TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN TEORI INVEST

Ringkasan Materi Kuliah

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
TEORI INVESTASI, DAN PENDEKATAN
KEBERGUNAAN KEPUTUSAN

Novi Trisnawati
2015261055

JOINT PROGRAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

1. Pendekatan Decision Usefulness untuk Laporan Keuangan
1.1 Pendekatan Kegunaan Keputusan (The Decision Usefulness Approach)
Scott (2009) menyatakan bahwa Kegunaan Keputusan dibedakan
dengan aturan pelaporan finansial lainnya yaitu aturan yang dinamakan
‘Stewardship’. Stewardship ini adalah aturan untuk melaporkan keberhasilan
manajemen atau kekurangan dalam mengatur sumber daya perusahaan. Scott

(2009) menyatakan bahwa dalam penggunaan pendekatan kegunaan
keputusan, terdapat dua pertanyaan utama, yaitu:
a. Siapa saja pengguna laporan keuangan. Pendekatan ini akan
memudahkan untuk menggolongkannya dalam beberapa kelompok,
misalnya investor, pemberi pinjaman, manajer, koperasi, standard
setter, dan pemerintah. Kelompok ini disebut sebagai konstituante
akuntansi.
b. Apa saja masalah-masalah keputusan dari pengguna laporan
keuangan. Apabila mengetahui masalah-masalah dalam keputusan ini,
akuntan akan menyiapkan kebutuhan informasi dari berbagai macam
konstitusi dengan lebih baik. Kemudian laporan keuangan dapat
disiapkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan informasi yang sesuai.
Ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, akuntan mulai
beralih pada berbagai macam teori dalam bidang ekonomi dan keuangan.
Scott (2009) menyatakan bahwa Single-person theory of decision ini menjadi
dasar yang baik bagi individu yang mulai untuk membuat keputusan yang
rasional di bawah ketidakpastian. Teori ini memungkinkan kita untuk
mengapresiasikan konsep informasi yang memudahkan pembuat keputusan
untuk menajamkan kepercayaan subjektifnya tentang pengembalian di masa
depan atas keputusannya.

Theory of investment, yang merupakan spesialisasi dari teori
keputusan yang digunakan sebagai model memproses keputusan oleh investor
yang rasional. Teori ini membantu untuk mengerti sifat alami dari risiko
dalam konteks investasi portofolio.

1.2 Single-Person Decision Theory
Scott (2009) menyatakan bahwa teori ini mengambil sudut pandang dari
individu yang harus mengambil keputusan dalam kondisi ketidakpastian. Hal
ini mengakui bahwa rumus probabilitas tidak lagi objektif, sebagaimana
mereka berada dibawah kondisi-kondisi ideal, dan menyusun prosedur formal
dimana individu dapat membuat keputusan yang terbaik, dengan memilih
alternaif-alternatif dari susunan prosedur formal. Teori keputusan terkait
dengan akuntansi karena laporan keuangan menyediakan informasi tambahan
yang berguna untuk banyak keputusan.
1.2.1 Sistem Informasi (The Information System)
Agar dapat berguna, informasi dalam laporan keuangan harus dapat
membantu untuk memprediksi pengembalian investasi di masa depan.
Dengan menggunakan biaya historis, laporan keuangan tidak menunjukkan
nilai masa depan yang diharapkan secara langsung. Laporan keuangan dapat
tetap berguna untuk investor jika prediksi akan kabar baik atau kabar buruk

yang dikandungnya dapat bertahan sampai di masa mendatang.
Scott (2009) menyatakan bahwa terdapat dua pemikiran yang
digunakan untuk megembangkan keputusan, yaitu:
1. investor menggunakan informasi laporan keuangan saat ini untuk
memprediksi earning power di masa mendatang. Prediksi akan earning
power akan digunakan untuk memprediksi pengembalian investasi di
masa depan.
2. investor menggunakan informasi laporan keuangan saat ini untuk
memprediksi aliran kas di masa depan.

Pendekatan ini konsisten

dengan kondisi ideal.
Terkait hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
masih dapat berguna bagi investor walaupun mereka tidak melaporkannya
secara langsung dalam aliran kas masa depan, dengan menggunakan dasar
perhitungan nilai sekarang. Inti dari hubungan antara laporan keuangan saat
ini dengan masa depan adalah conditional probabilities P(GN/H) dan
P(BN/L). Probabilitas ini disebut sistem informasi.
1.2.2


Definisi Informasi

Teori keputusan dan konsep informatif memberikan jalan yang tepat
untuk mendefinisikan informasi. Scott (2009) menyatakan bahwa informasi
merupakan bukti yang potensial untuk mempengaruhi keputusan pribadi.
Sumber informasi mungkin potensial untuk mempengaruhi keputusan pribadi,
tetapi jika sumber itu terlalu bernilai, hal tersebut namanya bukan informasi
karena tidak akan digunakan. Hal tersebut bisa dibuktikan bagaimanapun
juga, laporan keuangan adalah sebuah sumber informasi yang bernilai efektif
karena banyaknya pengguna potensial dari laporan keuangan tersebut.
Seharusnya ditekankan bahwa seseorang menerima informasi dan revisi
kepercayaan selanjutnya merupakan proses yang benar-benar berkelanjutan.
1.3 The Rational – Risk Averse Investor
Scott (2009) menyatakan bahwa konsep dari rational individual secara
sederhana artinya adalah dalam pembuatan keputusan, pemilihan kegiatan
merupakan salah satu hasil yang kegunaannya sangat diharapkan. Dengan
catatan bahwa hal ini menunjukkan bahwa individu mungkin mencari
tambahan informasi yang relevan dengan keputusan.
Selain itu apakah individu benar-benar membuat keputusan dengan cara

