2
Tabel 1.1 Profil Keluarga Dampingan
NO Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Keterangan
1 I Nengah
Suama Kepala
Keluarga 71
tahun Tamat SMA
Pensiunan Kawin
2 Ni Wayan Sarti
Istri 71
tahun Tamat SD
Ibu rumah tangga
Kawin
3 I Ketut
Sudiarta Anak
Kandung 41
tahun Tamat SD
Tidak bekerja
Belum Kawin
4 Ni Nyoman
Kuesi Keluarga
Lain 60
tahun Tamat SD
Tidak bekerja
Kawin
Keluarga Dampingan yang saya dampingi adalah Ibu Ni Nyoman Kuesi merupakan berstatus cerai janda dan mempunyai satu orang anak perempuan yang bernama Ni Luh
Intarini. Anak beliau sudah menikah dan tidak tinggal bersama Ni Nyoman Kuesi. Ni Nyoman Kuesi saat ini tinggal bersama kakak Kandung nya yang bernama I Nengah Suama. Tetapi
walaupun anak beliau sudah tidak tinggal bersama, anak nya masih sering untuk menjenguk ibu nya ke rumah paman untuk memberikan obat ataupun makanan. Jadi bisa disimpulkan bahwa Ni
Nyoman Kuesi terdaftar pada Kartu Keluarga kakak kandung nya yang bernama I Nengah Suama.
1.2 Ekonomi Keluarga Binaan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
a. Sumber Penghasilan
Penghasilan utama Bapak I Nengah Suama berasal dari gaji pensiunan guru dengan pendapatan sebesar Rp. 2.000.000 sebulan dan Penghasilan utama Ibu Ni Nyoman Kuesi berasal
dari pedagang rujak dengan pendapatan sebesar Rp. 500.000 sebulan.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pemenuhan kebutuhan dari keluarga Bapak I Nengah Suama terbatas pada kebutuhan pokok seperti nasi, lauk pauk.
3
a. Kebutuhan sehari-hari
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Nengah Suama mengeluarkan biaya untuk makan dan biaya oprasional usaha Rp. 100.000,- per hari. Semua itu belum termasuk
biaya listrik dan air yang setiap bulan nya sekitar Rp. 170.000
b. Pendidikan
Keluarga Bapak I Nengah Suama saat ini tidak memiliki pengeluaran untuk biaya pendidikan karena anaknya menderita penyakit polio sehingga hanya lulusan SD. Dan
Keluarga Ibu Ni Nyoman Kuesi tidak memiliki pengeluaran untuk biaya pendidikan
karena anaknya sudah menikah. c.
Kesehatan
Di Keluarga I Nengah Suama yang mengalami penyakit yaitu anak dan adiknya. Anaknya bernama I Ketut Sudiarta mengalami penyakit polio dan adiknya yang bernama
Ni Nyoman Kuesi sudah setahun lebih memiliki penyakit. Dan sampai saat ini beliau
belumtidak memiliki JKBM untuk keperluan berobat ke puskesmas.
4
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga Keluarga I Nengah Suama dan Ni Nyoman Kuesi
Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Nengah Suama dan Ibu Ni Nyoman Kuesi ini yang penulis tanyakan atau yang penulis survey yakni masalah ekonomi, masalah
kesehatan dan masalah kebersihan. 2.2
Masalah Prioritas
Prioritas masalah yang dihadapi oleh Keluarga Bapak I Nengah Suama dan Ni Nyoman Kuesi yaitu tentang masalah Ekonomi, Masalah Kesehatan dan Masalah Kebersihan.
2.2.1 Masalah Ekonomi
Jika dilihat dari sisi perekonomian keluarga, salah satu hal yang dikhawatirkan oleh Bapak I Nengah Suama adalah terkait kelanjutan kesehatan anak dan adik kandung nya.
Mengingat saat ini kian meningkatnya biaya hidup dan mahalnya biaya berobat saat ini. Penghasilan beliau yang mengandalkan gaji pensiunan guru membuat kekhawatiran tersendiri
bagi Bapak I Nengah Suama. Ni Wayan Sarti istrinya, yang tidak bekerja, maka biaya hidup 1 keluarga ditanggung oleh gaji pensiunan tersebut.
2.2.2 Masalah Kesehatan
Untuk isu terkait kesehatan, penulis tidak menemukan suatu indikasi suatu penyakit parah yang dialami oleh keluarga Bapak I Nengah Suama. Namun, dari sisi Penulis menangkap,
keluhan kesehatan yang dialami oleh Anak dan Adik Kandung nya. I Ketut Sudiarta, anaknya memiliki penyakit polio yang menyebabkan tidak bisa berjalan seperti biasa. Ni Nyoman Kuesi,
adiknya memiliki penyakit terkait kelelehan fisik. Untuk kelelahan fisik, sudah dapat dipastikan dialami oleh Beliau.
Ni Nyoman Kuesi sudah setahun lebih memiliki penyakit lainnya seperti penyakit gula, penyakit tensi. Yang saat ini hanya mengandalkan obat-obatan dari puskesmas. Jika tidak
meminum obat tersebut maka penyakit Ni Nyoman Kuesi akan kambuh. Sejak saat itulah Ni Nyoman Kuesi sakit maka beliau tidak bisa mencari nafkah. Penulis dapat menyimpulkan
demikian berdasarkan cerita yang disampaikan Bapak I Nengah Suama dalam suatu kunjungan yang dilakukan oleh Penulis.