Analisis Perbandingan Single Dan Multiple Area Menggunakan Protokol Ospf (Open Shortest Path First) Pada Jaringan Ethernet (Studi Kasus Lab Jaringan S-1 Ilkom USU Medan)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian jaringan
Menurut Doug Lowe (2010) jaringan komputer adalah dua buah komputer atau lebih yang
saling terhubung melalui kabel atau nirkabel untuk melakukan komunikasi atau pertukaran
informasi. [9]
2.2 Jenis-jenis jaringan
Secara umum jenis jaringan terbagi MAN (Metropolitan Area Network) jadi 3 jenis antara
lain :
1. Jaringan LAN
LAN merupakan singkatan dari Local Area Network, dapat didefinisikan sebagai network
atau sejumlah jaringan komputer yang lokasinya terbatas didalam satu gedung, satu gedung
atau suatu kampus dan tidak menggunakan media fasilitas komunikasi umum seperti telepon,
melainkan pemilik dan pengelola media komunikasinya adalah pemilik LAN itu sendiri. Dari
definisi diatas dapat kita ketahui bahwa sebuah LAN dibatasi oleh lokasi secara fisik. Adapun,
penggunaan LAN itu sendiri mengakibatkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan
dapat bertukar informasi data atau dengan kata lain berhubungan. Kerja sama ini semakin
berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama.
LAN yang umumnya menggunakan hub, akan mengikuti prinsip kerja hub itu sendiri.
Dalam hal ini, adalah bahwa hub tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga
penyampain data secara broadcast, dan juga karena hub hanya memiliki satu domain
collision sehingga bila salah satu port sibuk maka port-port yang lain harus menunggu. [13].
Universitas Sumatera Utara
Beberapa komponen dasar yang biasanya membentuk suatu LAN adalah sebagai berikut :
a. Workstation
Workstation merupakan node atau host yang berupa suatu sistem komputer. Sistem
komputer ini dapat berupa PC atau dapat pula berupa suatu komputer yang besar seperti
sistem minicomputer, bahkan suatu mainframe. Workstation dapat bekerja sendiri (standalone), dapat pula menggunakan jaringan untuk bertukar data dengan workstation atau
user yang lain.
b. Server
Server merupakan perangkat keras (hardware) yang berfungsi untuk melayani jaringan
dan workstation yang terhubung pada jaringan tersebut. Pada umumnya sumber daya
(resources) seperti printer, disk, dan sebagainya yang hendak digunakan secara bersama
oleh para pemakai di workstation berada dan bekerja pada server. Berdasarkan jenis
pelayanannya dikenal disk server, file server, print server dan suatu server juga dapat
mempuyai beberapa fungsi pelayanan sekaligus.
c. Link (penghubung)
Workstation dan server tidak dapat berfungsi apabila peralatan tersebut dalam secara
fisik tidak terhubung. Hubungan tersebut dalam LAN dikenal sebagai media tranmisi yang
pada umumnya berupa kabel. Adapun beberapa contoh dari link adalah sebagai berikut :
1. Kabel Twisted Pair
•
•
Kabel ini terbagi dua, yaitu Shielded Twisted Pair dan Unshielded Twisted
•
Lebih banyak dikenal karena merupakan kabel telepon
•
Jarak yang pendek
•
Pair (UTP)
•
Relatif murah
•
Mudah terpengaruh oleh gangguan
Kecepatan data yang dapat terbatas, 10-16 Mbps
2. Kabel Coaxial
•
•
Umumnya digunakan pada televisi
•
Kecepatan pengiriman data lebih tinggi dibanding Twisted Pair, 30 Mbps
•
Jarak yang relatif lebih jauh
•
Harga yang relatif tidak mahal
Ukurannya lebih dari Twisted Pair
3. Kabel Fiber Optic
Universitas Sumatera Utara
•
•
Digunakan pada jarak yang jauh
•
Ukuran yang relatif kecil
•
Harga yang relatif masih mahal
•
Kecepatan data yang tinggi, 100 Mbps
•
Sulit dipengaruhi gangguan
Instalasi sulit
d. Network Interface Card (NIC)
Suatu workstation
tidak dihubungkan secara LAN langsung dengan kabel jaringan
ataupun transceiver cable, tetapi melalui suatu rangkaian elekronika yang dirancang
khusus untuk menangani network protokol yang dikenal dengan Network Interface Card
(NIC).
e. Network Software
Tanpa adanya software jaringan maka jaringan tersebut tidak akan bekerja sebagai mana
yang dikehendaki. Software ini juga yang memungkinkan sistem komputer yang satu
berkomunikasi dengan sistem komputer yang lain.
Peralatan-peralatan pendukung yang banyak dipakai sebagai pendukung terbentuknya
jaringan LAN biasanya terdiri dari :
1. Repeater
•
•
Pada OSI (Open System Interconection), bekerja pada lapisan physical
•
Banyak digunakan pada topologi Bus
•
Meneruskan dan memperkuat sinyal
•
Penggunaanya mudah dan harga relatif murah
•
secara broadcast
Tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga penyampaian data
Hanya memiliki satu domain collision sehingga bila salah satu port sibuk maka
port-port yang lain harus menunggu.
2. Hub
•
•
Bekerja pada lapisan physical
•
Tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan
•
•
Meneruskan sinyal
Penggunaanya relatif mudah dan harga yang terjangkau
Hanya memiliki satu buah domain collision
Universitas Sumatera Utara
3. Bridge
•
•
•
Bekerja pada lapisan Data Link
Telah menggunakan alamat-alamat untuk meneruskan data ketujuannya
Secara otomatis membuat tabel penerjemah untuk diterima masing-masing port
4. Switch
•
•
•
•
Berkerja dilapisan Data Link
Setiap port di dalam swith memiliki domain collision sendri-sendiri
Memiliki tabel penerjemah pusat yang memiliki daftar penerjemah untuk semua
port
Memungkinkan transmisi secara full duflex (dua arah)
5. Router
•
•
•
Router berfungsi menyaring atau memfilter lalu lintas data
Menentukan dan memilih jalur alternatif yang akan dilalui oleh data
Menghubungkan antar jaringan LAN, bahkan dengan WAN.
2.2.1 Ethernet
Ethernet pada awalnya diciptakan pada tahun 1970 oleh Robert Metcalfe dan beberapa
perusahaan bekerja sama dengan perusahaan Xerox di Palo Alto, California. Intel juga ikut
terlibat dalam proyek ini memproduksi secara masal kartu Ethernet yang lebih murah.
Perusahaan Digital Equipment Corporation (Digital) terbesar kedua pembuat komputer pada
saat itu untuk mendukung memproduksi kartu Ethernet. Standar asli seperti yang
didefinisikan
oleh
perusahaan-perusahaan
yang
kemudian
disebut
DIX
Ethernet
menggunakan huruf pertama dari ketiga perusahaan pada penulisan namanya. Bahwa standar
ini juga dikenal sebagai Ethernet Versi 2, versi terakhir yang diciptakan oleh ketiga
perusahaan ini adalah versi kedua dari spesifikasi protokol Ethernet.
Kemudian pada tahun 1980 IEEE (Institute of Electric and Electronics Engginering)
membuat standarisasi untuk membakukan perkembangan LAN (local area network). Pada
dasarnya IEEE mengambil barang dalam kemajuan Ethernet dan beberapa jenis LAN untuk
membuat perubahan dan menyetujui spesifikasi baru sebagai standar. Karena IEEE adalah
standardisasi standar LAN pada saat yang sama IEEE memperhatikan kembali beberapa
fungsi pada setiap jenis LAN yang serupa untuk membuat standar Ethernet dan protokol yang
unik. IEEE yang menjadi standar untuk Ethernet menggolongkan 802.3 menjadi 802.2 pada
Universitas Sumatera Utara
jaringan LAN. Standar 802.3 juga disebut Media Access Control (MAC), dan standar 802.2
juga disebut Logical Link Control (LLC) [1].
