13. new ken n bu erma

UJI PENGGUNAAN LIMBAH SAGU
Ken Qudsy Royani dan Erma Prihastanti 108 - 117
UJI PENGGUNAAN LIMBAH SAGU SEBAGAI MEDIA TANAM ANGGREK
(Dendrobium sp.)

Ken Qudsy Royani dan Erma Prihastanti*
*Laboratorium Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FSM Undip

ABSTRACT
Dendrobium orchids are the second largest among the genus of the orchid family (Orchidaceae). Waste
derived from sago palm tree waste contained in Plajan. Sago waste are not used optimally so that its
existence is very abundant and polluting the surrounding environment, therefore sago waste is used as
media for Dendrobium that is expected to reduce enviromental pollution caused by waste and sago can
find out what kind of sago waste can provide optimal growth for the growth of orchids. Media used
include cocnut husk as a control, fresh sago waste and black sago waste with additional media such as
charcoal. Pot filled with charcoal third as much as the high pot and then added with coconut conducted in
Kajeksan Kudus from 1 August to 7 September 2011 and carried out meassurments of plant height, leaf
number, leaf width and length of leaves for one week. The data obtained are presented in tabular form.
The study explains that fresh sago waste and black sago waste can have a positive for the growth of
orchids and fresh sago waste is a media that can provide optimal growth for orchids.
Key Words: Orchid (Dendrobium sp.), coconut fiber, fresh sago waste, black sago waste, charcoal

ABSTRAK
Dendrobium adalah anggrek yang terbesar kedua diantara genus dari keluarga anggrek (Orchidaceae).
Limbah sagu berasal dari limbah pohon aren yang terdapat di daerah Plajan. Limbah sagu ini tidak
dimanfaatkan masyarakat Plajan secara optimal sehingga keberadaannya sangat melimpah dan
menimbulkan pencemaran lingkungan disekitarnya, oleh karena itu limbah sagu digunakan sebagai media
tanam bagi anggrek Dendrobium sehingga diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh limbah sagu tersebut dan dapat mengetahui jenis limbah sagu yang dapat memberikan
pertumbuhan optimal bagi pertumbuhan anggrek. Media yang digunakan antara lain sabut kelapa sebagai
kontrol, limbah sagu segar dan limbah sagu hitam dengan media tambahan berupa arang. Pot diisi dengan
arang sebanyak sepertiga tinggi pot kemudian ditambah dengan media sabut kelapa, limbah sagu segar
dan limbah sagu hitam. Penelitian dilakukan di desa Kajeksan kabupaten Kudus mulai tanggal 1 Agustus
hingga 7 September 2011 dan dilakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun
dan panjang daun selama satu minggu sekali. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa limbah sagu segar dan limbah sagu hitam dapat memberikan pengaruh
positif bagi pertumbuhan anggrek serta media limbah sagu segar merupakan media yang dapat
memberikan pertumbuhan optimal bagi anggrek.
Kata kunci: Anggrek (Dendrobium sp), sabut kelapa,limbah sagu segar, limbah sagu hitam, arang

epifit memiliki sifat hidup menumpang


PENDAHULUAN
Dendrobium

adalah

salah

satu

tetapi tidak merugikan tanaman yang

kelompok terbesar kedua di antara genus

ditumpangi.

dalam keluarga anggrek (Orchidaceae).

berfungsi sebagai tempat menempelkan

Anggrek dendrobium termasuk anggrek


tubuh tanaman pada media tumbuh. Akar

108

Akar

tanaman

anggrek

Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015
anggrek epifit mempunyai lapisan velamen

kelapa yang digunakan untuk media tanam

yang berongga. Lapisan velamen berfungsi

anggrek adalah sabut kelapa yang masih


untuk memudahkan akar dalam menyerap

menempel pada kulit luarnya. Sabut kelapa

air hujan yang jatuh di kulit pohon media

memiliki beberapa sifat antara lain mampu

tumbuh anggrek. Akar anggrek epifit

mengikat dan menyimpan air dengan kuat

berambut pendek atau nyaris tak berambut.

