Desain Sistem Pembelajaran Hakekat Mater

  BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didi Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar, serta materi pembelajaran yang disampaikan dan cara pengembangannya. Maka dari itu, dalam kesempatan kali ini, makalah ini akan membahas tentang Pengembangan Materi Pembelajaran. BAB II PEMBAHASAN PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN A. HAKIKAT MATERI PEMBELAJARAN Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

  

  Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi 3 yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran siswa. Ketrampilan menunjuk pada tindakan-tindakan (fisik dan nonfisik) yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa Bahasa atau materi pelajaran (leanrning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompentensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuanan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap(attitude). Merril (1977), membedakan isi materi pelajaran menjadi empat macam yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sesuatu dangan terjadi yang dapat diuji atau diobservasi. Fakta merupakan materi pelajaran yang paling sederhana, karena materi ini sifatnya hanya mengingat hal-hal yang spesifik.

  Konsep adalah abstralsi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep. Gabungan dari berbagai atribut menjadi suatu pembeda antara satu konsep dengan konsep. Lainya. Pemahaman tentang konsep harus didahului dengan pemahaman tentang data dan fakta, sebab atribut itu sendiri pada dasarnya adalah sejumlah fakta yang terkandung dalam objek.

  Prosedur adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk lebih konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan generalisasi yang selanjutnya dapat ditarik ke dalam prinsip. Materi pelajaran tentang prinsip akan lebih sulit dibandingkan dengan fakta, atau konsep. Sebab, seseorang akan dapat menarik suatu prinsip apabila sudah memahami berbagai fakta dan konsep yang relevan. Keterampilan ?dua bentuk, yaitu keterampilan intelektual dan keterampilan fisik. Keterampilan intelektual adalah keterampilan berpikir melalui usaha menggali, menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik berrupa data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori Keterampilan fisik adalah keterampilan motorik seperti keterampilan mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi, keterampilan memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya. Menurut Hilda Taba (1962), bahasa atau materi pelajaran dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan sistem berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Ide-ide pokoko bisa berupa prinsip atau generalisasi. Konsep menurut hilda taba lebih tinggi tingkatannya dari ide pokok. Memahami konsep berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih mendalam. Konsep akan muncul lebih mendalam berbagai konteks situasi, misalnya konsep akan terkait dalam berbagai situasi, misalnya konsep tentang kemiskinan, kebudayaan, perubahan sosial, dan lain sebagainya.

  1. Aspek-aspek Materi Kalau kita mempelajari lebih dalam mengenai materi pelajaran maka kita dapat melihat adanya berbagai aspek yang antara lain: konsep fakta, proses, nilai keterampilan, bahkan juga terdapat sejumlah masalah-masalah ang ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Istilah-istilah tersebut pada garis besarna ialah: (1) Konsep adalah suatu ide atau suatu pengertian yang umum, misalnya sumber kekayaan alam ang dapat diperbaharui.

  (2) Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat/melaksanakan sesuatu. (3) Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi yang telah dikerjakan/dialami. (4) Proses adalah serangkaian perubahan, gerak-gerakan perkembangan. (5) Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan tipe atas model. (6) Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Selain itu perlu ada perencanaan yang sistematis agar waktu yang tersedia dalam suatu semester untuk setiap bidang studi dapat dimanfaatkan secara optimal dan setiap pokok bahasan dapat dipelajari oleh para siswa sesuai dengan rencana.

  2. Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran Criteria pemilihan materi pembelajaran yang akan dikembangkan dalam system instruksional dan mendasari penentuan strategi belajar mengajar: (1) Kriteria tujuan instruksional (2) Materi pelajaran supaya terjabar (3) Relevan dengan kebutuhan siswa (4) Kesesuaian dengan kondisi masyarakat (5) Materi pelajaran mengandung segi-segi etik (6) Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis (7) Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli dan masyarakat B. SUMBER MATERI PEMBELAJARAN Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:

  1. Buku teks Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.

  2. Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir.

  3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.

  4. Pakar bidang studi Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat

  5. Profesional Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.

  6. Buku kurikulum Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan.

  7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan. Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran.

  8. Internet Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar.

  9. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran..

  10. Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan ajar. Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikatergorikan sebagai berikut a. Tempat atau lingkungan Lingkungan merupakan sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar, yakni pertamalingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk belajar siswa seperti laboratorium, perpustakaan, rung internet dan lain sebagainya. Kedualingkungan yan tidak didesain untuk proses pembelajaran akan tetapi keberadaanya dapat dimanfaatkan.

  b. Orang atau narasumber Pengetahuan itu tidak statis, akan tetapi bersifat dinamis, yang terus berkembang sangat cepat. Misalnya peraturan dan undang-undang baru dalm berbagai ilmu pengetahuan mutakhir, seperti munculnya berbagai jenis penyakit misalnya flu burung, sapi gila, dan lain sebagainya serta berbagai jenis rekayasa genetik; muculnya berbagai fenomena alam serta pengaruhnya terhadap gelaja-gejala sosial dan lain sebagainya.

