S PKH 1103749 chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan tempat belajar pertama yang dilakukan oleh anak
karena dalam keluarga akan terlihat setiap detail perkembangan anak yang ia
lewati.

Pendidikan pertama yang dimiliki oleh anak tentu saja berasal dari

keluarga. Bagaimana ia dapat mengetahui lingkungan di sekitarnya tentu saja
berhubungan dengan stimulasi yang diberikan oleh keluarganya saat anak masih
dalam tahap perkembangan usia balita. Dalam Gunarsa & Yuli (2008, hlm. 17)
bahwa:
Jhon Locke memperkenalkan teori “tabula rasa” mengungkapkan
pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap
perkembangan anak. Ketika dilahirkan seorang anak adalah pribadi yang
masih bersih dan peka terhadap rangsang-rangsang yang berasal dari
lingkungan. Orang tua menjadi tokoh penting yang mengatur rangsangrangsang dalam mengisi “secarik kertas” yang bersih ini.
Orang tua dapat memberikan stimulasi kepada anak karena ia memiliki
pengalaman saat ia menjadi anak-anak atau saat memiliki saudara baru. Namun

lain halnya jika orang tua diberikan tanggung jawab anak berkebutuhan khusus,
mereka akan kesulitan karena minimnya pengalaman dalam pengasuhan dan
pendidikan awal bagi anak berkebutuhan khusus, khususnya anak dengan
hambatan motorik Cerebral Palsy karena ia tidak dipersiapkan untuk menjadi
orang tua dari anak cerebral palsy. Tidak aneh jika orang tua merasa kesulitan
dalam merawat dan mendidik anak cerebral palsy karena minimnya tempat untuk
bertukar pengalaman dalam merawat anaknya. Kesulitan ini akan dirasakan
seperti yang disebutkan Stoneman (dalam Smith, Romski, dkk. 2011, hlm. 135),
“parents raising a child with disability face challenges that may not be shared by
parents of typically children.” Sebagai orang tua tentu akan sulit berbagi untuk
mendiskusikan permasalahan anaknya karena permasalahan anak berkebutuhan
khusus memang tidak luas dikenal. Termasuk permasalahan pada anak cerebral
palsy.

Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2


Peter Rosenbaum (2006, hlm 9) menjelaskan bahwa cerebral palsy adalah
gangguan permanen atau menetap pada perkembangan gerak atau motorik dan
sikap tubuh yang menyebabkan keterbatasan aktivitas, yang dikaitkan dengan
gangguan yang bersifat mundur yang terjadi pada perkembangan janin atau otak
bayi. Gangguan motorik pada anak cerebral palsy seringnya disertai dengan
gangguan sensasi, persepsi, kognisi, komunikasi, dan perilaku, gangguan epilepsi,
dan

permasalahan

muskuloskeletal

sekunder.

Permasalahan-permasalahan

tersebut akan terlihat pada masa usia dini. Di masa ini pula terkadang orang tua
mengalami dilematis dalam penerimaan anak cerebral palsy, karena hambatan
yang dimiliki oleh anak sangat terlihat perbedaannya diantara anak tipikal.

Sehingga permasalahan orang tua anak cerebral palsy tentu akan menjadi sangat
kompleks. Permasalahan ini muncul dan dirasakan sangat berat biasanya ketika
anak cerebral palsy ini masih berusia dini.
Usia dini merupakan kelompok usia yang berada dalam perkembangan unik,
karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan
golden age (masa keemasan). Golden age merupakan waktu paling tepat untuk

memberikan stimulasi yang kuat kepada anak. Pada masa keemasan ini, kecepatan
perkembangan otak sangat signifikan. Slamet Suyanto (2003, hlm. 6) menjelaskan
bahwa Golden age merupakan masa yang sangat tepat untuk menggali segala
potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Masa ini peran orang tua sangat
penting dalam memberikan stimulasi kepada anak sehingga anak dapat melewati
setiap perkembangannya dengan baik. Terlebih anak cerebral palsy yang memang
memiliki permasalahan dalam perkembangannya. Di masa perkembangan anak
cerebral palsy, biasanya mereka memiliki perkembangan yang terlambat. Untuk

mengejar keterlambatan ini peran orang tua sangat dibutuhkan dalam memberikan
stimulasi kepada anak, sehingga keterlambatan dalam perkembangan yang anak
hadapi tidak terlalu jauh dari perkembangan anak tipikal.
Salah satu keterlambatan perkembangan yang anak cerebral palsy hadapi