sehingga

Anggrek terestrial (jenis anggrek tanah),

mengandung unsur Ca, Mg, K, N, P dan


akar mempunyai rambut yang cukup rapat

sabut kelapa harus disterilkan terlebih

dan cukup panjang. Rambut akar ini

dahulu sebelum digunakan untuk media

berfungsi untuk menyerap air dan zat

tanam anggrek (Gunawan, 1989).

organik yang ada di tanah (Gunawan,
1989).

penyiraman,

Limbah


sagu

mudah

menurut

lapuk,

Syakir

(2010) mengandung beberapa derivat asamAnggrek epifit hidup pada pohon

asam fenolat seperti p-hidroksibenzoat

dan ranting-ranting tanaman lain. Anggrek

(20,4 ppm), p-kumarat (7,9 ppm), ferulat

dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi


(5,9 ppm), vanilat (6,6 ppm), sinapat (2,2

media

anggrek

ppm) dan siringat (2,1 ppm). Kandungan

faktor

total mikroorganisme (53,8x107 SPK/g),

lingkungan, antara lain sinar matahari,

total fungi (10,8x 103 SPK/g) dan C-

kelembaban

mikroorganisme (459,36 ppm).


tertentu.

dipengaruhi

Pertumbuhan

oleh

dan

pemeliharaan
penyiraman

beberapa

temperatur

seperti
serta


serta

pemupukan,

pengendalian

OPT

(Juliansyah, 2007).
Media

Limbah sagu yang dapat digunakan sebagai
media tanam anggrek terdiri dari dua jenis
yaitu limbah sagu yang masih segar dan

pertumbuhan

anggrek

limbah sagu yang berwarna hitam. Limbah


adalah

sagu yang berwarna hitam mengalami

arang, pakis, pecahan batu bata, pecahan

penumpukan limbah yang lebih lama

genting, sabut kelapa, dan moss. Media

sehingga struktur serat lebih pendek dan

tanam anggrek yang sering digunakan

lebih rapuh dibandingkan dengan limbah

antara lain arang dan sabut kelapa. Arang

sagu yang masih segar. Limbah sagu yang


sebelum digunakan sebagai media dipotong

masih segar biasanya berwarna kecoklatan.

bermacam-macam,

diantaranya

kecil-kecil. Sifat dari arang antara lain

Ketersediaan limbah

sagu yang

tahan lama, kurang mampu mengikat air,

cukup

mengandung banyak karbon, sedikit sulfur,

pemanfaatan yang maksimal maka banyak

dan fosfor serta abu, arang juga tidak

limbah sagu yang terbuang. Dewasa ini

mudah ditumbuhi fungi dan bakteri. Sabut

pemanfaatan limbah sagu masih sedikit.

besar

tidak

diimbangi

dengan

109

UJI PENGGUNAAN LIMBAH SAGU
Ken Qudsy Royani dan Erma Prihastanti 108 - 117
Limbah sagu perlu dimanfaatkan secara

adanya penggunaan limbah padat sagu

maksimal diantaranya sebagai media tanam

sebagai media tanam anggrek (Dendrobium

dan sumber bahan organik di pembibitan

sp.) akan mengurangi keberadaan limbah

untuk mengatasi terbatasnya jumlah pupuk

padat sagu yang terdapat pada desa Plajan.

kandang. Pemanfaatan limbah sagu juga
akan mengurangi kemungkinan pencemaran

METODE PENELITIAN

lingkungan

Tempat dan Waktu

yang

diakibatkan

limbah

tersebut. Pemberian limbah sagu ke media

Penelitian mengenai pemanfaatan limbah

tanam sebaiknya telah matang atau nisbah

sagu

C/N nya rendah agar berpengaruh positif

(Dendrobium

terhadap pertumbuhan tanaman. Pemberian

Kajeksan, Kudus selama 4 minggu dimulai

limbah sagu segar ke media tanam akan

bulan Agustus sampai September 2011.

