Dari beberapa pengertian inovasi tersebut, sebenarnya dapat dimpulkan bahwa inovasi adalah suatu gagasan, barang, kejadian, teknik-teknik, metode-
metode, atau praktik yang diamati, disadari, dirasakan, diterima dan digunakan sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok sebagai
hasil diskoferi dan invensi.
2. Kepala Madrasah sebagai Inovator
Kepala madrasah pada dasarnya adalah seorang pemimpin pendidikan di madrasah. Sebagai pemimpin pendidikan maka dituntut untuk memiliki
kemampuan mempengaruhi membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, serta membina dengan maksud agar bawahan sebagai media manajemen
dalam hubungan ini guru-guru mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berbagai hal yang dapat dilakukan oleh
seorang kepala madrasah untuk dapat tercapainya tujuan pendidikan di madrasah diantaranya adalah melakukan pembaharuan manajemen di
madrasah nya atau melakukan pembaharuan dalam bidang administrasi pendidikan. Rusdiana menjelaskan dengan mengutip pendapatnya Coombs
bahwa pembaharuan dalam bidang pendidikan harus diawali dengan revolusi dalam bidang administrasi pendidikan. Ini berarti madrasah harus dikelola
dengan administrasi yang inovatif. Kepala madrasah atau pemimpin pendidikan yang ingin atau akan sukses dituntut untuk mengadakan inovasi
sehingga mampu menampung dinamika perkembangan yang terjadi di luar sistem pendidikan.
Dengan demikian fungsi pemimpin dalam melakukan pembaharuan atau inovasi adalah : fungsi tanggap terhadap terhadap inovasi, fungsi
mengharmoniskan atau mengkom-plementasikan atau fungsi pembinaan, dan fungsi pengarahan .
40
Lebih lanjut Rusdiana juga menjelaskan bahwa dalam hubungannya dengan fungsi pemimpin dalam melakukan pembaharuan
tersebut ada dua macam. Pemimpin yang cepat-cepat tanggap terhadap inovasi, dan pemimpin tidak tanggap terhadap inovasi.
Pemimpin yang cepat-cepat tanggap terhadap inovasi disebutnya dengan pemimpin adopsi inovasi. Kepala madrasah sebagai pemimpin, hendaknya
menjadi pemimpin adopsi inovasi, lebih dari itu seorang kepala madrasah dalam melakukan inovasi dituntut untuk berani mengambil resiko, proaktif,
dan kemitmen pada tugasnya. Tugas lainnya yang dilakukan oleh kepala madrasahsebagai inovator adalah membantu kelancaran jalannya arus inovasi
dari pemerintah, oleh para ahli, para kepalamadrasah, atau guru yang senior terhadap kliennya atau guru-guru junior yang lainnya. Kelancacaran jalannya
proses arus inovasi atau komunikasi inovasi tersebut terjadi apabila inovasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari kliennya atau sesuai dengan
masalah yang dihadapinya.
40
Ibid. hlm. 20
Menurut Ibrahim menjelaskan bahwa untuk berhasilnya seorang kepala madrasah melaksanakan pembaharuan atau inovasi, maka kepala madrasah
tersebut supaya berpedoman pada beberapa faktor.
41
1. Kegigihan yang dilakukan oleh kepala madrasah yang terlihat dari
banyaknya bawahannya yang dihubungi untuk berkomunikasi, banyaknya waktu yang digunakan, ketepatan memilih waktu, banyaknya keaktifan
yang dilakukan dalam proses inovasi. Keberhasilan pembaharuan kepala madrasahakan berhubungan positif dengan besarnya usaha mengadakan
kontak dengan bawahannya. 2.
Orientasi pada bawahan. Posisi kepala madrasahharus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keberhasilan pembaharuan dalam pendidikan di
madrasahnya, di satu sisi ia juga bekerja bersama dan untuk memenuhi kepentingan bawahananya. Kepala madrasah harus mengambil kebijakan
yang berorientasi pada bawahan, menunjukkan keakraban dengan bawahannya, memperhatikan kebutuhan bawahan, sehingga akan
memperoleh kepercayaan yang besar dari bawahan. Dengan demikian keberhasilan kepala madrasah melaksanakan pembaharuan berhubungan
positif dengan orientasi pada bawahan dari pada berhubungan dengan pemerintah sebagai penentu kebijakan inovasi.
41
Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014 , hlm.10