  Objek atau benda yang sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu.

  d. Bahan cetak dan noncetak Bahan cetak (printed material) adalah informasi sebagai materi pelajaran yang di simpan dalam berbagai bentuk tercetak seprti buku, majalah, koran, dan lain sebagainya.

  Materi pelajaran pada dasarnya adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pada anak didik untuk dikuasai yang berupa informasi ide, data/fakta, konsep, dan lain-lain yang berupa kalimat, tulisan, gambar, peta, maupun tanda. Dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai Sebelum dilakukan pengemasan materi pelajaran sebaiknya ditentukan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai baik berupa tujuan dalam bentuk perubahan perilaku yang bersifat umum, maupun perilaku terukur dalam bentuk indikator hasil belajar. Kesederhanaan Kesederhanaan pengemasan bertujuan untuk mempermudah siswa belajar. Kesederhanaan dalam pengemasan ini berupa kesederhanaan dalam penyajiannya, bahasa yang komunikatif dan mudah ditangkap maknanya, dan lebih praktis. Unsur-unsur desain pesan Dalam setiap kemasan sebaiknya terdapat unsur gambar sehingga mudah dipahami.

  Pengorganisasian bahan Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian menuju keseluruhan. Setiap siswa selesai mempelajari unit tertentu segera berikan umpan balik sehingga siswa menguasai materi secara keseluruhan dan tuntas. Petunjuk cara penggunaan Dalam bentuk apapun pengemasan materi harus disertai petunjuk cara penggunaannya

  C. PENGEMASAN MATERI PEBELAJARAN 1) Prinsip Pengemasan materi pelajaran pada hakikatnya adalah persan-pesan yang ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Pesan yang disampaikan perlu dipahami oleh siswa, sebab manakala tidak dipahami maka pesan tidak akan menjadi informasi yang bermakna. Agar pesan yang ingin di sampaikan bermakna sebagai bahan pembelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang a) Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabilah bersifat baru atau mutakhir.

  b) Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa.

  c) Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.

  d) Humor, artinya pesan yang di sampaikan sebaiknya di kemas sehingga menapilkan kesan lucu. Pengemasan materi dan pesan pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yakni pengemasan secara visual dan pengemasan dalam bentuk cetakan. Beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar diantaranya adalah:

  a. kesesuian dengan tujuan yang harus dicapai

  b. kesederhanaan

  c. unsur-unsur dasar pesan

  d. pengorganisasian bahan

  e. pertunjukan cara penggunaan

  2) Bentuk-bentuk Pengemas Materi pelajaran yakni, berbagai informasi yang harus dipahami siswa dapat dikemas dalam berbagai bentuk. Beberapa bentuk pengemasan materi pelajaran.

  1) Materi pelajaran terprogram Materi pelajaran terprogarm adalah salah satu bentuk penyajian materi pembelajaran materi individual, sehingga materi pelajaran dikemas untuk dapat dipelajari secara mandiri. Ciri dari materi pelajaran terprogram ini.

  a. materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit atau begian terkecil

  b. menurut aktivitas siswa c. mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi pelajaran.

  Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk tercetak (printed material), yang kemudian dikenal dengan pengajaraan terprogram (program teaching) atau bisa dalam bentuk non- tercetak seperti dalam bentuk video dan komputer (computer based instrutional).

  2) Pengemasan materi pelajaran melalui modul Modul adalah satu kesatuan program yang lengkap, sehingga dapat dipelajari oleh siswa secara individual. Seperti halnya dalam pelajaran terprogram, melalui modul siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatanya masing-masing. Dalam sebuah modul minimal berisi tentang:

  a. Tujuan yang harus dicapai

  b. Petunjuk penggunaan

  c. Rangkuman materi

  d. Kegiatan belajar

  e. Tugas dan latihan

  f. Sumber bacaan

  g. Item-item tes

  h. Kriteria Keberhasilan i. Kunci jawaban.

  3) Pengemasan materi pelajaran kompilasi Kompilasi adalah bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagai-bagai yang dianggap perlu dari berbagai sumber dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan dipelajari siswa.

