PENGARUH PEMBERIAN ASAP CAIR PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus sanguis PENYEBAB GINGIVITIS - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

(1)

2.1 Streptococcus sanguis

2.1.1 Morfologi dan taksonomiStreptococcus sanguis

Streptococcus sanguis atau Streptococcus sanguinis merupakan bakteri golongan alfa berbentuk kokus gram positif fakultatif. Bakteri ini memiliki dinding yang tebal terdiri dari peptidoglikan dan tidak berspora.7

MorfologiS. sanguisberbentuk bulat sampai lonjong dengan diameter 0,6 – 1,0 μm, bersifat non motil, katalase negatif , tumbuh optimum pada suhu 37C dengan pH antara 7,4–7,6. Morfologi koloni bewarna opak, berdiameter 0,5-1,0mm, permukaannya kasar (hanya 7% bersifat mukoid).7 KlasifikasiStreptococcus sanguisadalah sebagai berikut:

Kingdom : Bacteria

Class : Bacilli

Ordo : Lactobacillales

Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus sanguinis9

S. sanguis memiliki stuktur DNA yang terdiri dari 2.388.435 bp. Organisme ini mempunyai kode 2.274 protein yang terdiri dari 61 tRNA dan rRNA. Gen dalam bakteri S. sanguis dapat mempertahankan sintesis adesi protein pada permukaan sel.7


(2)

2.1 2.1.2 dal pel ter pen 2.1.2 Pat pem lang ber yan (pen gi dalam pelike terben penya Patogen pemben langs berfun yang penyak gingi B dalam r pelikel erbentuk penyaki atogen St pemben angsun berfungsi g sang penyak ngiva Bakte rongg el sa ntuknya akit per genit Strept bentukan ung ngsi sangat yakit iva dan akteri ongga saliva knya kit peri enitas Streptococc tukan g dala si memp sangat it perio dan keru eriS. gga m saliva ya nya pl periodon reptococc an pl dalam memper at ber period dan kerus S. san mulut va yang plak odont ococcus plak dalam emper berper periodon kerusakan sangu ulut m yang plak gi ontal. ccus al ak dan meny permud berperan odontal usakan sanguis ut manu ng meny gigi . us alph dan sel meny mudah peran dal tal). akan jar Gam uisdiya manusi menye gigi, alpha an sela enyeba udah ko dala . S. akan jaring Gamb diyakin nusia nyeb i, berko ha mer selalu ebabkan h kolon alam S. sang ringa mbar diyakini anusia kare ebabkan berkontr merupa lu ada yebabkan olonisa m terjad sanguis gan peri ar 1 kini sebag karen abkan kontr erupakan ada di kan ter onisasi terjadi sanguis n peri 1.St sebag karena ber

an per ntribu

upakan ada di dal

terjadi sasi bak jadiny guis m period Strep sebagai a beri perl ibusi akan di dalam erjadiny si bak adinya mem odont reptoco sebagai pen berikat perlekat si dal akan bak dalam adinya bakter nya pen empu ontal tococ peny rikatan lekatan dalam bakter lam plak inya pe kteri lai penyak punyai tal (Jaw coccus nyebab tan kuat atan mi lam kteri plak. penya i lain nyakit nyai (Jawetz cus sa ebab kuat mikr meny eri yan ak. Bakt penya ain ter yakit j ai per wetz dk cus sang utam at secar ikroo meny yang Bakt yakit term t jaring perana etz dkk,1 sanguis utama secar ikroorgan enyebab g do akteri kit per ermasu aringa peranan dkk,198 uis ama ko ecara lang oorgan ebabkan domi eri ini peri asuk ngan anan pad k,1986) kolon lang ganism ebabkan minan ini tidak periodon k bak n pen pada 986). olonisa angsung isme kan kar inan pa i tidak iodontal bakteri penyan ada per . nisasi sung e oral kari n pada dak ber ontal, kteri an nyangga peradang sasi bakt ung den oral karies pada berper al, han eri anaer yangga peradan bakter dengan al lai es dan a aw berpera hany anaero gga gi adangan akteri dengan lain, dan awal peran hanya anaerob gigi adangan eri gan n, al n a b gi an


(3)

Bakteri patogen mempengaruhi jalannya proses penyakit dengan cara memproduksi substansi yang toksik terhadap jaringan, langsung menginvasi jaringan pejamu, dan menstimulasi respon pejamu. BeberapaStreptococcus dapat menghasilkan enzim histolitik (menghancurkan jaringan) dan substansi toksik (hialuronidase, protease, dan asam organik). Bakteri gram positif pada sub gingiva memproduksi berbagai produk toksik yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan seperti : asam butirat dan propionat, amina, senyawa sulfur volatil, indol, amonia, dan glikan. Hyaluronidase sebagai suatu enzim yang dihasilkan Streptococcus dapat mengubah permeabilitas gingiva ataupun kerusakan jaringan ikat pada gingiva (Newman dkk.,1996).

2.2 Gingiva

2.2.1 Pengertian dan Anatomi Gingiva

Gingiva adalah bagian dari mukosa oral yang berlokasi disekitar leher dari gigi geligi, memanjang secara apikal di atas tulang alveolar, dan berakhir di mucogingival junction. Mucosa palatina, gingiva mengalami keratinisasi dan berfungsi selama mastikasi.

Pada orang dewasa, gingiva normal menutupi tulang alveolar dan akar gigi kearah koronal dari hubungan sementum enamel. Secara anatomis gingiva terdiri dari Marginal Gingiva, Attached Gingiva dan interdental Gingiva.


