DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG BIRU Decap

DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG BIRU
(Decapterus macarellus Cuvier, 1833) YANG DIDARATKAN DI INSTALASI
PELABUHAN PERIKANAN (IPP) TAMBAKREJO KABUPATEN BLITAR
JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Oleh:
ANISA NUR WULAN
NIM. 135080200111052

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG BIRU
(Decapterus macarellus Cuvier, 1833) YANG DIDARATKAN DI INSTALASI
PELABUHAN PERIKANAN (IPP) TAMBAKREJO KABUPATEN BLITAR
JAWA TIMUR


ARTIKEL SKRIPSI
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan
Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh:
ANISA NUR WULAN
NIM. 135080200111052

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

Ketua Jurusan PSPK

DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG BIRU

(Decapterus macarellus Cuvier, 1833) YANG DIDARATKAN DI INSTALASI
PELABUHAN PERIKANAN (IPP) TAMBAKREJO KABUPATEN BLITAR
JAWA TIMUR
Anisa Nur Wulan1, Gatut Bintoro2, Abu Bakar Sambah2
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Ikan layang biru (Decapterus macarellus) merupakan salah satu jenis ikan pelagis yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan banyak didaratkan di Instalasi Pelabuhan Perikanan Tambakrejo Kabupaten
Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek biologi dan aspek dinamika populasi ikan
layang biru di Perairan Tambakrejo. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016 sampai dengan
Maret 2017. Metode yang digunakan adalah deskriptif random sampling. Total sampel yang digunakan
adalah 849 ekor dimana semua sampel ikan tersebut digunakan untuk menghitung nilai Lc sedangkan
428 ekor diantaranya digunakan untuk menghitung nilai Lm. Hasil menunjukkan bahwa hubungan
panjang dan berat total ikan layang biru (D. macarellus) bersifat isometrik dengan nilai b = 2,96.
Perbandingan antara nisbah kelamin jantan dan betina adalah 1,15 : 1. Tingkat kematangan gonad
(TKG) adalah 44,16% belum matang gonad dan 55,84% matang gonad. Nilai L m jantan sebesar 26,75
cm dan Lm betina sebesar 26,11 cm. Nilai Lc sebesar 27,50 cm. Ikan layang biru (D. macarellus) dapat
tumbuh hingga mencapai panjang infinitive (L∞) adalah 39,70 cm dengan laju pertumbuhan (K)

sebesar 0,51 per tahun dan nilai t0 = -0,296 tahun. Nilai mortalitas alami (M) = 1,09 per tahun,
mortalitas karena penangkapan (F) = 2,26 per tahun dan mortalitas total (Z) = 3,35 per tahun. Laju
eksploitasi = 0,67 yang menunjukkan bahwa status pemanfaatannya adalah overfishing.
Kata Kunci : Ikan Layang Biru (Decapterus macarellus), Parameter Pertumbuhan, Aspek Biologi,
Dinamika Populasi, Tambakrejo – Blitar.

1
2

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Dosen Program Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

FISH POPULATION DYNAMICS OF MACKEREL SCAD
(Decapterus macarellus Cuvier, 1833) LANDED IN FISHING PORT
INSTALLATION OF TAMBAKREJO BLITAR REGENCY EAST JAVA
Anisa Nur Wulan1, Gatut Bintoro2, Abu Bakar Sambah2
Faculty of Fisheries and Marine Sciences Brawijaya University

ABSTRACT


Mackerel scad (Decapterus macarellus) is one of pelagic fish was economically and dominant landed in
Fishing Port Installation of Tambakrejo Blitar Regency. Purpose of this research was to identify the
biological and population dynamics aspects of mackerel scad in Tambakrejo waters. The research was
conducted from November 2016 to March 2017. The research method was descriptive random
sampling. Total sample in this research was 849 fishes where all of them were used to conduct Lc
analysis while Lm analysis there were 428 fishes available. Result showed that length and weight
relationship of total mackerel scad was isometric with b value = 2.96. Sex ratio of male and female
was 1.15 : 1. Gonad maturity level was 44.16% immature and 55.84% mature. The values of Lm male
and female were 26.75 cm and 26,11 cm respectively. The value of Lc was 27,50 cm. Length infinity
(L∞) was 39.70 cm with growth rate (K) = 0.51 per year and t0 value = -0,296 year. Natural mortality
(M) = 1.09 per year, fishing mortality (F) = 2.26 per year and total mortality (Z) = 3.35 per year. The
value of exploitation rate (E) = 0.67 which indicated that fisheries resources in this area was
overfishing.
Keywords : Mackerel scad (Decapterus macarellus), Growth Parameter, Biological aspect, Population
Dynamic, Tambakrejo – Blitar.

