Renstra Dinas Ketahanan Pangan

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan prioritas nasional dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 yang difokuskan pada
peningkatan

ketersediaan

pangan,

pemantapan

distribusi

pangan,


percepatan

penganekaragaman pangan, dan pengawasan keamanan pangan segar sesuai dengan
karakteristik daerah. Pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan melalui berbagai upaya
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai
perwujudan pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi sebagai bagian pembangunan secara
keseluruhan.
Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan
memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu : (a) sub system ketersediaan pangan
melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, (b)
sub sistem distribusi pangan melalui pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta (c)
sub sistem konsumsi pangan melalui peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan.
Dengan demikian, program-program pembangunan pertanian dan ketahanan pangan tersebut
diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang kondusif,
menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Kerinci Tahun 20142019 yang telah disusun bertujuan untuk memberikan arah dan pedoman terhadap semua
program pembangunan yang dilakukan pemerintah,

RPJMD ini merupakan acuan dan


sekaligus koordinasi dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pada masingmasing Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) untuk periode 5 tahun mendatang, serta
nantinya digunakan sebagai tolok ukur untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Bupati
Kerinci selama periode pemerintahan 2014-2019.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Kerinci Tahun 2014 - 2019, peningkatan ketahanan pangan merupakan salah satu program
strategis prioritas yang harus dilakukan dan merupakan prioritas pembangunan untuk
menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan pendapatan. Ketersediaan pangan bagi
masyarakat miskin merupakan hal sangat esensial, oleh karena itu program ini penting untuk
dijalankan. Tujuan
1

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

program ini adalah memperkuat ketahanan pangan daerah dengan meningkatkan
keragaman produksi, ketersediaan pangan yang bersumber dari pangan ternak, ikan, tanaman
pangan, hortikultura dan kebun serta produk olahannya, dan memfasilitasi ketersediaan input
keperluan usaha pada sektor pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, serta
membentuk kelembagaan pangan yang mampu meningkatkan produksi dan memperlancar
saluran distribusi pangan antar kota, kabupaten dan desa.

Rencana Strategis merupakan proses sistematik yang berkelanjutan dari keputusan
yang beresiko

dengan

memanfaatkan sebanyak-banyaknya

pengetahuan antisifatif,

mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan
mengukur hasil melalui umpan balik yang terorganisasi dan rapi.
Dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci,
diharapkan

dapat menjadi arah dan pedoman penyelenggaraan pembangunan di bidang

ketahanan pangan, menterjemahkan perencanaan pembangunan setiap tahun dengan program
dan kegiatan yang fokus dan terukur serta menunjang pencapaian sasaran pembangunan
Kabupaten Kerinci..


Kondisi geografis Kabupaten Kerinciyang terdiri dari gugusan

Pegunungan Bukit Barisan, dengan dikelilingi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
dengan jarak antar satu daerah dengan daerah lainnya relatif cukup berjauhan, dengan
ketersediaan sarana maupun prasarana perhubungan dan telekomunikasi masih sangat
terbatas. Kondisi ini berdampak pada keterisolasian daerah, kesenjangan/disparitas ekonomi
antar daerah dan kurang lancarnya arus mobilitas barang dan orang antar satu daerah dengan
daerah lainnya. Untuk itu perlu direncanakan dan dilaksanakan program-program
pembangunan yang dapat menjawab tantangan ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
kemampuan Pemerintah Daerah.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Rencana Strategis Dinas Ketahanan
PanganKabupaten Kerinci (Renstra DKP) Kabupaten Kerinci2014-2019 perlu dioptimalisasi
penyusunannya sejalan dengan perubahan dinamis situasi dan kondisi kebutuhan masyarakat
dan kemampuan Pemerintah Daerah dalam rangka mencapai Visi “TERWUJUDNYA
KERINCI YANG LEBIH BAIK”Tahun 2019.
1.2. Landasan Hukum
Landasan Idiil dari Renstra Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci adalah
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, sedangkan landasan operasional meliputi seluruh

2


Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

ketentuan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan
daerah. Ketentuan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia Nomor: VII/MPR/2001
Tentang Visi Indonesia Masa Depan;
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Pembendaharaan Negara;
4. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
7. Undang-Udang Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
9. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012
TENTANG PANGAN

10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban
Kepala Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah;
13. Peraturan

Pemerintah

Nomor

6

Tahun

2008

tentang

Pedoman,Evaluasi


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
15. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
3

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

18. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kab. Kerinci Tahun 2007
Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 8), sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci Tahun
2008 Nomor 6);
19. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Pembentukan, Organisaasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kerinci (Lembaran Daerah Kabupaten Kerinci
Tahun 2016 Nomor 05),
20. Peraturan Bupati Kerinci Nomor 42 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan.

1.3.

Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud
Optimalisasi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci 2014-2019
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Kabupaten
Kerinci 2014-2019 yang telah disusun dalam

rangka memberikan arah dan pedoman

terhadap semua kegiatan pembangunan sektor ketahanan pangan selama 5 (lima) tahun

kedepan. Selain itu sebagai acuan sekaligus perangkat koordinasi dengan dinas/instansi
terkait dalam penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsi Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci dibidang ketahanan pangan.

1.3.2 Tujuan
Penyusunan Resntra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci bertujuan untuk
lebih memantapkan terselenggaranya kegiatan prioritas Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Kerinci dalam turut mendukung suksesnya pencapaian indikator sasaran pembangunan
daerah yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019.

1.4 Sistematika Penyusunan
Renstra Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci tahun 2014-2019 ini disusun
menurut Permendagri nomor 54 tahun 2010, dengan sistematika sebagai berikut :
4

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan
Renstra, maksud dan tujuan penyusunan Renstra serta sistematika penulisan renstra.