Jenis-jenis jaringan Ethernet yang dibedakan berdasarkan kecepatan daya akses datanya
antara lain sebagai berikut :
1. Ethernet
Memiliki kecepatan 10 Mbps, Standar yang digunakan
(10 BaseT, 10 BaseF, 10Base2, dan 10Base5).
2. Fast Ethernet
Memiliki kecepatan 10 kali lipat lebih tinggi dari protokol 10BaseT, kecepatan akses
data 100 Mbps dan harga yang relatif murah. Standar yang digunakan (100BaseFX,
100BaseT, 100BaseT4 dan 100BaseTX).
3. Gigabyte Ethernet
Kecepatan akses data 1000 Mbps atau 1 Gbps Standar yang digunakan (1000BaseCX,
1000BaseLX, 1000BaseSX dan 1000BaseT). Ini merupakan jenis protokol terbaru
yang mendukung kecepatan akses data 1000 Mbps.
Gambar 2.1 Jaringan LAN Menggunakan Kabel UTP
2. Jaringan MAN
Jaringan MAN (Metropolitan Area Network) merupakan arsitektur komputer yang
kapasitasnya komputernya lebih banyak dari pada model LAN. Disebut medium karena
Universitas Sumatera Utara
komputer yang terhubung tidak hanya berada dalam satu tempat atau satu ruang saja, suatu
jaringan disebut MAN apabila menghubungkan dua buah gedung yang sama-sama memiliki
jaringan LAN. MAN dapat pula kita artikan sebagai arsitektur jaringan yang didalamnya
terdapat dua atau lebih jaringan LAN yang dihubungkan menjadi satu.
Jaringan MAN adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan
tinggi yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan
sebagainya. Jangkauan dari MAN ini antara 10 hingga 50 km. MAN ini merupakan jaringan
yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor antar satu kota atau antara
pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya.[4].
Gambar 2.2 Jaringan MAN
3. Jaringan WAN
Wide Area Network (WAN) adalah suatu network komunikasi data yang menghubungkan
antar-user yang ada di jaringan yang berada disuatu area geografik yang besar. WAN
mempuyai beberapa karakteristik penting yang membedakanya dengan LAN. WAN adalah
sebuah komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografis yang besar seperti provinsi
Universitas Sumatera Utara
atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan
telekomunikasi seperti perusahaan layanan telepon. [13].
Adapun karakteristik WAN adalah sebagai berikut :
1. WAN merupakan jaringan komunikasi yang terhubung keperalatan yang tersebar di
area goegrafi yang luas.
2. WAN menggunakan jalur layanan publik, misalnya perusahaan telekomunikasi, PT.
Telkom, PT. Telkomsel, PT. Indosat, PT. Excelcomindo dan lain-lain untuk
membentuk jaringan didalam area geografik tersebut.
3. WAN menggunakan koneksi serial untuk akses bandwidth diseluruh area goegrafik
tersebut.
Sebuah WAN beroperasi pada layer fisik dan layer data link dari OSI layer. WAN
menguhubungkan LAN-LAN dalam suatu area goegrafis yang luas. WAN mampu melakukan
pertukaran data paket data dan frame antara router dan switch.
Gambar 2.3 Jaringan WAN
Universitas Sumatera Utara
2.3 Routing (Pemetaan)
Routing merupakan pertukaran informasi, rute waktu tujuan, dan informasi metric antara
router untuk menemukan rute atau jalur yang optimal secepat mungkin pada jaringan, router
menggunakan informasi yang disediakan oleh routing protokol untuk membangun tabel
routing bagi setiap protokol untuk mencari informasi rute (path) dan metric yang terkait
pada saat penentuan rute yang akan dipilih. [1]. Pada saat kita berbicara tentang routing diatas
kita telah menyadarinya bahwasanya routing tersebut terjadi pada perangkat router dengan
demikian router dan routing merupakan kesatuan yang tidak bisa dipasahkan dikarenakan
router merupakan perangkat proses terjadinya routing, Router dapat memilih rute tertentu
untuk mecapai tujuan (destination) berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada saat
proses routing terhadap router beberapa rute dapat dianggap lebih cepat dibandingkan rute
lain, Router meyimpan tabel routing secara terpisah untuk setiap protokol setiap rute yang
dianggap terbaik pada saat sekarang munkin tidak akan menjadi rute yang terbaik untuk
beberapa menit kedepan disebabkan bandwidth yang berbeda dan gangguan (noise) pada
traffic jaringan. Menanggapi hal tersebut router telah beradaptasi dengan persoalan LAN
tersebut seperti ketersediaan bandwidth dan traffic lalu lintas. Dimana persoalan LAN ini
telah dapat diselesaikan oleh algoritma link state yang terus menerus memantau keadaan pada
setiap rute pada saat proses routing terjadi tabel routing melacak rute, waktu rute yang akan
dilewati dan metric.
Ada 2 (dua) jenis routing secara umum yang sering digunakan pada jaringan yaitu sebagai
berikut :
1. Routing Statis
2. Routing Dinamis
2.3.1. Routing Statis
Routing statis adalah pemerosesan routing pada router secara manual dimana pada saat
menentukan rute-rute dilakukan oleh administrator dengan menkonfigurasinya digunakan
pada jaringan skala kecil. [1].
Routing statis akan sedikit menyulitkan bagi administrator jaringan karena setiap
router akan harus dikonfigurasi satu-satu sehingga pekerjaan ini tidak akan efisien walaupun
pada routing statis tidak akan membebani traffic jaringan karena update tidak dilakukan
setiap saat dan resource cpu(central prosesing unit) yang dibutuhkan untuk konfigurasi kecil
Universitas Sumatera Utara
namun kelemahan pada routing statis pada jaringan skala besar akan susah pada saat
melakukan maintenance (pengelolaan) ketika terjadi kerusakan atau masalah.
Adapun cara kerja routing statis antara lain :
1. Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
2. Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
3. Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Analogi
Misalkan kita berada pada persimpangan jalan mungkin kita akan merasa bingung jika tidak
ada petunjuk jalan di setiap persimpangan jalan (router) seharusnya ada petunjuk jalan
supaya orang tidak bingung dan tersesat. Untuk jalan yang rumit dan berputar-putar tidaklah
cukup jika menggunakan static routing. Tentunya kita akan merasa bingung jika disetiap
persimpangan kita harus bertanya pada orang apalagi kepada orang yang tidak dikenal. Oleh
karena itu disini diperlukan dinamic routing analoginya seperti ada polisi yang membawa
HT(Handy Talkie) dan memberikan jalur mana saja yang bisa dilewati. Polisi akan selalu
berkordinasi beberapa kali sehari agar jika ada jalan yang macet, ada taberakan, ada pohon
rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain. Biasanya polisi yang
berpangkat rendah akan memakai HT yang kita sebut sebagai RIP (Routing Information
Protokol) yang memiliki jarak paling jauh 30 hop (simpangan). Polisi yang berada pada
tempat yang ramai bisa menggunakan protokol IS-IS (Intermediate System to Intermadiate
System) atau OSPF biasanya sudah membawa HP(handphone) maupun PDA (Personal
Digital Assitant) jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan update. Polisi tingkat
dunia biasanya memiliki kantor pada persimpangan dan sudah mempunyai peralatan pelacak
jaringan seluruh dunia ini disebut BGP(Border Gateway Protokol).
2.3.2. Routing Dinamis
Routing dinamis adalah routing protokol yang mengupdate informasi secara otomatis dan
secara berkala pada topologi jaringan ketika ada perubahan pada jaringan tersebut kemudian
menyampaikannya kepada router tetangganya. [10].