ini. Walaupun demikian, dalam memikirkan pertanyaan tentang kegunaan
keputusan, sangatlah membantu untuk mengasumsikan bahwa mereka benarbenar malakukannya. Kita tidak bermaksud untuk mengimplikasikan bahwa
semua individu membuat keputusan berdasarkan teori, tapi hanya jika teori
tersebut menangkap perilaku rata-rata investor yang ingin membuat
keputusan investasi yang baik.
Terkait model risk-aversion, teori keputusan menggunakan alat yaitu
utility function yang menghubungkan jumlah pembayaran dengan utilitas
pembuat keputusan pada jumlah tersebut. Terkadang ada asumsi yang
menyatakan bahwa pembuat keputusan adalah risk-neutral yaitu pembuat
keputusan akan menganalisa investasi yang beresiko secara teliti berkaitan
dengan pembayaran yang diharapkan. Risk averse akan menyamakan (trade
off) antara return dan resiko yang diharapkan dari sebuah investasi.

Risk neutrality mungkin lebih beralasan dengan asumsi ketika
pembayaran berjumlah kecil. Bagaimanapun juga, risk sangat penting bagi
akuntan karena berarti investor membutuhkan informasi yang berkaitan
dengan resiko dan nilai yang diharapkan di masa depan.
1.4 Prinsip

Portofolio


Diversifikasi

(The

Principle

Of

Potofolio

Diversification)
Salah satu cara investor dapat mengurangi risiko untuk memberikan
return yang diharapkan dengan mengadopsi strategi diversifikasi, yaitu
dengan menanamkan sekuritasnya dalam portofolio. Prinsip dari diversifikasi
portofolio menunjukkan bahwa beberapa resiko dapat dieliminasi dengan
strategi investasi yang sesuai. Prinsip ini memiliki implikasi yang penting
untuk lingkup risiko informasi yang dibutuhkan investor.
Alat yang digunakan yaitu mean-variance utility. Signifikansi dari
utilitas ini terhadap akuntan yaitu membuat keputusan investor dibutuhkan

lebih eksplisit-seluruh investor membutuhkan informasi tentang nilai yang
diharapkan dan resiko atas return dari investasi, tanpa memperhatikan bentuk
khusus dari fungsi utilitasnya. Prinsip dari diversifikasi portofolio
memungkinkan untuk menemukan keputusan investasi lainnya yang memiliki
tingkat pengembalian yang diharapkan yang sama tetapi dengan resiko yang
kecil.
Dalam ekonomi di manapun, pasti ada keadaan alami yang disebut
factor yang mempengaruhi return dari seluruh saham, seperti tingkat tarif
interest, tingkat perdagangan luar negeri, tingkat aktivitas ekonomi, dan
sebagainya. Keadaan alami tersebut yaitu :
1.

Faktor market-wide atau economy wide.

Kehadirannya

berarti jika return atas satu saham tinggi, maka return atas kebanyakan
saham yang lain juga akan tinggi (dengan asumsi bahwa return atas
saham adalah independen). Jika seluruh faktor adalah economy-wide
maka return atas saham perusahaan akan terkorelasi secara sempurna


2.

Faktor firm-spesific yang mempengaruhi return atas satu
perusahaan saja. Jika seluruh faktor adalah firm-spesific, maka return
akan independen.
Risk-averse investors dapat mengambil keuntungan dari prinsip

diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko, dengan menanamkan
sekuritasnya dalam portofolio.
1.5 The Optimal Investment Decision
Scott (2009) menyatakan bahwa saat biaya transaksi diabaikan,
keputusan optimal investor yang risk-averse adalah untuk membeli kombinasi
dari portofolio pasar dan aset bebas-resiko yang menghasilkan tradeoff yang
paling baik antara return dan resiko yang diharapkan.
Investasi dalam portofolio menghasilkan resiko yang lebih kecil
daripada investasi dalam perusahaan single untuk tingkat pengembalian
(return) yang sama. Kenapa demikian? Alasannya sederhana, bahwa jika
resiko dalam investasi yang dipegang lebih dari satu, resiko spesifik
perusahaan cenderung untuk membatalkannya. Jika satu saham mencapai

return yang rendah, akan selalu ada kesempatan untuk saham lainnya untuk
memiliki return yang tinggi. Semakin banyak jumlah saham perusahaan yang
berbeda dalam portofolio, semakin besar efek ini dapat bekerja.
Secara konsep, portofolio pasar termasuk seluruh saham yang tersedia
untuk investasi dalam ekonomi. Secara praktek, portofolio pasar biasanya
mengambil seluruh saham yang diperdagangkan dalam bursa efek utama.
1.6 Risiko Portofolio (Portofolio Risk)
Prinsip diversifikasi membawa pada pengukuran risiko yang penting
dari sebuah sekuritas dalam teori investasi. Risiko ini yaitu beta, yang
mengukur co-movement antara perubahan dalam harga sebuah sekuritas dan
perubahan nilai pasar dalam atas pasar portofolio. Beta konsep yang penting
dan berguna dalam akuntansi keuangan. Saham beta merupakan komponen
yang penting sekali dari studi empiris dari kegunaannya bagi investor untuk
informasi akuntansi keuangan.

