Makalah Tafsir Tematik id. docx

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

BAB I
PENDAHULUAN
Al-qur’an sebagai kumpulan kalam Allah yang diturunkan dalam bentuk
wahyu kepada Nabi Muhammad saw yang berfungsi sebagai petunjuk ( huda )
dan pedoman hidup bagi ummat manusia di dunia mau pun di akhirat.
Kesemuannya itu dapat diwujudkan jika kandungan ajaran Al-qur’an dapat
dipahami oleh manusia itu sendiri yang selanjutnya di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam kerangka memahami Alquran upaya yang dilakukan adalah melalui
penafsiran-penafiran. Dengan cara ini diharapkan segala kandungan makna
Alquran yang masih terselubung dalam teks ( lafaz ) dapat terbuka sehingga
menjadi sesuatu yang jelas. Bila ditinjau dari sudut pandang sejarah penafsiran
Alquran tentunya beraneka ragam metode serta bentuk dalam penafsirannya. Para
ulama telah membagi metode penafsiran Al-qura’n kepada empat metode, yaitu :
metode tahlil ( analitik ), metode ijmali ( umum ), metode muqarni ( komparasi ),
dan metode Maudhu’i ( tematik ).
Maka dalam Makalah yang sederhana ini penulis mencoba untuk
menyajikan


satu

di

antara

empat

metode

Tafsir tersebut,

yaitu

metode Maudhui (tematik) dan penulis menyajikan dari segi Maknanya, sejarah,
bentuk, langkah-langkah yang ditempuh, keistemewaan dan keterbatasannya.
Banyak pengertian yang dapat diberikan terhadap tafsir tematik. secara
etimologi maudhu`i berarti tema atau pembicaraan. Menurut Ali Hasan AlAridh, Tafsir Tematik adalah suatu metode yang ditempuh oleh seorang mufassir
dengan jalan menghimpun seluruh ayat-ayat Alquran ynag berbicara tentang suatu
pokok pembicaraan atau tema (maudhu`i) yang mengarah kepada satu pengertian

atau tujuan1.

1. Al-Aridh,Ali Hasan. Sejarah metodologi Tafsir. Jakarta, PT. Raja Grapindo Persada, 1994.

1
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

BAB II
PEMBAHASAN
A. Terjemahan dan Isi Kandungan
1. Surat Ar-Rum Ayat 21 Sampai 25
Surat A-Rum Ayat 21

‫جا لهتأنسك ككنوا هإل أينأها أوأجأعأل بأينن أك كنم أمأو نأدةة أوأرنحأمةة هإ نأن هفي‬
‫أوهمنن آأياهتهه أ أنن أخل أأق ل أك كنم همنن أ أن نكفهسك كنم أ أنزأوا ة‬
.‫ت لهأقنوتم يأتأأفك نأكرنوأن‬
‫أذلهأك ألآأيا ت‬

Artinya: “ Dan diantara tanda-tanda kekuasaa-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadi-Nya diantara kamu rasa kasih sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”

Maksudnya, Manusia mengetahui bahwa mereka mempunyai perasaanperasaan tertentu terhadap jenis yang lain. Perasaan-perasaan dan pikiranpikiran itu ditimbulkan oleh daya tarik yang ada pada masing-masing mereka,
yang menjadikan yang satu tertarik kepada yang lain, sehingga antara kedua
jenis pria dan wanita itu terjalin hubungan yang wajar. Mereka melangkah
maju

dan

bergiat

agar

perasaan-perasaan

itu

dan


kecenderungan-

kecenderungan antara laki-laki dan wanita itu tercapai. Puncak dari semuanya
itu ialah terjadinya perkawinan antara laki-laki dan perempuan itu.
Dalam keadaan demikian bagi laki-laki hanya istrinya itulah wanita yang
paling cantik dan baik, sedang bagi wanita itu, hanya suaminyalah laki-laki
yang menarik hatinya. Masing-masing mereka merasa tenteram hatinya dengan
ada pihak yang lain itu. Semuanya ini merupakan modal yang paling berharga
dalam membina rumah tangga bahagia.
Kemudian dengan adanya rumah tangga yang berbahagia jiwa dan pikiran
menjadi tenteram, tubuh dan hati mereka menjadi tenang serta kehidupan dan
penghidupan menjadi mantap, kegairahan hidup akan timbul, dan ketenteraman
bagi laki-laki dan wanita secara menyeluruh akan tercapai. Khusus mengenai
kata-kata "mawaddah" (rasa kasih) dan "rahmah" (sayang), Mujahid dan
Ikrimah berpendapat bahwa yang pertama adalah sebagai ganti dari kata
2
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014


"nikah" (bersetubuh, bersenggama) dan yang kedua sebagai kata ganti "anak".
Jadi menurut Mujahid dan Ikrimah, maksud perkataan Tuhan: "Bahwa Dia
menjadikan antara suami dan istri rasa kasih sayang ialah adanya perkawinan
sebagai yang disyariatkan Tuhan antara seorang laki-laki dengan seorang
wanita

dari

jenisnya

sendiri,

yaitu

jenis

manusia,

akan


terjadilah

persenggamaan yang menyebabkan adanya anak-anak dan keturunan.
Persenggamaan adalah merupakan suatu keharusan dalam kehidupan
manusia, sebegaimana adanya anak-anak adalah merupakan suatu keharusan
yang umum pula. Ada yang berpendapat bahwa: "mawaddah" bagi anak muda,
dan "rahmah" bagi orang tua. Sehubungan dengan mawaddah itu Allah
mengutuk kaum Luth yang melampiaskan nafsunya dengan melakukan
homosex, dan meninggalkan istri-istri mereka yang seharusnya kepada istriistri itulah mereka melimpahkan rasa kasih sayang dan dengan merekalah
seharusnya bersenggama2.
Surat Ar-Rum Ayat 22