BAB II. Gambaran Pelayanan, Tugas dan Fungsi
Memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Kerinci, sumber daya yang dimiliki Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci,
kinerja pelayanan hingga saat ini, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan
ketahanan pangan..
BAB III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci, telaahan visi, misi dan program,
telaahan renstra Departemen Perhubungan dan Renstra Dinas

Ketahanan

PanganKabupaten Kerinci., Provinsi, serta penentuan isu-isu strategis Dinas
Ketahanan PanganKabupaten Kerinci.
BAB IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Bab ini berisi visi dan misi Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci., tujuan dan
sasaran jangka menengah Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci, serta strategi
dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah Dinas Ketahanan
PanganKabupaten Kerinci.
BAB V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan

PendanaanIndikatif
Memuat rencana program dan kegiatan Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci
selama 5 (lima) tahun kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif.
BAB VI. Indikator Kinerja yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Bab ini memuat indikator kinerja Dinas Ketahanan PanganKabupaten Kerinci yang
terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten
Kerinci.
BAB VII. Penutup
Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen Renstra Dinas
Ketahanan PanganKabupaten Kerinci, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini
mampu menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh Dinas
Ketahanan PanganKabupaten Kerinci.
5

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN KERINCI

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Ketahanan PanganKabupaten
Kerinci
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Kerinci dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah (Perda) Kabupaten Kerinci Nomor 05 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten kerinci. Ketahanan Pangan merupakan Urusan
Wajib Tugas Umum Pemerintahan di daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 7
tahun 1996 tentang Pangan yang telah diperbaharui dengan UU no. 18 tahun 2012 tentang
Pangan serta Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat
Daerah. Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam
melaksanakan penyusunan danpelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Kerinci melalui Sekretaris
Daerah.
Berdasarkan Peraturan Bupati Kerinci Nomor 44 Tahun 2016 Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Kerinci mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi
dan perumusan kebijakan penyeimbangan distribusi, penganekaragaman konsumsi dan
kewaspadaan pangan daerah. Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan daerah di bidang ketersedian pangan, kerawanan pangan,
ditribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan
pangan.
2. Pelaksanaan kebijakan daerah dibidang ketersedian pangan, kerawanan pangan,
distribusi pangan, panganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan .
3. Kaoordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung dibidang ketersediaan pangan,
kerawanan pangan, distribusi pangan, cadangan pangan, penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan,.

6

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang dibidang ketersedian pangan,
kerawanan pangan, distribusi pangan, panganekaragaman konsumsi dan keamanan
pangan.
5. Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan di bidang
dibidang

ketersedian

pangan,

kerawanan

pangan,

distribusi

pangan,

panganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan.
6. Pelaksanaan administrasi Dinas Ketahanan Pangan.
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Oleh Bupati.

Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
dengan dibantu oleh seorang Sekretaris, 2 (dua) orang Kepala Bidang, dan 2 (dua)
orang Kepala Sub Bagian, serta 6 (enam) orang Kepala Seksi dengan kedudukan
esselon sebagai berikut:
1. Kepala Dinas (esselon II/b)
2. Sekretaris (esselon III/a)
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (esselon IV/a)
b. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi (esselon IV/a)
3. Bidang ketersediaan dan Distribusi pangan (esselon III/b) terdiri dari :
a. Seksi Distribusi Pangan ( esselon IV/a)
b. Seksi ketersediaan Pangan (esselon IV/a)
c. Seksi kerawanan Pangan (esselon IV/a)
4. Bidang Konsumsi dan keamanan pangan (esselon III/b) terdiri dari :
a. Seksi konsumsi pangan (esselon IV/a)
b. Seksi penganekaragaman Pangan (esselon IV/a).
c. Seksi keamanan Pangan (esselon IV/a)
Struktur organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada
Gambar sbb:

7

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KERINCI
KEPALA DINAS

SUBBAGIAN
SEKRETARIS

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN PERENCANAAN
DAN EVALUASI

BIDANG KETERSEDIAAN DAN
DISTRIBUSI PANGAN

BIDANG KONSUMSI DAN
KEAMANAN PANGAN

SEKSI KETERSEDIAAN PANGAN

SEKSI KONSUMSI PANGAN

SEKSI DISTRIBUSI PANGAN

SEKSI PENGANEKARAGAMAN
PANGAN

SEKSI KERAWANAN PANGAN

SEKSI KEAMANAN PANGAN

SUB BAGIAN UMUM

8

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

2.2 Sumber Daya Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci terdiri dari jabatan 1 Kepala Dinas
(pejabat eselon II.b), 1 Sekretaris (eselon III.a), 2 Kepala Bidang (eselon III.b), 2 Kepala Sub
Bagian dan 6 Kepala Seksi (eselon IV.a). Personil keseluruhan sejumlah 46 orang, terdiri dari
PNS 21 orang (45,7%) dan honorer 25 orang (54,3%). Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari
laki-laki 24 orang (52,2%) dan perempuan 22 orang (47,8%). Berdasarkan golongan ruang
terdiri dari : Golongan I/a sejumlah 0 orang (0 %), golongan I/c 0 orang (0 %), golongan I/d 0
(0%), golongan II/a 0 orang (0 %), golongan II/b 0 orang (0 %), golongan II/c 0 orang (0%),
golongan II/d 0 orang (0 %), golongan III/a 5 orang (23,8%), golongan III/b 2 orang (9,5 %),
golongan III/c 3 orang (14,3%), golongan III/d 6 orang (28,6%), golongan IV/a 3 orang
(14,3%), golongan IV/b 2 orang (9,5%), golongan IV/c 0 orang (0%),.
Daftar nominatif pegawai berdasarkan golongan ruang dapat dilihat pada Tabel 2.1
sedangkan daftar nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel
2.2.

