LAPORAN KERJA PRAKTEK ANGGIE SUKMA DEWI

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR UPT
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
DI BENGKULU
(Tinjauan Pelaksanaan Struktur dan Manjemen Konstruksi)

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan
Tingkat Sarjana (S-1) pada Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bengkulu

Disusun Oleh :

ANGGIE SUKMA DEWI
G1B013001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
i


HALAMAN PENGESAHAN
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR UPT
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
DI BENGKULU
(Tinjauan Pelaksanaan Struktur dan Manjemen Konstruksi)
Disusun Oleh :

ANGGIE SUKMA DEWI
G1B013001
Laporan kerja praktek ini telah diperiksa dan dinyatakan
memenuhi persyaratan
Tanggal

:

April 2017

Disetujui
Koordinator Lapangan


Dosen Pembimbing

Yuliantoro
Site Manager

Agustin Gunawan, S.T.,M.Eng.
NIP . 197708052005011003

Diketahui
Ketua Program Studi Teknik Sipil

Besperi, S.T., M.T
NIP. 196904172000121003

ii

MOTTO

“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara

kalian serta
orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat”
(Surat Al Mujadaah ayat 11)
“Bertakwalah pada Allah, maka Allah akan mengajarimu.
Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
(surat Al-Baqarah ayat 282)
“Allah mencintai orang yang giat dalam bekerja dan selalu
memperbaiki prestasinya dalam bekerja”
(H.R. Tabrani )
“Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat
Maka haruslah memiliki banyak ilmu”
(HR. Ibnu Asakir)
“Dunia ini terlalu luas untuk hidup yang singkat ini, jangan
habiskan
Waktumu untuk menunggu, kejarlah, tak ada yang sia-sia.”
(Ai)

iii


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkanatas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor
UPT Badan Kepegawaian Negara di Bengkuluguna melengkapi syarat untuk
mencapai gelar sarjana pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu.
Penulisan laporan kerja praktek ini melibatkan banyak pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1.

Drs. Boko Susilo, M.Kom., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Bengkulu

2.

Bapak Besperi,S.T.,M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bengkulu sekaligus dosen penguji seminar kerja praktek.

3.


Bapak Agustin Gunawan,S.T.,M.Eng. selaku dosen pembimbing kerja
praktek yang telah memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan dalam
penyusunan laporan kerja praktek Pembangunan Gedung Kantor UPT Badan
Kepegawaian Negara di Bengkulu.

4.

Ibu Ade Sri Wahyuni,S.T.,M.Eng.,Ph.D. selaku desen pembimbing
akademik.

5.

Ibu Anggi Nidya Sari,S.T.,M.eng.selaku dosen penguji seminar kerja
praktek yang telah memberikan banyak saran dalam penyusunan laporan kerja
praktek.

6.

Ayah, ibu, dan adik tercinta, yang telah membantu baik doa, moral, dan

materi dalam menjalani kuliah di Program Studi Teknik Sipil ini.

7.

Bapak

Yuliantoroselaku

pembimbing

lapangan

kerja

praktek

Pembangunan Gedung Kantor UPT Badan Kepegawaian Negara di
Bengkuluyang telah memberikan arahan dan banyak informasi kepada penulis
selama pelaksanaan kerja praktek.
8.


Kontraktor Pelaksana PT.Abata Hasta Persada, beserta staf dan karyawan
yang telah membimbing penulis selama pelaksanaan proyek.

iv

9.

Para pekerja yang telah bersedia menjadi temandan membantu penulis
dalam proses kerja praktek.

10.

Mbak Yovika Sari dan Mbak Nani Suhastra, S.Pd selaku staf Program
Studi Teknik Sipil Universitas Bengkulu yang banyak membantu dalam
administrasi kerja praktek.

11.

Ahmad Yani danImaduddin Azharyang telah bersama-sama menjalani

kerja praktek bersama penulis.

12.

Teman- teman Program Studi Teknik Sipil Universitas Bengkulu yang
telah banyak membantu penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga laporan

kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bengkulu, April 2017

Penulis

v

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
MOTTO.................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB IPENDAHULUAN........................................................................................1
1.1

Latar Belakang Proyek

1.2

Tujuan Proyek 1

1.3

Tempat dan Waktu Kerja Praktek

2

1.4


Ruang Lingkup Kerja Praktek

2

1.5 Metode Pengumpulan Data

1

2

1.5.1 Pengumpulan data primer 2
1.5.2 Pengumpulan data sekunder

3

BAB IITINJAUAN PROYEK...............................................................................4
2.1 Lokasi dan Situasi Proyek4
2.2


Data Umum Proyek

5

2.3

Manfaat Proyek

5

2.4

Lingkup Pekerjaan Proyek

2.5 Struktur Organisasi Proyek

6
6

2.5.1

Organisasi dan personil

6

2.5.2

Hubungan masing-masing pihak secara organisasi 11

2.6 Waktu Kerja, Upah Kerja, Tenaga Kerja, Material, dan Peralatan
11
2.6.1

Waktu kerja

11

2.6.2

Upah kerja

12

2.6.3 Tenaga kerja 12
2.6.4 Material

12

2.6.5 Peralatan

16

vi

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA.........................................................................25
3.1 Perencanaan Bangunan

25

3.2 Bagian Perencanaan

25

3.2.1 Perencanaan struktur bawah
3.2.2 Perencanaan struktur atas

25

26

3.3 Bagian-Bagian Bangunan (Struktur Bawah / Sub Structure)
3.3.1Tie beam

26

3.3.2 Pile cap

26

3.4 Bagian-Bagian Bangunan (Struktur Atas / Upper Structure)

3.5

3.6

3.7

3.4.1 Kolom

27

3.4.2 Balok

29

3.4.3 Plat lantai

29

3.4.4Ring balok

30

Tahapan Perencanaan Konstruksi

Pekerjaan bekisting (formwork)

3.5.2

Pekerjaan scaffolding 31

3.5.3

Pekerjaan pembesian 32

3.5.4

Pekerjaan beton

32

3.5.5

Perawatan (curing)