Banyak keuntungan dari diversifikasi dapat diperoleh hanya dengan
sedikit sekuritas dalam portofolio. Keuntungan ini, sejak perantara dan biaya
transaksi lainnya akan mencegah banyak investor membeli market portofolio.
Dari sudut pandang akuntansi, informasi yang berguna adalah informasi yang
dapat membantu investor untuk menaksir return dan beta yang diharapkan

dari sekuritas.
Keputusan investor yang optimal adalah membeli secara relatif
beberapa

sekuritas,

daripada

pasar

portofolio.

Informasi

tentang

pengembalian sekuritas yang diharapkan dan beta digunakan oleh investor.
1.6.1 Portofolio Expected Value and Variance
Karena risk-averse investor dengan mean variance fungsi keguanaan
penting untuk duketahui nilai yang diharapkan dan varian dari investas

protofolio, maka terdapat cara untuk menghitungnya. Dalam proses, kita
melihat bahwa beta mengukur jumlah kontribusi resiko secara sistematis
dengan sebuah sekuritas protofolio.
Nilai return return yang diharapkan pada sebuah portofolio P dihiting
sebagai rata-rata tertimbang dari return yang diharapkan pada sekuritas dalam
portofolio:

x p = k 1 x1 + k2 x2 + . . . + kn xn
Keterangan:
1.
2.
3.

x p adalah pengembalian yang diharapkan pada P,

x 1 adalah pengembalian yang diharapkan pada sekuritas 1, dst.
k 1 adalah proporsi total investasi protofolio dalam sekuritas 1, dst, dan
sekuritas n dalam fortolio.

1.7

Reaksi Badan Akuntansi Profesional untuk Pendekatan Decision
Usefulness
FASB pada SFAC 1 menunjukkan pemakaian peraturan-peraturan
penting dalam teori keputusan pada akuntansi keuangan dan pelaporan
keuangan. Teori ini berorientasi pada SFAC 1 yaitu teori pembuatan

keputusan untuk investor, dimana sudah banyak dipelajari dalam ekonomi
dan keuangan.
SFAC 2 mengoperasionalkan pendekatan kegunaan keputusan dengan
mengembangkan karakteristik informasi akuntansi yang seharusnya dapat
berguna. Pada intinya, informasi akuntansi sebaiknya menghasilkan sebuah
sistem informasi yang informatif mengenai arus mata rantai laporan keuangan
dengan realisasi di masa yang akan datang. Dua karakteristik informatif
utama adalah relevan dan reliabel. Informasi yang relevan adalah informasi
yang memiliki kapasitas untuk mempengaruhi kepercayaan investor tentang
pengembalian di masa yang akan datang. Sedangkan informasi yang reliabel
adalah informasi yang dengan tepat menggambarkan

apa yang menjadi

pokok dalam suatu pengukuran. Dan ini harus tepat dan bebas dari bias.
2.

The Information Approach To Decision Usefulness
Informasi akuntasi berguna jika

informasi

tersebut bisa memicu

investor untuk mengubah kepercayaan dan tindakan mereka. Tingkat
efektivitas dapat di ukur dengan tingkat perubahan harga yang mengikuti
penerbitan informasi. Pendekatan informasi untuk pengambilan keputusan
merupakan

pendekatan

laporan

keuangan

yang

menunjukan

hasil

tanggungjawab seseorang yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja
masa depan perusahaan dan untuk berfokus pada penyediaan informasi yang
berguna. Asumsi yang ada dalam pendekatan ini yaitu pasar sekuritas harus
efisien dan pasar akan bereaksi dengan informasi yang diterima dari segala
sumber termasuk laporan keuangan. Informasi merupakan komoditi yang
sangat kompleks dan nilai pribadi atau sosialnya tidaklah sama. Salah satu
dasar perbedaannya adalah biaya. Pasar-pasar saham akan menjadi lebih
efisien sejauh harga saham memberikan indikator yang baik dalam
berinvestasi. Namun demikian, akuntan tetap tidak bisa mengklaim bahwa
hanya“best accounting policy” -lah yang dapat menghasilan respon pasar
yang paling baik.

2.1 Reasons For Market Respose
Prediksi-prediksi perilaku investor dalam merespon informasi laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
1. Investor sudah memiliki kepercayaan sebelumnya tentang hasil yang
diekspektasikan dan resiko-resiko saham perusahaan. Kepercayaankepercayaan

ini

diperoleh

berdasarkan

informasi

yang

sudah

dipublikasikan.
2. Investors merasa lebih mendapatkan informasi dengan menganalisis
pendapatan bersih tahun berjalan perusahaan. Dengan hal ini jika
pendapatan tahun berjalan perusahaan lebih besar dari ekspektasi
investor maka kepercayaan investor atas kinerja masa depan perusahaan
ini akan meningkat.
3. Para investor yang sudah merevisi kepercayaan mereka tentang
profitabilitas dan pendapatan di waktu mendatang akan cenderung
membeli saham perusahaan pada harga pasar mereka sekarang, dan
sebaliknya. Namun bagi mereka yang sudah merevisi keperyacaan
mereka, maka mereka juga akan merevisi tingkat resiko yang diterima.
4. Investtor berekspektasi ketika perusahaan mempublikasikan pendapatan
tahun berjalan mereka maka saham yang diperdagangkan (dalam
Volume) akan meningkat.
.
2.2 Finding The Market Response
1. Teori pasar yang efisien mengindikasikan bahwa pasar akan bereaksi
cepat terhadap informasi baru. Oleh karena itu, perlu diketahui kapan
pendapatan bersih yang dilaporkan pertama kali dipublikasikan. Jika
peneliti mencari volume dan dampak harga maka tidak ada dampak
yang diamati meskipun sebenarnya ada. Jika pasar efisien bereaksi,
seharusnya terjadi dalam narrow window atau di sekitar tanggal
pengumuman.
2. Berita baik dan berita buruk dalam pendapatan bersih yang dilaporkan
biasanya akan dievaluasi (relative) dibandingkan dengan apa yang telah
diekspektasikan oleh investor. Peneliti harus mendapatkan kepastian