(4)

1. Marginal Gingiva.

Marginal gingiva merupakan bagian tepi gingiva yang menyelimuti gigi seperti kerah pada baju. Marginal gingiva dipisahkan dari attached gingiva oleh suatu lekukan dangkal berupa garis yang disebut, free gingival groove. Biasanya lebarnya sekitar 1 mm dari dinding jaringan lunak sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat dipisahkan dari permukaan gigi dengan probe periodontal. Marginal gingiva dapat dikenali melalui pemeriksaan klinik karena lunak dan mudah ditarik dengansyringe. Edema pada gingiva dapat menyebabkan gingivitis.10

2. Attached gingiva.

Attached gingiva merupakan kelanjutan dari marginal gingiva. Jaringan padat ini terikat kuat dengan periosteum tulang alveolar dibawahnya. Permukaan luar dari attached gingiva terus memanjang ke mukosa alveolar yang lebih kendur dan dapat digerakkan, bagian tersebut disebutmucogingival junction.

3. Interdental gingiva.

Interdental gingiva mewakili embrasur gingiva, dimana terdapat ruang interproksimal dibawah tempat berkontaknya gigi. Interdental gingiva dapat berbentuk piramidal atau berbentuk seperti lembah. Gingiva interdental merupakan bagian gingiva yang mengisi daerah interdental, umumnya berbentuk konkaf, menghubungkan papilla fasial dan papilla lingual. Bila gigi – geligi berkontak, struktur ini akan


(5)

m gi ben at ter m sam sang per ini meny gigi bentuk atau terben meref ama sang persi inilah enyes igi – entukan au konv rbentuk erefleks ma se sangat ersisten ilah bia enyesuaik gigi entukan konvek ntuk fleksik sepert at penti sten da h biasa esuaikan gigi yan an konk nvek uk han eksikan seperti penting en dan biasanya G esuaikan t gi yan konkaf eks. Ep hanya eksikan po seperti pad penting dan str asanya Gam an terhad yang nkaf/ s. Epi hanya an posi pada ng ka struk ya tim ambar erhad g ber af/ col Epiteli ya dar posisiny pada dae karena uktur timbu bar 2. hadap berde col dan elium dari sisinya daerah rena kturnya bul les

ar 2.M ap bentu dekata dan ium col ari beb nya yan aerah a meru nya me l lesi Marg bentuk katan dan gingi col bebera yang ah ging merupak rnya menye si aw arginal tuk gi an tidak gingi biasa beberapa yang ter ging erupakan enyeba awal pad arginal uk gigi tidak ngiva biasany erapa terli ngiva akan nyebabk al pad nal ging alveo gigi – dak sal va int asanya apa l erlindu iva lai akan daer ebabkan pada gi gingi alveo – gel saling interden nya sang lapi dung lainn daera bkan daer a ging ngiva, veolar geligi aling terdenta sanga lapis ung. ainnya. aerah an dae gingivi iva,att olar ligi di g berko dental angat is se g. Pert nya. R ah sta daerah givitis attached di api berko tal kel at tipi sel. Pertukar ya. Regi stagn daerah ini vitis. tached apik berkontak, kelihat tipis, sel. St tukar egio gnasi ini sang ached gi pikal daer ntak, kelihatan pis, tidak Strukt tukaran egio int asi bak ni sang ed ging al daer ak, tidak hatan tidak truktur an sel inter bakter sangat gingiva daerah tidak an ber dak ber rukturny sel – nterdent bakteri at pek ivadan daerah kon dak ad berbe berker urnya – se rdental teri ya peka. dan kont ada bentuk erkeratin ya mu sel ep tal be yang ka. Di an m ntak. a ter ntuk dat keratin mun sel epit al berper ng pa Di daer ukosa ntak. Bi erlihat uk dat atin dan ungk epiteli rpera paling daerah ukosa Bila lihat datar dan gkin elial peran ling daerah osa la hat ar dan in al n ng ah


(6)

2.2 2.2.2 2.2.2 Su m de ya ke U m su pr da Sulk meng deng yang keda Ukur mm. sulku prob dapa ulkus S engel ngan ng d dalam kuran m.12,1 P lkus obe pat d us gin Sulk gelilin an gi dap laman ran no 2,13 Pem s de e per t dite gingiva ulkus ilingi gigi dapat an s norm emeri deng period itemb giva us gi gi gi gi yan at d sulk rmal eriksa ngan iodon mbus va gingi gigi yang dim ulkus al ata ksaan an m donta us ole ngiva gi pad g lai imasu us gin atau an kl men tal. oleh va ad pada lainn asuki gingi au uk klini engg l. Pe eh pro adala a sat nnya. ki o ngiva ukur linik ggun Penil probe alah satu l ya. Su ole va m uran ik dap unaka nilaia be pe G h cel lap Sulk leh meru an id dapat akan aian perio Gam celah apisa lkus h pro erupa ideal at di n in n dil riodo ambar ah da isan us ini probe pakan eal ke digun instru dilaku donta bar 3. dang n epi ini be obe kan p keda gunak strum akuka ntal.