merugikan tanaman. Penambahan ampas

Alat

sagu dengan nisbah C/N tinggi mendorong

Alat yang digunakan dalam penelitian ini

pertumbuhan jasad renik dan mengikat

adalah higrometer, altimeter, termometer,

beberapa unsur hara tanaman sehingga

kamera, buku tulis, alat tulis, penggaris dan

tanaman terlihat

pot.

kekurangan unsur hara

(Winoto, 1998).
Penelitian

sebagai

media
sp)

tanam

dilakukan

Anggrek
di

desa

Bahan
ini,

bertujuan untuk

Bahan yang digunakan antara lain tunas

mengetahui tekstur serat sagu yang akan

anggrek (15 tunas), sabut kelapa, limbah

digunakan sebagai media tanam anggrek

sagu segar, limbah sagu hitam, air bersih

(Dendrobium sp.) sehingga diharapkan

dan kertas label (gambar 1 dan gambar 2).

Gambar 1 Tunas anggrek
110

Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015

Gambar 2 Sabut kelapa, Sagu segar, Sagu hitam, Arang (dari arah kiri)
b. Pengukuran tunas anggrek

Cara Kerja Penelitian

Tunas

Pengamatan penumbuhan Anggrek

anggrek

(Dendrobium sp) dilakukan dengan metode

Dendrobium

deskripsi. Pengamatan dilakukan selama 10

induk Dendrobium dewasa yang

menit pada pagi hari (06.00-08.00) dan sore

dibudidayakan di Kudus. Tinggi

hari

tunas anggrek yang digunakan

(16.00-18.00).

Semua

perlakuan

sp

3-5cm

diperoleh

dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali

antara

dengan

dengan rincian sebagai berikut:

jumlah daun sebanyak 3 helai.

dari

rata-rata

c. Pembuatan media

a. Persiapan media
Sagu segar dan sagu hitam

Perlakuan yang dilakukan

diperoleh dari pabrik pengolahan

terdiri dari sabut kelapa, sagu segar

pohon aren yang terletak di desa

dan sagu hitam dengan media

Plajan,

kelapa

tambahan berupa arang. Setiap

dipisahkan dari kulit kelapa dan

perlakuan diberi media tambahan

dipotong kecil-kecil. Arang yang

berupa arang sebanyak 2/3 pot yang

digunakan dipotong kecil-kecil dan

berfungsi

digunakan untuk media tambahan

pengeluaran air sehingga di dalam

sabut kelapa, sagu segar dan sagu

pot ketersediaan air tidak terlalu

hitam.

tinggi. Perlakuan pertama terdiri

Jepara.

Sabut

untuk

membantu

111

UJI PENGGUNAAN LIMBAH SAGU
Ken Qudsy Royani dan Erma Prihastanti 108 - 117
dari 2/3 arang dan 1/3 sabut kelapa,

Analisis Data

anggrek diletakkan diantara dua

Analisis

lempengan sabut kelapa. Perlakuan

Rancangan Acak Lengkap Faktor Tunggal.

kedua terdiri dari 2/3 arang dan 1/3

Komposisi media tanam dilakukan dengan

sagu segar dengan anggrek yang

3 perlakuan, yaitu:

diletakkan diantara dua lempengan

A = sabut kelapa dengan arang, sebagai

sagu

kontrol

segar.