36

30

36

3.6.1

Tujuan manajemen konstruksi

37

3.6.2

Fungsi dan proses manajemen

37

Ruang Lingkup Manajemen Konstruksi

3.8 Sarana Manajemen

27

30

3.5.1

Manajemen Konstruksi

26

38

38

3.8.1 Sumber daya manusia

39

3.8.2 Material (Materials)39
3.8.3 Mesin(Machine)

40

3.8.4 Metode(Methods)

40

3.8.5 Uang(Money)

40

3.8.6 Waktu(Time)41
3.9 Time Schedule

41

3.10 Manfaat Time Schedule 41

vii

3.11 Kurva S (Schedule Curve)

42

3.12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 43
3.12.1 Kecelakaan kerja 43
3.12.2 Peralatan standar K3 di proyek

44

BAB IVPELAKSANAAN PROYEK DAN PEMBAHASAN..........................47
4.1 Umum

47

4.2 Pekerjaan Konstruksi Struktur Kantor UPT BKN Bengkulu

47

4.2.1 Pekerjaan pile cap 47
4.2.2 Pekerjaan tie beam 53
4.2.3 Pekerjaan kolom

58

4.2.4Pekerjaan balok dan plat lantai
4.3 Sarana Manajemen

62

68

4.3.1 Material (Materials)69
4.3.2 Sumber daya manusia
4.3.3 Metode

70

4.3.4 Mesin

70

69

4.3.5 Uang71
4.3.6Waktu

72

4.4Pengawasan dan pengendalian kualitas material 72
4.5 Pengawasan dan Pengendalian Kuantitas 74
4.6Pengawasan dan pengendalian biaya
4.7 Analisis Time Schedule

74

75

4.8 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 75
BAB VPENUTUP.................................................................................................77
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

77

78

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................79

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Proyek pada Peta Kota Bengkulu.............................................4
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pemilik Proyek (Owner)......................................7
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Konsultan Perencana............................................8
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas............................................9
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana.........................................10
Gambar 2.6 Hubungan Organisasi Proyek.............................................................11
Gambar 2.7Besi Tulangan......................................................................................13
Gambar 2.8Agregat Halus......................................................................................14
Gambar 2.9Agregat Kasar......................................................................................14
Gambar 2.10 Sirtu .................................................................................................15
Gambar 2.11 Semen ..............................................................................................15
Gambar 2.12Styrobond..........................................................................................16
Gambar 2.13Truck Mixer.......................................................................................16
Gambar 2.14Truck..................................................................................................17
Gambar 2.15Concrete Pump..................................................................................18
Gambar 2.16Bar Bender........................................................................................18
Gambar 2.17Bar Cutter..........................................................................................19
Gambar 2.18Beton Vibrator...................................................................................19
Gambar 2.19 Scaffolding (Alat Perancah).............................................................19
Gambar 2.20 Bekisting Kayu.................................................................................20
Gambar 2.21 Meteran............................................................................................20
Gambar 2.22Teodolit Total Station (TS)................................................................21
Gambar 2.23 Beton Decking..................................................................................21
Gambar 2.24 Besi S...............................................................................................22
Gambar 2.25 Sendok Semen..................................................................................22
Gambar 2.26 Ruskam.............................................................................................22
Gambar 2.27 Gerobak Dorong...............................................................................23
Gambar 2.28 Unting-unting...................................................................................23
Gambar 2.29 Kawat Bendrat..................................................................................24
ix

Gambar 2.30 Excavator.........................................................................................24
Gambar 3.1 Jenis Kolom Berdasarkan Bentuk dan Susunan Tulangan.................28
Gambar 3.2 Siklus Manajemen Proyek..................................................................38
Gambar 3.3 Bagan Pola Penggunaan Sarana Manajemen.....................................39
Gambar 3.4Personal Protective Equipment (PPE)................................................46
.

Gambar 4.1 Pekerjaan PenulanganPile Cap..........................................................48
Gambar 4.2Hasil PengecoranPile Cap...................................................................48
Gambar 4.3 Penggalian Lubang Lokasi Pile Cap..................................................49
Gambar 4.4 Penghancuran Tiang Pancang yang Tersisa.......................................49
Gambar 4.5 Lantai Kerja Pile Cap.........................................................................50
Gambar 4.6Proses Pembesian Pile Cap.................................................................51
Gambar 4.7 Hasil Bekisting Pile Cap....................................................................51
Gambar 4.8 Proses Pengecoran Pile Cap...............................................................52
Gambar 4.9 Hasil Pengecoran Pile Cap.................................................................52
Gambar 4.10 Alur Tie Beam...................................................................................53
Gambar 4.11Lantai Kerja Tie Beam Sudah Siap....................................................54
Gambar 4.12Proses Penulangan Tie Beam.............................................................55
Gambar 4.13 Hasil Penulangan Tie Beam..............................................................55
Gambar 4.14Bekisting Tie Beam Menggunakan Multiplek...................................56
Gambar 4.15 Penuangan Beton Ready Mix Menggunakan Talang.......................56
Gambar 4.16 Penuangan Beton Ready Mix Menggunakan Truk Pemompa..........57
Gambar 4.17 Proses Pengecoran Tie Beam dan Pile Cap......................................57
Gambar 4.18 Penulangan Kolom...........................................................................59
Gambar 4.19 Pabrikasi Penulangan Kolom...........................................................59
Gambar 4.20Bekisting Multiplek Kolom...............................................................60
Gambar 4.21Pengecoran Kolom Menggunakan Ember........................................61
Gambar 4.22 Pengecoran Kolom Menggunakan Concrete Pump.........................61
Gambar 4.23 Hasil Pengecoran Kolom..................................................................61
Gambar 4.24 Detail Penulangan Plat Lantai..........................................................63
Gambar 4.25 Pemasangan Scaffolding...................................................................64
Gambar 4.26 Pemasangan Bekisting Balok dan Plat Lantai..................................64
Gambar 4.27 Tulangan Balok yang Sudah Dirakit................................................65
x

Gambar 4.28Pekerjaan Pemasangan Tulangan Plat Lantai....................................66
Gambar 4.29 Penuangan Beton Ready Mix ke Concrete Pump.............................67
Gambar 4.30 Proses Pengecoran Balok dan Plat Lantai........................................67
Gambar 4.31 Proses Meratakan Pengecoran..........................................................67
Gambar 4.32 Perawatan Beton Balok dan Plat Lantai...........................................68
Gambar 4.33 Tempat Penyimpanan Semen...........................................................72
Gambar 4.34 Tempat Penyimpanan Plafon............................................................73
Gambar 4.35 Tempat Penyimpanan Besi Tulangan...............................................73
Gambar 4.36 Tempat Penyimpanan Agregat.........................................................73
Gambar 4.37 Tempat Penyimpanan Bata...............................................................74
Gambar 4.38 Asuransi BPJS Ketenagakerjaan......................................................76