ar 3.S ngkal epithe berb per para dalam akan men ukan . Sulk kal at theliu erben perio arame laman an u en lo n be ulkus l atau lium entuk riodon mete an s untu loga berd ulkus ging au ru m fre tuk V donta ter d sulk ntuk m gam rdasa gingi ruang free g V da tal. r diag kus k me m ya asarka ngiva ang d e gin dan l. De iagno us gi enen yang rkan va g dise ingiv n han Dete nostik gingi nentu ng d n ke isekit gival hanya eterm stik y ngiva tukan dike keda kitar al ma nya se rmina k yan iva se kan k ikena dalam tar gi marg sedi inasi ang p sekit n ked enal laman gigi y rgin dikit si k g pen kitar edala l den an y i yan in gi kit sa klin entin ar 0,4 alama denga yan ang gigi saja linik ting. 0,43 man ngan ang g gi ja ik g. 3 n n g


(7)

2.2.3 Gingiva Normal 1. Warna

Warna attached gingiva dan marginal gingiva pada umumnya berwarna pink yang dipengaruhi oleh suplai darah, ketebalan dan tingkat keratinisasi epitelium dan adanya kandungan sel pigmen. Warna gingiva bervariasi dan berbeda tergantung dari individunya karena berhubungan dengan pigmentasi kutaneus. Warna gingiva lebih terang pada individu yang berambut hitam. Warna gingiva pada anak lebih kemerah-merahan dikarenakan adanya peningkatan vaskularisasi dan epitelium yang lebih tipis dibandingkan dengan orang dewasa.12

Attached gingiva yang berbatasan dengan mukosa alveolar pada aspek bukal terlihat jelas sebagaiMucogingival Junction. Mukosa alveolar berwarna merah, halus dan mengkilat, pink dan berstipling. Epitelium mukosa alveolar lebih tipis, nonkeratinisasi dan tidak mengandung rete pegs.

2. Kontur

Kontur gingiva sangat bervariasi dan bergantung pada bentuk maupun kesejajarannya dalam lengkung gigi, lokasi dan bentuk daerah kontak proksimal, serta luas embrasur gingiva sebelah fasial dan lingual. Marginal gingiva mengelilingi gigi menyerupai kerah baju. Selama masa erupsi gigi permanen, marginal gingiva lebih tebal dan memiliki protuberantia atau tonjolan. Bentuk interdental gingiva ditentukan oleh kontur permukaan proksimal gigi, lokasi, bentuk daerah kontak, dan luas


(8)

embrasur gingiva. Pada gigi yang versi lingual, gingiva horizontal dan lebih tipis.

3. Tekstur

Gingiva memiliki tekstur permukaan seperti kulit jeruk yang lembut dan tampak tidak beraturan, yang disebut stippling. Stippling adalah gambaran gingiva sehat, dimana berkurang atau menghilangnya stippling umumnya dihubungkan dengan adanya penyakit gingiva. Stippling tampak terlihat pada anak usia 3 dan 10 tahun, sedangkan gambaran ini tidak terlihat pada bayi. Pada awal masa erupsi gigi permanen,stippling menunjukkan gambaran yang bergerombol dan lebih lebar 1/8 inci, meluas dari daerah marginal gingiva sampai ke daerah attached gingival.

3. Konsistensi

Konsistensi gingiva padat, keras, kenyal dan melekat erat pada tulang alveolar. Kepadatan attached gingiva didukung oleh susunan lamina propria secara alami dan hubungannya dengan mukoperiosteum tulang alveolar, sedangkan kepadatan marginal gingiva di dukung oleh serat-serat gingiva

2.3 Gingivitis

2.3.1 Pengertian Gingivitis

Gingivitis merupakan proses peradangan didalam jaringan periodonsium yang terbatas pada gingiva, yang disebabkan oleh mikroorganisme yang membentuk suatu koloni serta membentuk plak gigi


(9)

yang melekat pada tepi gingiva. 11 Meskipun gingivitis adalah suatu peradangan pada gingiva, namun pada kondisi ini tidak terjadi kehilangan perlekatan gigi. Pada pemeriksaan klinis terdapat gambaran kemerahan di margin gingiva, pembengkakan dengan tingkat yang bervariasi, perdarahan saat probing dengan tekanan ringan dan perubahan bentuk gingiva. Selain itu gingivitis juga tidak disertai rasa sakit, sehingga penyakit ini dapat berjalan bertahun-tahun tanpa diperhatian (Depkes R.I 1983)

Berdasarkan durasi keparahannya, gingivitis dibagi menjadi gingivitis akut, gingivitis rekuren, dan gingivitis kronis. Gingivitis akut muncul tiba-tiba dengan durasi pendek dan disertai rasa sakit. Gingivitis rekuren adalah gingivitis yang muncul kembali setelah disembuhkan melalui perawatan ataupun hilang dengan sendirinya. Sementara itu gingivitis kronis muncul secara perlahan dengan durasi yang lama dan tanpa disertai rasa sakit, kecuali jika terjafi komplikasi eksaserbasi akut.

Jika berdasarkan distribusinya, gingivitis dibagi menjadi:

Localized marginal gingvitisdimana distribusinya terbatas pada satu area atau lebih pada marginal gingiva.

Localized diffuse gingivitis memiliki perluasan distribusi yang terbatas dari marginal gingiva kemucobuccal fold.

Localized papillary gingivitis dimana distribusinya terbatas pada satu area atau lebih dari interdental gingiva.

Generalized marginal gingivitis berdistribusi melibatkan marginal gingiva pada semua gigi yang berhubungan.