Perlakuan

ketiga,

data

dilakukan

anggrek diletakkan diantara dua

B = sagu segar dengan arang

lempengan

C = sagu hitam dengan arang

sagu

hitam dengan

menggunakan

komposisi 2/3 arang dan 1/3 sagu

Masing-masing perlakuan dengan ulangan

hitam. Setiap perlakuan dilakukan

sebanyak 5 kali. Data yang diperoleh

pengulangan sebanyak lima kali.

kemudian

d. Pengamatan

dianalisis

dengan

ANOVA,

apabila hasil uji F menunjukkan hasil yang

Pengamatan

yang

signifikan maka dianalisis dengan uji lanjut

dilakukan meliputi empat aspek

BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan taraf

yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,

signifikan 95%.

lebar daun dan panjang daun.
Pengukuran terhadap empat aspek

HASIL DAN PEMBAHASAN

selama

Penelitian ini bertujuan untuk

seminggu sekali dan setiap hari

membandingkan pertumbuhan anggrek

dilakukan penyiraman pada pagi

yang di tanam pada media sabut kelapa,

dan sore hari.

sagu segar dan sagu hitam dengan

tersebut

dilakukan

media tambahan berupa arang.

Gambar 3. Anggrek pada media sabut kelapa+arang
112

Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015

Gambar 5. Anggrek pada media sagu segar+arang

Gambar 6. Anggrek pada sagu hitam+arang
tersebut

dan diukur tinggi tanaman, jumlah

menggambarkan kondisi anggrek yang

daun, lebar daun dan panjang daun

di tanam pada media sabut kelapa, sagu

setiap satu minggu sekali sehingga

segar dan sagu hitam. Anggrek diteliti

diperoleh

Ketiga

gambar

data

sebagai

berikut:

113

UJI PENGGUNAAN LIMBAH SAGU
Ken Qudsy Royani dan Erma Prihastanti 108 - 117

Tabel 1 Rerata pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan panjang daun
anggrek (Dendrobium sp.) selama 4 minggu pada media sabut kelapa+arang, sagu
segar+arang, dan sagu hitam+arang
Perlakuan
Sabut
kelapa+arang
Sagu
segar+arang
Sagu
hitam+arang

Hasil

rerata

Tinggi
tanaman (cm)
0,055

Jumlah daun
(helai)
2

Lebar daun
(cm)
0,025

Panjang daun
(cm)
0,01

0,27

2,5

0,07

0,26

0,11

2,2

0,03

0,26

pertambahan

tinggi

jumlah unsur dasar NPK yang terdapat

tanaman, jumlah daun, lebar daun dan

pada ketiga media berbeda. Tabel 4.2

panjang daun menunjukkan perbedaan

menjelaskan tentang jumlah kandungan

selisih rerata pertambahan pada ketiga

unsur dasar NPK pada ketiga media

media tersebut, hal ini dikarenakan

tanam anggrek.

Tabel 2 Jumlah kandungan unsur dasar NPK pada media sabut kelapa, sagu segar dan
sagu hitam
Media
N (%)
P (%)
K (%)
Sabut kelapa
0,5
0,5
0,5
Sagu segar
1,44
0,46
2,22
Sagu hitam
1,12
0,05
1,29
Sagu segar memiliki kandungan

anggrek yang di tanam pada media lain.

NPK yang lebih tinggi dibandingkan

Unsur NPK merupakan unsur dasar

dengan media sabut kelapa dan sagu

yang harus ada pada suatu media, hal

hitam, adanya kandungan NPK yang

ini dikarenakan unsur NPK merupakan

tinggi menyebabkan anggrek yang di

unsur dasar yang digunakan untuk

tanam pada media limbah sagu segar

pertumbuhan

dengan arang mampu menunjukkan

Kurniawan (2010) menyebutkan bahwa

pertambahan tinggi tanaman, jumlah

fungsi unsur NPK adalah sebagai

daun, lebar daun dan panjang daun yang

berikut:

lebih optimal dibandingkan dengan
114

suatu

tanaman.

Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015
air dan meningkatkan daya tahan atau

1. Unsur Nitrogen (N)
Unsur nitrogen merupakan bagian dari

kekebalan tanaman terhadap penyakit.

sel ( organ ) tanaman itu sendiri yang

Tanaman yang kekurangan unsur K

memiliki fungsi antara lain mampu

gejalanya : batang dan daun menjadi

merangsang

tanaman

lemas atau rebah, daun berwarna hijau

secara keseluruhan, untuk sintesa asam

gelap kebiruan tidak hijau segar dan

amino dan protein dalam tanaman dan

sehat, ujung daun menguning dan

merangsang

kering, timbul bercak coklat pada pucuk

pertumbuhan

pertumbuhan

vegetatif

(warna hijau) seperti daun. Tanaman

daun.

yang kekurangan unsur N gejalanya :

Penjelasan Kurniawan (2010) dapat

pertumbuhan lambat atau kerdil, daun

disimpulkan bahwa unsur NPK sangat

hijau kekuningan, daun sempit, pendek

berperan aktif bagi pertumbuhan suatu

dan

tanaman dan apabila komponen NPK

tegak,

daun-daun

tua

cepat

dalam

menguning dan mati.

media

kurang

mencukupi

kebutuhan tanaman maka pertumbuhan

2. Unsur Pospor (P)
Unsur Pospor memiliki berbagai fungsi

tanaman akan terganggu, hal ini terjadi

antara lain untuk pengangkutan energi

pada anggrek yang di tanam pada media

hasil

tanaman,

sabut kelapa dan sagu hitam. Anggrek

dan

yang di tanam pada media sabut kelapa

pembuahan, merangsang pertumbuhan

memiliki tinggi tanaman, jumlah daun,

akar, merangsang pembentukan biji,

lebar daun dan panjang daun yang tidak

merangsang pembelahan sel tanaman

optimal dibandingkan dengan anggrek

dan memperbesar jaringan sel. Tanaman

yang di tanam pada media sagu segar

yang kekurangan unsur P gejalanya :

dan sagu hitam, hal ini dikarenakan

pembentukan buah dan biji berkurang,

unsur dasar NPK yang terdapat pada

kerdil, daun berwarna keunguan atau

media

kemerahan (kurang sehat).

dibandingkan dengan unsur NPK yang

metabolisme

merangsang

dalam

pembungaan

sabut

kelapa

lebih

rendah

terdapat pada media lain.

3. Unsur Kalium (K)
dalam

Anggrek yang di tanam pada media

proses fotosintesa, pengangkutan hasil

sabut kelapa, sagu segar dan sagu hitam

asimilasi, enzim dan mineral termasuk

tidak ditambahkan dengan pemberian

Unsur

Kalium

berfungsi

115

UJI PENGGUNAAN LIMBAH SAGU
Ken Qudsy Royani dan Erma Prihastanti 108 - 117

pupuk tambahan, hal ini dikarenakan

penyiraman yang lebih tinggi daripada

untuk mengetahui kemampuan media

anggrek yang di tanam pada media lain,

dalam

pertumbuhan

hal ini dikarenakan sifat sabut kelapa

anggrek. Pupuk yang biasa digunakan

yang mampu mengikat dan menyimpan

adalah pupuk dasar yaitu pupuk NPK.

air

Unsur dasar NPK termasuk kedalam

kelembaban media terlalu tinggi akan

unsur

memicu timbulnya penyakit busuk akar

mempengaruhi

makro

artinya

unsur

yang

dibutuhkan oleh suatu tanaman dalam
jumlah yang besar, meskipun pada
penelitian

ini

tidak

dilakukan

dengan

kuat

sehingga

apabila

dan busuk anakan.
Sagu segar selain memiliki unsur
NPK yang tinggi juga memiliki bentuk

penambahan pupuk namun media yang

serat yang

digunakan mengandung unsur NPK

tidak terlalu rapat sehingga air

sehingga

dapat

berada di sekitar media tidak terlalu

membantu mempercepat pertumbuhan

banyak. Keberadaan air disekitar media

anggrek.