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Periode Minimum Bekisting Sebelum Pembongkaran..........................31
Tabel 4.1 Detail Tulangan Tie Beam......................................................................54
Tabel 4.2 Tulangan Kolom.....................................................................................58
Tabel 4.3 Detail Penulangan Balok Lantai.............................................................62

xii

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

Lembar Asistensi

LAMPIRAN 2

Surat-Surat Kerja Praktek

LAMPIRAN 3

Dokumentasi

LAMPIRAN 4

Daftar Hadir Kerja Praktek

LAMPIRAN 5

Time Schedule

LAMPIRAN 6

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

LAMPIRAN 7

Gambar dan Detail Pembangunan Gedung Kantor UPT BKN di
Bengkulu

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proyek
Pemerintahterus berusaha memperbaiki kinerja kepegawaian negara melalui
peningkatan fasilitas pendukung.Badan kepegawaian negara yangdisingkat
BKNadalah lembaga pemerintah non kementerianyang bertugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang manajemenkepegawaian negara.
BKNregional Palembang selama ini melayani administrasi kepegawaian
untuk Provinsi Bengkulu, Riau, Jambi dan Lubuk Linggau. Rencananya untuk
provinsi Bengkulu dan Jambi akan mendirikan BKN regional yang berlokasi di
kota Bengkulu, sehingga kepengurusan kepegawaian negara akan lebih cepat dan
efisien.
Pembangunan gedung UPT BKN di Bengkulu dilakukan untuk memisahkan
antara kantor UPT BKN di Palembang dengan kantor UPT BKN di Bengkulu.
Kondisi gedung yang telah ada sudah tidak efektif untuk digunakan karena daya
tampung kantor yang sudah ada tidak mencukupi dan jarak tempuh yang jauh. Hal
ini dikarenakan meningkatnya jumlah pegawai negeri sipil setiap tahun,
sedangkan kondisi gedung yang lama relatif kecil dan jauh.
Lokasi proyek pembangunan gedung kantor UPT BKN berada di kelurahan
Pematang Gubernur kecamatan Muara Bangkahulu. Perencanaan kantor UPT
BKN dilaksanakan PT. Saritama Purnama, pengawas dari PT. Sewun Indo
Konsultan dan pelaksana PT. Abata Hasta Persada. Pembangunan UPT BKN
terdiri 3 lantai dengan luas lantai gedung 1500 m2.
1.2 Tujuan Proyek
Tujuan dari Proyek Pembangunan Gedung UPT BKN di Bengkuluadalah :
a.

Memisahkan antara Kantor UPT BKN di Palembang dengan kantor UPT
BKN di Bengkulu.

b.

Memberikan tempat pelayanan kepada calon Aparatur Sipil Negara
(ASN)dalam melakukan seleksi Pegawai Negeri Sipil, penilaian kompetensi,
membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian, dan menyelenggarakan
administrasi kepegawaian Aparatur Sipil Negara (ASN).

1

1.3 Tempat dan Waktu Kerja Praktek
Lokasi kegiatan kerja praktek berada di Jalan W.R. Supratman, Kelurahan
Pematang

Gubernur

Kecamatan

Muara

Bangkahulu,

Bengkulu.Waktu

pelaksanaan kerja praktek di mulai sejak tanggal 11 Oktober 2016 sampaitanggal
11 Januari 2016.
1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Ruang lingkup kerja praktek pada Proyek Pembangunan Gedung UPT BKN
di Bengkulumeliputi pekerjaanpile cap, tie beam, plat lantai, kolom, balokserta
meninjau manajemen konstruksi proyek.
1.5Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan ini diperoleh
dari pengamatan secara langsung di lapangan dan menyesuaikannya dengan
referensi literatur yang relevan. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara,
yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
1.5.1 Pengumpulan data primer
Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari pengamatan
selama berada dilapangan. Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan
melalui observasi, wawancara, dan diskusi. Pengumpulan data pada penulisan
laporan kerja praktek ini dilakukan dengan cara:
a.

Melakukan pengamatan secara langsung dilapangan
selama 3 bulan.

b.

Mengajukan pertanyaandengan pihak yang terlibat
secara langsung untuk mendapatkan informasi mengenai Proyek Pembangunan
Gedung UPT BKN di Bengkulu.

c.

Mengambil gambar Pembangunan Gedung UPT BKN
dilapangan selama kerja praktek berlangsung.

d.

Membuat catatan mengenai pekerjaan yang sudah
dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan.

2

1.5.2 Pengumpulan data sekunder
Data sekunder berupadata pendukung yang dipakai dalam pembuatan
laporan kerja praktek. Pengumpulan data sekunder yaitu dengan cara :
a. Meminta data yang dibutuhkan melalui PT. Abata Hasta Persada selaku
kontraktor pelaksana. Data yang dibutuhkan meliputi time schedule,
spesifikasi teknis pelaksanaan proyek dan gambar rencana kerja.
b. Menggunakan referensi berupa buku yang berkaitan dengan tinjauan yang
dibahas sebagai pembanding antara teori dengan praktek di lapangan.
c. Mempelajari literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan di
lapangan.

3

BAB II
TINJAUAN PROYEK
Tinjauan

proyek mencakup

keseluruhan

yang

terdapatdalamProyek

Pembangunan Gedung Kantor UPT BKN di Bengkulu.Tinjauan ini menjelaskan
mengenai lokasi, data umum proyek, struktur organisasi proyek, tenaga kerja,
waktu, material, dan alat-alat yang digunakan selama proyek berlangsung.
2.1 Lokasi dan Situasi Proyek
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Kantor UPT BKN berlokasi di Jalan
W.R.Supratman, Kelurahan Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bangkahulu,
Kota Bengkulu. Lokasinya yang berada di dalam kota membuat akses menuju
lokasi menjadi mudah, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Lokasi lahan proyek dapat dilihat pada Gambar2.1.

