Welcome to ePrints Sriwijaya University - UNSRI Online Institutional Repository
I
\!() I--I !- I ASI.-,Sru,I N POR'I-OFOLIO
t}ALAM PL,NTBE,LAJARAT{ t PS
Di SEKOLAI{ DASAR -
,rl\tUDU
I rVlJV^
F--
Oleh: Risu,an .laenudin *
PENDAHULUAN
Memasuki era dan proses globalisasi yang semakin intens, masyarakat
Indonesia yang sedang membangun memerlukan dan sekaligus diharapkan mampu
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang
tangguh, berwawasan keunggulan, trampil, memiliki motif berprestasi tinggi, dan
moral yang kuat (Tilaar, 1999). Untuk kepentingan ini, pendidikan tentu memiliki
peran dan fungsi yang strategis dalam pengembangan dan pembentukan sumber da-va
manusia yang berkualitas tersebut. Dalam kaitan
ini, pendidikan IPS sebagai saiah satu
bagian dari sistem pendidikan nasional diharapkan dapat memberikan kontribusi 1'ang
besar dalam upaya
di atas, khususnya dalam menyiapkan peserta didik merSadi n'arga
negara dan rvarga masyarakat yang baik. Peserta didik yang memiliki berbasai
kompetensi: intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang berkuiitas sebagai bekal
untuk rnenghadapi dan mengatasi segala macam akibat dari adanya perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh (lokai,
nasional, regional, dan internasional) (Depdiknas, 2001: 7).
Pendidikan iPS sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional
di
sekolah
merupakan sebuah "label" untuk berbagai mata pelaiaran yang berasal dari disiplin-
disiplin ilmu sosial dan humaniti, seperti sejarah, ekonomi, antropologi, ilmu bumi
pada tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah (Somantri
x
N, 1995.
5).
Sebagai label...
Disajikan pada Kongres HISPISI Xt dan Seminar Nasional Pendidikan llmu-llmu Sosial tanggat
Juli 2003 di Palembang
**
Dosen pada Jurusan IPS FKIP Universitas Sriwiiava
l2-t3
*riitii ir.ill.iaiitit ll'}S bcrlungsi
rncnqerntrangkan penrletahuan,
nilai.,jaii
sikai;,
sertaketerarnpilan sosial peserta didik untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang
dihadapi sehari-hari serta rnenurnbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah air dan
batrgsa seria menraharni perkembangan masyarakat incionesia se.jak masa
masa
iaiu
hrngga
kini. Tujuannya agar peserta didik marnpu nrcngembangkan pengetahuan. nilai.
sikap, serta keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya,
mengembangkan
pemahatnan tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa lampau, masa kini,
dan masa yang akan datang sehingga bangga sebagai bangsa {ndonesia.
Sebagai konsekrvensi dad tuntutan dan harapan
di atas, maka proses
pembelajaran harus diarahkan pada kegiatan yang dapat mengoptimalkan kegiatan
beiajar peserta didiknya. Pendidik berperan sebagai motivator agar peserta didik mau
belajar dan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk belajar. Dalam
perspektif konstruktivisme,
belajar pada dasarnya
pengk-onstruk"sian pengetahuan da{am
merupakan prases
pikircn anak (Pteget, dalam Ratna Wilis,
1996:
159). Anak belajar dengan cata berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui
keterlibatan secara aktif, anak bisa secara terus-menerus mendapatkan pengalaman
belajar. Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan penralaman merupakan kunci
utama dari belajar bermakna. Belajar yang bermakna tidak akan tenw-jud hanya
dengan rnendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain
yang sudah diabstraksikan, tetapi mengalami sendiri merupakan kunci untuk
kebermaknaan (Raka Joni, 1996: 5). Oleh karena
itu faktor paling penting daiarn
pembelajaran adalah apa yang telah diketahui anak, aktivitas pembelajaran yang
diselenggarakan, infonnasi fuktual yang diberikan, serta keterampilan-keterampilan
intelektual yang dilatih kernbangkan harus senantiasa sesuai dengan realitas hidup, dan
konteks fungsional di mana sisrva hidup (Raka Joni, 1992: 1995).