  Manfaat yang bisa diambil dari pengemasan materi pelajaran kompilasi, di antaranya adalah siswa dapat belajar secara utuh dari bahan-bahan yang diperlukan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, karena materi pelajaran suadah merupakan kesatuan dari bahan-bahan yang tercecer. Agar materi pelajaran dapat disajikan secara sistematis, maka penyusunannya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

  a) Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi pelajaran melalui sistem kompilasi.

  b) Kemukakan secara ringkas tentang bahan-bahan yang dikompilasikan.

  c) Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan kompilasi.

  d) Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mempelajari kompilasi.

  e) Antara satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber lainnya, diberi penyekat.

  BAB III KESIMPULAN Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikatergorikan sebagai berikut.

  a. Tempat atau lingkungan

  b. Orang atau narasumber

  c. Bahan cetak atau non cetak

  d. Objek

  Agar pesan yang ingin di sampaikan bermakna sebagai bahan pembelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang harus di perhatikan di antaranya adalah sebagai berikut: a) Novelty

  b) Proximity

  c) Conflict

  d) Humor

  DAFTAR PUSTAKA Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2003, hal. 224

  

  Tanggal 30 Desember 2011, Pukul 15:12 WIB Tanggal 30 Desember 2011, Pukul 15:36 WIB.

  

  Tanggal 30 Desember 2011, Pukul 13:49 WIB

  

Tanggal 30 Desember 2011,

  pukul 16:56 WIB Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta: Kencana.

  MENGEMBANGKAN BAHAN (MATERI) PEMBELAJARAN Materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk merancang pembelajaran kita perlu memikirkan materi/bahan pelajaran apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mencapai kompetensi yang diinginkan, karena itulah kita perlu mengembangkan bahan pembelajaran. Dalam mengembangkan bahan pembelajaran, kita dapat mengacu pada dua hal, yaitu konteks tempat penyelenggaraan pendidikan dan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pertimbangan konteks dilakukan untuk menentukan bentuk kemasan materi pelajaran seperti dijilid atau tidaknya, dll. Sedangkan dari segi bentuk kegiatan pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan apakah pembelajarannya konvensional, pendidikan jarak jauh, ataupun kombinasi keduanya. Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan bahan pembelajaran yaitu karakteristik peserta didik, bentuk kegiatan pembelajaran, konteks tempat penyelenggaraan pendidikan, strategi pembelajaran, dan alat penilaian hasil belajar.

  A. Hakikat Materi Pembelajaran Bahan atau materi pelajaran (Learning Materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa, sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif)dan keterampilan (psikomotor). Materi Pengetahuan (kognitif) berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan didiskusikan oleh siswa, sehingga siswa dapat mengungkapkan kembali. Merril (dalam Wina Sanjaya : 2011) membedakan isi (materi pelajaran kognitif ) atas 4 macam, yaitu:

  1. Fakta Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sedang terjadi yang dapat diuji atau diobservasi. Contohnya pada pelajaran Sejarah, Peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus, dll.

  2. Konsep Konsep adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. konsep dengan konsep lainnya. Materi konsep contohnya pengertian ekosistem, ciri-ciri tanaman , dll.

  3. Prosedur Prosedur adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis tentang sesuatu. Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan generalisasi.Contoh materinya langkah-langkah melakukan stek pada tanaman.

  4. Prinsip. Materi pelajaran tentang prinsip bisa berupa hasil penelitian/ sebuah teori yang telah dibuktikan, sehingga dapat dipercaya. Seseorang akan dapat menarik suatu prinsip apabila sudah memahami berbagai fakta dan konsep yang relevan. Contohnya dalil phitagoras, rumus, dll.

  Selain dari segi kognitif, pengembangan materi pelajaran juga dari segi Afektif/sikap yakni berhubungan dengan sikap/nilai atau keadaan dari dalam diri seseorang. Materi afektif termasuk pemberian respon, penerimaan nilai, internalisasi, dll. Contohya nilai-nilai kejujuran, kasih sayang, minat, kebangsaan, rasa sosial, dll.

  Dari segi psikomotor yakni materi yang mengarah pada gerak/keterampilan. Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi. Kompetensi yang ingin dicapai dari gerak/keterampilan, misalnya lari, pencak silat, berenang, dll. Keterampilan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu:

  1. Keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir melalui usaha menggali, menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik berupa data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori.