9

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

TABEL 2.1
DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA HONORER
BERDASARKAN GOLONGAN RUANG DAN JENIS KELAMIN

Golongan/
ruang

Sekretariat
L

P

Bidang Ketersediaan Bidang Konsumsi
dan distribusi
dan Keamanan
Pangan
Pangan
L
P
L
P

Jumlah
L

Total

P

I/a
I/b
I/c
I/d
II/a
II/b
II/c
II/d
III/a

3

III/b

1

III/c

1
1

IV/a
1

1
1

2

III/d

IV/b

1

2

1

1

1

1

1

1

1

IV/c
IV/d
IV/e
Honorer
JUMLAH
TOTAL
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Maret, 2017).

10

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

Tabel 2.2
DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI (PNS)
BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Pendidikan

Sekretariat
L

P

Bidang
Bidang Konsumsi
Ketersediaan dan dan Keamanan
distribusi Pangan
Pangan
L
P
L
P

Jumlah
L

Total

P

SD/MI
SLTP/MTS
SMA/MA

2

D1
D2
D3

1

2

S1

1

2

S2

1

2

4

2

3

JUMLAH
TOTAL
Sumber: Subbag Umum dan Kepegawaian (Maret, 2017)

11

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

2.2.2. Sarana dan Prasarana
Dalam melaksanakan tugas Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci didukung
sarana dan prasarana sebagaimana Tabel 2.3 berikut :

TABEL 2.3
DAFTAR SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN
DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KERINCI

NO.

JENIS SARANA DAN PRASARANA

SATUAN

JUMLAH

1

Mobil Jabatan Kepala Dinas

Unit

1

2

Mobil Operasional

Unit

1

3

Kendaraan roda dua

Unit

12

4

Komputer PC

Unit

9

5

Lap Top

Unit

8

6

Mesin ketik

Buah

0

7

AC

Unit

1

8

Filling Cabinet

Buah

9

9

Almari kayu

Buah

2

10

Almari besi

Buah

6

11

Meja Biro

Unit

6

12

Meja setengah Biro

Buah

25

13

Meja rapat

Buah

16

14

Kursi Rapat susun

Buah

35

15

Kursi Kerja Putar

Buah

11

16

Printer

Unit

10

17

Faxcimile

Unit

1

18

Infocus

Buah

1

19

Wereless

Unit

2

20

Sound System

Unit

2

21

Speedy/indihome

Unit

1

22

Handycam

Unit

1

23

Camera Digital

Unit

2

24

Antena Parabola

Unit

1

25

GPS

Unit

2
12

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

NO.

JENIS SARANA DAN PRASARANA

SATUAN

JUMLAH

26

Digital Receiver

Unit

1

27

Mesin Rumput

Unit

1

Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Maret, 2017)

13

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

BAB III
ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Kerinci mengemukakan beberapa isu strategis yang krusial yang dihadapi
oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci berdasarkan identifikasi permasalahan,
telaah visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati Kerinci, serta telaahan Renstra Dinas
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Jambi.

2.1. Identifikasi Permasalahan, Potensi dan Tantangan Berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci
3.1.1. Permasalahan
Dalam upaya melanjutkan pembangunan ketahanan pangan yang mengarah pada
kemandirian pangan, masih banyak permasalahan yang dihadapi, baik dalam aspek:
ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, penyediaan cadangan pangan,
penganekaragaman konsumsi pangan, penanganan keamanan pangan, kelembagaan
ketahanan pangan, maupun manajemen ketahanan pangan.

1. Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Ketahanan pangan pada tataran nasional, merupakan kemampuan suatu bangsa untuk
menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang
layak, aman, dan halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan dan berbasis keragaman
sumberdaya lokal. Terkait definisi tersebut, maka permasalahan ketersediaan dan kerawanan
pangan dihadapkan pada :
a. Produksi dan kapasitas produksi pangan semakin terbatas, karena:
(1) berlanjutnya konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian;
(2) menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan lingkungan;
(3) semakin terbatas dan tidak pastinya ketersediaan air untuk produksi pangan
akibat kerusakan hutan;

14

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

(4) tingginya kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim serta bencana alam,
sehingga kualitas lingkungan dan fungsi perlindungan alamiah semakin
berkurang;
(5) masih tingginya proporsi kehilangan hasil panen pada proses produksi,
penanganan hasil panen, danpengolahan pasca panen, yang berdampak pada
penurunan kemampuan penyediaan pangan;
(6) tidak terealisasinya harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi;
(7) terbatasnya dukungan permodalan di pedesaan;
(8) lambatnya penerapan teknologi akibat kurangnya insentif ekonomi;
(9) masih berlanjutnya pemotongan ternak betina produktif sebagai sumber protein
hewani;
(10) adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan ternak, sehingga
mengganggu upaya peningkatan produktivitas.
b. Jumlah permintaan pangan semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk, pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, dan berkembangnya
penggunaan pangan seiring maraknya perkembangan pariwisata hotel, dan rumah
saku.
c. Adanya persaingan penggunaan bahan pangan untuk bio energy dan pakan ternak.
d. Kerawanan pangan, karena adanya kemiskinan, terbatasnya penyediaan infrastruktur
dasar pedesaan, potensi sumberdaya pangan yang rendah, rentannya kesehatan
masyarakat di daerah terpencil, dan sering terjadinya bencana alam.
e. Hasil analisis ketersediaan pangan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai
dasar perencanaan dan pelaksanaan program.
f. Pembinaan dan pemberdayaan kemandirian pangan pada desa rawan pangan dan
kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan infrastuktur
serta kemampuan SDM tenaga pendamping dan penyuluh lapangan.
g. Penyediaan hasil analisis, peta kerawanan pangan serta hasil kajian ketahanan pangan
yang akurat, masih terbatas dan belum tersedia secara periodik.
h. Hasil kajian akses pangan belum ditindaklanjuti dengan kegiatan intervensi sehingga
bila terjadi masalah yang berkaitan dengan akses tersebut belum bisa dilakukan upaya
pemecahannya secara optimal.

