ANGGIE TIKA M 21020112120001 LAMPIRAN

BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A)
TUGAS AKHIR PERIODE 135/57
Dengan ini menyatakan bahwa telah dilaksanakan Sidang Kelayakan Landasan
Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) pada:
Hari
: Jumat
Tanggal
: 28 Juni 2016
Waktu
: 08.30-11.00 WIB
Tempat
: Lab. Komputer, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro
Dilaksanakan oleh:
Nama : Anggie Tika Mahardhika
NIM : 21020112120001
Judul : Gedung Sinepleks di Kota Semarang
Dengan susunan Tim Penguji sebagai berikut:
Dosen Pembimbing I : Dr. Ir. Agung Budi Sarjono, MT
Dosen Pembimbing II : Ir. Dhanoe Iswanto, MTA

Dosen Penguji
: Sukawi, ST, MT
A. PELAKSANAAN SIDANG
Sidang Kelayakan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
(LP3A) dengan judul Gedung Sinepleks di Kota Semarang ini dimulai pukul 08.30 WIB
dan dihadiri oleh Dr.Ir. Agung Budi S., MT, Ir. Dhanoe Iswanto, MTA, dan Sukawi, ST,
MT. Presentasi dilakukan oleh penyusun dalam waktu ±30 menit dengan pokok bahasan
sebagai berikut:
1. Latar Belakang
2. Tinjauan Umum Gedung Sinepleks
3. Hasil Studi Banding Bangunan Preseden
4. Analisa Pelaku
5. Analisa Sirkulasi
6. Analisa Aktivitas
7. Analisa Kebutuhan Ruang
8. Analisa Kapasitas
9. Program Besran Ruang
10. Pemilihan Lokasi dan Tapak
11. Tinjauan Konsep Arsitektural


Hasil sidang mencakup tanya jawab dan pemberian saran dari dosen pembimbing
terhadap hasil presentasi dari LP3a sebagai berikut:
1. Dari Dr. Ir. Agung Budi Sarjono, MT
- Pertanyaan
a. Kenapa memilih konsep Post-Modern lagam Contextualism padahal
bangunanmu diharapkan jadi bangunan yang ikonik? Apakah sebaiknya
menggunakan lagam lain yang lebih sesuai?
Jawaban
a. Konsep arsitektural ini saya pilih karena saya ingin menunjukan bahwa
dunia perfilman tidak langsung besar seperti sekarang, oleh karena itu
dengan post-modern saya ingin menunjukan alur perkembangan gedung
sinepleks dari dulu hingga sekarang, lalu pemilihan lagam
kontekstualisme untuk menunjukan ciri kota Semarang pada bangunan ini
agar orang-orang dapat mengenali kalo bangunan yang dirancang ini
berada di kota Semarang.
- Saran
a. Sebaiknya menggunakan lagam lain dalam post-modern, seperti
dekontruksi atau metafore. Karena kedua lagam tersebut lebih terlihat
ikonik daripada lagam kontekstualisme, dan lebih sesuai dengan deskripsi
bangunan yang direncanakan.

b. Sebaiknya ditambahkan fasilitas penunjang lain seperti game center atau
souvenir shop.
2. Dari Ir. Dhanoe Iswanto, MTA
- Pertanyaan
a. Kenapa langsung memilih lokasi dan tapak dan tidak melakukan penilian
dalam pemilihannya? Apakah sudah yakin kalau lokasi dan tapak yang
dipilih ideal?
Jawaban
a. Untuk lokasi saya mempertimbangkan siapa yang akan menjadi pengguna
dari bangunan saya. Karena kebanyakan pengunjung sinepleks adalah
remaja dan pelajar, maka area kecamatan Banyumanik saya pilih karena
dekat dengan beberapa perguruan tinggi dan beberapa SMA. Untuk tapak
saya memilih yang memenuhi syarat dalam aspek ketersediaan lahan dan
aspek pencapaian.
- Saran
a. Sebaiknya memasukan proses pemilihan lokasi dan tapak, siapa tahu
kalau ada lokasi dan tapak lain yang jauh lebih berpotensi dibandingkan
dengan tapak yang sudah kamu pilih.
3. Dari Sukawi, ST, MT
- Pertanyaan


-

a. Ini dalam satu gedung kegiatan utamanya hanya menonton film saja? Apa
tidak sepi kalau film yang sedang diputar tidak populer atau jelek?
b. Kamu mau menyesuaikan dengan perusahaan pemutaran film apa?
c. Dapat dari mana jumlah studio reguler, studio eksklusif, dan studio IMAX?
Jawaban
a. Karena di kota Semarang hanya memiliki tiga sinepleks yang ketigatiganya selalu penuh dan bergabung dengan bangunan lain seperti mall,
maka dengan adanya satu gedung sinpeleks yang berdiri sendiri akan
menarik minta pengunjung yang malas kalau harus berdesak-desakan
dengan pengunjung dari kegiatan utama lain (seperti belanja di mall atau
makan di foodcourt). Dan gedung bioskop ini memiliki fasilitas IMAX dan
studio eksklusif yang diharapkan mampu menarik minat pengunjung.
b. Saya tidak menggunakan standar dari perusahaan film manapun di
Indonesia. Dapat dikatakan kalau bangunan sinepleks ini merupakan
bangunan indie atau perseorangan. Jadi tidak bergabung dengen
21Cineplex maupun Blitz Megaplex.
c. Jumlah studio reguler didapatkan dari tanya jawab dengan nara sumber,
yang membahas mengenai berapa jumlah studio yang paling ideal dan

efektif dalam satu sinepleks, dan didapatkan tiga buah studio dianggap
idel dan efektif untuk dioperasikan.
Saran
a. Sudah bagus kalau kamu membuat di Banyumanik dengan potensial
deman dari mahasiswa. Kalau bisa karena ini bangunan untuk anak muda
dibuat lebih casual dengan fasilitas-fasilitas selama menunggu yang
memadai.