Keuntungan menggunakan Routing Dinamis Antara lain :
1. Maintenance yaitu pemiliharaan yang mudah
Universitas Sumatera Utara
2. Akurasi yaitu routing protokol memberikan informasi perubahan pada jaringan dan
memberikan informasi rute terbaik yang tersedia terhadap router
3. Skalabilitas yaitu alternatif terbaik untuk menentukan rute yang paling optimal pada
jaringan berskala besar yang tidak mungkin dilakukan routing statis.
Protokol routing dinamis dikelompakan menjadi 2 jenis antara lain :
a. Protokol Distace Vector
Protokol distance vector merupakan protokol routing yang dikembangkan
berdasarkan algoritma Bellman-Ford dimana setiap router yang menjalankan protokol
routing distance vector yang sama akan mengirimkan tabel routing yang dimiliki ke
router tetangga nya dalam suatu interval waktu tertentu untuk meng-update tabel routingnya. [5].
Routing protokol distance vector mengunakan jarak rute terpendek untuk
mengevaluasi kualitas rute dari topologi jaringan. rute terpendek (rute dengan hop lebih
sedikit) di anggap lebih baik dari rute yang lain. Router menggunakan protokol untuk
membangun tabel routing berdasarkan jarak rute dan melakukan tukar informasi serta
menggabungkan tabel routing dengan router tetangganya. Setiap router tetangga
(neighbor) akan menerima informasi yang disampaikan dan meneruskannya ke router
tetangga (neighbor) yang lain proses kerja protokol ini menggunakan routing distence
vector. Routing protokol distance vector dikenal sebagai routing rumor “mendengar”
tentang informasi dari tetangga mereka dan melajutkannya ke router yang lain ke semua
router dalam jaringan. [8]
b. Protokol Link State
Menurut (Ferrianto Gozali & Juniman, Universitas Trisakti). Protokol routing Link
state adalah protokol routing yang dikembangkan menggunakan algoritma Shortest Path
First (SPF) yang didasarkan pada algoritma Dijkstra. Berbeda dengan Distance vector
yang tidak memiliki informasi spesifik tentang metric. Link state membangun sebuah
table database yang kompleks yang berisikan informasi yang komplit tentang metric dan
link (interface) pada seluruh router di dalam jaringan. Akibatnya, penggunaan Link state
pada router untuk kebanyakan situasi membutuhkan memori dan beban processing yang
lebih besar dibandingkan dengan Distance vector. Selain itu, pemakaian bandwidth untuk
Link state packet flooding merupakan masalah yang sangat memprihatinkan. Selama
Universitas Sumatera Utara
proses inisial discovery semua router yang menggunakan protokol routing Link state
mengirim paket LSA (Link State Advertisement) ke router lainnya pada jaringan. Proses
ini men-flood jaringan karena router menuntut kebutuhan bandwidth dan untuk sementara
mengurangi bandwidth yang tersedia untuk pertukaran data. Routing protokol link-state
membangun tabel routing mereka secara independen berdasarkan update rute yang
mereka terima dari tetangga mereka. Protokol link-state tidak menggabungkan tabel
routing router tetangga. Sebaliknya mereka memungkinkan router untuk memiliki
gambaran yang jelas tentang tetangga mereka topologi jaringan dan rute ke tetangga dan
seterusnya. [8].
Berikut adalah karakteristik utama dari protokol link-state :
1. update Rute hanya akan dikirim bila rute berubah sebagai lawan dari jarak vektor
protokol yang mengirim pembaruan rute secara berkala.
2. update Rute berisi informasi tentang rute yang berubah saja dibandingkan dengan
protokol distance vector yang mengirimkan update rute yang berisi tabel routing seluruh
digabungkan.
3. Router pertama pertukaran "Hallo" pesan untuk berkenalan dengan router tetangga
dibandingkan dengan protokol distance vector yang pertukaran dan menggabungkan
tabel routing mereka dari get-go.
4. Router mempertahankan tetangga dan tabel topologi selain untuk tabel routing akan
membantu router mencari rute tetapi juga mencari bentuk topologi jaringan dari router
tetangga mereka.
Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state adalah:
•
•
Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router tetangganya,
sedangkan Link State memiliki informasi routing dari setiap node yang ada.
Untuk mendapatkan lintasan/rute yang terbaik, Distance Vector menggunakan
Algoritma Bellman-Ford sedangkan Link State menggunakan Algoritma Djikstra.
2.4. Protokol OSPF
OSPF diciptakan pada pertengahan 1980-an untuk mengatasi banyak kekurangan dan
skalabilitas masalah yang ada pada protokol RIP, Pada saat itu banyak sekali perusahaan
Universitas Sumatera Utara
besar bergantung pada protokol RIP yang belum mempuyai banyak kelebihan dibandingkan
OSPF. OSPF dikembangkan sebagai standart yang terbuka (Open Standart), OSPF sangat
populer pada perusahan dan instansi-instansi. [2]
OSPF merupakan Protokol Routing yang menggunakan Bandwith dalam penentuan rute
terbaik dan menggunakan algoritma Dijkstra sebelum tabel routing dibangun maka terlebih
dahulu dibangun sebuah pohon rute terpendek (Shortest Path Tree), kemudian diisi tabel
routing dengan rute-rute terbaik. OSPF dapat dirancang secara hierarki yang pada dasarnya
berarti bahwa dapat memisahkan jaringan yang lebih besar menjadi jaringan-jaringan yang
lebih kecil yang disebut area.
Richard Deal (2008) Menytakan beberapa keunutungan pada saat mengunakan protokol
OSPF dibandingkan protokol internal lainnya antara lain :
1. OSPF open standart berjalan pada hampir semua vendor router
2. Menggunakan algoritma SPF yang dikembangkan oleh Edsger Dijkstra
3. Melakukan konvergensi yang cepat pada saat ada perubahan pada topologi jaringan
topologi.
4. Mendukung VLSM(Variabel Length Subnet Mask) dan CIDR (Classless Interdomain
Domain Routing)
5. Melakuakan kalkulasi untuk penentuan rute terbaik dibandingkan dengan protokol RIP
2.4.1. Protokol OSPF single area
Single area network merupakan topologi model jaringan yang hanya memiliki satu area
network dan biasanya digunakan untuk area yang kecil hal ini disebabkan karena jumlah
router yang ada pada area network tersebut terbatas atau sedikit. Ketika menggunakan single
area ini maka seluruh informasi routing akan disebar/ (flooded) ke setiap router pada area
tersebut. Single area ini dapat diidentifikasi dengan angka antara 0 sampai 4,294,967,295 hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan pengenalan terhadap suatu area. Protokol OSPF yang
mengembang dua model
karakteristik atau hierarki single dan multiple area memilki
perbedaan dimana pada biasanya OSPF routing protokol multiple area yang paling sering
digunakan. Single area tidak menggunakan sistem summarization atau sistem hierarki dalam
proses peyebaran informasinya. Kemudian pada single area tidak menggunakan tipe router
seperti BR (Backbone router), ABR (Area Border Router), ASBR(Auotonomous System
Boundary Router). [11]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 protokol OSPF single area
2.4.2. Protokol OSPF multiple area
Pada protokol OSPF multiple area menerapakan metode summarization dan membuat
metode area backbone atau Area (0) untuk proses penyebaran informasi tabel routingnya.
Semua area yang ada pada topologi multiple area harus terhubung dengan area backbone
sehingga proses untuk pemeliharaan dari topologi jaringan yang besar akan sangat mudah
bila ada masalah pada topologi jaringan yang telah dibangun, Pengklasifikasian pada protokol
OSPF ini akan sangat membantu troubleshooting pada topologi jaringan serta akan
mempermudah penanganan konfigurasi jaringan. Setiap router terhubung ke area backbone
yang disebut area 0 atau area backbone. OSPF harus memiliki sebuah area 0 dan semua
router harus terhubung ke area ini jika memungkinkan tetapi router-router yang
menghubungkan area-area lain ke backbone di dalam sebuah AS disebut Area border routers
(ABRs). Meskipun demikian paling sedikit satu interface harus berada di area 0. OSPF bekeja
di dalam sebuah autonomous system tetapi dapat juga menghubungkan banyak autonomous
system secara bersama. Router yang menghubungkan beberapa AS secara bersama disebut
ASBR.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Protokol OSPF multiple area dan jenis routernya.