‫أوهمنن آأياهتهه أخل نكق ال نأسأماأوا ه‬
‫ت‬
‫ت أوال نأ أنرهض أوانخهتألاكف أ أل نهسن أهتك كنم أوأ أل نأواهنك كنم هإ نأن هفي أذلهأك ألآأيا ت‬
.‫لهل نأعالههميأن‬
Artinya: “Dan diantara kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumidan berlainlainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”


Ayat ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang
lain, yaitu penciptaan langit dan bumi, sebagai peristiwa yang luar biasa
besarnya, sangat teliti dan cermat. Orang tidak mengetahui rahasia kejadian itu,
kecuali jumlah yang sangat sedikit sekali. Hanya sedikit sekali yang
mengetahui bahwa di langit itu ada galaxi-galaxi yang tidak terbilang
jumlahnya. Tiap-tiap galaxi itu mempunyai matahari, bumi, bulan dan bintangbintang yang berjuta-juta jumlahnya.
2.Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«’i wa Tafsir Al-Tajzi’i pi Al-Quran AlKarim. Beirut : Ta’aruf al-Matb’at, 1980.

3
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

Bumi yang didiami manusia ini tak ubahnya seperti atom yang sangat kecil
yang hampir saja tidak mempunyai berat dan bayangan, jika dibandingkan
dengan semua galaxi tersebut. Sesungguhnya galaxi-galaxi, Galaxi bahasa
Inggris. Dalam bahasa Indonesia disebut Bimasakti dalam bahasa Arab Al
Majarrah yaitu gugusan bintang yang beribu-ribu banyaknya, sehingga suatu
gugusan itu kelihatan sebagai cahaya atau kabut putih di langit. Kata lain

dalam bahasa Inggris Milky Way dalam bahasa Arab Darb At Tabbanah itu
banyak jumlahnya di angkasa luas, dan masing-masing galaxi itu merupakan
sistim peredaran yang paling teratur, mereka tak pernah berantakan atau
bertubrukan antara yang satu dengan yang lain, atau antara planet-planet yang
ada pada masing-masing galaxi itu. Semuanya itu berjalan menurut aturan yang
telah

ditentukan.

Itu adalah dari segi jumlah besar, dan sistimnya.
Adapun rahasia-rahasia benda-benda alam besar itu, tabiat-tabiatnya, apa
yang tersembunyi dan yang nampak padanya, hukum-hukum alam yang
menjaga, mengatur dan menjalankannya, hal itu amat banyak macam dan
ragamnya dibanding dengan apa yang telah diketahui manusia. Apa yang telah
diketahui manusia itu hanya sebagian kecil saja, walaupun para ahli itu telah
menyelidiki keadaan alam semesta bertahun-tahun lamanya, dan mereka
mengetahui bahwa semuanya itu telah berlangsung berjuta-juta tahun lamanya
hukum-hukum alam, dengan amat teratur.
Di samping tanda-tanda kekusaan Allah berada di langit dan di bumi itu,
terdapat pula pada yang lain, yaitu perbedaan bahasa yang digunakan oleh

suku-suku dan bangsa-bangsa dari perbedaan warna kulit serta sifat-sifat
kejiwaan mereka.
Dengan adanya kenyataan itu, dihubungkan dengan kejadian langit dan
bumi dengan segala isinya, tentu ada pula hubungan antara kedua hal tersebut.
Perbedaan iklim-iklim di permukaan bumi itu, mempunyai hubungan yang erat
dengan perbedaan bahasa dan warna kulit serta sifat-sifat kejiwaan manusia,
walaupun asal dan pertumbuhannya satu, yaitu dari bani insan.

4
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

Para ahli ilmu pengetahuan zaman sekarang mengamati adanya perbedaan
bahasa dan warna kulit serta sifat-sifat kejiwaan itu. Tapi sayang mereka tak
menghubungkannya dengan kekuasaan Allah SWT, dan dengan tanda-tanda
kebesaran-Nya. Mereka mengkaji kenyataan itu secara mendalam, tapi mereka
tidak mengagungkan Pencipta dan Pengendalinya, baik mengenai segala yang
lahir dan segala yang tersembunyi. Hal itu adalah karena kebanyakan manusia

tidak mengetahui3.
Surat Ar-Rum ayat 23

.‫ت لهأقنوتم يأنسأمكعوأن‬
‫أوهمنن آأياهتهه أمأناكمك كنم هبالل نأينهل أوالن نأأهاهر أوابنهتأغاكؤك كنم همنن أفنضلههه هإ نأن هفي أذلهأك ألآأيا ت‬
Artinya: “Dan diantara kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan
usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya, sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda Bagi kaum yang mendengarkan”

Ayat ini masih membicarakan tentang tanda-tanda kekuasaan dan
kebesaran Allah, alam semesta dan hubungannya dengan keadaan manusia,
pergantian siang dan malam. serta tidurnya manusia di malam hari dan
bangunnya mencari rezki di siang hari. Manusia tidur di malam hari agar
badannya mendapatkan ketenangan dan istirahat, untuk memulihkan tenagatenaga yang digunakan waktu bangunnya. Tidur dan bangun itu silih berganti
dalam kehidupan manusia, seperti silih bergantinya siang dan malam di alam
semesta ini. Dengan keadaan yang silih berganti itu seperti tidur dan bangun
bagi manusia, dia akan mengetahui nikmat Allah serta kebaikan-Nya. Di
waktu tidur manusia akan mendapatkan makanan yang baik bagi organ
tubuhnya. Begitu juga dia akan mendapatkan di waktu bangun pergerakan
anggota tubuhnya dengan leluasa.

