Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Sembung (Blumea Balsamifera) dalam Ransum terhadap Performa Ayam Broiler

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG
(Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP
PERFORMA AYAM BROILER

SKRIPSI
HEKSA OKTIANI PUTRI SUMARSONO

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

RINGKASAN
HEKSA OKTIANI PUTRI SUMARSONO. D24104029. Pengaruh Penggunaan
Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) dalam Ransum terhadap
Performa Ayam Broiler. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan
Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sumiati, MSc.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS.
Ayam broiler memiliki potensi yang besar dalam memberikan sumbangan
terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani. Kelemahan ayam broiler

yaitu mudah mengalami stres akibat panas dan mudah terserang penyakit akibat
virus, bakteri, kapang dan lain-lain. Kondisi tersebut menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, kelainan metabolisme serta penurunan produksi dan kualitas ayam
broiler. Peternak mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan obat-obatan
sintetik seperti antibiotik. Akan tetapi penggunaan antibiotik dapat menimbulkan
residu pada produk ayam broiler yang dikonsumsi manusia. Untuk mengatasi
masalah ini, perlu dicari antibiotik alami seperti herbal medicine.
Salah satu herbal medicine yang cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai
antibiotik alami adalah daun sembung (Blumea balsamifera). Daun sembung
mengandung tanin dan saponin yang diduga sebagai senyawa antimikroba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun
sembung dalam ransum terhadap performa ayam broiler.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai April 2007 di
Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas (Kandang C), Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 150 ekor DOC (Day Old Chick) ayam broiler strain Ross yang dipelihara
selama lima minggu.
Ransum yang digunakan dibuat dari campuran jagung kuning, dedak padi,
pollard, corn gluten meal (CGM), tepung ikan, meat bone meal (MBM), bungkil
kedelai, minyak kelapa, premix, Dl-methionin, L-Lisin, CaCO3, dicalsium phosphat

(DCP) dan tepung daun sembung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan, setiap ulangan
menggunakan 10 ekor ayam. Perlakuan pada penelitian ini adalah: R0 (ransum tanpa
daun sembung dan tanpa vitachick), R1 (ransum R0 + vitachick yang mengandung
antibiotik bacitracin Methylene Disalisilat/MD dalam air minum), R2 (ransum
mengandung tepung daun sembung 2%), R3 (ransum mengandung tepung daun
sembung 4%, R4 (ransum mengandung tepung daun sembung 6%). Data yang
diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun sembung
(Blumea balsamifera) dalam ransum ayam broiler tidak berpengaruh terhadap
performa ayam broiler. Penggunaan tepung daun sembung (Blumea balsamifera)
pada taraf 2% efektif dibandingkan taraf 4 dan 6%, sehingga dapat dijadikan sebagai
pengganti antibiotik bacitracin MD yang dicerminkan dengan tingkat kematian
rendah.
Kata-kata kunci : ayam broiler, daun sembung, performa

ABSTRACT
The Effect of Blumea balsamifera Powder in the Diets on Broilers Performances
Sumarsono, H.O.P., Sumiati, and D. A. Astuti
This research was conducted to evaluate the effect of Blumea balsamifera powder in

the diets on broilers performances . This experiment used 150 day old chicks (DOC)
of Ross strain which were kept in litter system for five weeks. The experiment used
Completely Randomized Design with five treatments and three replications and each
consisted of 10 broilers. The parameters observed were feed consumption, body
weight gain, final body weight, feed conversion and mortality. The diet treatments
were : R0 (diet without Blumea balsamifera powder and vitachik), R1 (R0 +
bacitracin MD in vitachick dissolved in drinking water), R2 (diet contained Blumea
balsamifera powder 2%), R3 (diet contained Blumea balsamifera powder 4%), R4
(diet contained Blumea balsamifera powder 6%). The data obtained were analysed
with analysis of variance (ANOVA). The results showed that Blumea balsamifera
did not affect the feed consumption, body weight gain, final body weight and feed
conversion. The results of this research indicated that 2% of Blumea balsamifera
powder in the broilers replace bacitracin MD antibiotic. Blumea balsamifera powder
at those levels improved the broilers performances and had low mortality.
Keywords: Broilers, Blumea balsamifera Powder, Performances

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG
(Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP
PERFORMA AYAM BROILER


HEKSA OKTIANI PUTRI SUMARSONO
D24104029

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG
(Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP
PERFORMA AYAM BROILER

Oleh
HEKSA OKTIANI PUTRI SUMARSONO
D24104029


Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 5 Maret 2008

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Sumiati, MSc.
NIP. 131 624 182

Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS.
NIP. 131 474 289

Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc.Agr.
NIP. 131 955 531


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Oktober 1985 di Bandung Jawa Barat.
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Bambang
Sumarsono (Alm) dan Ibu Yani Yuniarti.
Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan pada tahun 1992 di TK Islam
Al-Hidayah Lembang, pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1998 di SDN 2
Lembang, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di
SLTPN 12 Bandung dan pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2004 di
SMUN 14 Bandung.
Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004.
Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Kewirausahaan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter) tahun 2005,
anggota Lingkung Seni Sunda (Lises) Gentra Kaheman tahun 2005, anggota Divisi
Informasi dan Komunikasi Paguyuban Mahasiswa Bandung (Pamaung) tahun 2005,
ketua Divisi Keuangan dan Kewirausahaan Pamaung tahun 2006, pengurus
Departemen Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PSDM) Lises Gentra Kaheman
(2006), anggota Biro Kreativitas Ilmiah Himasiter tahun 2007, ikut membantu dalam
proyek kerja sama bidang Sapi Perah antara Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Masyarakat IPB (LPPM IPB) dengan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian (DitJen PPHP), Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Perah Cikole (BPPT-SP) Lembang-Bandung
dan kerap mengikuti beberapa kepanitiaan dalam acara yang diselenggarakan di
lingkungan kampus IPB.

