Welcome to ePrints Sriwijaya University - UNSRI Online Institutional Repository

I

\!() I--I !- I ASI.-,Sru,I N POR'I-OFOLIO
t}ALAM PL,NTBE,LAJARAT{ t PS
Di SEKOLAI{ DASAR -

,rl\tUDU

I rVlJV^

F--

Oleh: Risu,an .laenudin *

PENDAHULUAN
Memasuki era dan proses globalisasi yang semakin intens, masyarakat
Indonesia yang sedang membangun memerlukan dan sekaligus diharapkan mampu
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang

tangguh, berwawasan keunggulan, trampil, memiliki motif berprestasi tinggi, dan


moral yang kuat (Tilaar, 1999). Untuk kepentingan ini, pendidikan tentu memiliki
peran dan fungsi yang strategis dalam pengembangan dan pembentukan sumber da-va
manusia yang berkualitas tersebut. Dalam kaitan

ini, pendidikan IPS sebagai saiah satu

bagian dari sistem pendidikan nasional diharapkan dapat memberikan kontribusi 1'ang
besar dalam upaya

di atas, khususnya dalam menyiapkan peserta didik merSadi n'arga

negara dan rvarga masyarakat yang baik. Peserta didik yang memiliki berbasai
kompetensi: intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang berkuiitas sebagai bekal
untuk rnenghadapi dan mengatasi segala macam akibat dari adanya perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh (lokai,
nasional, regional, dan internasional) (Depdiknas, 2001: 7).

Pendidikan iPS sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional

di


sekolah

merupakan sebuah "label" untuk berbagai mata pelaiaran yang berasal dari disiplin-

disiplin ilmu sosial dan humaniti, seperti sejarah, ekonomi, antropologi, ilmu bumi
pada tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah (Somantri

x

N, 1995.

5).

Sebagai label...

Disajikan pada Kongres HISPISI Xt dan Seminar Nasional Pendidikan llmu-llmu Sosial tanggat
Juli 2003 di Palembang

**


Dosen pada Jurusan IPS FKIP Universitas Sriwiiava

l2-t3

*riitii ir.ill.iaiitit ll'}S bcrlungsi

rncnqerntrangkan penrletahuan,

nilai.,jaii

sikai;,

sertaketerarnpilan sosial peserta didik untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang

dihadapi sehari-hari serta rnenurnbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah air dan
batrgsa seria menraharni perkembangan masyarakat incionesia se.jak masa
masa

iaiu


hrngga

kini. Tujuannya agar peserta didik marnpu nrcngembangkan pengetahuan. nilai.

sikap, serta keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya,

mengembangkan

pemahatnan tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa lampau, masa kini,
dan masa yang akan datang sehingga bangga sebagai bangsa {ndonesia.

Sebagai konsekrvensi dad tuntutan dan harapan

di atas, maka proses

pembelajaran harus diarahkan pada kegiatan yang dapat mengoptimalkan kegiatan
beiajar peserta didiknya. Pendidik berperan sebagai motivator agar peserta didik mau

belajar dan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk belajar. Dalam

perspektif konstruktivisme,

belajar pada dasarnya

pengk-onstruk"sian pengetahuan da{am

merupakan prases

pikircn anak (Pteget, dalam Ratna Wilis,

1996:

159). Anak belajar dengan cata berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui
keterlibatan secara aktif, anak bisa secara terus-menerus mendapatkan pengalaman
belajar. Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan penralaman merupakan kunci

utama dari belajar bermakna. Belajar yang bermakna tidak akan tenw-jud hanya
dengan rnendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain

yang sudah diabstraksikan, tetapi mengalami sendiri merupakan kunci untuk

kebermaknaan (Raka Joni, 1996: 5). Oleh karena

itu faktor paling penting daiarn

pembelajaran adalah apa yang telah diketahui anak, aktivitas pembelajaran yang
diselenggarakan, infonnasi fuktual yang diberikan, serta keterampilan-keterampilan

intelektual yang dilatih kernbangkan harus senantiasa sesuai dengan realitas hidup, dan
konteks fungsional di mana sisrva hidup (Raka Joni, 1992: 1995).

Dalam pembelajaran, guru harus secara terus menems memperhatikan
kepentingan siswa, memperhatikan pendapat sisu'a, dan memusatkan perhatian pada
apa yang bisa siswa tampilkan secara aktuai (Shaklee, 1997'.

l2), karena yang paling

berkepentingan dalam dalam proses bela.;ar mengajar adalah peserta didik bukan guru.