apa yang diharapkan para investor atas pendapatan bersih yang terjadi.
Hal ini akan bisa ditemukan dengan menggunakan peramalan para
analis tentang pendapatan selama tiga bulan atau satu tahun atau
mungkin dengan memproyeksikan time series laporan pendapatan
bersih sebelumnya.
3. Jika terdapat banyak informasi disekitar pelaporan pendaptan maka hal
ini akan mempengaruhi volume dan harga saham perusahaan. Hal ini
berarti bahwa pasar yang merespon dalam hal laporan pendapatan
bersih akan sulit ditemukan.
2.3 Separating Market-Wide And Firm-Specific Factors
Persamaan model pasar adalah:
Rjt= j + jRMt + jt
Keterangan :
Rjt

= Return pada sekuritas untuk periode t

RMt

= Return pada portofolio pasar untuk periode t

jt = Selisih aktual dengan ekspektasi
j = Intercept
j = Slop
2.4 Comparing Returns and Income
Scott (2009) menyatakan bahwa hasil abnormal positif menunjukkan
bukti bahwa investor rata-rata bereaksi secara baik terhadap berita bagus yang
tidak sangka dalam hal pendapatan. Untuk hasil abnormal negatif investor
bereaksi kurang baik terhadap berita buruk yang tidak diharapkan.
Beberapa komplikasi muncul dalam membandingkan return (abnormal)
dengan pendapatan menurut Scott (2009), antara lain:
a. Informasi spesifik lain (diluar pendapatan) seringkali muncul disekitar
waktu pengumuman pendapatan perusahaan.
b. Estimasi beta perusahaan, yang diperlukan untuk memisahkan hasil
perusahaan-luas dan perusahaan khusus. Jika estimasi beta berbeda

dengan beta yang sesungguhnya, hal ini akan mempengaruhi kalkulasi
hasil abnormal, yang kemungkinan akan membiasakan hasil penelitian.
Terdapat berbagai cara untuk menangani masalah komplikasi ini yaitu
dengan mendapatkan “opini kedua” daribeta dengan cara:
1. Mengestimasi beta menggunakan informasi

laporan keuangan dari

pada menggunakan data pasar. Sebagai alternatif, beta dapat
diestimasikan dari satu periode setelah pengumuman pendapatan dan
dibandingkan

dengan

estimasi

dari

suatu

periode

sebelum

pengumuman.
2. Mengestimasi hasil perusahaan-tertentu dengan perbedaan antara
penerimaan saham perusahaan J selama periode 0 dan hasil rata-rata
dalam sahamnya selama beberapa periode sebelumnya. Atau, kita dapat
mengambil perbedaan antara return perusahaan J selama periode 0 dan
hasil dalam portofolio pasar untuk periode yang sama.
2.5 STUDI BALL DAN BROWN
2.5.1 Methodology and Findings
Pada tahun 1968, Ball dan Brawn (BB) mulai melakukan penelitian
pasar modal secara empiris dalam bidang akuntansi. Mereka merupakan
peneliti pertama yang memberikan bukti ilmiah yang meyakinkan dimana
pendapatan saham perusahaan merespon terhadap isi laporan keuangan. Ball
dan Brawn menguji sampel yang terdiri dari 261 perusahaan yang terdaftar
di NYSE selama sembilan tahun dari tahun 1957 sampai tahun 1965.
Mereka memfokuskan diri kepada isi informasi tentang pendapatan, dan
mengeluarkan komponen-komponen laporan keuangan lainnya seperti
likuiditas dan struktur modal. Beberapa tahapan yang dilakukannya adalah:
1.

Hal pertama yang dilakukan Ball dan Brawn adalah
mengukur isi informasi pendapatan, dimana apakah pendapatan yang
dilaporkan lebih besar daripada pasar yang diduga (GN), atau lebih
kecil daripada yang diduga (BN). Salah satu indikator yang digunakan
adalah pendapatan aktual tahun sebelumnya. Oleh karena itu,
perusahaan

dengan

pendapatan

lebih

tinggi

daripada

tahun

sebelumnya diklasifikasikan dengan GN, sedangkan perusahaan

dengan

pendapatan

lebih

rendah

dari

tahun

sebelumnya

diklasifikasikan sebagai BN.
2.

Mengevaluasi hasil pasar dalam saham dari
perusahaan sampel didekat waktu pengumuman masing-masing.
Aspek menarik dan penting dalam penelitian Ball dan Brawn adalah

bahwa mereka mengulangi kalkulasi pendapatan pasar saham tidak normal
untuk wide windows yang masing-masing terdiri dari 11 bulan sebelumnya
dan 6 bulan sesudahnya bulan penerbitan saham (bulan 0).
2.5.2 Causation vs Association
Penelitian Bill and Brawn yang meneliti kandugaan informasi selama
narrow windows (dalam waktu bulanan), mengelompokan perusahaan yang
pendapatannya dilaporkan lebih besar daripada pasar yang diduga (GN),
atau lebih kecil daripada yang diduga (BN). Jika kita melihat narrow
windows dan wide windows sebagai jendela yang akan kita pertahikan
maka akan terdapat perbedaan dalam kandungan informasinya. Jika
sekuritas pasar bereaksi ke informasi akuntansi yang dilihat dari narrow
windows (beberapa hari atau bulan) yang terjadi disekeliling pengumuman
maka informasi ini bisa menjadi alasan atas reaksi dari pasar. Jadi jika
melihat sekuritas beraksi atas informasi akuntansi dalam narrow windows
maka pengungkapan informasi akuntansi akan menjadi sumber informasi
untuk investor.
Namun jika kita mengamati kandungan informasi dalam wide
windows maka bukan saja informasi akuntansi yang mempengaruhi
sekuritas

tapi

terdapat

informasi

lainnya.