Lokasi Proyek BKN

Sumber: Google map, 2016

Gambar 2.1Lokasi proyek pada peta Kota Bengkulu

4

2.2 Data Umum Proyek
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Nama proyek
Sumber dana
Pemberi tugas
Kontraktor pelaksana
Konsultan perencana
Konsultan MK
Nilai kontrak
Sistem pelelangan
Waktu pelaksanaan

:
:
:
:
:
:
:
:
:

PembangunanGedung Kantor UPT BKN
APBN 2016
Badan Kepegawaian Negara (BKN)
PT. Abata Hasta Persada
PT. Saritama Purnama
PT. Sewun Indo Konsultan
Rp 7.000.000.000,- (Tujuh milyar rupiah)
Pelelangan Umum
135hari kalender

Mulai

: 29Juli 2016

Selesai

: 10Desember 2016( Time Schedule )
: 16Januari 2017 (Adendum)

j. Jenis pekerjaan
k. Lokasi pekerjaan

:Konstruksi bangunan

Propinsi

:Bengkulu

Kabupaten/Kota

: Kota Bengkulu

Alamat

:JalanW.R. Supratman Kota Bengkulu

l. Kuantitas pekerjaan
Deskripsi proyek

:Pembangunan

Gedung

Kantor

UPT

Badan

Kepegawaian Negara
Luas total seluruh lantai : 1.500 m2
Fungsi
m. Material struktur beton

: Gedung Kantor UPTBKN di Bengkulu
: Beton bertulang mutu K-300 atau fc’= 25MPa
untuk struktur plat lantai beton, tie beam, pile

n. Material baja

cap, balok, kolom beton dan pondasi bor pile.
: Struktur baja digunakan pada pekerjaan struktur
atap.

2.3 Manfaat Proyek
Gedung Kantor UPT Badan

Kepegawaian

Negaradibangun

untuk

mempermudah pelayanan kepengurusan kepegawaian aparatur sipilagar lebih
cepat dan efisien.
2.4 Lingkup Pekerjaan Proyek
Kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan pada Proyek Pembangunan Gedung
UPT Badan Kepegawaian Negara meliputi pelaksanaan pekerjaan :

5

a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan struktur bawah (sub structure)
1) Pekerjaan pile cap
2) Pekerjaan tie beam
c. Pekerjaan struktur atas (upper structure)
1) Pekerjaan kolom
2) Pekerjaan balok
3) Pekerjaan plat lantai
2.5 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau
lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama
dengan kemampuan dan keahlianya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan
sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan
akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas tinggi.
Unsur-unsur tersebut adalah pemilik proyek, konsultan perencana,
kontraktor pelaksana, dan konsultan pengawas. Setiap unsur pelaksana
pembangunan mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
sesuai dengan kedudukan serta kegiatan yang dilakukan. Pelaksanaan unsur-unsur
ini saling berkaitan dan berhubungan mengikuti pola hubungan kerja yang telah
ditetapkan.
2.5.1 Organisasi dan personil
Pihak-pihak yang memiliki peranan penting di dalam proses Pembangunan
Gedung Kantor UPT BKN adalah :
a. Pemilik Proyek
Pemilik proyekadalah pihak yang memiliki proyek.Pemilik Proyek ini
adalah Badan Kepegawaian Negarayang juga sekaligus bertindak sebagai
pemberi tugas.Struktur organisasi Pemilik proyek dapat dilihat padaGambar
2.2.Tugas dan tanggung jawab dari pemilik proyek antara lain :
1) Menyediakan sumber dana untuk biaya perencanaan dan pelaksanaan
pekerjaan proyek.
2) Memberikan informasi, bantuan, dan kerjasama yang diperlukan
kontraktor sepanjang batas kewenangan dan kewajiban pemilik.

6

3) Memberikan semua instruksi kepada kontraktor melalui konsultan
pengawas.
4) Memberhentikan sebagian atau seluruh pekerjaan apabila kontraktor
melanggar ketentuan yang terdapat pada kontrak tanpa persetujuan owner.
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Subagyo, S.Sos, M.Si

Pengelola Teknis
Agus Sutiadi
Ket:
Hubungan Pemerintah
Sumber: Badan Kepegawaian Negara, 2016

Gambar 2.2 Struktur organisasi pemilik proyek
b.

Konsultan Perencana
Konsultan perencana bertindak selaku perencana pekerjaan struktur,
arsitektur, mekanikal, elektrikal dan interior dalam batas yang ditentukan.
Pemilik Proyek Pembangunan Gedung Kantor UPT BKN di Bengkulu
menunjuk PT. Saritama Purnama sebagai konsultan perencana. Struktur
organisasi konsultan perencana dapat dilihat pada Gambar 2.3.Tugas dan
tanggung jawab konsultan perencana antara lain :
1) Melakukan perencanaan struktural atas permintaan pemilik proyek secara
keseluruhansesuai dengan ide, batas-batas teknis dan administrasi.
2) Bertanggung jawab atas seluruh perencanaan struktural yang dibuat,
perhitungan konstruksi maupun EE (Engineering Estimate).
3) Memberikan penjelasan secara detail, baik kepada pemilik proyek maupun
kepada kontraktor yang menyangkut perencanaan demi kelancaran dan
kelangsungan proyek.
PT. SARITAMA
PURNAMA
Direktur
Ferdiana Dwi Sari, S.T

Koor. Perencana
Drs. Muhamad Tofik, S.T.,M.T
Perencana
Rismawan

7

Ket:

Hubungan Pemerintah

Sumber: PT. Saritama Purnama, 2016

Gambar 2.3 Struktur organisasi konsultan perencana
c.

Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas pembangunan gedung adalah orang yang dipilih oleh
pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Pemilik proyek
menunjuk PT. Sewun Indo Konsultan sebagai konsultas pengawas. Konsultan
Pengawasbertindak sepenuhnya mewakili pemilik proyek dalam memimpin,
mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.Struktur
organisasi konsultan pengawas dapat dilihat pada Gambar 2.4. tugas dan
tanggung jawab konsultan pengawasantara lain:
1) Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, metode pelaksanaan, ketepatan
waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
3) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas,
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.
4) Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan
oleh kontraktor.
5) Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.