15

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

i. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) sebagai instrumen isyarat dini (early
warning system) pencegahan kerawanan pangan belum seluruhnya dilakukan oleh
Pemerintah Daerah.

2. Distribusi, Harga dan Cadangan Pangan
Stabilitas pasokan dan harga merupakan indikator penting yang menunjukkan kinerja
subsistem distribusi.Beberapa permasalahan terkait dengan aspek distribusi, yaitu belum
memadainya prasarana dan sarana distribusi untuk menghubungkan lokasi produsen dengan
konsumen di seluruh wilayah yang menyebabkan kurang terjaminnya kelancaran arus
distribusi pangan.Hal ini dapat menghambat akses fisik dan berpotensi memicu kenaikan
harga, sehingga dapat menurunkan kualitas konsumsi pangan. Ketidaklancaran proses
distribusi juga merugikan produsen, karena disamping biaya pemasaran yang mahal, hasil
pertanian merupakan komoditi yang mudah susut dan rusak. Selain itu, ketidakstabilan harga
memberatkan petani.Dengan sifat produksi yang musiman, penurunan harga pada saat panen
cenderung merugikan petani.Sebaliknya, pada saat tertentu, harga pangan meningkat dan
menekan konsumen, tetapi peningkatan harga tersebut tidak banyak dinikmati para petani
sebagai produsen.
Permasalahan lainnya adanya pengaruh melonjaknya harga pangan dunia, misalnya
beras dan kedelai sebagai akibat kenaikan harga di dalam negeri karena ketergantungan
terhadap ekspor pangan.Dalam era otonomi daerah, banyak peraturan daerah yang
berdampak menghambat secara fisik arus distribusi pangan berupa peningkatan biaya
distribusi pangan untuk kepentingan pemasukan keuangan daerah yang pada akhirnya
dibebankan kepada konsumen.
Permasalahan dalam proses distribusi pangan antara lain adalah terbatasnya dan/atau
kurang memadainya sarana dan prasarana transportasi, kondisi iklim yang tidak menentu
(akibat kondisi musim hujan yang tidak bersahabat, sehingga banyak jalan yang rusak,
karena bencana banjir.
Permasalahan teknis dalam proses distribusi ini berdampak terhadap melonjaknya
ongkos angkut. Konsekuensi dari ongkos angkut yang tinggi akan berdampak terhadap harga
pada tingkat konsumen akan melonjak. Sebaliknya, harga pada tingkat produsen akan jatuh.
Tingginya harga pangan mengakibatkan aksesibilitas konsumen secara ekonomi menurun,
maka kondisi ketahanan pangan tentu terganggu.

16

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

Lamanya waktu tempuh dalam pengangkutan bahan pangan segar pada saat terjadi
gangguan transportasi, baik karena kondisi infrastruktur jalan maupun cuaca, akan
memperbesar persentase bahan pangan yang rusak. Masalah kelangkaan pangan disuatu
wilayah berdampak terhadap harga-harga pangan akan melambung sangat tinggi yang
berakibat pada terlampauinya tingkat inflasi dari tingkat inflasi yang telah ditetapkan.
Walaupun pemerintah telah menjamin kecukupan stok beras, namun kecukupan stok
pangan tersebut tidak dapat menjamin stok pangan di pasar cukup sehingga jika stok di pasar
tidak cukup maka akan berdampak terhadap harga pangan di pasar dapat membumbung
tinggi.
Masalah lainnya dalam rangka mendukung distribusi, harga dan cadangan pangan
adalah data dan informasi, SDM dan kelembagaan di provinsi dan kabupaten/kota yang yang
bertanggung jawab terhadap akurasi dan pengelola data yang terkait dengan ketersediaan
pangan, harga pangan, dan cadangan pangan di provinsi/kabupaten/kota/desa untuk dapat
digunakan dalam merumuskan kebijakan distribusi, stabilsasi harga dan pasokan pangan
serta kondisi cadangan pangan di provinsi/kabupaten/kota/masyarakat.

3. Penganekaragaman, Pola Konsumsi Pangan, dan Keamanan Pangan
Kualitas dan kuantitas konsumsi pangan sebagian besar masyarakat masih rendah,
yang dicirikan pada pencapaian Pola Pangan Harapan (PPH). Kondisi tersebut, tidak terlepas
dari berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan menuju pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman,
antara lain: (a) keterbatasan kemampuan ekonomi dari keluarga; (b) keterbatasan
pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi; (c) adanya kecenderungan penurunan
proporsi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal; (d) lambatnya perkembangan,
penyebaran, dan penyerapan teknologi pengolahan pangan lokal untuk meningkatkan
kepraktisan dalam pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, nilai sosial, citra, dan daya terima;
(e) adanya pengaruh globalisasi industri pangan siap saji yang berbasis bahan impor,
khususnya gandum; (f) adanya pengaruh nilai-nilai budaya kebiasaan makan yang tidak
selaras dengan prinsip konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman.