Tugas pokok guru adalah melayani dan membina sisrvanya mencapai keberhasilan


rrilli;lil (iuiu

haru:i

ntiiiri)ij rricladciii. iticlarani. irieriicnuhi

dan incnciptakan kcuiatati

bela.iar sisrvanva dengan rnenerapkan prinsip sisrva bela.jar aktif, r,aitu pernbela.jaran

!'ang melibatkan seluruh aspek perkembangan sisrva baik secara fisik, mental
iperrrikiran cian perasaan) dan sosiai, serta sesuai ciengan tingkat perkerntrangan anak
Sekolah Dasar (Kosasih, 1990: 2. GBPP SD 1994).
Dengan melibatkan seluruh aspek perkemllangan anak da,n m.elibatkan anak
secara aktif dalarr belajar.

rnaka pernbelajaran diharapkan dapat

semua aspek dan potensi yang ada pada


mengernbangkan

diri anak, baik aspek kognitif, aflektif, maupun

keterampilannya. Selanjutnya untuk mengetahui kemajuan belajar anak perlu
dilakukan penilaian terhadap hasil belajarnya. Penilaian yang mencakup proses dan

hasil belajar peserta didik yang berkaitan dengan asp€k pengetahuan, sikap, dan
perilaku, serta keterampilan yang telah direncanakan dalam kurikulum yang berlaku
(Depdikbud,,1994.4), karena sasaran akhir pembelajaran IPS tidak hanya berorientasi
pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan, tetapi lebih ditekankan pada proses

untuk mencapai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat memberikan
bekal bagi peserta didik dalarn menghadapi kehidupannya.

Kenyataan

di

lapangan, penilaian umumnya dilakukan


dengan

lebih

menekankan pada aspek penguasaan pengetahuan atau aspek kognitif. Gejala ini dapat

dilihat pada praktek penilaian yang biasanya ciiiakukan guru iebih banyak menekankan
pada aspek pengulangan materi dengan cara mengingat atau menghafalkan sejumlah

konsep. Pelaksanaan penilaian Pendidikan iPS banyak dilakukan untuk mengukur

hasil belajar, sedangkan proses belajar masih terabaikan. Sistem penilaian yang
diberlakukan dan dikembangkan masih mengandalkan tes sebagai satu-satunya alat
penilaian untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik. Ranah yang dinilai terbatas
pada aspek kognitif level rendah, lebih banyak rnenyangkut hapalan dan mengulang

apa yang telah diberikan, bahannya bersumber dari buku. Penekanan lebih banyak
pada hasil belajar daripada proses belajar (Survarma, 1995: 10). Senrentara penilaian


terhadap kinerja sisrva dalam bentuk penugasan cenderung diabaikan dan tidak
diperhitungkan sebagai satu pendekatan model penilaian alternatif yang lebih
bermakna.

di atas rnaka dalarn

llcrdasarkan peii-ielasarr

pcrnbelalai-an Pen,ii,iikan ii)S

dtperlukan penilaian vang rnengutamakan perkenibangan anak dalam:

pengetahuan

dan pemahaman. (2)

pcrrgernbangan sosiai cian

(l)


pencapaian

pengembangan keterarnpilan/skill,

aiektii. Peniiaian yang ciimaksucikan adaiah

(

j)

penrlaran

dengan memanfaatkan asesmen alternatif yang didasarkan pada prinsip-prinsip:
1 ) penilaian hendaknya berbasis unj uk kerya sehingga se lain
mernantaatkan penilaian produk, penilaian terhadap proses perlu mendapat
perhatian yang lebih besar, (2) Pada setiap langkah penilaian hendaknl,a
siswa dilibatkan, (3) Penilaian hendaknya mernberikan perhatian pula pada
refleksi diri siswa, (4) Karena penilaian perlu memperoleh perhatian yang
besar "portafolio usesmen" hendaknya dimanfaatkan, (5) Dalam
pelaksanaan penilaian "umpan balik" hendaknya dimanlaatkan sebesarbesarnya untuk pengembangan anak yang bersifat individual dan sosial
(Raka Joni, 1995 : 65).

(

Penilaian hendaknya tidak dilakukan sesaat, akan tetapi harus dilakukan
sccara

berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh yang meliputi semua konrponen

proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena

itu

hendaknya dikembangkan sistem

penilaian yang berbasis portofolio (portfolio based assessment), yaitu suatu usaha

untuk memperoleh berbagai infcrmasi secara berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan \valvasan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi
pengalaman belajamya. Untuk

itu dalam melakukan penilaian, seiain digunakan

instrumen tes iuiangan harian, uiangan umum) perlu dilengkapi ciengan peniiaian
terhadap kiner;a siswa dalam bentuk penugasan-penugasan, catatan perilaku harian
sisrva, dan laporan aktivitas siswa

di sekolah dan di luar sekolah yang menunjang

kegiatan belajarnya. Semua indikator proses dan hasil belajar sisrva itu dicatat dan
didokumentasikan.