PT. SEWUN INDO KONSULTAN
Direktur
Evi Komala Sari

Team leader
Ir. Ninik Kusumowardani

8
Operational
Suyoto

Pengawas Lapangan
Narto

Ket:

Hubungan Pemerintah

Sumber : PT. Sewun Indo Konsultan, 2016

Gambar 2.4Struktur organisasi konsultan pengawas
d. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang bertugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek yang dipilih melalui prosedur pelelangan.Kontraktor
pelaksana melaksanakan semua pekerjaan yang telah diberikan kepadanya
sesuai kesepakatan dengan pemilik proyek. Kontraktor pelaksana

yang

ditunjuk pemilik proyek pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor UPT
BKN di Bengkulu adalah PT. Abata Hasta Persada. Struktur organisasi
kontraktor proyek dapat dilihat pada Gambar 2.5. Tugas dan tanggung jawab
Kontraktor pelaksana antara lain:
1. Melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi

yang

telah

direncanakan

dalam

Kontrak

Perjanjian

Pemborongan.
2. Memberikan laporan kemajuan proyek meliputi laporan harian, mingguan,
dan bulanan kepada pemilik proyek.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan, dan alat-alat pendukung
lainnya yang digunakan mengacu pada gambar dan spesifikasi serta
memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan keamanaan pekerjaan.
4. Bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan dan metode pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (schedule) yang telah
disepakati
6. Kontraktor dapat meminta kepada pemilik proyek untuk memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian proyek dengan alasan yang sesuai
dengan kenyataan yang menyebabkan perlunya tambahan waktu tersebut.
7. Mengganti semua kerusakan yang disebabkan oleh kecelakaan selama
pelaksanaan

pekerjaan,

serta

menyediakan

perlengkapan

wajib

pertolongan pertama pada kecelakaan.
9

PT. ABATA HASTA PERSADA

PROJECT MANAGER
Faizal Amin

SITE
SITE MANAGER
MANAGER
Yuliantoro
Yuliantoro

PELAKSANA
PELAKSANA

LOGISTIK
LOGISTIK

Khafid
Khafid

SURVEYOR
SURVEYOR
Fajar
Fajar Budianto
Budianto

DRAFTER
DRAFTER
Rismawan
Rismawan

STRUKTUR
STRUKTUR
Partono
Partono
ARSITEK
ARSITEK
Kasiono
Kasiono Kasidi
Kasidi
MEKANIKAL
MEKANIKAL

Bambang
Bambang
MANDOR
MANDOR
Hidayat
Hidayat

Ket:
Hubungan Pemerintah
Sumber : PT. Abata Hasta Persada, 2016

Gambar 2.5Struktur organisasi kontraktor pelaksana
2.5.2 Hubungan masing-masing pihak secara organisasi
Hubungan organisasi proyek merupakan skema atau gambaran alur
kerjasama yang melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Pada proyek ini
ada beberapa unsur atau pihak yang terlibat, unsur-unsur tersebut memiliki
hubungan kerja satu sama lain didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
masing-masing. Hubungan kerja antara organisasi proyek dapat dilihat pada
Gambar 2.6

10

Konsultan Perencana
PT. Saritama Purnama

Pemilik Proyek (Owner)
Badan Kepegawaian Negara

Konsultan Pengawas
PT. Sewun Indo Konsultan
Ket:

Kontraktor Pelaksana
PT. Abata Hasta Persada

: Hubungan teknis
: Hubungan koordinasi dan administrasi

Sumber: Badan Kepegawaian Negara, 2016

Gambar 2.6Hubungan organisasi proyek
2.6 Waktu Kerja, Upah Kerja, Tenaga Kerja, Material, dan Peralatan
2.6.1 Waktu kerja
Waktu kerja adalah waktu yang telah ditetapkan untuk memulai atau
mengakhiri suatu pekerjaan dalam satu hari kerja. Pembagian waktu kerja pada
PembangunanGedung Kantor UPT BKN adalah :
a. Senin – Kamis

: 08.00-17.00 WIB (12.00-13.00 istirahat)

b. Jum’at

: 08.00-17.00 WIB (11.30-13.30 istirahat)

c. Sabtu – Minggu

: 08.00-17.00 WIB (12.00-13.00 istirahat)

Waktu kerja 1 hari dihitung selama 8 jam kecuali pada hari jumat dan
minggu yaitu selama 7,5 jam. Waktu kerja lembur dilakukan apabila
pekerjaanakan segera diselesaikan atau melanjutkan pekerjaan yang tertunda
untuk mencapai target. Batas waktu kerja lembur adalah jam 22.00 WIB.
2.6.2 Upah kerja
Upah kerja adalah imbalan berbentuk uang kepada seorang pekerja atas
pekerjaan yang telah dilakukan. Gaji pekerja pada Proyek Pembangunan Gedung
Kantor UPT BKN di Bengkulu dibayar setiap satu minggu sekali dan berdasarkan
hari bekerja mulai dari hari Senin sampai Minggu.

11

2.6.3 Tenaga kerja
Tenaga kerja pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor UPT BKN di
Bengkulu berasal dariPulau Jawa. Proyek ini memperkerjakan lebih kurang 24
orang. Jumlah pekerja akan semakin banyak jika volume pekerjaan yang akan
diselesaikan lebih besar dari pada sebelumnya. Tempat tinggal untuk tenaga kerja
terletak di belakang lokasi proyek yang telah disediakan oleh kontraktor. Tenaga
kerjaterdiri dari mandor,kepala tukang, tukang, dan pekerja.
Mandor bertugas memimpin dan mengatur kegiatan pekerja pada
pelaksanaan

pekerjaan

konstruksi.

Mandor

juga

mengawasi

kelancaran

pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan target fisik, waktu dan mutu seperti
yang telah direncanakan.
Tugas kepala tukang adalah memimpin tukang agar bisa memahami dan
bekerja

sesuai

dengan

arahan

kontraktor

pelaksana

dan

pengawas

lapangan.Kepala tukang dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf
tertentu.
2.6.4 Material
Material yangdigunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan,
baik yang menyangkut mutu bahan atau standar yang telah ditentukan karena
dapat mempengaruhi kualitas dari suatu bangunan. Material yang digunakan
dalam Proyek Pembangunan Gedung Kantor UPT BKNadalah sebagai berikut:
a. Besi tulangan
Tulangan yang digunakan terdiri dari 2 macam, yaitu besi polos untuk
pembesian sengkang dan besi ulir untuk tulangan utama pada struktur.
Tulangan (Gambar 2.7) besi polos dan besi ulir digunakan sesuai dengan jenis
pekerjaannya, antara lain :
1) Kolom menggunakan tulangan utama D16mm dan tulangan sengkang D10–
100mm untuk daerah tumpuan dan sengkang D10 - 150mm untuk daerah
lapangan.
2) Balok menggunakan tulangan utama D19mm, sengkang D10–75 mmuntuk
daerah tumpuan dan sengkang D10 - 100 mm untuk daerah lapangan. dan
tulangan peminggang D13mm.
3) Tie beam menggunakan tulangan utama D19mm dan sengkang D10–75 mm
untuk daerah tumpuan dan sengkang D10 - 100 mm untuk daerah lapangan.