(10)

2.3 2.3.22.3.2 Pen ber di hu N ku er sel spi 20 adal G gi Penyeb berper dijum hubu Nurm kumpu erat di selam spiroc 2010 adala Gener ging enyeb Peny berperan jumpai bung urmal mpul at diat selama spirocha 10) Fakt adalah seba enerali ingiva. ebab Penyeb eran pai ka ngan ala, pulan diatas a tuj chaeta Faktor h seba eneralize iva. ab G enyebab n penti i karen an berm a, 2010 an bakte diatas perm tujuh aeta, aktor sebagai alized Gingivi ebab penting karena bermak 2010 bakter perm ujuh , plak or pen sebagai be zed dif ingivi ebab gi enting ena aku ermaknan 10). akteri yan ermukaan uh har plak penyeb gai beri diffuse givitis ging ng seba aku aknan ). Plak eri yan ukaan hari ak ini penyebab beriku ffuse gi givitis gingivi seba akumul nan ant Plak yang ber aan gi hari m inilah yebab ikut: se ging givitis ebagai mulas antara ak meru ng berke gigi mengandu ilah yan ab terja gingiviti Gam itis ber gai pen lasi pla tara sko merupa erkemb gi yang engandu yang terjadin givitis Gam bervar gai pencet plak a skor rupaka berkembang yang engandung ng men terjadinya vitis di ambar bervar pencet plak sup skor pl akan bang g tidak andung meny dinya dim bar 4. variasi cetus supr r plak akan suat bang bi tidak ung ku enyebab a ging dimana

ar 4.G

iasi, cetus a supra plak da suatu biak dak diber kum enyebab gingivi ana d Ging asi, mi awal ra ging dan sko suatu l biak di dibersi kuman ebabkan ngivit a distri ingivi mikroo wal gingiva n skor u lapis di ata bersihka man kan gi ivitis m istribus ivitis ikroorga l gingi giva skor gin lapisa atas suat sihkan. koku n gingi is menu ribusi tis oorgan gingivi va dan r ging apisan l s suat an. P kokus, gingivi menur businya ganism ngiviti dan t gingivi san lun suatu m an. Plak kus, ngivitis enurut nya m ganisme vitis. dan tepi ivitis unak suatu mat lak yan s, filam vitis (B ut Sr a mel sme dan s. Gi epi gi vitis (M ak yan matriks, yang filame (Be, Sriyo elibat dan Ging ging (Musai yang atriks, yang sud amen, e, 19 iyo et libatka dan pr ingivit ingiva, Musai ang ter ks, plak sudah en, sp 1987, et al, tkan produ ivitis iva, ter saikan, terdi plak me dah me spir 987, ano t al, n sel produk tis ser va, terdap kan, 2 erdiri ak me ah menet spiril , ano al, (20 seluru odukny sering erdap , 200 diri atas elekat eneta il dan anonim (2005 uruh uknya sering dapat 003, atas lekat netap dan nim, 05), h a ng at 3, as ekat p dan , ),


(11)

2.3.2.1 Faktor internal

Faktor internal penyebab gingivitis adalah: 1. Lapisan karang gigi, noda atau zat-zat pada gigi.

2. Bahan makanan yang terkumpul pada pinggiran gingiva yang tidak dibersihkan.

3. Gigi berjejal secara abnormal sehingga makan yang tertinggal tidak teridentifikasi, terkadang terbentuk ruangan akibat pembuangan gigi.

4. Kebiasaan yang menyebabkan terlukanya gusi, seperti menempatkan peniti, kancing, buah pinang dan kawat dalam mulut.

2.3.2.2 Faktor eksternal

Makanan yang salah dan malnutrisi merupakan faktor dari luar yang menyebabkan terjadinya gingivitis. Pada orang yang kurang gizi memiliki kelemahan, gejala ini dikarenakan oleh pentingnya latar belakang sosial pendidikan. Pada masyarakat dengan pendapatan rendah tidak biasa melakukan pemeriksaan kesehatan yang bersifat umum. Diet hanya dengan memakan sayur tanpa unsur serat di dalamnya dapat menjadi faktor tambahan.

2.3.3 Proses terjadinya gingivitis

Plak berakumulasi dalam jumlah sangat besar di regio interdental yang terlindung, inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah papilla interdental dan menyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi. Pada lesi awal


(12)

perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang kecil, di sebelah apikal dari epitelium fungsional khusus yang merupakan perantara hubungan antara gingiva dan gigi yang terletak pada dasar leher gingiva), tidak terlihat adanya tanda-tanda klinis perubahan jaringan pada tahap ini. Bila deposit plak masih ada perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva. Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi makin jelas terlihat. Papilla Interdental menjadi lebih merah dan bengkak serta mudah berdarah pada sondase, dalam waktu dua sampai seminggu akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Gingiva berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah (Manson dan Eley, 1993)

Mikroorganisme dilapisan plak yang lebih dalam mendapat suplai makanan jauh lebih sedikit dibanding mikroorganisme di lapisan perifer, oleh karena itu bakteri dilapisan dalam plak mempunyai aktivitas metabolik lebih terbatas. Organisme di lapisan dalam ini terkumpul lebih padat dan memiliki dinding sel lebih tebal. Sebaliknya bakteri dilapisan luar plak mendapat makanan lebih banyak sehingga aktivitas metabolismenya lebih tinggi dan lebih aktif berkembang biak. Aktivitas metabolik organisme di dalam plak dipengaruhin oleh keadaan lingkungan seperti jumlah dan jenis makanan yang ada, konsentrasi karbohidrat, asam amino, mineral dan bahan–bahan toksik hasil metabolisme bakteri, pH lingkungan dan pH di dalam plak. Kegiatan metabolisme di dalam plak gigi merupakan proses enzimatik melalui enzim-enzim yang dihasilkan oleh bakteri pada plak gigi.