Dalam ayat ini tidur didahulukan dari bangun, padahal kelihatannya
bangun itu lebih penting dari pada tidur, karena di waktu bangun itu orang
bekerja, berusaha dan melaksanakan tugas. Tugas dan kewajibannya dalam
hidup, yang terkandung dalam perkataan-Nya, "dan usahamu mencari
sebagian dari karunia-Nya", agar nikmat tidur itu diperhatikan. Pada
3. Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«’i wa Tafsir Al-Tajzi’i pi Al-Quran AlKarim. Beirut : Ta’aruf al-Matb’at, 1980.

5
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

umumnya manusia itu sedikit sekali yang memperhatikannya. Tidur
merupakan pengasingan manusia dari kesibukan-kesibukan hidup, dan
terputusnya hubungan antara jiwanya dengan Zatnya sendiri, seakan-akan
identitasnya hilang di waktu itu. Dari segi inilah kebanyakan manusia
memandang tidur itu sebagai suatu hal yang tidak penting.
Ini adalah pengertian yang sudah salah dalam memahami nikmat yang
besar itu yang dianugeratikan Tuhan kepada manusia. Dalam keadaan tidur
dan dalam keadaan antara bangun dan tidur, manusia pergi kemana saja yang
ia sukai dengan akal dan rohnya ke balik alam materi ini di sana tak ada
belenggu dan halangan. Dan di sana dia dapat merealisir apa yang tak dapat
direalisirnya di dalam dunia serba benda ini. Dalam alam mimpi itu dia akan
mendapat kepuasan. Berapa banyak orang yang miskin, tapi dalam mimpinya
ia dapat memakan apa yang diingininya. Berapa banyak orang yang teraniaya
tapi dalam mimpinya ia dapat mengobati jiwanya dari keganasan dan
kelaliman. Berapa banyaknya orang-orang yang bercinta-cintaan serta
berjauhan tempat tinggal, tetapi dalam mimpi mereka dapat berjumpa dengan
sepuas hatinya. Dan banyak lagi contoh lain..
Menurut ahli ilmu jiwa, mimpi yang dialami dalam waktu tidur adalah
sebagai penetralisir yakni pemurni dan penawar bagi jiwa. Bagi orang-orang
yang sedang bercinta-cintaan umpamanya, mereka dapat mewujudkan apa
yang diingininya atau dikhayalkannya di waktu bangun. Demikian pula
halnya dengan orang-orang yang teraniaya, orang yang lapar dan sebagainya.
Dengan situasi itu jiwa akan lega dan tenteram. Kalau tidak demikian tentu
akan terjadi ketegangan-ketegangan jiwa yang sangat berbahaya. Jadi dalam
dunia tidur manusia akan mendapat kepuasan akal, rohani dan jiwanya.
Hal mana tak dapat diperolehnya di waktu bangun apabila tubuh manusia
memerlukan makan dan minum, maka roh, jiwa dan akalpun memerlukan
makan dan minum. Makan dan minumnya itu dilakukannya di waktu tidur.
Tidur itu tidak lain, melainkan belenggu dari tubuh tetapi kebebasan bagi
jiwa. Dengan demikian segi kejiwaan mendapat kebahagiaannya di waktu
tidur, bebas dari kebendaan, tekanan dan kelaliman. Kalau tidak demikian,
6
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

roh itu akan selalu terbelenggu dalam tubuh dan cahayanya akan pudar.
Orang-orang yang menganggap enteng tidur, dan menganggapnya sebagai
suatu kemestian yang berat yang diharuskan atas alat tubuh manusia; dan
menganggapnya sebagai suatu obat yang diberikan kepada manusia, yang
mencekam kepribadiannya, seperti pada masa kanak-kanak dan masa tua,
maka anggapan mereka demikian itu adalah disebabkan mereka tidak
mengetahui kecuali apa yang tidak dapat diraba oleh tangan mereka, atau
dilihat oleh mata sendiri. Adapun yang di balik itu, mereka tidak mengetahui
atau mempercayainya, atau karena mereka materialistis, yang hanya melihat
kepada materi saja. Mereka bergaul dengan manusia hanyalah atas dasar
materi.
Apabila tidur dianggap sebagai nikmat nyata, maka sesungguhnya Allah
SWT telah menyediakan malam sebagai waktu yang tepat untuk tidur. Tidur
adalah nikmat yang jelas4.
Surat Ar-Rum Ayat 24

‫حهيي هبهه ال نأ أنرأض بأنعأد أمنوهتأها هإ نأن‬
‫أوهمنن آأياهتهه يكهريك ككم ال نبأنرأق أخنوةفا أوأطأمةعا أويكن أهنزكل همأن ال نأسأماهء أماةء أفيك ن‬
.‫ت لهأقنوتم يأنعهقكلوأن‬
‫هفي أذلهأك ألآأيا ت‬
Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya dia memperlihatkan kilat untuk
(menimbulkan) ketakuatan dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu
menghidupkan bumi dengan air tu sesudah kematiannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang memergunakan akalnya.