KATA PENGANTAR
Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan protein
hewani maka industri perunggasan khususnya ayam broiler juga akan meningkat.
Usaha di bidang peternakan ayam broiler akan semakin kompetitif meskipun harus
dihadapkan dengan kasus penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Kejadian penyakit
tersebut diperkirakan banyak dipengaruhi oleh kondisi iklim, praktek manajemen
beternak dan nutrisi pakan. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang
diakibatkan bakteri diatasi peternak dengan memberikan obat-obatan seperti
antibiotik. Antibiotik ini juga digunakan sebagai growth promotor yang berfungsi
sebagai usaha untuk meningkatkan performa ayam broiler. Akan tetapi penggunaan
antibiotik dapat menimbulkan residu pada produk ayam broiler dan resistensi
terhadap mikroba.
Berkenaan dengan hal tersebut sangat perlu dilakukan suatu penelitian
mengenai alternatif pengganti antibiotik yang tidak menimbulkan residu pada produk

ayam broiler. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran umum mengenai
pentingnya pencarian alternatif pengganti antibiotik untuk ayam broiler. Skripsi ini
berisi penelitian tentang herbal medicine berupa daun yang di dalamnya terdapat zat
kimia yang berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh ternak. Herbal medicine
yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sembung (Blumea balsamifera)
yang dicampurkan ke dalam ransum ayam broiler.
Demikian pengantar ini penulis sampaikan, mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Bogor, Maret 2008

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ............................................................................................

ii

ABSTRACT...............................................................................................


iii

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ...............................................................................

vii

DAFTAR ISI..... ........................................................................................

viii

DAFTAR TABEL......................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................


xi

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

xii

PENDAHULUAN .....................................................................................

1

Latar Belakang ................................................................................
Perumusan Masalah ........................................................................
Tujuan .... ........................................................................................
Manfaat .. ........................................................................................

1
2
3
3


TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

4

Sembung (Blumea balsamifera L. DC) ..........................................
Sifat Fisik Sembung.............................................................
Sifat Kimia Sembung...........................................................
Tanin ...........................................................................
Saponin .......................................................................
Khasiat Sembung .................................................................
Antibiotik Bacitracin .....................................................................
Ayam Broiler .................................................................................
Pertumbuhan Ayam Broiler ...........................................................
Konsumsi Ransum .........................................................................
Konversi Ransum...........................................................................
Mortalitas .......................................................................................

4
4
5
5
5
5
6
7
8
9
10
11

METODE...................................................................................................

13

Lokasi dan Waktu ..........................................................................
Materi.............................................................................................
Ternak, Kandang dan Peralatan ...........................................
Ransum dan Air Minum.......................................................
Antibiotik .............................................................................
Formulasi Ransum Ayam Broiler ........................................
Vaksinasi..............................................................................
Daun Sembung.....................................................................
Metode ...........................................................................................
Perlakuan..............................................................................
Rancangan Percobaan ..........................................................

13
13
13
13
14
14
17
17
17
17
17

Peubah yang Diamati.............................................................
Analisis Data........................................................................
Tahapan Penelitian.........................................................................
Analisis Daun Sembung.......................................................
Pembuatan Tepung Daun Sembung.....................................
Pemberian Tepung Daun Sembung .....................................
Prosedur Pemeliharaan Ayam..............................................

18
18
18
18
19
20
20

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

23

Ransum Penelitian ........................................................................
Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Ayam Broiler.................
Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum ...............
Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Badan Akhir ..............
Pengaruh Perlakuan terhadap Pertambahan Bobot Badan...
Pengaruh Perlakuan terhadap Konversi Ransum.................
Pengaruh Perlakuan terhadap Mortalitas .............................

23
23
25
27
30
31
32

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

34

Kesimpulan ....................................................................................
Saran ..............................................................................................

34
34

UCAPAN TERIMA KASIH .....................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

36

LAMPIRAN...............................................................................................

40

DAFTAR TABEL
Nomor
1. Rata-rata Suhu Lingkungan yang Direkomendasikan untuk
Pertumbuhan Optimum pada Berbagai Umur Ayam Broiler .....

Halaman
8

2. Bobot Badan, Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi Pakan dan
Konversi Pakan Ayam Broiler Strain Ross selama Lima
Minggu..........................................................................................

10

3. Komposisi Kimia dalam Vitachick...............................................

14

4. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ayam Broiler Periode
Starter (0-3 Minggu) Berdasarkan Perhitungan ...........................

15

5. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ayam Broiler Periode
Grower-Finisher (4-5 Minggu) Berdasarkan Perhitungan ...........

16

6. Komposisi Kimia Tepung Daun Sembung ...................................

19

7. Rata-rata Suhu Kandang Penelitian Setiap Minggu Berdasarkan
Pengukuran ...................................................................................