(13)

2.3 2.3.4 2.3.4 In di gi (fasi sko 0 1 2 3 Indeks digunak gingi (fasial skor 0 = 1 = 2 = 3 = deks G gunak ngiva. asial, skor dar = Gi tidak = Per edem = Per per = Per edem dan ks Peng Gingiv nakan iva. Men al, mes dari 0 Gingiva tidak Peradan edem Peradangan perdara Perada edem dan Pengu ingivit an untu . Menuru mesial, dari 0 samp Gingiva dak terda radangan ema, radanga perdarahan eradangan ema, dan Este enguk ivitis untuk enurut esial, sampai va no terdap adangan a, tet adangan darahan adangan a, ul Ester, gukura vitis di untuk nurut m al, dist sampai norm erdapat ngan r tetapi gan seda ahan pad ngan ber ulser er, 20 G uran diuk uk m ut met distal pai 3. rmal, dapat per ring api tidak gan seda ahan pada berat serasi 2005 Gam uran Gi diukur meni etod stal dan 3. Rinci al, ti at perdar ingan, pi tidak sedang pada saat berat, asi, kece 05) amb Gingiv ur den enilai toda ini dan Rincia tidak dara gan, ter idak ada sedang, a saat at, warn i, kec mbar ngiviti dengan ilai ti

a ini keem an lingu ncian dak me arahan. , terli ada per g, warn atpr warna ecender ar 5. givitis ngan tingkat ini keemp lingual), incian penil menga han. rlihat a perdar warna probing a mer enderung 5.Indek gan m ngkat keemp ngual), penila engal hat ada perdar arna kem obing merah erungan Indeks meng kat kep keempat ual), di ilaiann engalam ada darahan kem ing erah ungan eks pen enggu kep at are dinilai iannya alami da sedi ahan kemer ah ter gan adan eks pengu gunak keparaha area gi nilai annya adal i per sediki ahan pad erahan terang adan penguku unakan araha a gingi ai ting ya adal perada dikit pada ahan, ang a danya gukuran kan ind han gingiva tingkat dalah radanga it perbe da saa an, terd g atau ya per uran indeks n dan ngiva pa ngkat i adalah seb adangan, perbedaan saat pr terdap tau m perdar an ging ndeks dan ban pada kat infl sebagai gan, per bedaan prob erdapat mer perdarah gingivi eks gi ban pada m inflam sebagai n, perub daan probing dapat edem erah darahan ngiviti ging banyak da masi lamasi agai ber perubaha daan war obing at edem ah meny ahan sp vitis gingiva. yakny asing asiny beriku ubaha warna edema meny an spon giva. aknya sing-ma sinya erikut: ahan wa arna dan ema dan enyala spontan . Indek ya inf masin a dan ut: n warna dan dan ala, t ntan ndeks inflam asing dan di arna dan sedi dan ter a, terdap an (W eks i nflama asing gi diber na da sediki terjadi erdap (Wilki eks ini amasi gigi diberi dan sedikit erjadi dapat ilkis ni si gi beri n kit adi at kis


(14)

2.4 2.4 2.4 2.4 2.4.1 2.4.2 A 2.4.1 Pen hasi ban lai ar day um pan cai tem 2.4.2 ko Asap Pengert hasil banya lain. arom daya umum panga cair tempu K kompl sap cai engert A hasil pem banyak ain. A oma dan A daya ant umny pangan. cair adal empurun Kan A mpleks, cair ertian Asap pem ak me Asap a dan Asa antioks mnya an. Be adalah urung andu Asap pleks, cair gertian asa sap ca mbakar mengan Asap ca an ras sap ca tioksida ya as n. Bebera dalah bon ng dan dunga sap ks, terdi an asa cair bakara engand cair rasa sap cair oksidan asap eberap ah bong dan se ngan cai terdir asap cai cair adal aran andun cair ber asa yang cair jug dan yan asap cai berapa bonggo dan ser gan A cair m erdiri dar p cair adalah an sec andung berw yang spesi juga dan yang cair apa bah nggol serabu Asap r meng i dari cair dalah hasi secar ung lign erwarna ng spesi uga m yang dap cair ini bahan gol jagu abut kel sap C mengand dari aldeh ah has secara la lignin, arna spesifi memi g dapa ini ahan ba jagung ut kela ap Cair engandu aldehi asil dar a langsu nin, na co spesifik. emiliki apat ber ni digu n baku ung, elapa. Cair andung dehid, hasil dari angsung gnin, sel coklat ik. iliki efe dapat berefe digunak aku g, sek pa. Gam ung id, ket dari pr sung selulo klat m ki efek berefe digunak ku yang sekam Gam g ko d, keton i proses sung at ulosa, at mud efek tok efek t nakan yang am pa ambar kompo on, al proses atau sa, he uda ek toksi k terhad an se ng dapat padi bar 6 mponen on, alko oses ko au tidak hem a sam oksik erhad sebag dapat padi, a

ar 6. A

ponen alkoho konden tidak emise sampai sik terh hadap bagai pat dik i, ampa . Asa nen se ohol, ndensa ak lang iselulos sampai terhad ap kea gai pen dikond mpas sap ca senya ol, asa ensasi langsun selulosa, pai cok hadap keaw pen kondensasi pas tebu sap cair senyaw asam ensasi at angsun osa, ser coklat hadap m keawetan pengaw ndensasi tebu cair awa asam kar atau sung osa, sert oklat t mikr etan su gawet ensasi ebu, ku a ki karbo au pen g bah serta seny at tua ikrob an suat et beb ensasi m , kuli kimi boksi penge bahan a seny ua yang kroba dan suatu pr beb mem kulit kacan mia ksilat ngembu han-bah senyaw yang ba dan tu prod beberap emben it kacan ia yang ilat, es embuna bahan yawa ng mem dan mem produk. erapa bentuk acang yang , ester, bunan bahan a kar mem mem oduk. P apa bah bentuk kacang tan g sang ester, fur nan ua an yan karbo emili emili uk. Pada baha uk asa tanah, sang , furan uap yang arbon iliki iliki Pada bahan asap anah, sangat uran, p g n ki ki ada n p ah, at an,