Sampai saat ini, pembinaan dan sosialisasi penganekaragaman konsumsi pangan yang
dilakukan Dinas Ketahanan Pangan masih belum optimal, yang ditandai oleh (a) keterbatasan
dalam memberikan dukungan program bagi dunia usaha dan asosiasi yang mengembangkan
17

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

aneka produk olahan pangan lokal; (b) kurangnya fasilitasi pemberdayaan ekonomi
masyarakat untuk meningkatkan aksesibilitas pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman; (c) dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui
berbagai media, masih terbatas; dan (d) masih sedikitnya informasi menu/kuliner berbasis
pangan lokal.
Berbagai kasus gangguan kesehatan manusia akibat mengkonsumsi pangan yang
tidak aman oleh cemaran berbagai jenis bahan kimia, biologis, dan fisik lainnya yang
membawa penyakit, telah terjadi di berbagai daerah bahkan tergolong sebagai Kejadian Luar
Biasa (KLB).Kasus-kasus pangan hewani yang terkena wabah penyakit antraks, penyakit
fluburung, beredarnya bahan makanan dan minuman olahan tanpa izin edar serta melanggar
ketentuan batas kadaluarsa, dan penggunaan bahan tambahan pangan terlarang, dapat
membahayakan kesehatan bahkan menyebabkan kematian.

Hasil pemantuan dan evaluasi menunjukkan, bahwa masih banyak permasalahan
yang dihadapi dalam penanganan keamanan pangan, antara lain: (a) kurangnya pengetahuan
dan kepedulian masyarakat produsen dan konsumen terhadap pentingnya keamanan pangan,
terutama pada produk pangan segar; (b) belum difahami dan diterapkannya cara-cara
budidaya dan produksi pertanian yang baik dan benar; (c) belum optimalnya control
penggunaan pestisida, bahan kimia, dan bahan tambahan pengawet; (d) masih buruknya
praktek-praktek sanitasi dan higiene dalam produksi; (e) belum adanya ketentuan teknis
tentang kewajiban peritel untuk menerapkan Good Ritel Practices (GRP); (f) masih
rendahnya kesadaran para ritel untuk menjual produk segar yang aman dan bermutu; (g)
belum efektifnya penanganan dan pengawasan keamanan pangan, karena sistem yang
dikembangkan, SDM, dan pedoman masih terbatas; (h) terbatasnya laboratorium yang telah
terakreditasi; (i) merebaknya penyalahgunaan bahan kimia berbahaya untuk pangan segar; (j)
standar keamanan pangan untuk sayur dan buah segar impor belum jelas diterapkan,
sehingga buah impor yang belum terjamin keamanan pangannya masih mudah masuk ke
dalam negeri; (k) belum ada penerapan sanksi yang tegas bagi pelanggar hukum di bidang
pangan segar; (l) koordinasi lintas sektor dan subsektor terkait dengan keamanan pangan
belum optimal; dan (m) kurangnya kesadaran pihak pengusaha/pengelola pangan untuk
menerapkan peraturan/standar yang telah ada.

18

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

4. Kelembagaan dan Manajemen Ketahanan Pangan
Kelembagaan dan manajemen ketahanan pangan sebagai aspek nonteknis, merupakan
salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan ketahanan pangan. Berbagai
permasalahan yang dihadapi perlu ditanggulangi secara terkoordinasi, antara lain:
a. Pemahaman dan komitmen pemerintah daerah masih rendah tentang kelembagaan
yang menangani ketahanan pangan sebagai Unit Kerja Daerah, dan belum optimalnya
peran dan fungsi Dewan Ketahanan Pangan (DKP) sebagai lembaga fungsional
koordinator dalam penanganan ketahanan pangan di daerah.
b. Rotasi pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sering dilakukan, sehingga
pengelolaan ketahanan pangan menjadi lambat.
c. Komitmen dan langkah nyata pemerintah daerah masih rendah untuk membangun
ketahanan pangan berkelanjutan.
d. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh pemerintah
daerah belum dilakukan secara berkesinambungan.
e. Pelaksanaan monitoring dan pemantauan program ketahanan pangan kurang optimal
sehingga masih perlu ditingkatkan.
f. Hasil analisis ketahanan pangan belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai dasar
perencanaan dan pelaksanaan program
g. Tersedianya teknologi komunikasi dan informasi yang belum dimanfaatkan secara
optimal dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program.
h. Belum terlaksananya kegiatan ketahanan pangan yang sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan..
i. Kurangnya dukungan APBD Kabupaten dalam mendukung program ketahanan
pangan.

2.2.1

Potensi dan Tantangan

Dalam menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang
mantap, secara umum masih cukup tersedia berbagai potensi sumberdaya (alam, SDM,
budaya, teknologi, dan finansial) yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk :
meningkatkan ketersediaan pangan, penanganan kerawanan pangan dan aksesibilitas pangan;
mengembangkan sistem distribusi pangan, stabilisasi harga pangan dan peningkatan
cadangan pangan; dan mengembangkan penganekaragaman konsumsi pangan yang beragam,
bergizi seimbang, dan aman.
19

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

Di sisi lain, penguatan kelembagaan ketahanan pangan pemerintah dan masyarakat,
berpeluang semakin besar untuk mendorong pencapaian sasaran program ketahanan pangan.