adalah kemampuan motorik tangan. Kemampuan motorik tangan adalah
kemampuan pertama yang dimiliki anak dalam perkembangan fisik di usia dini.
Saat menginjak umur nol tahun, kemampuan motorik tangan ini harus distimulasi
sejak dini. Karena kondisi anak cerebral palsy yang sangat beragam terutama
Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

keadaan motorik halus dan kasar yang mengalami hambatan memungkinkan anak
mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Activity Daily
Living). Sedangkan kemandirian anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari

tersebut harus dilatih sedini mungkin sehingga kemampuan melakukan aktivitas
sehari-hari tersebut dapat dilakukan oleh dirinya sendiri dan hal ini pun
membutuhkan latihan yang optimal dan berkelanjutan.
Ketika keluarga mengetahui anaknya mengalami hambatan ataupun
keterlambatan di dalam perkembangan maka orang tua akan berkonsultasi dengan

dokter anak ataupun psikolog. Lalu sebisa mungkin mengupayakan untuk
diberikan intervensi dini. Intervensi dini merupakan upaya pertolongan pada anak
yang mengalami hambatan. Intervensi dini berupa pendidikan atau pelatihan yang
ditujukan untuk mempersiapkan anak dalam menghadapi kehidupan „yang
sebenarnya‟. Ketika mengupayakan intervensi dini, biasanya orang tua
memberikan terapi-terapi yang dianjurkan oleh dokter anak atau psikolog dan hal
ini memberikan paradigma kepada orang tua bahwa ia telah menolong anaknya.
Namun di sisi lain, orang tua merupakan pendidik utama saat anak berusia nol
sampai enam tahun. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam usia ini karena
waktu anak bersama orang tua lebih banyak daripada dengan para terapis.
Kefektifan dalam mencapai perkembangan anak pun akan berbeda apabila
intervensi dini ini dilakukan secara terus menerus, dengan kata lain bahwa orang
tua seharusnya ikut terlibat dalam intervensi dini. Bagaskorowati (2010, hlm. 87)
menyatakan bahwa “pada dasarnya intervensi bertujuan menstimulasi perubahan
sebuah sistem yang mencakup anak, orang tua, sekolah, masyarakat, dan
pemerintah yang menghendaki hasil-hasil positif secara bersama-sama”.
Intervensi dini untuk anak cerebral palsy hendaknya menempatkan orang
tua menjadi fokus utamanya. Sejalan dengan pernyataan dalam Individual with
Disabilities Education Act Amandement (IDEA) tahun 1997 yang mengamanatkan


“orang tua adalah fokus dalam meningkatkan perkembangan komunikasi,
kognitif, sosial, emosional, dan motorik anak”.
Orang tua merupakan orang pertama yang paling bertanggung jawab
terhadap perkembangan anaknya. Pendidikan pertama yang dilalui anak pun
berasal dari orang tua. Oleh sebab itu, orang tua sangat perlu memiliki
Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan agar mereka dapat memberikan
pendidikan dan pengasuhan yang optimal kepada anaknya dan mengoptimalkan
waktu yang dimiliki antara anak dengan orang tua untuk mengejar keterlambatan
dalam perkembangan motorik anak. Untuk mendapatkan keterampilan tersebut,
kita

sebagai


guru

pendidikan

khusus

sudah

seharusnya

memberikan

pendampingan dan bimbingan dalam melakukan proses mendidik dan merawat
anaknya di dalam lingkungan keluarga.
Pada observasi awal yang dilakukan di rumah subjek penelitian yaitu di
daerah Dago, Bandung, diketahui bahwa kondisi motorik tangan pada subjek yang
berinisial S.S.A yang saat ini berusia 4 tahun mengalami cerebral palsy tipe
Spastic dan mengalami gangguan pada perkembangan motorik tangan.