Ayat ini menerangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang
lain, yaitu adanya kilat. Kilat adalah suatu fenomena (gejala) alam yang dapat
disaksikan oleh pancaindera dan dapat pula diterangkan secara ilmiah. Kilat
timbul dari bunga api listrik yang terjadi di kala bersatunya listrik positif yang
berada di kelompok awan yang mengandung air dengan listrik negatif yang
berada di bumi, sewaktu keduanya sedang berdekatan, umpamanya di waktu
awan itu sedang berada di puncak gunung. Dari persatuan kedua macam
4. Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«’i wa Tafsir Al-Tajzi’i pi Al-Quran AlKarim. Beirut : Ta’aruf al-Matb’at, 1980.

7
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

listrik itu timbullah pengosongan udara yang mengakibatkan kilat, lalu diikuti
oleh petir, kemudian diikuti pula oleh turunnya hujan. Jadi penyebab
terjadinya kilat itu, suatu yang jelas ialah dia merupakan suatu fenomena
(gejala) alam yang timbul dari aturan yang diciptakan Tuhan untuk mengatur
alam ini.
Alquran cocok dengan keadaannya sebagai buku dakwah, maka dia tidak
memperinci hakikat fenomena-fenomena alam itu serta tidak menerangkan
sebab-sebabnya. Alquran hanya menyebutkan hal itu sebagai alat untuk
menghubungkan hati manusia dengan alam dan Penciptanya. Karena itu di
sini dia menetapkan salah satu tanda adanya Allah, yaitu dengan
memperlihatkan keadaan kilat yang menimbulkan takut dan harapan. Kedua
perasaan naluri itu datang silih berganti pada jiwa manusia dalam
menghadapi fenomena itu. Perasaan takut di kala melihat kilat itu ialah
karena kilat itu akan diikuti oleh petir, sedang petir ini kalau menyambar
sesuatu akan binasalah dia. Bila manusia disambarnya akan mati terbakarlah
manusia itu. Bila metal (logam) yang disambarnya akan cair dan meleburlah
dia. Bila batu dan bangunan yang disambarnya, akan hancur dan berderaiderailah dia. Atau ketakutan yang samar-samar ketika melihat kilat itu, dan
perasaan yang ditimbulkan oleh kekuatan yang mengendalikan alam semesta
ini. Dan perasaan harapan pada harta benda dengan akan turunnya hujan yang
biasa menemani kilat itu.
Sesudah kata-kata takut dan harapan, ayat ini dilanjutkan dengan "Dia
menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu
sesudah matinya". Ungkapan hidup dan mati itu jika dibandingkan dengan
tanah adalah suatu ungkapan yang menggambarkan bahwa tanah itu
merupakan benda hidup, yang dapat pula hidup dan dapat pula mati.
Begitulah hakikat yang digambarkan Alquran. Alam ini adalah makhluk
hidup, yang tunduk dan patuh kepada Tuhan, mengerjakan perintah-Nya
dengan bertasbih dan beribadat kepada-Nya. Manusia yang hidup di atas
bumi adalah salah satu dari makhluk-makhluk Allah itu. Mereka ikut beserta

8
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

makhluk-makhluk itu dalam satu parade (pawai) besar menghadap Allah
Tuhan semesta alam.
Di samping itu air apabila menyirami tanah, dia akan menyuburkannya.
Kemudian

tumbuhlah

tumbuh-tumbuhan

yang

hidup.

Daun-daunnya

berkembang begitu pula halnya dengan hewan dan manusia. Air itu
merupakan Rasul dan pembawa kehidupan. Di mana ada air disitu ada
kehidupan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. Ayat ini diakhiri
dengan kata "akal", sebagai media untuk berpikir dan menyelidik5.
Surat Ar-Rum ayat 25

.‫خكركجوأن‬
‫عأوةة همأن ال نأ أنرهض هإأذا أ أن نتكنم تأ ن‬
‫عاك كنم أد ن‬
‫أوهمنن آأياهتهه أ أنن تأكقوأم ال نأسأماكء أوال نأ أنركض هبأ أنمهرهه ثكنمأ هإأذا أد أ‬
Artinya: " Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi
dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi,
seketika itu (juga) kamu ke luar (dari kubur)”.

Berdirinya langit dan bumi dengan iradat Allah, artinya: "Beradanya
keduanya tetap dalam keadaannya dengan penjagaan Allah dan peraturanperaturan yang diadakan-Nya untuk mengatur keduanya. Yang dimaksud
dengan iradat Allah (biamrihi) di sini ialah kekuasaan dan kesanggupan-Nya.
Ini berarti bila seseorang berpendapat bahwa alam semesta ini, baik
langit maupun bumi telah ada sedemikian rupa menurut tabiatnya, tanpa
dipelihara oleh Allah, bagaimana pula pendapat mereka tentang aturan alam
yang sangat harmonis itu, sehingga yang satu dengan yang lainnya, tak
pernah bertubrukan. Apakah ini juga karena yang demikian itu sudah menjadi
tabiatnya?. Kalau demikian halnya tentu alam itu berakal, bijaksana,
mengatur, dan mempunyai kesanggupan. Ini adalah suatu hal yang tidak
mungkin, karena jelas bahwa alam ini tidak berakal, maka jelas pula bahwa
alam ini bukanlah diadakan dan diatur oleh tabiat alam itu sendiri, tetapi oleh
Tuhan. Orang yang mengingkari bahwa alam ini ciptaan Allan dan berada di
5. Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«’i wa Tafsir Al-Tajzi’i pi Al-Quran AlKarim. Beirut : Ta’aruf al-Matb’at, 1980.