21

8. Rataan Konsumsi Ransum, Bobot Badan, Pertambahan Bobot
Badan dan Konversi Ransum Periode Starter (0-3 Minggu)........

23

9. Rataan Konsumsi Ransum, Bobot Badan, Pertambahan Bobot
Badan dan Konversi Ransum Periode Grower-Finisher
(4-5 Minggu).................................................................................

24

10. Rataan Konsumsi Ransum, Pertambahan Bobot Badan dan
Konversi Ransum selama Lima Minggu Pemeliharaan
(Kumulatif) ...................................................................................

24

11. Tingkat Mortalitas selama Lima Minggu Pemeliharaan...........

32

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG
(Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP
PERFORMA AYAM BROILER

SKRIPSI
HEKSA OKTIANI PUTRI SUMARSONO

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

RINGKASAN
HEKSA OKTIANI PUTRI SUMARSONO. D24104029. Pengaruh Penggunaan
Tepung Daun Sembung (Blumea balsamifera) dalam Ransum terhadap
Performa Ayam Broiler. Skripsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan
Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Sumiati, MSc.
Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS.
Ayam broiler memiliki potensi yang besar dalam memberikan sumbangan
terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani. Kelemahan ayam broiler
yaitu mudah mengalami stres akibat panas dan mudah terserang penyakit akibat
virus, bakteri, kapang dan lain-lain. Kondisi tersebut menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, kelainan metabolisme serta penurunan produksi dan kualitas ayam
broiler. Peternak mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan obat-obatan
sintetik seperti antibiotik. Akan tetapi penggunaan antibiotik dapat menimbulkan
residu pada produk ayam broiler yang dikonsumsi manusia. Untuk mengatasi
masalah ini, perlu dicari antibiotik alami seperti herbal medicine.
Salah satu herbal medicine yang cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai
antibiotik alami adalah daun sembung (Blumea balsamifera). Daun sembung
mengandung tanin dan saponin yang diduga sebagai senyawa antimikroba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun
sembung dalam ransum terhadap performa ayam broiler.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai April 2007 di
Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas (Kandang C), Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 150 ekor DOC (Day Old Chick) ayam broiler strain Ross yang dipelihara
selama lima minggu.
Ransum yang digunakan dibuat dari campuran jagung kuning, dedak padi,
pollard, corn gluten meal (CGM), tepung ikan, meat bone meal (MBM), bungkil
kedelai, minyak kelapa, premix, Dl-methionin, L-Lisin, CaCO3, dicalsium phosphat
(DCP) dan tepung daun sembung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan, setiap ulangan
menggunakan 10 ekor ayam. Perlakuan pada penelitian ini adalah: R0 (ransum tanpa
daun sembung dan tanpa vitachick), R1 (ransum R0 + vitachick yang mengandung
antibiotik bacitracin Methylene Disalisilat/MD dalam air minum), R2 (ransum
mengandung tepung daun sembung 2%), R3 (ransum mengandung tepung daun
sembung 4%, R4 (ransum mengandung tepung daun sembung 6%). Data yang
diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun sembung
(Blumea balsamifera) dalam ransum ayam broiler tidak berpengaruh terhadap
performa ayam broiler. Penggunaan tepung daun sembung (Blumea balsamifera)
pada taraf 2% efektif dibandingkan taraf 4 dan 6%, sehingga dapat dijadikan sebagai
pengganti antibiotik bacitracin MD yang dicerminkan dengan tingkat kematian
rendah.
Kata-kata kunci : ayam broiler, daun sembung, performa

ABSTRACT
The Effect of Blumea balsamifera Powder in the Diets on Broilers Performances
Sumarsono, H.O.P., Sumiati, and D. A. Astuti
This research was conducted to evaluate the effect of Blumea balsamifera powder in
the diets on broilers performances . This experiment used 150 day old chicks (DOC)
of Ross strain which were kept in litter system for five weeks. The experiment used
Completely Randomized Design with five treatments and three replications and each
consisted of 10 broilers. The parameters observed were feed consumption, body
weight gain, final body weight, feed conversion and mortality. The diet treatments
were : R0 (diet without Blumea balsamifera powder and vitachik), R1 (R0 +
bacitracin MD in vitachick dissolved in drinking water), R2 (diet contained Blumea
balsamifera powder 2%), R3 (diet contained Blumea balsamifera powder 4%), R4
(diet contained Blumea balsamifera powder 6%). The data obtained were analysed
with analysis of variance (ANOVA). The results showed that Blumea balsamifera
did not affect the feed consumption, body weight gain, final body weight and feed
conversion. The results of this research indicated that 2% of Blumea balsamifera
powder in the broilers replace bacitracin MD antibiotic. Blumea balsamifera powder
at those levels improved the broilers performances and had low mortality.
Keywords: Broilers, Blumea balsamifera Powder, Performances

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG
(Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP
PERFORMA AYAM BROILER

HEKSA OKTIANI PUTRI SUMARSONO
D24104029

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEMBUNG
(Blumea balsamifera) DALAM RANSUM TERHADAP
PERFORMA AYAM BROILER

Oleh
HEKSA OKTIANI PUTRI SUMARSONO
D24104029

Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 5 Maret 2008

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Sumiati, MSc.
NIP. 131 624 182

Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS.
NIP. 131 474 289

Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Luki Abdullah, MSc.Agr.
NIP. 131 955 531