12

4) Plat lantai dengan tebal 120 mm menggunakan D10–150mm.
5) Pile cap untuk tulangan pokok bawah menggunakan D19–100mm dan
tulangan pokok atas menggunakan D19–75mm.

Gambar 2.7Besi tulangan
b. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan adukan semen pada pekerjaan
pemasangan dinding dan perawatan beton sitemixadalah air yang bersih, tidak
menganduk minyak, bebas dari bahan organik, asam alkali, garam, dan
kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar yang dapat merusak beton dan
besi tulangan.
c. Agregat halus
Agregat halus digunakan pada pembuatanadukan antara semen, pasir, dan
air untuk pekerjaan pasangan dinding. Agregat halus(Gambar 2.8) juga
digunakan untuklantai kerja padapile cap dan tie beam.Agregat halus yang
digunakan berupa pasir yang berasal dari Kabupaten Rejang Lebong.

Gambar 2.8Agregat halus
d. Agregat kasar

13

Agregat kasaryang digunakan adalah agregat yang keras, bersih, tidak
berpori, tidak mengandung lumpur yang berlebih dan bahan lain yang merusak
beton. Proyek ini menggunakan beton ready mix yang agregat kasarnya berasal
dari Kota Argamakmur. Agregat kasar yang digunakan berupa split 10-20 dan
split 20-30. Pembuatan beton untuk kolom praktis menggunakan agregat kasar
(Gambar 2.9) dari kabupaten Rejang Lebong dengan ukuran split 10-20.

Gambar 2.9 Agregat kasar
e. Sirtu (Pasir bercampur batu)
Sirtu adalah campuran dari pasir dan batu. Sirtu berasal dari dua bagian
yakni yang berukuran besar yang merupakan material dari batuan beku,
metamorf dan sedimen, sedangkan yang berukuran halus terdiri dari pasir dan
lempung. Sirtu (Gambar 2.10)digunakan sebagai bahan campuran untuk
memadatkan komposisi tanah urugan pada area lantai dasar bangunan dan
perkerasan jalan kerja.

Gambar 2.10Sirtu
f. Semenportland komposit

14

Semen yang digunakan merupakan semen portlandkomposit (PCC).
Pembuatan beton site mix menggunakan semen dengan merek Tiga Roda.
Beton ready mix menggunakan semen portland komposit dengan merek Semen
Padang. Semen (Gambar 2.11) disimpan dalamgudang agar terhindar dari
basah dan tidak tercampur dengan bahan lain. Penimbunan semen maksimum 2
meter atau kurang lebih 10 tumpuk agar tidak terjadi pecah kantong semen
bagian bawah.

Gambar 2.11Semen
g. Styrobond
Styrobondmerupakan bahan tambahan untuk menambah gaya rekat beton
dan

plesteran.

Styrobond(Gambar

2.12)

digunakan

pada

sambungan

pengecoran antara beton lama dan beton baru. Cara penggunaannya adalah
mencampurkan styrobond, dan air dengan perbandingan 1:3 yang kemudian
dituang ke permukaan beton lama yang sudah dalam keadaan lembab.

Gambar 2.12Styrobond

15

2.6.5 Peralatan
Pembangunan

Gedung

Kantor

UPT

Badan

Kepegawaian

Negara

menggunakan beberapa peralatan yang sering digunakan pada pembangunan
bangunan, sehingga pekerjaan bisa lebih baik dan efisien.
a. Truck mixer
Proses pengadukan bahan campuran beton ready mix menggunakan truck
mixer. Beton ready mix berasal dari lokasi batching plantyang dipercayakan
kepada Perusahaan Jaya Beton Persada. Kapasitas truck mixer(Gambar
2.13)yang digunakan sebesar 6 m3. Kecepatan putaran drum mixer selama
pengangkutan adalah 8-12 putaran per menit. Drum mixer terus berputar
selama pengangkutan agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras.
Arah putaran drum mixer saat perjalanan menuju lokasi pengecoran berputar
searah putaran jarum jam. Pada saat penuangan adukan beton ke cetakannya
maka arah putaran drum mixerberlawanan arah jarum jam.

Gambar 2.13Truck mixer
b. Truck
Truck merupakan kendaraan yang berfungsi untuk mengangkut material
bangunan ke lokasi proyek. Material bangunan yang diangkut menggunakan
truckseperti tanah, pasir, semen, kerikil, kayu, dan lain sebagainya dari
supplier menuju ke lokasi proyek. Gambar Truckdapat dilihatseperti pada
Gambar 2.14.

16

Gambar 2.14Truck
c. Concrete pump
Concrete pump adalah mesin yang digunakan untuk menyalurkan adukan
beton segardari truk mixer ke lokasi pengecoran yang letaknya sulit dijangkau
oleh truck mixer. Concrete pumpdilengkapi dengan pompa dan lengan untuk
memompa campuran beton ready mix ke lokasi pengecoran. Pipa dan lengan
ini dapat dipasang kombinasi secara vertikal dan horisontal. Pengecoran lantai
yang lebih tinggi dari panjang lengan concrete pump, dapat dilakukan dengan
menyambung

pipa

sehingga

mencapai

ketinggian

dan

posisi

yang

diinginkan.Concrete pump (Gambar 2.15) mempunyai kapasitas 10 s/d 100m3
per jam.

Gambar 2.15Concrete pump
d. Bar bender
Bar

bender

(Gambar

2.16)adalah

alat

yang

digunakan

untuk

mempermudah membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut
sesuai dengan perencanaan.

17

Gambar 2.16Bar bender
e. Bar cutter
Bar cutter(Gambar 2.17)adalah alat yang digunakan untukmemotong
besi tulangan. Pekerjaan akan mengalami kesulitan jika memotong tulangan
secara manual, maka digunakan mesin pemotong agar proses pemotongan
tulangan dapat dilakukan dengan cepat.

Gambar 2.17Bar cutter
f. Betonvibrator
Beton vibrator (Gambar 2.18) berfungsi untuk memadatkan beton pada
saat pengecoran. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan kandungan udara
yang terjebak dalam air campuran beton. Getaran yang dihasilkan oleh
vibrator menyebabkan beton akan mengeluarkan gelembung udara dari beton
sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata.