9
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

bawah penjagaan-Nya adalah karena mereka tidak mau mengakui keesaan
Allah.
Oleh karena langit dan bumi akan tetap dalam keadaannya yang sekarang
ini, hanya sampai datangnya suatu saat yang telah ditentukan, yaitu saat
terjadinya kiamat, maka di kala saat itu datang manusia akan memenuhi
panggilan Tuhan, untuk keluar dari dalam kubur mereka. Dan adanya
panggilan ini maka manusia bangkitlah dari kuburnya.
Hal itu adalah suatu peraturan yang berlaku dalam alam ini, seperti
aturan jalannya bintang-bintang di falaknya, begitu juga aturan malam dan
siang yang terjadi dari peredaran matahari dan bumi pada falaknya juga.
Kapan datangnya hari berbangkit itu belum diketahui oleh seseorang juapun.
Yang jelas seruan berbangkit itu dating setelah manusia mati semuanya.
Ungkapan seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur), menunjukkan bahwa
kebangkitan dari kubur itu langsung setelah seruan, tidak terlambat walau
sesaat sekalipun6.
2. Surat As-Sajadah Ayat 9 Sampai 12
Surat As-Sajadah Ayat 9

.‫ثكنمأ أس نأواكه أون أأفأخ هفيهه همن نكروهحهه أوأجأعأل ل أك ككم ال نأسنمأع أوال نأ أبنأصاأر أوال نأ أنفهئأدأة أقهليل ة نأما تأنشك ككروأن‬
Artinya: :Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya
dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur”.

Surat As-Sajadah Ayat 10

.‫أوأقاكلوا أ أهئأذا أضل أل نأنا هفي ال نأ أنرهض أ أهئ نأنا ل أهفي أخل نتق أجهديتد بأنل كهم هبلهأقاء أر هبنههنم أكاهفكروأن‬
Artinya: “Dan mereka berkata: “Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah,
kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?” Bahkan mereka ingkar akan
menemui Tuhannya.

Surat As-Sajadah Ayat 11
6 Al-Sadr, Muhammad Baqir. Tafsir Mau«’i wa Tafsir Al-Tajzi’i pi Al-Quran AlKarim. Beirut : Ta’aruf al-Matb’at, 1980.

10
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

‫كقنل يأتأأو نأفاككم نأمل أكك ال نأمنو ه‬
.‫ت ال نأهذي كو هك نأل هبك كنم ثكنمأ هإألى أر هبنك كنم تكنرأجكعوأن‬
Artinya : Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan
mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”

Surat As-Sajadah 12

‫جهركموأن أناهككسو كركؤوهسههنم هعنأد أر هبنههنم أربنأأنا أ أبنأصنرأنا أوأسهمنعأنا أفانرهجنعأنا ن أنعأمنل أصاهلحا ة‬
‫أول أنو تأأرى هإهذ ال نكم ن‬
.‫هإ نأنا كموهقكنونأ‬
Artinys : “Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu
menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami
telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan
mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.”

3. Surat Al-Hasyr Ayat 22 Sampai 24
Surat Al-Hasyr Ayat 22

Artinya :“Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

Ayat ini menjelaskan bahwa Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah, dan
setiap orang yang menyembah selain Dia seperti tumbuh-tumbuhan, batu,
berhala, atau raja adalah batal. Allah Maha mengetahui segala sesuatu yang
tampak di jagat raya baik yang tampak maupun tidak tampak, serta tidak ada
satu yang di langit dan di bumi ini yang lepas dari pengetahuan Tuhan. Allah
memiliki Rahmat yang amat luas yang menjangkau seluruh Ciptaan-Nya.
Allah Maha Pengasih di dunia dan akhirat serta pada keduanya.
Ayat ini menunjuk-Nya dengan kata “Dia” yakni Dia yang menurunkan
Al-Qur'an dan yang disebut-sebut pada ayat-ayat yang lalu Dia, Allah Yang
tiada Tuhan yang berhak disembah, serta tiada Pencipta dan Pengendali alam
raya selain Dia, Dia Maha Mengetahui yang ghaib baik yang nisbiy/relatif
maupun yang mutlak dan yang nyata, Dia-lah ar-Rahman Pencurah rahmat
yang bersifat sementara untuk seluruh makhluk dalam pentas kehidupan
dunia ini lagi ar-Rahim pencurah rahmat yang abadi bagi orang-orang
beriman di akhirat nanti.
11
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

Kata (Huwa) yang mendahului ar-Rahman ar-Rahim berfungsi
mengkhususkan kedua sifat itu dalam pengertiannya yang sempurna hanya
untuk Allah SWT. Kata (Huwa) sepintas tidak diperlukan lagi karena telah
menunjuk kepada Allah. Tetapi ini agaknya untuk menggambarkan semua
sifat-sifat-Nya.sebelum menyebut sifat-sifat tertentu, karena kata Allah
menunjukkan kepada Dzat yang wajib wujud-Nya itu dengan sifat-Nya, baik
sifat Dzat maupun sifat fi’il7.
Surat Al-Hasyr Ayat 23

Artinya :” Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha
Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa,
yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang
mereka persekutukan”.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah Satu-satunya Penguasa
terhadap apapun juga. Dialah yang menggerakkan segala sesuatu tanpa ada
yang mampu menghalangi dan menolaknya. Dia terhindar dari segala sesuatu
yang tercela dan hal-hal yang menunjukkan kekurangan, yang mengamankan
makhluk-Nya dari sesuatu yang mendzaliminya dan Dia pula yang
mengintainya. Dia pula yang memuliakan terhadap sesuatu yang dinilai
rendah, yang mampu mengalahkan sesuatu melalui keagungan dan daya
paksa-Nya.
Kata (al-Malik) terdiri dari huruf (mim) dan (lam) dan (kaf) yang
rangkaiannya mengandung makna kekuatan dan keshahihan. Ia pada mulanya
berarti ikatan dan penguatan.kata ini berulang terulang didalam al-Quran
sebanyak 5 kali.
Al-Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh
kekuatan pengendalian dan keshahihannya. Malik biasa diterjemahkan raja
7 Munawwir,Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwar. Yogyakarta, 1984.