(15)

turunan firan, fenol, turunan fenol, hidrokarbon dan senyawa-senyawa nitrogen. Asap cair mempunyai berbagai sifat fungsional, seperti ; untuk memberiaroma,rasadanwarnakarena adanya senyawafenoldankarbonil; sebagai bahanpengawetalami karena mengandung senyawafenoldanasam yang berperan sebagaiantibakteridanantioksidan.11

Asap cair tempurung mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri yang cukup aman sebagai pengawet alami, antara lain asam, fenolat dan karbonil (Sugiyono dan Dadang dalam Akhirudin, 2006). Komposisi kimia asap cair tempurung kelapa adalah fenol 5,13%; karbonil 13,28%; asam 11,39% (Tranggono dkk,1997). Tranggono dkk (1996) juga menyatakan bahwa asap cair mengandung senyawa fenol 2, 10-5,13% dan dikatakan juga bahwa asap cair tempurung kelapa memiliki 7 macam senyawa dominan yaitu fenol, 3-metil-1,2-siklopentadion, 2-metoksifenol, 2-metoksi-4metilfenol, 2,6-dimetoksi-fenol, 4 etil-2-metoksifenol dan 2,5-dimetoksi-benzilalkohol. Fraksi netral dari asap kayu juga mengandung fenol yang juga dapat berperan sebagai antioksidan seperti guaikol (2-metoksi fenol) dan siringol (1,6-dimetoksi fenol).


(16)

di dal ant m m pan didihn dalam antiok mend meng panga Seny dihnya. dalam kead G D antioksi endon engham pangan Senyaw nya. T kead Gamb Dala ksidan, donorka ghambat an kare enyawa a. Tit eadaan ambar alam oksidan, orkan mbat karena awa Titik di keadaan bar 7. m asa dan, sehi kan hi bat au karena a peny ik didi aan mur

ar 7.K

asap sehing hidr autoo ena oksi peny didih se urni Kand asap cai sehingga hidrogen autooksi oksidas enyusun dih seny urni dap andun cair ngga dap ogen ooksida ksidasi usun senyaw dapat ndungan air men a dapa en se sidasi asi lem n as yawa pat dil ngan mengan apat sehingg dasi lem lemak asap nyawa-sen t dilihat ngan asap ngandun dapat meng hingga lemak, mak ap ca senyaw lihat pad asap cai andun meng ngga ef emak, ak oleh cair senyaw hat pad asap cair ung engham ga efekt ak, sehi oleh ok ir dap yawa pen pada gam cair ber g seny hambat efektif sehing eh oksi dapat a pendu a gam berdasa senyaw bat ektif dal sehingga oksigen apat penduku gambar erdasar nyawa at keru dala ngga sigen. dapat dipi dukung bar di asarkan wa fen kerusak alam dapa en. Seny dipisah kung si bar di baw

rkan fenol kerusakan m jum dapat Seny pisahkan ng sifat di baw kan titik enol yan usakan jumlah at m enyaw sahkan sifat fun bawah itik didi ol yan kan pan lah sang meng awa f kan ber at fungsi ah ini didihn yang ber pangan ah sang engur a feno berda ungsion ini: didihnya g ber pangan sangat engurang enol erdasa gsional ihnya bersif an deng gat keci rangi ol men asarka onal a sifat dengan t kecil gi kerus mengha sarkan al asap at sebag dengan kecil un kerusak engham n tit sap ca sebag gan ca l untuk kerusakan hamba titik cair sebagai cara untuk usakan hambat ik ir ai ra uk an bat


(17)

pertumbuhan populasi bakteri dengan memperpanjang fase lag secara proporsional di dalam tubuh atau di dalam produk sedangkan kecepatan pertumbuhan dalam fase eksponensial tetap tidak berubah kecuali konsentrasi fenol sangat tinggi. Kandungan asam pada asap cair juga sangat efektif dalam mematikan dan menghambat pertumbuhan mikroba pada produk makanan yaitu dengan cara senyawa asam ini menembus dinding sel mikroorganisme yang menyebabkan sel mikroorganisme menjadi lisis kemudian mati.


