http://guraru.org/guru-berbagi/ayo_manfaatkan_laboratorium_virtual/.

[Diakses 7 September 2014].

[4] Kothari, C.R., “Research Methodology Methods and Techniques,” 2004. [5] R. A. Sukamto dan M. Shalahuddin, Rekayasa Perangkat Lunak, Bandung:

Informatika, 2013.

[6] UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA, “Fungsi Laboratorium,” [Online]. Available: http://blog.tp.ac.id/fungsi-laboratorium. [Diakses 21 September 2014].

[7] Watoni, A. Haris, KIMIA untuk SMA/MA Kelas X PEMINATAN, Bandung: Yrama Widya, 2013.

[8] Indra, Yatini, Pemrograman Terstruktur, Yogyakarta: J&J Learning Yogyakarta.

[9] Ladjamudin, Al Bahra, Rekayasa Perangkat Lunak, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

[10] “Blackbox Testing,” 13 Desember 2010. [Online]. Available:

http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2010/12/13/blackbox-testing-324503.html. [Diakses 13 Oktober 2014].

[11] Hidayatullah, Priyanto, Animasi Pendidikan Menggunakan Flash, Bandung: Informatika, 2011.

[12] Wijaya, Didik, “Memahami ActionScript,” [Online]. Available:


(8)

http://www.master.web.id/mwmag/issue/01/content/tutorial-actionscript-1/tutorial-actionscript-1.html. [Diakses 3 Oktober 2014].

[13] “Pengertian HTML,” [Online]. Available: http://www.teknologi -informasi.net/2014/01/pengertianpenjelasankelebihandan-tujuan.html. [Diakses 3 Oktober 2014].

[14] Afrianto, Irawan, “Modul Praktikum Aplikasi IT II (JavaScript)”.

[15] “Pengertian CSS (Cascading Style Sheets),” [Online]. Available: http://www.ficripebriyana.com/2014/04/pengertian-css-cascading-style-sheets.html. [Diakses 3 Oktober 2014].


(9)

1

SMA Negeri 1 Katapang memiliki berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar yang salah satunya laboratorium. Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari [1]. Banyak mata pelajaran di SMA yang membutuhkan laboratorium sains untuk melakukan praktikum. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang sangat memerlukan penguatan pemahaman dan pengembangan wawasan melalui penerapan metode praktikum di laboratorium [2].

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru kimia kelas X di SMA Negeri 1 Katapang Een Noerhendarsih, S.Pd., M.M.Pd, menyatakan bahwa saat ini metode pembelajaran di Sekolah pada mata pelajaran kimia dilakukan dengan metode pembelajaran diskusi dan demonstrasi. Idealnya pada pembelajaran kimia seharusnya diterapkan juga metode pembelajaran praktikum, karena kondisi laboratorium real atau sering disebut dengan istilah hands-on sebagai sarana pendukung kegiatan praktikum di Sekolah memiliki kekurangan, antara lain peralatan laboratorium dan bahan praktikum tidak lengkap, akibatnya pelaksanaan kegiatan praktikum terkadang tidak dilakukan. Hal tersebut didukung dari hasil penyebaran kuesioner kepada 35 responden siswa, 80% siswa kelas X di SMA Negeri 1 katapang menyatakan pelaksanaan kegiatan praktikum terkadang tidak dilakukan akibat keterbatasan alat dan bahan praktikum sehingga Siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan praktikum.

Perlu diupayakan pengembangan-pengembangan sarana laboratorium atau media pembelajaran alternatif yang pada sisi pelaksanaannya mampu membantu siswa dalam melakukan praktikum kimia. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibuatlah sebuah simulasi laboratorium virtual. Laboratorium virtual atau


(10)

biasa disebut dengan istilah virtual lab adalah serangkaian alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sebenarnya [3]. Aplikasi virtual lab dioperasikan dengan bantuan komputer, saat ini kondisi laboratorium komputer di Sekolah tidak dapat mendukung dalam proses pembelajaran dengan menggunakan virtual lab karena jumlah komputernya yang terbatas. Berdasarkan permasalahan tersebut maka aplikasi virtual lab yang akan dibangun berbasis website, sehingga dapat digunakan di Rumah bahkan dimana saja siswa berada, melalui judul “Membangun Aplikasi

Virtual Lab Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Katapang”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dari penelitian adalah bagaimana membangun aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang.

1.3Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang sudah diteliti maka maksud dari penelitian ini adalah membangun aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang.

Tujuan yang akan dicapai dari dibangunnya aplikasi ini adalah menjadi media pembelajaran alternatif untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan praktikum kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang.

1.4Batasan Masalah

Batasan-batasan pada ruang lingkup permasalahan dalam pembangunan aplikasi ini adalah:

1. Virtual Lab Kimia yang dibangun berbasis website.

2. Materi Virtual Lab Kimia sesuai dengan materi praktikum kimia kelas X di SMA Negeri 1 Katapang yaitu perbedaan antara unsur dan senyawa,


(11)

pemisahan zat murni dari campuran, membedakan jenis-jenis ikatan kimia, larutan elektrolit dan non elektrolit, reaksi oksidasi pada reaksi pembakaran, reaksi oksidasi dan reduksi pada elektron, membuktikan hukum lavoisier dan rumus empiris magnesium oksida.

3. Simulasi setiap praktikum sesuai dengan prosedur pengerjaan dalam buku kimia kelas X di SMA Negeri 1 Katapang.

4. Terdapat pesan/alert kesalahan pada saat pengguna melakukan kesalahan prosedur pengerjaan simulasi.

5. Tools pembangun yang digunakan dalam pembuatan Aplikasi Virtual Lab Kimia adalah Adobe Dreamweaver CS5 dan Adobe Flash CS6 dengan bahasa pemrograman HTML, Javascript dan ActionScript 3.0.

6. Pendekatan pembangunan perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan analisis terstruktur.

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Metode deskriptif merupakan metodologi penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diperlukan dan berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya [4]. Metodologi penelitian deskriptif memiliki 2 metode yaitu metode pengumpulan data dan metode pembangunan perangkat lunak.

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi literatur

Studi Literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan virtual lab kimia.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan cara melakukan observasi, wawancara dan menyebarkan kuesioner.


(12)

a.Observasi

Observasi dilakukan dengan cara penelitian atau tinjauan langsung ke SMA Negeri 1 Katapang untuk mendapatkan data mengenai buku kimia atau modul praktikum kimia berdasarkan kurikulum yang digunakan di Sekolah.

b.Wawancara

Wawancara ini dilakukan terhadap guru kimia di SMA Negeri 1 Katapang Een Noerhendarsih, S.Pd., M.M.Pd, untuk mengetahui metode pembelajaran yang dilakukan dan masalah apa saja dalam pelaksanaan praktikum kimia di Sekolah.

c.Kuesioner

Kuesioner dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tertulis yang telah disediakan untuk memperoleh respon dari responden kuesioner. Responden dari kuesioner ini adalah 35 siswa kelas X di SMA Negeri 1 Katapang.

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode yang digunakan dalam pembangunan aplikasi virtual lab kimia ini menggunakan paradigma perangkat lunak secara waterfall. Model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam pengembangan perangkat lunak dengan tahapan-tahapan mulai dari proses analysis, design, code, sampai proses testing [5]. Gambar 1.1 merupakan gambar ilustrasi model waterfall.

1. Analysis

Fase ini difokuskan pada analisis perangkat lunak untuk membangun aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang, menentukan kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang diperlukan pada perangkat lunak, lalu memutuskan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan untuk membangun perangkat lunak. Kemudian melakukan analisis terhadap user interface yang akan digunakan pada perangkat lunak yang akan dibangun.


(13)

2. Design

Fase desain digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan dari hasil analisis menjadi representasi seperti membuat rancangan user interface perangkat lunak yang akan dibangun sebelum coding (Implementasi) dimulai. 3. Code

Fase ini merupakan implementasi dari fase design yang dilakukan sebelumnya ke dalam bahasa pemrograman HTML dan ActionScript.

4. Test

Fase ini akan dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang sudah dibangun, agar aplikasi bebas dari error dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

Gambar 1.1 Ilustrasi Model Waterfall [5]

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 menguraikan tentang latar belakang permasalahan, merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan penelitian yang harus dicapai, batasan masalah untuk memfokuskan pembuatan sistem ini,


(14)

metodologi penelitian untuk mengumpulkan data, metode yang digunakan dalam pembangunan sistem, serta sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 membahas profil SMA Negeri 1 Katapang dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab 3 berisi analisis kebutuhan sistem yang akan dibangun untuk menentukan identitas dari sistem, menentukan tujuan dari sistem, bagian-bagian apa saja yang terdapat dalam sistem dan apa tujuan dari masing-masing bagian tersebut dan bagaimana bagian-bagian yang ada dalam sistem itu saling berhubungan menjadi satu kesatuan sesuai dengan metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan. Selain itu, bab ini juga berisi analisis masalah, analisis masukan, analisis kebutuhan fungsional dan nonfungsional serta perancangan antarmuka.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab 4 menjelaskan mengenai implementasi dari hasil analisis dan perancangan yang telah dibuat dan disertai dengan pengujian aplikasinya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil implementasi dan pengujian yang telah dibuat, serta saran-saran untuk pengembangan penelitian ini selanjutnya.


(15)

7

2.1 Profil SMA Negeri 1 Katapang

Profil SMA Negeri 1 Katapang meliputi sejarah, logo, struktur organisasi dan deskripsi tugas jabatan.

2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Katapang

SMA Negeri 1 Katapang lahir atas prakarsa dan dorongan dari masyarakat Katapang yang merasa terpanggil untuk mempersiapkan generasi bangsa yang siap bersaing dan berkiprah mewujudkan bangsa yang madani. Prakarsa dan dorongan tersebut pada tanggal 31 Agustus 2002 diwujudkan dengan dibentuknya paniti pendirian SMA Negeri I Katapang sebagai upaya untuk mempersiapkan hal hal yang harus ditempuh dalam pendirian sekolah tersebut. Upaya ini membuahkan hasil dengan keluarnya izin prinsip pada tanggal 23 Juni 2004 tentang pendirian SMA Negeri 1 Katapang.

Tahun pertama penyelenggaraan, SMA Negeri 1 Katapang merupakan binaan (filial) SMA Negeri 1 Soreang yang dipimpin oleh Drs.H.Tjahra Sumpena, M.M.Pd. sebagai kepala sekolah sekaligus menjadi pejabat kepala sekolah di SMA Negeri 1 Katapang. Pada tanggal 09 Mei 2005, berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Nomor: 821.2/Kep.22-BKD/2005 Jabatan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Katapang beralih kepada kepala sekolah definitif, yakni Drs. Deden Fathudin, M.Pd. terhitung mulai tanggal 1 Juni 2005 sampai 14 Juli 2009.

Selama dalam kepemimpinan bapak Drs. Deden Fathudin, M.Pd. SMA Negeri 1 Katapang telah resmi menjadi sekolah yang mandiri dengan keluarnya keputusan Bupati Bandung nomor:421.3/Kep.249-Disdik/2005 tentang Pembentukan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Katapang Kabupaten Bandung. Kemudian pada tanggal 20 Oktober 2006 melalui Ketua Badan Akreditasi Sekolah Propinsi Jawa Barat, Badan Akreditasi Sekolah Nasional menetapkan SMA Negeri 1 Katapang memperoleh akreditasi dengan peringkat A (amat baik).


(16)

2.1.2 Logo SMA Negeri 1 Katapang

Logo SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Logo SMA Negeri 1 Katapang

2.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada. Struktur organisasi di SMA Negeri 1 Katapang terdiri dari struktur organisasi tata usaha dan struktur organisasi sekolah.

2.1.3.1 Struktur Organisasi Tata Usaha SMA Negeri 1 Katapang

Tata usaha sekolah adalah bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. Informasi yang tata usaha sekolah kelola penting sebagai basis pelayanan dan bahan pengambilan keputusan sekolah. Semakin lengkap dan akurat data terhimpun maka pemberian pelayanan makin mudah dan pengembilan keputusan makin tepat. Struktur organisasi tata usaha di SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(17)

KEPALA SEKOLAH

KAUR TATA USAHA

KESISWAAN

KEPEGAWAIAN AGENDARIS/TIKREY INVENTARIS PENERIMA DSB/DST KOMPUTEROPERATOR

PETUGAS PERPUSTAKAAN

PETUGAS LAB. KOMPUTER PETUGAS LAB.

IPA PETUGAS MULTI

PEMBANTU PELAKSANA

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Tata Usaha SMA Negeri 1 Katapang

2.1.3.2 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 1 Katapang

Struktur organisasi sekolah adalah struktur yang mendasari keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses perencanaan sekolah yang strategis. Struktur organisasi sekolah di SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Gambar 2.3.

KEPALA SEKOLAH

KAUR TATA USAHA

WAKASEK KESISWAAN KOMITE

WAKASEK HUMAS WAKASEK SARANA & PRASARANA

SISWA

WAKASEK KURIKULUM

PEMBINA EKSKUL STAF SARANA & PRASARANA

PEMBINA TATIB STAF KURIKULUM

STAF PENGAJAR PEMBINA OSIS


(18)

2.1.4 Deskripsi Tugas Jabatan

Diskripsi tugas jabatan adalah seperangkat fungsi dan tugas tanggung jawab yang dijabarkan ke dalam kegiatan jabatan. Deskripsi tugas jabatan di SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas Jabatan

No. Jabatan Tugas

1. Kepala Sekolah 1. Tugas di bidang administrasi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan bidang garapan pendidikan di sekolah, yang meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, dan hubungan sekolah masyarakat

2. Tugas di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan guru untuk perbaikan pengajaran. Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah meningkatkan hasil belajar siswa

3.

2. Kaur Tata Usaha 1. Melaksanakan ketatausahaan sekolah 2. Membantu Kepala Sekolah dalam

kegiatan-kegiatan penyusunan program kerja tata usaha sekolah

3. Pengelolaan keuangan sekolah

4. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa, 5. Penyusun administrasi perlengkapan sekolah 6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah 7. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan

pengurusan ketatausahaan

3. Kepegawaian 1. Bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha

2. Mengisi buku induk pegawai

3. Membuat daftar prediksi kenaikan tingkat atau golongan gaji berkata Guru/Pegawai

4. Membuat dan mengajukan berkas usul permohonan kenaikan gaji berkala Guru atau Pegawai

5. Membuat daftar hadir Guru dan Pegawai 6. Menyimpan berkas data atau arsip kepegawaian 7. Membuat SK Pembagian Tugas dan Surat Tugas 8. Membuat daftar gaji

9. Membuat daftar pembayaran honorarium dan kesejahteraan

4. Kesiswaan 1. Membuat daftar nomor induk siswa

2. Mengisi buku klaper siswa 3. Mengisi buku induk siswa 4. Mengisi buku mutasi siswa 5. Membuat daftar keadaan siswa 6. Membukukan daftar keadaan siswa 7. Mencatat pendaftaran siswa baru


(19)

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas Jabatan (Lanjutan)

No. Jabatan Tugas

8. Membuat usulan peserta ujian 9. Menyimpan daftar lulusan

10. Menyimpan daftar penerimaan atau penyerahan STTB

11. Menyimpan daftar kumpulan nilai (leger)

12. Menyediakan blanko pemanggilan orang tua siswa 13. Membuat surat keterangan dan surat mutasi siswa 14. Menyediakan blanko izin keluar masuk kelas 15. Mengisi papan data keadaan siswa

5. Agendaris 1. Menyusun program kerja tata usaha sekolah

2. Pengelolaan keuangan sekolah

3. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa 4. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata

usaha sekolah

5. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah 6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah

mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K 7. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan 8. Pengurusan ketataushaan secara berkala

6. Inventaris 1. Melaksanakan administrasi inventarisasi dan

kelengkapan sekolah bertanggung jawab kepada kepala tata usaha

2. Mencatat penerimaan barang inventaris dan non inventaris

3. Mengisi buku induk inventaris 4. Mengisi buku golongan inventaris

5. Membuat buku penerimaan dan pengeluaran barang non inventaris

6. Membuat buku pengeluaran/penggunaan barang inventaris

7. Membuat kode/sandi pada barang inventaris 8. Membuat laporan keadaan barang inventaris 9. Mengisi kartu barang

10. Membuat berita acara penghapusan barang inventaris

11. Menyimpan dokumen kepemilikan barang-barang inventaris dan dokumen lainnya

12. Membuat daftar kebutuhan sarana atau prasarana atau ruang

13. Membuat daftar pengumuman barang inventaris pada setiap ruangan

7. Penerima DSB/DST 1. Menyimpan dokumen, rekening giro atau bank keuangan sekolah

2. Mengajukan pembayaran

3. Membuat laporan penggunaan keuangan komite sekolah dan sumber lainnya


(20)

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas Jabatan (Lanjutan)

No. Jabatan Tugas

1. Membuat laporan posisi anggaran (daya serap) 2. Melaksanakan tugas kebendaharan dari setiap

kepanitiaan yang dibentuk sekolah 3. Membentuk keuangan berdasarkan sumber

keuangannya pada buku kas umum pembantu

8. Operator Komputer 1. Membuat nomor agenda surat masuk dan keluar 2. Mengisi buku agenda surat masuk dan keluar 3. Mengangandakan/tikrey surat atau dokumen

sekolah

4. Mengisi buku ekspedisi

5. Menyimpan arsip dan menyampaikan surat 6. Memelihara dan menata kearsipan dan dokumen

surat keputusan, laporan dan lainnya 7. Membantu kelancaran administrasi sekolah 8. Membuat administrasi bendahara

9. Membuat administrasi kepegawaian

10. Menyimpan dan menjaga kerahasiaan data-data sekolah

9. Petugas Perpustakaan 1. Perencanaan pengadaan buku-buku/bahan pustaka/media elektronika

2. Pengurusan pelayanan perpustakaan 3. Perencanaan pengembangan perpustakaan 4. Pemeliharaan dan pebaikan buku-buku/bahan

pustaka/media elektronika

5. Menginventarisir dan mengadministrasi buku/bahan pustaka/media elektronika

6. Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat

7. Penyimpanan buku-buku perpustakaan/media elektronika

8. Menyusun tata tertib perpustakaan 9. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan

perpustakaan secara berkala

10. Petugas Lab. IPA 1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium

2. Menyusun jadwal dan tata tertib pengguna laboratorium.

3. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium.