OSPF menggunakan konsep area dalam menjamin agar penyebaran informasi tetap teratur
baik. Dengan adanya sistem area-area ini, OSPF membedakan lagi tipe-tipe router yang
berada di dalam jaringannya. Tipe-tipe router ini dikategorikan berdasarkan letak dan
perannya dalam jaringan OSPF yang terdiri dari lebih dari satu area. Di mana letak sebuah
router dalam jaringan OSPF juga sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Jadi dengan
demikian selain menunjukkan lokasi di mana router tersebut berada nama-nama tipe router
ini juga akan menunjukkan fungsinya. [6].
Berikut tipe router OSPF berdasarkan letaknya dan fungsinya :
1. Internal Router
Router yang digolongkan sebagai internal router adalah router-router yang berada dalam
satu area yang sama. Router-router dalam area yang sama akan mengagap router lain yang
ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal router tidak memiliki koneksi-koneksi
dengan area lain sehingga fungsinya hanya memberikan dan menerima informasi dalam area
tersebut. Tugas internal router adalah me-maintain database topologi dan routing tabel yang
akurat untuk setiap subnet yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan flooding
paket LSA informasi yang dimilikinya ini hanya kepada router lain yang dianggapnya sebagai
internal router.
Universitas Sumatera Utara
2. Backbone Router
Salah satu peraturan yang diterapkan dalam OSPF routing protokol adalah setiap area
yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai
area backbone. Area Backbone biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering
disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini
dinamai dengan istilah router backbone. Router backbone memiliki semua informasi topologi
dan routing yang ada dalam jaringan OSPF tersebut.
3. Area Border Router (ABR)
Sesuai dengan istilah yang ada di dalam namanya “Border”, router yang tergolong dalam
jenis ini adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau perbatasan yang dihubungkan
oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan OSPF. Namun karena adanya
konsep Area Backbone dalam OSPF, maka tugas ABR hanyalah melakukan penyatuan antara
Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi di dalam sebuah router ABR terdapat koneksi kedua
area berbeda satu koneksi ke area 0 dan satu lagi ke area lain. Router ABR menyimpan dan
menjaga informasi setiap area yang terkoneksi dengannya. Tugasnya juga adalah
menyebarkan informasi tersebut ke masing-masing areanya. Namun, penyebaran informasi
ini dilakukan dengan menggunakan LSA khusus yang isinya adalah summarization dari setiap
segment IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan adanya summary update ini maka
proses pertukaran informasi routing ini tidak terlalu memakan banyak resource processing
dari router dan juga tidak memakan banyak bandwidth pada saat melakukan update.
4. Autonomous System Boundary Router (ASBR)
Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak
administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan dalam dunia jaringan komunikasi data
sering disebut dengan istilah Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS routerrouter di dalamnya dapat bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya
routing protokol yang digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama pada semua
router di dalamnya. Jika menggunakan OSPF maka semuanya tentu juga menggunakan
OSPF. Namun, ada kasus-kasus di mana sebuah segmen jaringan tidak memungkinkan untuk
menggunakan OSPF sebagai routing protokolnya. Misalkan kemampuan router yang tidak
memadai atau kekurangan sumber daya manusia yang paham akan OSPF. Oleh sebab itu
untuk segmen ini digunakanlah routing protokol IGP (Interior Gateway Protokol) lain seperti
misalnya RIP maka oleh sebab itu disebut AS.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Quality of service (QoS) OSPF routing protokol
Menurut Ferguson Quality of service adalah sebuah ukuran seberapa baik kualitas koneksi
pada suatu jaringan sehingga menghasilkan pengiriman data yang baik dan data tersebut
terjamin sampai ketujuannya.(Ferguson dan Houston 1998). Aspek yang pada umumnya yang
mempengaruhi quality of service adalah hilangnya paket di tengah jalan (packet loss),
lamanya waktu yang dibutuhkan dari sumber ke tujuan (delay), dan ukuran data yang
sebenarnya dapat dikirim per satuan waktu (throughtput). [3]
2.5.1. Delay
Delay (latency) adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke
tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang
lama.
Delay = waktu penerimaan – waktu pengiriman
(2.1)
2.5.2. Throughput
Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman
data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Karena throughput memang
bisa disebut juga dengan bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat
fix sementara throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi.
Throughput =
Jumlah data yang diterima
(bps )
Waktu pengiriman data
(2.2)
2.5.3. Packet loss
Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang
menunjukkan jumlah total paket yang hilang dapat terjadi karena tabarakan (collision) dan
antrian data (congestion) pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena
retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah
bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan
memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama,
buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima.
Packet loss =
packet yang dikirim − packet yang diterima
x100%
packet yang dikirim
(2.3)
Universitas Sumatera Utara
2.6 Penelitian Terkait
Berikut merupakan beberapa kajian ilmiah yahg telah membahas tentang topologi single
dan multiple area antara lain :
1. Menurut jurnal Ferriato Gozali & Juniman. OSPF sebagai routing protokol yang domain
public tidak hanya bekerja sebagai Interior Gateway Protokol (IGP) di Autonomous (AS)
tertentu tetapi juga sebagai Extrior Gateway Protokol (EGP) yang mampu mengendalikan
rute dan paket data antara AS. Kemampuan ini dicapai dengan menerapkan beberapa
interface OSPF dengan topologi database yang terpisah dengan informasi link di setiap
Autonomous system. Dalam penelitian yang dilakukan menggunkan software Zebra untuk
mengimplementasikan protokol OSPF dan analisis serta pengukuran menggunakan basis
paket-analyzer. Hasil yang ditemukan menunjukan bahwa jumlah lebih besar dari router
dan link pada router semakin besar bandwidth yang digunakan dalam jaringan pada
jumlah area yang lebih besar dan begitu pula sebaliknya semakin kecil bandwidth yang
digunakan untuk area yang lebih kecil. [5].
2. Berdasarkan jurnal Sami Ullah. Dari departemen of computer science university fisalabab
Pakistan. Routing ibaratkan seperti jantung yang berdeyut pada internet. Routing protokol
yang terbagi dalam dua kategori IGP dan EGP. Fokusnya dalam penelitian ini untuk
mempelajari cara kerja routing protokol IGP, Beberapa protokol IGP yang umum
digunakan seperti RIP dan OSPF. IGP digunakan untuk EGP atau dalam Autonomous
System (AS) yang mana sebagai EGP digunakan untuk antara system otonom yang
berbeda. Pada penelitian ini akan menganalisis kerja IGP terutama dalam hal lalu lintas di
node dan konvergensi. Tujuan utama yang disajikan dalam penelitian ini untuk
memberikan pemahaman IGP tentang efisiensi terbaik dan untuk menyediakan garis yang
optimal saat memilih routing protokol untuk mendapatkan performa yang lebih cepat dan
konvergen. [13].