1. Ketersediaan Pangan
Dalam upaya peningkatan produksi dan ketersedian pangan, belum seluruh potensi
sumberdaya alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Kerinci dikelola secara optimal.
Terkait dengan penyediaan pangan dan perwujudan ketahanan pangan, maka pengelolaan
lahan dan air merupakan sumberdaya alam utama yang perlu dioptimalkan untuk
menghasilkan pangan.. Dukungan infrastruktur sumberdaya air dalam penguatan strategi
ketahanan pangan dapat ditempuh dengan langkah-langkah: pengembangan jaringan irigasi,
pengelolaan jaringan irigasi, optimasi potensi lahan rawa dan air tanah, peningkatan water
efficiency, dan pembuatan hujan buatan.
Dengan potensi sumberdaya alam yang beragam dan didukung ketersediaan teknologi di
bidang hulu sampai hilir, memberikan peluang untuk meningkatkan kapasitas produksi
pangan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha, serta meningkatkan usaha agribisnis
pangan.
Indonesia dikenal sebagai negara “bio-diversity". Kekayaan keragaman hayati tersebut
meliputi 400 spesies tanaman penghasil buah, 370 spesies tanaman penghasil sayuran, 70
spesies tanaman berumbi, dan 55 spesies tanaman rempah-rempah. Sumber karbohidrat lain
seperti : jagung, ubi jalar, singkong, talas, dan sagu yang dahulu menjadi makanan pokok di
beberapa daerah, juga tidak lebih rendah kandungan gizinya dari beras dan terigu.
Potensi sumberdaya alam yang mengandung berbagai jenis sumbedaya hayati tersebut,
dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan pangan untuk menjamin ketersediaan pangan
masyarakat secara merata dan sepanjang waktu di semua wilayah. Peran pengembangan ilmu
dan teknologi inovatif pertanian sangat penting, artinya sebagai sarana untuk mempermudah
proses transformasi biomassa menjadi bahan pangan dan energi terbarukan. Perkembangan
teknologi industri, pengolahan, penyimpanan dan pasca panen pangan serta transportasi dan
komunikasi yang sangat pesat hingga ke pelosok daerah, menjadi penunjang penting untuk
pemantapan ketersediaan pangan, cadangan pangan dan penanganan rawan pangan.
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci yang mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi di bidang pemantapan ketahanan pangan, memiliki potensi dan peluang untuk
mendorong pemantapan ketersediaan pangan, yaitu berperan pada : (a) peningkatan
koordinasi dalam perumusan kebijakan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan
20

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

pangan; (b) penyempurnaan sistem pemantauan produksi dan ketersediaan pangan untuk
mengantisipasi rawan pangan; (c) mengembangkan program kemandirian pangan pada desa
rawan pangan; serta (d) pengembangan akses pangan wilayah dan rumah tangga.

2. Distribusi Pangan
Kabupaten Kerinci yang memiliki topografi wilayah pegunungan mempunyai
tantangan untuk dapat mendistribusikan bahan pangan secara tepat waktu sehingga tersedia
dalam jumlah yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat dan tersedia setiap
saat.
Mengingat fungsi distribusi pangan dilaksanakan oleh pelaku distribusi dalam
melakukan perdagangan dan jasa pemasaran, maka peran pemerintah adalah memberikan
fasilitasi dalam kebijakan yang mendukung ketersediaan sarana/prasarana distribusi yang
mudah dan murah, serta pengaturan pola produksi di masing-masing wilayah, sehingga
proses kelancaran distribusi pangan dari produsen ke pasar dan konsumen terselenggara
secara teratur, adil, dan bertanggung jawab. Potensi masyarakat dan swasta dalam
penyediaan sarana/prasarana distribusi antara lain jasa, pemasaran, pengangkutan,
pengolahan, dan penyimpanan cukup besar dan sangat bervariasi dari yang bersifat individu
berskala kecil, usaha bersama berbentuk koperasi, hingga perusahaan besar, dan
multinasional.
Tantangan di dalam perdagangan pangan internasional yang lebih adil, khususnya
dalam penerapan proteksi dan promosi perdagangan pangan yang semakin meningkat, akan
memberikan dampak yang baik dalam pendistribusian bahan pangan dalam negeri.
Dukungan masyarakat internasional dalam rangka menurunkan kemiskinan dan kerawanan
pangan secara bersama-sama, yang diwujudkan dalam bentuk aliansi antar negara pada
kawasan regional dan internasional, dapat memberikan kontribusi terhadap upaya
peningkatan distribusi pangan masyarakat.
Disisi lain tantangan yang dihadapi dalam penyempurnaan system standarisasi dan
mutu komoditas pangan, serta pelaksanaan perangkat kebijakan yang memberikan insentif
dan lingkungan yang kondusif bagi pelaku pasar, akan meningkatkan potensi dan peluang
pengembangan usaha distribusi pangan, yang menjamin stabilitas pasokan pangan di seluruh
wilayah dari waktu ke waktu.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci
memiliki potensi dan peluang dalam merumuskan kebijakan distribusi pangan, antara lain
21

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

yaitu berperan pada : (a) peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan untuk
mendukung distribusi pangan yang murah dan mudah; (b) penyempurnaan program dan
kegiatan yang mendukung pengembangan sistem distribusi pangan melalui peningkatan
pemantauan dan analisis harga pangan; (c) pengembangan kelembagaan distribusi pangan
masyarakat; serta (d) pengembangan sistem cadangan pangan masyarakat dan pemerintah
daerah.