1 Student
2

of Faculty of Fisheries and Marine Sciences Brawijaya University

Lecturers of Faculty of Fisheries and Marine Sciences Brawijaya University

PENDAHULUAN
Ikan layang biru (Decapterus macarellus)
merupakan salah satu jenis ikan pelagis yang
memiliki nilai ekonomis tinggi dan dominan
didaratkan di IPP Tambakrejo Kabupaten
Blitar. Kegiatan penangkapan ikan layang biru
pada lokasi ini menggunakan alat tangkap purse
seine. Menurut Atmadja et al., (2003)
penangkapan
ikan
layang
dengan
menggunakan armada purse seine dilakukan
tanpa mengikuti kaidah-kaidah pengelolaan
sumberdaya perikanan sehingga penangkapan
terhadap ikan berukuran kecil dan muda
cenderung terus dilakukan.
Banyaknya permintaan

masyarakat
terhadap ikan layang biru (D. macarellus) dapat
menjadi permasalahan apabila kegiatan
eksploitasi pada ikan tersebut tidak dikontrol
secara baik. Menurut Widodo dan Suadi
(2006),
semakin
meningkat
tuntutan
pemenuhan sumberdaya ikan maka tekanan
eksploitasi sumberdaya ikan juga semakin
meningkat. Pemanfaatan secara berlebih
dikhawatirkan
dapat
menyebabkan
kehancuran pada usaha perikanan jika tidak
dikelola secara baik dan bijaksana.
Kajian mengenai dinamika populasi ikan
layang biru (D. macarellus) diperlukan untuk
mengetahui aspek biologi ikan, aspek

dinamika populasi ikan, serta pendugaan
status pemanfaatan ikan tersebut yang
diharapkan
dapat
dijadikan
acuan
pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan yang berkelanjutan dan sebagai
upaya dalam pengawasan stok ikan layang biru
(D. macarellus) pada perairan Tambakrejo
Kabupaten Blitar.
Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi aspek biologi
ikan layang biru (D. macarellus) meliputi
hubungan panjang, berat dan lingkar tubuh
ikan, nisbah kelamin, tingkat kematangan
gonad (TKG), panjang ikan pertama kali
matang gonad (Lm) dan panjang ikan pertama
kali tertangkap (Lc), serta untuk mengetahui
aspek dinamika populasi ikan layang biru (D.

macarellus) meliputi parameter pertumbuhan,
rekruitmen dan mortalitas sehingga dapat
ditentukan laju eksploitasi beserta status
pemanfaatannya.
METODE DAN MATERI
Penelitian ini dilakukan pada bulan
November 2016 sampai dengan Maret 2017 di
Instalasi
Pelabuhan
Perikanan
(IPP)
Tambakrejo Kabupaten Blitar. Metode yang
digunakan adalah deskriptif random sampling.
Pengambilan data dilakukan sebanyak 7 kali
pengulangan selama 5 bulan, dimana dalam 1

bulan dilakukan 2 kali pengambilan data yaitu
pada awal bulan dan akhir bulan. Sampel ikan
yang digunakan dalam satu kali pengambilan
data yaitu ±120 ikan layang biru (D. Macarellus)

yang diambil secara acak, dimana 60 ikan
diantaranya dibedah untuk keperluan analisis
biologi. Jumlah total sampel ikan adalah 849
ekor dan 428 ekor diantaranya merupakan
sampel yang dibedah.
Identifikasi terhadap ikan layang biru (D.
Macarellus) dilakukan dengan cara identifikasi
morfologi dan morfometri yang mengacu
pada buku Carpenter dan Niem, FAO, dan
Fishbase. Data biologi ikan yang diambil
meliputi data panjang ikan, lingkar tubuh ikan,
berat tubuh ikan, berat gonad dan tingkat
kematangan gonad. Analisis dilakukan dengan
menggunakan program Microsoft Excel dan
FISAT II. Program Microsoft Excel digunakan
untuk menganalisis hubungan panjang dan
berat, panjang dan lingkar tubuh ikan, nisbah
kelamin, TKG, IKG, Lm dan Lc. Sedangkan
program FISAT II digunakan untuk
menganalisis parameter pertumbuhan, pola