12
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

adalah yang menguasai dan menangani perintah dan larangan, anugerah, dan
pencabutan dan karena itu biasanya kerajaan terarah kepada manusia dan
tidak kepada barang yang bersifat tidak dapat menerima perintah dan
larangan8.
Surat Al-Hasyr Ayat 24

Artinya: “Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa,
yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan
dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Al-Magribhy mengatakan bahwa Dia-lah Allah yang menciptakan segala
sesuatu yang menampakkannya di alam jagat raya berdasarkan sifat yang
dikehendaki-Nya. Dia-lah Allah yang memiliki Asma’ al-Husna dan tidak ada
satupun yang dapat menyamai-Nya9.
B. Terjemah Kosa Kata
a. Surat Ar-Rum Ayat 21

‫لهتأنسك ككنو‬

Agar Kalian
Meras Tentram

‫هفي أذلهأك‬

Dan Pada
Demikian Itu

‫أ أنزأواةجا‬

Pasanganpasangan

‫هإ نأن‬

Sesungguhnya

‫همنن أ أن نكفهسك كنم‬
Dari Jenis
Kalian

‫أوأرنحأمةة‬

Dan Rasa
Sayang

‫ل أك كنم‬

Bagi Kalian

‫أمأوندأةة‬

Rasa Kasih

‫أخل نكق‬

‫أ أنن‬

Dia
Menciptakan

Bahwa

‫بأي نن أك كنم‬

‫أوأجأعل‬

Di Antara
Kalian

Dan
Menjadikan

‫ي أتأأفك ن أكروأن‬

‫لهأقنوتم‬

Berfikir

Bagi Kaum

8 Munawwir,Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwar. Yogyakarta, 1984.
9 Shihab,M. Quraish. Wawasan Alquran. Bandung : Mizan, 1996.

13
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

‫أوهمنن آأياهتهه‬

Dan Diantara
Ayat-Ayat-Nya

‫هإل أي نأها‬

Kepada-Nya

‫ت‬
‫ألآأيا ت‬

Benar-benar
Tanda-tanda

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

b. Surat Ar-Rum Ayat 22

‫أوأ أل نأواهنك كنم‬

Dan Warna
(Kulit) Kalian

‫أ أل نهسن أهتك كنم‬

Bahasa Kalian

‫خهتألاكف‬
‫أوا ن‬

Dan Perbedaan

‫أوال نأ أنرهض‬

Dan Bumi

‫لهل نأعالههميأن‬

Bagi Orang-orang
yang Mengetahui

‫ال نأسأماأوا ه‬
‫ت‬
Langit

‫ت‬
‫ألآأيا ت‬

Benar-benar
Tanda-tanda

‫أخل نكق‬

Penciptaan

‫هفي أذلهأك‬

Pada Demikian
Itu

‫أوهمنن آأياهتهه‬

Dan Diantara
Ayat-Ayat-Nya

‫هإ نأن‬

Sesungguhnya

c. Surat Ar-Rum Ayat 23

‫همنن أفنضلههه‬

‫هإ نأن‬

Sesungguhnya

Dari KaruniaNya

‫أوابنهتأغاكؤك كنم‬

Dan Usaha
Pencarian
Kalian

‫أوالن ن أأهاهر‬

‫هبالل نأي نهل‬

Dan Siang

Pada Waktu
Malam

‫ي أنسأمكعوأن‬

‫لهأقنوتم‬

Mendengarkan

Bagi Kaum

‫أخنوةفا‬

‫ال نبأنرأق‬

‫هبهه‬

‫أمأناكمك كنم‬

Tidur Kalian

‫ت‬
‫ألآأيا ت‬

Benar-benar
Tanda-tanda

‫أوهمنن آأياهتهه‬

Dan Diantara
Ayat-Ayat-Nya

‫هفي أذلهأك‬

Pada Demikian
Itu

d. Surat Ar-Rum Ayat 24

‫همأن ال نأسأماهء‬
Dari Langit

‫هفي أذلهأك‬

Pada Demikian
Itu

‫أوي كن أهنزكل‬

‫أوأطأمةعا‬

Dan Dia
Menurunkan

Dan Hamparan

Rasa Takut

‫هإ نأن‬

‫بأنعأد أمنوهتأها‬

‫ال نأ أنرأض‬

Sesungguhnya

Setelah
Matinya

Bumi

Kilat

Dengan-Nya

‫ي أنعهقكلوأن‬

Yang
Menggunakan
Akal

e. Surat Ar-Rum Ayat 25

14
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

‫ي كهريك ككم‬

Dia
Memperlihatka
n Pada Kalian

‫حهيي‬
‫أفي ك ن‬

Lalu Dia
Menghidupkan

‫لهأقنوتم‬

Bagi Kaum

‫أوهمنن آأياهتهه‬

Dan Diantara
Ayat-Ayat-Nya

‫أماةء‬
Air

‫ت‬
‫ألآأيا ت‬

Benar-benar
Tanda-tanda

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

‫ث كنمأ‬

Kemudian

‫خكركجوأن‬
‫تأ ن‬

Keluar
(dari Bumi)