  2. Keterampilan fisik yaitu keterampilan motorik seperti keterampilan mengoperasikan computer, keterampilan mengemudi, keterampilan memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya. Selain itu Hilda Taba (dalam Wina Sanjaya, 2011) juga mengemukakan bahwa ada 4 jenis tingkatan bahan atau materi pelajaran, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan system berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Ide-ide pokok bisa berupa prinsip atau generalisasi. Konsep menurut Hilda Taba, lebih tinggi tingkatannya dari ide pokok, hal ini dikarenakan memahami konsep berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih mendalam. System berpikir berhubungan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah secara empiris, sistematis dan terkontrol yang kemudian dinamakan berpikir ilmiah.

  B. Sumber Materi Pembelajaran Perubahan kurikulum yang terjadi selama ini, selalu diikuti dengan perubahan buku pelajaran yang memuat materi pelajaran. Sebenarnya ada banyak sumber yang dapat dimanfaatkan untuk membelajarkan siswa selain dari buku teks, dan guru dituntut untuk bisa memanfaatkan berbagai sumber belajar tersebut.

  Sumber belajar merupakan informasi/materi pelajaran yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa belajar sebagai perwujudan kurikulum. Sumber belajar dapat berupa cetakan, video, perangkat lunak/ kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan guru atau siswa. Sumber belajar juga diartikan sebagai tempat/ lingkungan sekitar, benda dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku ( Abdul Majid, 2006 : 170). Dari pengertian tersebut, sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut: Tempat / lingkungan alam sekitar, yaitu dimana saja yang memungkinkan seseorang dapat belajar, misalnya museum, sungai, pasar dan lain-lain.

  Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan orang belajar/terjadinya perubahan tingkah laku bagi siswa, misalnya situs candi, menhir, dll. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu, dimana siswa dapat belajar, misalnya guru, polisi, para ahli, dll. Buku, yaitu segala buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh siswa, misalnya buku pelajaran, kamus, ensiklopedi, dll. Peristiwa dan fakta yang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, demo, peristiwa bencana, dll. Sumber belajar akan bermakna bagi siswa/guru jika diorganisir melalui suatu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaat sumber belajarnya. Ada beberapa tahapan dalam mengelola sumber belajar :

  1. Membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.

  2. Menggolongkan/ mengelompokan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar. 3. memikirkan penggunaan sumber belajar yang sudah tersedia, atau modifikasi.

  C. Pengemasan Materi Pembelajaran Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan yang ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dapat dikuasai. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan baik itu berupa ide, data/fakta, konsep dan lain sebagainya, yang dapat berupa kalimat, tulisan, gambar, peta,

  Penerimaan pesan bisa dipengaruhi oleh keadaan individu yang menerima pesan itu sendiri. Wina Sanjaya (2011) mengemukakan agar pesan yang ingin disampaikan bermakna sebagai bahan pelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang harus diperhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  a. Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabila bersifat baru atau mutakhir, b. Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa.

  c. Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.

  d. Humor, artinya pesan yang disampaikan sebaiknya dikemas sehingga menampilkan kesan lucu. Pesan yang dikemas dengan lucu cenderung akan lebih menarik perhatian. Pengemasan materi pelajaran dapat dilakukan melalui pengembangan bahan ajar.Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (National center for vocational Education Research Ltd/ National center for Competence based Learning dalam Abdul Majid (2006) ). Bahan ajar memungkinkan siswa untuk mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis. Ada Beberapa pertimbangan teknis yang perlu diperhatikan dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar (Wina Sanjaya, 2011) diantaranya adalah :

  a. Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai

  b. Kesederhanaan

  c. Unsur-unsur desain pesan

  d. Pengorganisasian bahan

  e. Petunjuk cara penggunaan Pengemasan materi dan pesan pembelajaran melalui bahan ajar dapat dilakukan dengan berbagai cara baik itu visual, audiovisual atau cetakan. Berikut akan dijelaskan lebih rinci tentang berbagai jenis bahan ajar :

  1. Bahan Ajar Cetak

  a. Handout, yaitu bahan tertulis yang disiapkan guru untuk memperkaya pengetahuan siswa. Handout dapat diambil dari beberapa literatur yang relevan dengan materi yang ajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai siswa.

  b. Buku, yaitu bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Buku sebagai bahan ajar adalah buku yang beirisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. c. Modul yaitu sebuah buku yang ditulis dangan tujuan agar siswa dapat belajar mandiri dengan atau tanpa guru. Modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa, disajikan dengan bahasa yang baik, menarik, dll.

  d. Lembar Kerja Siswa, yaitu lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Lembar kegiatan ini biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

  e. Brosur, yaitu bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem/cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia dalam Abdul Majid(2006)). Brosur dimanfaatkan sebagai bahan ajar selama sajian brosusr disusun berdasarkan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

  f. Leaflet, yaitu bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/jahit. Leaflet sebagai bahan ajar harus memuat materi yang dapat membawa siswa untuk mengusai kompetensi dasar.