Contohnya,

perusahaan

menemunkan cadangan minyak dan gas dan hal ini akan meningkatkan
penjualan dan saham. Pada saat pengumuman income perusahaan,
perusahaan akan mendapatkan kenaikan harga sahamnya. Jika kita melihat
ini melalui wide windows maka hargalah yang menyebankan pasar bereaksi,
namun hanya terjadi pengakuan yang terlambat. Berdampak pada penelitian
yang dilkukan oleh Bill dan Brawn. Seperti hasil yang didapat, income yang
dipalorkan menyebabkan (causation) abnormal return selama 11 bulan

sebelum bulan ke-0. Paling tepat dikatakan bahwa net income dan return
memiliki hubungan (assosiation). Penelitian mengenai wide windows ini
telah diteliti juga oleh Easton, Harris, nd Ohlson (1992) dan juga oleh
Warfield and Wild (1992).
2.5.3 Outcome Of The Bb Study
Salah satu output penting dari Ball dan Brawn adalah membuka
sejumlah besar isu tambahan atas kebergunaan informasi. Langkah logis
berikutnya adalah menanyakan apakah substansi pendapatan yang tak
terduga berkorelasi dengan substansi respon pasar sama atau tidak –
dinyatakan bahwa analisis Ball dan Brawn hanya didasarkan kepada tanda
pendapatan yang tak diduga. Yaitu, isi informasi pendapatan dalam
penelitian Ball dan Brawn diklasifikasikan hanya dengan GN dan BN, yang
tentu saja dianggap sebagai pengukuran terlalu umum.
2.5.4 Earnings Response Coeficient
Dalam penelitian yang dilakukan BB, terlihat bahwa rata-rata
perusahaan dengan GN akan menikmati abnormal return dan perusahaan
BN sebaliknya. Namun pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa
pasar merespon lebih kuat atas GN atau BN untuk sebuah perusahaan
dibandingkan perusahaan lainnya. Hal ini lah yang memunculkan Earning
Respone Coeficient. Earnings Response Coefficient (ERC) adalah ukuran
besaran abnormal return suatu saham sebagai respon terhadap komponen
laba abnormal (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang
mengeluarkan saham tersebut.
2.6 Reason For Differential Market Response
2.6.1 Beta
Untuk beberapa investor, resiko diukur dengan mengguanakan Beta.
Untuk investor yang menghindari resiko maka secara rasional investor akan
mengingkatkan nilai yang diprediksikan dan menurunkan resiko dari
protopolionya. Selanjutnya investor akan membeli sejumlah saham jika
memang beta dari sekurita menunjukan angka yang kecil (resiko rendah)
dan akan meningkatkan permintaan. Namun sebaliknya jika beta

menunjukan angka yang besar maka permintaan akan turun dan
mengakibatkan kurangnya reaksi atas GN. Hal ini akan berunjung pada
menurunnya ERC. Bukti empiris tentang ERC yang lebih rendah untuk
sekuritas beta yang lebih tinggi sudah ditemukan oleh Collins dan Kothari
(1989) dan oleh Easton dan Zmijewski (1989).
2.6.2 Capital Structure
Untuk perusahaan yang menggunakan leverage tinggi, suatu kenaikan
(misalnya) dalam pendapatan (sebelum bunga) akan menambang kekuatan
dan keamanan bagi obligasi dan kewajiban yang belum terselesaikan
lainnya, sehingga kebanyakan berita bagus dalam pendapatan lebih banyak
mengarah kepada debtholder dan bukannya pemegang saham. Dengan
demikian ERC untuk perusahaan dengan leverage tinggi akan lebih rendah
daripada perusahaan dengan sedikit hutang atau tidak ada hutang sama
sekali, yang lain dianggap sama. Bukti empiris dari ERC yang lebih rendah
untuk perusahaan dengan LEVERAG tinggi sudah dilaporkan oleh
penelitian Dhaliwal, Lee, dan Fargher (1991).
2.6.3 Earnings Quality
Earning Qualiy berhubugan dengan kemungkinan sistem informasi
yang dapat diamati secara langsung. Jika kemungkinan ini bertambah besar
maka kita dapat meramalkan ERC juga semakin tinggi. Namun sebagai satu
masalah praktis, pengukuran kualitas pendapatan kurang begitu jelas, ketika
kemungkinan sistem

informasi

tidak secara langsung bisa diamati.

Beberapa pendekatan dapat digunakan, aantara lain:
1. Pendekatan yang dilakukan Bandyopadhyay (1994), yang meneliti
ERC atas perusahaan dengan usaha berhasil atau successful effort (SE)
dengan bandingkan perusahaan full cost (FC) yang bergerak di bidang
minyak dan gas. Hasilnya adalah:
a. Selama tahun 1982-1985, ERC secara signifikan lebih besar
untuk perusahaan SE selama dua hari penerbitan pengumuman
pendapatan triwulan dibandingkan dengan perusahaan FC.
b. Selama tahun 1986-1990, ERC tidak mengalami perbedaan dan
perubahan yang signifikan.