3. Carlos Cerron Sanchez melakukan penelitian terhadap multi area yang ditulis dalam
Projectnya Multi-Service OSPF network analyzing in the simulation environment
OMNET ++. Penelitian ini menguji terhadap model jaringan multi area untuk mencari
efisiensi dari menggunakan protokol OSPF. Parameter yang dihitung berupa delay,
Packet Loss, Throutput, Jiter, latency, dengan menggunakan software OMNET ++ untuk
melihat performa terbaiknya. [10]
Universitas Sumatera Utara
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian jaringan
Menurut Doug Lowe (2010) jaringan komputer adalah dua buah komputer atau lebih yang
saling terhubung melalui kabel atau nirkabel untuk melakukan komunikasi atau pertukaran
informasi. [9]
2.2 Jenis-jenis jaringan
Secara umum jenis jaringan terbagi MAN (Metropolitan Area Network) jadi 3 jenis antara
lain :
1. Jaringan LAN
LAN merupakan singkatan dari Local Area Network, dapat didefinisikan sebagai network
atau sejumlah jaringan komputer yang lokasinya terbatas didalam satu gedung, satu gedung
atau suatu kampus dan tidak menggunakan media fasilitas komunikasi umum seperti telepon,
melainkan pemilik dan pengelola media komunikasinya adalah pemilik LAN itu sendiri. Dari
definisi diatas dapat kita ketahui bahwa sebuah LAN dibatasi oleh lokasi secara fisik. Adapun,
penggunaan LAN itu sendiri mengakibatkan semua komputer yang terhubung dalam jaringan
dapat bertukar informasi data atau dengan kata lain berhubungan. Kerja sama ini semakin
berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama.
LAN yang umumnya menggunakan hub, akan mengikuti prinsip kerja hub itu sendiri.
Dalam hal ini, adalah bahwa hub tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga
penyampain data secara broadcast, dan juga karena hub hanya memiliki satu domain
collision sehingga bila salah satu port sibuk maka port-port yang lain harus menunggu. [13].
Universitas Sumatera Utara
Beberapa komponen dasar yang biasanya membentuk suatu LAN adalah sebagai berikut :
a. Workstation
Workstation merupakan node atau host yang berupa suatu sistem komputer. Sistem
komputer ini dapat berupa PC atau dapat pula berupa suatu komputer yang besar seperti
sistem minicomputer, bahkan suatu mainframe. Workstation dapat bekerja sendiri (standalone), dapat pula menggunakan jaringan untuk bertukar data dengan workstation atau
user yang lain.
b. Server
Server merupakan perangkat keras (hardware) yang berfungsi untuk melayani jaringan
dan workstation yang terhubung pada jaringan tersebut. Pada umumnya sumber daya
(resources) seperti printer, disk, dan sebagainya yang hendak digunakan secara bersama
oleh para pemakai di workstation berada dan bekerja pada server. Berdasarkan jenis
pelayanannya dikenal disk server, file server, print server dan suatu server juga dapat
mempuyai beberapa fungsi pelayanan sekaligus.
c. Link (penghubung)
Workstation dan server tidak dapat berfungsi apabila peralatan tersebut dalam secara
fisik tidak terhubung. Hubungan tersebut dalam LAN dikenal sebagai media tranmisi yang
pada umumnya berupa kabel. Adapun beberapa contoh dari link adalah sebagai berikut :
1. Kabel Twisted Pair
•
•
Kabel ini terbagi dua, yaitu Shielded Twisted Pair dan Unshielded Twisted
•
Lebih banyak dikenal karena merupakan kabel telepon
•
Jarak yang pendek
•
Pair (UTP)
•
Relatif murah
•
Mudah terpengaruh oleh gangguan
Kecepatan data yang dapat terbatas, 10-16 Mbps
2. Kabel Coaxial
•
•
Umumnya digunakan pada televisi
•
Kecepatan pengiriman data lebih tinggi dibanding Twisted Pair, 30 Mbps
•
Jarak yang relatif lebih jauh
•
Harga yang relatif tidak mahal
Ukurannya lebih dari Twisted Pair
3. Kabel Fiber Optic
Universitas Sumatera Utara
•
•
Digunakan pada jarak yang jauh
•
Ukuran yang relatif kecil
•
Harga yang relatif masih mahal
•
Kecepatan data yang tinggi, 100 Mbps
•
Sulit dipengaruhi gangguan
Instalasi sulit
d. Network Interface Card (NIC)
Suatu workstation
tidak dihubungkan secara LAN langsung dengan kabel jaringan
ataupun transceiver cable, tetapi melalui suatu rangkaian elekronika yang dirancang
khusus untuk menangani network protokol yang dikenal dengan Network Interface Card
(NIC).
e. Network Software
Tanpa adanya software jaringan maka jaringan tersebut tidak akan bekerja sebagai mana
yang dikehendaki. Software ini juga yang memungkinkan sistem komputer yang satu
berkomunikasi dengan sistem komputer yang lain.
Peralatan-peralatan pendukung yang banyak dipakai sebagai pendukung terbentuknya
jaringan LAN biasanya terdiri dari :
1. Repeater
•
•
Pada OSI (Open System Interconection), bekerja pada lapisan physical
•
Banyak digunakan pada topologi Bus
•
Meneruskan dan memperkuat sinyal
•
Penggunaanya mudah dan harga relatif murah
•
secara broadcast
Tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga penyampaian data
Hanya memiliki satu domain collision sehingga bila salah satu port sibuk maka
port-port yang lain harus menunggu.
2. Hub
•
•
Bekerja pada lapisan physical
•
Tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan
•
•
Meneruskan sinyal
Penggunaanya relatif mudah dan harga yang terjangkau
Hanya memiliki satu buah domain collision
Universitas Sumatera Utara
3. Bridge
•
•
•
Bekerja pada lapisan Data Link
Telah menggunakan alamat-alamat untuk meneruskan data ketujuannya
Secara otomatis membuat tabel penerjemah untuk diterima masing-masing port
4. Switch
•
•
•
•
Berkerja dilapisan Data Link
Setiap port di dalam swith memiliki domain collision sendri-sendiri
Memiliki tabel penerjemah pusat yang memiliki daftar penerjemah untuk semua
port
Memungkinkan transmisi secara full duflex (dua arah)
5. Router
•
•
•
Router berfungsi menyaring atau memfilter lalu lintas data
Menentukan dan memilih jalur alternatif yang akan dilalui oleh data
Menghubungkan antar jaringan LAN, bahkan dengan WAN.
2.2.1 Ethernet
Ethernet pada awalnya diciptakan pada tahun 1970 oleh Robert Metcalfe dan beberapa
perusahaan bekerja sama dengan perusahaan Xerox di Palo Alto, California. Intel juga ikut
terlibat dalam proyek ini memproduksi secara masal kartu Ethernet yang lebih murah.
Perusahaan Digital Equipment Corporation (Digital) terbesar kedua pembuat komputer pada
saat itu untuk mendukung memproduksi kartu Ethernet. Standar asli seperti yang
didefinisikan
oleh
perusahaan-perusahaan
yang
kemudian
disebut
DIX
Ethernet
menggunakan huruf pertama dari ketiga perusahaan pada penulisan namanya. Bahwa standar
ini juga dikenal sebagai Ethernet Versi 2, versi terakhir yang diciptakan oleh ketiga
perusahaan ini adalah versi kedua dari spesifikasi protokol Ethernet.
Kemudian pada tahun 1980 IEEE (Institute of Electric and Electronics Engginering)
membuat standarisasi untuk membakukan perkembangan LAN (local area network). Pada
dasarnya IEEE mengambil barang dalam kemajuan Ethernet dan beberapa jenis LAN untuk
membuat perubahan dan menyetujui spesifikasi baru sebagai standar. Karena IEEE adalah
standardisasi standar LAN pada saat yang sama IEEE memperhatikan kembali beberapa
fungsi pada setiap jenis LAN yang serupa untuk membuat standar Ethernet dan protokol yang
unik. IEEE yang menjadi standar untuk Ethernet menggolongkan 802.3 menjadi 802.2 pada
Universitas Sumatera Utara
jaringan LAN. Standar 802.3 juga disebut Media Access Control (MAC), dan standar 802.2
juga disebut Logical Link Control (LLC) [1].