3. Konsumsi dan Keamanan Pangan
Kabupaten Kerinci dengan kekayaaan sumber daya alam serta mega bio diversivity
mempunyai potensi dan peluang sangat besar untuk mengembangkan diversifikasi
pangan.Semakin meningkatnya pengetahuan yang didukung adanya perkembangan teknologi
informatika serta strategi komunikasi publik, memberikan peluang bagi percepatan proses
peningkatan kesadaran terhadap pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman yang
diharapkan dapat mengubah pola pikir dan perilaku konsumsi masyarakat, sehingga
mencapai status gizi yang baik. Hal ini merupakan peluang yang tinggi untuk mempercepat
proses serta memperluas jangkauan upaya pendidikan masyarakat, untuk meningkatkan
kesadaran gizi. Meningkatnya pembinaan, penanganan dan pengawasan pada pelaku usaha di
bidang pangan terutama UKM pangan dalam penanganan keamanan pangan, diharapkan
dapat meningkatkan penyediaan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman..
Sementara itu, terdapat berbagai kelembagaan di tingkat lokal di kecamatan dan desa,
dapat menjadi mitra kerja pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat, dalam rangka
gerakan penganekaragaman konsumsi pangan, seperti Posyandu, Balai Penyuluhan
Pertanian, para penyuluh dari berbagai instansi terkait, dan kelembagaan masyarakat (Tim
Penggerak PKK, majelis taklim, dan sebagainya). Kelembagaan ini dapat berperan aktif
dalam mendeteksi masalah serta memfasilitasi upaya-upaya peningkatan kualitas konsumsi
pangan dan perbaikan gizi.
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci memiliki tugas dan fungsi mendorong
percepatan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan yaitu berperan pada : (a)
peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan konsumsi dan keamanan pangan; (b)
penyempurnaan program dan kegiatan dalam rangka pengembangan konsumsi dan keamanan
pangan melalui peningkatan pemantauan dan analisis pola konsumsi pangan; serta (c)

22

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

pembinaan untuk pengembangan kelembagaan pedesaan dalam diversifikasi konsumsi
pangan, dan keamanan pangan.

4. Manajemen Ketahanan Pangan
Kemampuan manajemen ketahanan pangan daerah, merupakan pendorong dan
penggerak dalam pelaksanaan pemantapan ketahanan pangan tingkat daerah hingga rumah
tangga, yang mencakup pada berbagai hal strategis, antara lain:
a. Jaringan kerjasama dengan instansi terkait daerah. Kabupaten Kerinci sudah
membentuk Dewan Ketahanan Pangan dan Dinas Ketahanan Pangan yang menangani
ketahanan pangan.Seiring adanya kelembagaan tersebut, otonomi daerah memberikan
kewenangan penuh kepada daerah untuk secara lebih spesifik serta fleksibel
melaksanakan kebijakan ketahanan pangan di daerahnya.Untuk itu, Sekretariat DKP
beserta jaringan pendukung ketahanan pangan dan institusi ketahanan pangan daerah
perlu lebih ditingkatkan kemampuannya untuk memantapkan program ketahanan
pangan daerah dan nasional.
b Kerjasama dengan swasta dan masyarakat.

Paradigma baru manajemen

pembangunan dan pemerintahan ke arah desentralisasi dan partisipasi masyarakat,
dapat dijadikan momentum bagi pemantapan ketahanan pangan yang dimulai pada
tingkat rumah tangga. Di sisi lain, sebagai dampak positif dari proses pendidikan
masyarakat, telah mendorong tingkat kesadaran masyarakat terhadap keamanan, mutu,
halal, dan gizi pangan, serta tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Dukungan informasi yang proaktif, akan
mendorong peningkatan kerjasama yang efektif antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat dalam upaya pemantapan ketahanan pangan.
c Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan. Pelaksanaan pembangunan
ketahanan pangan terkait dengan perlindungan bagi pelaku usaha dan konsumen yang
sebagian besar tergolong masyarakat kecil yang memerlukan adanya sistem
perlindungan yang adil dan bertanggung jawab yang didukung dengan peraturan dan
penegakan hukum yang tegas.Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan Standart
Pelayanan Minimal (SPM) secara optimal di tingkat kabupaten.
d. Penanganan ketahanan pangan kedepan semakin kompleks, maka pengelolaan
manajemen pembangunan ketahanan pangan harus dilaksanakan secara transparan,

23

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

produktif, efektif, efisien dan akuntabel, pada setiap fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan).

3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Dalam rangka mewujudkan good govermance salah satu prinsip yang harus
dilaksanakan adalah memiliki visi strategis (strategic vision) dimana para pemimpin dan
masyarakat

memiliki

pandangan

yang

jauh

ke

depan

dalam

penyelenggaraan

pemerintahan,pelaksanaan pembangunan dan kemasyrakatan dalam mencapai peningkatan
kesejahteraan.

3.2.1. Visi Bupati Kerinci Tahun 2014-2019
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci sangat
dipengaruhi dan merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan
daerah Kabupaten Kerincisehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kerinci sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) KabupatenKerinciTahun 2014 – 2019.
Adapun visi Bupati Kerinci terpilih yang dijabarkan pada dokumen RPJMD 2014-2019
adalah :
“TERWUJUDNYA KERINCI YANG LEBIH BAIK”.
Rangkaian kalimat Visi tersebut diatas memiliki makna yang sangat dalam. Makna
dimaksud adalah sebagai berikut :
1.

Terwujudnya,memiliki makna, bahwa segala sesuatu yang telah dirumuskan dan
ditetapkan dalam dokumenRPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019, harus dapat
direalisasikan dan diwujudkan secara maksimal dengan menggunakan berbagai potensi
sumber daya secara efektif dan efesien. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkannya
perlu dilakukan melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja bersinergitas, baik oleh
seluruh aparatur Pemerintah Kabupaten Kerinci maupun dukungan dan partisipasi dari
seluruh pemangku kepentingan. Dengan menetapkan kata “terwujudnya” sebagai titik
tolok, maka

target capaian kinerja pemerintahan 5 (lima) tahun mendatang

diharapkanakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kerinci baik
jasmani maupun rohani.
2.