(1)

perubahan terlihat pertama kali di sekitar pembuluh darah gingiva yang kecil, di sebelah apikal dari epitelium fungsional khusus yang merupakan perantara hubungan antara gingiva dan gigi yang terletak pada dasar leher gingiva), tidak terlihat adanya tanda-tanda klinis perubahan jaringan pada tahap ini. Bila deposit plak masih ada perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingiva. Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi makin jelas terlihat. Papilla Interdental menjadi lebih merah dan bengkak serta mudah berdarah pada sondase, dalam waktu dua sampai seminggu akan terbentuk gingivitis yang lebih parah. Gingiva berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah (Manson dan Eley, 1993)

Mikroorganisme dilapisan plak yang lebih dalam mendapat suplai makanan jauh lebih sedikit dibanding mikroorganisme di lapisan perifer, oleh karena itu bakteri dilapisan dalam plak mempunyai aktivitas metabolik lebih terbatas. Organisme di lapisan dalam ini terkumpul lebih padat dan memiliki dinding sel lebih tebal. Sebaliknya bakteri dilapisan luar plak mendapat makanan lebih banyak sehingga aktivitas metabolismenya lebih tinggi dan lebih aktif berkembang biak. Aktivitas metabolik organisme di dalam plak dipengaruhin oleh keadaan lingkungan seperti jumlah dan jenis makanan yang ada, konsentrasi karbohidrat, asam amino, mineral dan bahan–bahan toksik hasil metabolisme bakteri, pH lingkungan dan pH di dalam plak. Kegiatan metabolisme di dalam plak gigi merupakan proses


(2)

2.3 2.3.4 2.3.4 In di gi (fasi sko 0 1 2 3 Indeks digunak gingi (fasial skor 0 = 1 = 2 = 3 = deks G gunak ngiva. asial, skor dar = Gi tidak = Per edem = Per per = Per edem dan ks Peng Gingiv nakan iva. Men al, mes dari 0 Gingiva tidak Peradan edem Peradangan perdara Perada edem dan Pengu ingivit an untu . Menuru mesial, dari 0 samp Gingiva dak terda radangan ema, radanga perdarahan eradangan ema, dan Este enguk ivitis untuk enurut esial, sampai va no terdap adangan a, tet adangan darahan adangan a, ul Ester, gukura vitis di untuk nurut m al, dist sampai norm erdapat ngan r tetapi gan seda ahan pad ngan ber ulser er, 20 G uran diuk uk m ut met distal pai 3. rmal, dapat per ring api tidak gan seda ahan pada berat serasi 2005 Gam uran Gi diukur meni etod stal dan 3. Rinci al, ti at perdar ingan, pi tidak sedang pada saat berat, asi, kece 05) amb Gingiv ur den enilai toda ini dan Rincia tidak dara gan, ter idak ada sedang, a saat at, warn i, kec mbar ngiviti dengan ilai ti

a ini keem an lingu ncian dak me arahan. , terli ada per g, warn atpr warna ecender ar 5. givitis ngan tingkat ini keemp lingual), incian penil menga han. rlihat a perdar warna probing a mer enderung 5.Indek gan m ngkat keemp ngual), penila engal hat ada perdar arna kem obing merah erungan Indeks meng kat kep keempat ual), di ilaiann engalam ada darahan kem ing erah ungan eks pen enggu kep at are dinilai iannya alami da sedi ahan kemer ah ter gan adan eks pengu gunak keparaha area gi nilai annya adal i per sediki ahan pad erahan terang adan penguku unakan araha a gingi ai ting ya adal perada dikit pada ahan, ang a danya gukuran kan ind han gingiva tingkat dalah radanga it perbe da saa an, terd g atau ya per uran indeks n dan ngiva pa ngkat i adalah seb adangan, perbedaan saat pr terdap tau m perdar an ging ndeks dan ban pada kat infl sebagai gan, per bedaan prob erdapat mer perdarah gingivi eks gi ban pada m inflam sebagai n, perub daan probing dapat edem erah darahan ngiviti ging banyak da masi lamasi agai ber perubaha daan war obing at edem ah meny ahan sp vitis gingiva. yakny asing asiny beriku ubaha warna edema meny an spon giva. aknya sing-ma sinya erikut: ahan wa arna dan ema dan enyala spontan . Indek ya inf masin a dan ut: n warna dan dan ala, t ntan ndeks inflam asing dan di arna dan sedi dan ter a, terdap an (W eks i nflama asing gi diber na da sediki terjadi erdap (Wilki eks ini amasi gigi diberi dan sedikit erjadi dapat ilkis ni si gi beri n kit adi at kis


(3)

2.4 2.4 2.4 2.4 2.4.1 2.4.2 A 2.4.1 Pen hasi ban lai ar day um pan cai tem 2.4.2 Asap Pengert hasil banya lain. arom daya umum panga cair tempu K sap cai engert A hasil pem banyak ain. A oma dan A daya ant umny pangan. cair adal empurun Kan A cair ertian Asap pem ak me Asap a dan Asa antioks mnya an. Be adalah urung andu Asap cair gertian asa sap ca mbakar mengan Asap ca an ras sap ca tioksida ya as n. Bebera dalah bon ng dan dunga sap an asa cair bakara engand cair rasa sap cair oksidan asap eberap ah bong dan se ngan cai asap cai cair adal aran andun cair ber asa yang cair jug dan yan asap cai berapa bonggo dan ser gan A cair m p cair adalah an sec andung berw yang spesi juga dan yang cair apa bah nggol serabu Asap r meng cair dalah hasi secar ung lign erwarna ng spesi uga m yang dap cair ini bahan gol jagu abut kel sap C mengand ah has secara la lignin, arna spesifi memi g dapa ini ahan ba jagung ut kela ap Cair engandu asil dar a langsu nin, na co spesifik. emiliki apat ber ni digu n baku ung, elapa. Cair andung hasil dari angsung gnin, sel coklat ik. iliki efe dapat berefe digunak aku g, sek pa. Gam ung dari pr sung selulo klat m ki efek berefe digunak ku yang sekam Gam g ko i proses sung at ulosa, at mud efek tok efek t nakan yang am pa ambar kompo proses atau sa, he uda ek toksi k terhad an se ng dapat padi bar 6 mponen oses ko au tidak hem a sam oksik erhad sebag dapat padi, a