rekruitmen, mortalitas, laju eksploitasi, yield per
recruitment dan biomass per recruitment.
Analisis Aspek Biologi
Hubungan Panjang dan Berat
Untuk menganalisis hubungan panjang
berat panjang ikan mengacu pada (Pauly,
1984) dengan formula :
W = a . Lb
Persamaan diatas dapat diubah kedalam
persamaan linier yaitu:
ln W = ln a + b ln L
Keterangan : W
L
ln a
b

= Berat tubuh ikan (gram)
= Panjang tubuh ikan (cm)
= Intersep
= Slope


Menurut
Effendie
(2002),
pola
pertumbuhan dapat diketahui dari nilai b
dimana jika nilai :
- b = 3 : Isometrik, pertambahan panjangnya
sama dengan pertambahan berat.
- b ≠ 3 : Allometrik. Jika b > 3 alometrik
positif, dan jika b < 3 allometrik negatif.
Uji t dilakukan pada nilai b untuk
mengetahui sifat pertumbuhan suatu ikan
dirumuskan sebagai berikut (Sokal dan Rohlf,
1987):
ts = b – 3
Sb

Keterangan: ts = Hasil t hitung
b = Slope
Sb = Standart error slope (b)
Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh
Hubungan panjang dan lingkar tubuh
ikan dirumuskan dengan (Santos et al., 2006) :

= Lingkar tubuh ikan
= Intersep
= Slope
= Panjang tubuh ikan

Nisbah Kelamin
Menurut Ambarwati (2008), untuk
menghitung nisbah kelamin suatu populasi
dapat menggunakan rumus :
X = J
B
Keterangan: X
J
B

= Nisbah Kelamin
= Jumlah ikan jantan (ekor)
= Jumlah ikan betina (ekor)

Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Analisis tingkat kematangan gonad
(TKG) dilakukan dengan mengamati secara
visual pada gonad sampel ikan layang biru. Hal
yang perlu diamati adalah bentuk gonad, besar
kecilnya gonad, tekstur gonad dan warna
gonad.
Penentuan
TKG
dilakukan
berdasarkan dengan buku Effendie (1997).
Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Indeks kematangan gonad dapat
dianalisis dengan menggunakan rumus yang
diuraikan oleh Effendie (1979) yaitu:
IKG = Bg x 100%
Bt
Keterangan: IKG =Indeks kematangan gonad
Bg = Berat gonad
Bt = Berat tubuh
Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad
(Lm)
Pendugaan panjang ikan pertama kali
matang gonad atau Lm (Length maturity)
dirumuskan sebagai berikut:
Q =

1
e
a
L
L50

G = a + b.L
Keterangan: G
a
b
L

Keterangan: Q

1
1 + e-a(L-L50)

= Fraksi dari kelas panjang
yang matang gonad
= Nilai maksimal yang
menunjukkan 100% matang
= 2,718
= Konstanta
= Interval kelas panjang
(cm)
= panjang ikan pada saat
50% matang gonad

Panjang Ikan Pertama Kali Tertangkap
(Lc)
Untuk menduga rata-rata standart
deviasi dari panjang ikan dari setiap sample
menggunakan persamaan linier yaitu:
∆ ln fc (z) = a – b x L + dl
2
Keterangan : ∆ ln fc (z)
a dan b

= selisih antara
dua kelas panjang
dalam ln
= konstanta

Analisis Aspek Dinamika Populasi
Parameter Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diestimasi dengan
menggunakan rumus pertumbuhan Von
Bertalanffy (Sparre dan Venema, 1998) yaitu:
Lt = L∞ [1 – e-k(t-t0)]
Keterangan: Lt

= Panjang ikan pada waktu
berumur t
L∞ = Panjang yang mampu
dicapai oleh ikan jika tidak
mengalami mortalitas alami
atau
mortalitas
penangkapan
k = Konstanta pertumbuhan
panjang
t
= Umur ikan
t0 = Umur teoritis ikan pada
saat panjang sama dengan
nol (tahun)

Pendugaan Kelompok Umur
Pendugaan kelompok umur dilakukan
dengan analisis frekuensi panjang yang diolah
dengan menggunakan metode Bhattacharya
pada program FISAT II. Metode ini
merupakan pemisahan jumlah distribusi
normal dari seluruh panjang total dimana
masing-masing akan mewakili suatu kohort.