Jenis-jenis jaringan Ethernet yang dibedakan berdasarkan kecepatan daya akses datanya
antara lain sebagai berikut :
1. Ethernet
Memiliki kecepatan 10 Mbps, Standar yang digunakan
(10 BaseT, 10 BaseF, 10Base2, dan 10Base5).
2. Fast Ethernet
Memiliki kecepatan 10 kali lipat lebih tinggi dari protokol 10BaseT, kecepatan akses
data 100 Mbps dan harga yang relatif murah. Standar yang digunakan (100BaseFX,
100BaseT, 100BaseT4 dan 100BaseTX).
3. Gigabyte Ethernet
Kecepatan akses data 1000 Mbps atau 1 Gbps Standar yang digunakan (1000BaseCX,
1000BaseLX, 1000BaseSX dan 1000BaseT). Ini merupakan jenis protokol terbaru
yang mendukung kecepatan akses data 1000 Mbps.
Gambar 2.1 Jaringan LAN Menggunakan Kabel UTP
2. Jaringan MAN
Jaringan MAN (Metropolitan Area Network) merupakan arsitektur komputer yang
kapasitasnya komputernya lebih banyak dari pada model LAN. Disebut medium karena
Universitas Sumatera Utara
komputer yang terhubung tidak hanya berada dalam satu tempat atau satu ruang saja, suatu
jaringan disebut MAN apabila menghubungkan dua buah gedung yang sama-sama memiliki
jaringan LAN. MAN dapat pula kita artikan sebagai arsitektur jaringan yang didalamnya
terdapat dua atau lebih jaringan LAN yang dihubungkan menjadi satu.
Jaringan MAN adalah suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan
tinggi yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan
sebagainya. Jangkauan dari MAN ini antara 10 hingga 50 km. MAN ini merupakan jaringan
yang tepat untuk membangun jaringan antar kantor-kantor antar satu kota atau antara
pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya.[4].
Gambar 2.2 Jaringan MAN
3. Jaringan WAN
Wide Area Network (WAN) adalah suatu network komunikasi data yang menghubungkan
antar-user yang ada di jaringan yang berada disuatu area geografik yang besar. WAN
mempuyai beberapa karakteristik penting yang membedakanya dengan LAN. WAN adalah
sebuah komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografis yang besar seperti provinsi
Universitas Sumatera Utara
atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan
telekomunikasi seperti perusahaan layanan telepon. [13].
Adapun karakteristik WAN adalah sebagai berikut :
1. WAN merupakan jaringan komunikasi yang terhubung keperalatan yang tersebar di
area goegrafi yang luas.
2. WAN menggunakan jalur layanan publik, misalnya perusahaan telekomunikasi, PT.
Telkom, PT. Telkomsel, PT. Indosat, PT. Excelcomindo dan lain-lain untuk
membentuk jaringan didalam area geografik tersebut.
3. WAN menggunakan koneksi serial untuk akses bandwidth diseluruh area goegrafik
tersebut.
Sebuah WAN beroperasi pada layer fisik dan layer data link dari OSI layer. WAN
menguhubungkan LAN-LAN dalam suatu area goegrafis yang luas. WAN mampu melakukan
pertukaran data paket data dan frame antara router dan switch.
Gambar 2.3 Jaringan WAN
Universitas Sumatera Utara
2.3 Routing (Pemetaan)
Routing merupakan pertukaran informasi, rute waktu tujuan, dan informasi metric antara
router untuk menemukan rute atau jalur yang optimal secepat mungkin pada jaringan, router
menggunakan informasi yang disediakan oleh routing protokol untuk membangun tabel
routing bagi setiap protokol untuk mencari informasi rute (path) dan metric yang terkait
pada saat penentuan rute yang akan dipilih. [1]. Pada saat kita berbicara tentang routing diatas
kita telah menyadarinya bahwasanya routing tersebut terjadi pada perangkat router dengan
demikian router dan routing merupakan kesatuan yang tidak bisa dipasahkan dikarenakan
router merupakan perangkat proses terjadinya routing, Router dapat memilih rute tertentu
untuk mecapai tujuan (destination) berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada saat
proses routing terhadap router beberapa rute dapat dianggap lebih cepat dibandingkan rute
lain, Router meyimpan tabel routing secara terpisah untuk setiap protokol setiap rute yang
dianggap terbaik pada saat sekarang munkin tidak akan menjadi rute yang terbaik untuk
beberapa menit kedepan disebabkan bandwidth yang berbeda dan gangguan (noise) pada
traffic jaringan. Menanggapi hal tersebut router telah beradaptasi dengan persoalan LAN
tersebut seperti ketersediaan bandwidth dan traffic lalu lintas. Dimana persoalan LAN ini
telah dapat diselesaikan oleh algoritma link state yang terus menerus memantau keadaan pada
setiap rute pada saat proses routing terjadi tabel routing melacak rute, waktu rute yang akan
dilewati dan metric.
Ada 2 (dua) jenis routing secara umum yang sering digunakan pada jaringan yaitu sebagai
berikut :
1. Routing Statis
2. Routing Dinamis
2.3.1. Routing Statis
Routing statis adalah pemerosesan routing pada router secara manual dimana pada saat
menentukan rute-rute dilakukan oleh administrator dengan menkonfigurasinya digunakan
pada jaringan skala kecil. [1].
Routing statis akan sedikit menyulitkan bagi administrator jaringan karena setiap
router akan harus dikonfigurasi satu-satu sehingga pekerjaan ini tidak akan efisien walaupun
pada routing statis tidak akan membebani traffic jaringan karena update tidak dilakukan
setiap saat dan resource cpu(central prosesing unit) yang dibutuhkan untuk konfigurasi kecil
Universitas Sumatera Utara
namun kelemahan pada routing statis pada jaringan skala besar akan susah pada saat
melakukan maintenance (pengelolaan) ketika terjadi kerusakan atau masalah.
Adapun cara kerja routing statis antara lain :
1. Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
2. Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
3. Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Analogi
Misalkan kita berada pada persimpangan jalan mungkin kita akan merasa bingung jika tidak
ada petunjuk jalan di setiap persimpangan jalan (router) seharusnya ada petunjuk jalan
supaya orang tidak bingung dan tersesat. Untuk jalan yang rumit dan berputar-putar tidaklah
cukup jika menggunakan static routing. Tentunya kita akan merasa bingung jika disetiap
persimpangan kita harus bertanya pada orang apalagi kepada orang yang tidak dikenal. Oleh
karena itu disini diperlukan dinamic routing analoginya seperti ada polisi yang membawa
HT(Handy Talkie) dan memberikan jalur mana saja yang bisa dilewati. Polisi akan selalu
berkordinasi beberapa kali sehari agar jika ada jalan yang macet, ada taberakan, ada pohon
rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain. Biasanya polisi yang
berpangkat rendah akan memakai HT yang kita sebut sebagai RIP (Routing Information
Protokol) yang memiliki jarak paling jauh 30 hop (simpangan). Polisi yang berada pada
tempat yang ramai bisa menggunakan protokol IS-IS (Intermediate System to Intermadiate
System) atau OSPF biasanya sudah membawa HP(handphone) maupun PDA (Personal
Digital Assitant) jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan update. Polisi tingkat
dunia biasanya memiliki kantor pada persimpangan dan sudah mempunyai peralatan pelacak
jaringan seluruh dunia ini disebut BGP(Border Gateway Protokol).
2.3.2. Routing Dinamis
Routing dinamis adalah routing protokol yang mengupdate informasi secara otomatis dan
secara berkala pada topologi jaringan ketika ada perubahan pada jaringan tersebut kemudian
menyampaikannya kepada router tetangganya. [10].