ar 6. A

ponen konden tidak emise sampai sik terh hadap bagai pat dik i, ampa . Asa nen se ndensa ak lang iselulos sampai terhad ap kea gai pen dikond mpas sap ca senya ensasi langsun selulosa, pai cok hadap keaw pen kondensasi pas tebu sap cair senyaw ensasi at angsun osa, ser coklat hadap m keawetan pengaw ndensasi tebu cair awa atau sung osa, sert oklat t mikr etan su gawet ensasi ebu, ku a ki au pen g bah serta seny at tua ikrob an suat et beb ensasi m , kuli kimi penge bahan a seny ua yang kroba dan suatu pr beb mem kulit kacan mia ngembu han-bah senyaw yang ba dan tu prod beberap emben it kacan ia yang embuna bahan yawa ng mem dan mem produk. erapa bentuk acang yang bunan bahan a kar mem mem oduk. P apa bah bentuk kacang tan g sang nan ua an yan karbo emili emili uk. Pada baha uk asa tanah, sang uap yang arbon iliki iliki Pada bahan asap anah, sangat p g n ki ki ada n p ah, at


(4)

turunan firan, fenol, turunan fenol, hidrokarbon dan senyawa-senyawa nitrogen. Asap cair mempunyai berbagai sifat fungsional, seperti ; untuk memberiaroma,rasadanwarnakarena adanya senyawafenoldankarbonil; sebagai bahanpengawetalami karena mengandung senyawafenoldanasam yang berperan sebagaiantibakteridanantioksidan.11

Asap cair tempurung mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri yang cukup aman sebagai pengawet alami, antara lain asam, fenolat dan karbonil (Sugiyono dan Dadang dalam Akhirudin, 2006). Komposisi kimia asap cair tempurung kelapa adalah fenol 5,13%; karbonil 13,28%; asam 11,39% (Tranggono dkk,1997). Tranggono dkk (1996) juga menyatakan bahwa asap cair mengandung senyawa fenol 2, 10-5,13% dan dikatakan juga bahwa asap cair tempurung kelapa memiliki 7 macam senyawa dominan yaitu fenol, 3-metil-1,2-siklopentadion, 2-metoksifenol, 2-metoksi-4metilfenol, 2,6-dimetoksi-fenol, 4 etil-2-metoksifenol dan 2,5-dimetoksi-benzilalkohol. Fraksi netral dari asap kayu juga mengandung fenol yang juga dapat berperan sebagai antioksidan seperti guaikol (2-metoksi fenol) dan siringol (1,6-dimetoksi fenol).


(5)

di dal

ant m m didihn dalam

antiok mend meng

Seny dihnya. dalam kead

G

D antioksi endon engham

Senyaw nya. T

kead

Gamb

Dala ksidan, donorka ghambat

enyawa a. Tit

eadaan

ambar

alam oksidan,

orkan mbat

awa Titik di keadaan

bar 7.

m asa dan, sehi

kan hi bat au

a peny ik didi aan mur

ar 7.K

asap sehing

hidr autoo

peny didih se

urni

Kand

asap cai sehingga hidrogen autooksi

enyusun dih seny urni dap

andun

cair ngga dap

ogen ooksida

usun senyaw

dapat

ndungan

air men a dapa en se sidasi

n as yawa pat dil

ngan

mengan apat sehingg dasi lem

asap nyawa-sen

t dilihat

ngan asap

ngandun dapat meng

hingga lemak,

ap ca senyaw lihat pad

asap cai

andun meng ngga ef

emak, cair senyaw

hat pad

asap cair

ung engham ga efekt ak, sehi

ir dap yawa pen

pada gam

cair ber

g seny hambat efektif

sehing dapat a pendu

a gam

berdasa

senyaw bat ektif dal sehingga apat penduku

gambar

erdasar

nyawa at keru

dala ngga dapat dipi

dukung bar di

asarkan

wa fen kerusak alam

dapa dipisah kung si bar di baw

rkan

fenol kerusakan

m jum dapat

pisahkan ng sifat di baw

kan titik

enol yan usakan

jumlah at m sahkan

sifat fun bawah

itik didi

ol yan kan pan

lah sang meng

kan ber at fungsi

ah ini

didihn

yang ber pangan ah sang

engur berda ungsion

ini:

didihnya

g ber pangan

sangat engurang

erdasa gsional

ihnya

bersif an deng

gat keci rangi

asarka onal a

sifat dengan t kecil gi kerus

sarkan al asap

at sebag dengan

kecil un kerusak

n tit sap ca

sebag gan ca

l untuk kerusakan titik cair

sebagai cara untuk usakan ik ir

ai ra uk an


(6)

pertumbuhan populasi bakteri dengan memperpanjang fase lag secara proporsional di dalam tubuh atau di dalam produk sedangkan kecepatan pertumbuhan dalam fase eksponensial tetap tidak berubah kecuali konsentrasi fenol sangat tinggi. Kandungan asam pada asap cair juga sangat efektif dalam mematikan dan menghambat pertumbuhan mikroba pada produk makanan yaitu dengan cara senyawa asam ini menembus dinding sel mikroorganisme yang menyebabkan sel mikroorganisme menjadi lisis kemudian mati.