2. Pendekatan yang dilakukan oleh Lev dan Tiagrajan (1993) (L&T).
Pertama, Mereka mengidentifikasikan 12 “dasar” yang digunakan oleh
para analis didalam mengevaluasi kualitas pendapatan. Hasilnya
adalah:
a. Kelompok dengan higher-quality-earnings cenderung memiliki
ERC yang lebih tinggi.
b. Persistence pendapatan dan kualitas pendapatan berkorelasi
positif.
Kedua, mereka menguji hubungan antara kualitas pendapatan dengan
persistence perusahaan sampel dan menemukan bahwa perusahaan
dengan persistence yang tinggi dan kualitas pendapatan yang tinggi
memiliki ERC yang rata-rata lebih besar daripada perusahaan dengan
persistence tinggi dan kualitas pendapatwan yang rendah.
2.6.4 Growth Opportunity
GN dan BN dalam penerimaan saat ini dapat mengungkapkan prospek
pertumbuhan masa mendatang bagi perusahaan, dan oleh karena itu juga
mengarah pada ERC yang lebih tinggi. Kita bisa berfikir bahwa pendapatan
bersih berdasar biaya historis tidak bisa mengungkapkan secara jelas tentang
pertumbuhan perusahaan ke depan. Diasumsikan bahwa pendapatan bersih
sekarang menampakkan profitabilitas tinggi yang tidak terduga bagi
beberapa proyek investasi baru perusahaan. Hal ini bisa mengidikasikan
kepada pasar bahwa perusahaan akan menikmati pertumbuhan yang kuat di
waktu mendatang.
2.6.5 The Similarity of Investor Expectaations

Investor yang berbeda pastinya memiki ekspektasi yang berbeda pula
atas pendapatan masa depan sebuah perusahaan dikarenakan informasi
sebelumnya yang mereka dapatkan dan lusnya kemampuan mereka untuk
mengevaluasi informasi laporan keuangan. Namun hal yang sama dari
persepsi-persepsi yang berbeda ini adalah investor melakukan interpretasi
atas informasi yang mereka dapat. Apakah nantinya informasi ini akan
mengakibatkan terjadinya penjualan atau pembelian saham atau sekuritas
lainnya, ini tergantung dari anggapan mereka apakah informasi ini dianggap
sebagai GN atau BN. Efeknya jika prakiranaan yang lebih tepat dan sama
dengan pendapatan yang diperkirakan oleh investor maka ERC aka
meningkat.
2.6.6 The Informativeness of Price
Dalam saat tertentu, harga dapat menggambakan informasi mengenai
pendapatan. Seperti yang dijelaskan pada saat wide windows, atas harga
pasar, orang-orang sudah tau mengenai perusahaan dan akibatnya informasi
dari harga ini akan kurang untuk menjadi bagian dari informasi pendapatan
saat ini dan berakibat ERC menjadi lebih rendah.
2.7 Implications of Erc Research
Implikasi dari ERC pada dasarnya adalah untuk mengetahui mengapa
akuntan dilibatkan dalam melihat respon pasar bagi informasi akuntansi
keuangan dan alasan dari meningkatkan pengertian dari respon pasar sebagai
saran dalam langkah mereka unutk meningkatan kegunaan keputusan dari
laporan keuangan. Contohnya kandungan informasi yang kurang dari harga
untuk perusahaan yang kecil berimplementasi pada perluasan pelaporan
keuangan akan menjadi lebih berguna untuk investor.
2.8 Extraordinary Items
Item-item ekstraordinari merupakan item-item yang diperoleh dari
transaksi atau keadilan-kejadian yang memiliki semua ciri-ciri berikut ini:
(a) tidak diduga terjadi secara sering selama bertahun-tahun
(b) bukan merupakan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh organisasi tersebut

(c) tidak tergantung secara besar kepada keputusan atau determinasi oleh
manajemen atau pemilik
Jika pengungkapan atas “unusual and non-recurring item” tidak
diungkapkan secara penuh maka, investor bisa saja “underestimate” atas
pendapatan perusahaan dan juga akan dianggap sebagai sebuah strategi
manipulasi dari manajemen
2.9 A Caveat About Best Accounting Policy
Kita telah menyatakan bahwa akuntan dapat diarahkan oleh reaksi pasar
sekuritas dalam menentukan kegunaan informasi akuntansi keuangan. Hal ini
menarik kesimpulan bahwa kebijakan akuntansi “terbaik” adalah salah satu
yang menghasilkan respon harga pasar terbesar. Investor kemungkinan akan
menganggap informasi akuntansi sebagai sesuatu yang berguna meskipun
dari sudut pandang masyarakat, biaya dari informasi ini lebih banyak
daripada manfaat kepada investor atau pasar modal.
2.10 The Information Content of RRA
Magliolo (1986) meneliti kemampuan teoritis RRA. Ia membandingkan
nilai yang tidak dikurangi dari cadangan bersih yang dilaporkan dalam RRA
untuk suatu estimasi valuasi pasar dari cadangannya. Magliolo juga menguji
kemampuan elemen-elemen laporan laba rugi berdasar RRA. Dan secara
keseluruhan ditemukan bahwa RRA tidak mengukur nilai pasar dari cadangan
minyak dan gas sebagaimana diprediksikan dalam teori.
Doran, Collins, dan Dhaliwal (1998) juga meneliti isi informasi RRA.
Dengan menggunakan nalisis regresi, Doran, Collins, dan Dhaliwal
menunjukkan bahwa selama 1979-1981 baik informas biaya maupun RRA
memiliki kekuatan penjelas yang signifikan. Sebagai konsekuensinya,
investor akan secara khusus berkepentingan dengan informasi tentang
cadangan dan melakukan ekspektasi harga pasar selama periode 1979-1981.
3.