  g. Wallchart, yaitu bahan cetak, yang berupa bagan/siklus/ grafik yang bermakna menunjukan posisi tertentu,wallchart sebagai bahan ajar haruslah memiliki kejelasan kompetensi dasar, dan materi yang harus dikuasai siswa.

  h. Foto/ Gambar, yaitu bahan ajar yang dirancang dengan baik, agar setelah melihatn gambar tersebut siswa dapat melakukan sesuatu/ menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. i. Model/maket Penggunaan model sebagai bahan ajar, memberikan makna yang hampir sama dengan aslinya, sehingga mempermudah peserta didik untuk mempelajarinya. Penggunaan model/maket sebagai bahan ajar haruslah menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuan.

  2. Bahan Ajar Dengar (Audio)

  a. Kaset/piringan hitam/compact disk Penggunaan kaset yang sudah dirancang sedemikian rupa dapat digunakan sebagai bahan ajar. Penggunaan kaset sebagai bahan ajar dapat menyimpan suara secara berulang-ulang diperdengarkan pada peserta didik. Penggunaan kaset sebagai bahan ajar membutuhkan bantuan alat lain, seperti tape recorder, dan lembar skenario guru.

  b. Radio Radio dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar, yang memungkinkan peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio sebagai bahan ajar dapat dilakukan melalui program pembelajaran, misalnya mendengarkan berita, dll.

  3. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual)

  a. Video/film Program video/film juga dapat digunakan sebagai bahan ajar audiovisual. Penggunaan video/film sebagai bahan ajar, haruslah didesain dengan lengkap, sehingga setelah siswa menyaksikan penanyangan video/film, siswa dapat menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. Baik atau tidaknya sebuah film/video tergantung pada desainnya, analisis kurikulum, media, skenario, pengambilan gambar, editing, dll.

  b. Orang / Nara Sumber Orang / nara sumber dapat berfungsi sebagai bahan ajar karena orang tersebut memiliki keahlian/keterampilan tertentu yang memungkinkan siswa dapat belajar.

  4. Bahan Ajar Interaktif Menurut Gidelines For Bibliographic Description of Interactive Multimedia dalam Abdul Majid (2006), multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua arah atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Penggunaan bahan ajar interaktif sebagai bahan ajar, harus dipersiapkan sebaik mungkin, dan dirancang secara lengkap mulai dari petunujuk penggunaan hingga penilaian. Bahan ajar interaktif ini, biasanya dapat disajikan dalam bentuk Compact Disc (CD), atau dikenal juga dengan istilah CD Interaktif.

  D. Tiga Bentuk Kegiatan Pembelajaran dan Bahan Pembelajaran Masing-masing.

  1. Pengajar sebagai Fasilitator dan Mahasiswa Belajar Sendiri atau System Pembelajaran Mandiri Dalam bentuk pembelajaran ini pengajar bertindak sebagai fasilitator sedangkan mahasiswa belajar sendiri. Bentuk kegiatan pembelajaran ini disebut juga belajar mandiri (independent learning). Dalam belajar mandiri mahasiswa menggunakan bahan belajar yang didesain secara khusus. Bahan tersebut dipelajarinya tanpa tergantung pada kehadiran pengajar. Jenis bahan belajar tersebut dapat berupa salah satu atau kombinasi dari program media, bahan cetak, film, kaset audio, program radio, slide, program video, televisi, computer, dan lain- lain. Bahan belajar mandiri ini biasanya sering digunakan untuk program pendidikan jarak jauh.

  Peran pengajar (tutor) dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator untuk mengontrol kemajuan mahasiswa, memberi motivasi, memberi petunjuk untuk memecahkan kesulitan mahasiswa, dan menyelenggarakan tes. Dalam bentuk kegiatan belajar mandiri ini, dengan modul. Modul pembelajaran adalah suatu set bahan pembelajaran dalam kemasan kecil, namun mengandung isi yang lengkap, semua unsur dalam system pembelajaran sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari modul lain. Penggunaan modul dalam pembelajaran, juga perlu diperhatikan, agar materi dapat dipahami, dan dapat mewujudkan tujuan pembelajaran. Modul pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan PBM mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

  a. Self-instructional, yang berarti bahan itu dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik karena memang disusun untuk maksud tersebut.

  b. Self-explanatory power, yang berarti bahan pembelajaran itu mampu menjelaskan sendiri karena menggunakan bahasa yang sederhana dan isinya runtut, tersusun secara sistematik.