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Oktober 1985 di Bandung Jawa Barat.
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Bambang
Sumarsono (Alm) dan Ibu Yani Yuniarti.
Pendidikan Taman Kanak-kanak diselesaikan pada tahun 1992 di TK Islam
Al-Hidayah Lembang, pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1998 di SDN 2
Lembang, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di
SLTPN 12 Bandung dan pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2004 di
SMUN 14 Bandung.
Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004.
Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Kewirausahaan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (Himasiter) tahun 2005,
anggota Lingkung Seni Sunda (Lises) Gentra Kaheman tahun 2005, anggota Divisi
Informasi dan Komunikasi Paguyuban Mahasiswa Bandung (Pamaung) tahun 2005,
ketua Divisi Keuangan dan Kewirausahaan Pamaung tahun 2006, pengurus
Departemen Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PSDM) Lises Gentra Kaheman
(2006), anggota Biro Kreativitas Ilmiah Himasiter tahun 2007, ikut membantu dalam
proyek kerja sama bidang Sapi Perah antara Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Masyarakat IPB (LPPM IPB) dengan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian (DitJen PPHP), Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Perah Cikole (BPPT-SP) Lembang-Bandung
dan kerap mengikuti beberapa kepanitiaan dalam acara yang diselenggarakan di
lingkungan kampus IPB.

KATA PENGANTAR
Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan protein
hewani maka industri perunggasan khususnya ayam broiler juga akan meningkat.
Usaha di bidang peternakan ayam broiler akan semakin kompetitif meskipun harus
dihadapkan dengan kasus penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Kejadian penyakit
tersebut diperkirakan banyak dipengaruhi oleh kondisi iklim, praktek manajemen
beternak dan nutrisi pakan. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang
diakibatkan bakteri diatasi peternak dengan memberikan obat-obatan seperti
antibiotik. Antibiotik ini juga digunakan sebagai growth promotor yang berfungsi
sebagai usaha untuk meningkatkan performa ayam broiler. Akan tetapi penggunaan
antibiotik dapat menimbulkan residu pada produk ayam broiler dan resistensi
terhadap mikroba.
Berkenaan dengan hal tersebut sangat perlu dilakukan suatu penelitian
mengenai alternatif pengganti antibiotik yang tidak menimbulkan residu pada produk
ayam broiler. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran umum mengenai
pentingnya pencarian alternatif pengganti antibiotik untuk ayam broiler. Skripsi ini
berisi penelitian tentang herbal medicine berupa daun yang di dalamnya terdapat zat
kimia yang berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh ternak. Herbal medicine
yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sembung (Blumea balsamifera)
yang dicampurkan ke dalam ransum ayam broiler.
Demikian pengantar ini penulis sampaikan, mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Bogor, Maret 2008

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ............................................................................................

ii

ABSTRACT...............................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ...............................................................................

vii

DAFTAR ISI..... ........................................................................................

viii

DAFTAR TABEL......................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

xii

PENDAHULUAN .....................................................................................

1

Latar Belakang ................................................................................
Perumusan Masalah ........................................................................
Tujuan .... ........................................................................................
Manfaat .. ........................................................................................

1
2
3
3

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

4

Sembung (Blumea balsamifera L. DC) ..........................................
Sifat Fisik Sembung.............................................................
Sifat Kimia Sembung...........................................................
Tanin ...........................................................................
Saponin .......................................................................
Khasiat Sembung .................................................................
Antibiotik Bacitracin .....................................................................
Ayam Broiler .................................................................................
Pertumbuhan Ayam Broiler ...........................................................
Konsumsi Ransum .........................................................................
Konversi Ransum...........................................................................
Mortalitas .......................................................................................

4
4
5
5
5
5
6
7
8
9
10
11

METODE...................................................................................................

13

Lokasi dan Waktu ..........................................................................
Materi.............................................................................................
Ternak, Kandang dan Peralatan ...........................................
Ransum dan Air Minum.......................................................
Antibiotik .............................................................................
Formulasi Ransum Ayam Broiler ........................................
Vaksinasi..............................................................................
Daun Sembung.....................................................................
Metode ...........................................................................................
Perlakuan..............................................................................
Rancangan Percobaan ..........................................................

13
13
13
13
14
14
17
17
17
17
17

Peubah yang Diamati.............................................................
Analisis Data........................................................................
Tahapan Penelitian.........................................................................
Analisis Daun Sembung.......................................................
Pembuatan Tepung Daun Sembung.....................................
Pemberian Tepung Daun Sembung .....................................
Prosedur Pemeliharaan Ayam..............................................

18
18
18
18
19
20
20

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

23

Ransum Penelitian ........................................................................
Pengaruh Perlakuan terhadap Performa Ayam Broiler.................
Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum ...............
Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Badan Akhir ..............
Pengaruh Perlakuan terhadap Pertambahan Bobot Badan...
Pengaruh Perlakuan terhadap Konversi Ransum.................
Pengaruh Perlakuan terhadap Mortalitas .............................

23
23
25
27
30
31
32

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

34

Kesimpulan ....................................................................................
Saran ..............................................................................................

34
34

UCAPAN TERIMA KASIH .....................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

36

LAMPIRAN...............................................................................................

40

DAFTAR TABEL
Nomor
1. Rata-rata Suhu Lingkungan yang Direkomendasikan untuk
Pertumbuhan Optimum pada Berbagai Umur Ayam Broiler .....