Dalam pembelajaran, guru harus secara terus menems memperhatikan
kepentingan siswa, memperhatikan pendapat sisu'a, dan memusatkan perhatian pada
apa yang bisa siswa tampilkan secara aktuai (Shaklee, 1997'.
l2), karena yang paling
berkepentingan dalam dalam proses bela.;ar mengajar adalah peserta didik bukan guru.
Tugas pokok guru adalah melayani dan membina sisrvanya mencapai keberhasilan
rrilli;lil (iuiu
haru:i
ntiiiri)ij rricladciii. iticlarani. irieriicnuhi
dan incnciptakan kcuiatati
bela.iar sisrvanva dengan rnenerapkan prinsip sisrva bela.jar aktif, r,aitu pernbela.jaran
!'ang melibatkan seluruh aspek perkembangan sisrva baik secara fisik, mental
iperrrikiran cian perasaan) dan sosiai, serta sesuai ciengan tingkat perkerntrangan anak
Sekolah Dasar (Kosasih, 1990: 2. GBPP SD 1994).
Dengan melibatkan seluruh aspek perkemllangan anak da,n m.elibatkan anak
secara aktif dalarr belajar.
rnaka pernbelajaran diharapkan dapat
semua aspek dan potensi yang ada pada
mengernbangkan
diri anak, baik aspek kognitif, aflektif, maupun
keterampilannya. Selanjutnya untuk mengetahui kemajuan belajar anak perlu
dilakukan penilaian terhadap hasil belajarnya. Penilaian yang mencakup proses dan
hasil belajar peserta didik yang berkaitan dengan asp€k pengetahuan, sikap, dan
perilaku, serta keterampilan yang telah direncanakan dalam kurikulum yang berlaku
(Depdikbud,,1994.4), karena sasaran akhir pembelajaran IPS tidak hanya berorientasi
pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan, tetapi lebih ditekankan pada proses
untuk mencapai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat memberikan
bekal bagi peserta didik dalarn menghadapi kehidupannya.
Kenyataan
di
lapangan, penilaian umumnya dilakukan
dengan
lebih
menekankan pada aspek penguasaan pengetahuan atau aspek kognitif. Gejala ini dapat
dilihat pada praktek penilaian yang biasanya ciiiakukan guru iebih banyak menekankan
pada aspek pengulangan materi dengan cara mengingat atau menghafalkan sejumlah
konsep. Pelaksanaan penilaian Pendidikan iPS banyak dilakukan untuk mengukur
hasil belajar, sedangkan proses belajar masih terabaikan. Sistem penilaian yang
diberlakukan dan dikembangkan masih mengandalkan tes sebagai satu-satunya alat
penilaian untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik. Ranah yang dinilai terbatas
pada aspek kognitif level rendah, lebih banyak rnenyangkut hapalan dan mengulang
apa yang telah diberikan, bahannya bersumber dari buku. Penekanan lebih banyak
pada hasil belajar daripada proses belajar (Survarma, 1995: 10). Senrentara penilaian
terhadap kinerja sisrva dalam bentuk penugasan cenderung diabaikan dan tidak
diperhitungkan sebagai satu pendekatan model penilaian alternatif yang lebih
bermakna.