  c. Self-placed learning, yang berarti peserta didik dapat mempelajari bahan pembelajaran dengan kecepatan yang sesuai dengan dirinya, tanpa perlu menunggu peserta didik lain yang lebih lambat atau merasa ketinggalan dari peserta didik yang lebih cepat.

  d. Self-contained, yang berarti bahan pembelajaran itu lengkap dengan sendirinya sehingga peserta didik tidak perlu tergantung pada bahan lain kecuali bila bermaksud lebih memperkaya dan memperdalam pengetahuannya.

  e. Individualized learning materials, yang berarti bahan pembelajaran itu didesain sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik yang sedang mempelajarinya.

  f. Flexible and mobile learning materials, yang berarti bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik kapan saja, dimana saja, dalam keadaan diam, atau bergerak.

  g. Communicative and interactive learning materials, yang berarti bahan pembelajaran itu didesain dengan prinsip komunikasi yang efektif dan melibatkan proses interaksi dengan peserta didik yang sedang mempelajarinya.

  h. Multimedia, computer-based materials, yang berarti bahan pembelajaran itu didesain berbasiskan multimedia termasuk pendayagunaan computer secara optimal bila peserta didik mempunyai akses terhadapnya. i. Supported by tutorials, and study group, yang berarti bahan pembelajaran itu masih mungkin membutuhkan dukungan tutorial dan kelompok belajar.

  Penggunaan modul dalam pembelajaran haruslah memperhatikan kelengkapan isi dari sebuah modul. Sebuah modul memiliki/berisikan tiga komponen, yaitu (a) bahan belajar (Learning

  

materials) yang akan digunakan peserta didik, (b) panduan belajar (study guide), dan (c)

  petunjuk untuk pengajar atau tutor (teacher or tutor manual). Selain itu Wina Sanjaya (2011) juga berpendapat bahwa sebuah modul, itu minimal berisi tentang:

  1. Tujuan yang harus dicapai

  3. Kegiatan belajar

  4. Rangkuman materi

  5. Tugas dan latihan

  6. Sumber bacaan

  7. Item-item tes

  8. Kriteria keberhasilan

  9. Kunci jawaban Untuk menghasilkan bahan pembelajaran dengan ciri-ciri seperti diatas sangat diperlukan suatu model disain pembelajaran yang digunakan secara konsisten dengan ketelitian tingkat tinggi Disamping digunakan pada system belajar jarak jauh, bahan belajar mandiri juga dapat digunakan pada kelas biasa. Disini totor haruslah menjalankan tugsanya untuk mengontrol kemajuan siswa, membantu siswa memecahkan masalah, yang dilakukan secara intensif dan individual. Tanpa memberikan perhatian yang besar terhadap peranan tutor atau fasilitator tersebut, penggunaan bahan belajar mandiri didalam kelas biasa akan kehilangan makna. Penggunaan bentuk kegiatan pembelajaran belajar mandiri ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : 1) Biaya pengajarannya tidak mahal. 2) Peserta didik dapat maju menurut kecepatan belajar masing-masing. 3) Bahan belajar dapat direview dan direvisi secara bertahap. 4) Peserta didik mendapat umpan balik secara teratur dalam proses belajarnya.

  Disamping keuntungan tersebut, bentuk kegiatan pembelajaran ini juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah : 1) Biaya pengembangan yang dibutuhkan tinggi, dan dibutuhkan waktu yang lama 2) Menuntut disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh peserta didik pada umumnya dan peserta didik yang belum matang pada khususnya 3) Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dan fasilitator harus terus menerus memantau proses belajar peserta didik, memberi motivasi dan konsultasi secara

  Bentuk-bentuk kegiatan belajar mandiri ini tepat digunakan apabila : 1) Didesak kebutuhan menampung sejumlah besar peserta didik dalam satu periode tertentu yang tidak mungkin diatasi dengan bentuk pengajaran regular atau konvensional.

  2) Kekurangan tenaga pengajar untuk berfungsi sebagai pengajar regular. 3) Tersedia sejumlah tenaga pengembang pembelajaran yang mampu mengembangkan atau memproduksi bahan pembelajaran 4) Kemampuan dan karakteristik peserta didik sangat heterogen sehingga tidak mungkin diberi pelajaran secara klasikal.

  2. Pengajar Sebagai Sumber Tunggal dan Mahasiswa Belajar darinya. Bentuk kegiatan pembelajaran yang menempatkan pengajar sebagai sumber tunggal disebut pengajaran konvensional, dimana guru sebagai satu-satunya sumber belajar dan bertindak sebagai penyaji isi pelajaran. Pengajaran ini tidak menggunakan bahan belajar apa pun, kecuali garis-garis besar isi dan jadwal, beberapa transparasi, lembaran kertas yang berisi gambar, bagan, dan formulir-formulir isian yang digunakan dalam latihan (exercise) selama proses pengajaran.