4. Pemeliharaan dan perbaikan alat-alat laboratorium. 5. Inventarisasi dan pengadministasian peminjam

alat-alat laboratorium.

11. Petugas Lab. Komputer 1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium.

2. Menyusun jadwal dan tata tertib pengguna laboratorium.


(21)

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas Jabatan (Lanjutan)

No. Jabatan Tugas

3. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium.

4. Pemeliharaan dan perbaikan alat-alat laboratorium. 5. Inventarisasi dan pengadministasian peminjam

alat-alat laboratorium.

6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium.

12. Petugas Multi 1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan multimedia.

2. Menyusun jadwal dan tata tertib pengguna laboratorium.

3. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat multimedia.

4. Pemeliharaan dan perbaikan alat-alat multimedia. 5. Inventarisasi dan pengadministasian peminjam

alat-alat multimedia.

6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan multimedia.

13. Pembantu Pelaksana 1. Melaksanakan kegiatan kebersihan dan pengamanan sekolah

2. Bertanggung jawab kepada kepala tata usaha 3. Menjaga dan melaksanakan kebersihan ruangan 4. Membantu menyediakan kebutuhan guru/pegawai,

menyiapakan air minum

5. Mencuci dan menyimpan alat-alat minum dan makan

6. Membuka dan mengunci seluruh ruangan kebersihan wc siswa, kebersihan wc guru dan kepala sekolah

7. Melaksanakan piket malam.

14. Komite Sekolah 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

3. Pengontrol (controlling agency) dalam

penyelenggaraan kegiatan di satuan pendidikan. 4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan

masyarakat di satuan pendidikan.

15. Wakasek Kesiswaan 1. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 10K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan, dan kerindangan). 2. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS


(22)

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas Jabatan (Lanjutan)

No. Jabatan Tugas

(PMR), Kelompok Ilmiah remaja (KIR), Usaha Kesehatan sekolah (UKS), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), dan lain-lain.

3. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi. 4. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili

sekolah dalam kegiatan di luar sekolah. 5. Mengatur mutasi siswa.

6. Mengatur program pengembangan diri. 7. Mengatur program pesantren kilat/kegiatan

amaliah ramadhan.

8. Menyelenggarakan Porseni antar kelas. 9. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan

siswa berprestasi.

10. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa.

11. Menyusun dan membuat kepanitiaan penerimaan siswa baru dan pelaksanaan MOS.

12. Membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.

16. Wakasek Humas 1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan

Komite Sekolah dan peran Komite Sekolah 2. Membina hubungan antara sekolah dengan orang

tua/wali murid

3. Menjalin hubungan dengan lembaga/instansi terkait

dalam rangka pengembangan sekolah

4. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar pendidikan)

5. Koordinasi dengan semua staf untuk kelancaran kegiatan Sekolah, menyelenggarakan bakti sosial 6. Mewakili Kepala Sekolah apabila berhalangan

untuk menghadiri rapat masalah yang bersifat umum

7. Membuat laporan kegiatan secara berkala 17. Wakasek Sarana &

Prasarana

1. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar.

2. Merencanakan program pengadaannya. 3. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana. 4. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian. 5. Mengatur pembukuannya.

6. Menyusun laporan.

18. Wakasek Kurikulum 1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan. 2. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal

pelajaran.

3. Mengatur penyusunan progam pembelajaran (program-program satuan pembelajaran, dan


(23)

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas Jabatan (Lanjutan)

No. Jabatan Tugas

persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum.

4. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

5. Mengatur pelaksanaan program penilaian, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian rapor dan STTB.

6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.

7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

8. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran.

9. Mengatur mutasi siswa.

10. Melakukan supervisi administrasi dan akademis. 11. Menyusun laporan.

19. Pembina OSIS 1. Bertanggung jawab kepada wakil kepala sekolah urusan kesiswaan atas terlaksanakannya seluruh kegiatan kesiswaan atau kegiatan OSIS, 2. Mengadakan pembinaan kepada pengurus OSIS

dan seksi-seksinya,

3. Mendampingi OSIS dalam menyusun tata tertib siswa,

4. Mendampingi pengurus OSIS dalam mentertibkan siswa dalam hal mentaati tata tertib siswa, bekerja sama dengan BK berkoordinasi dengan orang tua siswa yang bermasalah dan bersama wakil kepala sekolah mengadakan pembinaan dan memberi sanksi kepada siswa yang bermasalah.

20. Pembina Ekskul 1. Bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan ekstrakulikuler,

2. Melakukan pengecekan siswa dan pelatih,

3. Membuat rencana program kegiatan jangka pendek dan jangka panjang selama 1 tahun (dua semester), 4. Menentukan target-target yang akan dicapai dalam

satu tahun berjalan (dua semester) seperti : target juara, menentukan jadwal kegiatan yang sifatnya tidak rutin (seperti kunjungan, Eksebisi atau lainnya) dan atau pertandingan persahabatan, dan 5. Mengadakan evaluasi internal bidangnya bersama pelatih dan dilaporkan kepada wakasek kesiswaan (paling sedikit 2 bulan sekali).

21. Pembina Tatib 1. Penyusunan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling, koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah.


(24)

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas Jabatan (Lanjutan)

No. Jabatan Tugas

didik agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar 3. Memberikan saran dan pertimbangan kepada anak

didik dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

4. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling

5. Menyusun statistic hasil penilaian bimbingan dan konseling

6. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

7. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling

8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan koseling

22. Staf Sarana & Prasarana 1. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar.

2. Merencanakan program pengadaannya. 3. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana. 4. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian. 5. Mengatur pembukuannya.

6. Menyusun laporan.

23. Staf Kurikulum 1. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan. 2. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal

pelajaran.

3. Mengatur penyusunan progam pembelajaran (program-program satuan pembelajaran, dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum.

4. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

5. Mengatur pelaksanaan program penilaian, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian rapor dan STTB.

6. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.

7. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

8. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran.

9. Mengatur mutasi siswa.

10. Melakukan supervisi administrasi dan akademis. 11. Menyusun laporan.

24. Staf Pengajar / Guru 1. Membuat perangkat pembelajaran, meliputi Silabus, Program Tahunan dan Program Semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS, 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran,


(25)

Tabel 2.1 Deskripsi Tugas Jabatan (Lanjutan)

No. Jabatan Tugas

3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar; ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, ujian akhir sekolah,

4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian, 5. Menyusun dan melaksanakan program remedi dan

pengayaan,

6. Mengisi daftar nilai siswa,

7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar, 8. Membuat alat peraga/media pembelajaran, 9. Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya

seni,

10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum,

11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah, 12. Mengadakan pengembangan program

pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, 13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar

siswa,

14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pembelajaran,

15. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum,

16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

25. Siswa 1. Tugas siswa di sekolah yaitu memahami dan

mempelajari materi yang diajarkan

2. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru 3. Taat pada peraturan sekolah

4. Patuh dan hormat pada guru 5. Disiplin dalam belajar 6. Disiplin dalam sekolah 7. Menjaga nama baik sekolah

2.2 Landasan Teori

Beberapa landasan teori yang digunakan dalam pembangunan aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang yaitu laboratorium, laboratorium virtual, materi praktikum kimia.


(26)

2.2.1 Laboratorium

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari [1].

Laboratorium merupakan salah satu sarana pembelajaran dengan metode demontrasi maupun praktek. Pada umunya kegiatan praktek laboratorium bertujuan untuk menguji dan mebuktikan suatu hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh guru atau pengajar [6].

2.2.2 Laboratorium Virtual

Laboratorium virtual atau biasa disebut dengan istilah virtual lab adalah serangkaian alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sebenarnya.

Laboratorium virtual potensial untuk memberikan peningkatan secara signifikan dan pengalaman belajar yang lebih efektif. Pengembangan laboratorium virtual ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan belajar yang dialami oleh peserta didik dan mengatasi permasalahan biaya dalam pengadaan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum bagi sekolah-sekolah yang kurang mampu.