Halaman
8

2. Bobot Badan, Pertambahan Bobot Badan, Konsumsi Pakan dan
Konversi Pakan Ayam Broiler Strain Ross selama Lima
Minggu..........................................................................................

10

3. Komposisi Kimia dalam Vitachick...............................................

14

4. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ayam Broiler Periode
Starter (0-3 Minggu) Berdasarkan Perhitungan ...........................

15

5. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ayam Broiler Periode
Grower-Finisher (4-5 Minggu) Berdasarkan Perhitungan ...........

16

6. Komposisi Kimia Tepung Daun Sembung ...................................

19

7. Rata-rata Suhu Kandang Penelitian Setiap Minggu Berdasarkan
Pengukuran ...................................................................................

21

8. Rataan Konsumsi Ransum, Bobot Badan, Pertambahan Bobot
Badan dan Konversi Ransum Periode Starter (0-3 Minggu)........

23

9. Rataan Konsumsi Ransum, Bobot Badan, Pertambahan Bobot
Badan dan Konversi Ransum Periode Grower-Finisher
(4-5 Minggu).................................................................................

24

10. Rataan Konsumsi Ransum, Pertambahan Bobot Badan dan
Konversi Ransum selama Lima Minggu Pemeliharaan
(Kumulatif) ...................................................................................

24

11. Tingkat Mortalitas selama Lima Minggu Pemeliharaan...........

32

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Tanaman Sembung (Blumea balsamifera) ..................................

4

2. Struktur Bacitracin.......................................................................

7

3. Kurva Pertumbuhan Ayam Broiler ..............................................

9

4. Proses Pembuatan Tepung Daun Sembung .................................

19

5. Kandang Penelitian ......................................................................

20

6. Grafik Konsumsi Ransum Ayam Broiler selama Lima Minggu
Pemeliharaan................................................................................

26

7. Rataan Bobot Badan Ayam Akhir Periode Starter......................

28

8. Rataan Bobot Badan Ayam Broiler selama Lima Minggu
Pemeliharaan................................................................................

29

9. Grafik Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler selama Lima
Minggu Pemeliharaan ..................................................................

31

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Rataan Konsumsi Ransum Ayam Broiler Periode Starter............

41

2. Analisis Ragam Konsumsi Ransum Ayam Broiler Periode
Starter ...........................................................................................

41

3. Rataan Konsumsi Ransum Ayam Broiler Periode GrowerFinisher.........................................................................................

41

4. Analisis Ragam Konsumsi Ransum Ayam Broiler Periode GrowerFinisher.........................................................................................

42

5. Rataan Konsumsi Ransum Ayam Broiler selama Lima Minggu
Pemeliharaan.................................................................................

42

6. Analisis Ragam Konsumsi Ransum Ayam Broiler selama Lima
Minggu Pemeliharaan ...................................................................

42

7. Rataan Bobot Badan Ayam Broiler Periode Starter.....................

42

8. Analisis Ragam Bobot Badan Ayam Broiler Periode Starter.......

43

9. Rataan Bobot Badan Akhir Ayam Broiler selama Lima
Minggu Pemeliharaan ...................................................................

43

10. Analisis Ragam Bobot Badan Akhir Ayam Broiler selama Lima
Minggu Pemeliharaan ...................................................................

43

11. Rataan Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Periode
Starter ...........................................................................................

43

12. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Periode
Starter ...........................................................................................

44

13. Rataan Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Periode GrowerFinisher.........................................................................................

44

14. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler Periode
Grower-Finisher ...........................................................................

44

15. Rataan Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler selama Lima
Minggu Pemeliharaan ...................................................................

44

16. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler selama
Lima Minggu Pemeliharaan..........................................................

45

17. Rataan Konversi Ransum Ayam Broiler Periode Starter .............

45

18. Analisis Ragam Konversi Ransum Ayam Broiler Periode
Starter ...........................................................................................

45

19. Rataan Konversi Ransum Ayam Broiler Periode GrowerFinisher.........................................................................................

45

20. Analisis Ragam Konversi Ransum Ayam Broiler Periode Grower
Finisher........................................................................................

46

21. Rataan Konversi Ransum Ayam Broiler selama Lima Minggu
Pemeliharaan................................................................................

46

22. Analisis Ragam Konversi Ransum Ayam Broiler selama Lima
Minggu Pemeliharaan ..................................................................

46

23. Konsumsi Saponin Periode Starter, Grower-Finisher dan selama
Lima Minggu Pemeliharaan (Kumulatif) ....................................

46

24. Konsumsi Tanin Periode Starter, Grower-Finisher dan selama
Lima Minggu Pemeliharaan (Kumulatif) ....................................

47

25. Komposisi Premix setiap 1 kg (PT. Mensana Aneka Satwa) ......

47

26. Rataan Konsumsi Air Minum, Vita Chick dan Bacitracin MD
pada Perlakuan Kontrol Positif (R1) selama Empat Minggu
Pemeliharaan per Ekor.................................................................