18

Gambar 2.18Beton vibrator
g. Scaffolding (alat perancah)
Scaffolding (Gambar 2.19) adalah suatu struktur sementara yang
digunakan untuk menyangga beban yang ada diatasnya, seperti manusia, balok
dan plat lantai. Perancah yang digunakanpada proyek ini adalah perancah
frame.Fungsinya adalah untuk menyediakan tatakan elevasi yang mampu
menahan suatu beban tertentu.

Gambar 2.19 Scaffolding(alat perancah)
h. Bekisting
Bekisting berfungsi sebagai cetakan untukpile cap, tie beam, kolom,
balok, dan

plat lantai. Bekisting adalah sebuah cetakan yang bersifat

sementara yang digunakan untuk menahan beton selama dituang dan dibentuk
sesuai bentuk yang diinginkan. Bekisiting akan dibuka kembali setelah
memenuhi standar waktu pengerasan beton yang dibutuhkan.Material yang
digunakan untuk bekisitingkayu yaitu berupa kayu dolken 5/7, 5/10, 8/12 dan
multiplek ukuran 9 mm (Gambar 2.20).

19

Gambar 2.20 Bekisting kayu
i. Rol meteran
Rol meteran digunakan untuk mengukur dan mengecek ukuran
dilapangan yang disesuaikan dengan gambar rencana. Meteran (Gambar 2.21)
digunakan untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi suatu pekerjaan.

Gambar 2.21Meteran
j. Teodolit Total Station (TS)
Teodolit total station merupakan alat yang digunakan untuk menentukan
sudut mendatar dan sudut tegak.Teodolit sering digunakan dalam pengukuran
polygon, pemetaan situasi, pengamatan matahari, dan mengukur luas lokasi.
Proyek inijuga menggunakan teodolit (Gambar 2.22)untuk mengukur sikuan
pada bangunan, sehingga kolom bisa tegak lurus dan pemasangan keramik
akan lebih presisi.

20

Gambar 2.22Teodolit Total Station (TS)
k. Beton decking
Beton decking(Gambar 2.23) adalah beton yang terbuat dari campuran
semen, pasir, dan air. Beton deckingbefungsiuntuk menjaga tebal selimut beton.
Tebal beton deckinguntuk pile cap adalah 5 cm. Tebalbeton decking untuk
balok dan kolom adalah 5 cm, sedangkan plat lantai memiliki ketebalan beton
decking sebesar 2,5 cm.

Gambar 2.23Beton decking
l. Besi S
Besi S digunakan untuk menjaga jarak tulangan agar tulangan bawah dan
tulangan atas tetap berada diposisi seharusnya dan tidak menyatu.Besi S
(Gambar 2.24)digunakan pada pekerjaan pembesian plat lantai. Besi S berupa
tulangan baja polos berdiameter 10 mm yang digunakan pada pekerjaan plat
lantai yang bertujuan sebagai pengendali ketinggian tebal plat lantai tersebut.

21

Gambar 2.24Besi S
m. Sendok semen dan ruskam
Sendok semen(Gambar 2.25) berfungsi untuk mengambil mortar dan
meratakan permukaanbeton yang telah dikerjakan.Ruskam(Gambar 2.26)
berfungsi untuk menghaluskan permukaan beton secara merata.

Gambar 2.25Sendok semen

Gambar 2.26 Ruskam
n. Gerobak dorong
22

Gerobak dorong berfungsi untuk membantu mengangkut material,
sehingga pekerjaan bisa lebih ringan. Pengangkutan pasir, batu dan adukan
beton juga menggunakan gerobak dorong(Gambar 2.27) sebagai alat
angkutnya.

Gambar 2.27Gerobak dorong
o.

Unting-unting
Unting-untingmerupakan alat yang digunakan untuk meluruskan
pasangan bekisting kolom antara bagian atas dan bawah bekisting kolom.
Unting-unting digunakan agar kolom yang dibuat tidak miring dan sesuai
dengan yang direncanakan. Unting-unting(Gambar 2.28)dipasang pada setiap
sisi-sisi kolom, sehingga setiap sisinya bisa tegak lurus dan sesuai dengan
ukuran kolom.

Gambar 2.28Unting-unting
p. Kawat bendrat
Kawat bendrat digunakan sebagai pengikat rangkaian tulangan antara
tulangan satu dengan yang lainnya. Kawat bendrat (Gambar 2.29)digunakan

23

pada tulangan kolom, balok, plat lantai, tie beam dan pile cap sehingga
membentuk suatu rangkaian elemen struktur yang siap dicor.

Gambar 2.29Kawat bendrat
q. Excavator
Excavator adalah salah satu alat berat yang digunakan dalam
pembangunan

Gedung

Kantor

UPT

BKN

di

Bengkulu.

Fungsiexcavator(Gambar 2.30)adalah menggali tanah, memindahkan volume
tanah untuk membuat urugan lantai dasar serta untuk membuat jalur mobilitas
di dalam lokasi proyek.

Gambar 2.30Excavator

24

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Perencanaan Bangunan
Secara umum definisi perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen
proyek yang mencoba meletakan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan
segala program teknis dan administrastif agar dapat diimplementasikan (Husen,
2010).
Tujuan perencanaan struktur adalah melakukan usaha untuk memenuhi
persyaratan spesifikasiproyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan
waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan (Husen, 2010). Suatu
struktur disebut stabil bila tidak mudah terguling, miring, atau tergeser, selama
umur bangunan yang direncanakan ( SNI 03-1729-2002 ).
Perencanaan merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan data,
informasi, asumsi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan dilakukan pada masa
mendatang. Bentuk tindakan tersebut antara lain:
a.
b.
c.
d.