Keterangan: M = Mortalitas alami
L∞ = Panjang asimtotik pada
persamaan pertumbuhan
Von Bertalanffy
K = Koefisien pertumbuhan
pada
persamaan
pertumbuhan
Von
Bertalanffy
T =
Rata-rata
suhu
permukaan air (0C)
Sedangkan laju mortalitas penangkapan (F)
dirumuskan sebagai berikut:
F=Z-M
Laju eksploitasi (E) ditentukan dengan
membandingkan laju mortalitas penangkapan
(F) dengan laju mortalitas total (Z) (Pauly,
1984) :
E =
Jika :

F
F+M

=F
Z

E > 0,5 : Over Fishing
E = 0,5 : Maximum Sustainable Yield
E < 0,5 : Under Fishing

Rekruitment
Pola rekruitmen dianalisis dengan
menggunakan progran FISAT II. Data yang
dimasukkan adalah sebaran frekuensi panjang
dan parameter pertumbuhan yang diperoleh
berdasarkan perhitungan dengan model von
Bertalanffy meliputi nilai K, L∞ dan t0.
Analisis Yield per Recruitment (Y/R) dan
Biomass per Recruitment (B/R)
Analisis Y/R dan B/R dilakukan dengan
menggunakan program FISAT II menu Knifeedge. Parameter yang dimasukkan meliputi
M/K, Lc/L∞ dan E.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Ikan Layang Biru
Ikan layang biru (D. macarellus) yang
didaratkan di IPP Tambakrejo Kabupaten
Blitar memiliki ukuran panjang rata-rata
berkisar antara 26-28 cm. Warna tubuh bagian
atas berwarna hijau tua kebiruan, sedangkan
pada tubuh bagian bawah berwarna abu-abu

Gambar 1. Ikan Layang Biru (Decapterus
macarellus)
Pada
Lokasi
Penelitian
Hubungan Panjang dan Berat
Hasil hubungan panjang dan berat 848
sampel ikan layang biru (D. macarellus) adalah
W = 0,011.L2,9623. Hasil uji t didapatkan nilai
thitung < ttabel. Berdasarkan nilai b dan hasil uji t
yang dilakukan terhadap nilai b menunjukkan
bahwa pola pertumbuhan ikan layang biru (D.
macarellus) pada lokasi ini bersifat isometrik.
Berat (gram)

Log (M) = -0,0066 – 0,279 log (L∞) + 0,6543
log (K) + 0,4634 log (T)

dan pada bagian ekor berwarna kekuningan.
Ukuran panjang terkecil ikan layang biru (D.
macarellus) selama penelitian adalah 18 cm,
dengan lingkar tubuh 7,7 cm dan berat 51
gram, sedangkan ukuran terbesar ikan layang
biru selama penelitian memiliki panjang 37
cm, lingkar tubuh 19,2 cm dan berat 550
gram.

700
600
500
400
300
200
100
0

2.9623

W = 0.011*L

15

20

25

R² = 0.9178

30

35

40

Panjang (cm)

Gambar 2. Hubungan Panjang dan Berat Ikan
Layang Biru (D. macarellus)
Hubungan Panjang dan Lingkar Tubuh
Hubungan panjang dan lingkar tubuh
ikan layang biru (D. macarellus) adalah G = 0.9669 + 0.5099 L dengan nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,88.
Lingkar Tubuh (cm)

Mortalitas dan Laju Eksploitasi
Laju mortalitas alami (M) dapat diduga
dengan menggunakan rumus empiris Pauly
(1984) yaitu sebagai berikut:

25

G = -0.9669 + 0.5099 L

20
15
10

R² = 0.8826

5
0
15

20

25

30

35

40

Panjang (cm)

Gambar 3. Grafik Hubungan Panjang dan
Lingkar Tubuh Ikan Layang Biru
(D. macarellus)

Nisbah Kelamin
Hasil penelitian 428 sampel ikan layang
biru (D. macarellus) yang dibedah, diketahui
ikan jantan berjumlah 229 ekor, sedangkan
ikan betina berjumlah 199 ekor.