Melalui pembelajaran multimedia dalam bentuk laboratorium virtual, secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran menjadi lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Selain itu, melalui laboratorium virtual, bisa dilakukan penghematan biaya riset, serta riset-riset yang dahulu tidak mungkin dilakukan, karena keterbatasan pengkondisian sistem, saat ini telah bisa dilakukan [3].


(27)

2.2.3 Materi Praktikum Kimia

Berikut ini materi praktikum yang akan ada pada aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang:

1. Perbedaan antara unsur dan senyawa

Unsur adalah zat murni yang tidak dapat dibagi lagi menjadi dua atau lebih zat lain yang lebih sederhana melalui proses kimia atau proses fisik. Senyawa adalah zat murni yang terbentuk dari gabungan dua unsur atau lebih melalui reaksi kimia [7].

Contoh: A: serbuk besi, B: senyawa besi belerang, C: campuran besi dan belerang, D: serbuk belerang.

Urutan perubahan: unsur besi dan belerang dicampur membentuk campuran besi dan belerang. Selanjutnya campuran besi dan belerang berubah menjadi senyawa besi belerang setelah dipanaskan.

Urutan perubahan: A + D → C → B.

2. Pemisahan zat murni dari campuran

Campuran terdiri atas dua atau lebih zat. Oleh karena itu, campuran bukan zat murni. Tidak seperti zat murni, campuran tersusun dengan komposisi yang bervariasi. Zat-zat dalam campuran dapat dipisahkan dengan menggunakan metode fisik yang sederhana.

Campuran memiliki dua jenis, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen memiliki sifat-sifat yang sama (kerapatan dan komposisi) dalam setiap bagian campuran. Contoh: campuran air garam dan air alkohol. Campuran heterogen tidak memiliki sifat-sifat yang sama pada semua bagian campuran.

Contoh: Campuran serbuk besi dan belerang, serbuk besi tertarik oleh magnet dan terpisah dari serbuk belerang.

3. Membedakan jenis-jenis ikatan kimia

Ikatan kimia adalah gaya tarik antara dua atom atau lebih dengan melibatkan elektron-elektron valensi setiap atom. Jika dua atom yang sejenis bergabung membentuk ikatan kimia, ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen non


(28)

polar. Jika dua atom berbeda bergabung , ikatan antara kedua atom ini adalah ikatan kovalen polar [7].

Cara mengetahui nilai KE (keelektronegatifan) dari unsur-unsur dapat dilihat di Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Keelektronegatifan unsur-unsur [7]

Rumus mencari nilai ΔKE

ΔKE = KE atom 2 – KE atom 1...(2.1) Keterangan:

KE = keelektronegatifan

ΔKE = keelektronegatifan antara dua atom yang saling berikatan

Rumus menentukan jenis ikatan kimia

Ikatan ionik ΔKE > 1,7 ...(2.2) Kovalen polar ΔKE = 1,4 sampai 1,7 ...(2.3) Kovalen kurang polar ΔKE < 0,4 ...(2.4) Kovalen non polar ΔKE = 0,0...(2.5)

Contoh: Ikatan HCl

KE H = 2,1 dan KE Cl = 3,0 ΔKE = 3,0 – 2,1 = 0,9 Jenis ikatan = Kovalen polar


(29)

4. Larutan elektrolit dan non elektrolit

Larutan adalah campuran homogen antara partikel-partikel zat terlarut dan partikel-partikel pelarut. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, adapun yang sukar menghantarkan arus listrik disebut larutan nonelektrolit. Dengan pengamatan menggunakan rangkaian sumber listrik dan lampu listrik, larutan elektrolit kuat menunjukkan intensitas nyala yang terang dan gelembung gas yang banyak. Larutan elektrolit lemah menunjukkan nyala lampu yang redup dan sedikit gelembung gas. Adapun larutan nonelektrolit tidak menunjukkan adanya nyala lampu dan gelembung gas [7].

Contoh: larutan NaCl (elektrolit)

On saklar = lampu menyala dan ada gelembung

Contoh: larutan H2O (Non elektrolit)

On saklar = lampu tidak menyala dan ada gelembung

5. Reaksi oksidasi pada reaksi pembakaran

Reaksi pembakaran mengakibatkan pengikatan gas oksigen oleh suatu zat dan merupakan reaksi oksidasi [7].

Contoh:

Magnesium + Oksigen → Magnesium Oksida Mg(s) + O2(g) → MgO(s)

Karena Magnesium menangkap Oksigen, maka Magnesium teroksidasi menjadi Magnesium Oksida.

6. Reaksi reduksi dan oksidasi pada elektron

Reaksi pelepasan elektron oleh suatu zat merupakan reaksi oksidasi, sedangkan reaksi penangkapan elektron oleh suatu zat merupakan reaksi reduksi [7].

Contoh:

Magnesium + Brom → Magnesium Bromida Mg(s) + Br2(g) → MgBr2(s)

Selama reaksi, elektron ditransfer dari magnesium ke brom. Mg(s) → Mg2+(s) + 2e-


(30)

(atom magnesium melepaskan elektron membentuk ion magnesium) Br2(g) + 2e- → 2Br-(s)

(Molekul brom menangkap elektron membentuk ion bromida) Dalam reaksi ini magnesium teroksidasi menjadi ion magnesium.

7. Membuktikan Hukum Lavoisier

Hukum lavoisier (hukum kekekalan massa) yaitu sebelum dan sesudah reaksi, jumlah dan massa keseluruhan zat-zat tidak mengalami perubahan. Jumlah zat yang bereaksi = jumlah massa yang terbentuk. Jumlah atom-atom sebelum reaksi = jumlah atom-atom sesudah reaksi [7].

8. Rumus empiris magnesium oksida

Rumus empiris menyatakan jumlah atom-atom perbandingan terkecilnya dari unsur-unsur yang menyusun senyawa. Perbandingan massa unsur-unsur yang bereaksi = perbandingan massa atom unsur-unsur penyusun senyawa [7]. Rumus empiris dapat ditentukan dengan langkah :

Cari massa tiap unsur penyusun senyawa, ubah ke satuan mol, perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris.

Berikut ini rumus-rumus yang digunakan dalam menentukan rumus empiris magnesium oksida :

Massa magnesium (mMg) = W2– W1...(2.6)

Massa oksigen (mo ) = W3– W2...(2.7)

Rasio mMg/mo ...(2.8)

Keterangan :

W1 = Berat cawan dan penutup

W2 = Berat cawan, penutup, dan magnesium

W3 = Berat cawan, penutup, dan magnesium oksida

2.2.4 Metode Perancangan Sistem

Metode perancangan yang digunakan adalah metode perancangan terstruktur. Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Pemrograman Terstruktur adalah suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam


(31)

bentuk program [8]. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.

Perancangan ini bertujuan untuk membuat model solusi terhadap problem yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur. Prinsip dari pemrograman terstruktur adalah Jika suatu proses telah sampai pada suatu titik/langkah tertentu, maka proses selanjutnya tidak boleh mengeksekusi langkah sebelumnya/kembali lagi ke baris sebelumnya, kecuali pada langkah-langkah untuk proses berulang (Loop).

2.2.4.1 DFD (Data Flow Diagram)

DFD atau Diagram Arus Data adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, dimana data dihapus, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi ‘antara data yang tersimpan dan proses yang dikarenakan pada data tersebut.

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut disimpan.

DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur .

Kelebihan utama pendekatan aliran data, yaitu :

1. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem.

2. Pemahaman lebih jauh mengenal keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem.

3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram aliran data.

4. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah data-data dan proses yang diperlukan sudah ditetapkan.


(32)

1. Entity: Terminator atau Source atau Destination atau dikenal juga dengan External Entity, berupa orang, organisasi atau sistem lain yang berada diluar batas sistem yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan. 2. Proses: Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang,

prosedur atau alat yang digunakan untuk mentrasformasikan data.

3. Data Flow: (Arus Data), data yang mengalir dengan arah tertentu dari asal ke tujuan. Data yang mengalir dapat berupa dokumen, surat atau bentuk lainnya. 4. Data Store: (Penyimpanan Data), digunakan untuk menyimpan dan

mengambil data oleh proses. Data yang disimpan dapat berupa data yang terkomputerisasi maupun tidak terkomputerisasi.

2.2.4.2 Komponen Terminator/Entitas Luar

Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan nama entitas luar (external entity). Sesuatu yang berada diluar system, tapi memberikan data kedalam sistem atau memberikan data dari sistem. Disimbolkan dengan notasi kotak [9].

2.2.4.3 Komponen Proses

Komponen proses merupakan apa yang dikerjakan oleh system, proses dapat mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi data yang dinginkan [9].

2.2.4.4 Komponen Data Store

Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya Mahasiswa. Data store ini biasanya berkaitan dengan penyimpanan-penyimpanan, seperti file atau database yang berkaitan dengan penyimpanan secara komputerisasi, misalnya file disket, file harddisk, file pita magnetik. Data store juga berkaitan dengan penyimpanan secara manual seperti buku alamat, file, folder, dan agenda.