Keuntungan menggunakan Routing Dinamis Antara lain :
1. Maintenance yaitu pemiliharaan yang mudah
Universitas Sumatera Utara
2. Akurasi yaitu routing protokol memberikan informasi perubahan pada jaringan dan
memberikan informasi rute terbaik yang tersedia terhadap router
3. Skalabilitas yaitu alternatif terbaik untuk menentukan rute yang paling optimal pada
jaringan berskala besar yang tidak mungkin dilakukan routing statis.
Protokol routing dinamis dikelompakan menjadi 2 jenis antara lain :
a. Protokol Distace Vector
Protokol distance vector merupakan protokol routing yang dikembangkan
berdasarkan algoritma Bellman-Ford dimana setiap router yang menjalankan protokol
routing distance vector yang sama akan mengirimkan tabel routing yang dimiliki ke
router tetangga nya dalam suatu interval waktu tertentu untuk meng-update tabel routingnya. [5].
Routing protokol distance vector mengunakan jarak rute terpendek untuk
mengevaluasi kualitas rute dari topologi jaringan. rute terpendek (rute dengan hop lebih
sedikit) di anggap lebih baik dari rute yang lain. Router menggunakan protokol untuk
membangun tabel routing berdasarkan jarak rute dan melakukan tukar informasi serta
menggabungkan tabel routing dengan router tetangganya. Setiap router tetangga
(neighbor) akan menerima informasi yang disampaikan dan meneruskannya ke router
tetangga (neighbor) yang lain proses kerja protokol ini menggunakan routing distence
vector. Routing protokol distance vector dikenal sebagai routing rumor “mendengar”
tentang informasi dari tetangga mereka dan melajutkannya ke router yang lain ke semua
router dalam jaringan. [8]
b. Protokol Link State
Menurut (Ferrianto Gozali & Juniman, Universitas Trisakti). Protokol routing Link
state adalah protokol routing yang dikembangkan menggunakan algoritma Shortest Path
First (SPF) yang didasarkan pada algoritma Dijkstra. Berbeda dengan Distance vector
yang tidak memiliki informasi spesifik tentang metric. Link state membangun sebuah
table database yang kompleks yang berisikan informasi yang komplit tentang metric dan
link (interface) pada seluruh router di dalam jaringan. Akibatnya, penggunaan Link state
pada router untuk kebanyakan situasi membutuhkan memori dan beban processing yang
lebih besar dibandingkan dengan Distance vector. Selain itu, pemakaian bandwidth untuk
Link state packet flooding merupakan masalah yang sangat memprihatinkan. Selama
Universitas Sumatera Utara
proses inisial discovery semua router yang menggunakan protokol routing Link state
mengirim paket LSA (Link State Advertisement) ke router lainnya pada jaringan. Proses
ini men-flood jaringan karena router menuntut kebutuhan bandwidth dan untuk sementara
mengurangi bandwidth yang tersedia untuk pertukaran data. Routing protokol link-state
membangun tabel routing mereka secara independen berdasarkan update rute yang
mereka terima dari tetangga mereka. Protokol link-state tidak menggabungkan tabel
routing router tetangga. Sebaliknya mereka memungkinkan router untuk memiliki
gambaran yang jelas tentang tetangga mereka topologi jaringan dan rute ke tetangga dan
seterusnya. [8].
Berikut adalah karakteristik utama dari protokol link-state :
1. update Rute hanya akan dikirim bila rute berubah sebagai lawan dari jarak vektor
protokol yang mengirim pembaruan rute secara berkala.
2. update Rute berisi informasi tentang rute yang berubah saja dibandingkan dengan
protokol distance vector yang mengirimkan update rute yang berisi tabel routing seluruh
digabungkan.
3. Router pertama pertukaran "Hallo" pesan untuk berkenalan dengan router tetangga
dibandingkan dengan protokol distance vector yang pertukaran dan menggabungkan
tabel routing mereka dari get-go.
4. Router mempertahankan tetangga dan tabel topologi selain untuk tabel routing akan
membantu router mencari rute tetapi juga mencari bentuk topologi jaringan dari router
tetangga mereka.
Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state adalah:
•
•
Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router tetangganya,
sedangkan Link State memiliki informasi routing dari setiap node yang ada.
Untuk mendapatkan lintasan/rute yang terbaik, Distance Vector menggunakan
Algoritma Bellman-Ford sedangkan Link State menggunakan Algoritma Djikstra.
2.4. Protokol OSPF
OSPF diciptakan pada pertengahan 1980-an untuk mengatasi banyak kekurangan dan
skalabilitas masalah yang ada pada protokol RIP, Pada saat itu banyak sekali perusahaan
Universitas Sumatera Utara
besar bergantung pada protokol RIP yang belum mempuyai banyak kelebihan dibandingkan
OSPF. OSPF dikembangkan sebagai standart yang terbuka (Open Standart), OSPF sangat
populer pada perusahan dan instansi-instansi. [2]
OSPF merupakan Protokol Routing yang menggunakan Bandwith dalam penentuan rute
terbaik dan menggunakan algoritma Dijkstra sebelum tabel routing dibangun maka terlebih
dahulu dibangun sebuah pohon rute terpendek (Shortest Path Tree), kemudian diisi tabel
routing dengan rute-rute terbaik. OSPF dapat dirancang secara hierarki yang pada dasarnya
berarti bahwa dapat memisahkan jaringan yang lebih besar menjadi jaringan-jaringan yang
lebih kecil yang disebut area.
Richard Deal (2008) Menytakan beberapa keunutungan pada saat mengunakan protokol
OSPF dibandingkan protokol internal lainnya antara lain :
1. OSPF open standart berjalan pada hampir semua vendor router
2. Menggunakan algoritma SPF yang dikembangkan oleh Edsger Dijkstra
3. Melakukan konvergensi yang cepat pada saat ada perubahan pada topologi jaringan
topologi.
4. Mendukung VLSM(Variabel Length Subnet Mask) dan CIDR (Classless Interdomain
Domain Routing)
5. Melakuakan kalkulasi untuk penentuan rute terbaik dibandingkan dengan protokol RIP
2.4.1. Protokol OSPF single area
Single area network merupakan topologi model jaringan yang hanya memiliki satu area
network dan biasanya digunakan untuk area yang kecil hal ini disebabkan karena jumlah
router yang ada pada area network tersebut terbatas atau sedikit. Ketika menggunakan single
area ini maka seluruh informasi routing akan disebar/ (flooded) ke setiap router pada area
tersebut. Single area ini dapat diidentifikasi dengan angka antara 0 sampai 4,294,967,295 hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan pengenalan terhadap suatu area. Protokol OSPF yang
mengembang dua model
karakteristik atau hierarki single dan multiple area memilki
perbedaan dimana pada biasanya OSPF routing protokol multiple area yang paling sering
digunakan. Single area tidak menggunakan sistem summarization atau sistem hierarki dalam
proses peyebaran informasinya. Kemudian pada single area tidak menggunakan tipe router
seperti BR (Backbone router), ABR (Area Border Router), ASBR(Auotonomous System
Boundary Router). [11]
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 protokol OSPF single area
2.4.2. Protokol OSPF multiple area
Pada protokol OSPF multiple area menerapakan metode summarization dan membuat
metode area backbone atau Area (0) untuk proses penyebaran informasi tabel routingnya.
Semua area yang ada pada topologi multiple area harus terhubung dengan area backbone
sehingga proses untuk pemeliharaan dari topologi jaringan yang besar akan sangat mudah
bila ada masalah pada topologi jaringan yang telah dibangun, Pengklasifikasian pada protokol
OSPF ini akan sangat membantu troubleshooting pada topologi jaringan serta akan
mempermudah penanganan konfigurasi jaringan. Setiap router terhubung ke area backbone
yang disebut area 0 atau area backbone. OSPF harus memiliki sebuah area 0 dan semua
router harus terhubung ke area ini jika memungkinkan tetapi router-router yang
menghubungkan area-area lain ke backbone di dalam sebuah AS disebut Area border routers
(ABRs). Meskipun demikian paling sedikit satu interface harus berada di area 0. OSPF bekeja
di dalam sebuah autonomous system tetapi dapat juga menghubungkan banyak autonomous
system secara bersama. Router yang menghubungkan beberapa AS secara bersama disebut
ASBR.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Protokol OSPF multiple area dan jenis routernya.