46,50%

53,50%

Jantan
Betina

Gambar 4. Proporsi Total Nisbah Kelamin
Ikan Layang Biru (D. macarellus)

(D. macarellus) di Perairan Tambakrejo
dapat melakukan pemijahan lebih dari
satu kali setiap tahunnya karena memiliki
rata-rata nilai IKG kurang dari 20%. Hal
ini juga didukung dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Unus dan Sharifuddin
(2010) dimana adanya kelompok telur
yang belum matang gonad pada D.
macarellus
menunjukkan
bahwa
pemijahannya bersifat parsial.
Panjang Ikan Pertama Kali Matang Gonad
(Lm)
Hasil perhitungan data penelitian
menggunakan
analisis
regresi
linier,
didapatkan nilai Lm betina sebesar 26,11 cm
dan Lm jantan sebesar 26,74 cm.

Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
total ikan layang biru (D. macarellus) yang
matang gonad (TKG III dan IV) lebih besar
daripada ikan yang belum matang gonad
(TKG I dan II) dengan perbandingan 1,26 : 1.

Ln persentase
kematangan gonad

2
y = 0.7476x - 19.994
R² = 0.8735

1
0
24

25

26

-2

Mature
44,16%

27

28

29

30

-1
L (cm)

Gambar 6. Grafik Lm Ikan Layang Biru (D.
macarellus) Jantan

55,84%

5.

Proporsi Total Tingkat
Kematangan Gonad Ikan
Layang Biru (D. macarellus)

Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Rata-rata IKG pada pengambilan
sampel pertama adalah 1,384%, pada
pengambilan sampel kedua adalah
1,625%, pada pengambilan sampel ketiga
adalah 2,349%, pada pengambilan sampel
keempat
adalah
1,805%,
pada
pengambilan sampel kelima adalah
1,696%, pada pengambilan sampel
keenam adalah 1,674% dan pada
pengambilan sampel ketujuh adalah
1,781%. Semakin tinggi nilai IKG maka
semakin meningkat tingkat kematangan
gonad suatu ikan. Menurut Yustina et al.
(2002) ikan yang memiliki IKG kurang
dari 20% merupakan kelompok ikan yang
mampu memijah lebih dari satu kali setiap
tahunnya. Berdasarkan pernyataan diatas
dapat disimpulkan bahwa ikan layang biru

4

y = 1.9202x - 50.135
R² = 0.9701

2
0
24

26

28

30

-2
-4

L (cm)

Gambar 7. Grafik Lm Ikan Layang Biru (D.
macarellus) Betina
Panjang Ikan Pertama Kali Tertangkap
(Lc)
Hasil perhitungan data frekuensi
panjang ikan layang biru (D. macarellus)
menggunakan analisis regresi, didapatkan nilai
Lc sebesar 26,86 cm.
3
2
∆Ln F

Gambar

Ln persentase
kematangan gonad

Immature

1
0
0

10

20

30

40

-1
-2
L (cm)

Gambar 8. Grafik Lc Total Ikan Layang Biru
(D. macarellus)

Aspek Dinamika Populasi
Parameter Pertumbuhan
Analisis
parameter
pertumbuhan
dilakukan dengan menggunakan program
FISAT II. Nilai Rn terbesar didapatkan pada
data pengambilan sampel ketiga dan keempat
yang memiliki nilai sama yaitu Rn = 0,161.
Hasil dugaan parameter pertumbuhan dengan
menggunakan menu ELEFAN 1 didapatkan
nilai L∞ = 39,70 cm dan nilai K = 0.51 per
tahun.
Setelah didapatkan nilai K dan L∞ maka
nilai t0 dapat diduga dengan menggunaan
rumus Pauly (1984) yaitu log (-t0) = -0,3922 –
0.2752 log L∞ – 1,038 log K dan didapatkan
hasil nilai t0 = -0,29604. Persamaan
pertumbuhan panjang Von Bertalanffy untuk
ikan layang biru (D. macarellus) adalah
Lt = 39,70 (1 – e -0,51(t + 0.29604)).