(33)

Suatu Data Store dihubungkan dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak dengan komponen DFD lainnya. Alur data yang menghubungkan Data Store dengan suatu proses mempunyai pengertian sebagai berikut :

1. Alur data dari Data Store yang berarti sebagai pembacaan atau pengaksesan satu paket tunggal data, lebih dari satu paket data, sebagian dari satu paket tunggal data, atau sebagian dari lebih dari satu paket data untuk suatu proses 2. Alur data ke Data Store yang berarti sebagai peng-update-an data, seperti

menambah satu paket data baru atau lebih, menghapus satu paket atau lebih, atau mengubah/memodifikasi satu paket data atau lebih.

2.2.4.5 Komponen Data Flow/Alur Data

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem [9]. Arus data ditunjukan dengan arus panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini mengalir diantara proses, data store dan menunjukan arus data dari data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.

2.2.5 Kuesioner

Kuesioner terdiri dari sejumlah pertanyaan dicetak atau diketik dalam urutan yang pasti di formulir atau set bentuk. Kuesioner dikirimkan kepada responden yang diharapkan untuk membaca dan memahami pertanyaan dan menuliskan jawaban dimaksudkan untuk tujuan dalam kuesioner itu sendiri [4].

Sebagai bentuk umum dari kuesioner itu dapat dibagi menjadi kuesioner terbuka atau tertutup.

1. Kuesioner terbuka adalah pertanyaan dari suatu kuesioner yang memberikan kebebasan penuh kepada responden untuk menjawabnya dan tidak ada jawaban alternatif

2. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang memberikan jawaban alternatif yang telah ditentukan oleh pembuat kuesioner. Pertanyaan disajikan dengan tepat dan kata-kata yang sama dalam urutan yang sama untuk semua responden.


(34)

2.2.6 Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur 10 dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah Skala Guttman dan Skala Likert.

1. Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ”ya–tidak”, ”benar–salah”, ”pernah–tidak pernah”,”positif–negatif” dan lain–lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio 11 dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu ”setuju” atau ”tidak setuju”.

Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Contoh :

1.Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat pimpinan di perusahaan ini ?

a. Setuju b. Tidak setuju

2.Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja anda ? a. Tidak pernah

b. Pernah 2. Skala Likert

Skala likert menunjukkan kesepakatan atau ketidaksepakatan dengan setiap pernyataan dalam instrumen. Setiap respon diberi skor numerik, menunjukkan favourableness atau unfavourableness, dan skor dijumlahkan untuk mengukur sikap responden. Dengan kata lain, nilai keseluruhan merupakan responden di posisi kontinum favourableness atau unfavourableness terhadap masalah. Skala Likert dapat dilihat pada Gambar 2.5.


(35)

2100 Sangat Buruk Buruk Baik Sangat baik

25,00% 43,75% 62,50% 81,25% 100,00%

525 918,75 1312,5 1706,25

Gambar 2.5 Skala Likert 35 × 15 × 4 = 2100 Respon Paling menguntungkan 35 × 15 × 1 = 525 sikap Paling tidak menguntungkan. Skor untuk setiap individu akan jatuh antara 525 dan 2100

2.2.7 Statistik untuk Pengujian Validitas dan Realiabilitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang ditujukan kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson product moment. Apabila nilai koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari titk kritis 0,300, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut merupakan konstruksi (construct) yang valid.

Rumus skor kasar mengukur reliabilitas instrumen penelitian menggunakan Pearson product moment:

(2.9)

Pengujian realibilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Kuesioner dikatakan andal apabila koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih besar dari pada 0,60. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen [16].

Rumus koefesien pengujian realibilitas dengan teknik Alpha Cronbach: (2.10)


(36)

2.2.8 Analisis Deskriptif Kuesioner

Analisis deskriptif data penelitian dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, maka dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden. Prinsip kategorisasi jumlah skor tanggapan responden yaitu berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum, kemudian dibagi jumlah kategori yang diinginkan dengan rumus sebagai berikut:

(2.11)

Keterangan :

Skor maksimum = jumlah responden x jumlah pertanyaan x 4 Skor minimum = jumlah responden x jumlah pertanyaan x 1

Analisis deskripif ini dilakukan dengan mengacu pada indikator-indikator yang ada pada setiap variabel yang diteliti [16].

2.2.9 Metode Pengujian Sistem

Pengujian sistem adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean [6]. Metode pengujian sistem terdiri dari Pengujian Black-box.

Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box bukan merupakan alternatif dari teknik white box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white box [10].

Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2. Kesalahan dalam interface


(37)

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan kinerja

2.2.10 Perangkat Lunak yang digunakan

Perangkat lunak yang digunakan meliputi Adobe Dreamweaver dan Adobe Flash.

2.2.10.1 Adobe Dreamweaver

Adobe Deramweaver adalah sebuah HTML editor professional untuk mendesain secara visual dan mengelola suatu web. Keunggulan Dreamweaver dibandingkan editor lainnya adalah memungkinkan pengguna berkreasi secara bebas dan cepat pada suatu lingkungan visual, tanpa menulis sebaris pun kode atau tag HTMLnya, dan setelah itu dapat menguji tampilan halaman web langsung di browser apapun.

2.2.10.2 Adobe Flash

Adobe Flash merupakan aplikasi multiguna yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan. Dengan berbagai fitur canggih yang ada di dalamnya, seperti menggambar, membuat animasi, hingga membuat berbagai jenis permainan yang luar biasa [11].

Adobe Flash tidak hanya digunakan untuk aplikasi web, tetapi dapat dikembangkan untuk membuat aplikasi desktop karena aplikasi flash selain dikompilasi menjadi format .swf, flash juga dapat dikompilasi menjadi format .exe. Flash dapat untuk memanipulasi vektor dan citra rasler, dan dapat mendukung bidirectional streaming video. Flash juga berisi bahasa skrip yang diberi nama “Actionscript”. Beberapa produk software, sistem dan device dapat membuat dan menampilkan flash. Flash dijalankan dengan adobe flash player yang dapat ditanam pada browser, telepon seluler, software lain.

Format file flash adalah swf, biasanya disebut ShockWafe Flashmovie biasanya file berekstensi .swf dapat dijalankan melalui web, secara stand alone pada flash player atau dijalankan di windows secara langsung dengan membuatnya dalam format ekstensi.exe. Versi terbaru dari Adobe Flash adalah


(38)

Adobe Flash CS6 Professional. Dalam pembuatan animasi ini sudah menggunakan Adobe Flash CS6 Professional sebagai aplikasinya.

2.2.11 ActionScript

ActionScript adalah bahasa skripting di Flash. ActionScript digunakan untuk mengontrol objek di Flash, membuat navigasi dan elemen interaktif lain, serta membuat movie Flash dan aplikasi Web yang interaktif. ActionScript dengan sintaks yang sedikit berbeda, sebetulnya telah hadir sejak Flash 4. Namun baru di versi 5-lah nuansa pengembangan dan pemrograman dengan ActionScript terasa lebih kental [12].

Bahasa pemrograman ActionScript yang dibuat berdasarkan ECMA Script, yang digunakan dalam pengembangan situs web dan perangkat lunak menggunakan platform Adobe Flash Player. ActionScript juga dipakai pada beberapa aplikasi basis data, seperti Alpha Five. Bahasa ini awalnya dikembangkan oleh Macromedia, tapi kini sudah dimiliki dan dilanjutkan perkembangannya oleh Adobe, yang membeli Macromedia pada tahun 2005.

ActionScript terbaru saat ini adalah ActionScript 3.0. ActionScript 3.0 adalah bahasa terbaru dari edisi yang sebelumnya dikenal dengan ActionScript 2.0. ActionScript 3.0 memiliki beberapa kelebihan dibanding pendahulunya, antara lain fitur yang ditawarkan adalah file pada ActionScript 3.0 dapat dibuat terpisah saat runtime.

2.2.12 HTML

HTML merupakan sebuah bahasa markah untuk menstrukturkan dan menampilkan isi dari World Wide Web, sebuah teknologi inti dari Internet. HTML5 adalah revisi kelima dari HTML dan hingga bulan Juni 2011 masih dalam pengembangan.

HTML5 merupakan hasil proyek dari W3C (World Wide Web Consortium) dan WHATWG (Web Hypertext Application Technology Working Group). Dimana WHATWG bekerja dengan bentuk web dan aplikasi dan W3C merupakan pengembang dari XHTML 2.0 pada tahun 2006, kemudian mereka memutuskan untuk bekerja sama dan membentuk versi baru dari HTML.


(39)

Berikut tujuan dibuatnya HTML5:

1. Fitur baru harus didasarkan pada HTML, CSS, DOM, dan JavaScript. 2. Mengurangi kebutuhan untuk plugin eksternal ( Seperti Flash ). 3. Penanagan kesalahan yang lebih baik.