di atas rnaka dalarn
llcrdasarkan peii-ielasarr
pcrnbelalai-an Pen,ii,iikan ii)S
dtperlukan penilaian vang rnengutamakan perkenibangan anak dalam:
pengetahuan
dan pemahaman. (2)
pcrrgernbangan sosiai cian
(l)
pencapaian
pengembangan keterarnpilan/skill,
aiektii. Peniiaian yang ciimaksucikan adaiah
(
j)
penrlaran
dengan memanfaatkan asesmen alternatif yang didasarkan pada prinsip-prinsip:
1 ) penilaian hendaknya berbasis unj uk kerya sehingga se lain
mernantaatkan penilaian produk, penilaian terhadap proses perlu mendapat
perhatian yang lebih besar, (2) Pada setiap langkah penilaian hendaknl,a
siswa dilibatkan, (3) Penilaian hendaknya mernberikan perhatian pula pada
refleksi diri siswa, (4) Karena penilaian perlu memperoleh perhatian yang
besar "portafolio usesmen" hendaknya dimanfaatkan, (5) Dalam
pelaksanaan penilaian "umpan balik" hendaknya dimanlaatkan sebesarbesarnya untuk pengembangan anak yang bersifat individual dan sosial
(Raka Joni, 1995 : 65).
(
Penilaian hendaknya tidak dilakukan sesaat, akan tetapi harus dilakukan
sccara
berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh yang meliputi semua konrponen
proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena
itu
hendaknya dikembangkan sistem
penilaian yang berbasis portofolio (portfolio based assessment), yaitu suatu usaha
untuk memperoleh berbagai infcrmasi secara berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan \valvasan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi
pengalaman belajamya. Untuk
itu dalam melakukan penilaian, seiain digunakan
instrumen tes iuiangan harian, uiangan umum) perlu dilengkapi ciengan peniiaian
terhadap kiner;a siswa dalam bentuk penugasan-penugasan, catatan perilaku harian
sisrva, dan laporan aktivitas siswa
di sekolah dan di luar sekolah yang menunjang
kegiatan belajarnya. Semua indikator proses dan hasil belajar sisrva itu dicatat dan
didokumentasikan.
PERMASALAHAN
Berdasarkan penjelasan
di
atas dan kenyataan pelaksanaan penilaian di
Sekolah Dasar, para guru perlu menerapkan dan mengembangkan penilaian yang
mampu mengungkap keberhasilan belajar siswa secara menyeluruh yang men)angkut
;isirck pr(rs.s ijan liasii helaiai-sisiia. inaka periitasalahan-vang dirunruskan irdaiair.
-'Buguimana kinerja guru nrcngintplenten(asikan model
asesmen portafolio dalant
penilcian hasil Pendidikan IPS di Sekol$h Dasar']". Permasalahan ini dirinci
nrenjacii pertanvaan-pcrtanyaan: ( i ) instrunren atau aiat ukur penrlaran apakah yang
digunakan guru dalam penilaian proses dan hasil belajar sisn'a, (2) Bagaimanakah
pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar siswa?,
(3) Upaya apa yang dilakukan
guru untuk dapat menerapkan asesmen portofolio dalam penilaian ?, (4) Faktor-faktor
pendukung apa yang memungkinkan guru menerapkan asesmen portofolio ?, (5)
Kendala apa yang dihadapi guru dalarn menerapkan aseslnen portofolio dan
bagaimana pemecahannya
?
Penelitian ini bertujuan rneningkatkan kinerja guru dalarn pembelajaran IPS
melalui pemanfaatan asesmen portofolio
di
Sekolah Dasar. Secara teoritis hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya peningkatan
kualitas pembelajaran, khususnya upaya meningkatkan kualitas penilaian hasil belajar.
Sedangkan secara khusus hasil penelitian
ini diharapkan berguna bagi : (1) Peneliti
;
dalam memahami, mengkaji, dan rnernberikan makna kepada upaya guru melakukan
penilaian. (2) Para
Guru, untuk meningkatkan kualitas penilaian
proses dan hasil
belajar siswa. (3) Kepala Sekolah; sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan mengenai keberhasi lan belaj ar sisrva.