Panjang (cm)

50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
-2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.0010.0012.0014.0016.0018.00
Umur t (tahun)

Gambar 9. Kurva Pertumbuhan Panjang Von
Bertalanffy Ikan Layang Biru
(D. macarellus)
Pola Rekruitmen
Hasil
analisis
pola
rekruitmen
menggunakan program FISAT II, didapatkan
pola rekruitmen panjang ikan layang biru (D.
macarellus) sebagai berikut.

rata-rata perairan Tambakrejo selama 5 bulan
penelitian adalah 29,60C.

Gambar 11. Kurva Penangkapan Ikan Layang
Biru (D. macarellus) di IPP
Tambakrejo
Analisis Yield per Recruitment (Y/R) dan

Biomass per Recruitment (BR)
Analisis yield per recruitment (Y/R) dan
biomass per recruitment (B/R) dilakukan
menggunakan program FISAT II, yaitu
menggunakan menu Knife-edge. Parameter yang
dimasukkan meliputi nilai M/K= 2,133,
Lc/L∞= 0,693 dan E=.0,67. Hasil nilai Y/R
= 0,028 yang berarti bahwa jumlah ikan layang
biru (D. macarellus) yang masuk ke perairan dan
berhasil ditangkap oleh nelayan adalah sebesar
2,8%. Sedangkan nilai B/R yang didapatkan
adalah 0,206 yang berarti sisa biomassa ikan
yang masuk ke dalam perairan sebesar 20,6%.
Pada grafik Y/R titik perpotongan berada
pada warna oranye yang menunjukkan tingkat
pemanfaatan adalah overfishing. Pada grafik
B/R titik perpotongan berada pada warna biru
muda yang berarti semakin sedikit biomassa
yang tersisa didalam perairan.

(a)

Gambar 10. Pola rekruitmen Ikan Layang Biru
(D. macarellus)
Mortalitas
Hasil analisis mortalitas ikan layang biru
(D. macarellus) menggunakan program FISAT
II dihasilkan nilai mortalitas total (Z) = 3,35,
mortalitas alami (M) = 1,09, dan mortalitas
akibat penangkapan (F) = 2,28. Nilai suhu

(b)
Gambar 12. Grafik Isobar Nilai Y/R (a) dan
B/R (b) Ikan Layang Biru (D.
macarellus)

(L max) 39,30 cm dan umur t max 8,734
tahun. Didapatkan nilai Y/R sebesar 0,028
per tahun dan nilai B/R sebesar 0,206 per
tahun. Mortalitas total (Z) = 3.35 per tahun,
mortalitas penangkapan (F) = 2,26 pertahun
dan mortalitas alami (M) = 1,09 per tahun.
Laju eksploitasi (E) = 0,67 per tahun yang
menunjukkan bahwa status pemanfaatan
ikan layang biru (D. macarellus) di Perairan
Tambakrejo adalah overfishing.
Gambar 13. Grafik Nilai Y/R dan B/R Ikan
Layang Biru (D. macarellus)
Laju Eksploitasi dan Status Pemanfaatan
Nilai Laju eksploitasi dihitung dengan
menggunakan rumus E = F/Z (Sparre &
Venema, 1999) dan pada penelitian ini
didapatkan nilai E sebesar 0,67 yang berarti
nilai E>0,5 maka status perikanan layang biru
(D. macarellus) pada perairan Tambakrejo
Kabupaten Blitar adalah overfishing. Namun
dilihat dari segi biologis pemanfaatan
sumberdaya ikan layang biru (D. macarellus)
pada lokasi ini selama penelitian berlangsung
masih baik karena nilai Lc > Lm yang berarti
rata-rata ikan yang tertangkap sudah matang
gonad. Hal ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Prihartiningsih et al. (2013)
dimana hasil nilai Lc > Lm dan tingkat
eksploitasi (E) sebesar 0,33 yang berarti status
pemanfaatannya adalah underfishing. Perbedaan
keterkaitan antara laju eksploitasi (E) dengan
nilai Lc dan Lm tersebut diduga karena
ketidakpastian dalam perikanan yang berasal
dari faktor biologis seperti kondisi alam yang
tidak stabil dan sering berubah-ubah secara
cepat dari waktu ke waktu, sehingga waktu
penelitian dan jangka waktu penelitian sangat
berpengaruh terhadap hasil analisis aspek
biologi suatu populasi ikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hubungan panjang dan berat total ikan
layang biru (D. macarellus) di Perairan
Tambakrejo adalah isometik. Perbandingan
nisbah kelamin antara ikan jantan dan ikan
betina adalah 1,15 : 1. Proporsi Tingkat
kematangan adalah 44,16% belum matang
gonad dan 55,84% sudah matang gonad.
Nilai Lm ikan jantan adalah 26,74 cm dan Lm
betina adalah 26,11 cm. Nilai Lc total adalah
26,86 cm dimana pada penelitian ini
didapatkan nilai Lc yang lebih besar
daripada Lm.
2. Parameter pertumbuhan didapatkan L∞ =
39,70 cm, K = 0,51 per tahun, umur t0 = 0,29604 tahun, dengan panjang maksimum