‫هبأ أنمهرهه‬
Atas
Perintah-Nya

‫أ أن نتكنم‬

Kalian

‫أوال نأ أنرهض‬

‫ال نأسأماكء‬

‫هإأذا‬

‫همأن ال نأ أنرهض‬

Dan Bumi

Seketika Itu

Langit

Dari Bumi

‫أ أنن‬

‫تأكقوأم‬

Berdiri

‫عأوةة‬
‫أد ن‬

Dengan Sekalil
Panggilan

Bahwa

‫عاك كنم‬
‫أد أ‬

Dia Memanggil
Kalian

‫أوهمنن آأياهتهه‬

Dan Diantara
Ayat-Ayat-Nya

‫هإأذا‬

Apabila

C. Asbabunnuzul dan Kolerasi Dari 3 Surat
Surat Ar-Rum Allah menciptakan manusia dari tanah dan kemudian Allah
memperlihatkan kebesarannya. dan kepada surat Al-Hasir, Allah itu Esa dan
dialah penguasa atas ciptaannya, dan tidak ada satu baginya. Dan didalam
surat Assajadah Allah

menyempurnakan

ciptaanya

(manusia)

pertamanya berupah dari tanah, kemudian menjadi manusia

yang
Allah

punmeniupkan roh kedalam tubuh manusia dan dilengkapi dengan panca
indra dan manusia itulah yang akan mempertanggung jawabkan dirinya
sendiri kehadapan Allah.
Washa berarti memperingatkan, melarang, memerintahkan, menasehati.
Kata benda turunan, washiyah berarti kemauan, yakni perintah yang terakhir
dan terpenting yang ditinggalkan seseorang. Kata kerja disini dibuktikan
dalam bentuk jamak karena berkenaan dengan manusia. Implikasinya adalah
bahwa guna mengatasi keadaan normal keduniawian maka kita harus
malibatkan orang lain, masalah keduniawian tidak dapat diselesaikan melalui
pengasingan diri. Juga berarti di anatara orang lain dalam kesatuan sosial ada
ukuran yang dapat kita jadikan sebagai patokan untuk yang beroriantasi pada
kebenaran dan saling memikirkan, maka kedustaan dan kemunafikan kita
akan terungkap.
Pondasi dari semua ini adalah sabar, kebesaran, karena Allah adalah Yang
Maha Besar, Al-Shabur. Allah beberapa di luar waktu. Kesabaran berarti
menyusutkan waktu. Umpamanya, jika kita ingin memakan buah mentah
sebelum waktunya dan kita tahu harus menunggu tujuh hari sebelum buah itu
15
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

siap dimakan, maka kita siap menjadi waktu nol (kita menunggu sampai
sampai waktu yang seminggu itu habis dijalani) Surat dimulai dengan ashr
dan diakhir dengan shabr dan menunjukkan kepada kita10.
D. Syarah Ayat dengan Hadist yang terkait

‫ هإ نأن الله أوك نأأل‬: ‫عل أيأأم أوأسل أهم قا أأل‬
‫عنن اهنلنهبهنى أص نألى الله أ‬
‫عنه ك أ‬
‫عنن أ أن أهس بأهن أمل لهتك أدهضأى الله أ‬
‫أ‬
‫أ‬
‫أ‬
‫ أفهإ أذاأ أ أراأدالله أ أنن يأنقهضأى‬.‫ب كمنضأغةة‬
‫هبال نأر هحهم أمل أ ة‬
‫ب ن كنطأفةة أ أ ى أر ه‬
‫ب أ‬
‫ أنى ر ه ن‬.‫عل أأقةة‬
‫ أني أر ه ن‬: ‫كايأكقوكل‬
‫أ‬
‫ب ا أشهق نكى أأوأسهعينكد ؟ أذك أرر أ أنوأ كن نأثى ؟ أفأما ل أجكل ؟ فيكسب كذ لأك فنى‬
‫ أنى أر ه ن‬: ‫أجل نأقأها قال‬
. ‫بأنطهن أ أهنمهه‬

"‫"رواه الجنارىومسلم واأ حمد‬
“Dari pada Anas bin Malik (Moga-moga Ridha Allah terhadap diri-nya), dari Nabi SAW,
bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewakilkan dalam hal rahim seorang
malikat” Dia berkata: “Ya Tuhan, apakah dan jadikan nuthfah ? “Ya Tuhan ! Apakah
akan diteruskan jadi ‘alaqah?” maka bila mana Allah telah menghendaki menciptakannya
(jadi anak), berkata pulalah malaikat itu : “ Ya Tuhan ! Apakah akan jadi laki-laki atau
akan jadi perempun ? maka bagai mana rezekinya ?bagaimana ajalnya ? maka
dituliskanlah demikian itu ketika dia masih dalam perut ibunya”. (Diriwayatkan Oleh
Bukhari dan Muslim dan al-imam ahmad bin Hanbal)11.

E. Petunjuk yang bisa diambil dari ayat
1. Ar-Rum Ayat 21 Sampai 25
a. Dengan adanya tanda-tanda kebesaran Allah maka sampaila manusia
kepada kesimpulan tentang pasti adanya maha pencipta, maha pengatur,
maha bijaksana, maha perkasa disertai maha pengasi dan maha
penyayang.
b. Dengan adanya tanda-tanda kebesaran Allah atau bukti-bukti adanya
tuhan ialah untuk menyarankan manusia bahwa dia mempunyai akal dan
fikiran dan lain lain.
2. As-Sajadah Ayat 9 Sampai 12
a. Hidup dan mati manusia diataur oleh Allah swt dan tak ada satupun
mahluk yang dapat membantahnya.
10 Shihab,M. Quraish. Wawasan Alquran. Bandung : Mizan, 1996.
11 Al-Qattan,Manna Khalil. Mab±his fi ‘Ulmil Quran. Raiyadh : D±r al-Ma’arif, 1973.