Pendekatan Pengukuran pada Decision Usefulness

Pendekatan Pengukuran pada Decision Usefulness menunjukkan bahwa
semakin besar penggunaan current value pada laporan keuangan, semakin
besar pula tingkat kehandalan laporan keuangan tersebut. Scott (2009)
menyatakan bahwa perspektif pengukuran dalam laporan keuangan
merupakan satu pendekatan dimana para akuntan memiliki tanggung jawab
untuk memasukkan fair value kedalam laporan keuangan secara tepat, dengan
memberikan bahwa hal ini bisa dilakukan dengan reliabilitas yang bisa
dipertanggungjawabkan, dengan demikian akan terjadi tanggung jawab yang
semakin meningkat untuk membantu para investor dalam memprediksi
kinerja perusahaan di masa mendatang.
Penelitian Collins, Maydew, dan Weiss (1997) menyebutkan bahwa
relevansi-nilai kombinasian antara laba dan nilai buku tidak menunjukkan
penurunan dalam 40 (empat puluh) tahun terakhir, namun malah
menunjukkan sedikit peningkatan. Walaupun penelitian lain menyebutkan
relevansi-nilai dari laba menurun, namun hal ini digantikan oleh relevansinilai dari nilai buku yang meningkat, dan pergeseran relevansi-nilai dari laba
ke nilai buku dikarenakan meningkatnya arti penting item item tak berulang,
meningkatnya frekuensi laba negatif, dan perubahan ukuran perusahaan ratarata dan intensitas intangible seiring dengan bertambahnya waktu.
Salah satu penyebab pergerakan pasar adalah tingkat kepercayaan para
investor terhadap bagaimana makna dari informasi, sehingga hal ini
menimbulkan momentum dimana jika banyak investor berkeyakinan bahwa
perusahaan memiliki prospek yang baik atas informasi yang diterbitkan,
walaupun GN/BN sangat sulit dibedakan, maka permintaan atas saham
tersebut akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan dan
meningkatnya harga saham yang akan lebih meningkatkan keyakinan investor
sampai suatu titik tertentu. Dan seiring berjalanya waktu, momentum harga
akan kembali sesuai dengan bagaimana harga seharusnya dan terlepas dari
pengaruh overconfident investor.
3.1 Prospect Theory
Bertentangan dengan teori pengambilan keputusan di mana investor
cenderung bereaksi untuk membeli saham yang memiliki GN, teori ini justru

melihat prospek atau peruntungan bahwa perusahaan yang memiliki BN.
Prospect Theory menyarankan membeli saham dari perusahaan yang memang
sudah memiliki harga saham yang rendah, sehingga pergerakan saham untuk
lebih rendah akan menjadi semakin kecil, sehingga, kemungkinan harga
saham naik > daripada harga saham turun (risk taker), dalam pergerakan dan
perubahan harga baik dari investor yang overconfident atas BN/GN akan
menimbulkan kenaikan dan penurunan harga saham yang cukup besar,
sehingga menimbulkan volatilitas harga yang cukup tinggi.
Teori ini juga didukung oleh penelitian Collins et al. (1997) yang
menemukan bahwa bad news mempunyai dampak yang lebih rendah terhadap
harga saham dibandingkan dengan good news.
Dalam Scott (2009), dapat kami tangkap beberapa (noise trader)
perilaku finansial investor terkait dengan informasi GN/BN dan dampaknya
pada reaksi pasar :
1. Investor yang condong untuk membeli saham secara rasional, sesuai
dengan utilitas yang ditangkap dari informasi GN/BN.
2. Investor yang membeli saham yang dianggapnya undervalued, karena
probabilitas harga saham tersebut turun < harga saham tersebut naik.
3. Investor yang mengikuti arus (positive/negative feedback investors), di
mana investor akan membeli atau menjual saham yang mulai naik atau
mulai turun akibat reaksi atas GN/BN. Sehingga dari hal tersebut,
reaksi pasar tidak selalu searah dan sesuai dengan informasi yang
keluar, hal ini dikatakan sebagai anomali atas efisiensi pasar.
3.2 Implikasi Efficient Securities Market Anomalies Terhadap Pelaporan
Keuangan
Harga yang tidak sesuai dengan informasi sebenarnya dari perusahaan
(mispriced), akan dikoreksi melalui investor rasional yang membawa harga
saham menuju pada harga fundamentalnya melalui informasi dari perusahaan
semakin terlihat bersamaan dengan waktu. Sehingga peningkatan atas kualitas
pelaporan keuangan akan membantu mempercepat rekasi pasar yang sesuai
dengan GN/BN perusahaan, dan menuju pada nilai fundamental perusahaan.
Peningkatan yang dimaksud adalah bagaimana informasi pelaporan
keuangan mampu membantu investor dalam membaca pergerakan harga