4. Lebih markup untuk menggantikan scripting. 5. HTML5 merupakan perangkat mandiri.

6. Proses pembangunan dapat terlihat untuk umum. Fitur baru dalam HTML5:

1. Unsur kanvas untuk menggambar.

2. Video dan elemen audio untuk media pemutaran.

3. Dukungan yang lebih baik untuk penyimpanan secara offline.

4. Elemen konten yang lebih spesifik, seperti artikel, footer, header, nav, section.

5. Bentuk kontrol form seperti kalender, tanggal, waktu, email, url, search. Beberapa browser sudah mendukung HTML5 seperti safari, chrome, firefox, dan opera. Kabarnya IE9 ( Internet Explorer ) akan mendukung beberapa fitur dari HTML5.

Pembuatan HTML5 juga di karenakan Standard HTML4 yang dijumpai banyak memiliki kelemahan untuk mendukung aplikasi web yang interaktif. Akibat hal ini banyak orang menambahkan fitur baru baik disisi aplikasi web ataupun disisi browser. Solusi ini dikenal dengan plugin dan salah satunya adalah Flash dan Silverlight [13].

2.2.13 Javascript

Javascript diperkenalkan pertama kali oleh Netscape pada tahun 1995. Pada awalnyabahasa ini dinamakan “LiveScript” yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape Navigator 2. Pada masa itu bahasa ini banyak di kritik karena kurang aman, pengembangannya yang terkesan buru buru dan tidak ada pesan kesalahan yang di tampilkan setiap kali kita membuat kesalahan pada saat menyusun suatu program. Kemudian sejalan dengan sedang giatnya kerjasama antara Netscape dan Sun (pengembang bahasa


(40)

pemrograman “Java”) pada masa itu, maka Netscape memberikan nama “JavaScript” kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember 1995. Pada saat yang bersamaan Microsoft sendiri mencoba untuk mengadaptasikan teknologi ini yang mereka sebut sebagai “Jscript” di browser Internet Explorer 3.

Javascript adalah bahasa yang berbentuk kumpulan skrip yang pada fungsinya berjalan pada suatu dokumen HTML, sepanjang sejarah internet bahasa ini adalah bahasa skrip pertama untuk web. Bahasa ini adalah bahasa pemrograman untuk memberikan kemampuan tambahan terhadap bahasa HTML dengan mengijinkan pengeksekusian perintah perintah di sisi user, yang artinya di sisi browser bukan di sisi server web.

Javascript bergantung kepada browser(navigator) yang memanggil halaman web yang berisi skrip skrip dari Javascript dan tentu saja terselip di dalam dokumen HTML. Javascript juga tidak memerlukan kompilator atau penterjemah khusus untuk menjalankannya (pada kenyataannya kompilator Javascript sendiri sudah termasuk di dalam browser tersebut). Lain halnya dengan bahasa “Java” (dengan mana JavaScript selalu di banding bandingkan) yang memerlukan kompilator khusus untuk menterjemahkannya di sisi user/klien [14].

2.2.14 CSS

CSS atau Cascading Style Sheets merupakan suatu aturan untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah website atau blog sehingga akan lebih terstruktur atau teratur. CSS ini bukan merupakan atau tidak termasuk kedalam bahasa pemrograman. CSS adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS ini memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama namun dalam format yang berbeda.

CSS3 adalah versi terbaru dari CSS yang sebelumnya merupakan CSS2 dan CSS1. CSS1 ini dikembangkan berpusat pada pemformatan dokumen HTML, CSS2 dikembangkan untuk bisa memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan di printer, sedangkan CSS3 merupakan versi terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam desain website [15].


(41)

33

Analisis sistem bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terdapat pada sistem serta menentukan kebutuhan-kebutuhan dari sistem yang dibangun. Analisis tersebut meliputi analisis masalah, analisis sistem yang sedang berjalan, analisis virtual lab sejenis, analisis virtual lab yang akan dibangun, SKPL, analisis kebutuhan non-fungsional, dan analisis kebutuhan fungsional.

3.1.1 Analisis Masalah

Analisis masalah sangat penting dalam suatu penelitian, karena pada tahapan ini merupakan salah satu proses mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan bagaimana membangun aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang. Berdasarkan latar belakang masalah pada bab 1 yang telah diuraikan, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan hasil wawancara dengan Guru kimia kelas X di SMA Negeri 1 Katapang Een Noerhendarsih, S.Pd., M.M.Pd, pelaksanaan kegiatan praktikum terkadang tidak dilakukan akibat keterbatasan alat dan bahan praktikum sehingga Siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan praktikum

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Analisis prosedur merupakan kegiatan menganalisis prosedur-prosedur kerja yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan. Hasil dari kegiatan analisis ini berupa gambaran nyata dari urutan kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam praktikum kimia di laboratorium SMA Negeri 1 Katapang.

Prosedur pembelajaran praktikum kimia yang ada di SMA Negeri 1 Katapang saat ini adalah sebagai berikut :

1. Prosedur pembagian buku kimia 2. Prosedur praktikum kimia


(42)

Prosedur-prosedur yang terlibat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Prosedur pembagian buku kimia

Prosedur pembagian buku kimia merupakan kegiatan dimana guru memberikan buku kimia kepada siswa. Flowmap kegiatan pembagian buku kimia dapat dilihat pada Gambar 3.1. Adapun alur prosedurnya sebagai berikut :

a. Guru memberikan buku kimia kepada ketua kelas. b. Ketua kelas menerima buku kimia.

c. Ketua kelas membagikan setiap buku kimia kepada tiap siswa. d. Siswa menerima buku kimia.

Prosedur pembagian buku kimia

Guru Ketua kelas Siswa

P

h

a

se

Buku kimia Buku kimia

Pembagian buku kimia

Buku kimia

A1

Gambar 3.1 Flowmap kegiatan pembagian buku kimia Keterangan :


(43)

2. Prosedur praktikum kimia

Prosedur praktikum kimia merupakan kegiatan dari pembelajaran dimana guru dan siswa melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Flowmap kegiatan praktikum kimia dapat dilihat pada Gambar 3.2. Adapun alur prosedurnya sebagai berikut :

a. Guru menjelaskan materi praktikum kepada siswa.

b. Siswa menerima materi praktikum yang dijelaskan oleh guru c. Siswa melakukan praktikum.

d. Siswa membuat laporan hasil praktikum. e. Guru menerima laporan hasil praktikum siswa.

Prosedur praktikum kimia

Guru Siswa

P

h

a

se

A1

Buku Kimia

Penjelasan materi praktikum

Materi praktikum yang dijelaskan

Materi praktikum yang dijelaskan

Proses praktikum

Laporan hasil praktikum

Laporan hasil praktikum

Gambar 3.2 Flowmap kegiatan praktikum kimia Keterangan :


(44)

3.1.3 Analisis Virtual Lab Sejenis

Analisis virtual lab sejenis dilakukan untuk memberikan gambaran sistem agar lebih mudah dalam pembangunan dan sebagai pembanding untuk kesempurnaan virtual lab yang akan dicapai. Virtual lab yang dianalisis adalah Laboratorium Virtual untuk Mata Pelajaran Kimia SMA yang dibuat oleh Fahmi Reza Ferdiansyah, S.kom. Berikut tampilan menu pada Laboratorium Virtual sejenis untuk Mata Pelajaran Kimia SMA ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Laboratorium Virtual Sejenis

Laboratorium Virtual untuk Mata Pelajaran Kimia SMA yang dirancang pada penelitian ini berjalan pada platform desktop. Materi yang disajikan adalah asam basa, elektrolit dan non elektrolit serta menghitung pH larutan asam basa.

Kekurangan dan kelebihan Laboratorium Virtual ini adalah: 1. Kekurangan

Kekurangan dari laboratorium virtual ini yaitu materi yang disajikan kurang spesifik, tidak ada evaluasi, tidak ada pesan kesalahan prosedur simulasi, visualisasi cairan tidak sesuai dengan yang sebenarnya padahal laboratorium virtual seharusnya menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

2. Kelebihan

Kelebihan dari laboratorium virtual ini yaitu terdapat takaran cairan atau bahan yang jelas untuk melakukan simulasi praktikum dalam laboratorium virtual ini.


(45)

3.1.4 Analisis Virtual Lab yang Akan Dibangun

Analisis virtual lab yang akan dibangun merupakan bagian yang mendeskripsikan virtual lab yang akan dibangun. Virtual lab yang akan dibangun yaitu virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang yang berbasis website, mempunyai grafis 2D dengan materi praktikum yang disajikan adalah perbedaan antara unsur dan senyawa, pemisahan zat murni dan campuran, membedakan jenis-jenis ikatan kimia, larutan elektrolit dan non elektrolit, reaksi oksidasi pada pembakaran, reaksi oksidaksi dan reduksi pada elektron, membuktikan hukum lavoisier dan rumus empiris magnesium oksida, selain itu ada soal evaluasi berupa pilihan ganda. Analisis virtual lab yang akan dibangun ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Analisis Virtual Lab yang akan dibangun

No. Materi Kegiatan siswa Hasil akhir

1. Perbedaan antara unsur dan senyawa

1. Siswa mencampurkan serbuk besi dan serbuk belerang. 2. Siswa memasukkan campuran

dalam tabung reaksi. 3. Siswa memanaskan tabung

reaksi yang berisi campuran dengan menggunakan pembakar.