Menetapkan tujuan dan sasaran usaha
Menyusun rencana induk jagka panjang dan pendek
Menyumbang strategi dan prosedur operasi
Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas

maupun pengendalian kegiatan atau pedoman pelaksanaan kegiatan, serta sarana
untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan (Widiasanti, 2013).
Bagian dari struktur yang direncanakan dan memerlukan penanganan
meliputi dimensi, jumlah, dan jenis material struktur yang akan dibangun.
Perencanaan struktur bangunan terdiri dari dua bagian utama yaitu struktur bawah
(sub structure) dan struktur atas (upper structure).
3.2 Bagian Perencanaan
3.2.1 Perencanaan struktur bawah(Sub structure)
Struktur bawah adalah struktur yang terletak di bawah permukaan tanah dan
berfungsi untuk mendukung struktur yang berada di atasnya. Struktur bawah
merupakan bagian strukturyang mempunyai fungsi meneruskan beban bangunan
kedalam tanah pendukung. Perencanaan struktur bawah harus benar-benar
25

optimal, sehingga beban seluruh struktur dapat ditahan oleh lapisan tanah yang
kuat agar tidak terjadi penurunan diatas batas ketentuan, yang dapat menyebabkan
kehancuran atau kegagalan struktur (Kirun, 2013).
Menurut Puspantoro (1996) struktur bawah adalah bagian bangunan yang
berada dibawah permukaan tanah, khususnya pondasi. Pondasi adalah bagian
terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan
yang berada dibawahnya (Hardiyatmo, 1996).
3.2.2 Perencanaan struktur atas(Upper structure)
Struktur atas adalah bagian struktur yang berkaitan langsung dengan fungsi
bangunan dan berhubungan langsung dengan ruang aktivitas pengguna
(Budiutomo, 2013).Struktur bangunan atas harus mewujudkan perancangan
arsitektur sekaligus menjamin segi keamanan dan kenyamanan. Bahan-bahan
yang digunakan dalam bangunan ini mempunyai kriteria perancangan, antara
lain(Budiutomo, 2013):
a.
b.
c.
d.
e.

Kuat.
Tahan api.
Awet untuk pemakaian jangka waktu yang lama.
Mudah didapat dan dibentuk.
Ekonomis (mudah pemeliharaannya).

3.3 Bagian-Bagian Bangunan (Struktur Bawah / Sub Structure)
3.3.1Tie beam
Tie beam adalah balok yang terletak atau bertumpu pada pemukaan
tanah.Tie

beam

sebagai

balok

pengikat

biasanya

digunakan

untuk

menghubungkan antara pile cap satu dengan pile cap yang lainnya. Tie beam juga
berfungsi untuk menopang slab atau plat lantai yang berhubungan langsung
dengan permukaan tanah (Ahadi, 2009).
3.3.2 Pile cap
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter
16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan dan
lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam.

26

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile
menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y
ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh
pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).
Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat
pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan
beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap
juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari
pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah
kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas
beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang
mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu (Kirun, 2013).
3.4 Bagian-Bagian Bangunan (Struktur Atas / Upper Structure)
3.4.1 Kolom
Kolom adalah komponen struktur yang bertugas menyangga beban aksial
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi
lateral terkecil (SNI-03-2847-2002). Sebuah kolom adalah suatu komponen
struktur yang diberi beban tekan sentris atau beban tekan eksentris (Gideon,
1993).Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang
memikul beban dari balok.Kolom meneruskan beban-beban dari elevasi atas ke
elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ketanah melalui fondasi (Nawy,
1998).
Kolom dapat dikategorikan berdasarkan panjangnya.Kolom pendek adalah
kolom yang kegagalannya berupa kegagalan material.Kolom panjang adalah
kolom yang kegagalannya ditentukan oleh tekuk (buckling) (Schodek, 1991).
Kolom dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangannya,
posisi beban pada penampangnya dan panjang kolom dalam hubungannya dengan
dimensi lateralnya (Nawy, 1998).
Nawy (1998) menyatakan bahwa, bentuk dan susunan tulangan pada kolom
dapat dibagi menjadi tiga kategori:

27

a. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan
sengkang. (Gambar 3.1 (a)).
b. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berupa
sengkang atau spiral. (Gambar 3.1 (b)).
c. Kolom komposit terdiri atas beton dan profil baja struktural didalamnya. Profil
baja biasanya diletakkan didalam selubung tulangan biasa. (Gambar 3.1 (c)).

Sumber: Nawy, 1998

Gambar 3.1Jenis Kolom Berdasarkan Bentuk dan Susunan Tulangan
(a) KolomBersengkang; (b) Kolom Berspiral; (c) Kolom
Komposit.
Persyaratandetail penulangan kolom pengikat sengkang lateral menurutSK
SNI T-15-1991-03 yaitu sebagai berikut:
a. Penulangan pokok memanjang kolom berpengikat sengkang berbentuk segi
empat atau lingkaran terdiri dari 4 batang (pasal 3.3.9).
b. Jarak bersih antarabatang tulangan pokok memanjang kolom pengikat
sengkang atau spiral tidak boleh kurang dari 1,5 db atau 40 mm (pasal 3.16.6).
c. Tebal minimum selimut beton pelindung tulangan pokok memanjang untuk
beton berpengikat sengkang tidak boleh kurang dari 40 mm (pasal 3.16.7).
d. Semua batang tulangan non pratekan harus dilingkupi dengan sengkang dan
kait ikat lateral paling sedikit ukuran D-10 (pasal 3.16.7).
3.4.2 Balok
Balok adalah batang dengan posisi horizontal dari rangka struktur bangunan
yang memikul beban yang berasal dari dinding atau dari atap bangunan (SK SNI
T-15-1991-03). Balok merupakan bagian struktur yang berfungsi sebagai
28

pengekang dari struktur kolom. Balok dalam perencanaannya dapat mempunyai
bermacam-macam ukuran atau dimensi sesuai dengan jenis beban yang akan
dipikul oleh balok tersebut.
Balok didefinisikan sebagai elemen struktural untuk menerima gaya-gaya
yang bekerja dalam arah transversal terhadap sumbunya yang mengakibatkan
terjadinya momen lentur dan gaya geser sepanjang bentangnya. Balok merupakan
elemen struktural yang menyalurkan beban-beban dari plat lantai ke kolom
penyangga vertikal. Dua hal utama yang dialami oleh balok ialah tekan dan tarik,
yang antara lain karena adanya pengaruh lentur ataupun gaya lateral (Dipohusodo,
1999).
3.4.3 Plat lantai
Plat lantai adalah elemen tipis yang didukung oleh balok-balok yang
bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Plat lantai direncanakan mampu menahan
beban mati dan beban hidup pada waktu pelaksanaan konstruksi gedung
dioperasikan (Schodek, 1991). Plat lantai yang direncanakan harus kaku, rata,
lurus, dan mempunyai ketinggian yang sama.Fungsi plat lantai yaitu (Murdock
dkk., 1999):
a. Memisahkan ruang bawah dan atas.
b. Menahan beban yang bekerja padanya.
c. Menyalurkan beban ke balok di bawahnya.
d. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.
e. Meredam suara dari ruang atas atau dari ruang bawah.
Plat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut plat satu arah
(dy/dx>2), sedangkan plat yang berdefleksi dalam dua arah yang dipi