Saran
1. Pembatasan jumlah upaya penangkapan
sangat
disarankan
untuk
menjaga
keberlanjutan sumberdaya ikan layang biru
(D. macarellus) pada lokasi ini.
2. Sebaiknya pendataan terhadap hasil
tangkapan ikan layang lebih diperhatikan
baik penulisan spesies maupun hasil
produksi.
3. Penelitian ini hanya dilakukan selama 5
bulan, sedangkan untuk mendapatkan data
parameter pertumbuhan yang lebih akurat
diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
waktu yang lebih lama (kurang lebih satu
tahun) dan dengan sampel ikan yang lebih
banyak.
4. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut
tentang dinamika populasi ikan spesies lain
pada lokasi ini agar sumberdaya perikanan
dapat dikelola secara baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, D. V. S. 2008. Studi Biologi
Reproduksi Ikan Layur (Superfamili
Trichiuroidea) Di Perairan Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
[Skripsi].
Departemen
Manajemen
Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Atmadja, S.B., D. Nugroho, Suwarso, T.
Hariati, dan Mahisworo. 2003. Pengkajian
Stok Ikan di WPP Laut Jawa. Prosiding
Forum Pengkajian Stok Ikan Laut 2003.
Pusat Riset Perikanan Tangkap. Badan
Riset
Kelautan
dan
Perikanan.
Departemen Kelautan dan Perikanan.
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
163 hal.
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusatama.
Pauly D. 1984. Fish population dynamics in tropical
waters : a manual for use with programmable

calculators. ICLARM. Manila. Filipina. 325
pages.
Prihartiningsih., B. Sadhotomo, dan M.
Taufik. 2013. Dinamika Populasi Ikan
Swanggi (priacanthus tyaneus) di Perairan
Tangerang Banten. Balai Penelitian
Perikanan Laut. Jakarta.
Santos, M.N.A., Canas, P.G.L., Monterio,
C.C. (2006). Length-girth relationships for 30
marine species. Fish. Res., 78, 368-373.
Sokal, R.R., Rohlf , F.J. (1987). Introduction to
biostatistics, 2nd edn. Freeman Publication,
New York. pp. 363.
Sparre, P. dan S. C. Venema. 1998. Introduksi
Pengkajian Stok Ikan Tropis. Terjemahan
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perikanan.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian, FAO, Jakarta
1999.
Unus, Fahriny dan Sharifuddin. 2010. Analisis
Fekunditas dan Diameter Telur Ikan
Malalugis Biru (Decapterus macarellus
Cuvier, 1833) di Perairan Kabupaten
Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi
Tengah. Torani. Banggai.
Widodo, J dan Suadi. 2006. Pengelolaan
Sumber Daya Perikanan Laut. Gadjah
Mada Universitas Press. Yogyakarta. 252
hlm.
Yustina, Arnentis dan Darmawan. 2002. Daya
Tetas dan Laju Pertumbuhan Larva Ikan
Hias Betta splendens di Habitat Buatan.
Jurnal Natur Indonesia 5 (2).