saham yang diakibatkan oleh investor noise/ behavioural biases melalui
pelaporan yang lebih condong pada current value, sehingga meningkatkan
decision usefulness, sesuai dengan hasil penelitian yang menemukan bahwa
historical cost semakin tidak relevan dalam membantu invetor mengambil
keputusan, dan dari clean surplus theory yang menjelaskan bagaimana nilai
perusahaan dapat diestimasi melalui komponen laporan rugi laba dan
informasi fundamental dari neraca, begitu juga bagaimana infomrasi current
financial statement mampu meningkatkan prediksi investor dalam menilai
nilai perusahaan, dan mengurangi potensial investor.
3.3 Clean Surplus Theory
Ohlson’s clean surplus theory menunjukkan bahwa nilai pasar dari
perusahaan dapat diekspresikan dalam variabel laporan laba-rugi dan neraca.
Teori ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang bergantung pada variabel
akuntansi yang fundamental konsisten dengan perspektif pengukuran. Model
Feltham dan Ohlson (1995) dapat digunakan untuk mengestimasi nilai dari
saham perusahaan. Kemudian dibandingkan dengan nilai pasar aktual, untuk
mengindikasikan kemungkinan terjadinya penilaian yang terlalu tinggi atau
rendah dari pasar. Clean surplus theory menekankan pada kegunaan dari
informasi laporan keuangan saat ini untuk memprediksi earnings di masa
depan.
Teori surplus bersih dari Ohlson memberikan kerangka yang sesuai
dengan perspektif pengukuran, dengan menunjukkan bagaimana nilai pasar
dari sebuah perusahaan, oleh karenanya juga pada hasil saja, dapat
diekspreksikan dari segi komponen laporan neraca fundamental dan laporan
rugi/laba. Teori menunjukkan kondisi ideal, termasuk didalamnya adalah
ketidakrelevanan dividen. Namun begitu, teori ini sudah memberikan banyak
keberhasilan dalam menjelaskan dan memprediksi nilai aktual perusahaan.
Nilai pasar dari perusahaan juga dirumuskan dalam angka variabel
laporan keuangan. Feltham dan Ohlson (1995) menunjukkan bahwa:
PAt = bvt + gt

Rumus untuk PAt diatas menjadi basis bagi akuntansi, bukan sekedar
akuntansi tak berbisa dibawah kondisi ideal. Sebagai contoh, jika P.V. Ltd.
menggunakan akuntansi biaya historis, maka bvt dapat dibiaskan kebawah
dibandingkan dengan nilai pasarnya. Sebagai akibatnya, perusahaan memiliki
goodwill yang tidak terekam sebesar gt > 0.
Earnings Persistence
F&O selanjutnya memperkenalkan konsep penting tentang persistensi
penerimaan kedalam teori. Secara khusus, mereka beranggapan bahwa
pendapatan dari operasi dihasilkan sesuai dengan rumus berikut:
ox a =ωο x
t

Nilai

+¿t
t −1a

¿t merupakan dampak-dampak dari realisasi kondisi didalam

periode t terhadap pendapatan, dimana “~” mengindikasikan bahwa
pengaruh-pengaruh ini bersifat random, seperti pada awal periode. Lambang
 merupakan parameter yang terus terjadi, dimana 0 <  < 1.
Beberapa hal yang perlu kita ketahui antara lain:
1.

 >1, penerimaan tidak normal dari suatu tahun khusus artinya akan

2.

hilang.
Persistence terkait dengan persamaan dalam penelitian ERC.

3.

Teori beranggapan bahwa serangkaian nilai yang mungkin dari

¿t

dan probabilitasnya diberitahukan kepada investor yang sejalan
dengan kondisi ideal.
3.4 Legal Liability yang Dialami Auditor
Para

auditor

seringkali

memiliki

kesulitan

sunstansial

dalam

mempertahankan diri mereka dari tuntutan hukum yang biasanya terkait
dengan kegagalan bisnis. Seperti yang diungkapkan Jensen (1993) adanya
keunggulan keunggulan teknologi, semakin banyak perusahaan yang
menemukan diri mereka dengan kapasitas ekses yang substansial.
Kebutuhan

untuk

melakukan

perampingan

berdampak

kepada

munculnya akuisisi, restrukturisasi, pemberhentian sementara, atau lebih
parah lagi berupa kebangkrutan. Semua peristiwa ini mendapatkan tekanan

yang sangat besar dalam ketepatan pendapatan bersih berbasis biaya atau
valuasi atas aset.
Perusahaan tengah menghadapi tekanan yang semakin besar untuk bisa
berperilaku dalam cara-cara yang secara sosial dan lingkungan bertanggung
jawab. Kebanyakan perusahaan memiliki tanggung jawab ke depan secara
substansial, sebagai contoh dalam biaya restorasi tempat, yang sangat terkait
dengan konsep penyesuaian pendapatan dan biaya.
Salah satu cara dimana para akuntan dan auditor bisa melindungi diri
mereka melawan tekanan-tekanan ini adalah untuk mengadopsi perspektif
pengukuran, yaitu, memperkenalkan lebih banyak nilai terbuka kedalam
akun. Oleh karena itu mereka dapat menggaris bawahi

bahwa laporan-

laporan keuangan mengantisipasi perubahan nilai yang memicu terjadinya
kebangkuratn, merger, perampingan, tanggung jawab lingkungan, dan
sebagainya.
Memang, hal ini membutuhkan penggunaan estimasi dan keputusan
yang lebih besar namun, merujuk kepada tanggung jawab hukum, para
akuntan mungkin lebih berharap untuk mengadopsi setidaknya valuasivaluasi terbuka tersebut yang dapat diperoleh tanpa harus kehilangan
reliabilitas secara substansial.

Sumber bacaan:
Ball, R. & Brown, P. (1968). An empirical evaluation of accounting income
numbers. Journal of Accounting Research, 6 (2): 159–177.
Collins, D., Maydew, E. & Weiss, I. (1997). Changes in the value-relevance of
earnings and book values over the past forty years. Journal of Accounting
and Economics 24 (1): 39-67
Scott, W.R. (2009). Financial Accounting Theory. Prentice-Hall, Toronto, Canada.

Kenapa akuntansi menjadi pilihan utama dalam pengambilan keputusan? Kok
tidak yang lainnya?