4. Siswa menguji sifat magnet hasil campuran besi dan belerang.

Unsur besi dan unsur belerang yang dicampurkan berubah menjadi senyawa besi belerang setelah dipanaskan, dan sifat magnetnya menjadi hilang karena senyawa besi belerang tidak tertarik oleh magnet.

2. Pemisahan zat murni dan campuran

1. Siswa mencampurkan serbuk besi dan serbuk belerang. 2. Siswa memisahkan campuran

dengan magnet.

Unsur besi terangkat oleh magnet dan unsur belerang tidak terangkat.

3. Membedakan jenis-jenis ikatan kimia

1. Siswa memilih molekul atom yang akan dipasangkan ke kawat 2. Siswa menekan tombol hitung untuk

melihat hasil rumus kimia, ΔKE, jenis ikatan dan kepolaran ikatan

Molekul atom-atom yang dipasangkan menghasilkan, ΔKE, jenis ikatan kimia.

4. Larutan elektrolit dan non elektrolit

1. Siswa memilih cairan yang akan dicoba.

2. Siswa menekan saklar yang sudah terhubung dengan lampu serta baterai dan anoda katoda.

Apabila lampu menyala terang dan ada banyak gelembung, cairan itu termasuk elektrolit kuat, apabila lampu menyala redup dan ada sedikit gelembung, cairan itu termasuk elektrolit lemah, apabila tidak menyala dan


(46)

Tabel 3.1 Analisis Virtual Lab yang akan dibangun (Lanjutan)

No. Materi Kegiatan siswa Hasil akhir

tidak ada gelembung, maka cairan itu termasuk non elektrolit.

5. Reaksi oksidasi pada pembakaran

1. Siswa mengamplas pita magnesium

2. Siswa membakar pita magnesium dengan tang penjepit.

3. Siswa memindahkan hasil pembakaran pita magnesium ke dalam cawan porselen.

Hasil pembakaran berupa senyawa magnesium oksida.

6. Reaksi oksidaksi dan reduksi pada elektron

1. Siswa mengamplas pita magnesium

2. Siswa memasukkan pita magnesium ke dalam tabung reaksi.

3. Siswa menambahkan larutan brom ke dalam tabung reaksi.

4. Siswa mengocok tabung reaksi.

Hasil reaksi berupa larutan magnesium bromida.

7. Membuktikan Hukum Lavoisier

1. Siswa memasukkan larutan ke dalam tabung Y

2. Siswa memasukkan tabung Y ke dalam gelas kimia

3. Siswa menimbang larutan dalam gelas kimia

4. Siswa mencampurkan larutan dalam tabung Y

5. Siswa menimbang larutan dalam gelas kimia yang sudah bereaksi

Massa larutan sebelum bereaksi dan massa larutan yang sudah bereaksi

8. Rumus empiris magnesium oksida

1. Siswa menimbang cawan porselen + penutup

2. Siswa memasukkan pita magnesium ke dalam cawan porselen

3. Siswa menimbang cawan porselen + penutup + pita magnesium

Massa cawan porselen + penutup, massa cawan porselen + penutup + pita magnesium (sebelum bereaksi), dan massa cawan porselen + penutup + magnesium oksida (sesudah bereaksi)

4. Siswa membakar pita magnesium dalam cawan porselen

5. Siswa menimbang cawan porselen setelah pembakaran

9. Evaluasi 1. Siswa menjawab soal evaluasi semua materi praktikum berupa pilihan ganda.


(47)

3.1.5 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dilakukan berdasarkan kebutuhan aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dibagi dalam dua bagian yaitu SKPL-F (Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Fungsional) dan SKPL-NF (Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Non-Fungsional). Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

Tabel 3.2 SKPL Fungsional

Kode Deskripsi kebutuhan

SKPL-F-01 Aplikasi dapat menampilkan simulasi praktikum perbedaan unsur dan senyawa

SKPL-F-02 Aplikasi dapat menampilkan simulasi praktikum pemisahan zat murni dari campuran

SKPL-F-03 Aplikasi dapat menampilkan simulasi praktikum membedakan jenis-jenis ikatan kimia

SKPL-F-04 Aplikasi dapat menampilkan simulasi praktikum larutan cairan elektrolit dan non elektrolit

SKPL-F-05 Aplikasi dapat menampilkan simulasi praktikum reaksi oksidasi pada reaksi pembakaran

SKPL-F-06 Aplikasi dapat menampilkan simulasi praktikum reaksi oksidasi dan reduksi pada elektron

SKPL-F-07 Aplikasi dapat menampilkan simulasi praktikum membuktikan hukum lavoisier

SKPL-F-08 Aplikasi dapat menampilkan simulasi praktikum rumus empiris magnesium oksida

SKPL-F-09 Aplikasi dapat menampilkan evaluasi materi berupa soal-soal pengujian dari keseluruhan praktikum

SKPL-F-10 Aplikasi dapat menampilkan nilai pada akhir evaluasi

Tabel 3.3 SKPL Non Fungsional

Kode Deskripsi kebutuhan

SKPL-NF-01 Sistem mampu menerima masukkan dari mouse SKPL-NF-02 Sistem mampu menampilkan pesan/alert

3.1.6 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Analisis kebutuhan non-fungsional merupakan analisis yang dibutuhkan untuk menentukan spesifikasi kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan non-fungsional terdiri dari analisis perangkat keras, perangkat lunak dan pengguna yang menggunakan aplikasi yang akan dibangun.


(48)

3.1.6.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi virtual lab Kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras

No Perangkat Keras Spesifikasi

1 Prosesor 1.60 Ghz

2 Monitor Monitor 14’’, resolusi 1024x768

4 RAM 512 MB

5 VGA 128 MB

6 Harddisk 20 GB

7 Mouse Standard

Perangkat keras yang tersedia di Laboratorium Komputer SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Spesifikasi Perangkat Keras yang tersedia di SMA Negeri 1 Katapang

No Perangkat Keras Spesifikasi

1 Prosesor 1.60 Ghz

2 Monitor Monitor 14’’, resolusi 1024x768

4 RAM 512 MB

5 VGA 128 MB

6 Harddisk 20 GB

7 Mouse Standard

Perangkat keras yang akan digunakan di SMA Negeri 1 Katapang sudah mencukupi dan memenuhi syarat untuk sistem yang dibangun.

3.1.6.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi virtual lab Kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

No Perangkat Lunak Keterangan

1 Sistem operasi Microsoft Windows

2 Web browser Mozilla Firefox 3.6, Google Chrome 10,

Internet Explorer 9

3 Adobe Flash Player Version 15,0,0,239

Perangkat lunak yang tersedia di Laboratorium Komputer SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Spesifikasi Perangkat Lunak yang tersedia di SMA Negeri 1 Katapang

No Perangkat Lunak Keterangan


(49)

2 Web browser Internet Explorer 9, Google Chrome 10

3 Adobe Flash Player Version 15,0,0,239

Perangkat lunak yang akan digunakan di SMA Negeri 1 Katapang sudah mencukupi dan memenuhi syarat untuk sistem yang dibangun.

3.1.6.3 Analisis Kebutuhan Pengguna

Analisis kebutuhan pengguna digunakan untuk mengetahui spesifikasi pengguna untuk dapat menjalankan aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna

Pengguna Siswa kelas X SMA Negeri 1 Katapang, pengajar

dan pengguna umum

Hak Akses Menggunakan Aplikasi Virtual Lab Kimia kelas

X SMA Negeri 1 Katapang

Tingkat Pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas)

User Experience 1. Pengguna dapat menggunakan komputer

2. Pengguna memahami pemakaian aplikasi virtual lab kimia berbasis website

User Job & Task 1. Pengguna dapat mengerti perintah atau

instruksi yang diberikan

2. Pengguna dapat menggunakan komputer User Physical Characteristic 1. Memiliki penglihatan yang baik

2. Tidak buta warna

3. Tidak memiliki hambatan fisik

Jenis pelatihan yang harus diberikan Pelatihan seputar tata cara penggunaan aplikasi virtual lab tersebut.

3.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk menganalisis proses yang akan diterapkan dalam sistem yang akan dibangun. Analisis kebutuhan fungsional pada aplikasi ini menggunakan diagram konteks, DFD, spesifikasi proses dan kamus data.

3.1.7.1 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah suatu diagram yang menggambarkan ruang lingkup virtual lab atau bagaimana virtual lab tersebut berinteraksi dengan lingkungannya. Sistem digambarkan dengan bulatan, sedangkan lingkungan diwakili oleh entitas luar yang digambarkan dengan persegi. Aplikasi yang digunakan dalam


(50)

pembuatan diagram konteks virtual lab ini adalah Microsoft Visio 2013. Gambar 3.4 menggambarkan diagram konteks yang terdapat pada virtual lab.