  Bahan-bahan yang perlu dibuat oleh pengembang pembelajaran berbentuk :

  1. Program pengajaran berisi :

  a) Deskripsi singkat isi pelajaran

  b) Topik dan jadwal pelajaran untuk setiap pertemuan

  c) Tugas-tugas

  d) Cara pemberian nilai hasil belajar mahasiswa

  2. Bahan-bahan transparasi, gambar, bagan, formulir isian, dan lain-lain yang dikumpulkan atau dibagikan pada mahsiswa selama proses pengajaran berlangsung.

  3. Strategi pembelajaran dan tes yang telah dikembangkan untuk digunakan oleh pengajar.

  Pengajaran konvensional ini mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Efisien,

  2. Tidak mahal, karena menggunakan sedikit bahan instruksional

  Namun, disisi lain bentuk kegiatan instruksional ini juga mempunyai berbagai kekurangan yaitu : 1) Biaya penyajian mahal, karena harus disampaikan oleh pengajar langsung. 2) Sulit melayani kelompok mahasiswa yang heterogen 3) Gaya pengajar yang dapat berubah-rubah dari waktu ke waktu atau dari pengajar yang satu kepada pengajar yang lain dapat membuat kegiatan pembelajaran tidak konsisten.

  3 Pengajar sebagai Penyaji Bahan Belajar yang dipilihnya disingkat Pengajar, Bahan, Siswa (PBS). Kegiatan pembelajaran pembelajaran PBS menggunakan bahan belajar yang telah ada dilapangan. Bahan belajar itu dipilih oleh pengajar atas dasar kesesuaiannya dengan strategi pembelajaran yang telah disusunnya. Pengajar menyajikan isi pelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran yang disusunnya dengan menambah atau mengurangi materi yang ada didalam bahan belajar yang ia gunakan. Bahan pembelajaran yang harus disiapkan oleh pengembang pembelajaran terdiri atas :

  1. Garis-garis besar program pengajaran

  2. Bahan pembelajaran yang kebetulan tersedia dilapangan, tetapi relevan dengan strategi pembelajaran yang telah disusunnya

  3. Tes Ada beberapa keuntungan penggunaan PBS adalah :

  1. Relative efisien 2. Kegiatan pembelajaran mudah disesuaikan dengan keadaan mahasiswa.

  Selain itu juga ada Kekurangan penggunaan PBS adalah :

  1. Bahan belajar yang kebetulan ada dilapangan belum tentu sesuai benar

  2. Bila bahan tersebut diambilkan dari berbagai sumber , konsistennya atara bagian yang satu dengan yang lain belum tentu terjamin E. Tiga Macam Pengembangan Bahan Pembelajaran

  1. Pengembangan Bahan Belajar Mandiri Bahan belajar mandiri perlu dikembangkan apabila dalam kegiatan pembelajarannya siswa belajar secara mandiri, tanpa tergantung pada kehadiran pengajar. Bahan belajar mandiri mempunyai empat ciri pokok yaitu :

  a. Mempunyai kalimat yang mampu menjelaskan sendiri

  b. Dapat dipelajari oleh mahasiswa, sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing c. Dapat dipelajari oleh mahasiswa menurut waktu dan tempat yang dipilihnya.

  d. Mampu membuat mahasiswa aktif melakukan sesuatu pada saat belajar, seperti mengerjakan latihan, tes, atau kegiatan praktik.

  Untuk memproduksi bahan belajar mandiri, perancang pembelajaran dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memilih dan mengumpulkan bahan pembelajaran yang tersedia dilapangan dan relevan dengan isi pelajaran yang tercantum dalam strategi pembelajaran.

  b. Mengadaptasikan bahan pembelajaran tersebut ke dalam bentuk bahan belajar mandiri dengan mengikuti strategi pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

  c. Meneliti kembali konsistensi isi bahan belajar tersebut dengan strategi pembelajaran.

  d. Meneliti kualitas teknis dari bahan tersebut, yang meliputi tiga hal sebagai berikut : 1) Bahasa yang sederhana dan relevan 2) Bahasa yang komunikatif 3) Desain fisik Untuk memproduksi bahan belajar mandiri, tim yang tergabung dalam pengembangan pembelajaran ini harus bekerja sama. Ahli desain pembelajaran, ahli materi atau pengajar, ahli media, dan ahli penyusun tes bekerjasama untuk memproduksi bahan pembelajaran yang sesuai dengan strategi pembelajaran.