yang

unsur

tersebut

panjang dan susunannya
yang

tidak terlalu banyak akan

Sabut kelapa memiliki serabut yang

menyebabkan kestabilan kelembaban

lebih panjang serta susunannya lebih

media. Air yang berada dalam media

rapat dibandingkan dengan media sagu

dimanfaatkan

segar dan sagu hitam sehingga air yang

optimal sehingga anggrek yang di

berada di sekitar media dapat bertahan

tanam pada media sagu segar dapat

lebih lama dan menyebabkan media

tumbuh dengan optimal.

oleh

anggrek

secara

menjadi lembab. Penyiraman dilakukan

Sagu hitam memiliki bentuk serat

dua kali sehari sehingga meningkatkan

yang pendek dan susunannya jarang, hal

kelembaban media dan menyebabkan

ini menyebabkan media tidak mampu

pertumbuhan anggrek menurun, hal ini

mngikat dan menyimpan air dengan

dikarenakan

dalam

baik sehingga air yang diberikan saat

kondisi yang terlalu lembab maka akan

proses penyiraman terbuang keluar

memicu

media

apabila

penyakit

media

busuk

akar.

dalam

waktu

yang singkat

Gunawaan (1989) menjelaskan bahwa

akibatnya media menjadi cepat kering

anggrek yang di tanam pada media

dan anggrek kekurangan air sehingga

sabut kelapa membutuhkan kontrol

pertumbuhan anggrek tidak optimal.

116

Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015
dapat

media tanam anggrek. Anggrek yang di

laju

pertumbuhan

tanam pada media limbah sagu segar

Anggrek

Dendrobium

lebih

Kondisi

lingkungan

mempengaruhi
anggrek.

optimal

pertumbuhannya

membutuhkan kondisi lingkungan yang

dibandingkan dengan anggrek yang di

memiliki

(RH)

tanam pada media limbah sagu hitam

antara 60-80% dan suhu udara yang

dan sabut kelapa, hal ini dikarenakan

diperlukan pada siang hari sekitar 27-

pada limbah sagu segar memiliki

30ºC sedangkan suhu udara

kandungan

kelembaban

relatif

yang

NPK

yang

digunakan

diperlukan pada malam hari sekitar 20-

sebagai nutrisi pertumbuhan anggrek

23ºC (Setiawan, 2005). Data yang

yaitu kandungan N sebesar 1,44%,

diperoleh tentang kondisi lingkungan di

kandungan

desa Kajeksan Kabupaten Kudus tidak

kandungan K sebesar 2,22%, selain itu

jauh berbeda dengan literatur yakni

dikarenakan sagu segar memiliki bentuk

ketinggian lokasi penelitian sebesar

serat yang panjang dan susunannya

1400 mdpl, suhu udara pada siang hari

tidak terlalu rapat sehingga air yang

29ºC sedangkan suhu udara pada malam

berada dalam media dapat mencukupi

hari 23ºC dan kelembaban relatif (RH)

kebutuhan anggrek.

sebesar

70%,

lingkungan

adanya

tersebut

P

sebesar

0,46%

dan

kondisi

menyebabkan

penelitian ini dapat berhasil karena
anggrek dapat tumbuh secara optimal
pada kondisi lingkungan yang sesuai
dengan syarat pertumbuhannya.

KESIMPULAN
Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa limbah sagu segar dan limbah
sagu hitam dapat digunakan sebagai

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Livy Winata. 1989. Budidaya
Anggrek. Bogor: Niaga Swadaya.
Julansyah, Haryadi. 2007. Budidaya
Tanaman Anggrek. Bandung : Media
Hidayah Publisher.
Syakir, Muhammad. 2010. Pengaruh Waktu
Pengomposan dan Limbah Sagu
terhadap Kandungan Hara, Asam
Fenolat da Lignin. Bogor: IPB
Winoto. 1998. Pemanfaatan Limbah Sagu
(Metro-sylon sngzi Rottb.) sebagai
Media Tanam pada Pembibitan
(Paraserianthes
falcataria
(L.)
Nielsen. Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.

117