METOI}OLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakun kelas, yaitv
penelitian yang menggabungkan suatu tindakan yang sesungguhnya dengan langkahlangkah penelitian
di
kelas (Hopkins, 1985: 1993). Penelitian
parsipatori dan kolaborasi dengan guru IPS dalam
3
ini dilakukan
secara
siklus pembelajaran. Kegiatan
pertama penelitian dirnulai dengan orientasi untuk menemukan masalah dan upaya
mencari solusi yang berupa perencanaan perbaikan. Selanjutnya pelaksanaan tindakan
yang disertai kegiatan observasi kernudian direfleksi rnelalui diskusi antara peneliti
dan guru sehingga menghasilkan rencana perbaikan untuk tindakan berikutnya. Siklus
pciikirtnra. ilia*ali dciisan percncanaan. kernudian tindakan dan
obse rvasi rJiiarriutkarr
riengan rel'leksi, dan seterusnva.
Lokasi penelitian adalah kelas IV SD Negeri 71 dan kelas IV A SD Islarn Az-
Zairrah Paiembang. Subjek peneiitian aciaiah Z orang guru cian sisrva-sisrvi kelas IV
Sekolah Dasar. Data penelitian diperoleh dari guru, siswa. kepala sekolah, dan orang
tua sisrva melalui teknik: Observasi, Wawancara, Studi Dokumentasi. Pengolahan dan
analisis data penelitian berdasarkan metode deskriptif kualitatif. Pendeskripsian data
penelitian diurutkan berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan.
Berdasarkan hasil orientasi dan kesepakatan peneliti dengan guru telah
dirumuskan
l0
indikator asesmen portofolio, yaitu: (1) Penilaian hasil belajar tidak
hanya hasil tes, (2) Objek penilaian hasil kerja siswa baik secara individu maupun
kelompok, (3) Kinerja dan aktiviatas siswa menjadi objek penilaian, (a) Objek
penilaian hasil kerja siswa
di
dalam dan
di luar kelas, (5) Kriteria penilaian
dirumuskan dan ditetapkan secara .jelas, (6) Siswa menilai sendiri hasil pekerj aarrnya
dan menilai hasil pekerjaan siswa lain, (7) Hasil kerja siswa atas inisiatif sendiri
\!() I--I !- I ASI.-,Sru,I N POR'I-OFOLIO
t}ALAM PL,NTBE,LAJARAT{ t PS
Di SEKOLAI{ DASAR -
,rl\tUDU
I rVlJV^
F--
Oleh: Risu,an .laenudin *
PENDAHULUAN
Memasuki era dan proses globalisasi yang semakin intens, masyarakat
Indonesia yang sedang membangun memerlukan dan sekaligus diharapkan mampu
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang
tangguh, berwawasan keunggulan, trampil, memiliki motif berprestasi tinggi, dan
moral yang kuat (Tilaar, 1999). Untuk kepentingan ini, pendidikan tentu memiliki
peran dan fungsi yang strategis dalam pengembangan dan pembentukan sumber da-va
manusia yang berkualitas tersebut. Dalam kaitan
ini, pendidikan IPS sebagai saiah satu
bagian dari sistem pendidikan nasional diharapkan dapat memberikan kontribusi 1'ang
besar dalam upaya
di atas, khususnya dalam menyiapkan peserta didik merSadi n'arga
negara dan rvarga masyarakat yang baik. Peserta didik yang memiliki berbasai
kompetensi: intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang berkuiitas sebagai bekal
untuk rnenghadapi dan mengatasi segala macam akibat dari adanya perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai yang terjauh (lokai,
nasional, regional, dan internasional) (Depdiknas, 2001: 7).
Pendidikan iPS sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional
di
sekolah
merupakan sebuah "label" untuk berbagai mata pelaiaran yang berasal dari disiplin-
disiplin ilmu sosial dan humaniti, seperti sejarah, ekonomi, antropologi, ilmu bumi
pada tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah (Somantri
x
N, 1995.
5).
Sebagai label...
Disajikan pada Kongres HISPISI Xt dan Seminar Nasional Pendidikan llmu-llmu Sosial tanggat
Juli 2003 di Palembang
**
Dosen pada Jurusan IPS FKIP Universitas Sriwiiava
l2-t3
*riitii ir.ill.iaiitit ll'}S bcrlungsi
rncnqerntrangkan penrletahuan,
nilai.,jaii
sikai;,
sertaketerarnpilan sosial peserta didik untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang
dihadapi sehari-hari serta rnenurnbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah air dan
batrgsa seria menraharni perkembangan masyarakat incionesia se.jak masa
masa
iaiu
hrngga
kini. Tujuannya agar peserta didik marnpu nrcngembangkan pengetahuan. nilai.
sikap, serta keterampilan sosial yang berguna bagi dirinya,
mengembangkan
pemahatnan tentang pertumbuhan masyarakat Indonesia pada masa lampau, masa kini,
dan masa yang akan datang sehingga bangga sebagai bangsa {ndonesia.
Sebagai konsekrvensi dad tuntutan dan harapan
di atas, maka proses
pembelajaran harus diarahkan pada kegiatan yang dapat mengoptimalkan kegiatan
beiajar peserta didiknya. Pendidik berperan sebagai motivator agar peserta didik mau
belajar dan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk belajar. Dalam
perspektif konstruktivisme,
belajar pada dasarnya
pengk-onstruk"sian pengetahuan da{am
merupakan prases
pikircn anak (Pteget, dalam Ratna Wilis,
1996:
159). Anak belajar dengan cata berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui
keterlibatan secara aktif, anak bisa secara terus-menerus mendapatkan pengalaman
belajar. Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan penralaman merupakan kunci
utama dari belajar bermakna. Belajar yang bermakna tidak akan tenw-jud hanya
dengan rnendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain
yang sudah diabstraksikan, tetapi mengalami sendiri merupakan kunci untuk
kebermaknaan (Raka Joni, 1996: 5). Oleh karena
itu faktor paling penting daiarn
pembelajaran adalah apa yang telah diketahui anak, aktivitas pembelajaran yang
diselenggarakan, infonnasi fuktual yang diberikan, serta keterampilan-keterampilan
intelektual yang dilatih kernbangkan harus senantiasa sesuai dengan realitas hidup, dan
konteks fungsional di mana sisrva hidup (Raka Joni, 1992: 1995).
Dalam pembelajaran, guru harus secara terus menems memperhatikan
kepentingan siswa, memperhatikan pendapat sisu'a, dan memusatkan perhatian pada
apa yang bisa siswa tampilkan secara aktuai (Shaklee, 1997'.
l2), karena yang paling
berkepentingan dalam dalam proses bela.;ar mengajar adalah peserta didik bukan guru.
Tugas pokok guru adalah melayani dan membina sisrvanya mencapai keberhasilan
rrilli;lil (iuiu
haru:i
ntiiiri)ij rricladciii. iticlarani. irieriicnuhi
dan incnciptakan kcuiatati
bela.iar sisrvanva dengan rnenerapkan prinsip sisrva bela.jar aktif, r,aitu pernbela.jaran
!'ang melibatkan seluruh aspek perkembangan sisrva baik secara fisik, mental
iperrrikiran cian perasaan) dan sosiai, serta sesuai ciengan tingkat perkerntrangan anak
Sekolah Dasar (Kosasih, 1990: 2. GBPP SD 1994).
Dengan melibatkan seluruh aspek perkemllangan anak da,n m.elibatkan anak
secara aktif dalarr belajar.
rnaka pernbelajaran diharapkan dapat
semua aspek dan potensi yang ada pada
mengernbangkan
diri anak, baik aspek kognitif, aflektif, maupun
keterampilannya. Selanjutnya untuk mengetahui kemajuan belajar anak perlu
dilakukan penilaian terhadap hasil belajarnya. Penilaian yang mencakup proses dan
hasil belajar peserta didik yang berkaitan dengan asp€k pengetahuan, sikap, dan
perilaku, serta keterampilan yang telah direncanakan dalam kurikulum yang berlaku
(Depdikbud,,1994.4), karena sasaran akhir pembelajaran IPS tidak hanya berorientasi
pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan, tetapi lebih ditekankan pada proses
untuk mencapai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat memberikan
bekal bagi peserta didik dalarn menghadapi kehidupannya.
Kenyataan
di
lapangan, penilaian umumnya dilakukan
dengan
lebih
menekankan pada aspek penguasaan pengetahuan atau aspek kognitif. Gejala ini dapat
dilihat pada praktek penilaian yang biasanya ciiiakukan guru iebih banyak menekankan
pada aspek pengulangan materi dengan cara mengingat atau menghafalkan sejumlah
konsep. Pelaksanaan penilaian Pendidikan iPS banyak dilakukan untuk mengukur
hasil belajar, sedangkan proses belajar masih terabaikan. Sistem penilaian yang
diberlakukan dan dikembangkan masih mengandalkan tes sebagai satu-satunya alat
penilaian untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik. Ranah yang dinilai terbatas
pada aspek kognitif level rendah, lebih banyak rnenyangkut hapalan dan mengulang
apa yang telah diberikan, bahannya bersumber dari buku. Penekanan lebih banyak
pada hasil belajar daripada proses belajar (Survarma, 1995: 10). Senrentara penilaian
terhadap kinerja sisrva dalam bentuk penugasan cenderung diabaikan dan tidak
diperhitungkan sebagai satu pendekatan model penilaian alternatif yang lebih
bermakna.
di atas rnaka dalarn
llcrdasarkan peii-ielasarr
pcrnbelalai-an Pen,ii,iikan ii)S
dtperlukan penilaian vang rnengutamakan perkenibangan anak dalam:
pengetahuan
dan pemahaman. (2)
pcrrgernbangan sosiai cian
(l)
pencapaian
pengembangan keterarnpilan/skill,
aiektii. Peniiaian yang ciimaksucikan adaiah
(
j)
penrlaran
dengan memanfaatkan asesmen alternatif yang didasarkan pada prinsip-prinsip:
1 ) penilaian hendaknya berbasis unj uk kerya sehingga se lain
mernantaatkan penilaian produk, penilaian terhadap proses perlu mendapat
perhatian yang lebih besar, (2) Pada setiap langkah penilaian hendaknl,a
siswa dilibatkan, (3) Penilaian hendaknya mernberikan perhatian pula pada
refleksi diri siswa, (4) Karena penilaian perlu memperoleh perhatian yang
besar "portafolio usesmen" hendaknya dimanfaatkan, (5) Dalam
pelaksanaan penilaian "umpan balik" hendaknya dimanlaatkan sebesarbesarnya untuk pengembangan anak yang bersifat individual dan sosial
(Raka Joni, 1995 : 65).
(
Penilaian hendaknya tidak dilakukan sesaat, akan tetapi harus dilakukan
sccara
berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh yang meliputi semua konrponen
proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena
itu
hendaknya dikembangkan sistem
penilaian yang berbasis portofolio (portfolio based assessment), yaitu suatu usaha
untuk memperoleh berbagai infcrmasi secara berkesinambungan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan \valvasan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi
pengalaman belajamya. Untuk
itu dalam melakukan penilaian, seiain digunakan
instrumen tes iuiangan harian, uiangan umum) perlu dilengkapi ciengan peniiaian
terhadap kiner;a siswa dalam bentuk penugasan-penugasan, catatan perilaku harian
sisrva, dan laporan aktivitas siswa
di sekolah dan di luar sekolah yang menunjang
kegiatan belajarnya. Semua indikator proses dan hasil belajar sisrva itu dicatat dan
didokumentasikan.
PERMASALAHAN
Berdasarkan penjelasan
di
atas dan kenyataan pelaksanaan penilaian di
Sekolah Dasar, para guru perlu menerapkan dan mengembangkan penilaian yang
mampu mengungkap keberhasilan belajar siswa secara menyeluruh yang men)angkut
;isirck pr(rs.s ijan liasii helaiai-sisiia. inaka periitasalahan-vang dirunruskan irdaiair.
-'Buguimana kinerja guru nrcngintplenten(asikan model
asesmen portafolio dalant
penilcian hasil Pendidikan IPS di Sekol$h Dasar']". Permasalahan ini dirinci
nrenjacii pertanvaan-pcrtanyaan: ( i ) instrunren atau aiat ukur penrlaran apakah yang
digunakan guru dalam penilaian proses dan hasil belajar sisn'a, (2) Bagaimanakah
pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar siswa?,
(3) Upaya apa yang dilakukan
guru untuk dapat menerapkan asesmen portofolio dalam penilaian ?, (4) Faktor-faktor
pendukung apa yang memungkinkan guru menerapkan asesmen portofolio ?, (5)
Kendala apa yang dihadapi guru dalarn menerapkan aseslnen portofolio dan
bagaimana pemecahannya
?
Penelitian ini bertujuan rneningkatkan kinerja guru dalarn pembelajaran IPS
melalui pemanfaatan asesmen portofolio
di
Sekolah Dasar. Secara teoritis hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya peningkatan
kualitas pembelajaran, khususnya upaya meningkatkan kualitas penilaian hasil belajar.
Sedangkan secara khusus hasil penelitian
ini diharapkan berguna bagi : (1) Peneliti
;
dalam memahami, mengkaji, dan rnernberikan makna kepada upaya guru melakukan
penilaian. (2) Para
Guru, untuk meningkatkan kualitas penilaian
proses dan hasil
belajar siswa. (3) Kepala Sekolah; sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan mengenai keberhasi lan belaj ar sisrva.
METOI}OLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian tindakun kelas, yaitv
penelitian yang menggabungkan suatu tindakan yang sesungguhnya dengan langkahlangkah penelitian
di
kelas (Hopkins, 1985: 1993). Penelitian
parsipatori dan kolaborasi dengan guru IPS dalam
3
ini dilakukan
secara
siklus pembelajaran. Kegiatan
pertama penelitian dirnulai dengan orientasi untuk menemukan masalah dan upaya
mencari solusi yang berupa perencanaan perbaikan. Selanjutnya pelaksanaan tindakan
yang disertai kegiatan observasi kernudian direfleksi rnelalui diskusi antara peneliti
dan guru sehingga menghasilkan rencana perbaikan untuk tindakan berikutnya. Siklus
pciikirtnra. ilia*ali dciisan percncanaan. kernudian tindakan dan
obse rvasi rJiiarriutkarr
riengan rel'leksi, dan seterusnva.
Lokasi penelitian adalah kelas IV SD Negeri 71 dan kelas IV A SD Islarn Az-
Zairrah Paiembang. Subjek peneiitian aciaiah Z orang guru cian sisrva-sisrvi kelas IV
Sekolah Dasar. Data penelitian diperoleh dari guru, siswa. kepala sekolah, dan orang
tua sisrva melalui teknik: Observasi, Wawancara, Studi Dokumentasi. Pengolahan dan
analisis data penelitian berdasarkan metode deskriptif kualitatif. Pendeskripsian data
penelitian diurutkan berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan.
Berdasarkan hasil orientasi dan kesepakatan peneliti dengan guru telah
dirumuskan
l0
indikator asesmen portofolio, yaitu: (1) Penilaian hasil belajar tidak
hanya hasil tes, (2) Objek penilaian hasil kerja siswa baik secara individu maupun
kelompok, (3) Kinerja dan aktiviatas siswa menjadi objek penilaian, (a) Objek
penilaian hasil kerja siswa
di
dalam dan
di luar kelas, (5) Kriteria penilaian
dirumuskan dan ditetapkan secara .jelas, (6) Siswa menilai sendiri hasil pekerj aarrnya
dan menilai hasil pekerjaan siswa lain, (7) Hasil kerja siswa atas inisiatif sendiri