48

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permintaan terhadap protein hewani terus meningkat yang disebabkan oleh
pertambahan jumlah penduduk yang pesat, peningkatan pendapatan masyarakat dan
perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi protein
hewani masyarakat Indonesia pada tahun 2007 sekitar 4,93 g/kapita/hari (Syamsu,
2007). Penduduk Indonesia sampai saat ini mencapai 230 juta jiwa, hampir 56%
memilih produk unggas guna memenuhi asupan gizi tubuh (Trobos, 2007). Standar
minimal konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia sebesar 6 g/kapita/hari
(Suharyanto, 2008). Menurut Wibowo (2007), untuk mencapai target nasional
konsumsi protein hewani sebesar 6 g/kapita/hari diperlukan peningkatan populasi
ternak dari ayam broiler sebesar 9,9%. Ayam broiler memiliki potensi yang besar
dalam

memberikan

sumbangan

terhadap

pemenuhan

kebutuhan

protein

hewani. Tingkat konsumsi ayam broiler di Indonesia semakin meningkat
yaitu 2,2 g/kapita/hari (2004); 2,3 g/kapita/hari (2005); 2,4 g/kapita/hari (2006)
dan 2,6 g/kapita/hari (2007), sedangkan produksi DOC tahun 2007 pada kondisi
equilibrium mencapai 19 juta ekor/minggu (GPPU dalam Trobos, 2007). Kondisi
terhadap permintaan ayam broiler untuk dikonsumsi masyarakat tersebut harus
dipenuhi oleh para peternak.
Indonesia beriklim tropis yang memiliki temperatur dan kelembaban tinggi.
Apabila dilihat dari wilayah kelembaban ekuator, Indonesia memiliki kelembaban
dengan minimum rata-rata 60% (BPPMD Jawa Barat, 2007). Kondisi ini merupakan
tempat yang cocok untuk perkembangbiakan mikroorganisme patogen berupa virus,
bakteri dan mikroorganisme lainnya yang mampu menurunkan daya tahan tubuh
ayam, sehingga mengakibatkan penurunan produksi dan meningkatkan mortalitas.
Sementara itu, kebutuhan daging ayam di Indonesia semakin meningkat sehingga
harus mempertahankan bahkan meningkatkan populasi ayam broiler dengan
meningkatkan manajemen pemeliharaan dan pengawasan kesehatan ternak.
Ayam broiler memiliki banyak kelebihan yaitu pertumbuhannya cepat dan
efisien dalam mengubah makanan menjadi daging. Namun, ayam broiler juga
memiliki kelemahan yaitu mudah mengalami stres akibat panas dan mudah terserang
penyakit akibat virus, bakteri, kapang dan lain-lain. Peternak mengatasi

permasalahan tersebut dengan cara memberikan obat-obatan sintetik seperti
antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak mematuhi aturan pemakaian dapat
menimbulkan resistensi mikroba dan residu pada produk ternak, sehingga
mengganggu kesehatan manusia. Resistensi mikroba dapat ditransfer dari ternak ke
tubuh manusia, melalui kontak langsung manusia dengan ternak maupun secara tidak
langsung melalui konsumsi produk hewani. Penggunaan herbal medicine merupakan
salah satu solusi sebagai pengganti antibiotik agar tetap menghasilkan produktivitas
ayam broiler yang optimal.
Tanaman sembung merupakan salah satu jenis tanaman obat yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Bagian tanaman sembung yang dimanfaatkan sebagai
obat berupa

daun,

baik dalam bentuk kering maupun segar. Daun sembung

memiliki khasiat sebagai antiradang, memperlancar peredaran darah, mematikan
pertumbuhan bakteri (bakterisidal) dan menghangatkan badan. Hal ini dikarenakan
daun sembung mengandung zat aktif diantaranya tanin dan saponin.
Saat ini sudah banyak penelitian tentang obat tradisional yang berasal dari
tanaman (herbal medicine) sebagai pengganti antibiotik sintesis seperti kunyit,
temulawak, temu putih, bawang putih dan lengkuas. Akan tetapi penelitian herbal
medicine berupa dedaunan masih sangat sedikit dan yang sudah diteliti saat ini
adalah daun beluntas dan daun salam. Pemberian daun beluntas pada taraf 2%
menghasilkan penampilan produksi ayam broiler paling baik (Solikhah, 2006). Daun
salam pada taraf 3% dapat meningkatkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot
badan, menekan tingkat mortalitas serta menghambat koloni bakteri E. Coli
(Luvianti, 2006). Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan suatu
penelitian penggunaan daun sembung dalam ransum sebagai pengganti antibiotik
sintetik untuk meningkatkan performa ayam broiler.
Perumusan Masalah
Pengamatan di lapangan terhadap pemeliharaan ayam broiler dihadapkan
pada kejadian penyakit yang sangat erat hubungannya dengan berbagai faktor
manajemen diantaranya kondisi iklim dan kualitas pakan yang bervariasi.
Permasalahan penyakit tersebut diatasi peternak dengan memberikan
obat-obatan sintetik seperti antibiotik. Namun, penggunaan obat-obatan sintetik ini
mengandung efek samping yang dapat membahayakan kesehatan manusia karena

meninggalkan residu pada produk akhir (daging) sehingga hal ini perlu dicari suatu
alternatif berupa antibiotik alami.
Akhir-akhir ini, tanaman herbal sering digunakan untuk menunjang
produktivitas ternak unggas. Tanaman herbal memiliki kemampuan yang cukup baik
untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak dan tidak menimbulkan residu bagi
tubuh ternak maupun manusia jika dikonsumsi cukup banyak.
Daun sembung (Blumea balsamifera) merupakan salah satu jenis tanaman
herbal yang bisa digunakan sebagai antibiotik alami dalam ransum broiler karena
mengandung senyawa saponin dan tanin yang diduga sebagai growth promotor bagi
ayam broiler.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun
sembung dengan level berbeda terhadap performa ayam broiler yang meliputi
konsumsi ransum, bobot badan akhir, pertambahan bobot badan, konversi ransum
dan mortalitas.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu daun sembung diharapkan dapat
menggantikan antibiotik sintetik sebagai growth promotor untuk meningkatkan
performa ayam broiler.