Kemampuan S.S.A dalam perkembangan motorik tangan dalam memegang benda

hanya pada memegang benda tersebut dengan mengenggam oleh tangannya.
Sehingga untuk melakukan kegiatan motorik tangan biasanya S.S.A masih
memerlukan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba
melatih kemampuan motorik tangan SSA dengan program yang sudah disesuaikan
dengan kebutuhan S.S.A serta melibatkan langsung perang orang tua khususnya
ibu anak untuk melakukan intervensi motorik tangan pada S.S.A yang sebelumnya
telah diberikan pelatihan untuk bekal kemampuan orang tua dalam melatih
kemampuan motorik tangan S.S.A.
Melihat usia S.S.A yang masih pada masa anak usia dini dan masih
memiliki banyak waktu dengan orang tuanya maka intervensi dini bersumber daya
keluarga ini dapat membantu mengembangkan kemampuan motorik tangan S.S.A
dengan melatih orang tua untuk melakukan intervensi motorik tangan pada anak
berupa intervensi dini yang melibatkan gerakan tangan, lengan, pergelangan
tangan, hingga jari-jari. Setelah orang tua memiliki kemampuan untuk melatih
motorik tangan anak, orang tua pun dilatih untuk memiliki kemampuan intervensi
kemampuan memegang benda untuk melakukan aktivitas sehari-hari dalam hal
makan dan minum. Dengan adanya intervensi dini bersumber daya orang tua ini
diharapkan orang tua dapat berperan aktif dalam memberikan intervensi kepada
anaknya secara optimal dan kontinu.


Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Berdasarkan

latar

belakang

tersebut

mendorong

peneliti

untuk


melaksanakan penelitian tentang pelatihan intervensi dini bersumber daya
keluarga dalam meningkatkan kemampuan motorik tangan anak cerbral palsy
usia dini.
Jika anak cerebral palsy spastic tidak dilatih kemampuan motorik
tangannya sejak usia dini, maka anak akan mengalami kesulitan dalam
mengerjakan aktivitas sehari-hari yang memerlukan kemampuan motorik tangan
seperti kegiatan makan dan minum.
Pada penelitian ini diharapkan menjadi salah satu solusi dalam hal
intervensi dini, serta menjadi inovasi baru yang bisa diterapkan kepada anak saat
anak masih usia dini yang memang memiliki banyak waktu bersama keluarga agar
kemampuan motorik tangan dapat terus dilatih.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan yang berkaitan dengan intervensi dini bersumber daya keluarga
untuk anak cerebral palsy dengan keterlambatan perkembangan motorik tangan
sebagai berikut:
1.


Kurang tepatnya metode yang digunakan dalam memberikan intervensi dini
kepada anak cerebral palsy sehingga perkembangannya lambat.

2.

Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang dalam intervensi dini anak
cerebral palsy yang optimal.

3.

Kurang intensifnya intervensi dini yang dilakukan oleh orang tua kepada
anaknya di usia dini.

4.

Kurangnya media yang dapat digunakan untuk mengintervensi dini anak
cerebral palsy.

5.

Kurang percaya dirinya orang tua dalam mengintervensi anaknya di usia dini.

6.

Belum ada suatu upaya dalam meningkatkan kemampuan orang tua untuk
intervensi dini anak cerebral palsy dengan keterlambatan perkembangan
motorik tangan.

7.

Kurangnya bimbingan dari para ahli yang diberikan kepada orang tua untuk
mengintervensi dini anaknya.

Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi cerebral palsy. Adapun pembatasan masalah
dalam penelitian ini dititikberatkan pada pengaruh intervensi dini bersumber daya
keluarga terhadap peningkatan kemampuan motorik tangan anak cerebral palsy
usia dini. Hal yang akan diteliti yaitu bagaimana intervensi dini bersumber daya
keluarga ini dapat meningkatkan kemampuan motorik tangan anak cerebral palsy
usia dini. Kemampuan motorik tangan yang akan diteliti yaitu terfokus pada
kemampuan motorik tangan untuk melakukan kegiatan sehari-hari (Activity Daily
Living) yaitu makan dan minum. Aspek-aspek yang akan diteliti terfokus kepada

kemampuan motorik tangan yang menunjang kegiatan makan dan minum tersebut
seperti memegang benda dan mengangkat benda.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah intervensi dini bersumber daya keluarga dapat meningkatkan
kemampuan motorik tangan anak cerebral palsy usia dini?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan hasil penelitian ini diharapkan menjadi metode yang digunakan
dalam memberikan intervensi kepada anak cerebral palsy usia dini, untuk
mengejar keterlambatan perkembangan kemampuan motorik tangan. Tujuan dan
manfaat penelitian ini dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu:
1.

Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan
gambaran yang jelas mengenai peningkatan kemampuan motorik tangan
anak cerebral palsy usia dini melalui intervensi dini bersumber daya
keluarga.

Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus diadakannya penelitian ini adalah untuk:
1) Memperoleh gambaran kemampuan motorik tangan anak cerebral
palsy sebelum diberikan intervensi dini bersumber daya keluarga.

2) Memperoleh gambaran kemampuan motorik tangan anak cerebral
palsy setelah diberikan intervensi dini bersumber daya keluarga.

3) Memperoleh pengaruh intervensi dini bersumber daya keluarga
dalam meningkatkan kemampuan motorik tangan anak cerebral
palsy usia dini.

2.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis

yaitu mengembangkan disiplin ilmu pendidikan khusus mengenai intervensi
dini bersumber daya keluarga dalam meningkatkan kemampuan motorik
tangan anak Cerebral Palsy usia dini serta mendorong peneliti lainnya untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut.
Selain itu dari hasil penelitian ini diharapakan juga dapat memberikan
manfaat secara praktis yaitu menambah wawasan dan terjadinya perubahan
sikap dan perilaku orang tua dalam memberikan intervensi kepada anak.
Khususnya intervensi dini bersumber daya keluarga terhadap anak Cerebral
Palsy di rumah sehingga kemampuan motorik tangan anak dapat berkembang

secara optimal. Secara empiris di lapangan hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi para guru atau para ahli dalam pendidikan khusus untuk
menerapkan intervensi dini bersumber daya keluarga dalam meningkatkan
kemampuan motorik tangan anak cerebral palsy usia dini di lingkungan
keluarga.

F. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini,
berikut akan dideskripsikan bagian-bagian yang menjadi pokok bahasan:
Bab I Membahas tentang latar belakang penelitian. Adapun latar belakang dari
penelitian ini adalah keterlambatan perkembangan motorik tangan anak cerebral
palsy usia dini yang harusnya diberikan intervensi dini. Karena pada saat usia dini
Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

anak masih berada di lingkungan keluarga, maka peran orang tua dalam
memberikan intervensi sangat penting, sehingga orang tua sangat perlu memiliki
keterampilan untuk memberikan pendidikan dan pengasuhan yang optimal kepada
anaknya. Kita pun selaku guru pendidikan khusus perlu mengupayakan untuk
pemenuhan kebutuhan orang tua dalam pengetahuan memberikan intervensi
kepada anaknya supaya dalam peningkatan kemampuan motorik ini dapat berjalan
secara optimal. Maka hal-hal tersebut mendorong penulis untuk pelaksanaan
penelitian dan pengkajian terhadap intervensi dini bersumber daya keluarga dalam
meningkatkan kemampuan motorik tangan anak cerebral palsy usia dini.
berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka pada baba I ini akan menungkap
tentang identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan skripsi.
Bab II Membahas tentang landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang
berhubungan dengan judul dan permasalahan penelitian khususnya mengenai teori
tentang anak cerebral palsy, perkembangan motorik tangan anak, juga mengenai
intervensi dan orang tua. Adapun fungsi dari kajian teoritis yaitu sebagai landasan
dalam analisis temuan di lapangan. Selain itu, pada bab II ini membahas pula
mengenai penelitian terdahulu yang relevan dan kerangka berpikir.
Bab III Membahas tentang metode penelitian. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode eksperimen dan pendekatan Single
Subject Research (SSR) dengan desain A1-B-A2 . untuk memperoleh data

penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes perbuatan,
wawancara mendalam, dan observasi. Selain itu pada bab ini juga akan dibahas
mengenai variabel penelitian, instrumen penelitian, subyek dan lokasi penelitian,
teknik pengumpulan dan pengolahan data penelitian.
Bab IV Membahas hal-hal yang penting dalam penelitian. Adapun hal pokok
yang disajikan diantaranya hasil pengujian validitas, hasil penelitian dan analisis,
temuan-temuan penelitian serta pembahasan yang terkait dengan intervensi dini
bersumber daya keluarga dalam meningkatkan kemampuan motorik tangan anak
cerebral palsy usia dini.

Bab V Membahas penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap hasil penelitian
yang disajikan dalam bentuk kesimpulan dan saran.
Nita Nitiya Intan Tanbrin, 2015
PENGARUH INTERVENSI DINI BERSUMBER DAYA KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK TANGAN ANAK CEREBRAL PALSY USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu