T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga T1 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Salatiga. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil sampel siswa kelas XI IPS. Daftar siswa kelas XI IPS sebagai
populasi penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Jumlah Populasi Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga
No
Jurusan
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
1 IPS 1
8
15
2 IPS 2
10
13
3 IPS 3
11
13
Total
29
41
Total keseluruhan
70
Sumber: TU SMA Negeri 1 Salatiga
Kemudian dari populasi tersebut diambil sampel sejumlah 70 siswa dari
seluruh siswa kelas XI IPS.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Perizinan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti membuat
surat izin resmi dari Universitas Kristen Satya Wacana. Berdasarkan surat izin
penelitian, peneliti mendapatkan izin dari kepala sekolah SMA Negeri 1 Salatiga
untuk dapat melaksanakan penelitian mulai pada tanggal 13 Maret 2017 sampai
dengan selesai.
35
4.2.2 Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 13 Maret 2013 – 15 Maret 2013.
Data penelitian diperoleh dengan menyebarkan skala kecerdasan emosi dan skala
konformitas negatif kepada seluruh siswa kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga yang
berjumlah 70 siswa.
4.3. Analisis Deskriptif
4.3.1 Kecerdasan Emosi
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Salatiga maka perlu diolah untuk menentukan atau menggolongkan
kecerdasan emosi pada tingkat kategori sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat
rendah. Adapun tabel distribusi frekuensi kecerdasan emosi adalah sebagai berikut
ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga
Skor
Katagori
Frekuensi
Prosentase
112-129
Sangat tinggi
14
21%
94-111
Tinggi
37
54%
76-93
Rendah
15
22%
58-75
Sangat rendah
4
3%
70
100%
Total
Pada tabel 4.2 dapat dilihat pada tingkat kecerdasan emosi siswa kelas XI
IPS di SMA Negeri 1 Salatiga. Terdapat 14 siswa berada pada kategori sangat
tinggi, 37 siswa kategori tinggi, 15 siswa kategori rendah dan 4 orang sangat
36
rendah, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan emosi
siswa dominan berada pada kategori tinggi dengan prosentase 54%.
4.3.2 Konformitas Negatif
Demikian pula untuk mengetahui tingkat konformitas negatif pada siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga, dilakukan analisis diskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1
Salatiga
Skor
100-120
79-99
58-78
37-57
Katagori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
Total
Frekuensi
8
50
10
2
70
Prosentase
13%
70%
16%
1%
100%
Pada tabel 4.3 dapat dilihat tingkat konformitas negatif pada siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Salatiga. Terdapat 8 siswa berada pada kategori sangat tinggi,
50 siswa kategori tinggi, 10 siswa kategori rendah, dan 2 siswa kategori sangat
rendah, dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa tingkat konformitas
negatif siswa dominan berada pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar
70%.
4.3.3 Analisis Korelasi
Untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosi dengan konformitas
negatif, dianalisis dengan teknik korelasi Kendall's tau_b dengan bantuan
program SPSS 20.0 for Windows.
37
Tabel 4.4
Hasil Korelasi antar Variabel
Correlations
Kendall's tau_b
Kecerdasan
Emosi
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Konformitas
Negatif
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Kecerdasan
Konformitas
Emosi
Negatif
1.000
-.478**
.
.000
70
70
-.478**
1.000
.000
.
70
70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil analisis dari tabel 4.4 korelasi antara variabel kecerdasan emosi
dengan variabel konformitas negatif menunjukkan bahwa besarnya koefisien
korelasi antara kedua variabel tersebut adalah -0,478** yang termasuk dalam
kategori korelasi cukup kuat karena semakin mendekati -1 korelasi dianggap
sebagai korelasi sempurna yang berdasarkan pada rentang (0,25-0,5) yang didapat
dari kategori korelasi menurut Sugiyono (2012) dengan kisaran signifikansi
sebesar 0,000.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan
arah negatif antara kecerdasan emosi dengan konformitas negatif pada siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga. Artinya bahwa ketika semakin tinggi kecerdasan
emosi siswa maka semakin rendah tingkat konformitas negatif siswa, demikian
38
pula semakin rendah tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi tingkat
konformitas negatif. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.
4.5.
Pembahasan
Berdasarkan hasil data analisis, didapatkan bahwa hasil nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,01 ( P < 0,01) hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi
dengan konformitas negatif pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga.
Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nia Kurniawati (2008), yang berjudul
hubungan kecerdasan emosi dengan konformitas negatif remaja di SMAN 2
Surakarta, menghasilkan nilai signifikansi (P) = 0,003 dan koefisien korelasi (R) =
-0,654 yang berarti P < 0,05 maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara
kecerdasan emosi dengan konformitas negatif ke arah yang negatif yang artinya
semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah konformitas negatif
remaja, sehingga hipotesis diterima.
Berdasarkan wawancara dengan guru BK di SMA Negeri 1 Salatiga pada
tanggal 05 Oktober 2016 dikatakan bahwa siswa menyukai kegiatan bersama
dengan teman-temannya dan membentuk suatu kelompok yang saling
mempengaruhi antar anggota kelompok, seperti ketika sekelompok siswa yang
menyukai motor menuntut anggota kelompoknya yang lain melakukan modifikasi
dan saling adu kecepatan didalam kelompok, maka individu tersebut akan
mematuhi keinginan kelompoknya sebagai wujud kesetiaan dan loyalitas terhadap
kelompoknya agar dirinya bisa diterima dalam suatu kelompok yang diinginkan.
39
Menurut Sarwono (2009), pengaruh sosial dapat memberikan dampak
positif dan negatif terhadap perilaku individu. Perilaku individu dapat mengarah
kenegatif tanpa adanya kontrol kecerdasan emosi yang tepat dalam memposisikan
diri dilingkungannya.
Sering kali siswa dalam memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan
trend serta pola pergaulan tidak dapat menentukan pilihannya sendiri dan
cenderung mengikuti pilihan teman atau kelompoknya. Siswa kurang berfikir
menggunakan kecerdasan emosi terlebih dahulu dengan pilihan kelompoknya
sehingga pilihan yang diambil bisa saja tidak tepat dan dapat merugikan diri
sendiri.
Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga memiliki kekompakan yang
sangat erat yang dibuktikan oleh tingginya aktifitas bersama-sama kelompoknya
setelah selesai mengikuti proses pembelajaran maupun diluar lingkungan sekolah
sehingga terdapat spirit dan dorongan tersendiri untuk para siswa sehingga mereka
mempunyai kesempatan serta harapan lebih yang akan didapat dari kelompoknya
tersebut. Hal ini sesuai oleh salah satu aspek dari konformitas yang mengatakan
bahwa aspek kekompakan menjadi bagian yang berpengaruh dalam proses
pergaulan yang nantinya akan berdampak terhadap tingkat konformitas
dikarenakan terdapat harapan serta rasa ketertarikan yang tinggi atas manfaat yang
akan diperoleh dari kelompoknya, (Sears, 1999). Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya konformitas. Karena kebiasaan mereka yang selalu bersama-sama
sehingga apabila ada kelompok siswa melakukan perilaku serta tindakan-tindakan
40
yang berdasarkan solidaritas antar kelompok, maka siswa yang lain akan
terpengaruh.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa kecerdasan emosi
berhubungan erat dengan konformitas negatif pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Salatiga, karena kurangnya kecerdasan emosi yang dimiliki oleh siswa
maka dapat terjadi konformitas negatif yang bekelanjutan. Konformitas juga
menimbulkan kekompakan, kesepakatan dan ketaatan yang dapat menyebabkan
siswa melakukan tindakan-tindakan yang merugikan karena adanya pengaruh dari
kelompok.
41
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Salatiga. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil sampel siswa kelas XI IPS. Daftar siswa kelas XI IPS sebagai
populasi penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Jumlah Populasi Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga
No
Jurusan
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
1 IPS 1
8
15
2 IPS 2
10
13
3 IPS 3
11
13
Total
29
41
Total keseluruhan
70
Sumber: TU SMA Negeri 1 Salatiga
Kemudian dari populasi tersebut diambil sampel sejumlah 70 siswa dari
seluruh siswa kelas XI IPS.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Perizinan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti membuat
surat izin resmi dari Universitas Kristen Satya Wacana. Berdasarkan surat izin
penelitian, peneliti mendapatkan izin dari kepala sekolah SMA Negeri 1 Salatiga
untuk dapat melaksanakan penelitian mulai pada tanggal 13 Maret 2017 sampai
dengan selesai.
35
4.2.2 Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 13 Maret 2013 – 15 Maret 2013.
Data penelitian diperoleh dengan menyebarkan skala kecerdasan emosi dan skala
konformitas negatif kepada seluruh siswa kelas XI IPS SMAN 1 Salatiga yang
berjumlah 70 siswa.
4.3. Analisis Deskriptif
4.3.1 Kecerdasan Emosi
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Salatiga maka perlu diolah untuk menentukan atau menggolongkan
kecerdasan emosi pada tingkat kategori sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat
rendah. Adapun tabel distribusi frekuensi kecerdasan emosi adalah sebagai berikut
ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga
Skor
Katagori
Frekuensi
Prosentase
112-129
Sangat tinggi
14
21%
94-111
Tinggi
37
54%
76-93
Rendah
15
22%
58-75
Sangat rendah
4
3%
70
100%
Total
Pada tabel 4.2 dapat dilihat pada tingkat kecerdasan emosi siswa kelas XI
IPS di SMA Negeri 1 Salatiga. Terdapat 14 siswa berada pada kategori sangat
tinggi, 37 siswa kategori tinggi, 15 siswa kategori rendah dan 4 orang sangat
36
rendah, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan emosi
siswa dominan berada pada kategori tinggi dengan prosentase 54%.
4.3.2 Konformitas Negatif
Demikian pula untuk mengetahui tingkat konformitas negatif pada siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga, dilakukan analisis diskriptif sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Konformitas Negatif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1
Salatiga
Skor
100-120
79-99
58-78
37-57
Katagori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
Total
Frekuensi
8
50
10
2
70
Prosentase
13%
70%
16%
1%
100%
Pada tabel 4.3 dapat dilihat tingkat konformitas negatif pada siswa kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Salatiga. Terdapat 8 siswa berada pada kategori sangat tinggi,
50 siswa kategori tinggi, 10 siswa kategori rendah, dan 2 siswa kategori sangat
rendah, dengan demikian dapat disimpulkan pula bahwa tingkat konformitas
negatif siswa dominan berada pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar
70%.
4.3.3 Analisis Korelasi
Untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosi dengan konformitas
negatif, dianalisis dengan teknik korelasi Kendall's tau_b dengan bantuan
program SPSS 20.0 for Windows.
37
Tabel 4.4
Hasil Korelasi antar Variabel
Correlations
Kendall's tau_b
Kecerdasan
Emosi
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Konformitas
Negatif
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Kecerdasan
Konformitas
Emosi
Negatif
1.000
-.478**
.
.000
70
70
-.478**
1.000
.000
.
70
70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil analisis dari tabel 4.4 korelasi antara variabel kecerdasan emosi
dengan variabel konformitas negatif menunjukkan bahwa besarnya koefisien
korelasi antara kedua variabel tersebut adalah -0,478** yang termasuk dalam
kategori korelasi cukup kuat karena semakin mendekati -1 korelasi dianggap
sebagai korelasi sempurna yang berdasarkan pada rentang (0,25-0,5) yang didapat
dari kategori korelasi menurut Sugiyono (2012) dengan kisaran signifikansi
sebesar 0,000.
Dari hasil analisis ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan
arah negatif antara kecerdasan emosi dengan konformitas negatif pada siswa kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga. Artinya bahwa ketika semakin tinggi kecerdasan
emosi siswa maka semakin rendah tingkat konformitas negatif siswa, demikian
38
pula semakin rendah tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi tingkat
konformitas negatif. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.
4.5.
Pembahasan
Berdasarkan hasil data analisis, didapatkan bahwa hasil nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,01 ( P < 0,01) hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi
dengan konformitas negatif pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga.
Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nia Kurniawati (2008), yang berjudul
hubungan kecerdasan emosi dengan konformitas negatif remaja di SMAN 2
Surakarta, menghasilkan nilai signifikansi (P) = 0,003 dan koefisien korelasi (R) =
-0,654 yang berarti P < 0,05 maka dapat diketahui bahwa ada hubungan antara
kecerdasan emosi dengan konformitas negatif ke arah yang negatif yang artinya
semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah konformitas negatif
remaja, sehingga hipotesis diterima.
Berdasarkan wawancara dengan guru BK di SMA Negeri 1 Salatiga pada
tanggal 05 Oktober 2016 dikatakan bahwa siswa menyukai kegiatan bersama
dengan teman-temannya dan membentuk suatu kelompok yang saling
mempengaruhi antar anggota kelompok, seperti ketika sekelompok siswa yang
menyukai motor menuntut anggota kelompoknya yang lain melakukan modifikasi
dan saling adu kecepatan didalam kelompok, maka individu tersebut akan
mematuhi keinginan kelompoknya sebagai wujud kesetiaan dan loyalitas terhadap
kelompoknya agar dirinya bisa diterima dalam suatu kelompok yang diinginkan.
39
Menurut Sarwono (2009), pengaruh sosial dapat memberikan dampak
positif dan negatif terhadap perilaku individu. Perilaku individu dapat mengarah
kenegatif tanpa adanya kontrol kecerdasan emosi yang tepat dalam memposisikan
diri dilingkungannya.
Sering kali siswa dalam memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan
trend serta pola pergaulan tidak dapat menentukan pilihannya sendiri dan
cenderung mengikuti pilihan teman atau kelompoknya. Siswa kurang berfikir
menggunakan kecerdasan emosi terlebih dahulu dengan pilihan kelompoknya
sehingga pilihan yang diambil bisa saja tidak tepat dan dapat merugikan diri
sendiri.
Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Salatiga memiliki kekompakan yang
sangat erat yang dibuktikan oleh tingginya aktifitas bersama-sama kelompoknya
setelah selesai mengikuti proses pembelajaran maupun diluar lingkungan sekolah
sehingga terdapat spirit dan dorongan tersendiri untuk para siswa sehingga mereka
mempunyai kesempatan serta harapan lebih yang akan didapat dari kelompoknya
tersebut. Hal ini sesuai oleh salah satu aspek dari konformitas yang mengatakan
bahwa aspek kekompakan menjadi bagian yang berpengaruh dalam proses
pergaulan yang nantinya akan berdampak terhadap tingkat konformitas
dikarenakan terdapat harapan serta rasa ketertarikan yang tinggi atas manfaat yang
akan diperoleh dari kelompoknya, (Sears, 1999). Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya konformitas. Karena kebiasaan mereka yang selalu bersama-sama
sehingga apabila ada kelompok siswa melakukan perilaku serta tindakan-tindakan
40
yang berdasarkan solidaritas antar kelompok, maka siswa yang lain akan
terpengaruh.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa kecerdasan emosi
berhubungan erat dengan konformitas negatif pada siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Salatiga, karena kurangnya kecerdasan emosi yang dimiliki oleh siswa
maka dapat terjadi konformitas negatif yang bekelanjutan. Konformitas juga
menimbulkan kekompakan, kesepakatan dan ketaatan yang dapat menyebabkan
siswa melakukan tindakan-tindakan yang merugikan karena adanya pengaruh dari
kelompok.
41