TINJAUAN PUSTAKA
Sembung (Blumea balsamifera L. DC)
Menurut Sulaksana dan Darmono (2005) daun sembung diklasifikasikan
sebagai Kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Subkelas Asteridae, Ordo Asterales,
Famili Asteraceae, Genus Blumea dan Spesies Blumea balsamifera. Tanaman
sembung (Blumea balsamifera) dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tanaman Sembung (Blumea balsamifera) (Foto Penelitian, 2007)
Sifat Fisik Sembung
Sembung

(Blumea

(Dalimartha, 2005).

balsamifera)

merupakan

tumbuhan

asal

Nepal

Sembung termasuk tanaman perdu yang tumbuh tegak,

tingginya dapat mencapai 4 meter, batangnya berkayu lunak dan berambut halus.
Daunnya tunggal, bentuk daun bulat telur sampai lonjong, bagian pangkal dan ujung
lancip, pinggir daun bergerigi, permukaan daun bagian atas berambut agak kasar dan
kaku serta bagian bawah berbulu halus seperti beludru (Mulyani dan Gunawan,
2002). Daunnya mengeluarkan aroma seperti kamper apabila diremas. Tanaman ini
tumbuh di daerah berketinggian hingga 2200 m di atas permukaan laut.
Perbanyakannya dapat dilakukan dengan biji atau pemisahan tunas yang keluar dari
akar (Mursito, 2002). Tumbuhan ini dapat tumbuh baik di tempat terbuka maupun di
tempat yang agak terlindungi, sering tumbuh di tepi-tepi sungai, tanah ladang,
pekarangan, baik di lahan berpasir maupun tanah yang agak basah (Mulyani dan
Gunawan, 2002). Daun sembung dalam skala besar diambil dari kebun sebanyak 4

kali setahun. Produksi daun sembung segar di Vietnam adalah 50 ton/ha. Sembung
di Indonesia belum dibudidayakan, namun penggunaan bahan baku untuk obat di
Indonesia pada tahun 1998 mencapai 23.812,55 kg (Susiarti, 2000).
Sifat Kimia Sembung
Sembung memiliki kandungan zat aktif yaitu minyak atsiri 0,5% (sineol,
borneol, landerol, dan kamper), flavanol, tanin, damar dan ksantoksilin (Mursito,
2002). Menurut Ragasa (2005), daun sembung memiliki kandungan zat aktif yaitu
minyak atsiri 0,5% (sineol, borneol, landerol, limonene, beta-eudesmol, betacamphene, myrcene dan kamper), flavonoid, tanin, damar, saponin dan ksantoksilin.
Tanin. Tanin secara umum merupakan senyawa polifenol yang alami, bersifat dapat
berikatan dengan protein atau polimer lainnya seperti selulosa, hemiselulosa dan
pektin untuk membentuk suatu senyawa komplek yang stabil (Tangendjaja et al.,
1992). Tanin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen (Robinson, 1995). Cannas (2001) melaporkan bahwa tanin memiliki
kemampuan untuk membentuk komplek dengan beberapa molekul meliputi
karbohidrat, protein, mineral dan enzim pencernaan. Menurut Fahey dan Jung
(1989), tanin memiliki kemampuan untuk membentuk komplek dengan protein dan
enzim pencernaan sehingga mengganggu proses pencernaan pakan yang berakibat
pada terhambatnya pertumbuhan ternak.
Saponin.

Robinson (1995) mengemukakan bahwa saponin merupakan senyawa

yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air. Saponin termasuk salah satu
senyawa sterolin atau glikosida sterol berdasarkan ketidaklarutannya dalam air dan
tidak beracun terhadap hewan. Menurut Widowati (2007), saponin adalah senyawa
surfaktan serta bersifat imunostimulator dan antikarsinogenik. Menurut Tarmudji
(2004), saponin dapat meningkatkan penyerapan gizi dalam usus karena dalam
konsentrasi rendah dapat meningkatkan permeabilitas sel-sel mukosa usus. Senyawa
saponin dalam dosis yang cukup tinggi dapat menekan dan menurunkan sistem
kekebalan (Cheeke, 2001), sehingga terjadi perlambatan pertumbuhan.
Khasiat Sembung
Sembung dikenal memiliki banyak kegunaan terutama sebagai tumbuhan
obat tradisional. Bagian tanaman yang digunakan adalah bagian daun. Daun

sembung memiliki khasiat sebagai antiradang, memperlancar peredaran darah,
mematikan pertumbuhan bakteri (bakterisidal) dan menghangatkan badan (Mursito,
2002). Efek farmakologi yang telah diketahui adalah bersifat sebagai analgenik
(mengurangi rasa sakit) (Mulyani dan Gunawan, 2002).
Zainuddin (2006) mengatakan bahwa senyawa aktif yang terkandung di
dalam tanaman obat seperti saponin dan tanin bersifat antiviral, antibakteri serta
immunomodulator sehingga dapat meningkatkan nafsu makan ternak, ternak menjadi
lebih sehat, pertumbuhan optimal dan tidak menimbulkan bau ammonia yang
menyengat dalam kandang.
Antibiotik Bacitracin
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel tumbuhan maupun
oleh mikroorganisme yang mempunyai sifat bakteriostatik atau bakteriosidal.
Penggunaan antibiotik sebagai pemacu tumbuh melalui pakan dapat meningkatkan
efisiensi produksi ternak.