OSPF menggunakan konsep area dalam menjamin agar penyebaran informasi tetap teratur
baik. Dengan adanya sistem area-area ini, OSPF membedakan lagi tipe-tipe router yang
berada di dalam jaringannya. Tipe-tipe router ini dikategorikan berdasarkan letak dan
perannya dalam jaringan OSPF yang terdiri dari lebih dari satu area. Di mana letak sebuah
router dalam jaringan OSPF juga sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Jadi dengan
demikian selain menunjukkan lokasi di mana router tersebut berada nama-nama tipe router
ini juga akan menunjukkan fungsinya. [6].
Berikut tipe router OSPF berdasarkan letaknya dan fungsinya :
1. Internal Router
Router yang digolongkan sebagai internal router adalah router-router yang berada dalam
satu area yang sama. Router-router dalam area yang sama akan mengagap router lain yang
ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal router tidak memiliki koneksi-koneksi
dengan area lain sehingga fungsinya hanya memberikan dan menerima informasi dalam area
tersebut. Tugas internal router adalah me-maintain database topologi dan routing tabel yang
akurat untuk setiap subnet yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan flooding
paket LSA informasi yang dimilikinya ini hanya kepada router lain yang dianggapnya sebagai
internal router.
Universitas Sumatera Utara
2. Backbone Router
Salah satu peraturan yang diterapkan dalam OSPF routing protokol adalah setiap area
yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai
area backbone. Area Backbone biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering
disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini
dinamai dengan istilah router backbone. Router backbone memiliki semua informasi topologi
dan routing yang ada dalam jaringan OSPF tersebut.
3. Area Border Router (ABR)
Sesuai dengan istilah yang ada di dalam namanya “Border”, router yang tergolong dalam
jenis ini adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau perbatasan yang dihubungkan
oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan OSPF. Namun karena adanya
konsep Area Backbone dalam OSPF, maka tugas ABR hanyalah melakukan penyatuan antara
Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi di dalam sebuah router ABR terdapat koneksi kedua
area berbeda satu koneksi ke area 0 dan satu lagi ke area lain. Router ABR menyimpan dan
menjaga informasi setiap area yang terkoneksi dengannya. Tugasnya juga adalah
menyebarkan informasi tersebut ke masing-masing areanya. Namun, penyebaran informasi
ini dilakukan dengan menggunakan LSA khusus yang isinya adalah summarization dari setiap
segment IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan adanya summary update ini maka
proses pertukaran informasi routing ini tidak terlalu memakan banyak resource processing
dari router dan juga tidak memakan banyak bandwidth pada saat melakukan update.
4. Autonomous System Boundary Router (ASBR)
Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak
administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan dalam dunia jaringan komunikasi data
sering disebut dengan istilah Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS routerrouter di dalamnya dapat bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya
routing protokol yang digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama pada semua
router di dalamnya. Jika menggunakan OSPF maka semuanya tentu juga menggunakan
OSPF. Namun, ada kasus-kasus di mana sebuah segmen jaringan tidak memungkinkan untuk
menggunakan OSPF sebagai routing protokolnya. Misalkan kemampuan router yang tidak
memadai atau kekurangan sumber daya manusia yang paham akan OSPF. Oleh sebab itu
untuk segmen ini digunakanlah routing protokol IGP (Interior Gateway Protokol) lain seperti
misalnya RIP maka oleh sebab itu disebut AS.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Quality of service (QoS) OSPF routing protokol
Menurut Ferguson Quality of service adalah sebuah ukuran seberapa baik kualitas koneksi
pada suatu jaringan sehingga menghasilkan pengiriman data yang baik dan data tersebut
terjamin sampai ketujuannya.(Ferguson dan Houston 1998). Aspek yang pada umumnya yang
mempengaruhi quality of service adalah hilangnya paket di tengah jalan (packet loss),
lamanya waktu yang dibutuhkan dari sumber ke tujuan (delay), dan ukuran data yang
sebenarnya dapat dikirim per satuan waktu (throughtput). [3]
2.5.1. Delay
Delay (latency) adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke
tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang
lama.
Delay = waktu penerimaan – waktu pengiriman
(2.1)
2.5.2. Throughput
Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman
data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Karena throughput memang
bisa disebut juga dengan bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat
fix sementara throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi.
Throughput =
Jumlah data yang diterima
(bps )
Waktu pengiriman data
(2.2)
2.5.3. Packet loss
Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang
menunjukkan jumlah total paket yang hilang dapat terjadi karena tabarakan (collision) dan
antrian data (congestion) pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena
retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah
bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan
memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama,
buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima.
Packet loss =
packet yang dikirim − packet yang diterima
x100%
packet yang dikirim
(2.3)
Universitas Sumatera Utara
2.6 Penelitian Terkait
Berikut merupakan beberapa kajian ilmiah yahg telah membahas tentang topologi single
dan multiple area antara lain :
1. Menurut jurnal Ferriato Gozali & Juniman. OSPF sebagai routing protokol yang domain
public tidak hanya bekerja sebagai Interior Gateway Protokol (IGP) di Autonomous (AS)
tertentu tetapi juga sebagai Extrior Gateway Protokol (EGP) yang mampu mengendalikan
rute dan paket data antara AS. Kemampuan ini dicapai dengan menerapkan beberapa
interface OSPF dengan topologi database yang terpisah dengan informasi link di setiap
Autonomous system. Dalam penelitian yang dilakukan menggunkan software Zebra untuk
mengimplementasikan protokol OSPF dan analisis serta pengukuran menggunakan basis
paket-analyzer. Hasil yang ditemukan menunjukan bahwa jumlah lebih besar dari router
dan link pada router semakin besar bandwidth yang digunakan dalam jaringan pada
jumlah area yang lebih besar dan begitu pula sebaliknya semakin kecil bandwidth yang
digunakan untuk area yang lebih kecil. [5].
2. Berdasarkan jurnal Sami Ullah. Dari departemen of computer science university fisalabab
Pakistan. Routing ibaratkan seperti jantung yang berdeyut pada internet. Routing protokol
yang terbagi dalam dua kategori IGP dan EGP. Fokusnya dalam penelitian ini untuk
mempelajari cara kerja routing protokol IGP, Beberapa protokol IGP yang umum
digunakan seperti RIP dan OSPF. IGP digunakan untuk EGP atau dalam Autonomous
System (AS) yang mana sebagai EGP digunakan untuk antara system otonom yang
berbeda. Pada penelitian ini akan menganalisis kerja IGP terutama dalam hal lalu lintas di
node dan konvergensi. Tujuan utama yang disajikan dalam penelitian ini untuk
memberikan pemahaman IGP tentang efisiensi terbaik dan untuk menyediakan garis yang
optimal saat memilih routing protokol untuk mendapatkan performa yang lebih cepat dan
konvergen. [13].
3. Carlos Cerron Sanchez melakukan penelitian terhadap multi area yang ditulis dalam
Projectnya Multi-Service OSPF network analyzing in the simulation environment
OMNET ++. Penelitian ini menguji terhadap model jaringan multi area untuk mencari
efisiensi dari menggunakan protokol OSPF. Parameter yang dihitung berupa delay,
Packet Loss, Throutput, Jiter, latency, dengan menggunakan software OMNET ++ untuk
melihat performa terbaiknya. [10]
Universitas Sumatera Utara