  2. Pengembangan Bahan Pengajaran Konvensional Bahan pengajaran konvensional jumlahnya sangat terbatas, karena disini pengajar&bahan pengajaran adalah sumber inti kegiatan pembelajaran. Pengajaran menyajikan isi pelajaran dengan urutan, metode, media, dan waktu yang telah ditentukan dalam strategi pembelajaran.

  Satu-satunya bahan yang diberikan kepada mahasiswa, adalah program pengajaran. Untuk menyusun program pengajaran tersebut ada beberapa langkah yang dapat membantu pengembang pembelajaran, antara lain :

  a. Menulis deskripsi singkat isi pelajaran

  b. Menulis topic dan jadwal pelajaran c. Menyusun tugas dan jadwal penyelesaiannya yang diharapkan dilakukan mahasiswa.

  d. Menyusun cara pemberian nilai hasil pelaksanaan tugas dan tes.

  3. Pengembangan Bahan PBS (Pengajar, Bahan, Siswa) Inti dari bahan PBS (Pengajar, Bahan, Siswa) bersumber pada bahan pembelajaran dan pengajar. Keduanya harus saling mengisi. Untuk mengembangkan bahan PBS ini pengajar bisa mengumpulkan bahan pembelajaran yang tersedia di lapangan dan relevan dengan strategi pembelajaran. Berikut langkah-langkah yang dapat digunakan oleh pengembang pembelajaran dalam mengembangkan bahan PBS:

  a. Memilih dan mengumpulkan bahan pembelajaran yang kebetulan tersedia dilapangan dan relevan dengan isi pelajaran yang tercantum dalam strategi pembelajaran.

  b. Menyusun bahan tersebut sesuai dengan urutan pada urutan U (uraian) yang terdapat dalam strategi pembelajaran.

  c. Mengindentifikasi bahan-bahan yang tidak diperoleh dari lapangan untuk ditutup dengan penyajian pengajar.

  d. Menyusun program pengajaran

  e. Menyusun petunjuk cara menggunakan bahan pembelajaran yang dibagikan kepada mahasiswa.

  f. Menyusun bahan lain (bila masih diperlukan) yang berupa transparansi, gambar, bagan, dan semacamnya.

  F. Mengembangkan Pedoman Mahasiswa dan Pedoman Pengajar Setelah mengembangkan bahan pembelajaran, pengembangan pembelajaran masih harus mengembangkan dua macam pedoman, yaitu pedoman mahasiswa dan pedoman pengajar.

  1. Pedoman mahasiswa, berisi:

  a. Petunjuk penggunaan semua bahan belajar yang diterima mahasiswa b. Daftar kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan setiap unit pelajaran atau pertemuan.

  c. Pedoman mahasiswa belajar mandiri, perlu disusun lebih lengkap daripada pedoman mahasiswa yang digunakan dalam pengajaran konvensional dan PBS.

  2. Pedoman pengajar berisi petunjuk kegiatan yang harus dilakukan pengajar, antara lain:

  a. Dalam bentuk kegiatan pembelajaran belajar mandiri, pedoman pengajar itu berupa pedoman fasilitator atau tutor. Pedoman tersebut berisi : 1) Petunjuk memberikan motivasi 2) Petunjuk cara membimbing atau memberikan konsultansi kepada mahasiswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya 3) Petunjuk menggunakan bahan pembelajaran, baik cetak maupun noncetak. 4) Petunjuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan setiap latihan 5) Petunjuk menyelenggarakan dan memeriksa hasil tes 6) Naskah tes akhir

  b. Dalam Pelajaran Konvensional, pedoman pengajar berisi: 1). Strategi pembelajaran yang telah disuusn 2). Program pengajaran yang dibagikan pada mahasiswa 3). Petunjuk penggunaan formulir kerja/kegiatan praktek 4). Petunjuk penyelenggaraan tes 5). Naskah tes awal, tes formatif dan tes akhir.

  c. Dalam PBS, pedoman pengajar berisi petunjuk tentang : 1) Isi pelajaran yang belum termasuk dalam bahan belajar yang dibagikan kepada mahasiswa 2) Cara memberikan motivasi kepada mahasiswa

  4) Cara menyelenggarakan dan memeriksa hasil tes 5) Naskah dan cara menyelenggarakan tes awal, tes selama proses pembelajaran, dan tes akhir.

  DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.Bandung : Remaja Rosdakarya.

  Atwi Suparman. 2001. Desain Instruksional. Jakarta : Depdiknas Atwi Suparman. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta : Erlangga Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, landasan dan