Lebih Baik, memilikimakna, bahwaatas dasar potensi yang dimilikinya serta didorong
oleh keinginan yang keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar dapat
24

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

hidup lebih layak,

sehingga secara moril maupun materiil dapat sejajar dengan

masyarakat lainnya se Provinsi Jambi, maka tidak ada pilihan lain bahwa pembangunan
yang dilaksanakan harus dilakukan secara efektif, efesien, partisipatif, akuntabel dengan
mensinergikan perencanaan dengan penganggaran. Melalui langkah strategi seperti ini,
diharapkan hasil pembangunan selama 5 (lima) tahun kedepan akan lebih baik
dibandingkan dengan pembangunan pada 5 (lima) tahun yang lalu dan mungkin lebih
baik hasilnya jika dibanding dengan pembangunan yang dilakukan oleh kabupaten/kota
terdekat/tetangga. Dengan hasil pembangunan yang lebih baik dibandingkan
pembangunan sebelumnya, maka akan mendorong gairah dan partisipasi masyarakat
untuk terlibat secara aktif dalam setiap perumusan kebijakan pembangunan. Hal ini
diyakini akan membawa dampak ganda, yaitu antara lain terjadi percepatan pengentasan
kemiskinan, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
pendapatan asli daerah yang signifikan.
3.2.2. Misi Bupati Kerinci Tahun 2014-2019
Misi adalah komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi
penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan daerah.

Misi juga dapat diartikan

sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan
visi. Oleh karena itu, dengan rumusan misi yang baik akan dapat membantu memberi
gambaran tentang visi yang ingin dicapai dan menjelaskankan langkah-langkah upaya yang
perlu dilakukan untuk mencapai visi.Rumusan misi menjadi penting untuk memberikan
kerangka berfikir dan kerangka bertindak untuk mencapai tujuan, sasaran dan arah kebijakan
yang ingin dicapai dan merumuskan peta jalan yang akan dilalui untuk mencapai visi
dimaksud.
Dari tinjauan akademis,misi sesungguhnya dapat dirumuskan untuk menemukan
argumentasi mengapa organisasi sebagai lembaga yang akan mengimplementasikan visi,
misi, tujuan dan sasaran harus ada. Oleh karena itu, dalam rumusanmisi ke dalam dokumen
RPJMD,selain memperhatikan berbagai potensi lokal yang ada, juga diharapkan supaya
dijabarkan dengan tetap memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal
dan internal yang dapat mempengaruhi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang
ada dalam pembangunan daerah. Dengan demikian, misi disusun untuk memperjelas jalan
atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Oleh karena itu,
rumusan misi menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas dan mudah dipahami tanpa
mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.
25

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

Terkait dengan uraian dan penjelasan makna dari Visi tersebut diatas, maka
penjabaran Misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis pertanian, industri mikro,
kecil dan menengah, serta pariwisata;
2. Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlak,
beriman dan bertaqwa;.
3. Meningkatkan dan pengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang
terintegrasi antar sektor;
4. Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya lokal; dan
5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat, berwibawa, amanah
dan bermoral.

3.2.3. Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019.
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan
tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah, yang
selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan landasan kerangka kinerja pembangunan daerah
secara keseluruhan. 0leh karena itu, peran dari penjelasan visi dan misi sangat penting agar
proses penyusunan tujuan dan sasaran memenuhi syarat supaya selaras dengan sasaran pokok
dan arah kebijakan RPJPD Kabupaten Kerinci Tahun 2005-2025 untuk periodesasi
berkenaan.
Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan
(policy planning) yang memiliki kritikal point dalam penyusunan RPJMD. Hal ini mengingat
bilamana visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak dijabarkan secara
teknokratis dan partisipatif kedalam tujuan dan sasaran, maka program kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih akan mengalami kesulitan dalam mengoperasionalisasikannya
kedalam sistem penyelenggaraan pemerintahan.Dalam hal ini, tujuan dan sasaran merupakan
dampak(impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapain berbagai
program prioritas terkait. Dengandemikian,penjelasan tujuan dan sasaran pada hakekatnya
merupakan penegasan kembali tentang visidanmisi RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 20142019 secara lebih detil, terinci, serta tergambar dengan jelas yang selanjutnya akan menjadi
dasar penyusunan kerangka kinerja pembangunan secara keseluruhan. Rumusan tujuan dan

26

Revisi Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kab. Kerinci Tahun 2014-2019

sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana
untuk mengevaluasi pilihan tersebut.
Selanjutnya dengan berpedoman pada rumusan Visi dan Misi Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Kerinci Tahun 2014 – 2019 sebagaimana tersebut diatas, maka
rumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Misi Pertama :“Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis
pertanian, industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata”.
Misi pertama ini memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu:
1. Mendorong dan meningkatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan untuk terlibat
aktif dalam proses perumusan kebijakan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi
rencana pembangunan daerah diberbagai urusan, terutama urusan pertanian, koperasi,
usaha kecil dan menengah dan urusan pariwisata dalam rangka untukmeningkatkan
pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat.Tujuan ini dapat dicapai melalui
perumusan sasaran sebagai berikut :
a. Mendorong dan meningkatnya partisipasimasyarakat dalam pembangunan urusan
pertanian, koperasi, usaha kecil dan menengah dan urusan pariwisata;
b. Meningkatnya target capaian kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan urusan
pertanian, koperasi, usaha kecil dan menengah dan urusan pariwisata. Hal ini akan
membukaberbagai peluang tumbuhnya ekonomi masyarakat, angkatan kerja dan
pendapatan daerah.
c. Mendorong upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya
masyarakat Kabupaten Kerinci

ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah

disegala bidang.
2. Meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan hasil pembangunan disegala bidang
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya saing
Pemerintahan Kabupa