Pengguna

Aplikasi Virtual

Lab Kimia

Data simulasi praktikum yang dipilih

Data evaluasi yang dipilih Data unsur yang dpilih Data serbuk yang dipilih

Data atom yang dipilih Data larutan yang dipilih

Data saklar ON dan OFF Data pita magnesium Data pita magnesium dan larutan brom

Data larutan yang dipilih Data pita magnesium

Data jawaban Data penggunaan alat

Info simulasi permateri Info soal evaluasi Info sifat magnet senyawa Info serbuk besi menempel pada magnet

Info ΔKE dan jenis ikatan kimia Info nyala lampu dan gelembung

Info hasil reaksi pembakaran Info hasil larutan yang bereaksi Info massa larutan sebelum dan sesudah bereaksi

Info massa sebelum dan sesudah bereaksi Info jawaban benar

Info jawaban salah Info banyak soal

Info total nilai Info penggunaan alat

Gambar 3.4 Diagram Konteks Virtual Lab

3.1.7.2 Data Flow Diagram

Data flow diagram berfungsi untuk menjelaskan aliran data yang terdapat di dalam aplikasi virtual lab Kimia Kelas X SMA Negeri 1 Katapang.

1. Data Flow Diagram Level 1

DFD Level 1 pada aplikasi virtual lab Kimia Kelas X SMA Negeri 1

Katapang terdiri dari 1 proses, yaitu penyajian menu simulasi praktikum dan evaluasi. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5.


(51)

Pengguna

1 Penyajian menu simulasi praktikum dan

evaluasi

Data simulasi praktikum yang dipilih Data evaluasi yang dipilih

Info simulasi permateri Info soal evaluasi

Gambar 3.5 DFD Level 1 Virtual Lab

2. Data Flow Diagram Level 2

DFD Level 2 proses 1 penyajian menu simulasi praktikum dan evaluasi terdiri dari 9 proses, yaitu penyajian simulasi perbedaan antara unsur dan senyawa, penyajian simulasi pemisahan zat murni dari campuran, penyajian simulasi membedakan jenis-jenis ikatan kimia, penyajian simulasi larutan elektrolit dan non elektrolit, penyajian simulasi reaksi oksidasi pada reaksi pembakaran, penyajian simulasi reaksi oksidasi dan reduksi pada elektron, penyajian simulasi membuktikan hukum lavoisier, penyajian simulasi rumus empiris magnesium oksida, dan penyajian evaluasi. Proses-proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.6.


(52)

Pengguna

1.2 Penyajian simulasi praktikum pemisahan

zat murni dari campuran

1.3 Penyajian simulasi

praktikum membedakan

jenis-jenis ikatan kimia

1.4 Penyajian simulasi praktikum larutan elektrolit dan non

elektrolit 1.1 Penyajian simulasi praktikum perbedaan

antara unsur dan senyawa

1.6 Penyajian simulasi

praktikum reaksi oksidasi dan reduksi

pada elektron 1.5 Penyajian simulasi

praktikum reaksi oksidasi pada reaksi

pembakaran 1.7 Penyajian simulasi praktikum membuktikan hukum lavoisier 1.8 Penyajian simulasi praktikum rumus empiris magnesium oksida Data unsur yang dipilih

Data penggunaan alat

Data serbuk yang dipilih Data penggunaan alat

Data atom yang dipilih

Data pita magnesium dan larutan brom Data penggunaan alat

Data larutan yang dipilih Data penggunaan alat

Data pita magnesium Data penggunaan alat Info sifat magnet senyawa

Info penggunaan alat

Info serbuk besi menempel pada magnet Info penggunaan alat

Info ΔKE dan jenis ikatan kimia

Info hasil larutan yang bereaksi Info penggunaan alat

Info massa larutan sebelum dan sesudah bereaksi Info penggunaan alat

Info massa sebelum dan sesudah bereaksi Info penggunaan alat

Data larutan yang dipilih Data saklar ON dan OFF

Data pita magnesium Data penggunaan alat Info nyala lampu dan gelembung

Info hasil reaksi pembakaran Info penggunaan alat

1.9 Penyajian evaluasi Data jawaban

Info soal evaluasi Info jawaban benar Info jawaban salah Info banyak soal

Info total nilai

Gambar 3.6 DFD Level 2 proses 1 penyajian menu simulasi praktikum dan evaluasi


(53)

3.1.7.3 Spesifikasi Proses

Spesifikasi proses berfungsi untuk menjelaskan proses yang terdapat pada virtual lab. Spesifikasi proses dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Spesifikasi Proses

No. Proses Keterangan

1

No. Proses 1.1

Nama Proses Penyajian simulasi praktikum perbedaan antara unsur dan senyawa

Source Pengguna

Input 1. Data unsur yang dipilih

2. Data penggunaan alat

Output 1. Info sifat magnet senyawa

2. Info penggunaan alat

Destination Pengguna

Logika Proses

1. Pengguna mengambil serbuk belerang menggunakan spatula dan tuangkan dalam tabung reaksi

2. Pengguna mengambil serbuk besi menggunakan spatula dan tuangkan dalam tabung reaksi

3. Pengguna mengambil pembakar bunsen dan meletakkan di area kerja

4. Pengguna menyalakan pembakar bunsen

5. Pengguna mengambil tabung reaksi menggunakan clamp

6. Pengguna membakar tabung reaksi berisi campuran serbuk belerang dan serbuk besi sampai memerah 7. Pengguna mengambil kaca pengamatan dan meletakkan

di area kerja

8. Pengguna menuangkan hasil pembakaran pada kaca pengamatan

9. Pengguna mengambil magnet dan mengarahkan pada hasil pembakaran

10. Sistem akan menampilkan sifat magnet senyawa (hasil pembakaran)

11. Jika prosedur pengerjaan salah maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan prosedur.

2

No. Proses 1.2

Nama Proses Penyajian simulasi praktikum pemisahan zat murni dari campuran

Source Pengguna

Input 1. Data serbuk yang dipilih

2. Data penggunaan alat

Output 1. Info serbuk besi menempel pada magnet

2. Info penggunaan alat


(1)

102

Tidak Setuju 12 34,29%

Sangat Tidak Setuju 1 2,86%

Total 35 100%

Dari tabel 4.37 adalah persepsi responden tentang item pertanyaan “Jenis huruf yang digunakan dalam aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang terbaca dengan jelas”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 21 orang atau dengan persentase sebesar 60,00% adalah responden yang menjawab

“Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Sangat Setuju” dan

“Sangat Tidak Setuju” yaitu masing-masing sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,86%.

Tabel 4.38 Persepsi Responden Tentang Pertanyaan Tombol navigasi aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang mudah dipahami

Tanggapan Responden Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 21 60,00%

Setuju 13 37,14%

Tidak Setuju 1 2,86%

Sangat Tidak Setuju 0 0,00%

Total 35 100%

Dari tabel 4.38 adalah persepsi responden tentang item pertanyaan “Tombol navigasi aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang mudah dipahami”. Mayoritas responden yaitu sebanyak 21 orang atau dengan persentase sebesar 60,00% adalah responden yang menjawab “Sangat Setuju”, dan minoritas adalah responden yang menjawab “Tidak Setuju” yaitu sebanyak 1 orang atau dengan persentase sebesar 2,86%.

4.4.10 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta

Berdasarkan hasil pengujian beta, maka disimpulkan bahwa aplikasi virtual lab kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang ini sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu menjadi media pembelajaran alternatif untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan praktikum kimia kelas X SMA Negeri 1 Katapang.


(2)

103

BAB 5

KEIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pembangunan aplikasi

virtual lab kimia ini dapatmenjadi media pembelajaran alternatif untuk membantu

siswa dalam melakukan kegiatan praktikum kimia kelas X di SMA Negeri 1 Katapang, dapat dilihat dari hasil pengujian kuesioner terhadap 35 responden siswa kelas X di SMA Negeri 1 Katapang.

5.2 Saran

Saran terhadap pengembangan aplikasi virtual lab kimia ini adalah kedepannya aplikasi ini bisa ditambahkan materi praktikum mulai dari kelas X sampai kelas XII, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu Een Noerhendarsih, S.Pd., M.M.Pd, selaku guru mata pelajaran kimia kelas X di SMA Negeri 1 Katapang.


(3)

BIODATA PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Mohamad Faqih Fahmi

Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 10 Februari 1992 Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Kp. Wates RT.03/RW.01 Kec. Katapang Kab. Bandung

Handphone : 087821131400

E-mail : amiemf2@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

Formal

1998-2004 : SD Negeri 1 Sawati Tasikmalaya 2004-2007 : SMP Negeri 2 Margahayu Bandung 2007-2010 : SMA Negeri 1 Katapang Bandung

2010-2015 : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan S1 Teknik Informatika


(4)

(5)

(6)