PERMASALAHAN
Berdasarkan penjelasan

di

atas dan kenyataan pelaksanaan penilaian di

Sekolah Dasar, para guru perlu menerapkan dan mengembangkan penilaian yang
mampu mengungkap keberhasilan belajar siswa secara menyeluruh yang men)angkut

;isirck pr(rs.s ijan liasii helaiai-sisiia. inaka periitasalahan-vang dirunruskan irdaiair.
-'Buguimana kinerja guru nrcngintplenten(asikan model
asesmen portafolio dalant

penilcian hasil Pendidikan IPS di Sekol$h Dasar']". Permasalahan ini dirinci
nrenjacii pertanvaan-pcrtanyaan: ( i ) instrunren atau aiat ukur penrlaran apakah yang

digunakan guru dalam penilaian proses dan hasil belajar sisn'a, (2) Bagaimanakah
pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar siswa?,

(3) Upaya apa yang dilakukan

guru untuk dapat menerapkan asesmen portofolio dalam penilaian ?, (4) Faktor-faktor

pendukung apa yang memungkinkan guru menerapkan asesmen portofolio ?, (5)

Kendala apa yang dihadapi guru dalarn menerapkan aseslnen portofolio dan
bagaimana pemecahannya

?

Penelitian ini bertujuan rneningkatkan kinerja guru dalarn pembelajaran IPS

melalui pemanfaatan asesmen portofolio

di

Sekolah Dasar. Secara teoritis hasil

penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya peningkatan
kualitas pembelajaran, khususnya upaya meningkatkan kualitas penilaian hasil belajar.
Sedangkan secara khusus hasil penelitian

ini diharapkan berguna bagi : (1) Peneliti

;

dalam memahami, mengkaji, dan rnernberikan makna kepada upaya guru melakukan
penilaian. (2) Para

Guru, untuk meningkatkan kualitas penilaian

proses dan hasil

belajar siswa. (3) Kepala Sekolah; sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan mengenai keberhasi lan belaj ar sisrva.

METOI}OLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan

metode penelitian tindakun kelas, yaitv

penelitian yang menggabungkan suatu tindakan yang sesungguhnya dengan langkahlangkah penelitian

di

kelas (Hopkins, 1985: 1993). Penelitian

parsipatori dan kolaborasi dengan guru IPS dalam

3

ini dilakukan

secara

siklus pembelajaran. Kegiatan

pertama penelitian dirnulai dengan orientasi untuk menemukan masalah dan upaya
mencari solusi yang berupa perencanaan perbaikan. Selanjutnya pelaksanaan tindakan
yang disertai kegiatan observasi kernudian direfleksi rnelalui diskusi antara peneliti
dan guru sehingga menghasilkan rencana perbaikan untuk tindakan berikutnya. Siklus

pciikirtnra. ilia*ali dciisan percncanaan. kernudian tindakan dan

obse rvasi rJiiarriutkarr

riengan rel'leksi, dan seterusnva.

Lokasi penelitian adalah kelas IV SD Negeri 71 dan kelas IV A SD Islarn Az-

Zairrah Paiembang. Subjek peneiitian aciaiah Z orang guru cian sisrva-sisrvi kelas IV
Sekolah Dasar. Data penelitian diperoleh dari guru, siswa. kepala sekolah, dan orang
tua sisrva melalui teknik: Observasi, Wawancara, Studi Dokumentasi. Pengolahan dan

analisis data penelitian berdasarkan metode deskriptif kualitatif. Pendeskripsian data
penelitian diurutkan berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan.
Berdasarkan hasil orientasi dan kesepakatan peneliti dengan guru telah
dirumuskan

l0

indikator asesmen portofolio, yaitu: (1) Penilaian hasil belajar tidak

hanya hasil tes, (2) Objek penilaian hasil kerja siswa baik secara individu maupun

kelompok, (3) Kinerja dan aktiviatas siswa menjadi objek penilaian, (a) Objek

penilaian hasil kerja siswa

di

dalam dan

di luar kelas, (5) Kriteria penilaian

dirumuskan dan ditetapkan secara .jelas, (6) Siswa menilai sendiri hasil pekerj aarrnya

dan menilai hasil pekerjaan siswa lain, (7) Hasil kerja siswa atas inisiatif sendiri