Hal ini terjadi karena antibiotik mampu menghambat

sintesis dinding sel bakteri, meningkatkan sintesa nutrien, menghambat kerusakan
nutrien oleh mikroba, meningkatkan kemampuan mengabsorbsi zat makanan,
meningkatkan efisiensi pakan serta mencegah penyakit pada saluran pencernaan
(Leeson dan Summer, 2001).
Bacitracin merupakan antibiotik polipeptida yang diproduksi dari bakteri
gram positif (Johnson et al., 1945). Menurut Subronto dan Tjahajati (2001),
bacitracin pertama kali diisolasi dari Bacillus subtilis dan tersusun dari polipeptida
kompleks. Bacitracin bersifat bakterisidal terhadap bakteri gram positif dan tidak
aktif terhadap bakteri gram negatif. Bakteri gram negatif terdiri dari Escherichia coli
penyebab colibacillosis, Salmonella pullorum penyebab pullorum (berak kapur),
Salmonella gallinarum penyebab fowl typoid (typhus), Pasteurella gallinarum
penyebab kolera dan Haemophilus paragallinarum penyebab coryza, sedangkan
bakteri gram positif terdiri dari Mycobacterium tuberculosis penyebab avian
tubercolosis, Staphylococcus aureus penyebab staphylococcosis dan Streptococcus
faecalis penyebab streptococcosis (Retno et al., 1998). Struktur Bacitracin dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur Bacitracin (Johnson et al., 1945)
Wahyuwardani dan Soeripto (1997) mengatakan bahwa bacitracin dalam
penelitian tidak mampu menghambat pertumbuhan Mycoplasma gallisepticum
(penyebab CRD/Chronic Respiratory Disease) yang bukan merupakan bakteri gram
positif. Bacitracin sangat efektif sebagai obat diare, memacu pertumbuhan ternak
dan meningkatkan efisiensi pakan (Subronto dan Tjahajati, 2001). Menurut Lee et al.
(2001), level residu maximum antibiotik bacitracin dalam tubuh ayam sebesar
0,5 mg/kg. Penggunaan antibiotik selain dapat memacu pertumbuhan, juga
mengakibatkan resisten terhadap bakteri yang bersifat patogen terhadap antibiotik
tersebut (Barton dan Hart, 2001). Yuningsih et al. (2005) mengatakan bahwa
penggunaan antibiotik dalam industri peternakan berdampak negatif yaitu
keberadaan residu antibiotik dalam produk hewani, reaksi alergi, resistensi terhadap
bakteri dan kemungkinan dapat menyebabkan keracunan.
Ayam Broiler
Menurut Amrullah (2004), ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,
famili Phasianidae, genus Gallis, dan spesies Gallus domesticus yang dihasilkan dari
bangsa ayam tipe berat Cornish. Ayam broiler merupakan ayam tipe berat pedaging
yang lebih muda dan berukuran lebih kecil, dapat tumbuh sangat cepat sehingga
dapat dipanen pada umur 4 minggu yang ditujukan untuk menghasilkan daging dan
menguntungkan secara ekonomis jika dibesarkan. Bangsa ayam ini dipilih yang
berbulu putih dan seleksi diteruskan hingga dihasilkan ayam broiler seperti sekarang
(Amrullah, 2004).

Amrullah (2004) mengatakan bahwa performa ayam broiler akan berbeda
menurut tempat ayam broiler itu dipelihara. Perbedaan ini muncul karena perbedaan
ketinggian atau suhu lingkungan sekitar kandang. North dan Bell (1990) melaporkan
bahwa ayam broiler mulai panting pada kondisi lingkungan 29oC atau ketika suhu
tubuh ayam mencapai 42oC. Suhu lingkungan yang nyaman sesuai kebutuhan ternak
untuk menghasilkan produksi optimum sesuai umur ayam broiler disajikan pada
Tabel 1.
Suhu lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan kesehatan ternak terganggu
karena mengganggu proses homeotasis (Scott et al., 1982). Selain faktor suhu, status
penyakit suatu wilayah juga mempengaruhi performa terutama angka mortalitas.
Daerah yang suhunya tinggi lebih cocok jika menggunakan ransum dengan
kandungan energi yang lebih rendah. Wilayah yang endemik dengan penyakit
tertentu akan mendapat perhatian dalam program vaksinasi, jenis vaksin, dan obat
yang digunakan.
Tabel 1. Rata-rata Suhu Lingkungan yang Direkomendasikan
Pertumbuhan Optimum pada Berbagai Umur Ayam Broiler
Umur (Minggu)

Suhu Rekomendasi (0C)

1

30

2

30

3

27,2

≥4

23,9

untuk

Sumber : North dan Bell (1990)

Pertumbuhan Ayam Broiler
Pertumbuhan merupakan perbanyakan dan perb