16
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

b. Manusia harus meyakini adanya hari kiamat dan tidak ada satupun
mahluk yang dapat mengingkarinya.
3. Al-Hasyr Ayat 22 Sampai 24
a. Kita sebagai umat islam hendaknya menumbuhkan sikap saling toleransi
antar agama baik dalam beribadah maupun dalam bermasyarakat, dan
kita sebagai umat islam hendaknya tidak saling merugihkan baik sesama
muslim maupun non muslim.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari ketiga ayat diatas (Ar-Rum, Al-Hasyr, As-Sajadah) kami pemakalah
menyimpulkan bahwa pada dasarnya, memiliki pengertian, dan pembahasan yang

17
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

sama yaitu mengenai kekuasaan, keesaan Allah, dan mengenal Asma dan sifat
Allah.
Selain itu dijelaskan pula tentang dan kasih sayang yang tersebut didalam
surat Ar-Rum setiap laki-laki yang sehat dan perempuan yang sehat senantiasa
mencari teman hidup yang disertai keinginan menumbuhkan kasih sayang disertai
kepuasan bersetubuh, atau menumbuhkan cinta keduah belah pihak.
Dan pada As-sajadah dijelaskan pula tentang kehinaan yang menimpah
orang-orang kafir, di akherat dan mereka pada waktu itu diminta supaya di
kembalikan saja kedunia untuk bertobat dan berbuat kebaikan tetapi keinginan ini
ditolak. Keinginan kaum musrik terhadap hari berbangkit

dan mereka

menganggap hal itu mustahil. Jadi, maksud ketiga ayat diatas yaitu menumbuhkan
tentang kebesaran Allah swt yang dibuktikan dengan tanda, tanda yang ia
kirimkan kepada mahluk dan alam seluruh jagat raya, dan tak ada satupun mahluk
yang mengingkarinya.
A. Isi Kandungan Surat Ar-Rum Ayat 21 Sampai 25
1. Dan Allah pun setelah menciptakan mahluknya ternyata tidak sebatas itu
saja, tetapi Allah menciptakan mahluknya berpasang-pasangan. Agar
manusia itu cenderung dan muda merasakan tenteram kepadanya (pasangan
hidup atau lawan jenis) diantara mu rasa kasih sayang, dan sungguh itu
suatu tanda kebesarannya, bagi mahluk yang beriman.
2. Dan diantara kebesaranya ialah menciptakan langit dan bumi, menjadi atau
menciptakan bahasa dan bangsa yang berbeda pula.
3. Diantara kebesaranya dialah telah menurunkan juga nikmat kepada
mahluknya tidur malam dan siang hari, dan menurunkan rizki kepada
mereka

supaya

mahluknya

berusaha

untuk

mencari

nafkah

atau

karuniahnya.
4. Diantara kebesarannya, Allah juga memperlihatkan ciptaannya juga yang
lain (kilat) kepada mahluknya supayah mereka merasa takut akan Allah, dan
memberikan harapan kepada mahluknya, berupa (hujan) dan menghujankan
kembali bumi yang sudah kering.

18
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik

Tafsir Tematik 12 Oktober 2014

5. Allah menciptakan bumi dan langit dengan kehendaknya pula dan apabila ia
menjadikan hari itu kiamat (pembangkitan) maka tidak ada satupun yang
bisa mengingkarinya.
B. Isi Kandungan Surat As-Sajadah Ayat 9 Sampai 12
1. Tentang kekuasaan Allah SWT. atas mahluk-Nya dan hak Allah atas
mahluk-Nya, yaitu menciptakan dan menghancurkan.
2. Bagaimana manusia itu di ciptakan dari tanah dan akan kembali pada tanah
3. Umat manusia meminta dirinya supaya kembali kedunia dan mereka yakin
akan mengerjakan amal yang sholeh.
C. Isi Kandungan Surat Al-Hasyr Ayat 22 Sampai 24

1. Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah, dan setiap orang yang menyembah
selain Dia seperti tumbuh-tumbuhan, batu, berhala, atau raja adalah batal.
Allah Maha mengetahui segala sesuatu yang tampak di jagat raya baik yang
tampak maupun tidak tampak, serta tidak ada satu yang di langit dan di
bumi ini yang lepas dari pengetahuan Tuhan. Allah memiliki Rahmat yang
amat luas yang menjangkau seluruh Ciptaan-Nya. Allah Maha Pengasih di
dunia dan akhirat serta pada keduanya.

2. Allah adalah Satu-satunya Penguasa terhadap apapun juga. Dia-lah yang
menggerakkan segala sesuatu tanpa ada yang mampu menghalangi dan
menolaknya. Dia terhindar dari segala sesuatu yang tercela dan hal-hal yang
menunjukkan kekurangan, yang mengamankan makhlukNya dari sesuatu
yang mendzaliminya dan Dia pula yang mengintainya. Dia pula yang
memuliakan terhadap sesuatu yang dinilai rendah, yang mampu
mengalahkan sesuatu melalui keagungan dan daya paksaNya.
3. Dia-lah Allah yang menciptakan segala sesuatu yang menampakkannya di
alam jagat raya berdasarkan sifat yang dikehendaki-Nya. Dia-lah Allah yang
memiliki Asma’ al-Husna dan tidak ada satupun yang dapat menyamai-Nya.

19
Abdul Wahab Royani & Elan Herlan
Tafsir Tematik